Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN TRANSMISI 150 Kv


Disusun Guna Memenuhi Tugas Transmisi Daya Listrik
Dosen Pengampu : Muhammad Fahreza,S.T. M.T.

Disusun oleh :
Allisa Qotrunada Simanjuntak
222421034

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... iii
BAB 1 .......................................................................................................................................................... 1
1. Pendahuluan .......................................................................................................................................... 1
2. Dasar Teori ........................................................................................................................................... 1
2.2. Sistem Per- Unit (p.u) ........................................................................................................................ 1
2.3. Penyaluran Tenaga Listrik ................................................................................................................. 1
2.4. Transformator Tenaga........................................................................................................................ 1
2.5. Daya Listrik....................................................................................................................................... 2
2.6. Saluran Transmisi .............................................................................................................................. 2
2.7 Aliran Daya Pada Sistem Tenaga Listrik .................................................................................................. 2
2.8. Bentuk Matriks Admitansi ................................................................................................................. 3
2.9. Perhitungan Aliran Daya dengan Metode Newton Raphson ............................................................... 3
BAB 2 .......................................................................................................................................................... 5
3. Metodologi Penelitian ............................................................................................................................ 5
3.2. Metode penelitian .............................................................................................................................. 6
4. Perhitungan dan Analisa ........................................................................................................................ 7
5. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................................................... 10
5.2. Saran ............................................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 10

