Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun Oleh :

Nama : Jagar Iwan Panggabean (5183131017)

Kelas : PTE-A 18

Mata Kuliah : Perencanaan Sistem Transmisi Tenaga Listrik

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Review
ini , yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pembangkit tenaga
listrik.

Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Radiokimia. Saya juga menyadari
bahwa penulisan dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan ini.

Semoga makalah Critical Book Review ini dapat dipahami dan berguna bagi
kalangan mahasiwa pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
pada penulisan ini.

Medan, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5

Bab 1 Pendahuluan............................................................................................5

Bab 2 Instalasi Listrik Dari Pusat Listrik..............................................................6

Bab 3 Masalah Operasi Pada Pusat-Pusat Listrik..............................................11

Bab 4 Pembangkit Dalam Sistem Interkoneksi .................................................17

Bab 5 Pengembangan pembangkit ...................................................................18

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................27

A. KELEBIHAN ISI BUKU...............................................................................27


B. KEKURANGAN ISI BUKU..........................................................................27

BAB IV PENUTUP....................................................................................................28

A. Kesimpulan.................................................................................................. 28
B. Saran........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 29
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Rasional Pentingnya CBR

Agar mempermudah pembaca dalam memilih buku refrensi terkhusus pada pokok
bahasan tentang sistem transmisi tenaga listrik dan mempermudah mahasiswa
mendapatkan inti sari setiap bab buku pembangkit tenaga listrik tersebut.

B. Tujuan Penulisan CBR


 Menyelesaikan tugas critical book review (CBR) Sistem Transmisi tenaga
listrik yang ditugaskan oleh dosen.
 Untuk menambah wawasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
Transmisi tenaga listrik.

C. Manfaat CBR
Mengkritisi buku yang berhubungan dengan Sistem transmisi tenaga listrik.
Dengan mencari kelebihan dan kekurangan buku tersebut.
BAB II
ISI RINGKASAN BUKU

Identitas Buku
Pembangkit Tenaga Listrik Penulis : Ir. Tri Wartiningsih, S.T., M.T., Kholistianingsih, S.T., .,
Ir. Pingit Broto Atmadi, M.T.
Penerbit : Graha Ilmu
Ukuran : 16x21
Halaman : XII 136
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Proses pembagkitan


Pembangkitan tenaga listrik dilakukan dengan cara memutar generator sinkron
sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak balik 3 fasa.
1.2 Proses pembagkitan
Dalam pusat listrik juga ada instalasi listrik arus searah. Arus searah
diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutus tenaga,dan lampu
peneranga darurat.
1.3 Masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik
Sebagaimana diuraikan proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsip nya
merupakan konversi energy primer menjadi energy mekanik penggerak
generaror yang selanjutnya energy mekanik ini dikonversi oleh
generatormenjadi tenaga listrik.
1.4 Sistem interkoneksi
Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW, umumnya beroperasi dalam system
interkoneksi. Pada system interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan
banyak pusat beban yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi.
1.5 Proses penyediaan tenaga listrik
setelah dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan dan
didistribusikan kepada para konsumen tenaga listrik.
1.6 Mutu tenaga listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya bagi keperluan industry, maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntuntan yang makinbesar dari pihak tenaga listrik.

Mutu tenaga listrik ini meliputi :


a. Kontinuits penyediaan
b. Nilai tegangan
c. Nilai frekuensi
d. Kedip tegangan

BAB 2

ISNTALASI LISTRIK DARI PUSAT LISTRIK

2.1 Instalasi listrik generator

Generator yang umum nya digunakan pada pusat listrik adalah generator
sinkron tiga pasa. Ujung-ujung kumparan dari generator sinkron dihubungkan pada
jepitan generator sehingga ada enam jepitan.

Teganan generator maksimum saat ini adalah 23 KV. Tegangan generarto


yang lebih tinggi masih dalam tahap uji coba. Generarto-generatot dengan daya
diatas 10 MVA umumnya mempunyai transformator tengangan yang merupakan satu
kesatuan dengan generatornya.

2.2 Rel (Busbar)

Ada berbagai macam busbar,yaitu :

a. Rel tunggal
Ini adalah susunan rel yang paling sederhana dan yang paling murah.
b. Rel ganda dengan satu PMT
Rel ganda pada umunya dilengkapi dengan pmt dan pms yang berfungsi
menghubungkan rel 1 dan rel 2.
c. Rel ganda dengan dua PMT
Rel ganda dengan dua PMT semua unsur dapat dihubungkan dengan rel 1
dan rel 2 atau dua-dua nya melalui PMT sehingga fleksibelitas manuver
menjadi lebi baik.
d. Rel dengan PMT 11/2
e. Pada dasar nya Rel dengan PMT 11/2 adalah rel dengan 3 buah rel PMT
diantara dua rel tersebut.

