Anda di halaman 1dari 49

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN

PROYEK AKHIR

PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 KV DALAM


RANGKA PEMELIHARAAN DI GAS INSULATED
SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN

DISUSUN OLEH :

ARYANTI PODDALAH
201771052

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR

PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 kV DALAM RANGKA


PEMELIHARAAN DI GAS INSULATED SWITCHGEAR (GIS)
SENAYAN

Disusun Oleh :

Aryanti Poddalah
NIM : 2017-71-052

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

Jakarta, 20 Juli 2020

Mengetahui, Disetujui
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Digitally signed by Suwarno, Ir,
MT
Digitally signed by DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,
O=Institut Teknologi PLN,
Retno Aita Diantari, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
S_T_, M_T Reason: I have reviewed this
document
Date: 2020-07-22 15: Location:
06:32 Date: 2020-07-21 09:43:20

(Retno Aita Diantari, S.T.,M.T.) (Suwarno, IR., MT)


Dosen Pembimbing Kedua
Digitally signed by M_ Imbarothur
Mowaviq
DN: C=ID, OU=Institut Teknologi PLN,
CN=M_ Imbarothur Mowaviq,
E=mowaviq@itpln.ac.id
Reason: I am the author of this
document
Location: your signing location here
Date: 2020-07-21 10:46:24
Foxit Reader Version: 9.5.0
(Muhammad Imbarothur Mowaviq, ST, MT)

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Aryanti Poddalah

NIM : 2017-71-052

Program Studi : DIII TEKNOLOGI LISTRIK

Judul : PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 KV DALAM


RANGKA PEMELIHARAAN DI GAS INSULATED
SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program Diploma III
Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institut Teknologi –
PLN pada tanggal 06 Agustus 2020

Tim Penguji Jabatan Tanda Tangan


Digitally signed by Retno
Aita Diantari, S_T_, M_T
1. Retno Aita Diantari, ST., MT. Ketua Penguji Date: 2020-08-14 13:30:
37

Oktaria Terbarukan, O=IT PLN, CN=Oktaria Handayani,


DN: OU=Fakulytas Ketenagalistrikan & Energi

2. Oktaria Handayani, ST., MT. Sekretaris Sidang Handayani E=oktaria@itpln.ac.id


Location: your signing location here
Reason: I am the author of this document

Date: 2020-08-13 14:34:19


Foxit Reader Version: 9.7.1

Digitally signed by Ibnu Hajar


DN: C=ID, OU=Teknik Elektro, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Ibnu Hajar,
E=ibnu.hajar@itpln.ac.id

3. Ibnu Hajar, IR., M.SC Anggota Sidang Reason: I am approving this document
Location: Jakarta
Date: 2020-08-12 21:35:14
Foxit Reader Version: 9.7.1

Mengetahui,

Ketua Program Studi D-III Teknologi Listrik


Digitally signed
by Retno Aita D
Date: 2020-09-14
09:57:04

Retno Aita Diantari, ST., MT.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR

Nama : Aryanti Poddalah


NIM 201771052
Program Studi Diploma III Teknologi Listrik
Judul Proyek Akhir PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 kV
DALAM RANGKA PEMELIHARAAN DI GAS
INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik di lingkungan
IT-PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang Iain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Pemyataan . ini dibuat dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika
temyata pemyataan ini tidak benar.

Jakarta,20 Ju ” 2020

F2AMF4811'90598

ARYANTI PODDALAH
NIM : 2017-71-052
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
Bapak Suwarno, IR., MT. selaku Dosen Pembimbing I
Bapak Muhammad Imbarothur Mowaviq selaku Dosen Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga Proyek
Akhir ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :


1. Bapak Pangeran Rolando
2. Bapak Ahmad Ade Syuhanda

Jakarta,20 Juli 2020

ARYANTI PODDALAH
NIM : 2017-71-052

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : ARYANTI PODDALAH


NIM : 2017-71-052
Program Studi : DIPLOMA TIGA
Jurusan : TEKNOLOGI LISTRIK
Jenis Karya : PROYEK AKHIR

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut


Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non – exclusive Royalty Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 KV DALAM RANGKA PEMELIHARAAN DI
GAS INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif
ini Institut Teknologi - PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal: 20 Juli 2020
Yang Menyatakan,

(Aryanti Poddalah)

v
PENGUJIAN PEMUTUS TENAGA 150 KV DALAM RANGKA
PEMELIHARAAN DI GAS INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN

Aryanti Poddalah, 2017-71-052


Dibawah bimbingan Suwarno, IR., MT.
Muhammad Imbarothur Mowaviq, ST., MT.

ABSTRAK

Pemutus Tenaga (PMT) merupakan saklar yang digunakan untuk menghubung


ataupun memutus hubungan tenaga listrik dalam kondisi wajar ataupun dalam
kondisi abnormal maupun gangguan. Untuk senantiasa terpelihara keandalan
PMT perlu dilakukan pemeliharaan secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengenali prinsip kerja PMT bay PLTMG, apa saja pengujian yang dilakukan
terhadap PMT serta mengenali keandalan dan kelayakan dari Pemutus Tenaga
(PMT) tersebut. Pada analisis penelitian ini memakai data hasil pemeliharaan
Pemutus Tenaga (PMT) pada pemeliharaan periode 2 (dua) tahunan ini juga
menganalisa pemeliharaan priode sebelumnya tahun 2018. Hasil analisis
menyatakan bahwa pada pengujian tahanan pentanahan untuk phasa R,S,T
bernilai 0,88Ω, dan tahanan keserempakan untuk kondisi waktu open 0,1 ms
dan waktu close 0,3 ms, serta tahanan isolasi nilai rata-rata untuk
R(6030,6MΩ), S(4453,2MΩ), T(4510,4MΩ) dimana nilai tersebut masih
dibawah nilai standar atau masih baik. Tetapi pada pengujian tahanan kontak
periode tahun 2018 dan 2020, nilai pengujian yang didapatakan untuk phasa
R(217 µΩ), S(190 µΩ), dan T(176µΩ) dimana nilai tersebut tidak sesuai dengan
standar yang diijinkan yaitu <100 µΩ, hal tersebut tentunya perlu dilakukan
perbaikan terhadap kontak PMT. Dengan adanya pemeliharaan pemutus
tenaga, keandalan PMT bay PLTMG dapat terdeteksi.

Kata kunci : Pemutus Tenaga (PMT), tahanan pentanahan, tahanan isolasi,


tahanan kontak, keserempakan kontak.

vi
TESTING 150 KV POWER BREAKER IN MAINTENANCE AT GAS
INSULATED SWITCHGEAR (GIS) SENAYAN

Aryanti Poddalah, 2017-71-052


Under the guidance of Suwarno, IR., MT.
Muhammad Imbarothur Mowaviq, ST., MT.