iii
BAB 1 Pada subsistem pembangkit terdiri dari
pusat-pusat pembangkit seperti PLTU,
1. Pendahuluan PLTG, PLTGU, PLTA, dan PLTD.
Ketersediaan listrik yang cukup dan b. Sistem transmisi tenaga listrik
berkualitas merupakan hal yang harus dipenuhi Berfungsi menyalurkan daya dari pusat
oleh perusahaan Listrik Negara. Permintaan pembangkit ke sistem distribusi sebagai
energi listrik di Indonesia menunjukkan pusat beban melalui interkoneksi.
peningkatan yang cukup pesat dan berbanding c. Sistem distribusi tenaga listrik
lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan Merupakan subsistem yang berfungsi
pertambahan penduduk. Dalam rangka menyalurkan daya ke konsumen-
memenuhi permintaan energi listrik tersebut konsumen. Tenaga listrik didistribusikan
maka diperlukan perencanaan dalam dari gardu induk yang masuk melalui
pembangunan jaringan listrik dan interkoneksi jaringan distribusi
jaringan di berbagai daerah.
Alasan teknis terjadi nya rugi-rugi pada 2.2. Sistem Per- Unit (p.u)
sistem Khatulistiwa karena ada jarak saluran Menurut W.D. Stevenson,(1994:29)
yang lumayan jauh selain itu juga mengalami saluran transmisi tenaga pada tingkat tegangan
beberapa faktor yang meyebabkan terjadi rugi- di mana kilovolt merupakan unit yang sangat
rugi daya yaitu isolator bocor, faktor korona memudahkan untuk menyatakan tegangan.
dan lain-lain. Rugi-rugi daya diketahui jika Karena besarnya daya yang harus disalurkan,
tegangan pengirim dan tegangan penerima kilowatt,atau megawatt dan kilovolt-ampere
mengalami perbedaan. Dimana berdasarkan atau megavolt –ampere adalah istilah-istilah
standar SPLN no.72 tahun 1987 batas rugi-rugi yang sudah biasa dipakai. Tetapi, kuantitas-
daya yaitu sebesar 5%. kuantitas tersebut diatas bersama-sama dengan
ampere dan ohm sering juga dinyatakan sebagai
Berdasarkan informasi dari PT.PLN suatu persentase atau per-unit dari suatu nilai
(Persero) UP3B Kalbar Saat ini, beban sistem dasar atau referensi yang ditentukan (specified)
Khatulistiwa 61.80% ada di pusat Kota untuk masing-masing. Misalnya, jika sebagai
Pontianak, sementara pembangkit 76.16% tegangan dasar dipilih 120 Kv maka tegangan-
merupakan suplai dari SESCO dan selebihnya tegangan sebesar 108, 120 dan 126 Kv berturut-
dari PLTU, PLTD dan pembangkit lainnya di turut menjadi 0,90 ,1,00 dan 1,05 per-unit atau
Kalimantan Barat. Kondisi ini menyebabkan 90, 100, dan 105%. Definisi nilai per-unit untuk
aliran daya rata-rata pada 170-200 MW suatu kuantitas ialah perbandingan kuantitas
mengalir dari utara (SESCO) ke GITET tersebut terhadap nilai dasarnya yang
Bengkayang yang kemudian ke arah selatan di dinyatakan dalam decimal.
Pontianak.
2.3. Penyaluran Tenaga Listrik
Perhitungan ini dilakukan pada saluran Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh
transmisi tegangan tinggi 150 kV berdasarkan suatu pusat pembangkit listrik akan disalurkan
aliran daya pada sistem khatulistiwa. Analisa melalui jaringan transmisi. Dari jaringan
dikerjakan secara cara survei lokasi, data transmisi selanjutnya didistribusikan kepada
kuantitatif dan perhitungan mencari rugi-rugi para konsumen tenaga listrik melalui jaringan
daya menggunakan metode Newton-Rapshon. distribusi tenaga listrik. Pada sistem tenaga
Selain itu proses perhitungan eksak yang akan listrik yang besar, pembangkit listrik dengan
diaplikasikan ke dalam bahasa pemograman kapasitas besar kebanyakan dibangun tidak
dengan bantuan software matlab. berdekatan dengan pusat beban karena alasan
dampak terhadap lingkungan. Dalam proses
2. Dasar Teori pengiriman energi dari pembangkit-
2.1. Sistem Tenaga Listrik pembangkit tersebut ke pusat beban diperlukan
Secara umum sistem tenaga listrik suatu saluran transmisi atau interkoneksi
dapat dikatakan terdiri dari tiga bagian utama, sebagai penyalur tenaga listrik.
yaitu :
a. Sistem pembangkit tenaga listrik 2.4. Transformator Tenaga
Merupakan tempat produksi atau Transformator merupakan bagian dalam
pembangkitan dari tenaga listrik yang sistem tenaga listrik sebagai penghubung antara
merupakan penggerak mula atau generator.
1
sistem pembangkit dengan saluran transmisi S = √𝑃2 + 𝑄2 < φ ....................... (1)
dan antara saluran dengan level tegangan P = S / Cos φ.................................. (2)
berbeda (Grainger dan Stevenson 1994:41). Q = S / Sin φ .................................. (3)
Transformator tenaga juga merupakan
komponen untuk mentransformasikan tenaga 2.6. Saluran Transmisi
listrik ke level tegangan yang lain, misalnya ke Menurut Gonen (1988:3) jaringan
tegangan subtransmisi atau tegangan distribusi. sistem tenaga listrik merupakan saluran
tegangan tinggi yang didesain sebagai
2.5. Daya Listrik penghubung pada pusat pembangkit dan sistem
Daya listrik didefinisikan sebagai laju kelengkapan tenaga listrik dan sebagai
hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. penyaluran daya dari pembangkit ke pusat
Dalam sistem tenaga listrik Arus Bolak-Balik beban. Saluran transmisi memegang peranan
(AC) ada tiga jenis daya yang dikenal, yaitu : yang penting dalam pengiriman daya aman dan
1. Daya Semu optimal
Daya semu merupakan daya listrik Keterbatasan kemampuan pada saluran
yang melalui suatu penghantar transmisi atau transmisi akan dapat mengakibatkan beberapa
distribusi. Daya ini merupakan hasil perkalian permasalahan, antara lain:
antara tegangan dan arus yang melalui a. Terputusnya akses untuk sumber energi
penghantar. terbarukan
2. Daya Aktif b. Sulit untuk mendapatkan sumber energi
Daya aktif (daya nyata) merupakan yang bervariasi
daya listrik yang digunakan untuk keperluan c. Harga listrik yang semakin mahal
menggerakan mesin-mesin listrik atau d. Memerlukan cadangan energi yang besar
peralatan lainnya. Daya aktif ini. e. Sejumlah pembangkit menjadi unit harus
Merupakan pembentukan dari besar tegangan operasi
yang kemudian dikalikan dengan besaran arus
dan faktor dayanya. 2.7 Aliran Daya Pada Sistem Tenaga Listrik
V = Tegangan antar saluran (Volt) Menurut Singh (2010:20) aliran daya
I = Arus saluran (Amper) dari jaringan listrik memberikan solusi dalam
Cos φ = Faktor Daya (standar PLN 0,85) keadaan mantap (steady state) melalui beberapa
3. Daya Reaktif parameter listrik seperti arus, tegangan, dan
Daya reaktif merupakan selisih antara rugi-rugi dapat dihitung. Aliran daya sangat
daya semu yang masuk pada penghantar penting untuk analisa sistem distribusi,
dengan daya aktif pada penghantar itu sendiri, mengetahui masalah yang berhubungan dengan
dimana daya ini terpakai untuk daya mekanik perencanaan, desain, operasi dan pengendalian.
dan panas. Daya reaktif ini adalah hasil kali Menurut Kundur (1994:256-267)
antara besarnya arus dan tegangan yang Tujuan utama dari studi aliran daya adalah :
dipengaruhi oleh faktor daya. 1. Untuk mengetahui daya aktif dan reaktif
tiap pembangkit
4. Segitiga Daya 2. Untuk mengetahui besar tegangan dan
Dari bermacam daya diatas maka daya sudut phase pada setiap bus
listrik digambarkan sebagai segitiga siku, yang 3. Untuk mengetahui daya aktif dan daya
secara vektoris adalah penjumlahan daya aktif reaktif yang mengalir pada setiap
dan reakif dan sebagai resultannya adalah daya komponen tenaga listrik (penghantar dan
semu yang terlihat seperti gambar 2.2. Dibawah transformator)
ini. Oleh karena itu dalam studi aliran daya
diperlukan suatu proses perhitungan yang
sistematis melalui model jaringan dan
persamaan aliran daya. Menurut Grainger dan
Stevenson (1994:332) dalam studi aliran daya,
ada tiga penggolongan bus, yaitu:
- Load Bus (P-Q Bus)
Gambar 1. Segitiga Daya Pada bus ini besarnya daya aktif dan daya
reaktif telah diketahui, misalnya data dari
Dimana berlaku hubungan :

2
realisasi pengukuran daya pada waktu Pada hukum kirchoff
lampau.sedangkan besarnya tegangan dan 𝐼1 = 𝐼11 + 𝐼12 + 𝐼13
sudut daya adalah besaran yang dihitung. = 𝑉1𝑦11 + (𝑉1 − 𝑉2)𝑦12 + (𝑉1 − 𝑉3)𝑦13
- Voltage Controlled Bus (P-V Bus) = 𝑉1(𝑦11 + 𝑦12 + 𝑦13) − 𝑉2𝑦12 − 𝑉3𝑦13
Bus PV atau bus pengendali atau sering = 𝑌11𝑉1 + 𝑌12𝑉2 + 𝑌13𝑉3 ……………….(4)
pula disebut bus pembangkit. Pada bus ini 𝐼2 = 𝑉1𝑌21 + 𝑉2𝑌22 + 𝑉3𝑌23………..….......(5)
terdapat generator yang besaran tegangan 𝐼3 = 𝑉3𝑌31 + 𝑉2𝑌32 + 𝑉3𝑌33…………...…..(6)
dan daya aktifnya telah diketahui, Persamaan – persamaan ini dapat ditulis dalam
sedangkan besar daya reaktif dan sudut bentuk matrik sebagai berikut :

daya tidak diketahui. Bila pada bus tidak 𝐼1 𝑌11 𝑌12 𝑌13 𝑉1

diketahui daya reaktif Q, maka sebelum [𝐼2] = [𝑌21 𝑌22 𝑌23] [𝑉2]………………(7)

iterasi dilakukan terlebih dahulu dihitung 𝐼3 𝑌31 𝑌32 𝑌33 𝑉3

daya reaktif Q = Q hitung bila Qhitung jika persamaan matriks lebih banyak (n) maka
>Qmaks,maka ditetapkan Q = Qmaks dan tipe persamaan – persamaan ini dapat disusun
bus berubah mejadi tipe bus beban sebagai berikut :

