Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PEMERIKSAAN DAN ANALISI GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Praktik Kelistrikan Engine

Dosen Pengampu:
Dr.Hadromi, M.T
Rizki Setiadi, S.Pd, M.T

Disusun oleh:
M. Bagus Isnen (5202419032)
Zidane Musthofaina Al-Akhyar (5202419033)
Syaifudin Nur Ika Yudha (5202419035)
Habib Jafar Nur (5202419036)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tak lupa juga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas petunjuk untuk selalu berada di jalan yang
diridhoi-Nya dan pencerahan yang Beliau berikan kepada seluruh umatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan ”Laporan Observasi Kerja Pemeriksaan dan Analisis
Gangguan System Pengapian” dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti.
Penulisan Laporan ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
a. Bapak Dr.Hadromi,S.Pd, M.T dan Bapak Rizki Setiadi,S.Pd, M.T selaku
dosepengampu mata kuliah Praktik Kelistrikan Engine.
b. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penulisan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf karena penulis juga masih tahap belajar yang
masih haus akan ilmu pengetahuan. Semoga dengan Laporan ini dapat menunjang ilmu yang
didapatkan dari praktik kelistrikan engine sebelumnya.

Semarang, 23 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................1
Rumusan Permasalahan.............................................................................1
Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3
Lokasi Observasi.......................................................................................3
Waktu Observasi.......................................................................................3
Metode Observasi......................................................................................3
Hasil...........................................................................................................3
BAB III PENUTUP.............................................................................................10
Kesimpulan................................................................................................10
Saran..........................................................................................................10
Daftar Pustaka……………………………………………………………11
Lampiran Dokumentasi.............................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Di Dalam Sebuah Motor Bensin, Campuran antara udara dan bahan bakar yang
dikompresikan ke dalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Berbeda dengan
motor diesel yang menggunakan kompresi yang tinggi untuk membakar campuran bahan
bakar dengan udara. Sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan
bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri komponen dan fungsi komponen system pengapian?

2. Bagaimana cara kerja system pengapian ?

3. Bagaimana cara pemeriksaan dan perbaikan system pengapian ?

4. Apa saja troubelshoting yang sering terjadi pada system pengapian ?

C. Tujuan

1. Memahami komponen dan fungsi komponen pada system pengapian.

2. Mengetahui cara kerja system pengapian.

3. Mengetahui prosedur pemeriksaaan dan perbaikan system pengapian.

4. Mengetahui apa saja macam macam troubelshouting system pengapian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lokasi Observasi
Lokasi observasi Sistem Starter dilakukan di 2 tempat yaitu di Bengkel Mobil Bapak
Tri beralamat di Jalan Parangtritis KM 5,5 Bantul, Yogyakarta dan juga di Bengkel di Daerah
Sampangan UNNES Semarang.
B. Waktu Observasi
Observasi dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2021.
C. Metode Observasi
Dalam melakukan observasi ini, peulis menggunakan metode observasi terstruktur.
Metode ini isi dan luasnya observasi lebih terbatas dan disesuaikan dengan tujuan observasi
yang telah dirumuskan pada awal penyusunan rencana observasi. Peristiwa dicatat dengan
teliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan pada
pemilik bengkel yang juga berperan sebagai teknisi.
D. Hasil
 Komponen Utama dan Fungsi Sistem Pengapian
a. Baterai
Komponen ini berfungsi sebagai sumber energi listrik.
b. Fuse
Komponen ini berfungsi sebagai pengaman dalam rangkaian listrik.
c. Ignition Switch
Komponen ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari
baterai ke koil.
d. Ignition Coil
Komponen ini berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik dari 12 volt menjadi ( 20.000-
30.000 Volt )
e. Distributor
Komponen ini berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tegangan tinggi dari
koil ke tiap-tiap busi.

2
f. Kabel tegangan tinggi
Komponen ini berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari koil ke distributor dan
dari distributor ke tiap-tiap busi.
g. Kunci kontak
Komponen ini berfungsi untuk mengaktifkan dan mematikan sistem pengapian.
h. Busi
Komponen ini berfungsi untuk memercikkan bunga api.

Gambar 1. Rangkaian Sistem Pengapian


Baterai terhubung ke kunci kontak melalui sekring, kemudian dari kunci
kontak kabel dihubungkan ke resistor, kemudian dihubungkan ke terminal positif koil.
Terminal positif koil terhubung dengan terminal negatif koil melalui kumparan primer
koil. Di dalam koil juga terdapat kumparan sekunder yang menghubungkan terminal
positif koil dan terminal tegangan tinggi. Terminal tegangan tinggi terhubung pada
terminal tengah tutup distributor. Sedangkan terminal-terminal lain pada tutup distributor
terhubung ke tiap-tiap busi. Rangkaian primer merupakan jaringan yang terhubung
langsung dengan kumparan primer koil. Rangkaian ini menghubungkan baterai, sekering,
kunci kontak, resistor, kumparan primer koil, dan massa melalui kontak pemutus.
Rangkaian sekunder merupakan jaringan yang terhubung langsung dengan kumparan
sekunder koil. Jaringan ini berfungsi untuk menghantarkan tegangan tinggi dari
kumparan sekunder sampai ke busi.
 Cara Kerja Sistem Pengapian.
 Cara kerja Pengapian Konvensional

3
Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang
generasi awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.

Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke Ignition
coil dan keluar menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum starting) maka
platina akan menghubungkan arus ke masa. Sehingga timbul kemagnetan pada
kumparan primer.

Saat mesin starting, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Akibatnya
kemagnetan pada kumparan primer bergerak ke kumparan sekunder dan
menghasilkan tegangan super tinggi mencapai 20 KV. Tegangan tersebut langsung
disalurkan ke busi untuk proses pemercikan.

Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali tersambung sehingga
proses kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini berlangsung
secara terus menerus selama mesin hidup.

 Cara kerja sistem pengapian transistor.

4
Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak
lagi menggunakan platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk
menggantikan peran platina.

Untuk prinsip kerja sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional. Saat kunci
kontak ON maka arus dari baterai mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung
ke kaki transistor.

Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki. Saat kaki basis
mendapatkan arus listrik walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung.
Namun jika kaki basis tidak mendapat suplai listrik, maka colector dan emitor akan
terputus.

Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan suplai arus sehingga emitor
dan colector terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil.

Saat mesin starting, komponen pulser akan mengirimkan sinyal dengan frekuensi
tertentu yang menandakan timing pengapian. Sinyal ini akan memutuskan dan
menyambungkan arus basis dengan interval tertentu. Saat arus basis terputus, terjadi
induksi elektromagnetik pada coil. Hasilnya tegangan tinggi dari koil sekunder yang
disalurkan ke busi.

Ada dua jenis pengapian transistor, yaitu tipe semi transistor dan Fully transistor.

 Cara kerja Sistem pengapian DLI(Distributor Less Ignition)

5
Sistem DLI juga merupakan tipe pengapian elektronik. Namun berbeda dengan
pengapian transistor, Sistem DLI tidak lagi menggunakan Distributor untuk membagi
tegangan.

Untuk cara kerja pengapian DLI sama dengan sistem pengapian transisitor, bedanya
arus dari koil sekunder langsung di teruskan kebusi. Biasanya sistem ini memiliki
banyak coil.

Saat mesin mulai berputar, sensor CKP dan CMP akan mengirimkan sinyal ke ECM.
Di dalam ECM sinyal tersebut akan dikombinasikan dengan data dari beberapa sensor
lain untuk menentukan timing pengapian.

Output dari sensor berupa sinyal yang akan memutuskan arus primer coil. Sehingga
terjadilah induksi elektrimagnetik. Model pengapian DLI banyak diaplikasikan pada
kendaraan modern. Selain lebih akurat, sistem ini juga dapat membuat kinerja mesin
lebih efisien.

Rangkaian pengapian DLI terlihat lebih sederhana namun perlu keahlian tertentu
untuk mendeteksi kesalahan pada sistem ini.

 Cara kerja pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition)


Untuk jenis pengapian terakhir, lebih populer digunakan pada sepeda motor. Meski
memiliki prinsip yang sama yaitu induksi elektromagnet, namun ada perbedaan pada
cara kerja.

Sesuai namanya, cara kerja pengapian CDI menggunakan metode pengosongan arus
(Discharging) menggunakan komponen capasitor yang fungsinya mirip dengan
baterai. Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyerap energi listrik
dan menyalurkanya ke rangkaian kelistrikan.

6
Saat kunci kontak pada posisi ON, arus dari baterai atau spul menuju transformator
untuk diperbesar teganganya, kemudian langsung diserap oleh Capasitor.

Ketika mesin starting, maka pulser akan mengirimkan sinyal ke CDI unit. Sinyal
tersebut akan mengubah arah arus capasitor menuju rangkaian ignition coil. Karena
capasitor dalam keadaan terisi tegangan penuh, maka terjadilah aliran listrik dari
capasitor menuju ignition coil.

 Prosedur Pemeriksaaan dan Perbaikan Sistem Pengapian.


a) Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem
pengapian
 Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa
sambungan terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel
baterai dari kemungkinan putus atau terbakar.
 Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor,
putus, terbakar atau bodi retak.
 Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan
pemasangan kurang baik.
 Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.
b) Pemeriksaan Igntion Coil (Koil Pengapian) dengan alat Electro Tester
 Posisikan tombol “power” tester pada posisi ''OFF''
 Hubungkan kabel-kabel tester seperti terlihat pada gambar di bawah.

7
 Arahkan tombol pada selector ke “IG COIL”.
 Posisikan tombol pada “power” ke posisi ON.
 Amati pancaran (loncatan) bunga api listrik pada alat tester. Pancaran bunga
api harus kuat dan berkelanjutan. Pengetesan dilakukan selama kurang lebih
sekitar +-5 menit untuk memastikan koil pengapian bekerja dengan baik.
a) Loncatan pengapian bunga api yang baik adalah berjarak sekitar 8 mm.
b) Bila tidak terjadi pengapian atau pengapian berwarna orange/kuning, berarti
keadaan koil pengapian kurang baik.
c) Pemeriksaan Igntion Coil (Koil Pengapian) dengan Multimeter.
 Atur selektor multi meter kearah X1ohm, kalibrasi ohm meter dengan cara
menghubungkan kedua colok ukur, setel penunjukan jarum tepat pada 0 ohm,
bila penyetelan tidak tercapai periksa/ganti baterai multi meter.
 Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua
resistor. Nilai tahanan resistor seharusnya 1,3-1,5 ohm. Pada koil pengapian
jenis internal resistor, pengukuran resistor dengan menghubungkan colok ukur
pada terminal (B) dan terminal (+)
d) Pemeriksaan Unit CDI
 Periksa soket dan unit CDI terhadap adanya hubungan yang longgar atau
terminal-terminal yang berkarat.
 Periksa tahanan/hambatan diantara terminal-terminal konektor unit CDI
Catatan:
 Warna kabel pada konektor unit CDI setiap merek kendaraan
kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang bersangkutan untuk
lebih jelasnya.
 Standar tahanan/hambatan (spesifikasi) pada konektor unit CDI setiap
merek kendaraan kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang
bersangkutan untuk lebih jelasnya.

8
e) Pemeriksaan Busi
 Periksa endapan/kotoran karbon pada busi. Bila terdapat endapan/kotoran
karbon, bersihkanlah busi dengan mesin pembersih busi atau menggunakan
alat yang lancip.
 Ukurlah celah (gap) busi menggunakan feeler gauge. Bila terdapat celah busi
tidak sesuai spesifikasi, stel celah busi tersebut. Standar celah busi: 0,6 – 0,8
mm

 Macam-Macam Troubelshouting Sistem Pengapian.


a. Baterai rusak
Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik pada sistem pengapian. Untuk
memeriksa tegangan baterai dapat menggunakan multimeter atau avo meter.
Tegangan baterai yang baik adalah tidak kurang dari 12 Volt.
b. Fuse yang terputus
Pastinya semua komponen kelistrikan pada mesin kendaraan dilengkapi dengan fuse
sebagai komponen pengaman pada kelistrikan kendaraan. Ketika pada sistem
kelistrikan terjadi korsleting, maka fuse akan terputus sebagai pengaman. Fuse yang
telah putus tidak dapat digunakan kembali, maka harus dengan mengganti yang
baru.
c. Tidak ada percikan bunga api pada busi
Hal tersebut dapat diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain busi mati/deposit berle
bihan, urutan pengapian salah, platina menutup/membuka terus menerus, koil mati, k
ondensor mati, connector terlepas, kabel putus, dan kontak rusak. Untuk mengatasi b
erbagai hal tersebut adalah dengan mengganti/membersihkan busi, memperbaiki urut
an pengapian, menyetel celah platina/sudut dwell, mengganti koil, mengganti konde
nsor, memasang connector kabel yang terlepas, mengganti kabel yang putus, dan me
ngganti kunci kontak yang rusak.
d. Elektroda busi meleleh
Gejala tersebut disebabkan oleh pemakaian tingkat busi yang terlalu panas, sehingga
diperlukan penggantian busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.
e. Terjadi ledakan di knalpot
Adanya ledakan pada knalpot disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain busi
kotor, platina kotor, saat pengapian terlalu mundur. Untuk mengatasinya maka perlu

9
dilakukan pembersihan/penggantian busi, pembersihan/penggantian pada platina,
dan penyetelah pada saat pengapian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pengapian merupakan elemen penting dari kendaraan,jika pada sistem
pengapian mengalami masalah/kerusakan maka kendaraan tidak bisa dinyalakan.
Maka dari itu sistem pengapian juga memerukan pemeriksaan secara rutin sehingga
tidak terjadi kerusakan dan mesin kendaraan bisa bekerja secara optimal
B. Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.

10
Daftar Pustaka
https://www.johanmekanik.com/2019/11/pemeriksaan-dan-perbaikan-sistem_10.html
https://anothergurupembelajar.blogspot.com/2019/10/pemeriksaan-sistem-
pengapian.html
http://dikasuryaafryandi.blogspot.com/2014/04/trouble-shooting.html

11
LAMPIRAN DOKUMENTASI :

12

Anda mungkin juga menyukai