Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK

Oleh :

NAMA : Fajri Hamonangan


NIM : 5173530012

PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan karuniaNya penulis masih diberikanNya berkat untuk
menyelesaikan tugas Critical Journal Review mata kuliah Rangkaian Listrik ini.
Penulis berterimakasih kepada Bapak yang sudah memberikan bimbingannya dalam
penyelesaian Critical Jurnal Review ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan critical jurnal review ini masih
banyak kekurangan dan juga kelemahan yang penulis buat. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Critical Journal Review tentang Meningkatkan Proses Dan
Hasil Belajar pengukuran listrik.Atas dasar itulah penulis dapat menyelesaikan
critical jurnal review ini. Apabila terdapat kesalahan penulisan yang membuat
pembaca kurang mengerti penulis mohon maaf. Dan diharapkan pembaca dapat
mengerti jurnal ini dengan baik dan dapat digunakan sebagai referensi.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga Critical Journal Review


ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTARISI...............................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
D. Identitas Jurnal........................................................................................

BAB II. RINGKASAN ...........................................................................

A. Ringkasan Isi Jurnal .........................................................................

BAB III PENILAIAN..........................................................................


A. KELEBIHAN JURNAL......................................................................................
B. KEKURANGAN JURNAL................................................................................

BAB IV. PENUTUP ...................................................................................

A. Manfaat Jurnal ................................................................................................


B. Kesimpulan ......................................................................................................
C. Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan listrik baik untuk kalangan industri, perkantoran, maupun masyarakat
umum dan perorangan sangat meningkat. Tetapi, peningkatan kebutuhan listrik ini tidak
diiringi oleh penambahan pasokan listrik. Berdasarkan permasalahan tersebut, energi surya
dipilih sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah KONVERSI LISTRIK dapat meningkatkan kualitas proses belajar


rangkaian listrik pada mahasiswa Jurusan Teknik Elektro?
2. Apakah KONVERSI LISTRIK dapat meningkatkan hasil belajar pada
mahasiswa Jurusan Teknik Elektro?
3. Bagaimana tanggapan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro terhadap
implementasi pembangkit listrik tenaga surya pada mata kuliah
KONVERSI LISTRIK?

C. Tujuan

1. Meningkatkan kualitas proses belajar KONVERSI LISTRIK pada


mahasiswa Jurusan Teknik Elektro.
2. Meningkatkan hasil belajar rangkaian listrik pada mahasiswa Jurusan
Teknik.
3. Menjelaskan tanggapan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro terhadap
implementasi Pembangkit listrik pada mata kuliah KONVERSI LISTRIK.

D. Identitas Jurnal

JURNAL PERTAMA

Judul : Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Kapasitas 50 WP
Issn : 0852-1697
Tahun : 2016
Penulis : Anwar Ilmar Ramadhan

JURNAL KEDUA

Judul : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN


PENERAPANNYA UNTUK DAERAH TERPENCIL
Issn : 1858-3075
Tahun : 2005
Penulis : Kholid Akhmad
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ringkasan isi Jurnal 1


1.PENDAHULUAN
Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energi adalah daya yang
dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan meliputi energi
mekanik, panas, dan lain – lain. Oleh karena itu, hampir semua perselisihan di dunia
ini, berpangkal pada perebutan sumber energi. Ada beberapa energi alam sebagai
energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya tidak terbatas
yang dikenal dengan energi terbarukan (Akhmad, 2011).

2. Metode
Metode yang digunakan dalam desain analisis rangkaian dilakukan beberapa
tahapan, diantaranya: (a). Penentuan panel surya yang digunakan, sehingga dalam
penggunaannya tidak terjadi kerusakan pada panel surya itu sendiri; (b). Penentuan
komponen regulator yang akan digunakan, sehingga dalam aplikasinya tidak terjadi
kesalahan penggunaan yang berakibat kurang baik atau dapat merusak panel surya
maupun peralatan listrik yang dipasang nantinya; (c). Dari segi penggunaan
komponen, juga dipertimbangkan segi ekonomis dan kondisi yang ada dipasaran,
sehingga dalam pencarian komponen tidak mengalami kesulitan. (d). Dari segi
estetika, desain alat agar dapat dibuat sedemikian rupa sehingga rapi, menarik dan
aman dalam penggunaannya; (f). Memilih komponen yang lulus kualifikasi dan
sesuai dengan kebutuhan sistem, seperti BCR dan inverter (jika terdapat beban AC).
Metodologi yang digunakan dalam desain analisis pembangkit listrik tenaga matahari
50 WP dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir (flowchart).

3. Hasil dan Pembahasan


Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel surya,
maka elektron-elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P,
sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan energi listrik.
Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda-beda tergantung
dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam panel surya tersebut. Keluaran
dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang besar tegangan
keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang didalam panel surya
dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel surya tersebut (Bansai,
1990). Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban
yang memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar
energi listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi – kondisi seperti
pada malam hari (kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya matahari), maka
keluaran dari panel surya ini harus di hubungkan ke sebuah media penyimpanan
(storage), dalam hal ini adalah batere. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu
saja dari panel surya ke batere, tetapi harus dihubungkan ke rangkaian Regulator,
dimana didalam rangkaian tersebut terdapat rangkaian pengisi Batere otomatis
(Automatic charger). Fungsi dari regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan
keluaran dari panel surya dan mengatur arus yang masuk ke batere secara
otomatis. Selain itu Regulator berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
arus dari Panel Surya ke Batere secara otomatis dan juga berfungsi untuk
memutuskan aliran arus dari batere kebeban bila terjadi hubung singkat ataupun
beban yang berlebihan. Tipe regulator yang dirancang disini adalah tipe modifikasi
atau gabungan antara seri dan paralel. Panel Surya sebenarnya dapat langsung
digunakan tanpa diberi rangkaian regulator ataupun batere, tetapi ini tidak dilakukan
karena dapat membebani kinerja dari panel (akibat adanya beban yang berlebihan)
sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang fatal pada panel surya tersebut. Selain
itu regulator ini juga berfungsi untuk mengamankan dari terjadinya kelebihan beban
dari panel surya sehingga panel surya tidak cepat rusak (Widodo dkk., 2010).

B. Ringkasan isi Jurnal 2


1.PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Listrik, Pertambangan, dan Energi
(DJLPE), menunjukkan rasio elektrifikasi diIndonesia pada tahun 2003 baru
mencapai 52% (Bambang, 2004). Ini berarti masih ada sekitar 18 juta kepala
keluarga yang belum memperoleh listrik dari jaringan PLN. Selain permasalahan
dana untuk memperluas pembangunan jaringan listrik, kondisi geografis Indonesia
yang kepulauan dan bergunung-gunung serta pola pemukiman penduduk yang
menyebar, menimbulkan permasalahan tersendiri dalam pendistribusian tenaga
listrik. Oleh karena itu perlu dimanfaatkan sumber-sumber pembangkit listrik lain
yang tersedia di daerah setempat untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi
masyarakat di daerah terpencil, baik yang berasal dari energi fossil maupun energi
terbarukan (renewable energy).

2. SEL SURYA
Sel surya yang beredar di pasaran sudah dikemas dalam bentuk modul. Oleh karena
itu sering disebut sebagai modul sel surya. Modul ini tersusun dari beberapa sel
surya yang masing-masing dihubungkan secara seri untuk memperoleh tegangan
listrik nominal yang dibutuhkan. Untuk modul surya kapasitas daya 50 Wp tersusun
dari 32 sel yang terhubung seri. Masing-masing sel mempunyai daya keluaran listrik
sekitar 1,6 watt, dengan arus dan tegangan nominal sekitar 3 ampere dan 0,53 volt.
Oleh karena itu, modul sel surya 50 Wp mempunyai keluaran arus nominal 3
ampere, dan tegangan nominal 16,9 volt.

