Anda di halaman 1dari 22

PAPER

“Transmisi Tenaga Listrik”

Disusun Oleh

1. Anisah Zahra Diansi (16063038)


2. Atikah Zulfianti Putri (16063039)
3. Fadillah Jamil (16063043)
4. Irsyad Syawal (16063045)
5. Nomika Febdina (16063049)

Dosen Pengampu
Erita Astrid S.T M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELKETRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga paper ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      
Padang, 09 Desember 2018

                                                                                              

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................................4
B. TUJUAN............................................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................................6
A. DAYA PADA RANGKAIAN AC BERFASA TUNGGAL.............................................................................6
B. DAYA KOMPLEKS.........................................................................................................................................9
C. SEGITIGA DAYA..........................................................................................................................................10
D. ARAH ALIRAN DAYA.................................................................................................................................11
E. DAYA PADA RANGKAIAN TIGA – FASA YANG SEIMBANG............................................................13
F. ALIRAN DAYA MELALUI SALURAN TRANSMISI................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................................................20
PENUTUP....................................................................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik seperti PLTA,
PLTU, PLTG, PLTP, dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi
setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan
yang ada di pusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi di PLN kebanyakan
mempunyai tegangan 66 KV, 150 KV dan 500 KV. Khusus untuk tegangan 500
KV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Masih
ada beberapa saluran transmisi dengan tegangan 30 KV, namun tidak
dikembangkan lagi oleh PLN. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara
dan ada pula yang berupa kabel tanah. Saluran udara harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan kabel tanah maka saluran transmisi PLN kebanyakan
berupa saluran udara. Kerugian dari saluran udara dibandingkan dengan kabel
tanah adalah bahwa saluran udara mudah terganggu, misalnya karena kena petir,
pohon, dan lain-lain.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka
sampailah tenaga listrik ke Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya
melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau juga
yang disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang
dipakai PLN adalah 20 KV, 12 KV dan 6 KV. Kecenderungan saat ini
menunjukkan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang dikembangkan adalah
20 KV.
Jaringan setelah keluar dari GI biasa disebut jaringan distribusi,
sedangkan jaringan antara pusat listrik dengan GI biasa disebut jaringan transmisi.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer maka
kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi
menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt atau 220/127 Volt

4
kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya
disalurkan ke rumah-rumah pelanggan PLN melalui sambungan rumah.
Pelanggan-pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar tidak dapat
disambung melalui jaringan tegangan rendah melainkan disambung langsung
pada jaringan tegangan menengah bahkan ada pula yang disambung pada jaringan
transmisi tegangan tinggi. Setiap GI sesungguhnya merupakan pusat beban untuk
suatu daerah pelanggan tertentu, bebannya berubah-ubah sepanjang waktu
sehingga juga daya yang dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik harus selalu
berubah.
Diperlukan sebuah analisa aliran daya yang memperhitungkan tegangan,
aliran daya, dan rugi daya yang terdapat di berbagai titik dalam suatu jaringan
listrik pada pengoperasian optimal.

B. TUJUAN
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana arah aliran daya
dari sebuah jaringan transmisi secara konvensional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DAYA PADA RANGKAIAN AC BERFASA TUNGGAL


Meskipun teori dasar dari transmisi energi menggambarkan pemindahan
energi sebagai interaksi medan listrik dan magnit, insyinyur ssistem tenaga hampir
selalu lebih berkepentingan untuk menyatakan kecepatan (rate) berubahnya energi
terhadap aktu (yang sebenarnya adalah definisi daya) dalam bentuk tegangan dan
arus. Satuan (unit) daya adalah watt. Daya dalam watt yang diresap oleh suatu beban
pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan pada beban tersebut dalam volt
dikalikan dengan arus yang mengalir lewat beban dalam ampere. Jika terminal
terminal beban digambarkan sebagai a dan n dan jika tegangan dan arus dinyatakan
dengan
V an=V maks cos ω dan i an=I mak s cos (ωt−θ¿
Maka daya sesaat adalah
P = v an i an

Sudut θ dalam persamaan persamaan diatas adalah positif untuk arus yang
tertinggal terhadap tegangan dan negatif untuk arus yang mendahului tegangan.
Suatu nilai p yang positif menunjukan kecepatan berubahnya energi yang diserap
oleh bagian sistem diantara titik titik a dan n. sudah tentu daya sesaat adalah positif
jika v an dan i an kedua duannya positif dan akan menjadi negatif v an dan i an berlawanan
tandanya. Daya positif yang dihitung dari v an dan i anterjadi jika arus mengair searah
dengan jatuh tegangannya, dan akan sama dengan kecepatan berpindahnya energi
kebeban. Sebaliknya, daya negatif yang dihitung dari v an dan i ansama fasanya, seperti
halnya pada beban resistif murni, daya sesaat tidak akan prnah negatif. Ika arus dan
tegangan berbeda fasanya sebesar 90 derajat, seperti halnya dalam elemen rangkaian
ideal yang induktif murni atau kapasitif murni, daya sesaat akan mempunya etengah
siklus positif dan stengah siklus negatif yang sama besar, sehingga nilai rata ratanya
adalah nol.

6
Dengan menggunakan kesamaan trigonometrik dapat diubah menjadi
V maks cos ω,
iR= I maks cosθ cos ωt

Dimana V maks I maks dapat diganti dengan perkalian V an x I an atau V x I


Cara lain untuk melihat persamaan daya sesaat adalah dengan perhatikan
komponen arus yang sefasa dengan v an dan yang berbeda fasa 90° dengan v an. Jika
nilai maksimum i annadalah I maks, maka nilai maksimum i R harus sefasa dengan v an.
Untuk v an
i R = I maks cosθ cos ωt
Kemudian
v an i R = V maks I maks cosθ cos 2 ωt
V maks I maks
= cos θ (1+ cos 2ωt ¿
2
Demikian pula,
v an i x = V maks I maks sin θ sin ωt cosωt
V maks I ma ks
=
2
Yang sama dengan daya sesaat pada induktansi dan sama pula dengan
bagian kedua dari persamaan (2.8). memperhatikan v andan i x dan perkaliannya
digambar terhadap t.
Jika persamaan (2.8) diteliti lebih lanjut, akan terlihat bahwa bagian
pertama dimana terdapat cosθ akan selalu positif dan nilai rataratanya adalah
V maks I maks
P= cosθ
2
Atau, dengan memasukan nilai nilai rms dari tegangan dan arus,
P = |V|. |I| cosθ
P adalah kuantitas daya, jika maksud perkataan “daya” tersebut tidak diubah oleh suatu kata
sifat yang akan memberinyaidentitas lain. P, atau daya rata rata, juga disebut daya nyata (real
power). Satuan dasar dari daya, baik sesaat maupun ratarata adalah watt. Tetapi karena watt

7
adalah satuan yang terlalu kecil untuk kuantitas sistem tenaga,, maka P biasanya diuur dalam
kilowatt atau megawatt

8
Consinus sudut fasa θ di antara tegangan dan arus dinamakan faktor daya
(power faktor). Suatu rangkaian induktif dikatakan mempunyai “faktor daya yang
tertinggal”, dan rangkaian kapasitif dikatakan mempunyai “faktor daya yang
mendahului”. Dengan perkataan lain, istilah istilahfaktor daya yang ketinggalan dan
memdahului berturut turut menunjukan apakah arus tersebut tertinggal dan
mendahului tegangan yang terpasang.
Bagian kedua dari persamaan (2.8)dimana terdapat sinθ selalu barubah
rubah dari positif kenegatif dan sebaliknya, dan nilai rataratanya adalah nol.
Komponen dari daya sesaat p ini dinamakan daya reaktif sesaat dan menggambarkan
energi yang berganti ganti mengalir menuju kebeban dan keluar dari beban. Nilai
maksimum dari daya yang selalu berubah rubah ini, yang dituliskan dengan Q,
dinamakan daya reaktif atau daya voltampere yang akan sangat berguna dalam
melukiskan bekerjaannya suatu sistem tenaga. Hal ini akan menjadi semakin jelas
dalam pembahasan pembahasan selanjutnya. Daya reaktif adalah
V maks I maks
Q= sin θ
2
Atau
Q= |V| . |I| sin θ
Akar dari jumlah kuadrat P dan Q sama dengan perkalian |V| dan |I| karena
√ P 2+ Q 2 = √ ¿ ¿

Tentu saja P dan Q mempunyai satuan dimensi yang sama, tetapi biasanya
satuan untuk Q dinyatakan dengan vars (yang berarti voltampere reaktif). Satuan
yang lebih praktis untuk Q adalah kilovars atau megavars.
Pada suatu rangkaian seri yang sederhana dimana Z sama dengan R + jX,
kita dapat mengganti |I| . |Z| dengan |V| dalam persamaan untuk mendapatkan
P= ¿ I ∨¿2 .|Z|cosθ ¿
Dan
Q=¿ I ∨¿ 2 .|Z|sin θ ¿

9
.
Kemudian dengan mengingat bawah R = |Z| cosθ dan X = |Z| sinθ, kita
mendapatkan
P = ¿ I ∨¿2 R ¿ dan Q = ¿ I ∨¿2 ¿ X
Seperti yang sudah kita perkirakan.
Persamaan (2.14) dan (2.16) memberikan metode lain untuk menghitung
faktor daya karena kita lihat Q/ P= tan θ karena faktor daya adalah
−1 Q
Cos θ = cos tan
P
Jika daya sesaat dalam persamaan (2.18)berupa daya rangkaian yang
hampir seluruhnya kapasitif sedangkan tegangan yang terpasang sama θ akan negatif
sehingga sin θ dan Q juga negatif. Jika rangkaian rangkaian kapasitif dan induktif di
hubungkan paralel daya reaktif sesaat untuk rangkaian RL akan berbeda fasa 180°
dengan daya reaktif sesaat untuk rangkaian RC. Daya reaktif netto adalah selisih
antara Q untuk rangkaian RL dan Q untuk rangkaian RC. Nilai positif diberikan pada
Q untuk beban induktif dan nilai negatif untuk beban kapasitif.
Insinyur sistem tenaga biasanya menganggap sebuah kapasitor sebagai
generator daya reaktif positif, dan bukannya sebagai suatu beban yang memerlukan
daya reaktif negatif. Konsep ini sangatnmasuk akal, karena sebuah kapasitor yang
menarik Q negatif dan terpasang paralel dengan sebuah beban induktif akan
mengurangin Q yang seharusnya di suplai seluruhnya oleh sistem kepada beban
induktif. Hal ini sama saja dengan menganggap sebuah kapasitor sebagai suatu alat
yang memberikan arus yang ketinggalan dan bukannya sebagai alat yang menarik
arus yang mendahului, sebuah kapasitor variabel yang terpasang paralel pada suatu
beban induktif dapat diatur sedemikian rupa sehingga arus mendahului pada
kapasitor menjadi tepat sama besar dengan komponen arus pada beban induktif yang
tertinggal 90 derajat terhadap tegangan.

B. DAYA KOMPLEKS
Jika persamaan fasor untuk tegangan dan arus diketahui, perhitungan
untuk daya nyata dan reaktif dapat dilakukan dengan bentuk kompleks. Jika trgangan

10
pada suatu beban atau pada bagian dari suatu rangkaian dan arus kebeban atau
bbagian tersebut dinyatakan dengan V =|V|∟α dan I = |I|∠ β, maka hasil perkalian
tegangan dan conjugate dari arus adalah
Al¿ = A ∟α x I ∠−β = |V| . |I| / α-β
Karena α-β merupakan sudut fasa antara tegangan dan arus , jadi sama
denganθ dalam pesamaan persamaan terdahulu, maka
S = P +jQ
Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut fasa α-β diantara tegangan
dan arus adalah positif yaitu jika α>β yang juga berarti bahwa arusnya tertinggal
terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan menjadi negatif untuk β>α yang berarti juga
bahwa arus mendahului terhadap tegangan. Ini sesuai dengan pemilihan tanda positif
untuk daya reaktif dari suatu rangkaian induktif dan tanda negatif untuk daya negatif

Q S

P
Suatu rangkaian kapasitif. Untuk mendapatkan tanda yang benar bagi Q
diperlukan pehitungan S sebagai VI* dan bukannya V*I karena yang tersebut
belakangan ini akan membalikan tanda untuk Q.

C. SEGITIGA DAYA
Persamaan (2.23) menggunakan suatu metoda grafis untuk mendapatkan P
keseluruhan Q dan sudut fasa untuk bberapa beban yang dihubungkan pararel karena
cos Ө adalah P/ISI. Segitiga daya dapat digambarkan suatu beban induktif. Untuk
beberapa beban yang dihubungkan pararel. P total adalah jumlah daya rata-rata dari
semua beban, yang digambar pada sumbu mendatar untuk analisis grafis. Untuk
beban induktif Q digambarkan fertikal ke atas karna bertanda positif. . Suatu beban
kapasitif akan mempunyai daya reaktif negatif , dan karenanya Q digambarkan
vertikal ke bawah. Gambar 2.8 melukiskan segitiga daya yang disusun dari
P1,Q1,dan S1.

11
D. ARAH ALIRAN DAYA
Hubungan antara P,Q dan tegangan yang dibangkitkan E, sehubungan
dengan tanda P dan Q adalah penting dalam pembahasan aliran daya dalam suatu
sistem.
Masalah pengiriman daya kepada suatu rangkaian atau penyerapan daya dari
suatu rangkaian tidaklah begitu sulit untuk sistem d.c I mengalir melalui sebuah
baterai. Jika I = 10 A dan E=100V maka baterai sedang diisi dengan laju pengisian
1000w . Sebaliknya dengan panah tetap menunjuk arah sama,

arus mungkin saja menjadi I=10A maka arahnya dari arus berlawanan dengan arah
panah. Dan hasil kali E dan I adalah -1000W tpi, hal ini benar jika E dan I positif jika
sudah jelas bahwa tnda positif untuk daya diberikan kepada pengisian batrai.
Apabila panah I pada gambar dibalik, pelepasan ditandakan dengan tanda
positif untuk daya. Dan gambar 2.10 menjelaskan sbuah sumber tegangan ideal untuk
suatu sistem a.c tanda-tanda polaritas menunjukkan terminal yang positif selama
setengah siklus dimana tegangan sesaatnya positif. Dan terminal yang ditandai
dengan tanda positif adalah negatif selama setengah siklus berikutnya dimana
tegangan sesaatnya negatif
Gambar tersebut menunjukkan generator. Karna arus positif mengalir keluar
dari terminal yang bertanda positif. Penylesaian soal ini dengan baik ialah dengan
menguraikan komponen sejajar dengan sumbu E adalah Q mempunyai fasa
yang sama maka daya yang di bubangkitkan ke dalam sistem.
Jika komponen arus yang sejajar dengan sumbu e E negatif maka dayanya
diserap dan keadaan ini adalah untuk mitor.

12
Dalam kasus jatuhnya potensial bagian yang nyata dari EI adalah positif P
negatifv dalam kasus ini akan menunjukkan daya yang dibangkitkan.
Untuk menentukan tanda Q pada gambar akan sangat membantu. Pada
gambar daya reaktif positif yang sama dengan [ I] X disuplay kepada induktor karna
induktor menarik Q yang positif
Apabila arah panah pada gambar dibalik. I akan mendahului 90 o terhadap E
dan bagian khayar dari EI = 100√0o v, jika EI 100√30. DAN z= 0+ j5 Ώ..
Maka

Diharapkan bahwa mesin satu adalah generator. Karna arah arus dan tanda-
tanda polaritasnya. Karna p negatif dan Q positif. Mesin menyerap energi dengan
laju sebesar 1000w.

13
Terlihat juga pada mesin 2 yang diharapkan merupakan sebuah motor.
Mempunyai P dan Q negatif. Membangkitkan energi dengan laju 1000W dan catu
daya 268 var

Terlihat pula bahwa daya reaktif adalah 268+ 268yaitu diperlukan untuk
reaksi induktif 5Ώ .

E. DAYA PADA RANGKAIAN TIGA – FASA YANG SEIMBANG


Total daya yang diberikan oleh sebuah generator tiga – fasa atau yang
diterapkan suatu beban tiga-fasa dapat diperoleh dengan mudah dengan
menjumlahkan daya pada ketiga fasanya. Pada suatu rangkaian yang seimbang, ini
sama saja dengan 3 kali daya pada fasa yang mana juga, karena daya pada semua
fasa adalah sama.

Jika besarnya tegangan ke netral V P untuk suatu beban yang terhubung Y


adalah
V p=|V an|=|V bn|=¿ V cn ∨¿ (2.29)
Dan jika besarnya arus fasa I P untuk suatu beban yang terhubung Y adalah
I p=|I an|=|I bn|=¿ I cn ∨¿ (2.30)
Maka daya tiga fasa total adalah
P=3 V p I p cos θ p (2.31)
Di mana θ p adalah sudut dengan mana arus fasa tertinggal terhadap
tegangan fasa, jadi sama dengan sudut dari impedansi di masing-masing fasa. Jika V L
dan I L berturut-turut adalah besarnya tegangan antar saluran dan arus saluran, maka
VL
V p= dan I p=I L (2.32)
√3
Dan dengan mensubsitusikan ke Persamaan (2.31), diperoleh
P=√ 3 V L I L cos θ p (2.33)
Total vars adalah
Q=3 V p I p sin θ p (2.34)
Q=√ 3 V L I L sin θ p (2.35)

14
Dan voltampere dari beban adalah
|S|=√ P2+ Q2=√ 3 V L I L (2.36)
Persamaan-persamaan (2.33),(2.35), dan (2.36) adalah persamaan-
persamaan yang biasa dipakai untuk menghitung P,Q, dan |S| pada jaringan
(network) tiga-fasa yang seimbang, karena kuantitas yang biasanya diketahui adalah
tegangan antar-saluran, arus kawat, dan faktor daya atau cos θ p . Jika kita berbicara
tentang sistem tiga-fasa, maka yang dimaksud adalah kondisi seimbang kecuali jika
dinyatakan sebaliknya, dan istilah tegangan,arus,dan day berturut-turut berarti
tegangan antar-saluran,arus saluran, dan daya total untuk keseluruhan tiga-fasa, jika
tidak ada perincian sebaliknya.
Jika bebannya dihubungkan secara –Δ, tegangan pada masing-masing
impedansi adalah tegangan antar-saluran, dan arus yang mengalirlewat masing-
masing impedansi sama dengan besarnya arus saluran dibagi √ 3, atau
IL
V p=V L dan I p= (2.37)
√3
Daya tiga-fasa total adalah
P=3 V p I p cos θ p (2.38)
Dan dengan mengsubsitusikan nilai V p dan I p dari Persamaan (2.37) ke
dalam Persamaan (2.38), diperoleh
P=√ 3 V L I L cos θ p (2.39)
Yang ternyata identik dengan Persamaan (2.33). karena itu Persamaan
(2.35) dan (2.36) juga berlaku tanpa memandang apakah bebannya dihubungkan
secara –Δ atau Y.

