PROYEK AKHIR
DISUSUN OLEH :
ARYANTI PODDALAH
201771052
Disusun Oleh :
Aryanti Poddalah
NIM : 2017-71-052
Mengetahui, Disetujui
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Digitally signed by Suwarno, Ir,
MT
Digitally signed by DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
O=Institut Teknologi PLN,
Retno Aita Diantari, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
S_T_, M_T Reason: I have reviewed this
document
Date: 2020-07-22 15: Location:
06:32 Date: 2020-07-21 09:43:20
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
NIM : 2017-71-052
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program Diploma III
Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institut Teknologi –
PLN pada tanggal 06 Agustus 2020
3. Ibnu Hajar, IR., M.SC Anggota Sidang Reason: I am approving this document
Location: Jakarta
Date: 2020-08-12 21:35:14
Foxit Reader Version: 9.7.1
Mengetahui,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik di lingkungan
IT-PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang Iain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pemyataan . ini dibuat dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika
temyata pemyataan ini tidak benar.
Jakarta,20 Ju ” 2020
F2AMF4811'90598
ARYANTI PODDALAH
NIM : 2017-71-052
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
Bapak Suwarno, IR., MT. selaku Dosen Pembimbing I
Bapak Muhammad Imbarothur Mowaviq selaku Dosen Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga Proyek
Akhir ini dapat diselesaikan.
ARYANTI PODDALAH
NIM : 2017-71-052
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal: 20 Juli 2020
Yang Menyatakan,
(Aryanti Poddalah)
v
PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 KV DALAM RANGKA
PEMELIHARAAN DI GAS INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN
ABSTRAK
vi
TESTING 150 KV POWER BREAKER IN MAINTENANCE AT GAS
INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 13
3.1 Perancangan Penelitian .......................................................................... 13
3.2 Teknik Analisis ........................................................................................ 14
3.3 Pemeliharaan Gas SF6 .......................................................................... 14
3.4 Langkah-langkah Pengujian ................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22
4.1 Pengujian Pemutus Tenaga (PMT)......................................................... 22
4.1.1 In Service/Visual Inspection .......................................................... 22
4.1.2 Pengukuran Keserempakan .......................................................... 23
4.1.3 Pengukuran Tahanan Kontak ........................................................ 24
4.1.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan ................................................ 25
4.1.5 Pengukuran Tahanan Isolasi ......................................................... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27
5.2 Saran ...................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan konsumsi bakal tenaga listrik di Indonesia terus
bertambah karena pertumbuhan bermacam area kehidupan terus menjadi
pesat. Dengan melaksanakan kenaikan fasilitas infrastruktur dari segi
kuantitas dan mutu maka perlu dilakukan satu usaha supaya dalam
membagikan pelayanan pada warga terus menjadi bertambah.
Pemutus Tenaga (PMT) ialah komponen saklar atau bisa juga disebut
switching mekanis, yang dapat menutup ataupun membuka serta
membatalkan sirkulasi muatan pada ketentuan yang wajar sesuai peringkat
dan membuka, memutus arus beban dalam keadaan abnormal ataupun
kendala sesuai dengan peringkatnya (IEEE C37. 100: 1992). Apabila
Pemutus Tenaga tidak bekerja disaat diperlukan untuk bekerja karena
adanya gangguan, sehingga bakal berakibat terhadap rusaknya peralatan
yang lain. Pemeliharaan Pemutus Tenaga dilakukan dengan melaksanakan
pengujian tahanan pentanahan, tahanan kontak, serta keserempakan
kontak PMT. Pengujian – pengujian yang dilakukan dalam pemeliharaan ini
bertujuan untuk menilai kondisi PMT sehingga menghindari terjadinya
kerusakan dalam peralatan dan dapat menghindari pemadaman yang tidak
direncanakan atau penyaluran energi listrik keandalanya dapat ditingkatkan
dengan menghindari pemadaman dari kerusakan peralatan. Uji tahanan
pentanahan diperlukan agar dapat melihat poin tahanan terminal pada
tanah, apabila nilainya sedikit maka itu pertanda bagus. Penilaian beban
penahanan PMT ialah agar melihat berapa besar kebocoran gelombang
(leakage current) yang terdapat diantara kapasitas voltase pada tanah.
Karena adanya pengujian kapasitas isolasi kemungkinan nilai kapasitas
isolasi masih didalam ambang poin normal, agar tidak ada hubungan arus
terhadap terminal fasa lain yang penyebabnya poin kapasitas isolasi yang
rendah. Percobaan kapasitas koneksi dilakukan buat mengenali kesalahan
teknis yang diakibatkan terdapatnya titik-titik lanjutan. Nilai kapasitas
1
koneksi diharap sekurang mungkin supaya energi sia-sia yang disebabkan
oleh kapasitas koneksi bisa dikurangi. Percobaan keserempakan PMT
bertujuan melihat tempo kerja Pemutus Tenaga yang mandiri dan melihat
keserentakan Pemutus Tenaga pada saat memblokir atau pun melucuti.
GIS Senayan 150 KV terdiri dari 8 (delapan) bay. Setiap bay terdiri dari
berbagai komponen peralatan gardu induk seperti Wave trap,
Disconnecting Earthing Switch, DS Line, Current Transformer, Circuit
Breaker, DS BUS. Untuk menghubungkan kedua BUS tersambung
dipasanglah BUS kopel untuk menggandeng BUS 1 dan BUS Pengkajian
ini dilakukan agar menyimpulkan seperti apa kelayakan PMT bay PLTMG
GIS Senayan seusai menganalisa perawatan dua tahunan. Melalui ini
menjadi referensi menyimpulkan tiga kontrol perawatan secara menerus
pada kesanggupan PMT dengan mempertimbangkan kesimpulan
percobaan tahun kemarin. Pengambilan data dilakukan di GIS Senayan ini
agar menyimpulkan kesanggupan dan kesesuaian Pemutus Tenaga bay
PLTMG GIS Senayan sesudah perawatan dua tahunan. Melalui ini bisa
melihat dampak perawatan yang rutin pada kesanggupan Pemutus Tenaga
juga mempertimbangkan kinerja percobaan tahun yang lalu.
2
3. Metode pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) yang dilakukan
secara teratur dan tidak mangulas mengenai sistem proteksinya.
1.2.3 Rumusan Masalah
Dalam menentukan rumusan masalah yang terdapat pada tugas
akhir ini yang akan dibahas, yaitu :
1. Apa saja percobaan yang dilakukan pada Pemutus Tenaga (PMT)
Bay PLTMG di GIS Senayan?
2. Berapa lama batas waktu yang didapat pada saat posisi open
maupun close selama pengujian keserempakan?
3. Apakah kondisi tahanan kontak dalam kondisi baik atau perlu
dilakukan tindakan perbaikan setelah dilakukan perhitungan?
3
BAB IV membahas mengenai hasil dan pembahasan penelitian. BAB V
membahas mengenai kesimpulan dan saran yang ada pada tugas akhir.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pendukung
2.1.1 Single Line Diagram GIS Senayan 150 KV
Menggunakan sistem double busbar yang fungsinya untuk backup
dan keandalan dari sistem tenaga listrik. Sehingga apabila terjadi
pemelihaaran gardu induk tidak mengganggu sistem. GIS SENAYAN
150 kV terdiri dari 8 (delapan) bay. Setiap bay terdiri dari berbagai
komponen peralatan gardu induk seperti Wave trap, Disconnecting
Earthing Switch, DS Line, Current Transformer, Circuit Breaker, DS BUS.
Untuk menghubungkan kedua BUS tersambung dipasanglah BUS kopel
untuk menggandeng BUS 1 dan BUS 2. Single Line diagram GIS
SENAYAN 150 KV ini ditunjukkan pada gambar 2.1
6
yang khusus) juga menutup aliran kapasitas saat tertentu keadaan
hambatan sama seperti peringkatnya.
Guna pentingnya merupakan bagaikan perlengkapan pembaharu
ataupun akhir sesuatu untaian listrik saat keadaan berbeban, dan
sanggup mengeluarkan ataupun memblok dikala terjalin aliran kendala di
saluran ataupun perlengkapan berbeda.
Suatu Pemutus Tenaga memiliki ketentuan, yaitu:
1. Dapat mengalirkan gelombang penuh sistem tanpa putus yang sama
dengan daya tampung nominal.
2. Sanggup memutus dan menutup jaringan saat adanya beban
ataupun hubung singkat tanpa menyebabkan rusaknya PMT.
3. Dapat memutus aliran penyambung pendek dengan kekencangan
jenjang supaya aliran penyambung pendek tidak mengganggu
perlengkapan tatanan ataupun menjadikan tatanan tidak stabil serta
mengacaukan PMT.
2.1.3 Klasifikasi PMT
Pembagian PMT bisa terbagi atas beberapa jenis, diantaranya yaitu
kapasitas simbolis, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan
pemadaman busur api jenis gas SF6.
Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini,
antara lain:
1. Busbar Tunggal atau Single busbar, semua perlengkapan
peralatan listrik dihubungkan hanya pada busbar tunggal
sehingga busbar tunggal merupakan gardu induk akhir dari
suatu transmisi.
2. Busbar Ganda atau double busbar, adalah gardu induk yang
mempunyai dua busbar . Pada saat melakukan perubahan
sistem ini sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban,
sehingga hampir semua gardu induk menggunakannya.
3. Busbar satu setengah atau one half busbar, dalam segi
operasional gardu induk ini sangat efektif , dimana pada saat
melakukan perubahan sistem dapat mengurangi pemadaman
7
beban karena mempunyai dua busbar juga sama seperti pada
busbar ganda, tapi hanya dapat dipakai pada Gardu induk
Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar.
2.1.3.1 Berdasarkan Besar/Kelas Tegangan (Um)
PMT dapat dibedakan menjadi :
a) PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 KV (SPLN 1.1995 – 3.3)
b) PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 KV (SPLN 1.1995 – 3.4)
c) PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 KV (SPLN 1.1995 – 3.5)
d) PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 KVAC (SPLN 1.1995
– 3.6
8
Gambar 2.3 PMT Single Pole
9
2.1.4 Gas Insulated Switchgear
GIS di konstruksi dengan sistem selungkup logam serta terdiri atas
bagian- bagian penghantar yang ditanahkan serta disangga oleh isolator
epoxy- resin dimana penghantar serta isolator ini ditepatkan didalam
selungkup logam yang diisi gas SF6. GIS memakai gas SF6 yang
berperan bagaikan media isolasi serta pemadam busur api pada tekanan
2 (dua) atau 3 (tiga) atm.
GIS ialah pembagian gardu induk memakai isolasi gas. Bersumber
pada posisi peletakannya, GIS ditempatkan pada pemukiman padat
seperti kota sebab cakupan daerah dipakai lebih sedikit dibanding serta
yang umum dimana GIS bisa diletakkan di dalam ruangan( indoor) serta
di luar ruangan( outdoor).
Karena permasalahan keterbatasan tersedianya lahan dan
mahalnya harga tanah paling utama di kota- kota besar, sehingga dikala
ini GIS makin banyak dipilih serta digunakan sebab GIS sanggup
menanggulangi sebagian permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh AIS(
Air Insulated Substation), Dapat dilihat bahwa faktor yang dominan
dalam pengaruhi pertumbuhan GIS ini yaitu :
1. Peningkatan harga tanah yang mahal serta luas tanah yang sangat
kecil dan permintaan akan daya listrik terus menjadi besar lebih- lebih
di tengah perkotaan yang sangat padat..
2. Akibat yang ditimbulkan gardu konvensional terhadap lingkunan
sehingga meningkatnya keluhan warga.
3. Karena wilayah yang padat cenderung berpolusi besar hingga bisa
muncul permasalahan kontaminasi terhadap isolator serta
perlengkapan yang dipasang.