2.3 Saluran kabel antara generator da rel

Hubungan antara kabel dengan rel umumnya dilakukan dengan menggunakan


kabel yang diletakkan pada saluran khusus dalam tanah dan apabila berada diatas
tanah diletakkan pada rak penyangga kabel yang melindungi kabel secara otomatis.

2.4 Jenis-jenis saklar

Saklar berfungsi memustus rangkain listrik.

Dalam rangkaian listrik dengan teganga diatas 1,5 kv, saklar dibedakan menjadi tiga
yaitu :

a. Pemutus tenaga (PMT)


b. Pemutus beban (PMB)
c. Pemisah (PMS)

Konstruksi saklar khususnya pemutus tenaga tegangan tinggi


memengandung busur listrik dan teknik pembersihan kontak-kontak nya
sendiri.

Perkembangan konstruski pemutus adalah sebagai berikut :

a. Pemutus tenaga udara


b. Pemutus tenaga minyak banyak
c. Pemutus tenaga minyak sedikit
d. Pemutus tenaga gas
e. Pemutus tenaga vakum
f. Pemutus tenag medan magnet
g. Pemutus tenaga udara tekan

2.5 Mekanisme pemutus tenaga

Penutupn dan pembukaan PMT meemerlukan gerakan mekanis yang cepat


dan tegas, tidak boleh lambat dan ragu-ragu. Hal ini disebabkn apabila gerakan ini
lambar dan ragu-ragu, maka proses pemutusan busur listrik akan mengalami
kegagalan. Untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan tegas, maka diperlukan
suatu mekanisme penggerak berdasarkan energy pegas atau energy udara tekan
minyak.

2.6 instalasi Pemakaian Sendiri

Setiap pusat listrik memerlukan energy listrik untuk pemakaian sendiri, yaitu
untuk :

a. Lampu penerangan
b. Penyejuk udara
c. Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit, seperti : pompa air pendingin,
pompa minyak pelumas,pompa transfer bahan bakar minyak, mesin
pengangkat, dan lain-lain.
d. Alat-alat dan mesin pembengkelan yang merupakan unsur pendukung
pemeliharaan dan perbaikan pusat listrik.
e. Perngisian baterai aki yang merupakan sumber arus searah bagi pusat
listrik.

2.7 Baterai Aki

Batreai aki merupakan sumber arus searah yang diguakan dalam pusat listrik.
Batreai aki harus selalu diisi melalui penyearah. Kutub negatif dari batreai sebaiknya
ditanahkan.

Pemeliharaan batreai aki terutama meliputi :

a. Pemantauan tegangan
b. Berat jenis elektrolit
c. Kebersihan ruangan
d. Ventilasi ruangan
2.8 Transformator

Macam-macam transformator adalah :

a. Transformator penaik tegangan generator


b. Transformator unit pembngkit
c. Transformator pemakaian sendiri
d. Trasnformator antar rel

2.9 Pembumian bagian-bagian instalasi

Pembunian sama dengan pentanahan, hanya untuk bagian insatalasi-instalasi


tertantu yang dutanhkan digunakan istilah-istilah pembumian.

2.10 Sistem eksistasi

Generarot penguat yang pertama adalah generator arus searah berpenguatan


shunt yang kemudian menghasilkan arus penguat bagi generator.

2.11 Sistem pengukuran

Untuk saluran transmisi, saluran distibusi maupun saluran ke trasnformator


pemakaian sendiri , jumlah besaran yang diukur lebih sedikir dibandingkan generator.

2.12 Sistem proteksi

System proteksi selain harus mengamankan peralatan istalasi terhadap


gangguan, juga berfungsi melokalisir gangguan.

2.13 Motor-motor listrik

Didalam pusat listrik listrik terdapar motor-motor listrik yang digunakan untuk
berbagai keperlun sesuai kegiatan pusat listrik.

2.4 Proteksi motor listrik

2.15 saluran keluar

Saluran keluar pusat listrik terutama yang berupa saluran udara merupakan
bagian dari system tenaga listrik dari yang paling mengalami bnyak gangguan.

2.16 Gangguan

Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan tripnya PMT diluar kehendak


operator yang dalam bahasa inggris disebut fault.
2.17 Pengaturan tegangan

Pengaturan tegangan generator berkaitan dengan pengaturan arus penguat


generator.

2.18 Pengaturan frekuensi

Dalam pusat listrik terdapat pengatur frekuensi pada setiap unit pembangkit.
Pengatur biasa disebut governor.

2.19 Perlindungan terhadap petir

Untuk mencageah kerusakan yang disebabkan oleh petir perlu dipasang


lightning aresster.

2.20 Proteksi rel

Rel pada pusat listrik merupakan bagian instalasi yang vital, artinya apabila
terjadi gangguan atau kerusakan pada rel aakibatnya akan besar operasi pusat listrik
yang bersangkutan daya menjadi tidak dapat disalurkan.

