Anda di halaman 1dari 32

METODOLOGI PENELITIAN

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu : Drs. Syamsul Arif, M.Pd

OLEH
OKTAFIANI SIHITE
2163111036
REGULER C

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
BUKU 1

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi

Penulis : Prof. DR. H. Abdurrahmat Fathori, M.Si

Penerbit : RINEKA CIPTA

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2006

Edisi : 1

Jumlah Halaman : vii + 149

BAB 1
PENDAHULUAN

Manusia dengan kemampuan belajarnya, sudah tentu karena hasrat ingin tahunya.
Semenjak dahulu kala, manusia sudah menunjukkan hasrat yang besar untuk mengetahui rahasia
alam sekelilingnnya. Bukan itu saja. Manusia juga berikhtiar untuk menguasai alam
sekelilingnya.

A. Hasrat Ingin Tahu Manusia


Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik
alam semesta (macro-cosmos), maupun alam kecil (micro-cosmos). Manusia sebagai animal
rational dibekali rasa ingin tahu. Sifat ingin tahu manusia telah dapat disaksikan sejak manusia
masih kanak-kanak. Dari dorongan ingin tahu itu, manusia berusaha untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Dalam sejarah perkembangan pikir manusia,
ternyata yang dikejar itu esensinya adalah pengetahuan yang benar, atau cara singkat disebut
kebenaran.
B. Dua Pendekatan Untuk Memperoleh Kebenaran
1. Pendekatan Non-Ilmiah
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak digunakan, yaitu:
1. Akal sehat
2. Prasangka
3. Intuitif
4. Penemuan kebetulan dan coba-coba, dan
5. Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.

2. Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian
ilmiah dan dibangun atas teori tertentu. Dengan pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk
memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

C. Tugas-Tugas Ilmu Dan Penelitian

Adapun tugas-tugas ilmu dan penelitian itu secara singkat adalah seperti yang disajikan di
bawah ini:
1. Tugas mencandra atau mengadakan deskripsi (memberikan).
2. Tugas menerangkan (eksplanasi)
3. Tugas menyusun teori.
4. Tugas prediksi.
5. Tugas pengendalian.
BAB II
SUATU KERANGKA UMUM PENELITIAN

A. Apa Yang Dimaksud Dengan Penelitian


Penelitaan adalah terjemahan dari kata Inggris, research. Kata research berasal dari kata re,
yang berarti “kembali” dan to rsearch yang berarti “mencari”. Dengan demikian, arti yang
sebenarnya dari research adalah “mencari kembali”.
Menurut ilmuwan Hillway (1956) research (penelitian) tidak lain dari suatu metode studi
yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah-masalah tersebut.
Dari tanggapan serta definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah
suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi-definisi di atas penekanan diletakkan pada
sistem asuhan sebagai suatu atribut yang esensial (mutlak)

B. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang penelitian itu pada umumnya adalah sebagai tersebut dibawah
ini:

1. Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah,


2. Penelaahan kepustakaan,
3. Penyusunan hipotesis,
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel.
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambilan data
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan.
BAB III
PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN

A. Penyusunan Model Teoretis


Dalam memecahkan masalah penelitian, mula-mula orang belum mempunyai gambaran
yang jelas dan detail mengenai keadaan sesungguhnya. Model matematis ini mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain:
1. Dapat merumuskan masalah dengan lebih singkat dan padat.
2. Lebih mudah melakukan kuantifikasi.
3. Lebih memudahkan penggunaan teknik analisis statistik dan penggunaan jasa computer.
4. Lebih mudah dilihat apakah asumsi yang mendasari berbagai komponen dalam penelitian
itu terpenuhi atau tidak.

B. Hipotesis
Perumusan hipotesis sebagai pernyataan yang menunjukkan pertautan antara dua variabel
atau lebih itu sebenarnya adalah perumusan menurut model matematis pula. Selanjutnya
perumusan hipotesis dalam hipotesis alternative dan hipotesis nol adalah konsep dalam statistika.

C. Pengembangan Alat Pengambilan Data


Telah disebutkan bahwa sebelum seseorang menggunakan sesuatu alat pengambil data
harus mempunyai kepastian bahwa alat yang akan digunakannya itu mempunyai taraf reliabilitas
dan taraf validitas yang diperlukan.