demikian V harus di hitung.Bila Qhitung< 𝐼1 𝑌11 𝑌12 … 𝑌1𝑛 𝑉1


Qmin , maka ditetapkan Q = Qmin dan tipe 𝐼2 𝑌21 𝑌22 … 𝑌2𝑛 𝑉2

[⋮]=[ ⋮ ]=[ ]...…...(8)


bus berubah menjadi tipe bus beban juga ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

dengan demikian V harus di hitung. Bila Q 𝐼𝑛 𝑌𝑛1 𝑌𝑛2 … 𝑌𝑛𝑛 𝑉𝑛

≤ Q hitung ≥Q maks maka status bus tidak


min Dari sini dapat di tulis persamaan arus untuk
berubah. sistem n-bus , dimana masing-masing simpul
- Slack bus (referensi bus) terhubung satu sama lain dan rumus umumnya
Bus ini merupakan bus ayun (swing bus), persamaan sebagai berikut :
pada bus ini nilai tegangan dan sudut 𝑛
tegangan diberikan, sedangkan tegangan 𝐼𝑝 = ∑ 𝑌𝑝𝑞𝑉𝑞, p = 1,2,3
dijadikan referensi untuk sudut tegangan 𝑞=1
yang lain. Jadi pada bus ayun , nilai 2.9. Perhitungan Aliran Daya dengan
tegangan dan sudut daya tetap, sedangkan Metode Newton Raphson
besaran daya aktif dan daya reaktif yang Perhitungan aliran daya dengan metode
dihitung. Newton Raphson dianggap efektif dan
menguntungkan untuk sistem jaringan yang
besar, karena mempunyai waktu hitung
2.8. Bentuk Matriks Admitansi konvergensi yang cepat (membutuhkan iterasi
Berdasarkan hukum Hukum Arus yang lebih sedikit). Dalam metode ini,
Kirchoff impedansi-impedansi di ubah ke pengembangan persamaannya dipilih dalam
admitansi-admitansi yang terlihat seperti pada bentuk koordinat polar tegangan dalam p.u dan
gambar 2.8 dibawah ini. sudut fasa tegangan dalam derajat.
Pers. Injeksi arus pada bus i
N

Ii  Y
j1
ij Vj ……………...(9)

Dimana

Yij  Gij  j Bij  Yij  ij

Vj  Vj   j

3

V     j 
N Yij
Ii  

j1
j ij

Daya kompleks di bus i dengan


S  P  j Q  V * I ……………(10)
i i i i i

Vi  Vi  i

N
Gambar 2. Sistem Tenaga Dengan 3 Bus Pi  V i Yij V j Cos ij  i   
j ……(11)
j 1

4
V Sin       dalam persamaan (11) dan persamaan (12)
Q  N
V Y
i 
j 1
i ij j ij i j …….(12) sebagai langkah awal perhitungan aliran daya.
Perhitungan aliran daya pada iterasi ke- 2
Suku-suku koreksi daya aktif P dan daya reaktif mempunyai nilai k =1. Iterasi perhitungan
Q adalah merupakan daya residu sebagai aliran daya dapat dilakukan sampai iterasi ke-n.
berikut : ............................
∆𝑃(𝑘) = 𝑃(𝑠𝑐ℎ) − 𝑃(ℎ𝑖𝑡) (13) Perhitungan selesai apabila nila ∆ 𝑃(𝑘)i dan
𝑖 𝑖 𝑖 𝑖
∆𝑄(𝑘) = 𝑄(𝑠𝑐ℎ) − 𝑄(ℎ𝑖𝑡) ........................... (14) ∆ 𝑄(𝑘) mencapai nilai ≤ 𝜀 .
𝑖 𝑖 𝑖 𝑖
Dimana : 𝑃(𝑠𝑐ℎ) = 𝑃 − 𝑃
𝑖 𝐺𝑖 𝐿𝑖 Berikut algoritma perhitungan solusi
𝑄
(𝑠𝑐ℎ)
=𝑄 −𝑄 aliran daya menggunakan metode newton-
𝐺𝑖 𝐿𝑖
𝑖
 rapshon .
V j Cos ij  i   j 
N