ABSTRACT

Power Breaker (PMT) is a switch that is used to connect or disconnect


electricity under normal conditions or in abnormal conditions or interference. To
always maintain the reliability of PMT, it is necessary to carry out regular
maintenance. This study aims to identify the working principle of the PMT bay
PLTMG, what tests are carried out on the PMT and to recognize the reliability
and feasibility of the Power Breaker (PMT). In the analysis of this research
using data from the maintenance of the Power Breaker (PMT) in the 2 (two)
years maintenance period also analyzes the previous maintenance period in
2018.The results of the analysis state that the grounding resistance test for
phases R, S, T is 0,88Ω, and the resistance is synchronous for conditions open
time 0,1 ms and close time 0,3 ms, and the average value of insulation
resistance for R (6030,6MΩ), S (4453,2MΩ), T (4510,4MΩ) where these values
are still below the value standard or still good. But in the contact resistance test
for the period 2018 and 2020, the test values obtained were for the R (217 µΩ),
S (190 µΩ), and T (176µΩ) phases where these values were not in accordance
with the permitted standards, namely <100 µΩ, that is Of course, improvements
need to be made to PMT contacts. With the maintenance of a power breaker,
the reliability of the PLTMG PMT bay can be detected.

Keywords: Power Breakers (PMT), ground resistance, isolation resistance,


contact resistance, contact simultaneity.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR ......................................iii
LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian .......................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 2
1.2.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.2.3 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 5
2.1 Teori Pendukung ...................................................................................... 5
2.1.1. Single Line Diagram GIS Senayan 150 KV .................................... 5
2.1.2. Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) ............................................... 6
2.1.3 Klasifikasi PMT ............................................................................... 7
2.1.4 Gas Insulated Switchgear (GIS) .................................................... 10
2.1.5 Jenis Pemutus Tenaga (PMT) SF6 ............................................... 10
2.1.6 Komponen dan Kegunaan ............................................................. 11
2.1.7 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) ......................................... 12

viii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 13
3.1 Perancangan Penelitian .......................................................................... 13
3.2 Teknik Analisis ........................................................................................ 14
3.3 Pemeliharaan Gas SF6 .......................................................................... 14
3.4 Langkah-langkah Pengujian ................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22
4.1 Pengujian Pemutus Tenaga (PMT)......................................................... 22
4.1.1 In Service/Visual Inspection .......................................................... 22
4.1.2 Pengukuran Keserempakan .......................................................... 23
4.1.3 Pengukuran Tahanan Kontak ........................................................ 24
4.1.4 Pengukuran Tahanan Pentanahan ................................................ 25
4.1.5 Pengukuran Tahanan Isolasi ......................................................... 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27
5.2 Saran ...................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen dan Fungsi ...................................................................... 12


Tabel 4.1 Data Hasil Pemeliharaan PMT .......................................................... 22
Tabel 4.2 Pengukuran Keserempakan .............................................................. 23
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tahanan Kontak ...................................................... 24
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan ........................................... 25
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi .................................................... 25
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Kemampuan Isolasi PMT............................. 25

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Single Line Diagram GIS SENAYAN ............................................... 5


Gambar 2.2 Macam-macam PMT ....................................................................... 8
Gambar 2.3 PMT Single Pole ............................................................................. 9
Gambar 2.4 PMT Three Pole .............................................................................. 9
Gambar 2.5 Metode Pengentian Aliran Listrik................................................... 11
Gambar 3.1 Perencanaan Penelitian ................................................................ 13
Gambar 3.2 Skematik Pembagian Perawatan .................................................. 15
Gambar 3.3 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Pentanahan ............... 16
Gambar 3.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Bawah-Pentanahan ........... 17
Gambar 3.5 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Bawah ....................... 17
Gambar 3.6 Pengukuran Keserempakan Kontak.............................................. 19
Gambar 3.7 Pengukuran Tahanan Kontak ....................................................... 20
Gambar 3.8 Pengukuran Tahanan Pentanahan ............................................... 21

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Lembar Bimbingan Proyek Akhir


LAMPIRAN 2. Pemeliharaan Dua Tahunan PMT
LAMPIRAN 3. Lembar Hasil Pemeliharaan Dua Tahunan PMT
LAMPIRAN 4. Laporan Teknik Print Out Breaker Analyzer PMT

xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan konsumsi bakal tenaga listrik di Indonesia terus
bertambah karena pertumbuhan bermacam area kehidupan terus menjadi
pesat. Dengan melaksanakan kenaikan fasilitas infrastruktur dari segi
kuantitas dan mutu maka perlu dilakukan satu usaha supaya dalam
membagikan pelayanan pada warga terus menjadi bertambah.
Pemutus Tenaga (PMT) ialah komponen saklar atau bisa juga disebut
switching mekanis, yang dapat menutup ataupun membuka serta
membatalkan sirkulasi muatan pada ketentuan yang wajar sesuai peringkat
dan membuka, memutus arus beban dalam keadaan abnormal ataupun
kendala sesuai dengan peringkatnya (IEEE C37. 100: 1992). Apabila
Pemutus Tenaga tidak bekerja disaat diperlukan untuk bekerja karena
adanya gangguan, sehingga bakal berakibat terhadap rusaknya peralatan
yang lain. Pemeliharaan Pemutus Tenaga dilakukan dengan melaksanakan
pengujian tahanan pentanahan, tahanan kontak, serta keserempakan
kontak PMT. Pengujian – pengujian yang dilakukan dalam pemeliharaan ini
bertujuan untuk menilai kondisi PMT sehingga menghindari terjadinya
kerusakan dalam peralatan dan dapat menghindari pemadaman yang tidak
direncanakan atau penyaluran energi listrik keandalanya dapat ditingkatkan
dengan menghindari pemadaman dari kerusakan peralatan. Uji tahanan
pentanahan diperlukan agar dapat melihat poin tahanan terminal pada
tanah, apabila nilainya sedikit maka itu pertanda bagus. Penilaian beban
penahanan PMT ialah agar melihat berapa besar kebocoran gelombang
(leakage current) yang terdapat diantara kapasitas voltase pada tanah.
Karena adanya pengujian kapasitas isolasi kemungkinan nilai kapasitas
isolasi masih didalam ambang poin normal, agar tidak ada hubungan arus
terhadap terminal fasa lain yang penyebabnya poin kapasitas isolasi yang
rendah. Percobaan kapasitas koneksi dilakukan buat mengenali kesalahan
teknis yang diakibatkan terdapatnya titik-titik lanjutan. Nilai kapasitas

1
koneksi diharap sekurang mungkin supaya energi sia-sia yang disebabkan
oleh kapasitas koneksi bisa dikurangi. Percobaan keserempakan PMT
bertujuan melihat tempo kerja Pemutus Tenaga yang mandiri dan melihat
keserentakan Pemutus Tenaga pada saat memblokir atau pun melucuti.
GIS Senayan 150 KV terdiri dari 8 (delapan) bay. Setiap bay terdiri dari
berbagai komponen peralatan gardu induk seperti Wave trap,
Disconnecting Earthing Switch, DS Line, Current Transformer, Circuit
Breaker, DS BUS. Untuk menghubungkan kedua BUS tersambung
dipasanglah BUS kopel untuk menggandeng BUS 1 dan BUS Pengkajian
ini dilakukan agar menyimpulkan seperti apa kelayakan PMT bay PLTMG
GIS Senayan seusai menganalisa perawatan dua tahunan. Melalui ini
menjadi referensi menyimpulkan tiga kontrol perawatan secara menerus
pada kesanggupan PMT dengan mempertimbangkan kesimpulan
percobaan tahun kemarin. Pengambilan data dilakukan di GIS Senayan ini
agar menyimpulkan kesanggupan dan kesesuaian Pemutus Tenaga bay
PLTMG GIS Senayan sesudah perawatan dua tahunan. Melalui ini bisa
melihat dampak perawatan yang rutin pada kesanggupan Pemutus Tenaga
juga mempertimbangkan kinerja percobaan tahun yang lalu.

1.2 Permasalahan Penelitian


1.2.1 Identifikasi Masalah
Pada dasarnya dalam penentuan gangguan yang terjadi dalam GIS
khususnya yang mentrip PMT atau yang menimbulkan gangguan besar
dalam GIS 150 kV dapat di bahas teori-teori yang mendasari setiap
metoda yang dibicarakan beserta aspek-aspek teknisnya. Efisiensi
dalam penanganan gangguan berpengaruh dalam tingkat keandalannya.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Adapun sebagian permasalahan yang diangkat pada penataan
tugas akhir ini yaitu :
1. Pengujian ini hanya dilakukan pada Pemutus Tenaga Bay PLTMG di
GIS Senayan.
2. Pengujian Pemutus Tenaga ini sebagai salah satu wujud
pemeliharaan GIS yang terdapat di GIS Senayan.

2
3. Metode pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) yang dilakukan
secara teratur dan tidak mangulas mengenai sistem proteksinya.
1.2.3 Rumusan Masalah
Dalam menentukan rumusan masalah yang terdapat pada tugas
akhir ini yang akan dibahas, yaitu :
1. Apa saja percobaan yang dilakukan pada Pemutus Tenaga (PMT)
Bay PLTMG di GIS Senayan?
2. Berapa lama batas waktu yang didapat pada saat posisi open
maupun close selama pengujian keserempakan?
3. Apakah kondisi tahanan kontak dalam kondisi baik atau perlu
dilakukan tindakan perbaikan setelah dilakukan perhitungan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu :
1. Memahami pengujian yang dilakukan terhadap PMT.
2. Mengetahui batas waktu yang dikatakan baik dalam pengujian
keserempakan, baik pada posisi open ataupun posisi close.
3. Untuk mengetahui kondisi tahanan kontak dalam kondisi baik atau
perlu dilakukan tindakan perbaikan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam riset ini, dengan terdapatnya riset
ini bisa dikenal apakah pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT) Bay
PLTMG di GIS Senayan yang dilakukan secara berkala ataupun teratur
tersebut bisa berakibat positif terhadap keandalan PMT tersebut.

1.4 Sistematika Penulisan


Sebagai gambaran penulisan tugas akhir ini penulis membuat
sistematika penulisan terbagi atas lima bab yang isinya diuraikan sebagai
berikut : BAB I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan. BAB II membahas tentang teori pendukung.
BAB III membahas mengenai perencanaan penelitian dan teknik analisa.

3
BAB IV membahas mengenai hasil dan pembahasan penelitian. BAB V
membahas mengenai kesimpulan dan saran yang ada pada tugas akhir.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pendukung
2.1.1 Single Line Diagram GIS Senayan 150 KV
Menggunakan sistem double busbar yang fungsinya untuk backup
dan keandalan dari sistem tenaga listrik. Sehingga apabila terjadi
pemelihaaran gardu induk tidak mengganggu sistem. GIS SENAYAN
150 kV terdiri dari 8 (delapan) bay. Setiap bay terdiri dari berbagai
komponen peralatan gardu induk seperti Wave trap, Disconnecting
Earthing Switch, DS Line, Current Transformer, Circuit Breaker, DS BUS.
Untuk menghubungkan kedua BUS tersambung dipasanglah BUS kopel
untuk menggandeng BUS 1 dan BUS 2. Single Line diagram GIS
SENAYAN 150 KV ini ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Single Line Diagram GIS SENAYAN


5
Pada GIS ini terdapat dua sumber yaitu New Senayan 1 dan New Senayan 2,
dimana sebagai penghantar utama, dan bay PLTMG ini sekedar standby
tegangan, dimana untuk berjaga-jaga semisalkan bay New Senayan terjadi
anomaly atau ketidak normalan, dan untuk bay Danayasa mendapatkan kiriman
arus listrik dari Senayan sehingga beban di sekitar Senayan sangat penting
karena terdapat gedung-gedung besar, seperti gedung MPR, DPR, GBK. Pada
GIS Senayan ini berstatus ZDT (Zero Down Time) dimana pada GIS Senayan
ini terdapat beban vital sehingga tidak diperbolekan padam agar tidak terjadi
keluhan pelanggan terkait dengan adanya pemadaman tenaga listrik.

Data Peralatan PMT GIS Senayan :


Merk : Hitachi,Ltd. Tokyo Japan
Type : PA1-170-DC2-31
Nomor Seri : 501459-2
Rated Short/Time Withstand Current : 31,5 KA/1s

Nilai Normal : - BUSBAR : 2000 A


CIRCUIT : 630 A

Tegangan Kerja : 170 KV


Jenis Media Gas/Oil : SF6
2.1.2 Pengertian Pemutus Tenaga (PMT)
Bersumber pada International Electrotechnical Vocabulary
disebutkan Circui Breake serta Pemutus Tenaga (PMT) ialah komponen
saklar atau bisa juga disebut switching mekanis, yang dapat menutup
ataupun membuka serta memblokir aliran kapasitas pada syarat normal
sesuai peringkatnya dan dapat mengatup, dan membuka, memutus arus
beban dalam keadaan abnormal ataupun kendala sesuai dengan
peringkatnya.
Sebaliknya definisi PMT bersumber pada IEEE C37. 100: 1992
merupakan komponen saklar mekanik yang dapat mengatup,
menyalurkan serta mematikan aliran kapasitas saat keadaan baik sesuai
dengan peringkat dan sanggup memblokir, menyalurkan (saat waktu

6
yang khusus) juga menutup aliran kapasitas saat tertentu keadaan
hambatan sama seperti peringkatnya.
Guna pentingnya merupakan bagaikan perlengkapan pembaharu
ataupun akhir sesuatu untaian listrik saat keadaan berbeban, dan
sanggup mengeluarkan ataupun memblok dikala terjalin aliran kendala di
saluran ataupun perlengkapan berbeda.
Suatu Pemutus Tenaga memiliki ketentuan, yaitu:
1. Dapat mengalirkan gelombang penuh sistem tanpa putus yang sama
dengan daya tampung nominal.
2. Sanggup memutus dan menutup jaringan saat adanya beban
ataupun hubung singkat tanpa menyebabkan rusaknya PMT.
3. Dapat memutus aliran penyambung pendek dengan kekencangan
jenjang supaya aliran penyambung pendek tidak mengganggu
perlengkapan tatanan ataupun menjadikan tatanan tidak stabil serta
mengacaukan PMT.
2.1.3 Klasifikasi PMT
Pembagian PMT bisa terbagi atas beberapa jenis, diantaranya yaitu
kapasitas simbolis, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan
pemadaman busur api jenis gas SF6.
Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini,
antara lain:
1. Busbar Tunggal atau Single busbar, semua perlengkapan
peralatan listrik dihubungkan hanya pada busbar tunggal
sehingga busbar tunggal merupakan gardu induk akhir dari
suatu transmisi.
2. Busbar Ganda atau double busbar, adalah gardu induk yang
mempunyai dua busbar . Pada saat melakukan perubahan
sistem ini sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban,
sehingga hampir semua gardu induk menggunakannya.
3. Busbar satu setengah atau one half busbar, dalam segi
operasional gardu induk ini sangat efektif , dimana pada saat
melakukan perubahan sistem dapat mengurangi pemadaman