D. Penyusunan Rancangan Penelitian


Untuk masing-masing rancangan statistika menunjukkan keterbatasan dan kecuali itu,
statistika menunjukkan cara-cara untuk mengurangi keterbatasan dengan mengendalikan
variabel-variabel tertentu. Dengan menggunakan rancangan yang memperhitungkan peranan
lebih banyak variabel biasanya kecermatan hasil dapat ditingkatkan yang berarti kekeliruan
diperkecil.
E. Penentuan Sampel Penelitian
Tujuan berbagai teknik penentuan sampel ialah agar diperoleh sampel yang representatif
bagi populasinya. Berbagai teknik statistik telah dikembangkan untuk memperkirakan besarnya
sampel, untuk memilih sampel secara rambang.

F. Penentuan Sampel Penelitian

Tidak dapat diragukan pada langkah inilah statistika itu memegang peranan terpenting.
Dalam penelitian ilmiah pengolahan dan analisis data itu tidak lain adalah penerapan teknik-
teknik atau metode-metode statistika tertentu.
Statistika juga penting dalam mengembangkan berbagai metode untuk menguji hipotesis.
Di sinilah peranan terpenting statistika itu, karena tujuan utama penelitian pada umumnya ialah
menguji hipotesis.

BAB IV
SEKILAS FILSAFAT ILMU

A. Apakah Filsafat Ilmu Itu


Filsafat ilmu termasuk bagian dari filsafat pengetahuan atau lazim disebut epistimologi.
Secara sederhana filsafat ilmu ialah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh
pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tidak ilmiah.
Adapun yang tergolong ilmiah adalah yang disebut ilmu pengetahuan yang telah
disistematisasivdan diorganisasi sedemikian rupa. Sedangkan pengetahuan yang tidak ilmiah
adalah yang masih tergolong pra ilmiah. Dalam hal ini berupa pengetahuan hasil serapan indrawi
yang secara sadar diperoleh baik yang telah lama maupun baru didapat.

B. Disiplin Ilmu Yang Mandiri


Secara umum ilmu pengetahuan berkembang dari dinamika proses kegiatan sistematisasi dan
organisasi pengetahuan pra ilmiah yang dimulai dengan klasifikasi berdasarkan karakteristik
yang bersifat umum dan spesifik.
C. Metode Ilmiah
Sementara itu, telah dikenal istilah metodologi, yaitu ilmu yang memperoleh metode-metode
ilmiah. Sedang metodik adalah kumpulan metodeyang dapat di pilih dalam melakukan
pendalaman objek studi yang bersangkutan. Dalam hal ini, metode ilmiah adalah sistem dan
metode yang secara ketat mengatur pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan sosial.

1. Karakteristik Metode Ilmiah


Dalam skema tampak sejumlah kriteria pokok yang perlu diperhatikan, siantaranya:
a. Berdasarkan fakta
b. Pertimbangan objektif
c. Asas analitik
d. Sifat kuantitatif
e. Logika dedukatif-hipotetik
f. Logika indukatif-generalisasi

2. Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Adapun langkah-langkah pokok dalam unsur-unsur peristiwa dalam struktur penelitian ilmiah
adalah:

a. Penempatan masalah
b. Menyusun kerangka pemikiran dan premis-premis
c. Perumusan hipotesis
d. Pengujian hipotesis
e. Penarikan kesimpulan
f. Siklus empiris metode ilmiah
g. Usulan penutup mengenai metode ilmiah
BAB V
RUANG LINGKUP METODE PENELITIAN

A. Hakikat Penelitian

Penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai kebenaran, tetapi bukan satu-satunya
cara untuk mendapatkannya. Beberapa teori tentang cara yang dapat ditempuh untuk mencapai
nilai kebenaran di antaranya:

1. Teori empirisme dikembangkan oleh John Lock dari Inggris (1632-1704). Teorinya
menyatakan bahwa nilai kebenaran yang diperoleh secara indrawi, pengalaman melalui
pengamatan.
2. Teori rasionalisme, dikembangkan antara lain Leibniz (1646- 1716) dari Jerman.
Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui proses berpikir yang
menghasilkan kesimpulan rasional, yang berdasarkan pertimbangan akal.
3. Pragmatisme, dikembangkan oleh Charles Sander Peirce (1839- 1914) dari Amerika.
Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang
berorientasi pada kepentingan masa kini dan masa datang.