 Vi Yij
hitung
Pii  1. Membentuk matrik admitansi Y- sel sistem
j1
2. Menentukan nilai awal 𝑉(0), 𝜀, 𝛿(0), 𝑃(𝑠𝑐ℎ)
𝑖
=
N 𝑃 −𝑃 𝑄 , 𝑄(𝑠𝑐ℎ) = 𝑄 −𝑄

Qihitung    Vi Yij V j Sin  ij   i    𝐺𝑖𝐿𝑖 (𝑠𝑐ℎ)  𝑖  𝐺𝑖 𝐿𝑖


j hitung
3. Menghitung P dan Qhitung
j1 4. Menghitung nilai ∆ P(k) dan ∆ Q(k)
i i
∆𝑃 𝐻 ⋮ 𝑁 ∆𝛿 berdasarkan persamaan (13) dan

| ⋯ | = |⋯ ⋮ ⋯| | ⋯ |…..………...….(15) persamaan (14).


∆𝑄 𝑀 ⋮ 𝐿 ∆|𝑉| 5. Membuat matrik jacobian berdasarkan

persamaan (15) .
Vi(k1)  Vi (k )   Vi(k1) …(16) 6. Menghitung nilai δ(k+1) dan |V(k+1)|
……..(17) i i
 (k 1)   (k )   (k )
i i i berdasarkan persamaan (16) dan
Aliran arus di setiap saluran dalam sistem dari persamaan (17). Periksa konvergen |∆Pi (K)|
bus i ke bus j seperti persamaan (18) yang
terlilhat sebagai berikut : ≤ 𝜀 dan |∆Q(K)
i
| ≤𝜀

I(k) = y (V − V ).............................. (18)


(k) (k) (k+1) (k+1)
ij ij i j 7. Hasil nilai δi dan |Vi | dimasukan

Dan aliran arus dari bus j ke bus i seperti ke dalam persamaan (11) dan persamaan
persamaan (19) : (12) untuk mencari 𝑃𝑖 dan 𝑄𝑖.

= y (V − V ).............................. (19)
(k) (k) (k) 8. Menghitung daya aktif dan daya reaktif
I
ji ji j i
Sementara itu untuk aliran daya dari bus i ke berdasarkan persamaan (11) dan
bus j seperti persamaan (20) yang terlihat persamaan (12).
dibawah ini : BAB 2
∗ .....................................................................
S(k) = V(k)I(k) (20) 3. Metodologi Penelitian
ij i ij 3.1. Data-Data Yang Diperlukan
Sedangkan aliran daya dari bus j ke bus i
terlihat pada persamaan (21) : Untuk Melengkapi data yang dibutuhkan
S(k) = V(k)I(k) ∗......................................... (21) dalam menjalankan aplikasi Matlab nantinya
data yang dibutuhkan dalam penelitian tugas
ji j ji
Maka dapat dihitung rugi-rugi daya pada setiap S(k) = S(k) + S(k) ..................... (22)
Rugi−Rugi(ij)
saluran ij
dalam sistem, yangji mana terdapat pada
Rugi−Rugi Rugi−Rugi(ij)
P(k) = real (S(k) ) [MW] (23)
persamaan (22), persamaan (23) dan persamaan
(24) .
5
akhir adalah :
1. Single Line Diagram Khatulistiwa 3.2. Metode penelitian
2. Saluran Transmisi Khatulistiwa 1. Melakukan studi literatur dilakukan dengan
3. Pembangkitan dan Beban Khatulistiwa
Q(k) = imag(S(k) ) [MVAr] ........ (24) mempelajari teori-teori rugi-rugi daya
Rugi−Rugi Rugi−Rugi
saluran transmisi dari buku-buku dan bahan
Nilai |V(k+1)
i
| dan 𝛿(𝑘+1)
𝑖
hasil perhitungan
kuliah yang mendukung berkaitan dengan
dari persamaan (16) dan persamaan (17) topik tugas akhir ini.
merupakan perhitungan pada iterasi pertama. 2. Melakukan simulasi dilakukan dengan
Nilai ini digunakan kembali untuk perhitungan aplikasi pemograman software matlab.
iterasi ke-2 dengan cara memasukan nilai ini ke

