Disusun Oleh :
Kelas : PTE-A 18
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Review
ini , yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pembangkit tenaga
listrik.
Semoga makalah Critical Book Review ini dapat dipahami dan berguna bagi
kalangan mahasiwa pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
pada penulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................5
BAB IV PENUTUP....................................................................................................28
A. Kesimpulan.................................................................................................. 28
B. Saran........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 29
BAB 1
PENDAHULUAN
Agar mempermudah pembaca dalam memilih buku refrensi terkhusus pada pokok
bahasan tentang sistem transmisi tenaga listrik dan mempermudah mahasiswa
mendapatkan inti sari setiap bab buku pembangkit tenaga listrik tersebut.
C. Manfaat CBR
Mengkritisi buku yang berhubungan dengan Sistem transmisi tenaga listrik.
Dengan mencari kelebihan dan kekurangan buku tersebut.
BAB II
ISI RINGKASAN BUKU
Identitas Buku
Pembangkit Tenaga Listrik Penulis : Ir. Tri Wartiningsih, S.T., M.T., Kholistianingsih, S.T., .,
Ir. Pingit Broto Atmadi, M.T.
Penerbit : Graha Ilmu
Ukuran : 16x21
Halaman : XII 136
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
Generator yang umum nya digunakan pada pusat listrik adalah generator
sinkron tiga pasa. Ujung-ujung kumparan dari generator sinkron dihubungkan pada
jepitan generator sehingga ada enam jepitan.
a. Rel tunggal
Ini adalah susunan rel yang paling sederhana dan yang paling murah.
b. Rel ganda dengan satu PMT
Rel ganda pada umunya dilengkapi dengan pmt dan pms yang berfungsi
menghubungkan rel 1 dan rel 2.
c. Rel ganda dengan dua PMT
Rel ganda dengan dua PMT semua unsur dapat dihubungkan dengan rel 1
dan rel 2 atau dua-dua nya melalui PMT sehingga fleksibelitas manuver
menjadi lebi baik.
d. Rel dengan PMT 11/2
e. Pada dasar nya Rel dengan PMT 11/2 adalah rel dengan 3 buah rel PMT
diantara dua rel tersebut.
Dalam rangkaian listrik dengan teganga diatas 1,5 kv, saklar dibedakan menjadi tiga
yaitu :
Setiap pusat listrik memerlukan energy listrik untuk pemakaian sendiri, yaitu
untuk :
a. Lampu penerangan
b. Penyejuk udara
c. Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit, seperti : pompa air pendingin,
pompa minyak pelumas,pompa transfer bahan bakar minyak, mesin
pengangkat, dan lain-lain.
d. Alat-alat dan mesin pembengkelan yang merupakan unsur pendukung
pemeliharaan dan perbaikan pusat listrik.
e. Perngisian baterai aki yang merupakan sumber arus searah bagi pusat
listrik.
Batreai aki merupakan sumber arus searah yang diguakan dalam pusat listrik.
Batreai aki harus selalu diisi melalui penyearah. Kutub negatif dari batreai sebaiknya
ditanahkan.
a. Pemantauan tegangan
b. Berat jenis elektrolit
c. Kebersihan ruangan
d. Ventilasi ruangan
2.8 Transformator
Didalam pusat listrik listrik terdapar motor-motor listrik yang digunakan untuk
berbagai keperlun sesuai kegiatan pusat listrik.
Saluran keluar pusat listrik terutama yang berupa saluran udara merupakan
bagian dari system tenaga listrik dari yang paling mengalami bnyak gangguan.
2.16 Gangguan
Dalam pusat listrik terdapat pengatur frekuensi pada setiap unit pembangkit.
Pengatur biasa disebut governor.
Rel pada pusat listrik merupakan bagian instalasi yang vital, artinya apabila
terjadi gangguan atau kerusakan pada rel aakibatnya akan besar operasi pusat listrik
yang bersangkutan daya menjadi tidak dapat disalurkan.