Ada empat cara metode yang biasa digunakan untuk mencapai nilai kebenaran, yaitu:

a. Metode tenasitas (tenacity method). Dalam cara ini orang mencapai dan menerima
kebenaran berdasarkan pengalamannya sendiri yang dijumpai secara kebetulan,
kemudian sesuatu yang dianggap benar itu dipertahankan dengan teguh hati (keras
kepala), meskipun ternyata salah menurut pengalaman orang lain.
b. Metode otoritas (authority method). Dalam cara ini orang mencapai dan menerima
kebenaran berdasarkan informasi dari orang lain yang di pandang memiliki otoritas
(kewenangan) dalam bidang tertentu.
c. Metode intuitif (intuitive method). Orang dapat mencapai dan menerima kebenaran
berdasarkan intuisi, (bisikan nurani) yang di dapat melalui proses berpikir kritis.
d. Instrumentalisme dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1859- 1952 dari Amerika.
e. Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan ilmiah,
penyelidikan yang menggunakan metode akal dan teknik rasional.
Berdasarkan pertimbangan akal, ada lima tahap yaitu:

a. Kebutuhan yang dirasakan


b. Permasalahan
c. Hipotesis
d. Pengumpulan data sebagai alat uji
e. Kesimpulan terpercaya
f. Nilai umum kesimpulan yang diperoleh

B. Macam-macam Penelitian

Ditinjau dari segi tempat dilaksanakannya, penelitian dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu:

1.Penelitian pustaka, sesuatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk


menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku,
periodikal-periodikal, majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah,
dokumen dan materi perpustkaan lainnya yang dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian
laporan ilmiah
2. Penelitian laboratorium, suatu penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium, yaitu
suatu tempat yang dilengkapi perangkat khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap gejala
tertentu melalui tes-tes atau uji yang juga dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
3. Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi
penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai
terjadi di lokasi tersebut.
Ditinjau dari segi sifatnya, penelitian dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu:

1. Penelitian Dasar yaitu penelitian yang bermula dari kenyataan objektif yang diamati
untuk disusun sebagai laporan ditelaah melalui analisisuntuk disusun sebagagi laporan ilmiah.
2. Penelitian vertikal yaitu penelitian yang bermula dari teori yang ada, kemudian
dihubungkan dengan kenyataan objektif yang diamati secara empirik dan ditelaah melalui
analisis ilmiah sebagai koreksi atas kebenaran teori tersebut.
3. Penelitian survey, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan survey
terhadap gejala yang berlangsung di lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit
sampel bukan terhadap seluruh populasi sasaran.

Ditinjau dari segi jenisnya, penelitian dibedakan menjadi lima macam, yakni:

1. Penelitian eksploratif, yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan penjajakan


atau pengenalan terhadap gejala tertentu. Dalam penelitiann ini belum diperlukan rujukan teori
dan belum digunakan hipotesis.
2. Penelitian deskriptif yaitu suatu peneltitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan
dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian macam ini landasan teori
mulai diperlukan tetapi bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria
pengukuran terhadap gejala yang diamati dan akan di ukur.
3.Penelitian konformatif, yaitu penelitian yang bermaksud menelaah dan menjelaskan
pola hubungan antara dua variabel atau lebih yang jenis ini dukungan teori telah diperlukan, baik
untuk digunakan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun menentukan kriteria
pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
4.Penelitian evaluatif, yaitu penelitian yang dimaksud mengevaluasi pelaksanaan dan
dibedakan lagi ke dalam dua evaluasi sumatif dan pencapaian tujuan suatu program.
5. Penelitian prediktif, yaitu suatu penelitian untuk meramalkan gejala yang mungkin
terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan proteksi dari hasil penelaahan terhadap gejala
yang diamati melalui evaluasi atau penyelidikan saat ini.
Ditinjau dari segi kegunaannya, penelitian dibedakan dalam dua macam, yakni:

1. Penelitian murni yaitu suatu penelitian yang semata-mata digunakan untuk memelihara
kesinambungan dan integritas pemikiran ilmiah, guna menunjang perkembangan ilmu di bidang
tertentu.
2. Penelitian terapan yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk kepentingan praktis,
baik untuk perkembangan atau perbaikan tata dan nilai sosial maupun tata nilai ekonomi.

C. Ruang Lingkup Metodologi Penelitian

Ruang lingkup penelitiannya meliputi:


1. Metode penelitian
2. Metode pengambilan sampel
3. Metode pengumpul dan inventarisasi data
4. Metode penyajian data
5. Metode analisis data

D. Metode Penelitian

Secara garis besar metode penelitian terbagi atas tiga, yakni:


1. Studi kasus
Kasus artinya kejadian/peristiwa. Studi kasus berarti penelitian terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Namun, konsep kejadian atau peristiwa ini hendaknya tidak diartikan sebagai kejadian
atau peristiwa biasa, yang menurut konsep bahasa inggris disebut event. Siatu kejadian atau
peristiwa yang mengandung masalah atau perkara, sehingga perlu ditelaah kemudian dicarikan
cara penanggulangannya melalui penelitian studi kasus yang dilakukan oleh psikologi.

2. Eksperimen
Eksperimen artinya percobaan. Metode eksperimen berarti metode percobaan untuk
mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel lain, melalui uji coba dalam
kondisi khusus yang sengaja diciptakan. Dalam metode ini ditetapkan sedikitnya tiga variabel
yang akan dihadapi, yakni: variabel tidak terikat, variabel eksperimen, dan variabel non-
eksperimen/ kontrol.
3. Survey
Survey artinya pemeriksaan/pengukuran. Metode survey berarti metode pemeriksaan dan
pengukuran metode penelitian yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-
pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian.
Dalam penelitian ini dilakukan sedikitnya lima jenis survey, yakni;

1. Survey eksploratif
2. Survey deskriptif
3. Survey konfirmatif
4. Survey evaluatif
5. Survey prediktif

E. Metode Pengambilan Sampel

Sampel artinya contoh, tetapi yang dimaksud contoh disini bukan sekadar contoh dalam
arti teladan, melainkan contoh terpilih untuk dihadapi sebagai objek sasaran penelitian yang hasil
atau kesimpulanya dapat mewakili seluruh populasi sasaran representatif. Perlu diperhatikan
dalam pengambilannya ada tiga hal yang perlu, yaitu:
1. Dapat memberikan gambaran terpercaya tentang keadaan populasi sasaran.
2. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan menggunakan tenaga, waktu
dan dana yang gerbatas.
3. Dapat menentukan presisi hasil penelitian dengan mengestimasi batas kesalahan
(standard error) dar taksiran hasil yang diperoleh.

F. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian, khususnya penelitian survey, penelitian tidak perlu menghadapi
seluruh populasi sebagai sasaran penelitiannya, apalagi jika jumlah populasinya cukup besar,
tetapi cukup meneliti sebagi besar dari populasi tersebut agar sampel yang dihadapi itu dapat
menggambarkan karakteristik populasi yang diwakili secara representatif, pelimihannya harus
memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi secara metodologis.
Populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui
statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Populasi dibedakan menjadi
populasi sampling dan populasi sasaran.
BAB VI
METODE PENGUMPULAN DAN INVENTARISASI DATA

A. Metode Pengumpulan Data


Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk
digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sedang fakta itu
sendiri adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empirik, antara lain melalui
analisis data.
Secara metodologis dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data, diantaranya:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan
disertai pencatatan-pencacatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Orang yang
melakukan obervasi disebut observer, sedangkan orang atau pihak yang diobservasi disebut
observe.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang
berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban
diberikan oleh yang diwawancara. Kedudukan kedua pihak secara berbeda ini terus
dipertanyakan selama proses tanya jawab berlangsung, berbeda dengan dialog yang kedudukan
pihak terlibat bisa berubah dan bertukar fungsi setiap saat, waktu proses dialog sedang
berlangsung.
Ditinjau dari segi bentuk pertanyaan yang digunakan, wawancara dibedakan ke dalam
tiga macam, yaitu:

1. Wawancara terbuka, ialah wawancara yang menggunakan kuesioner terbuka, kuesioner


yang memberikan keleluasan bagi responden untuk memberikan jawaban dengan bebas,
tanpa dibatasi untuk memberikan jawaban dengan bebas.

2. Wawancara tertutup ialah wawancara yang menggunakan kuesioner tertutup, kuesioner


yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden tidak memberikan
jawaban lain.
3. Wawancara setengah tertutup, wawancara yang menggunakan kuesioner setengah
tertutup, artinya kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk
mengemukakan jawaban lain, atau keterangan tambahan di samping alternatif yang telah
tersedia.

3. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar/isian)


untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun
pendapat umum.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan


mengenai data pribadi responden.

B. Inventarisasi Data

Data hasil penelitian, baik yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, maupun angket
dan studi dokumentasi pada umumnya masih berupa data mentah, bersifat argumentasi untuk
menjadi data-data tersebut sebagai data yang siap untuk disajikan dalam tabulasi data perli di
inventarisasi lebih dahulu, yakni:
1. Editing data ialah pemeriksaan kembali data hasil penelitian yang tercantum pada
kuesioner untuk mengetahui kelengkapan dan kejelasan isi jawaban, kesesuaian antara jawaban
yang satu dengan jawaban yang lain.
2. Koding data ialah mengklasifikasi data hasil penelitian yang tercantum pada kuesioner
dalam arti isian/jawaban yang maksudnya sama walaupun kalimatnya berbeda, diberi sandi-sandi
tertentu yang sama lazimnya dengan memberikan kategori jawaban yang dianggap sama.
3. Penyusunan data ialah menyusun data yang telah di edit dan diberi sandi-sandi itu dalam
suatu himpunan data yang tersusun secara sistematik.
BAB VII
METODE ANALISIS DATA

A. Konsep dan variabel

1. Hubungan Simetrik
Adalah pola hubungan antara dua variabel yang dipandang mempunyai posisi sama
secara fungsional.
2. Hubungan Respirokal
Adalah pola hubungan antara dua variabel yang saling mempengaruhi secara timbal balik
dalam arti saling bertukar fungsi
3. Hubungan Asimetrik
Ialah pola hubungan antara dua variabel yang dipandang berada pada posisi yang
berbeda secara fungsional, yang satu berpengaruh terhadap yang lain atau yang satu
merupakan ciri dari yang lain.

B. Hubungan dalam Penelitian Sosial

Dalam penelitian sosial, satuan-satuan analisis didasarkan atas pengukuran terhadap besaran
nilai variabel kuantitaif atau atribut variabel kualitatif pada umumnya lebih sulit dilakukan
daripada pengukuran terhadap besaran nilai variabel kuantitatif.

C.Menguji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Kuesioner merupakan alat ukur dalam teknik pengumpulan data, dalam bentuk teknik
wawancara maupun angket. Agar data yang diperoleh mencapai derajat akurasi yang signifikan,
maka validitas dan reabilitasnya perlu diuji terlebih dahulu sebelum digunakan.
BAB VIII
TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI

A. Hakikat Skripsi
Skripsi atau bentuk karya ilmiah yang lain merupakan bentuk laporan dari satu jenis evaluasi
terhadap pernyataan empirik, kenyataan objektif yang ditelusuri melalui penelitian

B. Bobot skripsi

Bobot skripsi akan ditentukan oleh derajat kecermatan penelitian dalam mengungkapkan
serta menganalisis data ketepatan penelitian dalam memilih metodologi yang digunakan dan
kemampuan penelitian untuk menggunakan bahasa yang efektif dan efisien dalam
menginformasikan hasil penelitiannya.

C. Sistematika Skripsi
Bentuk skripsi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Model A (tanpa hipotesis)
IV. Bagian Persiapan
1. Lembaran Judul
Judul merupakan identifikasi yang mencerminkan karakteristik penelitian dan isi skripsi
sebagai salah satu bentuk laporan ilmiah.
Judul berkaitan
a. Judul kausalita
b. Judul resiprokal
c. Judul asosiatif
d. Judul fungsional
e. Judul deskriptif
V. Teknik Pengetikan
VI. Pengetikan Judul
VII. Pengetikan Tabel
VIII. Pengetikan daftar Pustaka
KELEBIHAN BUKU 1

1. Sebagian besar penulisan sesuai dengan standard umum penulisan dalam bahasa Indonesia.
2. Penggunaan bahasa yang disampaikan dalam penyampaian materi mudah dimengerti.
3. Buku ini sudah disertakan dengan latihan.
4. Buku ini juga disertai dengan contoh yang memang menyangkut pada penjelasannya
sehingga dapat membuat para pembacanya lebih tertarik lagi untuk membaca buku ini.

KELEMAHAN BUKU 1

1. Penggunaan bahasa pada buku tersebut masih terdapat beberapa kesalahan.


2. Masih ada beberapa kalimat yang sulit dimengerti maknanya.
3. Pada buku 1 mencakup kajian yang cukup luas namun tidak membahasnya terlalu dalam.

KOMENTAR :

Buku ini juga sudah baik namun akan lebih baik lagi apabila penulis lebih berhati-hati
dalam menulis kata per kata agar tidak ditemukan lagi kesalahan penulisan dan lebih baik jika
kalimatnya juga dipilih mana yang dengan cepat ditangkap oleh pembaca dan mana yang sulit,
sehingga para pembaca akan lebih mudah lagi dalam menemukan makna dari buku ini.
BUKU 2

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Dasar Metodologi Penelitian

Penulis : - Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes

- M. Ali Sodik, M.A

Penerbit : Literasi Media Publishing

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2015

Edisi : 1

Jumlah Halaman : viii+ 130

BAB 1
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN

A. Kebenaran

Pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) berawal dari kekaguman manusia akan
alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos) maupun alam kecil (micro cosmos).
Kekaguman tersebut kemudian menyebabkan timbulnya rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin
tahu manusia akan terpuaskan bila dirinya mendapatkan penjelasan menge nai apa yang
dipertanyakan. Untuk itu manusia menempuh berbagai upaya agar memperoleh pengetahuan
yang benar (kebenaran), yang secara garis besar dibedakan menjadi dua: secara tradisional
(pendekatan non ilmiah) dan secara modern (pendekatan ilmiah).
1. Pendekatan Non ilmiah

Upaya untuk memperoleh pengetahuan atau memahami fenomenafenomena tertentu ada


yang dilakukan secara tradisional atau non ilmiah. Upaya ini muncul di masyarakat secara alami
seiring dengan munculnya berbagai fenomena atau masalah yang membutuhkan penjelasan. Ada
beberapa pendekatan non-ilmiah yang banyak dipakai untuk memperoleh pengetahuan atau
kebenaran melalui proses, akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan, coba-coba (tral
and error), pendapat otoritas, pikiran kritis , serta pengalaman (Suryabrata, 2008).

2. Pendekatan Ilmiah (modern)


Dengan pendekatan ilmiah manusia berusaha memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu
kebenaran yang dapat dipertanggung jawaban secara rasional dan empiris. Kebenaran semacam
ini dapat diperoleh dengan metoda ilmiah (Margono, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dengan
menggunakan cara-cara berpikir ilmiah yang didukung dengan langkah-langkah tertentu yang
bersifat sistematis. Setidaknya terdapat tiga pola pikir yang dikembangkan dalam pendekatan
ilmiah, yakni pola pikir induktif, pola pikir deduktif, dan pola pikir yang merupakan gabungan
deduktif-induktif.

B. Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah
terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata Research terdiri dari dua
kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Tujuan
penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun
mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut. Suatu
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dinamakan sebagai penelitian ilmiah.
C. Sikap dan Cara Berpikir Peneliti
Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan prosedur dan
prinsip-prinsip dalam penelitian. Sika-sikap yang harus dikembangkan seorang peneliti adalah
sebagai berikut.
1. Sikap-Sikap Seorang Penelliti
a) Objektif
Seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk
menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di
data yang diperoleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi
dari keabsahan hasil penelitiannya
(tidak boleh subjektif).
b) Kompeten
Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan
menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu
c) Faktual
Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan
observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak. Selain itu, seorang peneliti juga
diharapkan memiliki pola pikir yang mendukung tugas-tugas mereka. Cara berpikir yang
diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut.

2. Cara Berpikir Seorang Peneliti

a) Berpikir Skeptis
Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu
pernyataan (tidak mudah percaya)
b) Berpikir analisis
Peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan
atau persoalan yang dihadapi
c) Berpikir kritis
Mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian dilakukan berdasarkan cara-cara yang
sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.
D. Tujuan Penelitian
Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan
sepertinya merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah
dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang
biasanya diawali dengan kata ingin mengetahui. Tetapi bila permasalahannya relatif komplek,
permasalahan ini menjadi lebih jelas terjawab bila disusun sebuah tujuan penelitian yang lebih
tegas yang memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Misalnya, bila rumusan masalah
mempertanyakan bagaimanakah penerapan model pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan
pecahan, maka jelas akan banyak penafsiran tentang jawaban yang diinginkan dari pertanyaan
ini, sehingga perumusan tujuannya harus lebih tegas, misalnya ingin mengetahui langkah-
langkah dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan pemecahan,
atau ingin mengetahui bagaimanakah efek penerapan model pembelajaran kontekstual pada
pokok bahasan pemecahan terhadap hasil belajar.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan jawabannya
terletak pada kesimpulan penelitian. Beberapa sifat yang harus dipenuhi sehingga tujuan
penelitian dikatakan baik yaitu: spesifik, terbatas, dapat diukur, dan dapat diperiksa dengan
melihat hasil penelitian.

BAB 2
PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah
yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana,
terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode
penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah,
namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan
di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif
dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
A. Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.

B. Penelitian Kualitatif

Sedangkan metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum
lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post
positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode
penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.

C. Perbedaan Kuantitatif Dan Kualitatif


Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif
yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu
yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris
dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat
menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori
dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang
bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
BAB 3
KOMPONEN-KOMPONEN PENELITIAN

A. Permasalahan
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian dilakukan untuk menyelesaikan
masalah yang dimulai dengan adanya penyimpangan. Stonner (1998) mengemukakan bahwa
masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan
kompetisi. Menurut Suryabrata (2008) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang
seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 2008). Penelitian
dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be).
Pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006), yaitu:
1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan seperti :
a. Apakah A terkait dengan B?
b. Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar?
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan
adanya pengujian yang empiris.

B. Teori Ilmiah

Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri dari fakta,
konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena an
memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah penelitian dapat timbul karena adanya
kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atausemata-mata karena dorongan ingin tahu
sebagai sifat naluri manusia.
C. Variabel
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang
relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Supaya proses
penelitian akan berjalan lancar, dan dapat berhasil dengan baik maka peneliti ditekankan untuk
membuat rancangan penelitian. Dalam menentukan rancangan penelitian, hal yang perlu untuk
diingat adalah seluruh komponen penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib. Salah satu
komponen penelitian yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi secara
komprehensif adalah variabel penelitian.

D. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. (Gay & Diehl, 1992). Hipotesis ilmiah
mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut.
Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori (Uma, 1992).

E. Populasi dan Sampel


Dewasa ini sering kita dengar tentang kata populasi. Biasanya berkaitan dengan sensus
penduduk atau jumlah warga suatu negara. Populasi dan sampel sering kita kenal juga dalam
bidang biologi, yakni kumpulan individu yang menepati suatu tempat. Sedangkan sampel
diartikan sebagai contoh objek yang diteliti. Dan bagi para mahasiswa semester akhir mungkin
sudah tak asing lagi dengan kata populasi dan sampel. Karena populasi dan sampel digunakan
untuk membuat skripsi yang bersifat kuantitatif. Nah sekarang mari kita bahas tentang pengertian
populasi dan sampel.
1. Pengertian Populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.

2. Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh
yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan
waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel
yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

3. Teknik Sampling

Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai macam
teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling
pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu probability sampling dan non-
probability sampling.

F. Data

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku
informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta
empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau
menjawab perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
BAB 4
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data


Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen adalah
pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting
lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif
peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius
agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat.

B. Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian. Instrumen
berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen
berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang instrumennya
pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner.
Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-
list (Black, 2006).

C. Validitas Instrumen

Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering
dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang
diperoleh bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang
harus memiliki akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami
perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain (Ali, 1993; Anggoro, 2008).

D. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely
yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan berhubungan
dengan ketepatan dan konsistensi. Test hasil belajar dikatakan dapat dipercaya apabila
memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap secara konsisten. Beberapa ahli
memberikan batasan reliabilitas. Menurut Azwar (2012), reliabilitas berhubungan dengan akurasi
instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat
seandainya dilakukan pengukuran ulang.

E. Beberapa Kesalahan dalam Pengukuran


Pengukuran adalah pemberian angka yang merefleksikan karakteristik suatu objek. Sebuah
pengukuran belum tentu memberikan nilai atau angka sebenarnya atas suatu karakteristik yang
diukur, melainkan lebih cenderung hanya memberikan nilai atau angka observasi atas
karakteristik yang diukur. Contohnya, jika kita mengukur luas lautan yang ada di bumi, seberapa
luaskah laut itu sebenarnya? Pengukuran luas lautan memberikan suatu angka yang merupakan
nilai berdasarkan hasil observasi. Misalkan hasil pengukuran tersebut menghasilkan angka 30
juta km persegi. Apakah angka ini merupakan angka sebenarnya atas luas lautan di bumi ini?
Bisa jadi luas lautan sebenarnya adalah 35 juta km persegi. Dapat pula 28 juta km persegi.
Selisih antara hasil observasi yang kita dapatkan dengan angka sebenarnya disebut error. Setiap
pengukuran pasti mengandung unsur error (measurement error), baik itu yang sifatnya konstan
maupun yang tidak konstan.

BAB 5
DESAIN PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah satu langkah
yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian pada hakikatnya merupakan
suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Alsa, 2003). Hal senada juga
dinyatakan oleh Arikunto. Menurut Arikunto (2010) desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan
bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas.
A. Tipe-tipe Desain Penelitian
Ada beberapa terminologi antara metode penelitian dengan metodologi penelitian yang
hingga saat ini masih banyak orang rancu memahaminya. Metode adalah bagian dari metodologi
baik berupa metode, teknik, prosedur, dan berbagai macam alat (tools), dengan tahap-tahap
tertentu dalam suatu penelitian disebut dengan metodologi. Metode penelitian atau yang bisa
juga disebut dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ada beberapa macam.
Cara mengkatagorisasikan penelitian bisa dilakukan dengan melihat metode penelitian ataupun
dengan melihat riset desainnya atau ada juga yang membaginya berdasarkan dikotonomi
penelitian dasar dan penelitian aplikatif.

B. Macam-macam Desain Penelitian

1. Study Cross Sectional


Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(poin time approach).
2. Study Case Control
Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan)
diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada
waktu yang lalu.
3. Study Cohort
Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok
penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati
merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar dan atau yang
tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab. Penelitian cohort adalah
kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secara terus
menerus akibat yang akan ditimbulkannya.
4. Riset Eksperimental
Riset eksperimental merupakan Research that allows for the causes of behavior to be
determined. Untuk menggambarkan riset eksperimental bisa dilakukan pada dua kelompok
dimana kelompok satu disebut kontrol tanpa diberi perlakukan apapun sedangkan pada
kelompok ke dua diberikan perlakuan (treatment). Diasumsikan kedua kelompok ini sama.
5. Quasi Eksperimental
Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak,
sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak.
Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak
selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami
telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok
siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.
Dalam keadaan seperti ini kaidahkaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi
secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group.

BAB 6
RANCANGAN ANALISIS DATA

A. Penelitian Kuantitatif
1. Pengertian Analisis Data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana
artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Agar data bisa dianalisis
maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau
struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.
Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan
argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi
hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan
kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan.
2. Tujuan Analisis Data Kuantitatif

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di balik semua data tersebut,
mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta
menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut.

3. Metode Analisis Data Penelitian Kuantitatif


Dalam menganalisa data penelitian strukturalistik (kuantitatif) hendaknya konsisten dengan
paradigma, teori dan metode yang dipakai dalam penelitian. Ada perbedaan analisa data dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data yang dilakukan
secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan dianalisis
dengan secara computerized berdasarkan metode analisi data yang telah ditetapkan dalam desain
penelitian.

4. Prinsip-prinsip Analisis Data


Analisa data belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisa
dan diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil analisa terus harus diinterpetasi untuk
mencari makna yang lebih luas dan impilkasi hasil-hasil analisa.

5. Proses Analisis Data Penelitian Kuantitatif


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk menganalisis data
dalam penelitian, yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic inferensial meliputi
statistik parametris dan non parametris.
B. Penelitian Kualitatif
1. Pengertian Analisis Data Kualitatif

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian
dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif.

2. Metode Analisis Data Kualitatif


Analisis data kualitatif tidak sama dengan analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya
sudah pasti dan jelas. Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada kebiasaan peneliti
dalam melakukan penelitian kuantitatif. Peneliti yang sudah terbiasa menggunakan pendekatan
ini, biasanya mengulas hasil penelitiannya secara mendalam dan kongkret.
KELEBIHAN BUKU 2

1. Buku tersebut dapat sebagai penambah wawasan dan kreatifitas.


2. Dapat digunakan sebagai acuan.
3. Sumber referensi terpercaya.
4. Buku ini sudah baik karena isinya cukup menarik.
5. Penjelasan isi buku ini juga sudah cukup luas sehingga pembaca dapat lebih mudah
menangkap dan memahami isi buku.

KELEMAHAN BUKU 2

1. Penggunaan bahasa pada buku tersebut masih terdapat beberapa kesalahan.


2. Masih ada beberapa bagian yang sulit dimengerti maknanya.
3. Tampilan depan (sampul buku) ini, terlihat sangat polos sehingga kurang dapat menarik
perhatian para pembacanya.

KOMENTAR:

Buku ini sudah baik, tetapi alangkah baiknya jika isi dari buku ini diperiksa kembali agar
tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan yang sama dan juga akan lebih baik lagi jika
kalimatnya disortir lagi agar mudah dipahami oleh para pembaca. Kemudian akan sangat baik
lagi jika sampul buku ini juga dapat lebih diberi kreatifitas atau gambar-gambar tambahan.
Karena pembaca akan sangat lebih tertarik minatnya untuk membaca buku tersebut apabila
sampul bukunya sudah terlihat menarik.

Anda mungkin juga menyukai