2.21 Instalasi penerangan

Peneragngan dalam pusat listrik sangat penting. Tanpa penerangan, maka


jalannya operasi pusat listrik akan terganggu.

2.22 Instalasi Telekomunikasi

Telekomunakasi merupakan operasi yang sangat penting bagi pusat listrik,


terutama jika pusat listrik bekerja pada system interkoneksi.

2.23 Arus hubung singkat

Gangguan hubung singkat yang besar harus diperhitungkan dalm


merencanakan istalasi listrik pada pusat listrik.

2.24 Pengawatan skunder

Pengawatan skunder menggambarkan sirkuit listrik yang ada disisi skunder


transformator arus dan transformtor tegangan disisi rendah.

2.25 Pemeliharaan isntalasi listrik

2.26 sambungan listrik


Dalam instalasi listrik, sambungan listrik merupakan salah satu titik lemah.

2.27 Perkembangan isolasi kabel

.2.28 Kurva kapabilitas generator

Generator menghasilkan daya aktif yang dinyatakan dalam MW dan daya


reaktif yang dinyatakan dlam MVAR.

2.29 Generator asinkron

Pada PLTA dengan daya reaktif kecil seringkali digunakan generator sinkron .

2.30 Generator dijadikan motor start pada turbin gas

Untuk menstart turbin gas diperlukan daya mekanis untuk memutar porors
turbin dan juga poros dari kompresor agar didapat udara yang akan dicampur dengan
bahan bakar dalam ruang bakar yang untuk selanjutnya akan dinyalakan agar
menghasilkan gas hasil pembakaran pernggerak turbin sehingga akhir turbin
bergerak

2.31 Rekaman kerja PMT

Pada hasil rekaman buir-butir data dan gambar-gambar rekaman dan tanggal
serta jam rekaman dilakukan .

2.32 Pentanahan dan tahanan pentanahan

Secara teoristik, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol dan karena luas
penumpang bumi tak terhingga.

2.33 Instalasi control

Instalasi control diperlukan untuk mengendalikan pusat listrik. Oleh karenanya


instalasi control harus bisa menyajikan berbagai data dan informasi yang terdapat
dalam pusat listrik yang perlu dikendalikan oleh motor.

2.34 Instalasi pneumatic dan hidraulik

Dalam pusat listrik terdapat bagian dari alat-alat yang perlu digerakkan dengan
gaya yang besar dalam jarak yang meleibihi 2 cm dan harus cepat misalnya
pembukaan katub udara untuk penggerak/start mesin diesel atau untuk menutup
pompa injeksi bahan bakar mesin diesel ketika terjadi keadaan darurat.

BAB. 3
MASALAH OPERASI PADA PUSAT –PUSAT LISTRIK

Bab ini menguraikan masalah masalah proses dan operasi yang


pada(PLTA,PLTU,PLTG,PLTGU,PLTD,PLTN, dan unit –unit pembangkit khusus.
Masalah pelestarian hutan dalam kaitanya dengan operasi PLTA dan PLTP.

Masalah pegadaan dan penyimpanan bahan bakar untuk pusat –pusat litrik
termis.macam –macam bahan bakar serta spesifikasinya seperti nilai kalori dan
kandungan unsur yang tidsk dikenhendaki.

3.1 pusat listrik tenaga air (PLTA)

Dalam PLTA ,potensi tenaga air menjadi tenaga listrik .mula-mula potensi tenaga air
dikonversikan menjadi tenaga mekanik dalam turbin air ,kemudian turbin air memutar
generator yang membangkitkan tenaga listrik.

Gambar 3.1 A menggambarkan secara skematis bagaimana potensi tenaga air


,yaituu sejumlah air yang terletak pada ketinggian tertentu diubah menjadi tenaga
mekanik dalam turbin air.
Daya yang dibangkitkan generator yang diputar turbin air adalah :

P = K . π .H.q .(KW)

Ket :

P : daya (KW)

H : tinggi air terjun air (meter)

q : debit air ( M 3/ detik )

π : efesiensi turbin bersama generator

K : Konstanta

3.2. bangunan sipil

Pada PLTA tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegununangn
.untuk dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini, maka kita perlu
membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA seperti
gambar 3.2 dintinjau dari caranya membendung air , PLTA dapat dibagi menjadi dua
kategori

3.2.1. Macam-Macam turbin Air

Ditinjau dari teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik
pada roda air turbin , ada tiga macam turbin air.
A. Turbin kaplan
Digunakan untuk tingginterjun yang rendah, yaotu dibawah 20 meter .teknik
mengkonversikan ennergi potensial menjadi energi mekanik roda air turbin
dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air .
B. Turbin Francis
Paling banyak digunakan di indonesia, tinggih terjun sedang yaitu diantarq 20-
400 meter .teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi
mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi turbin.
C. Turbin pelton.
Turbin pleton adalah untuk tinggi, yaitu diatas 300 meter .mengkonversikan
energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses sehingga pelton
juga disebut sebagai turbin implus.