3. Solar Home System


Solar home system (SHS) atau sistem penerangan rumah dengan sel surya, yang
diterapkan untuk daerah terpencil diIndonesia menggunakan modul sel surya
kapasitas daya 50 Wp. Energi listrik yang dihasilkan oleh modul sel surya pada
siang hari disimpan di dalam accu untuk dimanfaatkan pada malam harinya. Accu
yang digunakan adalah jenis asam timbal (lead acid battery) kapasitas 70 Ah
(ampere-hour) tipe deep discharge. Namun demikian dapat pula digunakan accu tipe
shallow discharge (accu mobil) yang mudah diperoleh di pasaran. Perbedaan dari
kedua tipe accu tersebut terletak pada kapasitas daya listrik yang diperbolehkan
untuk dimanfaatkan (dalam %) atau yang dikenal dengan DOD (depth of discharge).
Padaumumnya accu tipe shallow discharge mempunyai DOD 25%, sedangkan tipe
deep discharge mempunyai DOD 40% atau lebih besar lagi. Untuk menjaga agar
accu tetap pada kondisi baik pada saat digunakan maka SHS dilengkapi dengan
BCR (battery charge regulator). Alat ini berguna sebagai pembatas penggunaan
energi listrik accu yang berlebihan oleh beban (lampu, radio/tape, dll.), atau
pembatas pengisian energi listrik ke accu oleh modul sel surya. Untuk SHS sistem
12 volt, maka tegangan BCR yang digunakan juga 12 volt, sedangkan kapasitas
arus listrik BCR disesuaikan dengan arus hubung-singkat (short circuit current, Isc)
dari modul sel surya yang digunakan ditambah 10% dari nilai Isc. Pada modul sel
surya 50 Wp, nilai
Isc sekitar 3,25 A, oleh karena itu kapasitas arus minimal BCR yang digunakan
sekitar 3,6 A.
BAB III
PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN JURNAL 1

- banyak teori teori yang di lampirkan sehingga dapat lebih mudah dimengerti
- terdapat gambar dan tabel yang memudahkan untuk memahami teori dan hasil
dari percobaan

B. KEKURANGAN JURNAL 1

- Metode penelitian dan cara percobaanya yang tidak ditulis pada jurnal dan
hasil dari percobaan tidak dituliskan juga
- penulisan abstrak hanya menggunakan bahasan indonesia tidak terdapat
bahasa inggris seperti jurnal biasanya

C. KELEBIHAN JURNAL 2

- banyak teori teori yang di lampirkan sehingga dapat lebih mudah dimengerti.
- terdapat gambar dan tabel yang memudahkan untuk memahami teori dan hasil
dari percobaan

D. KEKURANGAN JURNAL 2

- Metode penelitian dan cara percobaanya yang tidak ditulis pada jurnal dan
hasil dari percobaan tidak dituliskan juga
- penulisan abstrak hanya bahasa inggris menggunakan tidak terdapat bahasan
indonesia seperti jurnal biasanya
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembangkit listrik tenaga surya (sel surya) merupakan pilihan yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil, selama sumber pembangkit listrik
yang lain, seperti air dan minyak bumi, tidak tersedia di daerah tersebut. Hal ini
mengingat sinar matahari sebagai sumber pembangkit listrik dari sel surya tersedia
melimpah setiap saat di seluruh wilayah Indonesia. Penerapannya dapat
menggunakan sistem disentralisasi, yakni setiap rumah dipasang satu SHS
(kapasitas 50 Wp atau 100 Wp), atau sistem sentralisasi, yakni pembangkit tunggal
(Pvdiesel hybrid system) dimana energi listrik disalurkan ke pelanggan
menggunakan jaringan distribusi tegangan rendah 220 volt ac.

B. SARAN

Jurnal jurnal jenis seperti ini harus banyak di produksi oleh mahasiswa mahasiswa
indonesia supaya bisa lebih banyak di terapkan desa desa di indonesia yang masih
banyak kekurangan listrik apalagi di daerah pedalaman.
DAFTAR Pustaka

Bambang A. 2004, Program Jangka Pendek Listrik Perdesaan Tenaga Surya, pada
Diskusi Terbatas Pengadaan dan Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
untuk Masyarakat Tidak Mampu di Wilayah Terpencil, Bappenas, 11-Agustus 2004.

F. Lasnier and T.G. Ang, 1990, Photovoltaic System Handbook, Adam Hilger, Bristol
and New York.

Hans S. Raushenbach, 1980, Solar Cell Array Design Handbook, Van Nostrand
Reinhold Company, New York.

Kholid A., 1997, Evaluation of Amorphous and Poly-crystallin Silicon Based Solar

Photovoltaic System, Doctor Thesis, Osaka University, Japan.

Akhmad, Kholid, (2011), Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Penerapannya Untuk
Daerah Terpencil, Jurnal Dinamika Rekayasa, 1(1): 28- 33

Anggara, I.W.G.A, Kumara, I.N.S., Giriantari, I.A.D,(2014), Studi Terhadap Unjuk


Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 Kw Di Universitas Udayana Bukit
Jimbaran, Spektrum, 1(1): 118- 122.

Hasan, H., (2012), Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi,
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan, 10(2): 169-180.

Anda mungkin juga menyukai