7
beban karena mempunyai dua busbar juga sama seperti pada
busbar ganda, tapi hanya dapat dipakai pada Gardu induk
Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar.
2.1.3.1 Berdasarkan Besar/Kelas Tegangan (Um)
PMT dapat dibedakan menjadi :
a) PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 KV (SPLN 1.1995 – 3.3)
b) PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 KV (SPLN 1.1995 – 3.4)
c) PMT tegangan tinggi (High Voltage)
Dengan range tegangan 35 s/d 245 KV (SPLN 1.1995 – 3.5)
d) PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 KVAC (SPLN 1.1995
– 3.6

Gambar 2.2 Tipe-tipe Pemutus Tenaga

2.1.3.2 Bersumber pada total mekanis penggerak/tripping coil.


PMT dapat dibedakan menjadi
a) PMT single pole
PMT tipe ini umumnanya dipasang pada bay penghantar agar
dapat reclose satu fasa oada mekanik penggerak di setiap pole.

8
Gambar 2.3 PMT Single Pole

b) PMT three pole one drive


Pemutus tipe sebagai berikut dimana umunya dipasang pada
bay trafo, kopel, dan PMT 20 KV pada setiap distribusi, dan PMT
ini memiliki 1 penggerak mekanik untuk 3 fasa, dimana untuk
penyambung satu sistem homogen dengan sistem homogen
berbeda, yang lengkap serta torsi mekanis.

Gambar 2.4 PMT Three Pole


2.1.3.3 Berdasarkan Media Isolasi
Jenis PMT dibedakan menjadi :
a) PMT Gas SF6
b) PMT Minyak
c) PMT Udara Hembus (Air Blast)
d) PMT Hampa Udara (Vacuum)
2.1.3.4 Berdasarkan Proses Pemadaman Busur Api Listrik Diruang Pemutus

9
2.1.4 Gas Insulated Switchgear
GIS di konstruksi dengan sistem selungkup logam serta terdiri atas
bagian- bagian penghantar yang ditanahkan serta disangga oleh isolator
epoxy- resin dimana penghantar serta isolator ini ditepatkan didalam
selungkup logam yang diisi gas SF6. GIS memakai gas SF6 yang
berperan bagaikan media isolasi serta pemadam busur api pada tekanan
2 (dua) atau 3 (tiga) atm.
GIS ialah pembagian gardu induk memakai isolasi gas. Bersumber
pada posisi peletakannya, GIS ditempatkan pada pemukiman padat
seperti kota sebab cakupan daerah dipakai lebih sedikit dibanding serta
yang umum dimana GIS bisa diletakkan di dalam ruangan( indoor) serta
di luar ruangan( outdoor).
Karena permasalahan keterbatasan tersedianya lahan dan
mahalnya harga tanah paling utama di kota- kota besar, sehingga dikala
ini GIS makin banyak dipilih serta digunakan sebab GIS sanggup
menanggulangi sebagian permasalahan yang tidak bisa diatasi oleh AIS(
Air Insulated Substation), Dapat dilihat bahwa faktor yang dominan
dalam pengaruhi pertumbuhan GIS ini yaitu :
1. Peningkatan harga tanah yang mahal serta luas tanah yang sangat
kecil dan permintaan akan daya listrik terus menjadi besar lebih- lebih
di tengah perkotaan yang sangat padat..
2. Akibat yang ditimbulkan gardu konvensional terhadap lingkunan
sehingga meningkatnya keluhan warga.
3. Karena wilayah yang padat cenderung berpolusi besar hingga bisa
muncul permasalahan kontaminasi terhadap isolator serta
perlengkapan yang dipasang.
2.1.5 Jenis Pemutus Tenaga (PMT) SF6
PMT SF6 terbagi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
PMT gas SF6 bertekanan berkisar 5 Kg/cm 2, sepanjang terdapatnya
proses pelepasan kontak- kontak, gas SF6 ditekan pada sesuatu
tabung yang melekat pada kontak bergerak berikutnya dikala terjalin

10
pemutusan, gas SF6 ditekan lewat nozzle yang memunculkan
tenaga hembusan serta hembusan ini yang padamkan busur api.

Gambar 2.5 Metode Penghentian Aliran Listrik


2. PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)
Pemutus Tenaga isi gas Sulfur Hexafluoride yang tatanan bobot
besar kisaran 12 Kg/cm2 serta tatanan beban kecil berkisar 2
Kg/cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistem
tekanan besar dialirkan lewat nozzle ke sistem tekanan besar, dikala
ini PMT SF6 jenis ini telah tidak diproduksi lagi..

2.1.6 Komponen dan Fungsi


Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki
beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan
berdasarkan Failure Modes Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :
1. Primary
2. Dielectric
3. Driving Mechanism
4. Secondary
FMEA yaitu tata cara analisis tipe kesia-siaan bisa terjalin dalam suatu
system untuk diklasifikasikan menurut ikatan faktor akhir serta
penetapan dampak kesia-siaan tersebut pada system.

11
Tabel 2.1 Komponen dan Kegunaan
No Sub Sistem Kegunaan
1. Primary Sanggup menghubungkan/memutus arus
beban dikala keadaan wajar/tidak wajar
serta dapat mensupply energy listrik dan
nilai losses yang rendah.
2. Dielectric Sebagai pemadaman busur api yang
sempurna disaat moving contact bekerja
serta isolasi perlengkapan.
3. Driving Mechanism Menaruh energy agar bisa menggerakan
koneksi arus PMT saat khusus yang cocok
dengan syarat khususnya.
4. Secondary Mengantarkan gejala control agar
menyalakan sistem mekanis disaat waktu
yang tepat.
2.1.7 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)
Pemeliharaan ialah panduan dalam melaksanakan pengecekan,
pemeliharaan perlengkapan dalam keadaaan bertegangan( online) serta
tidak bertegangan( offline) yang dicoba pada periode harian, mingguan,
bulanan, tahunan, 2 tahunan, 5 tahunan serta kondisional.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian


Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan mengambil data dari
pengujian PMT dalam rangka pemeliharaan yang telah diamati penulis di
GIS Senayan dengan metode penelitian yang digunakan yaitu dengan
metode observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan
teknik wawancara kepada pegawai/ petugas yang melakukan pengujian.

Mulai

Studi Literatur

Observasi Lapangan
Melakukan pengujian tahanan kontak, tahanan
isolasi,pengujian keserempakan,dan tahanan
pentanahan

Pengumpulan Data

Pemeliharaan  Data pengujian tahanan


kontak
 Data pengukuran tahanan
isolasi
 Data pengujian pentanahan
 Pengujian keserempakan

Tidak Hasil Pengujian


PMT sesuai standar

Ya
Analisa Hasil

Selesai

Gambar 3.1 Perencanaan Penelitian

13
3.2 Teknik Analisis
Sesudah melakukan studi literatur dan telah memperoleh informasi
yang diperlukan untuk kemudian data-data tersebut masuk ke tahap
pengolahan informasi. Pengolahan informasi dilakukan dengan
menganalisis data- data yang didapatkan sehabis melaksanakan pengujian
Tahap berikutnya yakni merumuskan kesimpulan dari penelitian yang
menjadi jawaban dari rumusan permasalahan yang ada pada Bab I.

