Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN KRITIK JURNAL (CRITICAL JOURNAL REVIEW)

METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN OLEH
NAMA : EDWARD MANURUNG
NIM : 5183331013
KELAS : PTE A
M.KULIAH : METHODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Essa karena telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia Nya kepada saya , sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical
Jurnal Report ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Methodologi
Peneelitian, juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu saya menyelesaikan
tugas ini, terutama kepada Dosen Pengampu

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tulisan ini
kewaktu yang akan datang.

Akhir kata saya berharap Critical jurnal Report ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pembaca.

Medan, 16 Desember 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan Indonesia oleh sejumlah
cendekiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Mereka menganggap
sistem pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan
Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad
Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk
menjadi "tukang-tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi,
perdagangan, teknik, dan keahlian lain, dengan tujuan mengeksploitasi kekayaan negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian
khusus dan mendalam sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan
adanya komunikasi ilmiah antar disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai
masalah sosial masyarakat yang demikian kompleks. Latar belakang lainnya, sistem
pendidikan kita menjadi sesuatu yang "elite" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab
dengan lingkungan masyarakat, dan tidak mengenali dimensi-dimensi lain di luar disiplin
keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menara gading yang banyak menghasilkan
sarjana-sarjana "tukang" yang tidak mau peka terhadap denyut kehidupan, kebutuhan, serta
perkembangan masyarakat. Pendidikan tinggi hanya dapat menghasilkan sarjana-sarjana
yang mempunyai seperangkat pengetahuan di bidang tertentu saja. Sedangkan tenaga ahli
yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga kemampuan, yaitu
personal, akademis dan profesional

B. Permasalahan
1. Apa kelemahan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding?
2. Apa kelebihan jurnal Utama dan Jurnal Pembanding?

C. Tujuan
1. Mengatahui kelemahan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding
2. Mengetahui kelebihan jurnal Utama dan Jurnal Pembanding
BAB II

RINGKASAN JURNAL

JURNAL 1

Nama jurnal : Research And Development; Penelitian Di Bidang Kependidikan


Yang Inovatif, Produktif Dan Bermakna

Volume penerbitan : 16

Tahun terbit : 2013

Edisi : -

Jumlah artikel : 1

1. JUDUL ARTIKEL

RESEARCH AND DEVELOPMENT; PENELITIAN DI BIDANG KEPENDIDIKAN


YANG INOVATIF, PRODUKTIF DAN BERMAKNA

2. PENULIS
M. Hafiz

3. LATAR BELAKANG
Ilmu dan teknologi yang semakin maju dan berkembang membuat kehidupan manusia
menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Banyak temuan-temuan para ahli di berbagai bidang
yang sangat bermanfaat bagi manusia. Temuan-temuan ini dijumpai di berbagai bidang,
misalnya teknologi informasi, biologi, kedokteran dan pendidikan. Temuan-temuan ini telah
membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Misalnya temuan di
bidang information communication and technology (ICT). Berbagai produk ICT telah membuat
hidup manusia semakin berubah dan
mudah, misalnya seperti komputer beserta perangkatnya dan telepon genggam (handphone).
Temuan yang paling fenomenal adalah pemanfaatan situs jejaring sosial seperti friendster,
facebook dan twitter dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ilmiah tentang genetika telah
dilakukan oleh Mendel (1822-1884). Hasil penelitian ini disempurnakan oleh James Watson,
Francis Crick dan Maurice Walkins pada tahun 1953. Para ahli ini merumuskan struktur molekul
DNA. Pada tahun 1996, domba Dolly lahir sebagai hasil klonning, sebagai bentuk puncak
pengembangan genetika. Penelitian ilmiah tentang bioteknologi reproduksi juga berkembang
dengan baik. Penelitian di bidang ini telah menghasilkan produk-produk yang sangat bermanfaat
bagi manusia. Misalnya dengan teknik artificial insemination (AI) fertilisasi in vitro (IFV) dan
intra cell cytoplasmic sperm injection (ICSI) telah mampu meningkatkan produksi daging dan
susu hewan ternak. Beberapa teknologi reproduksi bantuan ini juga telah dimanfaatkan dalam
reproduksi manusia.
Tulisan ini membahas tentang Research and Development sebagai bentuk penelitian yang
inovatif, produktif dan bermakna. Pembahasan tulisan difokuskan pada bidang pendidikan, yakni
penelitian pengembangan yang inovatif, produktif dan bermakna. Tulisan ini meliputi lima
bagian yaitu pendahuluan, penelitian pengembangan dan desain instruksional, metode penelitian
pengembangan, research and development sebagai bentuk penelitian inovatif, produktif dan
bermakna, dan penutup.

4. RUMUSAN MASALAH

Apakah dalam bidang pendidikan, penelitian pengembangan yang inovatif, produktif dan
bermakna dapat di implementasikan?

5. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam bidang pendidikan, penelitian
pengembangan yang inovatif, produktif dan bermakna dapat di implementasikan.

6. TEORI-TEORI YANG DIGUNAKAN

Penelitian ilmiah tentang genetika telah dilakukan oleh Mendel (1822-1884). Hasil penelitian
ini disempurnakan oleh James Watson, Francis Crick dan Maurice Walkins pada tahun 1953.
Para ahli ini merumuskan struktur molekul DNA. Pada tahun 1996, domba Dolly lahir sebagai
hasil klonning, sebagai bentuk puncak pengembangan genetika. Penelitian ilmiah tentang
bioteknologi reproduksi juga berkembang dengan baik.
Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian sistematik tentang proses
perancangan, pengembangan, evaluasi program dan produk pembelajaran, serta memenuhi
kriteria konsistensi internal dan efektivitas penggunaan program atau produk tersebut (Sells dan
Richey, 1994:127). Selanjutnya, Richey dkk. (2002:1099) menjelaskan secara sederhana tentang
penelitian pengembangan. Penjelasan tersebut adalah (1) penelitian pengembangan merupakan
kajian proses dan pengaruh spesifik dari dampak perancangan dan pengembangan pembelajaran;
(2) penelitian pengembangan adalah penggunaan dan pelaksanaan produk hasil perancangan,
pengembangan serta evaluasi aktivitas pembelajaran dan (3) penelitian pengembangan
merupakan kajian proses secara utuh atau sebahagian dari proses perancangan, pengembangan
dan evaluasi pembelajaran. Terkadang, penelitian pengembangan disebut juga dengan penelitian
perancangan (design research). Plomp (2010:13) menjelaskan penelitian perancangan adalah
studi secara sistematis tentang proses perancangan, pengembangan dan mengevaluasi
“intervensi” (program, strategi mengajar-belajar beserta perangkatnya, produk, dan sistem)
sebagai solusi terhadap masalah yang komplek dalam pendidikan praktis, dan juga memiliki
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang karakteristik dari “intervensi” dan proses desain
dan pengembangan.
Karakteristik pengembangan terlihat dari definisi pengembangan. Pengembangan adalah
proses penterjemahan hasil rancangan menjadi bentuk yang nyata (Sells & Richey, 1994:35).
Menurut Richey dkk. (2002:1100) pengembangan adalah proses produksi perangkat
pembelajaran. Beberapa penjelasan definisi pengembangan dari beberapa peneliti lain dituliskan
sebagai berikut. Heinich dkk. (2002:445) menjelaskan pengembangan adalah proses dari analisis
kebutuhan, pembuatan materi, pencapaian tujuan, perancangan pembelajaran dan uji coba serta
revisi pencapaian program untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. Richey dkk.
(2002:1101) menjelaskan pengembangan memiliki makna yang lebih luas jika diterapkan dalam
penelitian yang akan menghasilkan produk. Pengembangan harus memiliki tahap perencanaan,
produksi dan evaluasi summatif, formatif atau konfirmatif. Tessmer dan Richey (1997)
menjelaskan pengembangan tidak hanya melakukan analisis kebutuhan, tetapi juga melakukan
analisis muka belakang terhadap masalah secara umum, seperti analisis kontekstual.
7. METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