Pada PLTA dengan daya reaktif kecil seringkali digunakan generator sinkron .
Untuk menstart turbin gas diperlukan daya mekanis untuk memutar porors
turbin dan juga poros dari kompresor agar didapat udara yang akan dicampur dengan
bahan bakar dalam ruang bakar yang untuk selanjutnya akan dinyalakan agar
menghasilkan gas hasil pembakaran pernggerak turbin sehingga akhir turbin
bergerak
Pada hasil rekaman buir-butir data dan gambar-gambar rekaman dan tanggal
serta jam rekaman dilakukan .
Secara teoristik, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol dan karena luas
penumpang bumi tak terhingga.
Dalam pusat listrik terdapat bagian dari alat-alat yang perlu digerakkan dengan
gaya yang besar dalam jarak yang meleibihi 2 cm dan harus cepat misalnya
pembukaan katub udara untuk penggerak/start mesin diesel atau untuk menutup
pompa injeksi bahan bakar mesin diesel ketika terjadi keadaan darurat.
BAB. 3
MASALAH OPERASI PADA PUSAT –PUSAT LISTRIK
Masalah pegadaan dan penyimpanan bahan bakar untuk pusat –pusat litrik
termis.macam –macam bahan bakar serta spesifikasinya seperti nilai kalori dan
kandungan unsur yang tidsk dikenhendaki.
Dalam PLTA ,potensi tenaga air menjadi tenaga listrik .mula-mula potensi tenaga air
dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air ,kemudian turbin air memutar
generator yang membangkitkan tenaga listrik.
P = K . π .H.q .(KW)
Ket :
P : daya (KW)
K : Konstanta
Pada PLTA tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegununangn
.untuk dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu
membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA seperti
gambar 3.2 dintinjau dari caranya membendung air , PLTA dapat dibagi menjadi dua
kategori
Ditinjau dari teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik
pada roda air turbin , ada tiga macam turbin air.
A. Turbin kaplan
Digunakan untuk tingginterjun yang rendah, yaotu dibawah 20 meter .teknik
mengkonversikan ennergi potensial menjadi energi mekanik roda air turbin
dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air .
B. Turbin Francis
Paling banyak digunakan di indonesia, tinggih terjun sedang yaitu diantarq 20-
400 meter .teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi
mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi turbin.
C. Turbin pelton.
Turbin pleton adalah untuk tinggi, yaitu diatas 300 meter .mengkonversikan
energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses sehingga pelton
juga disebut sebagai turbin implus.
N √P
N s=
H 54
Operasi pemeliharaan
Ada kalanya PLTA yang mempunyai kolam tando besar fungsi serba guna artinya
selain berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik ,PLTA ini juga berfungsi sebagai
meyendiaan air irigrasi , pengendali banjir ,perikanan parawisata dan penyediaan air
bagi lalu lintas pelyaran sungai.
Keuntungan operasi PLTa adalah mudah cepat distart dan distop bebanya
mudah diubah-ubah angkah gangguanya rendah ,pemeliharanya mudah ,umumnya
dapat distart tanpa daya dari luar (black start)
Dalam PLTU ,energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan
bakar yang digunakan dapat berupa batubara , (padat) ,minyak (cair), atau (gas) ada
kalanya PLTU mengunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar
Menggambarkan siklus uap air PLTU yang berlangsung dalam PLTU , dayanya relatif
besar di atas 200 mw.
A. Pemanas lanjut ( suoer heater)
Mengalir uap dalam drum ketel yang menuju ke turbin uap tekanan tinggi
,dalam pemanasan lanjut mengalamin suhu sehingga uap air ini semakin
kering ,oleh karena adanya gas buang sekeliling pemanas lanjut
B. Pemanasan ulang (reheater)
Air yang dipompakan ke ketel,terlebih dahulu dialirkan melalui economizer
agar mendapatkan pemanasan oleh gas ,demikian suhu air akan lebih tinggi
ketika masuk ke pipa air didalam ruang bakar
C. Economizer
Agar mendapatkan pemanasan oleh gas buang ,dengan demikian suhu air
akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air didalam ruang bakar yang
selanjutnya akan merungangin jumlah kalori yang diberikan untuk penguapan
lebih ekonomis
D. Pemanasan udara
Udara akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk membakar
bahan bakar terlebih dahulu aadialirkan melalui pemanasan udara agar dapt
pemanasan oleh gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik .
Adalah turbin yang akhir-akhir ini dikembangkan ketinggi terjun antara 3-10 meter
dengan debit air n\yang besarnya mencapai 30 M 3/ detik . daya yang dihasilkan
turbin cross flow terbesar di sekitar 400 KW, cocok untuk listrik pedesaan karena
kondisinya yang relatif sederhana.
BAB 4
BAB 5
PENGEBANGAN PEBANGKITAN
Pembangunan pusat listrik dalam sistem interkoneksi maupun dalam sistem yang
berdiri sendiri / terisolir haruslah didasarkan atas analisis kebutuhan listrik
a. Umum
Untuk semua pusat listrik perlu di survei hal-hal sebagai berikut
Lahan yang akan dibebaskan,menyangkut masalah kepemilikan, adat
dan kebiasaan setempat khususnya yang menyangkut ekologi
kehidupan.
Sifat tanah dari segi pembangunan kebutuhan bangunan sipil
Masalah lingkungan yang berkaitan dengan kebisingan dan limbah
Masalah transportasi alat-alat berat.
b. PLTA
Untuk PLTA, hal-hal spesifik yang perlu disurvei adalah
Hidrologi, yang menggambarkan curah hujan di daerahaliran sungai
(DAS) atau di daerah tangkapan hujan dari danau yang akan diambil
tenaga airnyanya, paling sedikit data 10 tahun terakhir .
Debit sungai, yaitu banyak air yang mengalir di sungai yang akan
dimanfaatkan dalam meter kubik per detik ( m/s ) setiap hari selama
sedikitnya 10 tahun terakhir
Keadaan hutan daerah aliran sungai, apakah ada yang mendapat hak
pengusahaan hutan yang dapat mengancam kelestarian hutan DAS
yang sangat mempengaruhi debit sungai yang akan dimanfaatkan,
sehingga analisis kelestarian hutan DAS atas dasar hasil survei
sangatlah penting.
Jika direncanakan membangun kolam tando tahunan berupa danau
buatan, maka perlu di survei dan dianalisis segala akibat
penggenangan lahan yang akan dijadikan kolam tando tersebut.
c. PLTU, PLTD, dan PLTG
Untuk PLTU, PLTD, dan PLTG ada beberapa hal sepesifik yang perlu disurvei
adalah :
Penyediaan bahan bakar meliputi pengadaan, transportasi,
pembongkaran , dan penyimpanan .
Penyediaan air dingin, khusus untuk PLTG, hal ini tidak segitu menonjol
karena kebutuhan air pendinginya relatif sedikit
d. PLTP
Untuk PLTP, hal-hal spesifik yang perlu disurvei adalah :
Banyaknya kandungan uap yang akan dimanfaatkan berkaitan dengan
besarnya unit yang akan dibangun.
Kualitas uap yang akan digunakan terutama kandungan belerang dala
kaitannya dengan spesifikasi teknik turbin uap yang akan digunakan.
Berdasarkan hasil survei dan studi kelayakan tersebut dalam subbab 5.2 dan setelah
ditemukan macam pusat listrik yang akan dibangun, langkah berikutnya adalah
perencanaan teknik dari pusat listrik yang akan dibangun tersebut . masalah
perencanaan teknik tergantung kepada macam dan tempat pusat listrik yang akan
dibangun.
Perencanaan teknik PLTU relatif lebih bisa mengikuti produk pabrik yang
sudah dibuat standar jika dibandingkan dengan perencanaan teknik PLTA .
