Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MESIN-MESIN LISTRIK AC

“TEGANGAN BERDASARKAN FAKTOR DISTRIBUSI DAN EFISIENSI


GENERATOR”

DOSEN PENGAMPU:

Drs.JONGGA MANULLANG,M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 5

DWI DINESTA SIREGAR (5213131020)

RICHARD GABRIEL SILAEN (5211131013)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala berkat dan
rahmatnya sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai dengan baik.Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada bapak dosen Drs.Jongga Manullang,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
mesin-mesin listrik ac yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul
tentang:”Tegangan berdasarkan factor distribusi dan Efisiensi generator”.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca
,penulis berharap semoga dapat membantu dalam mempelajari materi tersebut.

Penulis telah berusaha maksimal dalam membuat makalah ini,namun penulis menyadari bahwa
masih ada kelemahan dari makalah ini baik dari segi penulisan dan juga tata bahasa.maka dari itu penulis
berharap saran dan kritikan pembaca yang bersifat membangun dan mengembangkan makalah ini untuk
lebih baik lagi,Akhir kata penulis berharap makalah dapat menambah wawasan pengetahuan bagi kita
sekalian.

Medan, Oktober 2022

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Tegangan Pada Generator..................................................................................................................7
2.2 Pengaturan Tegangan Pada Generator...............................................................................................7
2.3 Tegangan berdasarkan factor distribusi.............................................................................................8
2.4 Pembagian Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat
dibedakan berdasarkan tegangan, arus dan sistem penyaluran.................................................................9
2.5Berdasarkan tegangan pengenalnya, saluran distribusi tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua
jenis.......................................................................................................................................................10
2.6 Jaringan Distribusi AC....................................................................................................................11
2.7 Efisiensi Generator..........................................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia, karena

selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan penerangan, listrik juga

merupakan salah satu sumber energi utama bagi sector industri.

Tegangan distribusi merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat,pada

jaringan distribusi dikelompokkan menjadi dua yaitu:Tegangan distribusi primer dan sekunder. Tegangan

distribusi primer yang dipakai oleh pln adalah 20 kv, 12 kv dan 6 kv. Tegangan distribusi primer yang

cenderung dikembangkan oleh pln adalah 20 kv.

Di dalam penyediaan tenaga listrik, dapat dibedakan secara jelas tiga proses penyampaian tenaga

listrik, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi yang dapat dianggap sebagai produksi atau

pembuatan, pengangkutan, dan penjualan eceran tenaga listrik. Pembangkitan atau produksi tenaga listrik,

dilakukan dalam pusat-pusat tenaga listrik dengan menggunakan generator-generator.

Transmisi atau penghantaran adalah memindahkan tenaga listrik dari pusat- pusat tenaga listrik

secara besar-besaran ke tempat-tempat tertentu yang dinamakan gardu-gardu induk. Dari gardu-gardu

induk ini, tenaga listrik di distribusikan ke gardu - gardu distribusi, kemudian ke para pemakai atau

konsumen. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah perusahaan yang bergerak pada bidang

ketenagalistrikan. PLN membentuk unit-unit cabang pendistribusian sampai ke pelosok-pelosok desa,

agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati tenaga listrik, yang dinamakan Unit Pelayanan Jaringan

(UPJ). Secara manajerial, Unit pelayanan jaringan berada dibawah manajemen Area Pelayanan Jaringan

(APJ), yang mencakup wilayah tertentu. Pendistribusian listrik di UPJ sering mengalami masalah

gangguan jaringan distribusi energi listrik, gangguan jaringan distribusi disini diartikan sebagai adanya

energi yang hilang baik secara teknis maupun non teknis. Hal ini dapat dilihat dari adanya selisih yang
cukup besar antara energi listrik yang dikirimkan dari gardu induk dengan energi listrik yang didapatkan

dari konsumsi pelanggan .Faktor yang diduga sebagai penyebab gangguan jaringan distribusi antara lain

disebabkan oleh sentuhan pohon dan untuk daerah di luar kota selain gangguan sentuhan pohon juga

sering terjadi gangguan karena petir. Energi listrik yang dikirimkan dari gardu induk tidak akan sampai ke

pelanggan karena dalam pendistribusiannya terjadi kerusakan jaringan, sehingga daya listrik tersebut akan

berubah menjadi energi panas.

Proses pembangkitan tenaga listrik yang dilakukan oleh generator dipengaruhi oleh perubahan

kebutuhan daya reaktif pada beban. Adanya perubahan daya reaktif yang terjadi sangat mempengaruhi

kestabilan dari tegangan keluaran terminal yang dihasilkan oleh generator. Tegangan keluaran tersebut

harus diubah-ubah agar generator tetap dalam keadaan stabil dalam mengkompensasi kebutuhan daya

reaktif dari beban.

Mengatasi hal tersebut digunakan sebuah peralatan yang dapat mengatur tegangan keluaran dari

generator, yaitu dengan cara mengatur arus eksitasi pada generator secara otomatis, menggunakan sistem

eksitasi generator.( Muhammad, 2016). Generator adalah Sumber energi mekanik, biasanya dengan

menggunakan induksi elegtromagnetik.

Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak

kesamaan, tapi motor adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator

mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak

menciptakan listrik yang sudah ada dalam kabel lilitannya.

Sehubungan dengan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwasanya sistem pengoperasian

dan perawatan mesin khususnya motor penggerak generator memegang peranan penting dalam

menunjang semua sistem yang ada. 2 Peranan generator adalah sebagai pembangkit listrik. Dengan

sumber pembangkit akan dapat menarik dan mengalirkan semua electricity secara terus menerus di dalam

suatu rangkaian sebagaimana mestinya.


1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan tegangan berdasarkan factor distribusi?

2.Bagaimana pengelompokan tegangan distribusi?

3.Apa yang dimaksud dengan efisiensi generator?

4.Bagaimana cara menghitung efisiensi generator?

1.3 Tujuan
1.Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang tegangan

berdasarkan factor distribusi.

2.Untuk meningkatkan pemahaman penulis dan pembaca tentang efisiensi generator.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tegangan Pada Generator


Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui

proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover atau

penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan

pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga

menimbulkan Elektromotive Force (EMF) atau gaya gerak listrik pada kumparan rotor.

Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan

memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnit yang

berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua

kutub yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan maksimum

positif dan pada sudut 270o kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus

menerus/continue. Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.

2.2 Pengaturan Tegangan Pada Generator


Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban 0 dengan beban

penuh.

a.Pengaturan tegangan dilakukan dengan cara mengatur besar kecilnya arus eksitasi, yang

diberikan pada kumparan medan baik dengan cara manual atau otomatis.

b.Pengaturan tegangan otomatis yaitu dengan cara mendesain suatu system kontroler yang

memberikan aksi control,untuk menaambah atau mengurangi arus eksitasi tanpa campur tangan operator.
2.3 Tegangan berdasarkan factor distribusi
Sistem distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik, dimana sistem ini bertujuan untuk

mengirimkan energi listrik dari unit pembangkit listrik sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang

dihasilkan dari unit pembangkit adalah 11 kV sampai 24 kV, kemudian tegangannya dinaikkan oleh gardu

induk tegangan tinggi.

Tenaga listrik merupakan bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan

didistribusikan kepada pelanggan/konsumen dan dimanfaatkan untuk segala macam keperluan. Sistem

tenaga listrik merupakan rangkaian instalasi tenaga listrik yang terdiri dari sistem pembangkitan, sistem

transmisi dan sistem distribusi yang saling terintegrasi dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi

listrik bagi semua orang.

Sistem pembangkit tenaga listrik merupakan rangkaian instalasi yang terdiri dari

peralatanperalatan seperti generator yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik

bekerja dengan mengubah energi potensial menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan untuk

menghasilkan energi listrik. Energi potensial menggerakkan turbin kemudian putaran turbin yang

merupakan energi mekanik digunakan untuk memutar generator listrik. Generator listrik mengkonversi

energi mekanik menjadi energi listrik.

Pada Sistem Tenaga Listrik, terdapat 3 (tiga) bagian utama yaitu :

1. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik

Merupakan tempat menghasilkan energi listrik yang terdapat mesin membangkitkan tenaga listrik

berupa generator, dilengkapi dengan gardu induk penaik tegangan, dari tegangan rendah yang dihasilkan

generator dinaikan menjadi tegangan tertentu dengan transformator step up sebagai penaik tegangan.

2. Saluran Transmisi
Merupakan saluran penyalur energi listrik, berupa : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari gardu

induk pusat pembangkit ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

3. Saluran Distribusi

Saluran distribusi berfungsi menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke

kelompok beban berupa gardu distribusi dan konsumen dengan mutu yang handal dan memadai. Sistem

transmisi tenaga listrik merupakan penyaluran energi listrik dari pembangkit listrik ke gardu induk.

Energi listrik ditransmisikan melalui saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) atau melalui saluran udara

tegangan ekstra tinggi (SUTET). Sistem distribusi tenaga listrik merupakan penyaluran energi listrik dari

gardu induk ke konsumen.

2.4 Pembagian Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Sistem jaringan distribusi tenaga listrik

dapat dibedakan berdasarkan tegangan, arus dan sistem penyaluran.

1. Tegangan Berdasarkan besarnya tegangan listrik, jaringan distribusi tenaga listrik dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) sistem, yaitu : sistem jaringan distribusi primer dan sistem jaringan distribusi

sekunder.

a. Sistem Jaringan Distribusi Primer

Sistem jaringan distribusi primer atau sering disebut jaringan distribusi tegangan menengah

(JDTM) terletak diantara gardu induk dengan gardu pembagi, yang memiliki tegangan sistem lebih tinggi

dari tegangan terpakai untuk konsumen. Standar tegangan untuk jaringan distribusi primer ini adalah 6

kV, 10 kV, dan 20 kV (sesuai standar PLN). Sedangkan di Amerika Serikat standar tegangan untuk

jaringan distribusi primer ini adalah 2,4 kV, 4,16 kV, dan 13,8 kV.

b. Sistem Jaringan Distribusi Sekunder


Sistem jaringan distribusi sekunder atau sering disebut jaringan distribusi tegangan rendah

(JDTR), merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penyalur energi listrik dari gardu pembagi (gardu

distribusi) ke pusat beban (konsumen tenaga listrik). Besarnya standar tegangan untuk jaringan distribusi

sekunder ini adalah 127/220 V pada sistem lama, dan 220/380 V pada sistem baru untuk perumahan, serta

440/550 V untuk keperluan industri.

2.5Berdasarkan tegangan pengenalnya, saluran distribusi tenaga listrik dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

distribusi tegangan menengah dan distribusi tegangan rendah.

a. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Merupakan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Udara Tegangan Menegah

(SUTM). Sistem Distribusi ini menghubungkan trafo daya di gardu induk menuju gardu distribusi,

berdasarkan tegangan yang disalurkan adalah 6 kV, 12 kV atau 20 kV.

b. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

Merupakan saluran kabel tegangan rendah yang salurannya biasa berupa SKTM/SUTM, yang

menghubungkan gardu distribusi / trafo distribusi ke konsumen. Tegangan kerja pada sistem yang

dipergunakan adalah 220 volt atau 380 volt.

Berdasarkan letak jaringan distribusi tenaga listrik terhadap posisi gardu distribusi, dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Jaringan Distribusi Primer (Jaringan Tegangan Menengah) Jaringan distribusi primer

merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu distribusi dan berfungsi untuk menyalurkan

tenaga listrik bertegangan menengah (sebesar : 6 kV atau 20 kV). Kawat penghantar dapat berupa kabel
dalam tanah atau saluran/kawat udara yang menghubungkan gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu

distribusi atau gardu hubung yang merupakan sisi primer dari trafo didtribusi.

b. Jaringan Distribusi Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah) Jaringan distribusi sekunder berupa

jaringan yang letaknya setelah gardu distribusi, yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan

rendah sebesar : 220 V/380 V. Kawat penghantarnya berupa kabel tanah atau kawat udara yang

menghubungkan dari gardu distribusi yang merupakan sisi sekunder trafo distribusi ke

konsumen/pelanggan atau pemakai seperti : industri dan atau rumah.

2.6 Jaringan Distribusi AC


Jaringan distribusi arus bolak-balik (AC) paling banyak digunakan. Penyaluran energi listrik dari

gardu induk ke konsumen tegangan menengah 20 kV menggunakan sistem 3 (tiga) fasa sedangkan

penyaluran energi listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah seperti industri

menggunakan sistem 3 fasa dengan tegangan 380 V, akan tetapi penyaluran energi listrik ke perumahan

menggunakan sistem 1 fasa yaitu 220 V.

Kelebihan :

1) Dapat mengubah tegangannya, naik maupun turun.

2) Dapat mengatasi kesulitan dalam menyalurkan tenaga listrik untuk jarak jauh.

3) Dapat langsung digunakan untuk memparalelkan beberapa pusat pembangkit tenaga listrik.

4) Dapat menyalurkan tiga atau empat jenis tegangan dalam satu saluran, karena menggunakan

sistem tiga phasa.

Kelemahan :

1) Untuk tegangan tinggi sering terjadi arus pemuatan (charging current).


2) Memerlukan stabilitas tegangan untuk kondisi dan sifat beban yang berubah-ubah.

3) Memerlukan tingkat isolasi yang tinggi untuk tegangan tinggi.

4) Terjadinya efek kulit (skin effect) pada induktansi dan kapasitansi untuk tegangan tinggi.

Sistem 3 phasa mempunyai kelebihan dibandingkan sistem 1 phasa, yaitu :

1) Daya yang disalurkan lebih besar

2) Nilai sesaat konstan

3) Medan magnit putarnya mudah diadakan.

2.7 Efisiensi Generator


Efisiensi generator merupakan perbandingan antara daya keluaran atau daya yang

dibangkitkan generator dengan daya masukkan generator. Daya masukkan generator sama dengan daya

yang dihasilkan oleh turbin karena turbin dengan generator dikopel dan bekerja bersama (Dwi Cahyadi

dan Hermawan, 2015).

Cara menghitung:

2.8 Rumus mencari efisiensi generator:


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem distribusi adalah bagian dari sistem tenaga listrik, dimana sistem ini bertujuan untuk

mengirimkan energi listrik dari unit pembangkit listrik sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang

dihasilkan dari unit pembangkit adalah 11 kV sampai 24 kV, kemudian tegangannya dinaikkan oleh gardu

induk tegangan tinggi.

Tenaga listrik merupakan bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan

didistribusikan kepada pelanggan/konsumen dan dimanfaatkan untuk segala macam keperluan. Sistem

tenaga listrik merupakan rangkaian instalasi tenaga listrik yang terdiri dari sistem pembangkitan, sistem

transmisi dan sistem distribusi yang saling terintegrasi dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi

listrik bagi semua orang.

Efisiensi generator merupakan perbandingan antara daya keluaran atau daya yang

dibangkitkan generator dengan daya masukkan generator. Daya masukkan generator sama dengan daya

yang dihasilkan oleh turbin karena turbin dengan generator dikopel dan bekerja bersama (Dwi Cahyadi

dan Hermawan, 2015).

3.2 Saran
Proses pembangkitan tenaga listrik yang dilakukan oleh generator dipengaruhi oleh perubahan

kebutuhan daya reaktif pada beban. Adanya perubahan daya reaktif yang terjadi sangat mempengaruhi

kestabilan dari tegangan keluaran terminal yang dihasilkan oleh generator. Tegangan keluaran tersebut

harus diubah-ubah agar generator tetap dalam keadaan stabil dalam mengkompensasi kebutuhan daya

reaktif dari beban.


DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah Suryatmo. 1984. Teknik listrik motor & generator arus bolak balik. Bandung: Alumni.

Arthur Beiser. 1992. Konsep fisika modern. Jakarta: Erlangga.

Sunyoto. 1993. Mesin listrik arus searah. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta Tutun Nugraha,

Ph.D., dan Didik Sunardi, DiplIng. (2012). Seri sains energi terbarukan energi angin.

Jakarta: PT.Pelangi Nusantara

http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/3.6_.1_.a_._Jaringan_Distribusi_Tenaga_

Listrik-smt1-kls_IX_%28Buku_C3%29--26Nop2014_.pdf

Sucipto. 2008. Energi angin. Diakses dari http://digilib.itb.ac.id/ pada tanggal 29 Maret 2015,

15.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai