Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM PENGAPIAN

KELAS : IX TKRO 2

NAMA : PRATAMA ANDI NUGRAHA

SMK NEGERI 1 JATIBARANG


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pengapian” dengan baik.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kasih dan karunia-

Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

Penulis sadar bahwa laporan ini masih kurang sempurna karena keterbatasan

pengetahuan dan pikiran. Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, saran

dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diperlukan. Harapan

penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Jatibarang, 08 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................3

C. Tujuan........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Pengertian Sistem Pengapian....................................................................4

B. Landasan Teori..........................................................................................5

C. Jenis – Jenis Peralatan Pengapian..............................................................5

D. Fungsi Sistem Pengapian...........................................................................7

E. Sistem Pengapian Konvensional Platina...................................................8

F. Komponen-Komponen Sistem Pengapian Konvesional...........................10

G. Jenis-Jenis Gangguan Pada Sistem Pengapian Konvensional...................15

H. Sistem Pengapian Elektronik ....................................................................18

I. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional.............................................20

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

A. Kesimpulan................................................................................................21

B. Saran .........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pengapian merupakan salah satu sistem yang sangat berpengaruh

dalamsuatu mesin kendaraan. Tampa adanya sistem pengapian yang baik, maka

mesinkendaraan tidak dapat bekerja optimal.Sistem pengapian pada mesin

kendaraanterdiri dari beberapa tipe, Salah satunya adalah tipe konvensional.

Sistempengapian tipe konvensioanal merupakan sistem pengapian yang sudah

lamaditerapkan pada mesin kendaraan, oleh sebab itu diharapkan semua orang

yangbergelut di bidang otomotif dapat memahami sistem pengapian ini Sistem

pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang

tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam

silinder. Sistem pengapaian mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembangkitan tenaga yang di hasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem

pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran proses

pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan

terganggu sehingga tenaga yang di hasilkan oleh mesin berkurang.

Sistem pengapian sangat berpengaruh pada performa yang akan di hasilkan

oleh mesin motor, pada fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem pengapian

konvensional menggunakan platina untuk memutus dan menghubungkan

tegangan baterai ke kumparan primer dirasakan kurang praktis. Sistem seperti ini

sudah mulai di tinggalkan dan di ganti dengan sistem pengapian CDI (Capasitor

Discharge Ignition) memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan sistem

1
pengapian konvensional, lebih praktis dan mampu meningkatkan performa mesin

dan irit bahan bakar.

Menurut sumber arus yang digunakan, sistem pengapian CDI dibedakan

menjadi 2 jenis, yaitu bertipe AC dan DC. CDI bertipe AC adalah sistem

pengapian elektronik dengan arus listrik berasal dari koil eksitasi, sedangkan

sistem CDI bertipe DC adalah sistem pengapian elektronik dengan arus listrik

berasal dari baterai. Pada CDI bertipe AC, pengapian yang terjadi tidak stabil,

karena arus yang di gunakan oleh sistem pengapian bertipe ini tergantung oleh

putaran mesin (Jama & Wagino. 2008:269). Hal tersebut akan membuat

pengapian yang terjadi pada putaran rendah kurang optimal, sedangkan sistem

pengapian CDI bertipe DC adalah sistem pengapian elektronik dengan sumber

arus listrik berasal dari baterai, sehingga pengapian yang terjadi akan lebih stabil

dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Jenis CDI bertipe DC memiliki

bermacam-macam tipe, seperti limiter, unlimiter, hyperband, dualband dll.

CDI limiter merupakan CDI yang memiliki batasan dalam memercikkan

bunga api ke dalam ruang bakar pada putaran tertentu dan percikan bunga api

yang di hasilkan pada putaran tinggi relatif kurang stabil. Biasanya CDI pada

motor standart pabrik ini memiliki limiter sekitar 8000 RPM sampai 9000 RPM.

Sehingga apabila motor dipacu pada putaran tinggi melebihi batas dari putaran

yang telah di tentukan oleh CDI, mengakibatkan sepeda motor akan terasa seperti

tersendat-sendat dan performanya menurun. Sedangkan untuk CDI unlimiter

adalah CDI yang kerjanya yang memiliki batasan limiter lebih tinggi bahkan

mampu melayani kerja mesin hingga 15000 RPM. pencapaian ini lebih tinggi di

banding CDI limiter yang hanya sekitar 9000 RPM.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Sistem Pengapian ?

2. Apa Landasan Teori ?

3. Apa Jenis – Jenis Peralatan Pengapian ?

4. Apa Saja Fungsi Sistem Pengapian ?

5. Apa Saja Sistem Pengapian Konvensional Platina ?

6. Apa Saja Komponen-Komponen Sistem Pengapian Konvesional ?

7. Apa Saja Jenis-Jenis Gangguan Pada Sistem Pengapian Konvensional ?

8. Apa itu Sistem Pengapian Elektronik ?

9. Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Sistem Pengapian

2. Mengetahui Landasan Teori

3. Mengetahui Jenis – Jenis Peralatan Pengapian

4. Mengetahui Fungsi Sistem Pengapian

5. Mengetahui Sistem Pengapian Konvensional Platina

6. Mengetahui Komponen-Komponen Sistem Pengapian Konvesional

7. Mengetahui Jenis-Jenis Gangguan Pada Sistem Pengapian Konvensional

8. Mengetahui Sistem Pengapian Elektronik

9. Mengetahui Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENGAPIAN

Sistem pengapian bertujuan untuk mengahasilkan arus listrik bertegangan

tinggiuntuk kebutuhan pembakaran campuran bahan bakar dalam udara

dalamruangan bakar. &ada dasarnya rangkaian pada sistem pengapian ada dua

yaitupengapian primer dan pengapian sekunder.&ada rangkaian primer

sistempengapian mencakupseluruh komponen yang bekerja dengan tegangan

rendah,dari batrai atau alternator, sedangkan rangkaian sekunder bekerja

padatengangan tinggiseperti pada komponen yang ada setelah terminal

outputkoilsampai pada masa busi.

Sudut dwel adalah sudut putaran cam distributor pada saat kontak

platinamenutup sampai kontak platina mulai membuka pada tonjolan cam

berikutnya.Besarnya sudut dwel sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja koil.

Sudut dwel yang besar akan membuat koil cepat panas dan akhirnya kemampuan

menurun. Bila sudut dwel terlalu kecil, koil tidak cukup untuk dapat mencapai

pemagnetanmaksimum, akhirnya eksiensi juga menurun.

Sudut dwel mempunyai hubungan yang sangat erat dengan besar celha

kontak platina. Semakin besar celah kontak platina akan semakin kecil sudut dwel

dan sebaliknya semakin kecil kontak platina akan semakin besar sudut dwel.

Untuk mengetahui besar sudut dwel digunakan ala dwell tester, umumnya dwell

testerdikombinasikan denagan tachometer

4
B. Landasan Teori

Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara

dan api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti

ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu

sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem

yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang

dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni

memercikan bunga api.

C. Jenis – Jenis Peralatan Pengapian

Terdapat beberapa cara untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang

dikompensasikan didalam silinder pada akhir langkah kompresi.

Pada saat ini semua mesin sepeda motor menggunakan pengapian listrik tegangan

tinggi, pada pengapian listrik tegangan tinggi, tegangan tinggi sebesar beberapa

ribu volt atau lebih diberikan pada celah elektroda busi.

5
Sehingga menghasilkan percikan api dan energi percikan api ini digunakan untuk

membakar campuran udara dan bahan bakar terdapat dua jenis pengapian seperti

dibawah ini :

Pengapian magnet (AC ignition)

 Pengapian magnet ( tipe platina )

 Pengapian cdi ( tidak menggunakan platina )

Pengapian battery (DC ignition)

 Pengapian battery (tipe platina)

 Pengapian semi transistor (tipe platina)

 Pengapian full transistor (tidak menggunakan platina)

 Pengapian CDI (tidak menggunakan platina)

Peralatan pengapian magnet roda daya

Magnet disebut juga generator magnet tegangan tinggi yang menggunakan

induksi elektromagnetik untuk menghasilkan arus primer pada kumparan

pengapian (ignition coil). Proses yang terus-menerus ini mengaktifkan ignition

6
coil dan membakar bahan bakar, dengan kata lain karena magnet menghasilkan

pengapian dengan dayanya sendiri, mesin dapat dioperasikan tanpa battery.