2.1.5 Jenis Pemutus Tenaga (PMT) SF6
PMT SF6 terbagi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
PMT gas SF6 bertekanan berkisar 5 Kg/cm 2, sepanjang terdapatnya
proses pelepasan kontak- kontak, gas SF6 ditekan pada sesuatu
tabung yang melekat pada kontak bergerak berikutnya dikala terjalin
10
pemutusan, gas SF6 ditekan lewat nozzle yang memunculkan
tenaga hembusan serta hembusan ini yang padamkan busur api.
11
Tabel 2.1 Komponen dan Kegunaan
No Sub Sistem Kegunaan
1. Primary Sanggup menghubungkan/memutus arus
beban dikala keadaan wajar/tidak wajar
serta dapat mensupply energy listrik dan
nilai losses yang rendah.
2. Dielectric Sebagai pemadaman busur api yang
sempurna disaat moving contact bekerja
serta isolasi perlengkapan.
3. Driving Mechanism Menaruh energy agar bisa menggerakan
koneksi arus PMT saat khusus yang cocok
dengan syarat khususnya.
4. Secondary Mengantarkan gejala control agar
menyalakan sistem mekanis disaat waktu
yang tepat.
2.1.7 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)
Pemeliharaan ialah panduan dalam melaksanakan pengecekan,
pemeliharaan perlengkapan dalam keadaaan bertegangan( online) serta
tidak bertegangan( offline) yang dicoba pada periode harian, mingguan,
bulanan, tahunan, 2 tahunan, 5 tahunan serta kondisional.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Melakukan pengujian tahanan kontak, tahanan
isolasi,pengujian keserempakan,dan tahanan
pentanahan
Pengumpulan Data
Ya
Analisa Hasil
Selesai
13
3.2 Teknik Analisis
Sesudah melakukan studi literatur dan telah memperoleh informasi
yang diperlukan untuk kemudian data-data tersebut masuk ke tahap
pengolahan informasi. Pengolahan informasi dilakukan dengan
menganalisis data- data yang didapatkan sehabis melaksanakan pengujian
Tahap berikutnya yakni merumuskan kesimpulan dari penelitian yang
menjadi jawaban dari rumusan permasalahan yang ada pada Bab I.
1) Studi literatur
yaitu melakukan studi literatur untuk mencari referensi-referensi
materi penelitian, mengumpulkan jurnal atau pun buku yang sesuai
dengan penelitian sebagai acuan untuk melakukan analisa dalam
penelitian ini.
2) Observasi Lapangan
Yaitu melaksanakan pengujian PMT dengan melaksanakan
pengujian tahanan kontak, pengujian tahanan isolasi, pentanahan,
dan pengujian keserempakan
3) Pengumpulan Data
yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan yang
diteliti di GIS Senayan 150 KV, data yang dibutuhkan yaitu berupa
data tahanan kontak, data pengukuran tahanan isolasi, dan data
pengujian keserempakan serta data pengujian tahanan pentanahan.
4) Pembuatan Laporan
Dimana pada tahap ini dibuatlah analisa dari hasil tahap
sebelumnya dan bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.
14
di GIS Senayan supaya tidak terjalin kesalahan prosedur. Setelah
koordinasi dilanjutkan dengan mengecek dan mencatat jenis serta tipe
peralatan yang hendak dipelihara bilamana ada penggantian maupun
perbaikan bakal gampang buat mencari yang cocok selanjutnya cek
apakah peralatan telah kondisi siap? Bila ya, hingga lanjutkan perawatan
yang meliputi mensterilkan dari kotoran-kotoran semacam debu minyak
dan lain-lain yang hendak mengganggu kelancaran operasi. Selanjutnya
melakukan pengujian, dimana pengujian yang dilakukan yaitu pengujian
tahanan kontak, pengujian tahanan isolasi, pengujian tahanan
pentanahan, serta pengujian keserempakan, setelah segala peralatan
yang dicoba pemeliharaan siap jalani pengetesan operasi, dalam
pengetesan ini apakah peralatan berfungsi baik? Apabila tidak sehingga
lekas hentikan dan jalani pengecekan ulang. Jika nilai pengujian telah
didapatkan, mengecek kembali apakah nilai hasil yang didapatkan
sesuai standar yang sudah ditetapkan agar dapat beroperasi.
Perawatan
Perawatan
Darurat
Perawatan Perawatan Perawatan
Preventif Korektif Prediktif
- Alat Monitoring
- Lihat - dengar - rasa
Perbaikan Perbaikan
- bau : kebocoran,
lecet suara
berat/ringan
gemerincing, bau dll
Perawatan
Berjalan
Ya
Selesai
16
Gambar 3.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Bawah-
Pentanahan
17
Pengujian Tahanan Isolasi menggunakan alat yaitu Merek Kyoritsu
Type 3125, dimana kabel merah merupakan kabel Earth di port
bertanda positif yang terdapat pada perlengkapan uji, serta kabel
hitam merupakan kabel line di port bertanda negatif yang terdapat
pada alat uji. Guna melepas segmen berbeban serta segmen yang
tanpa berbeban maupun antar phase dilakukanlah pengujian
tahanan isolasi. Batas minimum besarnya nilai tahanan isolasi buat
standar VDE( Catalouge 228/ 4) pada temperatur operasi dihitung
bersumber pada“ 1 Kilo Volt= 1 MΩ( Mega Ohm)”. Dengan catatan 1
KV yakni besarnya tegangan fasa terhadap tanah serta kebocoran
arus yang diijinkan masing- masing 1 KV yakni 1 mA..
Langkah – Langkah Pengujian Tahanan Isolasi
1. Persiapan alat ukur dan aksesoris lainnya serta yakinkan
semuanya dalam kondisi baik.
2. Periksa sumber tegangan
3. Catat spesifikasi PMT yang akan diukur
4. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan terjangkau
5. Referensi hasil pengukuran tahanan isolasi adalah 1 KV = 1 MΩ
(Batas tahanan PMT sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan
SE.032/PST/1984 dan menurut standar VDE (catalogue 228/4) )
6. Masukan pangkal kabel tester pada terminal alat ukur.
7. Hubungkan kabel LINE dan kabel EARTH ke objek uji seperti pada
tabel dibawah untuk beberapa variasi pengukuran.
8. Pada saat pengukuran yakinkan bahwa semua probe terhubung
dengan baik.
9. Pindahkan posisi selector tegangan ke 5 KV.
10. Setting waktu pengukuran dengan menekan tombol time set 1
menit (60 detik).
11. Tekan dan putar sesuai arah panah tombol PRESS TO TEST
hingga posisi LOCK
12. Amati hasil petunjukkan pada alat ukur dan catat.
18
3.4.2 Pengujian Keserempakan
Untuk dapat menetapkan kesiapan PMT memutus arus, perlu dilakukan
pengujian keserempakan PMT perihal ini dilakukan agar mengenali
keserempakan PMT serta waktu kerjanya dikala menutup ataupun
membuka, seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 4. Tata cara percobaan
yang dibuat merupakan Pemutus Tenaga Membuka ke Menutup serta
menutup ke Membuka.
19
3. Hubungkan kabel coil control ke channel coil control lalu ke
terminal close / open coil pada PMT.
4. Aktifkan alat uji Breaker Analyzer dengan menekan saklar on.
5. Catat hasil yang di dapat.
20
pengukuran pada sisi tersebutt untuk mengukur seberapa besar
potensial yang dihasilkan
5. Berikan arus sebesar 100 A pada saat pengujian, sehingga
besaran arus dan tegangan yang dihasilkan tersebut akan
memberikan hasil berupa tahanan kontak yang telah diuji.
6. Catat hasil yang didapatkan.
3.4.4 Pengujian Pentanahan
Untuk mengenali keadaan sistem pentanahan hingga dilakukanlah
pengujian pentanahan. Dimana bila terdapatnya anomaly pada sistem
pentanahan hingga ada nilai hasil pentanahan yang besar. Di dalam
keadaan tidak bertegangan pengukuran pentanahan ini dilakukan,
berikut merupakan rangkaian tahanan pentanahan.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Pemutus Tenaga (PMT) tersebut
dalam kondisi normal. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa dengan
22
dilakukannya pemeliharaan, kondisi peralatan terhadap sifat tampak
menjadi lebih baik.
4.1.2 Pengukuran Keserempakan
Tabel 4.2 Pengukuran Keserempakan
Hasil Sebelumnya Kondisi Akhir
Titik Ukur
R S T R S T
Waktu Buka 0,2 ms 0 ms 0,2 ms 0,1 ms 0,1 ms 0,2ms
Waktu Tutup 0,2 ms 0,3 ms 0,1 ms 0,3 ms 0,1 ms 0,4 ms
23
perawatan secara terus– menerus. Revisi juga bisa dilakukan apabila
ada nilai yang tidak memenuhi standar, dimana pengecekan yang
dilakukan antara lain pengecekan tegangan kerja, pengecekan koil,
pengecekan auxillary contact/ kontaktor, penggantian mekanik yang
rusak, pengecekan roda penggerak dan perbaikan mekanik penggerak.
Apabila ada lonjakan arus bisa dilihat pada perbandingan selisih waktu
yang sangat lama yang mana hendak memunculkan rusaknya
pearalatan lain yang terhubung pada PMT tersebut. Agar PMT bisa
bekerja dengan baik serta serentak dalam waktu yang singkat maupun
cepat dilakukanlah pemeliharaan secara berkala dengan melakukan
pengujian keserempakan kontak PMT sehingga kerusakan- kerusakan
yang disebabkan tidak serempaknya PMT pada dikala open maupun
close dapat diminimalisir.
4.1.3 Pengukuran Tahanan Kontak
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tahanan Kontak
Phasa Hasil Sebelumnya Kondisi Akhir
Titik Ukur
R 217 µΩ 566,7 µΩ
Atas – Bawah
S 190 µΩ 422,1 µΩ
(PMT Posisi ON)
T 176 µΩ 493,3 µΩ
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan kontak pada tabel 4.3 nilai hasil
pengujian melebihi standar acuan SPLN dimana nilai <100 µΩ. Jika hasil
pengukuran tahanan kontak melebihi standar yang ada yaitu sebesar R
<100 Micro Ohm, maka dilakukan pengujian ulang dan pengecekan pada
PMT untuk menganalisa penyebab kesalahan dan mengetahui apakah
perlu dilakukan perbaikan. Dimana melakukan pembersihan dan
pastikan tidak lembab pada rod ES pengamit PMT, dan melakukan
pengujian gas SF6 dengan menggunakan alat uji gas SF6 yaitu Multi-
Analyzer. Jika dipaksakan beroperasi, maka dikhawatirkan terjadi
kerusakan pada PMT tersebut akibat panas yang ditimbulkan oleh alat
kontak. Kejadian ini tentu akan mengganggu sistem dan kerugian
material.
24
4.1.4 Pengukuran Tahanan Pentahanan
Tabel 4.4 Perolehan Penilaian Gangguan Pentanahan
Perolehan
Titik Takar Standar Phase Phase Phase
R S T
Terminal
≤1Ω 0,88 Ω 0,88 Ω 0,88 Ω
Pentanahan
Pada pengujian PMT tahanan isolasi ini hasil yang didapatkan bahwa
PMT tersebut masih dalam keadaan baik itu dikerenakan besar nilai
25
tahanan isolasi di setiap fasanya memiliki nilai yang berbeda-beda,
tergantung pada kondisi masing-masing isolator. Dan standar batasan
tahanan isolasi Pemutus Tenaga (PMT) menurut SKDIR 0520-
2.K/DIR/2014 minimum besar tahanan isolasi sebesar “1 Kilo Volt = 1
MΩ (Mega Ohm)” . Dan tegangan yang diberikan pada pengukuran
tahanan isoolasi ini 5 KV. Dan data hasil perhitungan kemampuan isolasi
PMT didapatkan dari hasil akhir pengujian tahanan isolasi/tegangan
ujinya. Dari data perhitungan diatas dapat dilihat Pada fasa S nilai
tahanan isolasi lebih kecil dibandingkan dengan fasa R dan fasa T.