6
3. Melakukan deskriptif analitik Setelah jarak 95, 562 km dimana memiliki jumlah
dilakukan perhitungan maka dapat tower 270 serta jenis saluran 150 HAWK
ditunjukan dengan membandingkan 2×240 Double Konduktor, saluran antara GI
tegangan yang diperoleh pada daya kirim Singkawang-GI Senggiring dimana memiliki
Sesco 170 MW dan Sesco 200 MW. jarak 88,031 km dimana memiliki jumlah tower
Kemudian membandingkan hasil rugi-rugi 260 memiliki komposisi isolator keramik dan
daya yang diperoleh dari perhitungan polymer jenis saluran yang digunakan 150 Kv
dengan standar SPLN no. 72 tahun 1987. HTLS 1 × 310 ACCC , dan yang terakhir adalah
Serta mencari rugi-rugi daya saluran antara GITET dan Mambong SESCO
terkecil dan terbesar saluran dimana memiliki jarak 81, 375 km memilki
transmisi yang terdapat dimana jumlah tower 201 dengan komposisi isolator

Gambar 3. Single Line Diagram Sistem Khatulistiwa


saja. keramik serta jenis saluran yang digunakan
adalah 275 KV ZEBRA 2 ×428 Double

Sumber : PT.PLN (Persero) UP3B Kalbar


Konduktor.

4. Perhitungan dan Analisa


untuk mencari nilai impedansi yang terdapat
pada Perhitungan sebagai berikut :

1. Untuk saluran di antara bus 6 ke bus 7 (GI


Sera - GI Siantan) menggunakan saluran
transmisi 150 kV HAWK 1 x 240 ACSR
jarak 18,03 km.
R = 0,137 [ohm/km]
X = 0,397 [ohm/km]
Z = R + j X [ohm/km]
Vdasar = 150 kV
MVAdasar = 100 MVA
( 𝑘𝑉𝐿−𝐿 )2
Zdasar = (𝑀𝑉𝐴)
(150)2
= = 225 ohm
(100)

(𝑅+𝑗𝑋)×𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Zp.u = 𝑍𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
(0,137×18,03)+(0,397 ×18.03)
= 225
Zp.u = 0,01098 + j 0,03181 p.u
Karena paralel maka
Jenis saluran transmisi antara GI Sungai 𝑍 ×𝑍
Raya – GI Siantan, GI Tayan-GI Siantan, GI Zek = 1 2
𝑍1 +𝑍2
Parit Baru-GI Siantan, GI Kota Baru-GI Parit (0,01098+𝑗0,03181 )×(0,01098+𝑗0,03181)
=
(0,01098+𝐽0,03181)+(0,01098+𝐽0,03181)
Baru, dan GI Singkawang-GI Sambas,
menggunakan jenis kabel 150 kV HAWK = 0,00549 + j 0,01591 p.u
1×240 ACSR. Untuk GI Singkawang-GI PLTU
3 Kalbar ,GI Senggiring-GI Singkawang, GI 2. Untuk saluran di antara bus 9 ke bus 18 (GI
Parit Baru-GI Senggiring,GI PLTU 3 Kalbar- Senggiring - GI PLTU 3) menggunakan
GI Senggiring, dan GI Sambas-GI Bengkayang saluran transmisi 150 kV OHL 1 x 240
menggunakan jenis kabel 150 kV HTLS 1×310 ACCC jarak 67,105 km.
ACCC sedangkan GI Mambong (Sesco)-GI R = 0,10121 [ohm/km]
Gitet Bengkayang menggunakan jenis saluran X = 0,66156 [ohm/km]
transmisi 275 kV 2×428 Double Konduktor Z = R + j X [ohm/km]
Tayan-G Siantan dimana memiliki jarak Vdasar = 150 kV
103,046 km dimana memiliki jumlah tower 150 MVAdasar = 100 MVA

dengan komposisi isolator glasskaca dan ( 𝑘𝑉𝐿−𝐿 )2


Zdasar =
keramik serta jenis saluran yang digunakan (𝑀𝑉𝐴)