Sistem ini umumya digunakan pada kendaraan kapasitas kecil, sistem ini

menggunakan kumparan pembangkit yang tetap (diam) dan magnet (magnet

permanen) berputar untuk menghasilkan energi, inersia bobot magnet digunakan

untuk mengaktifkan roda daya mesin (engine flywheel) dengan cara ini magnet

berfungsi juga sebagai roda daya maka disebut magnet roda daya (flyheel

magneto)

D. FUNGSI SISTEM PENGAPIAN

Untuk menghasilkan panas diperlukan pembakaran campuran bahan bakar

dengan udara yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang

bakar pembakaran mesin. Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang

sangat tinggi kira-kira sampai 8000 volt yang terjadi karena adanya gap atau celah

dari ujung elektroda busi. Voltase yang sangat tinggi itu harus diisi dari

penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12 volt.

Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk

mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar

dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.

 Sebagai switch untuk menghidupkan dan memeriksa mesin,

 dapat bekerja dengan tegangan listrik yang berbeda * tengan baterai

dantegangan alternator

 menghasilkan busur listrik tegangan tinggi pada busi untuk melakukan

pembakaran

7
 mendistribusikan tegangan tinggi kebeberapa busi dengan urutan yang tepat.

 Memastikan saat pengapian tepat beberapa derajat sebelum piston

mencapaititik mati atas pada saat langkah kompresi.

 Mengubah saat pengapian sesuai dengan tingkat perubahan putara

E. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PLATINA

Motor pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan jalan membakar

capuranudara dan bahan bakar di dalam silinder. &ada motor bensin, loncatan

bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan

bakar yangtelah di kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada

motor dieseludara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi

sangatpanas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan

terbakarsecara serentak.

pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar

yangtelah di kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada motor

dieseludara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi

sangatpanas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan

terbakarsecara serentak.-arena pada motor bensin proses pembakaran di mulai

oleh loncatan bunga apipada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi

menghasilkan loncatanbunga api pada busi, untuk beberapa metode diperlukan

untuk menghasilkanarus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses

pembakaran.

Sistem pengapian (ignition system) pada automobile berfungsi untuk

menaikkantegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan

ignition coildan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel

8
tegangan tinggi.Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem

pengapian baterai padamotor bensin yang masih menggunakan platina untuk

memutus hubungkan arusprimer koil, yang nantinya bertujuan untuk

menghasilkan induksi tegangan tinggipada kumparan skunder yang akan

disalurkan ke masing masing busi. Banyak kendaraan masih menggunakan

pengapian konvensional.

ketika kontak pemutusmenutup dan kunciontak 01, arus primer dari baterai atau

alternator mengalir melalui kumparan primer menghasilkan medan magnetebagai

energi yang tersimpan. ketika suatu saat kontak pemutus membuka maka

kemagnetan ilang seketika dan tegangan tinggi terinduksi pada kumparan

ekunder. Tegangan inidialirkan melalui kabel tegangan tinggi danebuah

distributor menuju salah satu busi. dibawah ini gambaran dasar hubungan

kecepatan putar mesin tak dengan jumlah pembakaranalam setiap menitnya.

2=?

Nzf

Dimana :

f : rata-rata timbulnya api

z : jumlah silinder

n : putaran mesin

pada putaran rendah, kontak pemutus menutup dengan waktu luang cukup untuk

menyimpan energi potensial yang penuh, tetapi pada putaran tinggi

lamanyakontak menutup (sudut dwell) semakin pendek waktunya sehingga

pemutusanarus primer terjadi sebelum energi potensial maksimum tersimpan

9
padakumparan, hal ini menyebabkan berkurangnya energi tegangan tinggi

darisekunder koil. pada pengapian konvensional pemajuan pengapiannya

secaramekanik dengan menggunakan bobot pemaju dan membrane/diafragma,

dimanasemakin tinggi putaran mesin bobot sentrifugal memajukan saat

pengapiansemakin maju, dan ketika intake manifold berkurang kevakumannya

semakin mundur saat pengapiannya.

F. Komponen-Komponen Sistem Pengapian Konvesional

a. Battery

Sama seperti baterai pada umumnya, baterai di sini fungsi utamanya

adalah untuk menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar

12 volt. Selain untuk sistem pengapian, baterai juga memiliki fungsi

kelistrikan pada bagian lainnya. Contohnya saja untuk suplai listrik

menyalakan klakson, sistem pengisian dan komponen yang membutuhkan

kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki di mana

fungsinya sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.

b. Kunci Kontak

kunci kontak adalah untuk menghubungkan dan memutus arus/tegangan

pada sistem pengapian, dari baterai ke rangkaian primer pengapian. Pada

kunci kontak terdapat beberapa terminal yang berfungsi untuk

menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke komponen pengapian.

c. Sekring tabung ( tube fuse )

Sekring tabung banyak digunakan pada mobil dan motor lawas. Sekring

ini memudahkan pengendara atau mekanik dilihat kondisinya putus atau

tidak, karena kawat pengamannya terbungkus oleh tabung kaca bening.

10
d. Koil

Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai

yang tadinya hanya 12 volt. Daya bisa dinaikan 10 KV bahkan lebih,

seperti yang dijelaskan bahwa untuk menciptakan percikan api dibutuhkan

tegangan listrik yang tinggi. Ignition coil ini memiliki dua jenis kumparan

yang masing-masing dililitkan pada bagian inti besi. Di mana kumparan

yang pertama disebut kumparan primer, yang akan menerima arus dari

baterai dan diputus breaker point atau platina. Kumparan kedua atau

kumparan sekunder ini nantinya akan menciptakan induksi

elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina sehingga bisa

membangkitkan tegangan sampai 10 KV bahkan lebih. Kumparan primer

biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0

mm bahkan lebih besar dan gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan

sekunder lebih kecil dan jumlah gulungannya lebih banyak. Tentu saja,

dengan tegangan listrik yang lebih besar itu, maka busi dapat

menghasilkan pijaran api yang juga lebih besar. Hasilnya adalah

pembakaran yang lebih sempurna.Namun yang harus diingat adalah,

tegangan besar bukan satu- satunya faktor penentu kualitas koil. Koil yang

baik adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik relatif besar

dan stabil pada hampir seluruh putaran mesin. Karena itu setelah

menghasilkan tegangan maksimal pada putaran mesin tertentu, kurva tidak

boleh menukik terlalu tajam. Kurva yang menukik terlalu banyak,

menunjukkan kinerja yang buruk pada putaran (RPM) tinggi. Padahal pada

RPM tinggi justru dibutuhkan pembakaran yang baik.

11
e. Condensator

Pada sistem pengapian, fungsi kondensor adalah untuk menyerap loncatan

bunga api pada breaker point di platina.

f. Platina

Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk

memutuskan arus listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition

coil. Tujuannya agar ignition coil mampu menciptakan tegangan listrik

yang lebih tinggi dari baterai.

g. Distributor

Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen

di mana fungsi utamanya adalah untuk mendistribusikan tegangan listrik

yang sudah dibangkitkan ignition coil ke setiap silinder. Berikut ini

macam-macam bagian dari distributor.

Bagian-bagian Distributor :

 Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut

crankshaft (poros engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.

 Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang

mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan

arus tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi

magnet listrik (electromagnetic induction).

 Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi

antara breaker point (pada platina) pada saat membuka dengan tujuan

untuk menaikan tegangan coil sekunder.

12
 Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat

pengapian sesuai putaran mesin.

 Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai

dengan beban mesin (vacum intake manifold).

 Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di

hasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.

 Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan

tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.

h. Kabel tegangan tinggi

Komponen dari sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk

mengalirkan arus dengan tegangan sangat tinggi ke busi dari ignition coil.

induksi sekunder koil ke busi. Tegangan yang dialirkan sebesar 15.000

volt sampai 30.000 volt. Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang

diisolasi dengan karet silikon, karena arus yang mengalir tegangannya

sangat tinggi maka isolatornya sangat tebal.

i. Busi

busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah

menciptakan percikan bunga api dari elektroda yang sudah didapatkan

melalui kabel tegangan tinggi. elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat

elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition

coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk

suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan

secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch.

Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang

13
busi. Cara Kerja Busi: Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi

mesin dengan percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan

campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel),

yang tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai

terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi). Busi

tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh

koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian

menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi

dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin

dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar

beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah.

Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada,

gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat

insulator, berubah menjadi konduktor.Setelah ini terjadi, arus elektron

dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan

busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat

gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil.

Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau

petir.

14
G. JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN

KONVENSIONAL

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan

proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan

diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.

Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi

dibandingkan sistem lain. Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan

pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan

cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.

15
Gangguan yang Terjadi Pada Sistem Pengapian Penyebab dan Perbaikanya

Keadaan Kemungkinan Penyebab Pemerikasaan/Perbaikan

1.      Arus listrik kurang 1.      Ada masalah pada sistem1.      Cek dan perbaiki sistem

lancar, pada kutub pengisian pengisisan

terminal aki terdapat2.      Penigisian terlalu besar 2.      Bersihkan kutub terminal

oksidasi berwarna (over charging) aki dengan cara

putih 3.      Kurang perawatan menyiramkan air panas

pada kedua kutub terminal

sampai oksidasi hilang

2.      Enjin hidup tetapi 1.      Busi salah atau cacat 1.      Bersihkan, setel celah atau

tersendat-sendat 2.      Tutup distributor atau ganti

rotor cacat. 2.      Ganti tutup distributor dan

rotor
3. Kabel sekunder
3.      Ganti kabel skunder
rusak
4.      Ganti koil
4. Koil rusak
5.      Bersihkan konektor
5. Konektor jelek

6. Kebocoran pada 6. Periksa tutup, rotor,

kabel busi kabel sekunder

7. Sistem bahan 7.      Rujuk pada servis sistem

bakar rusak bahan bakar

16
3.      Mesin tidak 1.      Koil panas atau lemah 1.      Ganti koil

bertenaga dan suara 2.      Jika dalam keadaan

mesin terasa kasar darurat, kompres koil

dengan kain basah, dan

biarkan sampai koil dingin,

lalu hidupkan mesin.

4.      Platina; Mesin tiba-1.      Pegas platina patah karena


1.      Ganti platina.

tiba mati dan tidak sudah digunakan terlalu

dapat dihidupkan. lama.

5.      CDI; Mesin tiba-tiba


1.      CDI rusak 1.      Ganti CDI

mati 2.      CDI jebol

6.      Mesin terasa 1.      Kabel busi terlepas. 1.      Pasang kembali busi.

pincang dan tidak 2.      Kabel busi putus. 2.      Ganti kabel busi.

bertenaga 3.      Isolasi kabel busi robek


3.      Jika darurat, gunakan

atau rusak. isolasi listrik dan lilitkan

pada kabel busi yang

bocor.

7.      Mesin sulit hidup 1.      Busi tidak cocok dengan 1.      Periksa busi dengan

dan busi basah oleh spesifikasi mobil yang pengukuran vealer gauge,

bensin. digunakan . rapatkan celah busi dengan

2.      Busi mati sehingga tidak elktroda busi dengan

terjadi loncatan bunga api. ukuran  0.80-0.90

2.      Ganti busi

17
8.      Mesin tersendat 1.      Busi kotor 1.      Bersihkan busi, bila perlu

2.      Busi sudah tua/sudah di ganti

lama di pakai

H. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

sistem pengapian elektronik mempunyai efisiensi yang lebih besar bila

dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian ini

menggunakan komponen elektronik seperti transistor, dioda, resistor dan kapasitor

untuk memperbesar efisiensi sistem penyalaan. Sistem pengapian elektronik juga

dikenal dengan sistem pengapian transistor.

a. Sistem pengapian elektronik ada beberapa macam, antara lain:

1. CCTI ( Contact Controlled Transistor Ignition)

2. MCTI ( Magnetically Controlled Transistor Ignintion )

3. CDI (Capasitor Discharge Ignition)

4. IRLISPARK ( Infra Red Light Ignition System)

5. PEI ( Pointless Electronic Ignition)

6. AIS ( Amplifier Type Ignition System)

Dibandingkan dengan pengapian konvensional, pengapian sistem elektronik

mempunyai banyak kelebihan. Pengapian konvensional mempunyai beberapa

kekurangan, antara lain :

1. Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan koil pada putaran

rendah.

2. Perubahaan saat pengapian cepat sekali

 Pemeriksaan dan perawatan

18
1. Untuk sistem pengapian elektronik dengan kontak pemutus,

periksa celah kontak pemutus dengan fuller gauge atau pengetes

dwel. Periksa keadaan kontak pemutus dan menutupnya kontak

pemutus. Permukaan kontak pemutus yang kotor harus segera

dibersihkan dengan ampelas. Besar celah kontak pemutus antara

0,4 sampai 0.5 mm. Jika penyetel celah kontak pemutus dilakukan

dengan pengetes dwel, besarnya sudut dwel untuk motor 4 silinder

biasanya 50 - 60 derajat. Untuk motor 6 silinder biasanya 38 - 42

derajat.

2. Untuk sistem pengapian dengan kontak pemutus, periksa dan setel

saat pengapian dengan lampu timing.

3. Untuk sistem pengapian dengan komputer tidak perlu dilakukan

penyetelan karena sistem ini memang tidak dapat disetel.

Pemeriksaan dilakukan terhadap kabel - kabel tegangan tinggi dan

keadaan elektroda busi.

4. Untuk sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal. periksa

saat pengapian dengan lampu timing. Penyetelan saat pengapian

seperti pada sistem konvensional. Besarnya sudut dwel diatur

secara otomatis oleh unit kontrol dan tidak disetel.

Sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal ( pick up) : Pada sistem ini

saat pengapian hanya dapat dikontrol dengan lampu timing. Penyetelannya seperti

pada sistem pengapian konvensional.

 Macam - macam pemberi sinyal :

1. Pemberi sinyal jenis induktif

19
2. Pemberi sinya jenis Hall

I. CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

prinsip kerja dari system pengapian konvensional ada dua keadaan yakni

keadaaan waktu kunci kontak ON platina tutup serta aliran arus listrik pada waktu

platina buka.

Pada waktu kunci kontak ON, platina menutup aliran arusnya yaitu seperti

berikut :

Baterai -- kunci kontak – primer koil – platina – massa

Disebabkan aliran listrik pada primer koil, maka inti koil jadi magnet.

Waktu platina membuka

Skunder koil—kabel tegangan tinggi—tutup distributor—rotor—kabel busi—busi

—massa

Disebabbkan aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, dapat meloncati

tahanan angin pada elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi serta

menyebabkan percikan bunga api

20
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai

komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian

rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api.

2. Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk

mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan

bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan berubah-

ubah.

3. Kompenen-komponen system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci

kontak, koil, distributor, platina, kabel busi dan busi.

4. Kerusakan yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-

komponen tersebut.

B.     Saran

Sistem pengapian sangatlah penting di setiap  kendaraan karena jika tidak

ada sistem pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup

(berjalan). Karena ada 3 yang mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan

bakar,api dan udara.

Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini

perkembangannya sangat pesat di bandingkan dengan sistem yang lain pada

kendaraan.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

https://rendraaprido.blogspot.com/

https://www.teknik-otomotif.co.id/prinsip-pembangkit-tegangan-tinggi-dan/

https://www.scribd.com/document/349926699/Makalah-Sistem-Pengapian

23

Anda mungkin juga menyukai