1) Studi literatur
yaitu melakukan studi literatur untuk mencari referensi-referensi
materi penelitian, mengumpulkan jurnal atau pun buku yang sesuai
dengan penelitian sebagai acuan untuk melakukan analisa dalam
penelitian ini.
2) Observasi Lapangan
Yaitu melaksanakan pengujian PMT dengan melaksanakan
pengujian tahanan kontak, pengujian tahanan isolasi, pentanahan,
dan pengujian keserempakan

3) Pengumpulan Data
yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan yang
diteliti di GIS Senayan 150 KV, data yang dibutuhkan yaitu berupa
data tahanan kontak, data pengukuran tahanan isolasi, dan data
pengujian keserempakan serta data pengujian tahanan pentanahan.
4) Pembuatan Laporan
Dimana pada tahap ini dibuatlah analisa dari hasil tahap
sebelumnya dan bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.

3.3 Pemeliharaan Gas SF6


Dalam pemeliharan GIS ini melakukan pemeliharaan secara preventif
yang mana pemeliharaan preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan meningkatkan kondisi peralatan sehingga mencapai
standar, dimana melakukan pemeliharaan peralatan Switchgear ialah
mengkoordinasi antara pelaksana perawatan dengan petugas yang ada

14
di GIS Senayan supaya tidak terjalin kesalahan prosedur. Setelah
koordinasi dilanjutkan dengan mengecek dan mencatat jenis serta tipe
peralatan yang hendak dipelihara bilamana ada penggantian maupun
perbaikan bakal gampang buat mencari yang cocok selanjutnya cek
apakah peralatan telah kondisi siap? Bila ya, hingga lanjutkan perawatan
yang meliputi mensterilkan dari kotoran-kotoran semacam debu minyak
dan lain-lain yang hendak mengganggu kelancaran operasi. Selanjutnya
melakukan pengujian, dimana pengujian yang dilakukan yaitu pengujian
tahanan kontak, pengujian tahanan isolasi, pengujian tahanan
pentanahan, serta pengujian keserempakan, setelah segala peralatan
yang dicoba pemeliharaan siap jalani pengetesan operasi, dalam
pengetesan ini apakah peralatan berfungsi baik? Apabila tidak sehingga
lekas hentikan dan jalani pengecekan ulang. Jika nilai pengujian telah
didapatkan, mengecek kembali apakah nilai hasil yang didapatkan
sesuai standar yang sudah ditetapkan agar dapat beroperasi.
Perawatan

Terencana Tak Terencana

Perawatan
Darurat
Perawatan Perawatan Perawatan
Preventif Korektif Prediktif

Pembersihan Shutdown Breakdown

- Alat Monitoring
- Lihat - dengar - rasa
Perbaikan Perbaikan
- bau : kebocoran,
lecet suara
berat/ringan
gemerincing, bau dll

Perawatan
Berjalan

Tidak Apakah Hasil


Pengujian GIS baik?

Ya

Gis boleh beroperasi

Selesai

Gambar 3.2 Skematik Pembagian Perawatan


15
3.4 Langkah-langkah Pengujian
3.4.1 Pengujian Tahanan Isolasi
Dimaksudkan untuk memperoleh nilai tahanan isolasi suatu
perlengkapann dimana buat mengidentifikasi secara dini kondisi
isolasi. Untuk membangkitkan tegangan besar yang lebih normal
hingga pengukuran ini mengenakan insulation tester( megger)
dengan catu tenaga yang memakai baterai. Dimana nilai tahanan
isolasi ini untuk memandang apakah ada bagian yang terhubung
singkat sehingga bisa melihat kriteria tingkatan kelembaban suatu
peralatan. Sebaliknya terdapat 3 tata metode yang digunakan untuk
perlengkapan GIS pada pengukuran tahanan isolasi yaitu Tata cara
Atas-Pentanahan, Tata cara Bawah-Pentanahan, serta Tata cara
Atas-Bawah semacam pada Gambar 3.3, Gambar 3.4, dan Gambar
3.5.

Gambar 3.3 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Pentanahan

16
Gambar 3.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Bawah-
Pentanahan

Gambar 3.5 Pengukuran Tahanan Isolasi Metode Atas-Bawah

17
Pengujian Tahanan Isolasi menggunakan alat yaitu Merek Kyoritsu
Type 3125, dimana kabel merah merupakan kabel Earth di port
bertanda positif yang terdapat pada perlengkapan uji, serta kabel
hitam merupakan kabel line di port bertanda negatif yang terdapat
pada alat uji. Guna melepas segmen berbeban serta segmen yang
tanpa berbeban maupun antar phase dilakukanlah pengujian
tahanan isolasi. Batas minimum besarnya nilai tahanan isolasi buat
standar VDE( Catalouge 228/ 4) pada temperatur operasi dihitung
bersumber pada“ 1 Kilo Volt= 1 MΩ( Mega Ohm)”. Dengan catatan 1
KV yakni besarnya tegangan fasa terhadap tanah serta kebocoran
arus yang diijinkan masing- masing 1 KV yakni 1 mA..
Langkah – Langkah Pengujian Tahanan Isolasi
1. Persiapan alat ukur dan aksesoris lainnya serta yakinkan
semuanya dalam kondisi baik.
2. Periksa sumber tegangan
3. Catat spesifikasi PMT yang akan diukur
4. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan terjangkau
5. Referensi hasil pengukuran tahanan isolasi adalah 1 KV = 1 MΩ
(Batas tahanan PMT sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan
SE.032/PST/1984 dan menurut standar VDE (catalogue 228/4) )
6. Masukan pangkal kabel tester pada terminal alat ukur.
7. Hubungkan kabel LINE dan kabel EARTH ke objek uji seperti pada
tabel dibawah untuk beberapa variasi pengukuran.
8. Pada saat pengukuran yakinkan bahwa semua probe terhubung
dengan baik.
9. Pindahkan posisi selector tegangan ke 5 KV.
10. Setting waktu pengukuran dengan menekan tombol time set 1
menit (60 detik).
11. Tekan dan putar sesuai arah panah tombol PRESS TO TEST
hingga posisi LOCK
12. Amati hasil petunjukkan pada alat ukur dan catat.

18
3.4.2 Pengujian Keserempakan
Untuk dapat menetapkan kesiapan PMT memutus arus, perlu dilakukan
pengujian keserempakan PMT perihal ini dilakukan agar mengenali
keserempakan PMT serta waktu kerjanya dikala menutup ataupun
membuka, seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 4. Tata cara percobaan
yang dibuat merupakan Pemutus Tenaga Membuka ke Menutup serta
menutup ke Membuka.

Gambar 3.6 Pengukuran Keserempakan Kontak


Peran keserempakan PMT ialah memutus beban maupun tenaga,
dimana perlunya dilakukan pengujian waktu bukan ataupun tutup. Pada
dikala membuka maupun menutup PMT proses ini diiringin dengan
munculnya busur api. Dimana memesatnya waktu kerja PMT bisa
mengurangi munculnya busur api. Tidak cuma waktu kerja buka dan
tutup yang pas, perihal lain yang perlu diperhatikan ialah keserempakan
kerja ketiga phasa PMT. Standar perbandingan waktu kerja antar phasa
buat PMT 150 KV ialah&lt;10 ms (Standar peralatan uji Breaker
Analyzer).
Langkah – langkah pengujian keserempakan pada PMT :
1. Pasang kabel grounding pada konektor ground, kabel harus
dipasang paling pertama dan dilepas paling akhir.
2. Pasang kabel main contacts set dari alat uji kontak fasa R, S, T
yaitu 1 di pole atas dan 2 di pole bawah pada PMT.

19
3. Hubungkan kabel coil control ke channel coil control lalu ke
terminal close / open coil pada PMT.
4. Aktifkan alat uji Breaker Analyzer dengan menekan saklar on.
5. Catat hasil yang di dapat.

3.4.3 Pengujian Tahanan Kontak


Tahanan kontak iyalah sambungan– sambungan, pada kontak utama
PMT, PMS ataupun busbar pada instalasi GIS yang mempunyai nilai
tahanan tertentu. Terdapatnya poin gangguan hendak memunculkan
tegang serta dikeadaan khusus, kelengkapan dapat rusak. Dengan
tahanan kontak mengacu pada standar pabrik, yang mana butuh
dimonitor besarnya nilai tahanan kontak tersebut guna mengestimasi
kerusakan. berikut merupakan rangkaian tahanan kontak.

Gambar 3.7 Pengukuran Tahanan Kontak


Langkah – langkah pengujian tahanan kontak.
1. Pastikan tabung pemutus terhubung dengan baik. Dan
memastikan didalam PMT kontak diam dan kontak bergerak
2. Standar yang dipakai dalam IEC60694 nilai < 100µΩ. Alat ukur
tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan,
dalam sistem elektronik dapat diketahui dengan baik dan
ketelitian yang cukup baik pula.
3. Untuk memudahkan dan menentukan nila tahanan kontak maka
perlu digunakan arus sebesar 100 amper agar lebih cepat.
4. Pastikan posisi PMT close/tertutup, hubungkan selektor arus
tepat disisi atas dan sisi bawah pole lalu berikan prop

20
pengukuran pada sisi tersebutt untuk mengukur seberapa besar
potensial yang dihasilkan
5. Berikan arus sebesar 100 A pada saat pengujian, sehingga
besaran arus dan tegangan yang dihasilkan tersebut akan
memberikan hasil berupa tahanan kontak yang telah diuji.
6. Catat hasil yang didapatkan.
3.4.4 Pengujian Pentanahan
Untuk mengenali keadaan sistem pentanahan hingga dilakukanlah
pengujian pentanahan. Dimana bila terdapatnya anomaly pada sistem
pentanahan hingga ada nilai hasil pentanahan yang besar. Di dalam
keadaan tidak bertegangan pengukuran pentanahan ini dilakukan,
berikut merupakan rangkaian tahanan pentanahan.

Gambar 3.8 Pengukuran Tahanan Pentanahan


Hal – hal yang harus diperhatikan selama proses pengukuran nilai
pentanahan adalah sebagai berikut :
1. Pastikan alat uji memiliki supply daya yang baik.
2. Lepaskan kawat pentanahan dari rangkainan. Sebelum dilakukan
pengukuran alat terlebih dahulu sudah dikalibrasi agar tidak ada
arus tertinggal didalam alat tersebut.
3. Agar alat ukur terkoneksi dengan baik, bersihkan terlebih dahulu
kawat pentanahan,
4. Pasca pengukuran, pastikan koneksi sistem pentanahan
terhubung kembali dengan benar.

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Pemutus Tenaga (PMT)


4.1.1 In Service / Visual Inspection
In Service Inspection adalah inspeksi / pemeriksaan terhadap peralatan
yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan
(on-line), dengan Menggunakan 5 panca indera (five senses) dan
metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu
(Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan).
Tabel 4.1 Data Hasil Pemeliharaan PMT
Peralatan Yang Kondisi Kondisi
No Simpulan
Diperiksa Awal Akhir
1 Pentanahan (Grounding)
Kawat pentanahan Baik Baik Normal
Terminal
Baik Baik Normal
pentanahan
2 Lemari / Box Control
Kebersihan Bersih Bersih Normal
Baut wiring control
Kencang Kencang Normal
dan proteksi
Sumber tegangan
Normal Normal Normal
AC/DC
3 Body dan Burning
Permukaan Bersih Bersih Normal
Fisik (keretakan) Tidak ada Tidak ada Normal
Kaca penduga Baik Baik Normal
4 Percobaan ON/OFF PMT
Posisi ON Normal Normal Normal
Posisi OFF Normal Normal Normal
Indikasi Ponsi Normal Normal Normal
ON/OFF
5 Gas SF6
Kemurnian Normal Normal Normal
Titik Embun Normal Normal Normal
Tekanan Normal Normal Normal
Kadar air Baik Baik Normal

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Pemutus Tenaga (PMT) tersebut
dalam kondisi normal. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa dengan

22
dilakukannya pemeliharaan, kondisi peralatan terhadap sifat tampak
menjadi lebih baik.
4.1.2 Pengukuran Keserempakan
Tabel 4.2 Pengukuran Keserempakan
Hasil Sebelumnya Kondisi Akhir
Titik Ukur
R S T R S T
Waktu Buka 0,2 ms 0 ms 0,2 ms 0,1 ms 0,1 ms 0,2ms
Waktu Tutup 0,2 ms 0,3 ms 0,1 ms 0,3 ms 0,1 ms 0,4 ms

Bersumber pada pada standar SPLN No 52- 1 1984, waktu maksimum


open to close kontrak PMT untuk system 150 KV selama 120 milidetik.
Selanjutnya untuk membandingkan selisih nilai tinggi dengan nilai
terendah pada keserempakan kontak bisa dihitung. Berdasarkan pada
standar yang diresmikan selisih waktu yang diijinkan ialah; 10 mili detik.
Δt = tmaks – t min
Dengan :
Δt = Selisih waktu
tmaks = Waktu tertinggi
tmin = Waktu terendah
Berikut adalah hasil perhitungan keserentakan koneksi PMT bay PLTMG
Tahun 2018 :
Δt open = 0,2 ms – 0 ms = 0,2 ms
Δt close = 0,3 ms – 0,1 ms = 0,2 ms
Tahun 2020 :
Δt open = 0,2 ms – 0,1 ms = 0,1 ms
Δt close = 0,4 ms – 0,1 ms = 0,3 ms

Bersumber pada perhitungan yang dilakukan rata- rata keserempakan


kontak pemutus tenaga pada bay PLTMG masih memenuhi standar.
Nilai keserempakan kontak pada dikala open maupun close pada tahun
2018 dan 2020 sangat memenuhi standard yang telah ditetapkan.
Supaya kesermpakan terpelihara dengan baik wajib dilakukannya

23
perawatan secara terus– menerus. Revisi juga bisa dilakukan apabila
ada nilai yang tidak memenuhi standar, dimana pengecekan yang
dilakukan antara lain pengecekan tegangan kerja, pengecekan koil,
pengecekan auxillary contact/ kontaktor, penggantian mekanik yang
rusak, pengecekan roda penggerak dan perbaikan mekanik penggerak.
Apabila ada lonjakan arus bisa dilihat pada perbandingan selisih waktu
yang sangat lama yang mana hendak memunculkan rusaknya
pearalatan lain yang terhubung pada PMT tersebut. Agar PMT bisa
bekerja dengan baik serta serentak dalam waktu yang singkat maupun
cepat dilakukanlah pemeliharaan secara berkala dengan melakukan
pengujian keserempakan kontak PMT sehingga kerusakan- kerusakan
yang disebabkan tidak serempaknya PMT pada dikala open maupun
close dapat diminimalisir.
4.1.3 Pengukuran Tahanan Kontak
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tahanan Kontak
Phasa Hasil Sebelumnya Kondisi Akhir
Titik Ukur
R 217 µΩ 566,7 µΩ
Atas – Bawah
S 190 µΩ 422,1 µΩ
(PMT Posisi ON)
T 176 µΩ 493,3 µΩ

Berdasarkan hasil pengukuran tahanan kontak pada tabel 4.3 nilai hasil
pengujian melebihi standar acuan SPLN dimana nilai <100 µΩ. Jika hasil
pengukuran tahanan kontak melebihi standar yang ada yaitu sebesar R
<100 Micro Ohm, maka dilakukan pengujian ulang dan pengecekan pada
PMT untuk menganalisa penyebab kesalahan dan mengetahui apakah
perlu dilakukan perbaikan. Dimana melakukan pembersihan dan
pastikan tidak lembab pada rod ES pengamit PMT, dan melakukan
pengujian gas SF6 dengan menggunakan alat uji gas SF6 yaitu Multi-
Analyzer. Jika dipaksakan beroperasi, maka dikhawatirkan terjadi
kerusakan pada PMT tersebut akibat panas yang ditimbulkan oleh alat
kontak. Kejadian ini tentu akan mengganggu sistem dan kerugian
material.

24
4.1.4 Pengukuran Tahanan Pentahanan
Tabel 4.4 Perolehan Penilaian Gangguan Pentanahan
Perolehan
Titik Takar Standar Phase Phase Phase
R S T
Terminal
≤1Ω 0,88 Ω 0,88 Ω 0,88 Ω
Pentanahan

Berdasarkan hasil pengukuran tahanan pentahanan yang dilakukan


seperti yang tercantum dalam tabel 4.4 nilai hasil ukur yang diperoleh
pada tahanan pentahanan PMT GIS Senayan Bay PLTMG sudah sesuai
dengan standar yang ditentukan, oleh PLN yaitu kurang dari 1 Ω
sehingga PMT yang diuji masih layak untuk beroperasi.
4.1.5 Pengukuran Tahanan Isolasi
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi
Hasil Sebelumnya Kondisi Akhir
Titik Ukur
R (MΩ) S(MΩ) T(MΩ) R(MΩ) S(MΩ) T(MΩ)
Atas – Bawah 4950 9999 8411 2721 2840 2746
Atas – tanah 6428 4455 2003 2096 2180 1929
Bawah –Tanah 3341 4428 1235 4228 1652 2087

Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Kemampuan Isolasi PMT


Titik Ukur R (MΩ) S(MΩ) T(MΩ)
Atas – Bawah 5443,2 5681,2 5492,2
Atas – tanah 4192,2 4361,6 3858,2
Bawah –Tanah 8456,4 3317 4174,8

Pada pengujian PMT tahanan isolasi ini hasil yang didapatkan bahwa
PMT tersebut masih dalam keadaan baik itu dikerenakan besar nilai

25
tahanan isolasi di setiap fasanya memiliki nilai yang berbeda-beda,
tergantung pada kondisi masing-masing isolator. Dan standar batasan
tahanan isolasi Pemutus Tenaga (PMT) menurut SKDIR 0520-
2.K/DIR/2014 minimum besar tahanan isolasi sebesar “1 Kilo Volt = 1
MΩ (Mega Ohm)” . Dan tegangan yang diberikan pada pengukuran
tahanan isoolasi ini 5 KV. Dan data hasil perhitungan kemampuan isolasi
PMT didapatkan dari hasil akhir pengujian tahanan isolasi/tegangan
ujinya. Dari data perhitungan diatas dapat dilihat Pada fasa S nilai
tahanan isolasi lebih kecil dibandingkan dengan fasa R dan fasa T.
Dengan dilakukannya pemeliharaan pengujian tahanan isolasi maka
keandalan dapat tetap terjaga. Dalam hal tersebut untuk meminimalisir
atau menghindari adanya kegagalan isolasi PMT perlu dilakukannya
pemeliharaan secara berkala agar kondisi keandalan isolasi PMT tetap
terjaga.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis dan hasil perhitungan data yang diperoleh dari
hasil pengujian 2 (dua) tahunan bay PLTMG di GIS Senayan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian yang dilakukan terhadap PMT Bay PLTMG di GIS Senayan
yaitu pengujian keserempakan kontak PMT, percobaan gangguan
koneksi, percobaan gangguan isolasi dan percobaan gangguan
pentanahan.
2. Pada pengujian keserempakan, nilai hasil rata-rata yang dihasilkan <10
ms maka PMT Bay PLTMG tersebut masih memenuhi standar, dimana
perhitungan yang didapatkan, selisih antara kerja koneksi Pemutus
Tenaga disaat menutup makin lamban dari pada saat kerja Pemutus
Tenaga disaat membuka.
3. Pada pengujian tahanan kontak, nilai hasil pengujian yang didapatkan
melebihi standar acuan SPLN dimana nilai <100 µΩ sehingga harus
dilakukan pengujian ulang dan pengecekan pada PMT untuk
menganalisa penyebab kesalahan dan mengetahui apakah perlu
dilakukan perbaikan. Jika dipaksakan beroperasi, maka dikhawatirkan
terjadi kerusakan pada PMT tersebut akibat panas yang ditimbulkan
oleh alat kontak. Kejadian ini tentu akan mengganggu sistem dan
kerugian material.

5.2 Saran
Tinjauan yang bisa menjadi bahan perbaikan bagi pengkajian lebih lanjut :
1. Mekanis Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) perlu dibersihkan secara
menerus supaya terhindar dari karat karena kelengasan udara, dan
untuk alat uji sebaiknya lebih dari satu agar hasil yang didapatkan lebih
baik.

27
2. Menggunakan buku manual dari Pemutus Tenaga (PMT) tersebut,
sebagai acuan untuk menentukan hasil tindak lanjut jika kerja nilai di
atas standar yang telah ditetapkan atau hasil buruk.

28
DAFTAR PUSTAKA

A. Goeritno, B.I. Syaputra, (2014). ―Kelayakan Operasi Pemutus Tenaga


(PMT) Berdasarkan Kualitas Gas, Keserempakan Titik Titik Kontak di
JUTEKS (Jurnal Teknik Elektro dan Sains), Vol.1, No.1, hlm. 1-7.
Aslimeri, dkk. 2008. Teknik Transmisi Tenaga Listrik. Jakarta Departemen
Pendidikan Nasional
Elvansyah, M.R. 2016. Pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6
sebagai sarana pemadam busur api. Banjarmasin:Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Guntoro, H. 2013. Pemeliharaan PMT di Cikarang Listrindo. Jakarta :
Universitas Mercu Buana.
MARTIN PANGSONGGO (2001) Peran Pemutus dan pemisah sebagai
Peralatan Hubung (switchgear) pada Gardu Induk 150 kV, Institut Sains
dan Teknologi AKPRIND, Yogyakarta
PLN PUSDIKLAT. 2011. BUKU PETUNJUK PEMUTUS TENAGA (PMT)
Jakarta, Penerbit PLN PUSDIKLAT.
Pranomo, I. 2019, Analisis Pengujian Pemutus Tenaga Bay Gondang 2
Dalam pemeliharaan 2 Tahunan Di Gardu Induk Palur. (Skripsi Yang
Tidak Dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.,2019)
SKDIR 0520-2.K/DIR/2014, 2014, Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus
Tenaga (PMT) No dokumen : PDM/PGI/07:2014, PT PLN (Persero),
Jakarta. Indonesia
SKDIR 114.K/DIR/2010, 2010, Himpunan Buku Petunjuk Batasan Operasi
Dan Pemeliharaan Penyaluran Tenaga Listrik - Buku Pedoman
Pemeliharaan Pemutus Tenaga No dokumen : 7-22/ HARLUR-
PST/2009, PT PLN (Persero), Jakarta. Indonesia Buku petunjuk operasi
pemeliharaan Pemutus Tegangan (PMT) B.1.1.2.10.3
Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal
NIM 201771052
Nama : Aryanti Poddalah
Tempat / TanggalLahir : Makassar, 27 Februari 1999
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Alamat Rumah : Perumahan Taman Telkomas Jl. Telkom 3 Blok C1
No. 85, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan
KodePos : 90241
Telp / Hp : 087840142953
Email : antipoddalah02@gmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus

SD SD Frater Bakti Luhur - 2010


SMP SMPN 35 Makassar - 2013
SMA SMA Kristen Elim Makassar IPA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 19 Maret 2020

Aryanti Poddalah
LAMPIRAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN


LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Aryanti Poddalah


NIM : 2017 71 052
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Teknologi Listrik
Pembimbing Utama (Materi) : Suwarno, IR., MT.
Judul Tugas Akhir** : Pengujian Pemutus Tenaga 150 kV
Dalam Rangka Pemeliharaan di Gas
Insulated Switchgear (GIS) Senayan

Paraf
Tanggal Materi Bimbingan
Pembimbing

10/02/2020 Konsultasi tentang judul yang ingin dibahas Digitally signed by Suwarno, Ir,
MT
DN: C=ID, OU=Teknik Elektro,

untuk proyek akhir


O=Institut Teknologi PLN, CN="
Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed this
document
Location:
Date: 2020-07-21 09:45:53

24/02/2020 Konsultasi tentang rumusan masalah, ruang Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik

lingkup pembahasan Elektro, O=Institut Teknologi


PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:47:15

18/03/2020 Konsultasi tentang teori penunjang atau bab 2 Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik

proposal proyek akhir Elektro, O=Institut Teknologi


PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:47:55

02/04/2020 Konsultasi metode yang digunakan untuk Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut

mengumpulkan data Teknologi PLN, CN="


Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:48:32

04/05/2020 Konsultasi bab 1-3 laporan proposal proyek Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik

akhir Elektro, O=Institut Teknologi


PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:49:12

17/05/2020 Bimbingan laporan magang Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:49:46
06/06/2020 Konsultasi judul kegiatan laporan magang Digitally signed by
Suwarno, Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut
Teknologi PLN, CN="
Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:50:35

13/06/2020 Bimbingan bab 4 proyek akhir Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:51:07

03/07/2020 Bimbingan bab 4 proyek akhir Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:51:45

11/07/2020 Konsultasi pembahasan bab 4 proyek akhir Digitally signed by Suwarno,


Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik

dan kesimpulan
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:54:43

18/07/2020 Bimbingan bab 1-5 laporan proyek akhir Digitally signed by Suwarno,
Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut Teknologi
PLN, CN="Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:55:23

19/07/2020 Konsultasi isi abstrak, serta lampiran - Digitally signed by


Suwarno, Ir, MT
DN: C=ID, OU=Teknik
Elektro, O=Institut

lampiran Teknologi PLN, CN="


Suwarno, Ir, MT",
E=suwarno@itpln.ac.id
Reason: I have reviewed
this document
Location:
Date: 2020-07-21 09:55:59
PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN PMT 600, 160, 160 kV

UPT/ULTG : P ng / Bay : PLTMG MW : HP


No.6erie/ • : fi15071•2

No

cc oc

c. M i / CA
Miteanari udara
•-. » ””””

PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN PMT 500, 150, 70 kV

UPTMLTG Pulooaduno / Karel Bav PLTMG Merk I-Hitachi


Lokasi GIS Senayan Type MFPT 14031L No Serie/Fasa 515071-2

NO Peralatan yang diperiksa Kondisi Awal Kondisi Akhir

Fungsi OperdClose PMT


a. Remote abnorm at ror mai

b Local aDnotmaI nrur>a'

d lndikator posisi ON / OFF ada tidak ada

e Emergency Trip nrrma‹


f Menguj! keserempakan keluar masuk PMT” F ) GEL

8 Pondasl
a. Memenk6a Keretakan ada woaxaJa ada :‹oak ada
b. Memenksa Kemiringan tcaNaoe ada tidak aca

9 Mengujl Tegangan Tlnggl DG tvacuum tube)“ ?icau oa «


rioak oa!k

10 Fungsi Alarm
a Alam SF6 a 'rormat
no‹ma' no‹ma
b Alarm Hidrolik ac“.ormai
nonna|
c Alarm Pneumatik
no+mS'

11 Furngsi Trip
a. Tnp SF6 bbnoma
ROW N 6 I ebnoma
b Block SFg abnormal
aono‹mai norma
c Trip H›droTik abnormal
OOFTd' aonomai
d Tnp Pneumatik awo'ma|
2OfC8l aono‹ al

Fuiig»i Interiuuk
a Mekanik dbflof /TtD I
aonormal
b Elektrik
norma' asnorrna

13 Fungsi Motor Penggerak


a Fungsi Start
b Fungsi Stop

Manajer ULTG Karet


6D *OFFFiQI

DGI^Ot mdI

Pengawas Pekerjaan
B norma'

normal

Catalan

” Dilakukan sesuai kebutuhan


" F j Formulir terlampr
Pdut Out Breaker Analyzer PBT

: m.on.m
Teroasane : Bav PLT G

Date
26-02-20

P eaker IDI ? IS FN A„/AN


Breaker ID2' BAY PLTMG
Breaker ID3: HITACHI
e ker lD1: Breaker lD4: FAI-1 70-DC2-3 I
BAY PLTMG Test ID: PLTMG
eaker lD2: HITACHI
Breaker ID3: Type of test: Rutin
FAI-170-DC2 ?1 26- Feh-^0 t^ I„ 1 DC
eakei ID4:
st ID: PLTMG ULTG kARET
Type of test: Rutn
tefT ime: 26-Fet,-’* 1J:.'1 6
erator: ULTO 0..SET

peration: 1

0
’ -0 9 U

Anda mungkin juga menyukai