Banyak metode penelitian pengembangan yang dituliskan oleh para ahli di bidang
kependidikan. Richey et al. (2002:1103) menjelaskan ada dua tipe penelitian pengembangan
yaitu tipe 1 dan tipe 2. Penelitian pengembangan tipe 1 difokuskan kepada analisis materi,
tujuan spesifik dan kesimpulan (contexspesific-conclusion) atau penelitian pengembangan
yang khusus hanya mengkaji tentang pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian tipe
2 difokuskan kepada analisis kesimpulan umum (generalized conclusions) atau penelitian
pengembangan yang khusus mengkaji tentang model pembelajaran. Terkait dengan kedua hal
tersebut, Richey et al. (2002:1113-1117) menjelaskan tujuh langkah metode penelitian
pengembangan. Langkah-langkah tersebut adalah (1) pendefinisian masalah; (2) pemetaan
masalah; (3) kerangka penelitian; (4) batasan masalah; (5) kajian pustaka dan (6) prosedur
penelitian.

8. HASIL PENELITIAN

Tim Pusat Penelitian dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemendiknas (Puslitjaknov)


merangkum penjelasan Borg dan Gall (1989) tentang sepuluh langkah penelitian
pengembangan. Langkah-langkah tersebut adalah pertama, melakukan penelitian
pendahuluan (prasurvey) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamtan kelas),
identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan.
Kedua, melakukan perencanaan (indetifikasi dan defenisi keterampilan, perumusan tujuan,
penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau uji coba pada skala kecil atau expert
judgement. Ketiga, mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan dan perangkat evaluasi. Keempat, melakukan uji
coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subyek ahli.
Pengumpulan informasi atau data dengan menggunakan observasi, wawancara dan kuisioner,
dan dilanjutkan analisis data.
Kelima, melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran
dari hasil uji lapangan awal. Keenam, melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan
terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa
dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Ketujuh, melakukan revisi terhadap
produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.
Kedelapan, melakukan uji coba lapangan produk operasional (dilakukan terhadap 10-30
sekolah, melibatkan 40200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan
kuesioner. Kesembilan, melakukan revisi terhadap produk akhir berdasarkan saran dalam uji
coba lapangan. Kesepuluh, mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk,
melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, berkejasama
dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial dan memantau distribusi dan
kontrol kualitas.
Berdasarkan penjelasan ketiga model penelitian pengembangan tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa tahapan umum penelitian pengembangan adalah perancangan,
pengembangan dan evaluasi produk. Untuk setiap tahap tersebut bisa dilakukan dengan
berbagai teknik dan pendekatan. Misalnya pada tahap perancangan, peneliti harus melakukan
identifikasi awal masalah mengapa produk penting untuk dikembangkan. Untuk mengkaji
sejauh mana masalah yang mendasari pentingnya pengembangan, bisa dilakukan penelitian
dengan pendekatan kualitatif atau pun kuantitiatif. Pada pengembangan harus dilakukan uji
coba ahli dan uji coba lapangan untuk menilai tingkat kebaikan produk yang dikembangkan.
Untuk mendapatkan produk yang lebih baik, produk yang dihasilkan harus diujicobakan
secara berulang-ulang (siklis).
Saat penelitian pengembangan dilakukan, terkadang peneliti juga terlibat sebagai
perancang, evaluator dan implementer. Ada tiga kompensasi yang bisa dilakukan oleh
peneliti untuk mengatasi permasalahan ini yaitu pertama, membuat dan membicarakan
penelitian secara terbuka dengan orang lain yang lebih profesional yang tidak terlibat secara
langsung atau tidak langsung dengan penelitian. Peneliti secara terbuka menerima saran dan
kritikan dari orang tersebut. Kedua, paradigma peneliti saat atau di awal penelitian adalah
berperspektif kreatif, dan menjadi peneliti yang berparadigma berperspektif kritis di akhir
penelitian. Ketiga, memiliki desain penelitian dengan kualitas baik. Beberapa kriteria desain
penelitian pengembangan baik adalah (a) memiliki masalah, ide dan alasan yang kuat (strong
chain reasoning); (b) meningkat kualitas metode, teknik dan analisis data yang baik
(triangulation); (c) melakukan uji praktikalitas dan efektifitas (empirical test); (d) melakukan
proses dokumentasi, analisis dan refleksi secara sistematis pada saat perancangan,
pengembangan, evaluasi dan implementasi (documentation, analysis and reflection
systematic); dan (e) menggunakan berbagai variasi metode dan strategi dalam penelitian,
misalnya menggunakan praktisi dan peneliti lain sebagai teman kritis, menggunakan
pengamat (observer) lebih dari satu.
Penelitian pengembangan berkaitan erat dengan praktek di lapangan. Keadaan atau
kondisi di lapangan sering muncul dan mennggangu pelaksanaan penelitian. Masalah yang
sering muncul adalah adanya ketidakinginan atau sifat yang tidak terbuka dari partisipan
(misalnya pendidik lain, kepala sekolah, ketua institusi dan lain-lain) dan tidak mendukung
terlaksananya penelitian sesuai dengan rancangan. Untuk itu, peneliti harus mampu menjadi
outsider saat penelitian dilakukan. Aspek objektifitas dan kejujuran harus diutamakan oleh
peneliti. Agar penelitian terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prinsipprinsip penelitian
pengembangan.
Kemeriahan penggunaan R&D di bidang pendidikan agak terlambat terjadi di dunia
pendidikan. Robert M Gagne dengan metode instructional system development (ISD) dan the
condition of learning (TCL) dianggap sebagai orang pertama kali menggunakan R&D di
bidang pendidikan (Putra, 2011:27). Selanjutnya, Gardner menemukan teori Multiple
Intelligences ikut serta dalam project zero dan project spectrum untuk mengimplementasikan
Multiple Intelligences dalam proses pembelajaran. Penelitian ini telah melahirkan model
kurikulum pembelajaran.
Menurut penulis penelitian pengembangan model pembelajaran integratif pada biologi
perkembangan hewan (Haviz, 2012; Haviz et al., 2012) adalah salah satu bentuk inovatif,
produktif dan bermakna. Bentuk inovatif, produktif dan bermakna bisa dilihat berdasarkan
aspek-aspek yang digunakan dalam proses pengembangannya. Beberapa aspek yang cukup
relevan antara penelitian lain dengan penelitian pengembangan model pembelajaran
integratif pada biologi perkembangan hewan adalah (1) aspek desain pengembangan; (2)
aspek penggunaan konsep model; (3) aspek evaluasi model, termasuk penggunaan uji
validitas; (4) aspek integrasi; dan (5) aspek pengembangan biologi perkembangan hewan.
Saat penelitian pengembangan dilakukan, terkadang peneliti juga terlibat sebagai
perancang, evaluator dan implementer. Ada tiga kompensasi yang bisa dilakukan oleh
peneliti untuk mengatasi permasalahan ini yaitu pertama, membuat dan membicarakan
penelitian secara terbuka dengan orang lain yang lebih profesional yang tidak terlibat secara
langsung atau tidak langsung dengan penelitian. Peneliti secara terbuka menerima saran dan
kritikan dari orang tersebut. Kedua, paradigma peneliti saat atau di awal penelitian adalah
berperspektif kreatif, dan menjadi peneliti yang berparadigma berperspektif kritis di akhir
penelitian. Ketiga, memiliki desain penelitian dengan kualitas baik. Beberapa kriteria desain
penelitian pengembangan baik adalah (a) memiliki masalah, ide dan alasan yang kuat (strong
chain reasoning); (b) meningkat kualitas metode, teknik dan analisis data yang baik
(triangulation); (c) melakukan uji praktikalitas dan efektifitas (empirical test); (d) melakukan
proses dokumentasi, analisis dan refleksi secara sistematis pada saat perancangan,
pengembangan, evaluasi dan implementasi (documentation, analysis and reflection
systematic); dan (e) menggunakan berbagai variasi metode dan strategi dalam penelitian,
misalnya menggunakan praktisi dan peneliti lain sebagai teman kritis, menggunakan
pengamat (observer) lebih dari satu.
Penelitian pengembangan berkaitan erat dengan praktek di lapangan. Keadaan atau
kondisi di lapangan sering muncul dan mennggangu pelaksanaan penelitian. Masalah yang
sering muncul adalah adanya ketidakinginan atau sifat yang tidak terbuka dari partisipan
(misalnya pendidik lain, kepala sekolah, ketua institusi dan lain-lain) dan tidak mendukung
terlaksananya penelitian sesuai dengan rancangan. Untuk itu, peneliti harus mampu menjadi
outsider saat penelitian dilakukan. Aspek objektifitas dan kejujuran harus diutamakan oleh
peneliti. Agar penelitian terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prinsipprinsip penelitian
pengembangan.
Kemampuan adaptasi penelitian sangat menentukan hasil penelitian. Masalah yang sering
muncul adalah adanya ketidakmampuan atau kurang mampunya rancangan konseptual
penelitian beradaptasi dengan kondisi di lapangan. Menurut Van den Akker (2005) dalam
Plomp (2010:31), kemampuan adaptasi antara penelitian dengan praktek di lapangan bisa
dimaksimalkan dengan beberapa cara, yaitu (1) penuh persiapan dalam melaksanan
penelitian; (2) bertoleransi; (3) terbuka dan (4) menerima masukan dari pihak lain.
JURNAL 2

Nama jurnal : Penelitian Pengembangan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Volume penerbitan : 2

Tahun terbit : 2013

Edisi : 1

Jumlah artikel : 1

1. JUDUL ARTIKEL
PENELITIAN PENGEMBANGAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

2. PENULIS
Moh. Ainin

3. LATAR BELAKANG
Pembelajaran bukanlah suatu aktivitas yang bersifat rutin dan stagnan. Akan tetapi, ia
merupakan proses yang dinamis, kreatif, inovatif, dan progresif. Pembelajaran yang bersifat rutin
dan stagnan akan menghasilkan suatu model pembelajaran yang monoton, deterministik atau
fatalistik. Model pembelajaran seperti ini berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran, baik
dari aspek proses maupun hasil. Dari aspek proses, model pembelajaran ini kurang atau tidak
melibatkan peserta didik dalam aktivitas belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dalam posisi seperti ini, peserta didik dipandang sebagai objek belajar bukan sebagai subjek
belajar yang seharusnya terlibat aktif dalam aktifitas pembelajaran. Dari aspek hasil, model
pembelajaran seperti ini kurang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai
yang diharapkan. Jika kompetensi tersebut dicapai, maka kompetensi yang ada lebih bersifat
kognitif, sedangkan kompetensi afektif dan psikomotorik relatif kecil. Sebaliknya, apabila
pembelajaran dipandang sebagai suatu aktifitas yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Model
pembelajaran seperti ini akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, baik dari proses
maupun hasil.
Untuk menghasilkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan progresif, maka
upaya menginovasi dan mengkreasi pembelajaran secara berkelanjutan menjadi penting. Dalam
konteks inilah penelitian pengembangan merupakan solusi yang sistematis, objektif, dan
komprehensif untuk dijadikan dasar dalam menghasilkan suatu pembelajaran yang berkualitas
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berpijak pada uraian di atas, penelitian pengembangan merupakan solusi yang tepat
untuk memecahkan permasalahan di atas. Berbagai penelitian pengembangan yang telah
dilakukan oleh berbagi pihak, misalnya mahasiswa penyusun tesis maupun disertasi
mengindikasikan bahwa produk-produk inovatif dan kreatif pembelajaran sebagai hasil
pengembangan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Produk yang dimaksud dapat
berupa model pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, model instrument penilaian,
software computer untuk pembelajaran, dan peralatan pembelajaran lainnya.

4. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana model penelitian pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab dan


bagaimana urgensi penerapan model penelitian ini dalam pembelajaran bahasa Arab?

5. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model penelitian
pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab dan bagaimana urgensi penerapan model
penelitian ini dalam pembelajaran bahasa Arab

6. TEORI-TEORI YANG DIGUNAKAN


Borg dan Gall (1983) mengisyaratkan adanya komparasi hasil evaluasi (data kuantitatif)
dengan data pada kelompok kontrol. Ini artinya, bahwa dalam R&D ada unsur
eksperimentasi yang notabene bnertujuan untuk menguji efektifitas suatu teori. Prosedur ini
tersirat pada langkah ke enam dalam pengembangan suatru produk pembelajaran.
Produk pembelajaran lain yang juga dapat dikembangkan adalah instrument asesmen.
Istilah asesmen populer sejak dikembangkannya kurikulum 2004 yang sering disebut dengan
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Nur (2004), asesmen merupakan proses
pengumpulan informasi selengkaplengkapnya tentang siswa dan kelas untuk tujuan
pembuatan keputusan pengajaran. Dalam kurikulum 2004, istilah asesmen populer dalam
frasa asesmen otentik yang mengacu pada berbagai bentuk asesmen yang merefleksikan
hasil belajar siswa, motivasi, dan sikap mereka terhadap aktivitas kelas.
Sugiyono (2010) mengemukakan sepuluh langkah penelitian dan pengembangan.20
Kesepuluh langkah tersebut adalah (1) potensi dan masalah (2) mengumpulkan informasi, (3)
desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal.

7. METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN


Dalam jurnal ini tidak menggunakan metode dalam penelitiannya.

8. HASIL PENELITIAN

Data penelitian bersumber pada masalah dan sub masalah penelitian. Artinya, data yang
akan dikumpulkan dan dianalisis mengacu pada masalah dan sub masalah yang dirumuskan
dalam penelitian. Misalnya judul penelitian ”Pengembangan Buku Ajar Ilmu Ma’ani (IM)
Berbasis pada Ayat-ayat Alquran” dengan rumusan masalah (1) Bagaimana profil buku ajar
Ilmu Ma’ani yang selama ini digunakan di di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas
Pringgondani, (2) Bagaimanakan prosedur pengembangan buku ajar IM berbasis pada ayat-
ayat Alquran bagi mahasiswa Jurusan Sastra Fakultas Sastra Universitas Pringgondani? (3)
Bagaimanakan karakteristik produk buku ajar IM berbasis pada ayat-ayat Alquran bagi
mahasiswa Jurusan Sastra Fakultas Sastra Universitas Pringgondani? (4) Bagaimanakan
tingkat kelayakan buku ajar IM berbasis pada ayat-ayat Alquran bagi mahasiswa Jurusan
Sastra Fakultas Sastra Universitas Pringgondani?
Data yang akan dikumpulkan dan dianalisis yaitu (1) Profil buku ajar Ilmu Ma’ani yang
selama ini digunakan yang sub masalahnya atau sub variabelnya misalnya mencakup (a)
sistematika penyajian, (b) substansi/isi materi, (c) pendekatan penyajian, dan (d) bentuk
latihan. (2) Prosedur pengembangan buku ajar yang meliputi (a) data hasil analisis
kebutuhan, (b) masukan dari validasi uji ahli tentang kualitas dan kelayakan buku ajar, (c)
masukan dari pengguna, dan (d) masukan dari uji lapang.
(3) Karakteristik/profil buku ajar yang dikembangkan misalnya mencakup (a) tampilan fisik,
(b) sistematikan penyajian, (c) pendekatan penyajian, (d) isi/materi, dan (e) model atau
bentuk latihan. (4) tingkat kelayakan buku ajar baik dari segi sistematika dan isi. Contoh lain
yang terkait dengan pengembangan produk media, data yang dapat dikumpulkan misalnya
tentang kualitas tampilan gambar, komposisi warna, relevansi gambar, keatraktivan gambar,
kejelasan gambar, kebervariasian gambar, kepraktisan dalam penggunaan, dsb. Penilaian
tingkat kelayakan dalam penelitian pengembangan biasanya lebih ditunjukkan oleh data
kuantitatif berupa skor. Sekalipun bisa juga berupa masukan yang sifatnya kualitatif.
Dilihat dari jenisnya, data dalam penelitian pengembangan bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif adalah sebuah data yang diperoleh dalam bentuk inofrmasi-naratif
baik yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi maupun masukan atau saran yang
diberikan oleh pihak validator (ahli) dan pengguna. Sementara itu, data kuantitatif berupa
angka atau skor dari tes hasil belajar siswa sebagai salah penanda efektifitas produk maupun
penilaian angket-kuantitatif baik dari ahli maupun dari pengguna.
Sumber data dalam R & D dapat berupa subjek dan berupa objek. Sumber data berupa
subjek misalnya para ahli (validator), kepala sekolah, siswa, guru, atau pihak-pihak lain yang
terkait dengan pengembangan produk. Sementara itu, sumber data berupa objek misalnya
dokumen tentang hasil belajar siswa, portofolio siswa, tugas-tugas siswa, dan lainnya yang
relevan yang sifatnya terdokumentasikan secara tertulis. Sumber data berupa dokumen ini
merupakan data empiris yang dijadikan landasan oleh peneliti untuk mengembangkan produk
pembelajaran yang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan
Instrumen penelitian yang lazim digunakan dalam R & D tidak jauh berbeda dengan
instrument yang lazim digunakan pada desain penelitian lainnya. Instrumen yang lazim
digunakan dalam R & D, misalnya angket, panduan wawancara, panduan observasi, dan tes.
Angket digunakan untuk memperoleh data tentang efektifitas produk yang dikembangkan
dari para ahli maupun pengguna. Angket ini pada dasarnya merupakan instrument penilaian
dari para ahli dan pengguna terhadap produk yang dikembangkan. Angket ini bisanya lebih
pada penilaian kuantitatif dengan rentangan skor 1 sampai 4. Substansi angket ini lebih pada
penilaian terhadap tingkat kelayakan dan keefektifan produk yang dikembangkan, baik dari
aspek tampilan fisik maupun substansi . Yang perlu diketahui di sini adalah bahwa khusus
angket yang diberikan kepada para ahli lebih pada penilaian yang bersifat teoretis-
konseptual. Berbeda dengan penilaian pada uji lapang yang lebih bersifat realistis-empiris.
Panduan wawancara digunakan untuk menggali informasi dari sumber yang terkait
tentang perihal pengembangan produk. Menurut Arikunto (1993), wawancara yang sering
juga disebut kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer
(pewawancara) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Panduan ini dapat
digunakan sebelum perencanaan pengembangan produk yang lazim disebut dengan analisis
kebutuhan atau dalam bahasa Borg dan Gall (1983) disebut research and information
collecting. Panduan wawancara dapat pula digunakan pada saat proses pengembangan
produk, misalnya dengan para ahli maupun pengguna.
Panduan observasi digunakan dalam R & D untuk memperoleh data riil atau alami suatu
fenomena di lapangan (sekolah dan kelas). Dalam konteks penelitian pengembangan di
bidang pembelajaran bahasa Arab, pedoman observasi lazim digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kondisi objektif kelas (baik dari sisi siswa, guru, aktivitas
belajar-mengajar, maupun keberadaan peralatan, sumber belajar, dan proses pembelajaran
bahasa Arab di kelas. Bahkan panduan observasi ini dapat pula digunakan untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan aktivitas siswa-guru pada saat pelaksanaan uji
lapang produk.
Sementara itu, tes digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas produk yang
dikembangkan yang diindikasikan oleh data kuantitatif dari hasil belajar siswa. Untuk
menentukan tingkat efektivitas dan kelayakan suatu produk pembelajaran melalui tes
didasarkan pada standar kreteria skor yang diperoleh dari tes. Ada pula yang
membandingkan antara pretes dan postes. Bahkan ada pula tingkat efektivitas produk melalui
tes ini menggunakan sistem pembandingan antara rerata skor kelompok kontrol (yang tidak
diberi perlakuan) dan kelompok “eksperimen” (yang diberi perlakuan berupa penggunaan
produk baru).
Pengumpulan data merupakan salah satu rangkain penting dalam melaksanakan
penelitian. Melalui pengumpulan data, akan diperoleh suatu informasi atau fenomena
penting, sahih, dan terpercaya, sehingga temuan yang dihasilkan oleh suatu penelitian secara
ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.21 Dalam penelitian pengembangan atau R & D,
pengumpulan data dapat dilakukan melalui kegiatan penyebaran angket, pemberian tes,
wawancara, observasi, dan analisis dokumen yang diperlukan.
Kegiatan analisis data terkait erat dengan jenis data yang dianalisis. Apabila data bersifat
kuantitatif, maka teknik analisisnya juga dengan pendekatan kuantitatif baik dengan
menggunakan teknik statistik sederhana maupun dengan teknik statistik yang lebih
kompleks, misalnya dengan teknik korelasi, uji-t, maupun regresi ganda. Sementara itu, data
bersifat kualitatif, maka teknik analisis datanya juga menggunakan pendekatan kualitatif,
misalnya dengan model interaktif yang disarankan oleh Mile dan Huberman. Dalam R & D,
analisis data yang diguanakan biasanya berupa teknik statistik sederhana atau uji beda,
manakala dalam uji lapang digunakan rancangan pra eksperimen atau eksperimen semu.
Teknik statistik sederhana lebih menititikberatkan pada penghitungan rerata skor baik yang
diperoleh melalui angket maupun tes.
langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. 1)
Pengumpulan data dan pengecekan (pemeriksaan kembali) catatan lapangan. 2) Reduksi data,
dalam hal ini peneliti memilih dan memilah data yang relevan dan kurang relevan dengan
tujuan penelitian. Data yang relevan akan dianalisis, sedangkan data yang kurang relevan
akan disisihkan (tidak dianalisis). 3) Penyajian data. Setelah data direduksi, langkah
berikutnya adalah penyajian data yang meliputi: (a) identifikasi, (b) klasifikasi, (c)
penyusunan. (d) penjelasan data secara sistematis, objektif, dan menyeluruh, dan (e)
pemaknaan. 4) Penyimpulan. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan katagori
dan makna temuan.
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan Jurnal I