7
(150)2 = 225 ohm
adalah 150 HAWK 1 × 240 ACSR ,Saluran = (100)

antara GI Bengkayang-GI Ngabang memiliki

8
(𝑅+𝑗𝑋)×𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Zp.u = 𝑍𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
(0,10121×67,105)+(0,66156 ×67.105) Berikut adalah Grafik perbandingan hasil
= 225 tegangan bus yang diperoleh dari perhitungan
Zp.u = 0,03019 + j0,19731 p.u menggunakan solusi aliran daya metode
3. Untuk saluran di antara bus 12 ke bus 13 Newton- Rapshon.
( GI Mambong Sesco - GI Bengkayang)
menggunakan saluran transmisi 1 x 275
ZEBRA jarak 48,44 km.
R = 0,03426 [ohm/km]
X = 0,32562 [ohm/km]
Z = R +j X [ohm/km]
Vdasar = 275 kV
MVAdasar = 100 MVA

( 𝑘𝑉𝐿−𝐿 )2
Zdasar = (𝑀𝑉𝐴)
(275)2
= = 756,25 ohm
(100)

(𝑅+𝑗𝑋)×𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Zp.u = 𝑍𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟
(0,03426×48,44)+(0,32562 ×48,44)
=
756,25
Zp.u = 0,00219 + j 0,02086 p.u Gambar 4. Grafik Profil Perbandingan Output
Karena paralel maka Tegangan dari program Matlab (Sesco 170 )
𝑍 ×𝑍
Zek = 1 2 dan (Sesco 200 MW ) menggunakan metode
𝑍1 +𝑍2
(0,00219+𝑗0,02086 )×(0,00219+𝑗0,02086) Newton-Rapshon
=
(0,00219+𝐽0,02086)+(0,00219+𝐽0,02086)
= 0,00109 + j 0,01043 p.u Dari hasil grafik yang diatas dapat
Tabel 1. Hasil Perhitungan Impedansi (p.u) diketahui diketahui bahwa perbandingan
saluran transmisi sistem khatulistiwa tegangan pada setiap bus dengan perhitungan
menggunakan metode newton-rapshon
memiliki perbedaan tegangan pada bus 6, bus 9,
bus 10, bus 11, bus, bus 14, bus 16, bus 17, bus
19 kV), bus 22 ,Bus 23, Bus 24, bus 25, bus 26,
bus 27, bus 28, bus 29, bus 33, bus 34, bus 35,
bus 36 dan terakhir bus 39.
Berikut adalah perbandingan rugi –rugi
daya aktif pada saluran transmisi sistem
khtulisitiwa yang ditampilkan dalam bentuk
grafik 5.

Gambar 5. Grafik Perbandingan Rugi-Rugi


Daya Aktif Saluran Transmisi Sistem
9
Khatulistiwa Menggunakan Daya Sesco 170 MW lebih relatif kecil dibandingkan
Sebesar 170 MW dan 200 MW dengan Sesco 200 MW .

Hasil dari grafik 5. menunjukan bahwa hasil 5.2. Saran


rugi-rugi daya pada saluran transmisi sistem Saran yang diharapkan dapat
khatulistiwa berbeda karena ada perbedaan dari membangun dan sebagai masukan kepada
Daya yang di kirim Sesco Mambong dimana PT.PLN (Persero) UP3B sistem Khatulistiwa
rugi – rugi daya total pada (Sesco 170 MW) yaitu perlu dilakukan evaluasi bus 7 ke bus 17
sebesar 2,64 % atau sebesar 10.464 MW dan dan bus 14 ke bus 16 bus untuk saat ini agar
sedangkan ( Sesco 200 MW) rugi- rugi daya menghindari kerugian yang semakin besar
total sebesar 3,570% atau sebesar 14,268 MW. dimasa mendatang.

5. Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka


5.1. Kesimpulan 1. Budiana.“sistem-tenaga-
Berdasarkan hasil dan analisa dari listrik”.agusbudiana1.blogspot.com.20
penelitian yang dilakukan pada saluran Pebruari 2016.
transmisi sistem khatulistiwa maka dapat <http://agusbudiana1.blogspot.com/2014/0
disimpulkan bahwa: 4/sistem-tenaga-listrik.html>
1. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada 2. Data Asset 2018 Single Line Diagram
saluran transmisi sistem khatulistiwa Sistem khatulistiwa PT.PLN (Persero)
berdasarkan hasil perhitungan UP3B Area Pontianak
menggunakan metode newton-rapshon 3. J.J. Grainger and W.D. Stevenson,1994,
sebesar 10,464 MW atau sebesar 10.464 Power System Analysis, McGraw-Hill,Inc
kW untuk (Sesco 170 MW) dan sebesar New York.
14,267 MW atau sebesar 14.267 kW 4. Hutauruk. T.S. 1985. Transmisi Daya
(Sesco 200 MW). Listrik. Jakarta : Erlangga
2. Persentase rugi-rugi daya aktif saluran 5. Abdul, Kadir. 1998. Transmisi Tenaga
transmisi sistem khatulistiwa berdasarkan Listrik Jakarta : Universitas Indonesia
hasil perhitungan menggunakan metode 6. Gonen, Turan. 1986, Electrical Power
newton-rapshon sebesar 2,664 % ( Sesco Distribution System Engineering. New
170 MW) dan sebesar 3,570% (Sesco 200 York : McGraw-Hill Book Company
MW), dimana diketahui bahwa batas 7. http://eprints.ums.ac.id/51530/2/upload%2
ambang rugi-rugi daya berdasarkan SPLN 0FIX%20POLL.pdf
no. 72 tahun 1987 sebesar 5 % , sehingga 8. Sirait, Bonar. 2004. Diktat Kuliah
untuk saat ini masih efisien. Transmisi Daya Listrik Pontianak :
3. Rugi-rugi daya yang terbesar terjadi pada Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
saluran transmisi terdapat pada (Sesco 170 9. Martono, Didik. 2016. Evaluasi Rugi-Rugi
MW) saluran Bus 7 ke bus 17 ( GI Siantan- Jaringan Yang Dilayani Oleh Jaringan
GI Tayan) dan Bus 14 ke bus 16 Sebesar PLTS Terpusat Siding. Pontianak : Fakultas
1,884 MW dan 2,942 MW dan rugi-rugi Teknik Universitas Tanjungpura.
terkecil terdapat saluran bus 5 ke 10, 10. PLN. 2010. Kriteria Desain Enjinering
saluran bus 17 ke bus 36 dan saluran bus Kontruksi Jaringan Distribusi Sistem
18 ke bus 37 sebesar 0,001 MW. Untuk ( Tenaga Listrik. Jakarta : PT. PLN
Sesco 200 MW ) terjadi pada saluran yang (Persero).
sama tetapi rugi daya lebih besar. 11. Sirait, Bonar. 2004. Diktat Kuliah Analisa
4. Tegangan 150 kV pada setiap bus yang Sistem Tenaga Pontianak : Fakultas Teknik
diperoleh pada setiap masih di batas aman Universitas Tanjungpura.
dimana sesuai SPLN no.1 tahun 1995 12. Kundur, P., 1993, Power System Stability
dimana batas standar yang ditentukan and Control, McGraw-Hill, Inc., Toronto,
sebesar 10% sehingga tidak terjadi jatuh U.S.A.
tegangan. 13. Saadat, Hadi.(1999). Power System
5. Rugi–rugi daya Sesco 170 lebih kecil dari Analysis.Singapore : WCB/McGraw-Hill.
Sesco 200 MW sehingga memungkinkan 14. Arifin, Zainal. 2007. Panduan
rugi-rugi biaya ekenomis untuk Sesco Pengendalian Susut. Bandung : PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

10
15. SPLN 72. 1987 Spesifikasi Desain Untuk Konsentrasi Teknik Tegangan Listrik Falkutas
Jaringan Menengah dan Jaringah Rendah. Universitas TanjungPura.
Jakarta : Perusahaan Umum Listrik Negara.
16. SPLN No. 1. 1995. Tegangan-Tegangan
Standa. Jakarta : Perusahaan Umum
Listrik Negara.

11

Anda mungkin juga menyukai