Dari percobaan didapat :

N √P
N s=
H 54

Dimana : N s = kecepatan spesifik (ppm atau rpm)


N = putaran per menit pada keadaan katup penuh (ppm atau rpm )

H = tinggi terjun ( feel)

P = daya keluar rotor 9 (horse power biasa disingkat HP)

Rumus 3.2 diatas merupakan rumus empiris.

Operasi pemeliharaan

Ada kalanya PLTA yang mempunyai kolam tando besar fungsi serba guna artinya
selain berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik ,PLTA ini juga berfungsi sebagai
meyendiaan air irigrasi , pengendali banjir ,perikanan parawisata dan penyediaan air
bagi lalu lintas pelyaran sungai.

Keuntungan operasi PLTa adalah mudah cepat distart dan distop bebanya
mudah diubah-ubah angkah gangguanya rendah ,pemeliharanya mudah ,umumnya
dapat distart tanpa daya dari luar (black start)

3.2.1 PUSAT –PUSAT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU)

Dalam PLTU ,energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan
bakar yang digunakan dapat berupa batubara , (padat) ,minyak (cair), atau (gas) ada
kalanya PLTU mengunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar

3.2.2 siklus uap dan air

Menggambarkan siklus uap air PLTU yang berlangsung dalam PLTU , dayanya relatif
besar di atas 200 mw.
A. Pemanas lanjut ( suoer heater)
Mengalir uap dalam drum ketel yang menuju ke turbin uap tekanan tinggi
,dalam pemanasan lanjut mengalamin suhu sehingga uap air ini semakin
kering ,oleh karena adanya gas buang sekeliling pemanas lanjut
B. Pemanasan ulang (reheater)
Air yang dipompakan ke ketel,terlebih dahulu dialirkan melalui economizer
agar mendapatkan pemanasan oleh gas ,demikian suhu air akan lebih tinggi
ketika masuk ke pipa air didalam ruang bakar
C. Economizer
Agar mendapatkan pemanasan oleh gas buang ,dengan demikian suhu air
akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air didalam ruang bakar yang
selanjutnya akan merungangin jumlah kalori yang diberikan untuk penguapan
lebih ekonomis
D. Pemanasan udara
Udara akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk membakar
bahan bakar terlebih dahulu aadialirkan melalui pemanasan udara agar dapt
pemanasan oleh gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik .

3.1.1 Turbin cross flow

Adalah turbin yang akhir-akhir ini dikembangkan ketinggi terjun antara 3-10 meter
dengan debit air n\yang besarnya mencapai 30 M 3/ detik . daya yang dihasilkan
turbin cross flow terbesar di sekitar 400 KW, cocok untuk listrik pedesaan karena
kondisinya yang relatif sederhana.
BAB 4

PEMBANGKITAN DALAM SISTEM INTERKONEKSI

4.1 Sistem interkoneksi dan system terisolir


Sistem interkoneksi adalah system tenaga listrik yang terdiri dari
beberap pusat listrik dan gardu induk yang diinterkoneksi melalui saluran
saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh gardu induk
4.2 Perkiraan beban
Energi listrik yang dihasilkan tidak dapat disimpan melainkan langsung
digunakan konsumen.
4.3 Koordinasi Pemeliharaan
Dalam system interkoneksi terdapat puluhan unit pembangkit dan juga
perlatan transmisi seperti transformator dan pemutus tenaga.
4.4 Faktor-faktor kapasitas
Dalam praktk, factor kapasitas tahunan PLTU hanya dapat mencapai
angka antara 60-80% karena adanya masa pemeliharan dan gangguan atau
kerusakan yang dialami PLTU tersebut.
4.5 Neraca energy
Perlu dibuat karena energy karena neraca nergi ini merupakan dasar
untuk menyusun anggaran biaya bahan bakar yang merupakan unsur biaya
terbesar dari biaya operasi system tenaga listrik.
4.6 Kurva lama beban
4.7 Keandalan pembangkit
Dalam system interkoneksi yang terdiri dari banyak unit pembangkit,
maka keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi dibandingkan dengan
beban yang harus dilayani menggambarkan keandalan system tersebut.
4.8 Kurva Input-Output
Kurva input-output ini juga dapat dinyatakan dengan fungsi polynomial.
Bentuknya hamper linear sehingga apabila dinyatakan dengan fungsi
polynomial.