Untuk mengetahui berapa besarnya biaya untuk pembangkitan tenaga listirk per kwh
perlu diketahui terlebih dahulu jumlah biaya yang telah dikeluarkan atau diperkirakan
akan dikeluarkan untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun . kemudian jumlah
biaya pembangkitan satu tahun ini dibagi dengan produksi atau jumlah tenaga listrik
yang dibangkitkan selama satu tahun . untuk mengetahui biaya pembangkitan
selama satu tahun, bisa didapat melalui laporan keuangan yang biasa disebut
sebagai laporan rugi laba suatu kegiatan pembangkitan untuk periode 2001 .
1. Pendapatan
a. Pendapatan penjualan kwh A1
b. Pendapatan lain-lain A2+
Jumlah pendapatan A
2. Biaya
a. Biaya bahan bakar B1
b. Biaya pemeliharaan B2
c. Biaya pegawai B3
d. Biaya admistrasi B4
e. Biaya bunga B5+
Jumlah biaya operasi B
3. Penyusutan C
4. Laba sebelum pajak = A-(B+C)
5. Pajak D
6. Laba Bersih = A-(B+C+D)
Berdasarkan laporan rugi laba tahun 2001 tersebut diatas dan catatan pembangkitan
tenaga listrik tahun tahun 2001 sebanyak pkwh maka didapat :
B+C
Biaya produksi tahun 2001 = Rupiah / kwh
P
Dimana :
1. Pendapatan:
a. Pendapatan dari kegiatan usaha yang utama dalam hal ini penjualan
tenaga listrik
b. Pendapatan lain-lain adalah pendapatan dari kegiatan usaha-usaha yang
bukan utama
2. Biaya
a. Biaya bahan bakar, yaitu biaya pembelian bahan bakar loko pusat listrik
b. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk melakukan pemeliharaan instalasi
pembangkit
c. Biaya pegawai yaitu semua biaya yang menyangkut pegawai yang
menyelenggarakan kegiatan pembangkitk\an meliputi gajih, upah biaya
perawatan kesehatan dan lain-lain
d. Biaya admisnitrasi, yaitu biaya kantor seperti kertas , telepon , pos dan lain-
lain.
e. Biaya bunga yaitu biaya , yaitu bunga pinjaman yang harus dibayar
sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membangun instalasi
pembangkitan yang telah beroperasi.
3. Penyusutan yaitu dana yang harus disisikan untuk membeli instalasi
pembangkitan yang baru menggantikan instalasi yang lama .
4. Laba sebelu pajak, yaitu pendapatan dikurangi dengan biaya operasi ditambah
biaya penyusutan
5. Pajak yaitu pajak perusahaan yang ditentukan oleh pemerintah
6. Laba bersih yaitu laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak.
Dari perhitungan dalam subbab 5.1 tampak bahwa koponen biaya komponen biaya
komponen biaya pembangkitan yang tersebar pada PLTD adalah biaya bahan bakar,
yaitu Rp360.000/kwh oleh karena itu efisiensi mesin disesl PLTD perlu diusahakan
agar mencapai nilai maksimum . hal ini dapat diusahakan dengan elakukakan
pemeliharaan yang tertib . modal yang diperlukan untuk pembangunan dapat berasal
dari modal sendiri atau pinjaman dari bank. Walaupun menggunakan modal sendiri ,
perlakuannya secara analisis ekonomi harus seperti pinjaman bank , artinya harus
tetap ada bunga dan penyusutan.
Biaya bahan bakar merupakan unsur biaya terbesar dalam pembangkitan tenaga
listrik oleh sebab itu telah dikembangkan berbagai teknik optimasi untuk menurunkan
biaya bahan bakar ini . teknik – teknik ini menggunakan program-program komputer
yang secara garis besar meliputi:
a. Perkiraan beban jangka pendek, misalnya 168 jam ke depan untuk membuat
jam operasi
b. Optimasi hidrotermis untuk menemukan jalur pembagian beban yang optimum
anatara kelompok pembangkit termis .
c. Unit comiment untuk menentukan unit pembangkit yang paling optimum
diopeerasikan dalam menghadapi beban yang diperkirakan untuk mencapai
biaya bahan bakar minimum.
d. Economic lood dispatch untuk membagi beban diantara unit-unit ternis yang
beroperasi agar dicapai biaya bahan bakar yang minimum
Bagi para pemakai tenaga listrik, khususnya pemakai tenaga listrik besar untuk
industi, seringkali perlu melakukan analisis perbandingan antara tarif PLN dengan
biaya pembangkitan tenaga listriks sendiri.
Secara garis besar tarif PLN adalah sebagai berikut :
a. Tarif PLN mengandung biaya tetap dimana dimana artinya pada pemakaiaan
kwh = 0 pemakaiaan harus membayar biaya tetap yang besarnya dinyatakan
dalam rupiah per VA (daya) tersambung. Jadi ada pembatasan pemakaiaan
daya bagi pemakai.
b. Calon pelanggan PLN harus membayar biaya penyambungan yang besarnya
tergantung pada daya tersambung dari PLN.
c. Calon pelanggan harus membayar uang jaminan langganan yang besarnya
kira-kira sama dengan rekening PLN untuk dua bulan .
d. Untuk beban dengan faktor daya dibawah nilai tertentu, dikenakan
pembayaran energi reaktif( kVARh).
Selain hal-hal tersebut diatas, untuk pelanggan PLN tertentu, misalnya pelanggan
industri, ada tarif waktu beban puncak, yaitu untuk pemakaian kwh antara pukul
18;00-22;00 ( waktu beban puncak) harga pemakaian kwhnya lebih mahal dibanding
saat diluar waktu beban puncak.
Dalam praktik sehari-hari, konsumsi spesifik bahan bakar dari unit pembangkit termis
sering digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai efesiensi unit pembangkit
tersebut .
Efisiensi yang dapat dicapi oleh berbagai unit pembangkit dalah dalam bentuk
presentase. Untuk unit pembangkit termis, efisiensi juga sering dinyatakan dengan
heat rate dalam kcal atau BTU/kWh.menyatakan efisiensi unit pembangkit teremis
dengan konsumsi spesifik bahan bakaryang digunakan sama misalnya minyak solar
HSD dari pertamina untuk unit pembangkit diesel, maka penggunaan konsumsi
spesifik bahan bakar dapat memberikan gambaran mengenai efisiensi karena nilai
kandungan kalori minyak HSD sudah tertentu.
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
1.6.1 Proses pembagkitan
Pembangkitan tenaga listrik dilakukan dengan cara memutar generator sinkron
sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak balik 3 fasa.
1.6.2 Proses pembagkitan
Dalam pusat listrik juga ada instalasi listrik arus searah. Arus searah
diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutus tenaga,dan lampu
peneranga darurat.
1.6.3 Masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik
Sebagaimana diuraikan proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsip nya
merupakan konversi energy primer menjadi energy mekanik penggerak
generaror yang selanjutnya energy mekanik ini dikonversi oleh
generatormenjadi tenaga listrik.
1.6.4 Sistem interkoneksi
Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW, umumnya beroperasi dalam system
interkoneksi. Pada system interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan
banyak pusat beban yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi.
1.6.5 Proses Trasmisi tenaga listrik
setelah dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan dan
didistribusikan kepada para konsumen tenaga listrik.
B. SARAN
Selaku penulis CBR ini saya menyadari masih banyak kesalahan baik dalam
penyampaian maupun pada format penulisan Critical Book Report ini. Maka dari
itu saya mengaharapkan saran yang bersifat membangun agar kedepannya
didapati Critical Book Report yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Djiteng Marsudi, opersi sitem tenaga listrik, balai penerbit humas ISTN Bhumi
Srengseng Indah, 8 Juni 1990