F. ALIRAN DAYA MELALUI SALURAN TRANSMISI


Meskipun aliran daya pada setiap titik di sepanjang saluran transmisi selalu
dapat diperoleh jika tegangan, arus, dan faktor daya diketahui atau dapat dihitung,
beberapa persamaan yang sangat menarik dapat diturunkan untuk daya dengan
konstanta ABCD sebagai suku-sukunya. Tentu saja persamaan-persamaan ini berlaku
untuk setiap jala-jala pasangan dua terminal (two-terminal-pair network). Dengan

15
mengulang Persamaan (5.8) dan menyelesaikannya untuk arus ujung penerimaan I R
dihasilkan
V S = AV R + BI R (5.55)

V S− AV R
I R= (5.56)
B

Dengan membuat
A=| A|< α B=¿ B∨¿ β (5.57)
V R=|V R|< 0° V S =¿ V S ∨¿ δ (5.58)

Kita dapatkan
VS | A|.|V R|
I R= < ( δ −β ) − <(α −β) (5.59)
B |B|

Maka daya kompleks V R I R pada ujung penerima adalah


P R + jQ R =|V S|.∨V R ∨ ¿ ¿
V S ∨¿2
¿ B∨¿< ( β−δ )−| A|.∨ <(α −β) ¿ ¿
|B|
(5.60)
Dan daya nyata dan reaktif pada ujung penerima adalah
P R=|V S|.∨V R∨ ¿ ¿
V R ∨¿2
¿ B∨¿ cos ( β−δ )−|A|.∨ cos(α −β )¿ ¿
|B|
(5.61)
Q R=|V S|.∨V R∨ ¿ ¿
V R ∨¿2
¿ B∨¿ sin ( β−δ )−| A|.∨ sin(α −β)¿ ¿
|B|
(5.62)
Setelah memperhatikan bahwa rumusan untuk daya kompleks P R + jQ R yang
ditunjukan oleh Persamaan (5.58) ternyata merupakan hasil gabungan dua faso yang
dinyatakan dalam bentuk polar, kita dapat melukiskan fasor-fasor tersebut pada pada

16
bidang kompleks yang koordinat-koordinat mendatar dan tegaknya adalah dalam
satuan daya (watt dan var). Gambar5.9 memperlihatkan kedua besaran kompleks
tersebut dan selisihnya seperti dinyatakan oleh Persamaan (5.58). Gambar (5.10)
menunjukan fasor-fasor yang sama dengan titik asal sumbu-sumbu koordinat yang
telah digeser. Gambar ini merupakan suatu diagram daya dengan hasil yang
besarannya adalah | P R + jQ R ∨¿ , atau ¿ V R∨.∨I R∨¿ , dengan sudut θ R terhadap
sumbu mendatar. Seperti yang diharapkan, komponen-komponen nyata dan khayalan
dari | P R + jQ R ∨¿ adalah
P R=|V R|.|I R|cos θ R
Dan
Q R=|V R|.|I R|sin θ R
Di mana θ R adalah sudut fasa dengan mana V R mendahului I R . Tanda Q
sesuai dengan perjanjian yang memberikan nilai positif pada Q jika arus tertinggal
dari tegangan.
Sekarang marilah kita tentukan beberapa titik pada diagram daya Gambar
5.10 untuk berbagai beban dengan nilai |V S| dan |V R| yang tetap. Pertama-tama kita
lihat bahwa posisi n tidak tergantung pada arus I R dan tidak akan berubah selama

|V R| konstan. Kemudian kita lihat juga bahwa jarak antara titik n dan titik k adalah
konstan untuk nilai-nilai |V S| dan |V R|yang tetap. Karena itu, dengan merubah jarak
antara 0 dan k dengan perubahan beban, titik k yang harus tetap pada jarak yang
konstan dari titik n yang tetap, dibatasi geraknya di sekeliling lingkaran yang
berpusat pada n. Setiap perubahan pada P Rakan memerlukan suatu perubahan pula

pada Q R untuk menjaga agar k tetap pada lingkaran. Jika suatu nilai |V S| lain dibuat

konstan untuk nilai |V R| yang sama, letak titik n tidak berubah tetapi akan didapatkan
suatu lingkaran baru dengan jari-jari nk.

17
Dalam Persamaan (5.50) sampai (5.62) |V S| dan |V R| adalah tegangan dari
saluran ke netral dan koordinat-koordinat dalam Gambar 5.10 adalah watt dan var
perfasa. Tetapi jika |V S| dan |V R| adalah tegangan antar saluran, setiap jarak pada
Gambar 5.10 meningkat dengan fakror 3 dan koordinat-koordinat pada diagram
adalah megawatt dan megavar.
Jika tegangan ujung penerima dibuat konstan dan lingkaran ujung penerima
digambar untuk berbagai nilai tegangan ujung pengirim, lingkaran yang dihasilkan
akan konsentris karena letak pusat lingkaran daya ujung penerima diperlihatkan pada
Gambar 5.11 untuk suatu ujung penerimaan yang tetap. Garis beban yang dilukis
dalam Gambar 5.11 akan sangat memudahkan jika beban berubah besarnya
sedangkan faktor dayanya tetap konstan. Sudut antara garis beban yang melalui titik
asal dan sumbu mendatar adalah sudut yang kosinusnya merupakan faktor daya dari
beban. Garis beban dalam Gambar 5.11 itu dilukis untuk beban yang tertinggal
fasanya karena semua titik pada garis tersebut terletak pada kuadrat pertama dan
mempunyai var yang positif.
Sejak hadirnya komputer digital, diagram lingkaran menjadi kurang
pemakaiannya dalam praktek. Diagram tersebut kita perkenalkan disini untuk
melukiskan beberapa konsep dari pengoperasian saluran transmisi. Misalnya, dengan
meneliti Gambar 5.10 akan terlihat bahwa ada suatu limit (batas) bagi daya yang
dapat dikirimkan ke ujung penerima saluran untuk tegangan ujung pengirim dan

18
ujung penerima yang sudah di tentukan besarnya. Suatu penambahan dari daya yang
dikirim berarti bahwa titik k akan bergeser sepanjang lingkaran sehingga sudut β−δ
sama dengan nol; yang berarti, lebih banyak daya yang akan dikirikan sehingga δ
sama dengan β. Peningkatan δ yang lebih lanjut akan berakibat kurangnya daya
yang diterima. Daya maksimum adalah

Gambar 5.11 lingkaran daya ujung penerima untuk berbagai nilai |V S| dan

suatu nilai |V R| yang konstan.

P R ,max =|V S|.∨V R∨ ¿ ¿


V R∨¿2
¿ B∨¿−| A|.∨ cos( α−β )¿ ¿
|B|
Beban itu harus menarik arus mendahului (leading) yang besar untuk
mencapai keadaan penerima daya yang maksimum.
Dalam Gambar 5.11 panjang garis tegak dari titik a pada persilangan garis
beban dengan lingkaran |V S 4| ke titik b pada lingkaran |V S 3| adalah banyaknya daya
reaktif negatif yang harus ditarik oleh kapasitor yang ditambahkan secara paralel

19
pada beban untuk mempertahankan agar V R tetap konstan bila tegangan ujung

pengirim dikurangi dari |V S 4| ke |V S 3| . penambahan sedikit lagi kilovar kapasitor


akan menghasikan suatu beban gabungan dengan faktor daya satu dan pengurangan
|V S| lebih lanjung untuk | V R∨¿ yang sama. Tentu saja analisis ini juga berarti

bahwa suatu |V S| yang konstan akan menghasilkan |V R∨¿ yang lebih tinggi jika
kapasitor ditambahkan secara paralel dengan beban yang tertinggal (lagging).
Salah satu dari banyak hal yang diperjelas dengan mempelajari diagram
lingkaran dari Gambar 5.11 adalah perubahan pada tegangan ujung pengirim yang
diperlukan untuk mempertahankan ujung penerima yang konstan untuk diperlukan
daya nyata dan reaktif yang diterima. Misalnya, untuk suatu θ R yang konstan pada
beban, koordinat-koordinat persilangan garis beban dengan suatu lingkaran dari
tegangan ujung pengirim yang konstan adalah P dan Q beban itu untuk nilai |V S| dan

|V R| untuk mana diagram tersebut dilukiskan.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. KRITIK DAN SARAN

21

Anda mungkin juga menyukai