Dengan dilakukannya pemeliharaan pengujian tahanan isolasi maka
keandalan dapat tetap terjaga. Dalam hal tersebut untuk meminimalisir
atau menghindari adanya kegagalan isolasi PMT perlu dilakukannya
pemeliharaan secara berkala agar kondisi keandalan isolasi PMT tetap
terjaga.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis dan hasil perhitungan data yang diperoleh dari
hasil pengujian 2 (dua) tahunan bay PLTMG di GIS Senayan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian yang dilakukan terhadap PMT Bay PLTMG di GIS Senayan
yaitu pengujian keserempakan kontak PMT, percobaan gangguan
koneksi, percobaan gangguan isolasi dan percobaan gangguan
pentanahan.
2. Pada pengujian keserempakan, nilai hasil rata-rata yang dihasilkan <10
ms maka PMT Bay PLTMG tersebut masih memenuhi standar, dimana
perhitungan yang didapatkan, selisih antara kerja koneksi Pemutus
Tenaga disaat menutup makin lamban dari pada saat kerja Pemutus
Tenaga disaat membuka.
3. Pada pengujian tahanan kontak, nilai hasil pengujian yang didapatkan
melebihi standar acuan SPLN dimana nilai <100 µΩ sehingga harus
dilakukan pengujian ulang dan pengecekan pada PMT untuk
menganalisa penyebab kesalahan dan mengetahui apakah perlu
dilakukan perbaikan. Jika dipaksakan beroperasi, maka dikhawatirkan
terjadi kerusakan pada PMT tersebut akibat panas yang ditimbulkan
oleh alat kontak. Kejadian ini tentu akan mengganggu sistem dan
kerugian material.
5.2 Saran
Tinjauan yang bisa menjadi bahan perbaikan bagi pengkajian lebih lanjut :
1. Mekanis Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) perlu dibersihkan secara
menerus supaya terhindar dari karat karena kelengasan udara, dan
untuk alat uji sebaiknya lebih dari satu agar hasil yang didapatkan lebih
baik.
27
2. Menggunakan buku manual dari Pemutus Tenaga (PMT) tersebut,
sebagai acuan untuk menentukan hasil tindak lanjut jika kerja nilai di
atas standar yang telah ditetapkan atau hasil buruk.
28
DAFTAR PUSTAKA
Data Personal
NIM 201771052
Nama : Aryanti Poddalah
Tempat / TanggalLahir : Makassar, 27 Februari 1999
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Alamat Rumah : Perumahan Taman Telkomas Jl. Telkom 3 Blok C1
No. 85, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan
KodePos : 90241
Telp / Hp : 087840142953
Email : antipoddalah02@gmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
Aryanti Poddalah
LAMPIRAN
Paraf
Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing
10/02/2020 Konsultasi tentang judul yang ingin dibahas Digitally signed by Suwarno, Ir,
MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
18/03/2020 Konsultasi tentang teori penunjang atau bab 2 Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
04/05/2020 Konsultasi bab 1-3 laporan proposal proyek Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
dan kesimpulan
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:54:43
18/07/2020 Bimbingan bab 1-5 laporan proyek akhir Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:55:23
No
cc oc
c. M i / CA
Miteanari udara
•-. » ””””
8 Pondasl
a. Memenk6a Keretakan ada woaxaJa ada :‹oak ada
b. Memenksa Kemiringan tcaNaoe ada tidak aca
10 Fungsi Alarm
a Alam SF6 a 'rormat
no‹ma' no‹ma
b Alarm Hidrolik ac“.ormai
nonna|
c Alarm Pneumatik
no+mS'
11 Furngsi Trip
a. Tnp SF6 bbnoma
ROW N 6 I ebnoma
b Block SFg abnormal
aono‹mai norma
c Trip H›droTik abnormal
OOFTd' aonomai
d Tnp Pneumatik awo'ma|
2OfC8l aono‹ al
Fuiig»i Interiuuk
a Mekanik dbflof /TtD I
aonormal
b Elektrik
norma' asnorrna
DGI^Ot mdI
Pengawas Pekerjaan
B norma'
normal
Catalan
: m.on.m
Teroasane : Bav PLT G
Date
26-02-20
peration: 1
0
’ -0 9 U