4.9 Cadangan berputar dan pelepasan beban


Apabila sebuah unit pembangkit berkapasitas 100 MW tetapi hanya
dibebani 6 MW, maka selisih antara kapasitas 100 MW dan 60 MW, yaitu
sebesar 40MW, merupakan cadangan berputar yang ada pada unit
pembangkit tersebut.
4.10 Kesselamatan kerja dan kesehatan kerja
Dalam proses pembangkitan tenga listrik, khususnya dalam pusat-pusat
listrik, banyak hal yang dapat menimbulkan kecalakaan, baik dari segi mekani
maupun dari segi listrik.
4.11 Prosedur pembebasan tegangan dan pemindahan beban
Saluran keluar yang menyalurkan daya keluar dari sebuah pusat listrik
umum nya dikelola oleh manajemen yang berbeda dengan manjemen pusat
listrik.
4.12 Konfigurasi jaringan

4.13 optimasi hidro-termis


Dalam system tenaga listrik yang terdiri dari kelompok pembangkit hidro
daan pembangkit termis, diperlukan jalur pembagian beban antara kedua
kelompok pembangkit ini agar dicapai keadaan yang optimum dalam arti
tercapai biaya bahan bakar yang minimum.
4.14 Kendala-kendala operasi
Dalam proses system interkoneksi, masalah alokasi pembebanan unit-
unit pembangkit merupakan masalah utama karena hak ini menyangkut bahan
bakar yang tidak kecil.

BAB 5

PENGEBANGAN PEBANGKITAN

5.1 Analisis kebutuhan energi

Pembangunan pusat listrik dalam sistem interkoneksi maupun dalam sistem yang
berdiri sendiri / terisolir haruslah didasarkan atas analisis kebutuhan listrik

Analisis kebutuhan energi ini meliputi:

a. Analisis kebutuhan energi dalam kurun waktu tertentu, misalnya kebutuhan


tahunan sampai 10 tahun yang akan datang.
b. Analisis kebutuhan daya dalam bentuk kurva beban harian.
c. Analisis tingkat keandalan yang dibutuhkan, lalu dikaitkan dengan peran
energi listirk yang harus disediakan ( harga Kwh terputus).
d. Peran pusat listrik yang akan dibangun dalam operasi pembangkitan apakah
sebagai penyedia beban dasar, penyedia beban semi –dasar, penyedia beban
puncak , atau sebagai unit cadangan .

Berdasarkan analisis kebutuhan energi ini, kemudian dipelajari sebagai alternatif


bagaimana cara memenuhi kebutuhan kebutuhan energi listrik ini.

5.2 survei dan studi kelayakan

Berdasarkan analisis kebutuhan energi tersebut dalam subbab 5.1 khususnya


mengenai alternatif pemenuhan kebutuhan energi . dilakukan survei di lapangan
tentang bagaimana kelayakan dari setiap alternatif tersebut.

Survei secara garis meliputi:

a. Umum
Untuk semua pusat listrik perlu di survei hal-hal sebagai berikut
 Lahan yang akan dibebaskan,menyangkut masalah kepemilikan, adat
dan kebiasaan setempat khususnya yang menyangkut ekologi
kehidupan.
 Sifat tanah dari segi pembangunan kebutuhan bangunan sipil
 Masalah lingkungan yang berkaitan dengan kebisingan dan limbah
 Masalah transportasi alat-alat berat.

b. PLTA
Untuk PLTA, hal-hal spesifik yang perlu disurvei adalah
 Hidrologi, yang menggambarkan curah hujan di daerahaliran sungai
(DAS) atau di daerah tangkapan hujan dari danau yang akan diambil
tenaga airnyanya, paling sedikit data 10 tahun terakhir .
 Debit sungai, yaitu banyak air yang mengalir di sungai yang akan
dimanfaatkan dalam meter kubik per detik ( m/s ) setiap hari selama
sedikitnya 10 tahun terakhir
 Keadaan hutan daerah aliran sungai, apakah ada yang mendapat hak
pengusahaan hutan yang dapat mengancam kelestarian hutan DAS
yang sangat mempengaruhi debit sungai yang akan dimanfaatkan,
sehingga analisis kelestarian hutan DAS atas dasar hasil survei
sangatlah penting.
 Jika direncanakan membangun kolam tando tahunan berupa danau
buatan, maka perlu di survei dan dianalisis segala akibat
penggenangan lahan yang akan dijadikan kolam tando tersebut.
c. PLTU, PLTD, dan PLTG
Untuk PLTU, PLTD, dan PLTG ada beberapa hal sepesifik yang perlu disurvei
adalah :
 Penyediaan bahan bakar meliputi pengadaan, transportasi,
pembongkaran , dan penyimpanan .
 Penyediaan air dingin, khusus untuk PLTG, hal ini tidak segitu menonjol
karena kebutuhan air pendinginya relatif sedikit
d. PLTP
Untuk PLTP, hal-hal spesifik yang perlu disurvei adalah :
 Banyaknya kandungan uap yang akan dimanfaatkan berkaitan dengan
besarnya unit yang akan dibangun.
 Kualitas uap yang akan digunakan terutama kandungan belerang dala
kaitannya dengan spesifikasi teknik turbin uap yang akan digunakan.

5.3 perencanaan teknik

Berdasarkan hasil survei dan studi kelayakan tersebut dalam subbab 5.2 dan setelah
ditemukan macam pusat listrik yang akan dibangun, langkah berikutnya adalah
perencanaan teknik dari pusat listrik yang akan dibangun tersebut . masalah
perencanaan teknik tergantung kepada macam dan tempat pusat listrik yang akan
dibangun.

5.3.1 Perencanaan teknik PLTA .

Perencanaan teknik PLTA lebih banyak bersifat “ tailored made” karena


tergantung kepada kondisi dan tempat PLTA dibangun .

a. Bendungan harus direncanakan terlebih dahulu dengan memperhitungkan


 Macam : rock fill, beton, atau kombinasi
 Tinggi dan lebar bendungan sehingga dapat dihitung luas lahan yang
akan tergenang dan berapa banyak air yang tersedia untuk operasi .

b. Letak gedung PLTA beserta kontrusi gedungnya dengan mempertibangkan


tempat air masuk ke gedung PLTA dari pipa pesat dan dimana air keluar dari
PLTA untuk kemudian masuk kembali ke sungai.
c. Tinggi terjun air PLTA dihitung berdasarkan butir a dan buitir b yang
selanjutnya digunakan untuk menghitung butir d.
d. Daya terpasang PLTA beserta jumlah unit pembangkitnya dan perkiraan
produksinya pertahun.
e. Berdasarkan butir-butir b,c dan d kemudian ditentukan
 Macam turbin yang akan digunakan : pelton, francis atau kaplan,
horizontal atau vertikal
 Daya dan jumlah putaran turbin
 Jumlah unit pembangkit PLTA.
 Macam katup utama turbin yang akan digunakan: kupu-kupu, sorong
atau bola
 Sistem pendingin generator
f. Berdasarkan butir a direncanakan instalasi tenaga air antara kolam tando
dengan turbin dalam gedung PLTA yang meliputi: pintu-pintu air , saluran
terbuka, saluran tertutup , surge tank dan pipa pesat.
g. Karena PLTA pada umumnya terletak jauh dari pusat beban ( kota kawasan
industri, dan lain-lain) maka berdasarkan butir d, direncanakan tegangan
transmisi yang akan digunakan . hal ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
perenacanaan instalasi tegangan tinggi PLTA.

5.3.2 Perencanaan teknik PLTU

Perencanaan teknik PLTU relatif lebih bisa mengikuti produk pabrik yang
sudah dibuat standar jika dibandingkan dengan perencanaan teknik PLTA .

Unit PLTU umumnya mempunyai ukuran ekonomis di atas 20 MW . PLN mempunyai


unit PLTU dengan ukuran 65 MW, 100 MW, 200 MW DAN 600 MW. PLN juga
mempunyai unit pembangkit tenaga dengan ukuran 12,5 MW dan 25 MW yang
umurnya sudah 40 tahun dan kebanyakan tidak dioperasikan lagi . berdasarkan
survei dan studi kelayakan tersebut dalam subbab 5.2 , kemudian ditentukan tempat
dan kapasitas PLTU yang akan dibangun , termasuk penentuan ukuran unit
pembangkitnya . setelah jumlah dan kapasitasnya unit ditentukan . kemudian perlu
direncanakan hal-hal sebagai berikut:

a. Instalasi bahan bakar, meliputi perencanaan transportasi, tempat


pembongkaran, dan penyimpanannya .
b. Instalasi air pendingin, meliputi perencanaan pembuatan saluran air beserta
pompanya.
c. Gedung PLTU, meliputi perencanaan ruang ketel uap, ruang turbin uap
beserta kondesornya dan ruang untuk instalasi listriknya.

Hal-hal khusus dalam perencanaan teknik PLTP yang harus mendapat


perhatian adalah
a. Kualitas uap yang didapatkan dari dalam bumi, tekanan, suhu, dan kandungan
mineralnya khususnya kandungan belerang
b. Kondensor yang digunakan pada umumnya adalah tipe kontak langsung
karena terbatasnya air pendingin yang bisa didapat
c. Penyuntikan kembali air dari kondensor ke dalam perut bumi.
d. Penampungan limbah yaitu belerang.

5.3.3 Perencanaan teknik PLTGU

Perencanaan teknik PLTGU merupakan kombinasi dari perencanaan teknik


PLTU. Pemanfaatan gas buang PLTG dapat menghasilkan daya PLTU sebesar 50%
daya yang dibangkitkan PLTG . Ketel uap yang digunakan untuk menfaatkan gas
buang PLTG yang dalam bahasa inggris disebut Heat Recovery Steam Generator ,
melakukan perpindahan pansnya melalui proses sentuhan dengan gas buang PLTG .
HRSG umumnya mempunyai 2 drum uap, sebuah untuk tekanan tinggi dan sebuah
lagi untuk tekanan rendah uapnya berasl dari bagian HRSG sisi hilir, perkembangan
terakhir, sudah ada HRSG dengan 3 drum uap.

5.4 Biaya pembangkitan

Untuk mengetahui berapa besarnya biaya untuk pembangkitan tenaga listirk per kwh
perlu diketahui terlebih dahulu jumlah biaya yang telah dikeluarkan atau diperkirakan
akan dikeluarkan untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun . kemudian jumlah
biaya pembangkitan satu tahun ini dibagi dengan produksi atau jumlah tenaga listrik
yang dibangkitkan selama satu tahun . untuk mengetahui biaya pembangkitan
selama satu tahun, bisa didapat melalui laporan keuangan yang biasa disebut
sebagai laporan rugi laba suatu kegiatan pembangkitan untuk periode 2001 .

Rugi-Laba Tahun 2001 ( dalam rupiah)

1. Pendapatan
a. Pendapatan penjualan kwh A1
b. Pendapatan lain-lain A2+
Jumlah pendapatan A
2. Biaya
a. Biaya bahan bakar B1
b. Biaya pemeliharaan B2
c. Biaya pegawai B3
d. Biaya admistrasi B4
e. Biaya bunga B5+
Jumlah biaya operasi B
3. Penyusutan C
4. Laba sebelum pajak = A-(B+C)
5. Pajak D
6. Laba Bersih = A-(B+C+D)

Berdasarkan laporan rugi laba tahun 2001 tersebut diatas dan catatan pembangkitan
tenaga listrik tahun tahun 2001 sebanyak pkwh maka didapat :

B+C
Biaya produksi tahun 2001 = Rupiah / kwh
P

Dimana :

B: Jumlah biaya operasi tahun 2001

C: Jumlah penyusutan tahun tahun 2001

Laporan rugi-laba untuk periode waktu tertentu dari suatu perusahaan


menggambarkan pendapatan, biaya serta rugi rugi-laba yang dicapai selama periode
tersebut

Unsur-unsur laporan rugi laba terdiri dari

1. Pendapatan:
a. Pendapatan dari kegiatan usaha yang utama dalam hal ini penjualan
tenaga listrik
b. Pendapatan lain-lain adalah pendapatan dari kegiatan usaha-usaha yang
bukan utama
2. Biaya
a. Biaya bahan bakar, yaitu biaya pembelian bahan bakar loko pusat listrik
b. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk melakukan pemeliharaan instalasi
pembangkit
c. Biaya pegawai yaitu semua biaya yang menyangkut pegawai yang
menyelenggarakan kegiatan pembangkitk\an meliputi gajih, upah biaya
perawatan kesehatan dan lain-lain
d. Biaya admisnitrasi, yaitu biaya kantor seperti kertas , telepon , pos dan lain-
lain.
e. Biaya bunga yaitu biaya , yaitu bunga pinjaman yang harus dibayar
sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membangun instalasi
pembangkitan yang telah beroperasi.
3. Penyusutan yaitu dana yang harus disisikan untuk membeli instalasi
pembangkitan yang baru menggantikan instalasi yang lama .
4. Laba sebelu pajak, yaitu pendapatan dikurangi dengan biaya operasi ditambah
biaya penyusutan
5. Pajak yaitu pajak perusahaan yang ditentukan oleh pemerintah
6. Laba bersih yaitu laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak.

5.5 Analisa biaya pembangkitan

Dari perhitungan dalam subbab 5.1 tampak bahwa koponen biaya komponen biaya
komponen biaya pembangkitan yang tersebar pada PLTD adalah biaya bahan bakar,
yaitu Rp360.000/kwh oleh karena itu efisiensi mesin disesl PLTD perlu diusahakan
agar mencapai nilai maksimum . hal ini dapat diusahakan dengan elakukakan
pemeliharaan yang tertib . modal yang diperlukan untuk pembangunan dapat berasal
dari modal sendiri atau pinjaman dari bank. Walaupun menggunakan modal sendiri ,
perlakuannya secara analisis ekonomi harus seperti pinjaman bank , artinya harus
tetap ada bunga dan penyusutan.

Biaya bahan bakar merupakan unsur biaya terbesar dalam pembangkitan tenaga
listrik oleh sebab itu telah dikembangkan berbagai teknik optimasi untuk menurunkan
biaya bahan bakar ini . teknik – teknik ini menggunakan program-program komputer
yang secara garis besar meliputi:

a. Perkiraan beban jangka pendek, misalnya 168 jam ke depan untuk membuat
jam operasi
b. Optimasi hidrotermis untuk menemukan jalur pembagian beban yang optimum
anatara kelompok pembangkit termis .
c. Unit comiment untuk menentukan unit pembangkit yang paling optimum
diopeerasikan dalam menghadapi beban yang diperkirakan untuk mencapai
biaya bahan bakar minimum.
d. Economic lood dispatch untuk membagi beban diantara unit-unit ternis yang
beroperasi agar dicapai biaya bahan bakar yang minimum

5.6 Tarif listrik PLN

Bagi para pemakai tenaga listrik, khususnya pemakai tenaga listrik besar untuk
industi, seringkali perlu melakukan analisis perbandingan antara tarif PLN dengan
biaya pembangkitan tenaga listriks sendiri.
Secara garis besar tarif PLN adalah sebagai berikut :

a. Tarif PLN mengandung biaya tetap dimana dimana artinya pada pemakaiaan
kwh = 0 pemakaiaan harus membayar biaya tetap yang besarnya dinyatakan
dalam rupiah per VA (daya) tersambung. Jadi ada pembatasan pemakaiaan
daya bagi pemakai.
b. Calon pelanggan PLN harus membayar biaya penyambungan yang besarnya
tergantung pada daya tersambung dari PLN.
c. Calon pelanggan harus membayar uang jaminan langganan yang besarnya
kira-kira sama dengan rekening PLN untuk dua bulan .
d. Untuk beban dengan faktor daya dibawah nilai tertentu, dikenakan
pembayaran energi reaktif( kVARh).

Selain hal-hal tersebut diatas, untuk pelanggan PLN tertentu, misalnya pelanggan
industri, ada tarif waktu beban puncak, yaitu untuk pemakaian kwh antara pukul
18;00-22;00 ( waktu beban puncak) harga pemakaian kwhnya lebih mahal dibanding
saat diluar waktu beban puncak.

5.7 Konsumsi Spesifik Bahan Bakar dan Efisiensi

Dalam praktik sehari-hari, konsumsi spesifik bahan bakar dari unit pembangkit termis
sering digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai efesiensi unit pembangkit
tersebut .

Efisiensi yang dapat dicapi oleh berbagai unit pembangkit dalah dalam bentuk
presentase. Untuk unit pembangkit termis, efisiensi juga sering dinyatakan dengan
heat rate dalam kcal atau BTU/kWh.menyatakan efisiensi unit pembangkit teremis
dengan konsumsi spesifik bahan bakaryang digunakan sama misalnya minyak solar
HSD dari pertamina untuk unit pembangkit diesel, maka penggunaan konsumsi
spesifik bahan bakar dapat memberikan gambaran mengenai efisiensi karena nilai
kandungan kalori minyak HSD sudah tertentu.

a. Pada PLTU : Menambah siklus pemanasan ulang dari uap, menambah


pemanasan awal, menaikkan tekanan, dan suhu uap ( efisiensi bisa mencapai
38%)
b. Pada PLTG : Menaikkan suhu pembakaran ( efisiensi bisa mencapai 25%)
c. Pada PLTD : Menaikkan perbandingan kompresi ( efisiensi bisa mencapai
40%)
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN ISI BUKU


- Buku memberikan sumber atau kajian yang jelas.
- Teori-teori pembangkit lengkap dan menyertakan contoh dengan
keterangan gambar
- Teori –teori dari buku mudah untuk dipahamin.

B. KELEMAHAN ISI BUKU


- Dari isi buku tidak ada gambar yang menunjukan keterangan atau
penjelasan jadi bagi pembaca buku pembangkit tenaga listrik kurang
mengerti.
- Penyusunan gambar kurang rapi.
- Terlalu sedikit membahas tentang kerusakan pada generator atau
pembangkit tenaga listrik.
- Tidak ada pembahsan tentang cara menjaga atau pemeliharaan alat- alat
pembangkit tenaga listrik.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1.6.1 Proses pembagkitan
Pembangkitan tenaga listrik dilakukan dengan cara memutar generator sinkron
sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak balik 3 fasa.
1.6.2 Proses pembagkitan
Dalam pusat listrik juga ada instalasi listrik arus searah. Arus searah
diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutus tenaga,dan lampu
peneranga darurat.
1.6.3 Masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik
Sebagaimana diuraikan proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsip nya
merupakan konversi energy primer menjadi energy mekanik penggerak
generaror yang selanjutnya energy mekanik ini dikonversi oleh
generatormenjadi tenaga listrik.
1.6.4 Sistem interkoneksi
Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW, umumnya beroperasi dalam system
interkoneksi. Pada system interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan
banyak pusat beban yang dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi.
1.6.5 Proses Trasmisi tenaga listrik
setelah dibangkitkan dalam pusat listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan dan
didistribusikan kepada para konsumen tenaga listrik.

B. SARAN

Selaku penulis CBR ini saya menyadari masih banyak kesalahan baik dalam
penyampaian maupun pada format penulisan Critical Book Report ini. Maka dari
itu saya mengaharapkan saran yang bersifat membangun agar kedepannya
didapati Critical Book Report yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Djiteng Marsudi, opersi sitem tenaga listrik, balai penerbit humas ISTN Bhumi
Srengseng Indah, 8 Juni 1990

Anda mungkin juga menyukai