SISTEM PENGAPIAN
KELAS : IX TKRO 2
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kasih dan karunia-
Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih kurang sempurna karena keterbatasan
pengetahuan dan pikiran. Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diperlukan. Harapan
penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4
B. Landasan Teori..........................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran .........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalamsuatu mesin kendaraan. Tampa adanya sistem pengapian yang baik, maka
lamaditerapkan pada mesin kendaraan, oleh sebab itu diharapkan semua orang
pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
pembangkitan tenaga yang di hasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem
pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan
oleh mesin motor, pada fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem pengapian
tegangan baterai ke kumparan primer dirasakan kurang praktis. Sistem seperti ini
sudah mulai di tinggalkan dan di ganti dengan sistem pengapian CDI (Capasitor
1
pengapian konvensional, lebih praktis dan mampu meningkatkan performa mesin
menjadi 2 jenis, yaitu bertipe AC dan DC. CDI bertipe AC adalah sistem
pengapian elektronik dengan arus listrik berasal dari koil eksitasi, sedangkan
sistem CDI bertipe DC adalah sistem pengapian elektronik dengan arus listrik
berasal dari baterai. Pada CDI bertipe AC, pengapian yang terjadi tidak stabil,
karena arus yang di gunakan oleh sistem pengapian bertipe ini tergantung oleh
putaran mesin (Jama & Wagino. 2008:269). Hal tersebut akan membuat
pengapian yang terjadi pada putaran rendah kurang optimal, sedangkan sistem
arus listrik berasal dari baterai, sehingga pengapian yang terjadi akan lebih stabil
dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Jenis CDI bertipe DC memiliki
bunga api ke dalam ruang bakar pada putaran tertentu dan percikan bunga api
yang di hasilkan pada putaran tinggi relatif kurang stabil. Biasanya CDI pada
motor standart pabrik ini memiliki limiter sekitar 8000 RPM sampai 9000 RPM.
Sehingga apabila motor dipacu pada putaran tinggi melebihi batas dari putaran
yang telah di tentukan oleh CDI, mengakibatkan sepeda motor akan terasa seperti
adalah CDI yang kerjanya yang memiliki batasan limiter lebih tinggi bahkan
mampu melayani kerja mesin hingga 15000 RPM. pencapaian ini lebih tinggi di
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
dalamruangan bakar. &ada dasarnya rangkaian pada sistem pengapian ada dua
Sudut dwel adalah sudut putaran cam distributor pada saat kontak
Sudut dwel yang besar akan membuat koil cepat panas dan akhirnya kemampuan
menurun. Bila sudut dwel terlalu kecil, koil tidak cukup untuk dapat mencapai
Sudut dwel mempunyai hubungan yang sangat erat dengan besar celha
kontak platina. Semakin besar celah kontak platina akan semakin kecil sudut dwel
dan sebaliknya semakin kecil kontak platina akan semakin besar sudut dwel.
Untuk mengetahui besar sudut dwel digunakan ala dwell tester, umumnya dwell
testerdikombinasikan denagan tachometer
4
B. Landasan Teori
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara
dan api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti
ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu
sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem
yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang
Terdapat beberapa cara untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang
Pada saat ini semua mesin sepeda motor menggunakan pengapian listrik tegangan
tinggi, pada pengapian listrik tegangan tinggi, tegangan tinggi sebesar beberapa
5
Sehingga menghasilkan percikan api dan energi percikan api ini digunakan untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar terdapat dua jenis pengapian seperti
dibawah ini :
6
coil dan membakar bahan bakar, dengan kata lain karena magnet menghasilkan
Sistem ini umumya digunakan pada kendaraan kapasitas kecil, sistem ini
untuk mengaktifkan roda daya mesin (engine flywheel) dengan cara ini magnet
berfungsi juga sebagai roda daya maka disebut magnet roda daya (flyheel
magneto)
dengan udara yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang
bakar pembakaran mesin. Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang
sangat tinggi kira-kira sampai 8000 volt yang terjadi karena adanya gap atau celah
dari ujung elektroda busi. Voltase yang sangat tinggi itu harus diisi dari
penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12 volt.
mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar
dantegangan alternator
pembakaran
7
mendistribusikan tegangan tinggi kebeberapa busi dengan urutan yang tepat.
capuranudara dan bahan bakar di dalam silinder. &ada motor bensin, loncatan
bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan
sangatpanas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan
terbakarsecara serentak.
pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar
sangatpanas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan
oleh loncatan bunga apipada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi
pembakaran.
ignition coildan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel
8
tegangan tinggi.Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem
pengapian konvensional.
ketika kontak pemutusmenutup dan kunciontak 01, arus primer dari baterai atau
energi yang tersimpan. ketika suatu saat kontak pemutus membuka maka
distributor menuju salah satu busi. dibawah ini gambaran dasar hubungan
2=?
Nzf
Dimana :
z : jumlah silinder
n : putaran mesin
pada putaran rendah, kontak pemutus menutup dengan waktu luang cukup untuk
9
padakumparan, hal ini menyebabkan berkurangnya energi tegangan tinggi
a. Battery
adalah untuk menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar
kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki di mana
b. Kunci Kontak
Sekring tabung banyak digunakan pada mobil dan motor lawas. Sekring
10
d. Koil
Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai
tegangan listrik yang tinggi. Ignition coil ini memiliki dua jenis kumparan
yang pertama disebut kumparan primer, yang akan menerima arus dari
baterai dan diputus breaker point atau platina. Kumparan kedua atau
dengan tegangan listrik yang lebih besar itu, maka busi dapat
tegangan besar bukan satu- satunya faktor penentu kualitas koil. Koil yang
baik adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik relatif besar
dan stabil pada hampir seluruh putaran mesin. Karena itu setelah
menunjukkan kinerja yang buruk pada putaran (RPM) tinggi. Padahal pada
11
e. Condensator
f. Platina
g. Distributor
Bagian-bagian Distributor :
Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut
antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan
12
Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat
volt sampai 30.000 volt. Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang
i. Busi
coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk
suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan
secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch.
Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang
13
busi. Cara Kerja Busi: Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi
campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel),
dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin
dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar
Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada,
busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat
gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil.
Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau
petir.
14
G. JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan
diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi
dibandingkan sistem lain. Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan
15
Gangguan yang Terjadi Pada Sistem Pengapian Penyebab dan Perbaikanya
1. Arus listrik kurang 1. Ada masalah pada sistem1. Cek dan perbaiki sistem
terminal aki terdapat2. Penigisian terlalu besar 2. Bersihkan kutub terminal
2. Enjin hidup tetapi 1. Busi salah atau cacat 1. Bersihkan, setel celah atau
rotor
3. Kabel sekunder
3. Ganti kabel skunder
rusak
4. Ganti koil
4. Koil rusak
5. Bersihkan konektor
5. Konektor jelek
16
3. Mesin tidak 1. Koil panas atau lemah 1. Ganti koil
6. Mesin terasa 1. Kabel busi terlepas. 1. Pasang kembali busi.
pincang dan tidak 2. Kabel busi putus. 2. Ganti kabel busi.
bocor.
7. Mesin sulit hidup 1. Busi tidak cocok dengan 1. Periksa busi dengan
dan busi basah oleh spesifikasi mobil yang pengukuran vealer gauge,
17
8. Mesin tersendat 1. Busi kotor 1. Bersihkan busi, bila perlu
lama di pakai
rendah.
18
1. Untuk sistem pengapian elektronik dengan kontak pemutus,
0,4 sampai 0.5 mm. Jika penyetel celah kontak pemutus dilakukan
derajat.
Sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal ( pick up) : Pada sistem ini
saat pengapian hanya dapat dikontrol dengan lampu timing. Penyetelannya seperti
19
2. Pemberi sinya jenis Hall
prinsip kerja dari system pengapian konvensional ada dua keadaan yakni
keadaaan waktu kunci kontak ON platina tutup serta aliran arus listrik pada waktu
platina buka.
Pada waktu kunci kontak ON, platina menutup aliran arusnya yaitu seperti
berikut :
Disebabkan aliran listrik pada primer koil, maka inti koil jadi magnet.
—massa
Disebabbkan aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, dapat meloncati
tahanan angin pada elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi serta
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.
ubah.
komponen tersebut.
B. Saran
ada sistem pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup
kendaraan.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
https://rendraaprido.blogspot.com/
https://www.teknik-otomotif.co.id/prinsip-pembangkit-tegangan-tinggi-dan/
https://www.scribd.com/document/349926699/Makalah-Sistem-Pengapian
23