1) Jurnal ini sudah memaparkan topiknya secara jelas dan lengkap.


2) Penulisan yang digunakan teratur dan juga sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
dalam pembuatan penulisan jurnal.
3) Jurnal ini menggunakan kata-kata yang tepat dan baku.

Kelemahan Jurnal I

1) Dalam jurnal tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang disertai


dengan gambar yang seharusnya dapat membuat para pembaca semakin mudah
untuk membaca jurnal tersebut.
2) Dalam jurnal juga tidak memberikan contoh-contoh dalam penulisannya.
3) Jurnal ini tidak memiliki edisi sebagaimana bahwa jurnal yang baik harus
melengkapi seluruh identitas jurnal tersebut.

Kelebihan Jurnal 2

1) Jurnal ini sudah memaparkan topiknya secara jelas dan lengkap.


2) Penulisan yang digunakan teratur dan juga sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
dalam pembuatan penulisan jurnal.
3) Jurnal ini menggunakan kata-kata yang tepat dan baku.

Kelemahan Jurnal 2

1) Dalam jurnal tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang disertai


dengan gambar yang seharusnya dapat membuat para pembaca semakin mudah
untuk membaca jurnal tersebut.
2) Dalam jurnal juga tidak memberikan contoh-contoh dalam penulisannya.
3) Jurnal ini tidak menggunakan metode dalam penelitiannya sehingga tidak
memenuhi syarat-syarat pembuatan jurnal. Dimana salah satu syarat dalam
pembuatan jurnal adalah harus memiliki metode.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam analisis model interaktif Mile dan
Huberman adalah bahwa model analisisnya tidak linier melainkan lebih menyerupai
bentuk siklus. Artinya, cek dan recek pada setiap komponen selalu dilakukan. Misalnya,
pada saat peneliti melakukan reduksi data, maka langkah berikutnya tidak langsung ke
penyajian data melainkan menginteraksikan ulang hasil reduksi ke hasil pengumpulan
data. Hal ini dilakukan agar data yang direduksi benarbenar merepresentasikan data yang
seharusnya dianalisis. Demikian pula, pada saat penyajian data selesai, maka peneliti
tidak serta merta langsung menuju langkah penyimpulan, melainkan terlebih dahulu
menginteraksikannya dengan kegiatan sebelumnya, yakni pengumpulan data dan reduksi
data.

B. Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah sebaiknya dalam penulisan penelitian ini harus
lebih memaparkan secara luas terutama untuk masalah-masalah yang telah disebutkan.
Kemudian akan lebih baik lagi jika jurnal ini ditulis secara lengkap tentang dasar-dasar
pembuatan jurnal ini agar pembaca lebih memahami setiap kata atau kalimat yang
dituliskan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/HP/Documents/SEM%205/METOPEL/Jurnal/Jurnal%201.pdf

file:///C:/Users/HP/Documents/SEM%205/METOPEL/Jurnal/Jurnal%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai