Anda di halaman 1dari 39

SISTEM PENGISIAN DAN SISTEM STATER

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Teknologi Otomotif Dasar

Yang dibina oleh Pak M.Imron, M.Pd

Oleh
Paryono (23112001400103)

Adi Irfani (23112001400081)

Rifqy Irsandi Ardiansyah (23112001400079)

IKIP PGRI KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIKPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN


VOKASIONAL TEKNOLOGI OTOMOTIF
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “SISTEM PENGISIAN
DAN SISTEM STATER” Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Pak M.Imron, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teknologi Otomotif
Dasar yang telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menulis dan
menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah


pengetahuan tentang karakteristik pebelajar. Penulis menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi pembaca. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.

Samarinda, 21 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….…..............

DAFTAR ISI………………………………………………………...................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …..........…………………………....................................

B. Rumusan Masalah …......... .............………………..................................

C. Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.SISTEM PENGISIAN...........................................................................
B.SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK POINT
C.SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR.........................
D.PENGERTIAN SYSTEM STARTER.................................................
E.PRINSIP DASAR KERJA MOTOR STARTER.................................
F.FUNGSI SYSTEM STARTER............................................................
G.KONSTRUKSI DAN CARA KERJA MOTOR STATER................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi yang menyebabkan kesibukan manusia


semakin bertambah. Kondisi tersebut mengakibatkan pemakaian kendaraan
khususnya mobil semakin tinggi penggunaannya. Kondisi ini menuntut mobil untuk
selalu bisa dioperasikan setiap saat.

Sistem pengisian adalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada mobil yang menggunakan mesin berbahan
bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peranan yang lebih besar untuk
menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
sistem pengapian. Sistem pengisian bekerja dengan mensuplai kembali arus yang
telah digunakan selama mobil bekerja. Bila sistem pengisian tidak bekerja, maka hal
ini akan mengakibatkan kesulitan bagi pengendara. Kesulitan yang bisa terjadi antara
lain mesin tidak dapat distart, bahkan mesin tidak dapat hidup. Sistem pengisian
dalam kinerja sebuah mesin mempunyai peranan yang sangat penting maka
diperlukan perawatan dan pengetahuan tentang trouble shooting dan perbaikan
sistem pengisian untuk menjamin kerja sistem dan kerja mesin.

Suatu mesin tidak dapat mulai hidup(start) dengan sendirinya, maka dari itu
mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan
membantu untuk menghidupkan mesin.Hal itulah yang menyebabkan keharusan
adanya sistem starter pada kendaraan mobil. Mobil pada umumnya menggunakan
motor listrik yang digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi
pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel,
sehingga ring gear berputar( begitu juga dengan poros engkol ).
Pada zaman dahulu sebelum motor starter ditemukan untuk menghidupkan
kendaraan, dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros engkol, selain itu
ada juga motor starter yang meggunakan energy listrik namun masih sangat
kuno,seiring perkembangan zaman kini telah banyak ditemukan motor starter yang
lebih modern dan tentunya lebih baik

Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud sistem pengisian
2.apa yang dimaksud sistem stater

3
3.Bagaimana cara kerja sistem stater
4.Bagaimana terjadinya proses pengisian

Tujuan Penulisan
1.Mengetahui sistem stater
2.Mengetahui fungsi dari komponen sistem stater
3.Mengetahui sistem pengisian
4.Mengetahui terjadinya sistem pengisian

BAB II

PEMBAHASAN

A.SISTEM PENGISIAN

Sistem pengisian merupakan bagian dari sistem kelistrikan yang terdapat pada
kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor, dimana sistem ini mensuplay
kebutuhan listrik pada kendaraan. Seperti diketahui bahwa pada sebuah kendaraan
terdapat sebuah komponen yang berfungsi menyimpan arus listrik yaitu baterai. Jika
baterai digunakan secara terus menerus maka lama-kelamaan tenaga listrik di
dalamnya akan habis karena baterai memiliki nilai kapasitas berapa tegangan
listrik yang bisa disimpan di dalamnya, oleh sebab itu diperlukan sebuah sistem
yang dapat mengisi tegangan listrik di dalam baterai kembali.

Fungsi

 Mengisi arus listrik ke baterai.


 Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistikan kendaraan saat mesin
hidup.

ALTERNATOR

4
1. Ignition switch (kunsci kontak)
2. Battery
3. Alternator
4. Voltage regulator
Konstruksi Alternator

Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

1. Pulley
2. Cooling fan
3. Drive end frame
4. Stator core
5. Stator coil
6. Brush (sikat)
7. Brush holder
8. Rectifire
9. Rear end frame
10. Rotor coil
11. Rotor core

5
Rotor

Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.


1. Rotor coil
2. Rotor core
3. Slip ring
4. Rotor shaft

Stator

Stator berfungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak-balik (AC).

1. Stator coil
2. Stator core

Pulley

Pulley berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk


memutarkan rotor.

End Frame

End frame berfngsi untuk pemegang bagian-bagian alternator. Pada end


frame terdapat lubang ventilasi ntuk tempat mengalirnya udara pendngin.

6
Rectifier
Rectifire berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC. Rectifire terdiri
dari 3 dioda positif dan 3 dioda negatif yang ditanamkan pada dioda holder.
Dioda holder berfunngsi untuk meradiasikan panas dan mencegah dioda
panas.

REGULATOR

Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bevariasi tergantung dari kecepatan


putaran dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi
untuk menjaga tegangan output alternator agar tetap kostan.

7
Regulator tipe kontak point

Regulator kontak point terdiri dari :

- Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator


agar tetap kostan.
- Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan
menghubungkan arus ke voltage regulator.

Cara Kerja

Kecepatan rendah ke sedang

Saat kecepatan rendah arus yang dihasilkan alternator masih kecil sehingga
yang mengalir ke voltage regulator juga masih kecil, sehingga kemagnetan pada
voltage regulator (M) belum mampu menarik P0. Arus yang mengalir ke rotor coil
(F) melalui P1 > P0.

8
Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, sehingga
yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemagnetan pada voltage
regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1. Arus yang mengalir ke rotor
coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang dihasilkan alternator menjadi turun
dan menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator (M) turun dan P0 kembali
berhubungan dengan P1.

Kecepatan Sedang ke Tinggi

Saat kecepatan sedang, posisi P0 adalah mengambang. Dengan naiknya


putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus yang mengalir ke
voltage regulator besar, dan kemagnetan pada voltage regulator mampu menarik P0
berhubungan dengan P2. Arus yang mengalir ke rotor coil (F) menjadi terputus.

B.SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK POINT

9
Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :

1. Kunci kontak
2. Fuse (sekering)
3. CHG lamp
4. Voltage regulator
5. Socket Voltage regulator
6. Alternator
7. Terminal B
8. Fusible link

Cara Kerja

Kunci kontak ON mesin belum berputar.

Saat kunci kontak ON mesin belum berputar pada stator coil belum ada tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :

Battery - KS - fuse - IG regulator - a - P1 - F regulator - F alternator - rotor coil - E


alternator - massa. (arus eld) Rotor coil menjadi magnet.

Battery - KS - charge lamp - L regulator - P2 - c - E regulator - massa. (arus lampu


charge). Lampu charge menyala.

10
Mesin Hidup Putaran Rendah

Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan netral)


-Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
-Voltage regulator menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1

B alternator - KS - fuse - IG regulator - a - P1 - F regulator - F alternator - rotor coil -


E alternator - massa. (arus eld)
-Rotor coil menjadi magnet
B alternator - beban - massa (arus output)

11
Mesin Hidup Putaran Sedang

Saat mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa. (tegangan


netral)
- Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
- Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak
berhubungan dengan b.

B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - F regulator - F alternator - rotor


coil - E alternator - massa. (arus eld)
- Rotor coil menjadi magnet (kecil).
B alternator -- beban - massa (arus output)

12
Mesin Hidup Putaran Tinggi

Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :

N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) - E regulator - massa.(tegangan netral)


- Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga
menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)

B alternator - B regulator - d - P2 - C1 (voltage regulator) - E regulator - massa.


(tegangan output)
- Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.

B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - P1 - b - E regulator - massa. (tidak


ada arus eld)
- Rotor coil tidak menjadi magnet.
B alternator - beban - massa (arus output)

C.SISTEM PENGISIAN DENGAN IC REGULATOR

Altenator dengan menggunakan IC regulator memiliki beberapa keuunggulan


yaitu tahan terhadap getaran dan tahan lama, tegangan output lebih stabil, tahanan
kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.

13
IC Regulator

Keuntungan :

- Waktu pengaturan tegangan lebih pendek


- Lebih tahan terhadap getaran
- Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).

Kekurangan :

- Harganya mahal
- Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.

Ada dua cara pemasangan IC regulator :

- Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.


- Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator.

Prinsip Kerja IC Regulator

Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah

Tegangan output belum dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “O”.Tegangan


output mengalir ke ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 “On”. Arus yang mengalir
ke rotor coil melalui B - rotor coil - F - Tr1 (On) - E (massa).

14
Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi

Tegangan output sudah dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “On” dan Tr1 “O”. Dan
arus yang ke rotor coil terputus.
D.PENGERTIAN SYSTEM STARTER

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada suatu kendaraan yang berfungsi untuk
memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya.
Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat
bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada
ruang bakar.

E.PRINSIP DASAR KERJA MOTOR STARTER

Elektromagnetik

Sebagaimana dijelaskan dalam dasar-dasar kelistrikan, bahwa bila sebuah


konduktor dialiri arus listrik, maka disekitarnya timbul medan magnit.

15
Gambar 1. Kaedah sekrup ulir kanan

Adapun arah medan magnet dihasilkan tergantung dari arah arus listrik yang
mengalir.

Gambar 1. dijelaskan bahwa dengan mengalirnya arus listrik yang sesuai dengan
arah tanda panah, maka akan dapat menimbulkan medan magnet yang arahnya sama
dengan arah putaran jarum jam (kekanan).Dan selanjutnya gejala seperti ini disebut
dengan kaedah sekrup ulir kanan atau kaedah ibu jari kanan Fleming.

Gambar 2. Kaedah ibu jari kanan Fleming

Apabila konduktor dipegang dengan tangan kanan maka ibu jari akan menunjukkan
arah arus listrik yang mengalir, sedangkan garis-garis gaya magnet sesuai dengan
keempat jari lainnya. Selanjutnya arah arus yang menjauhi dan mendekati
digambarkan dalam simbol kelistrikan sebagai lingkaran dan didalamnya ada tanda
dan • seperti terlihat pada gambar 1 dan 2.

16
1. Gaya Elektromagnetik

Gambar 3. Arah gerak dari konduktor

Pada gambar 3 dijelaskan, apabila sebuah konduktor diletakkan diantara dua kutub
(N - S) dan konduktor tersebut dialiri arus listrik, maka disekeliling konduktor akan
terbentuk garis gaya magnet yang saling berpotongan dengan garis gaya magnet
pada kutub N dan S dan menyebabkan garis gaya magnet bertambah dibagian bawah
penghantar dan bertakurang di bagian atas penghantar. Akibatnya penghantar akan
memperoleh gaya yang cenderung mendorong ke atas. Gerakan penghantar tersebut
dapat ditentukan dengan menggunakan kaedah tangan kiri "Fleming", (lihat gbr. 3).

Catatan :

Kekuatan gaya elektromagnetik (F) sebanding dengan kerapatan (densitas) magnetic


flux (B), arus (I) yang mengalir pada penghantar (konduktor) dan panjang
penghantar (L) yang dinyatakan :

F=BxIxL B= Densitas magnetic flux

I = Besarnya arus yang mengalir pada penghantar

L = Panjang Penghantar

17
Gambar 4. Kekuatan gaya elektromagnetik

Dengan kata lain, gaya elektromagnetik akan lebih besar dan medan magnetnya
makin kuat, bila arus listrik yang mengalir pada penghantar besar.

Sebuah konduktor/kawat penghantar yang berbentuk "U" bila dialiri arus listrik
maka akan menghasilkan medan magnet yang arahnya berbeda. Untuk konduktor
yang arah arusnya menjauhi kita arah medan magnet yang ditimbulkan akan searah
jarum jam. Sedangkan sebaliknya untuk konduktor yang arah arusnya mendekati kita
• , akan menghasilkan arah medan magnet berlawanan jarum jam.

Kemudian konduktor tersebut diletakkan diantara kutub magnet utara dan selatan,
seperti ditunjukkan gambar 5, maka timbul kombinasi garis-garis gaya magnet.
Akibatnya didaerah "kutub N" akan timbul tenaga ke atas dan di "kutub S" akan
timbul tenaga ke bawah sehingga menimbulkan momen puntir.

Gambar 5. Gerakan Konduktor

F.FUNGSI SYSTEM STARTER

18
Sistem starter berfuungsi untuk memberikan gerakan awal pada engine atau
memutarkan poros engkkol sehinggs engine dapat hidup.

System starter tebagi atas 2 macam, Yaitu :

1. System starter mekanik

Sistem ini menggunakan engkol pemutar untuk pemutaran poros engkol. Ujung
engkol pemutar yang mempunyai nok menggerakkan poros engkol lewat pully yang
ujungnya berlubang serong. Orang yang memutarkan engkol berada pada bagian
depan kendaraan. System starter jenis ini sudah jarang digunakan lagi

2. System starter dengan motor listrik

Sistem starter ini menggunakan motor listrik untuk menggerakkan poros engkol.
Motor listrik dipasang pada bagian belakang blok silinder. Dewasa ini system starter
jenis motor listrik yang digunakan pada mobil-mobil dan truk-truk kecil ada 2 tipe
yaitu :

a. Motor stater tipe biasa

b. Motor stater tipe reduksi

G.KONSTRUKSI DAN CARA KERJA MOTOR STATER

1. Konstruksi Motor Stater Tipe Biasa

Motor starter tipe ini, terdiri dari sebuah magnetic switch (solenoid), motor elektrik,
drive lever, pinion gear, starter clutch (kopling) dan lain-lain seperti terlihat
pada gambar 6. Pinion gear ditempatkan satu poros dengan armature dan berputar
dengan kecepatan yang sama.

Drive lever yang dihubungkan dengan plunger magnetic switch mendorong plunger
berkaitan dengan ring gear.

19
Gambar 6. Konstruksi tipe biasa

Berikut ini nama komponen beserta fungsinya :

a. Magnetic Switch(Selenoid)

Magnetic switch terdiri dari hold-in coil dan pull-in coil. Ini dioperasikan oleh gaya
magnet yang dibangkitkan didalam kumparan dan mempunyai dua fungsi sebagai
berikut:

Mendorong pinion gear sehingga berkaitan dengan ring gear bekerja sebagai main
switch atau relay yang memungkinkan arus yang besar dari batere mengalir ke motor
starter.

Gambar 7. Magnetic Switch


20
b. Yoke dan Pole Core

Gambar 8. Yoke dan pole core

Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole
core yang diikatkan dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil
dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil saat dialiri listrik.

c. Field Coil

Pada starter biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat
core.

Gambar 9. Field Coil

Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud memungkinkan


mengalirnya arus listrik yang cukup besar. Field coil berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet.

21
d. Armature

Gambar 10. Armature and shaft

Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot- slot,
poros, komutator serta kumparan armature. Berfungsi untuk merubah energi listrik
menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.

e. Brush atau Sikat

Gambar 11. Brush terangkai

Brush terbuat dari tembaga lunak, dan carbon yang berfungsi untuk meneruskan arus
listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator.
Umumnya starter mempunyai empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua :

1) Dua buah disebut dengan sikat positif

2) Dua buah disebut dengan sikat negative

22
f. Armature Brake

Gambar 12. Armature Brake terangkai

Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas


dari perkaitan dengan roda penerus.

a. Drive Lever

23
Gambar 13. Drive lever

Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan
roda penerus dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus pada
saat engine sudah hidup.

b. Starter Clutch dan Pinion Gear

Gambar 14. Starter clutch and pinion gear

Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft
kepada roda penerus (ring gear), sehingga dapat berputar. Starter clutch juga
berfungsi sebagai pengaman dari armature coil jika roda penerus cenderung
memutarkan pinion gear.

1) Cara kerja Motor Starter Tipe Biasa

a) Kunci kontak pada posisi START

24
Gambar

15. Pada
saat
starter
switch

START

Jika

Hold on Ground

Batere Ignition Terminal


Switch 50/St
Pull in Terminal
starter switch diputar
C/M
ke posisi Start, maka
arus dari: Armature

Fiel Coil

Ground

Pada saat hold-in dan pull-in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama,
karena arah arus yang mengalir sama. Akibatnya plunger akan bergerak ke arah main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear. Karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu

25
masih relatif kecil maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan
pinion dan ring gear menjadi lembut. Pada saat ini kontak plate/plunger belum
menutup main switch.

b) Pada saat pinion berkaitan penuh dengan ring gear

Gambar 16. Pada saat pinion berkaitan penuh

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate/ plunger akan
mulai menutup main switch. Pada saat ini arus mengalir sebagai berikut :

Diterminal C/'M ada arus, maka arus dari pull-in coil tidak dapat mengalir, tetapi
kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold-in coil saja. Bersamaan dengan itu arus
yang besar akan mengalir dari :

26
Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan
untuk memutarkan ring gear.

Jika mesin sudah hidup, ring gear akan memutarkan atmature meialui pinion. Untuk
menghindari kerusakan pada starter, maka kopling akan
membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

c) Pada saat switch ke posisi ON

Gambar 17. Saat starter switch pada posisi ON

Sesudah starter switch ke ON, main switch dalam keadaan belum bebas dari kontak
ptate, maka alran arus sebagal berikut :

27
Karena arus pull-in coil dan hold-in berlawanan maka arah gaya magnet yang
dihasilkan juga berlawanan sehingga keduanya saling menghilangkan gaya
magnetnya, hal ini mengakibatkan kekuatan return spring mengembalikan kontak
plate ke posisi semula. Dengan demikian drive lever menarik starter clutch dan
pinion gear terlepas dari perkaitan dengan ring gear.

2. Konstruksi Motor Starter Tipe Reduksi

Motor starter tipe reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan lebih cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan idle
gear tersebut, gaya rotasi dari armature diperlambat sampai sepertiga putaran agar
dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear. Motor starter
tipe ini menghasilkan momen yang lebih besar, dengan ukuran dan berat yang sama
bila dibandingkan dengan tipe konvensional.

Gambar 18. Konstruksi tipe reduksi

28
Berikut ini komponen motor starter tipe reduksi :

a. Motor dan Reduction Gear.

Motor dan reduction gear terdiri dari armature idle gear dan clutch gear seperti
ditunjukkan pada gambar 19. Putaran armature dipindahkan ke drive pinion melalui
idle gear dan clutch gear sehingga putarannya berkurang sampai seperempat setelah
melalui mekanisme clutch.

Gambar 19 Motor dan reduction gear

b. Kopling Starter(Starter Clutch)

Seperti halnya pada starter tipe biasa, pada starter reduksipun dilengkapi dengan
starter clutch. Untuk motor starter tipe reduksi ini, dipergunakan starter clutch seperti
berikut:

Gambar 20. Starter clutch reduksi

29
Starter clutch terdiri dari pinion shaft yang perpindahannya jadi satu dengan pinion,
spline tube yang disesuaikan terhadap clutch bagian dalam, clutch cover untuk
menutup clutch outer, clutch roller dan clutch gear. Clutch roller adalah jenis outer
roller, dan cara kerjanya adalah pergerakan dari magnetic switch menyebabkan
plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft, yang mana putarannya
menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah tanda panah).

Oleh karena screw spline mendorong terhadap pinion shaft, pinion akan maju,
sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Yang berfungsi untuk mencegah
kerusakan gigi-gigi dari roda gigi pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi
karena kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar
antara pinion dan ring gear. Drive spring dilengkapi dengan pinion. Fungsi drive
spring adalah sebagai berikut :

Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft supaya
hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah gigi-gigi dari
kerusakan.

Dengan pengajuan dari pinion shaft, pinion diputar oleh putaran torque dari screw
spline dan menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya
tidak berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak
utama magnetic switch. Armature akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan
berkaitan dengan ring gear. Untuk jelasnya dapat dilihat cara kerjanya pada, gambar
20.

c. Cara Kerja Starter Clutch

Seperti ditunjukkan pada gambar 21, bahwa mekanisme clutch roller adalah jenis
outer roller. Bila starter bekerja, roller-roller akan meluncur ke dalam outer dan
mengunci bagian outer dan inner bersama-sama dan memindahkan momen puntir
(torque) dari outer (clutch gear) ke inner (spline tube).

30
Gambar 21a. Saat starter bekerja

Sebaliknya, apabila mesin mulai hidup dan ring gear mulai memutar pinion, bagian
inner yang berhubungan dengan pinion shaft dan screw spline akan berputar lebih
cepat dibanding bagian luar (outer). Kemudian seperti pada gambar 21b, roller-roller
akan menekan pegas-pegas (springs) dan kembali ke posisi semula.

Akibatnya inner akan bebas dari outer sehingga dapat mencegah armature berputar
berlebihan (over running).

Gambar21 b. Saat mesin sudah hidup

d. Sakelar Magnet

31
(a)

(b)

(c)

Gambar 22. Sakelar Magnet

32
Sakelar magnet terdiri dari rumah, tutup solenoid, pull-in coil untuk menarik plunger
dan hold-in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk mendorong pinion
keluar dari main kontak untuk mensuplai arus dari batere ke motor.

Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunger seperti terlihat pada
gambar 22b. Tapi waktu yang bersamaan plunger menekan pegas (spring 1). Kontak
plate dan plunger merupakan satu kesatuan. Jadi apabila starter switch pada posisi
STAR, plunger tertarik ke dalam dan plunger shaft mendorong clutch pinion shaft ke
luar, akibatnya armature berputar dan selanjutnya pinion akan berkaitan dengan ring
gear secara sempurna.

Pada gambar 22c, menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang didalam plunger
yang fungsinya sama seperti drive spring seperti uraian didepan.

1) Cara Kerja Motor Starter Tipe Reduksi

a) Kunci kontak pada posisi "START"

Bila kunci kontak diputar pada posisi start, arus listrik mengalir dari batere melalui
terminal 50 (St) ke hold-in dan pull-in coil. Arus mengalir lewat pull-in coil,
kemudian terus ke field coil dan armature coil melalui terminal C (M). Pada saat ini
motor berputar pada kecepatan rendah dan saat yang sama pull-in dan hold-in coil
menghasilkan gaya magnet dengan arah yang sama dan menekan plunger ke kiri
melawan riturn spring. Pinion gear kemudian bergeser ke kiri sampai berhubungan
dengan ring gear. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini menyebabkan pinion
gear dan ring gear berhubungan dengan lembut.

Gambar 23. Kunci kontak saat start Aliran arusnya

33
b) Pinion dan Ring Gear Berhubungan

Dengan terbentuknya gaya magnet pada magnetic switch menyebabkan plunger dan
alur spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan penuh dengan ring
gear, kontak plate menutup main switch (terminal 30 dan C).

Akibat hubungan ini maka arus yang masuk ke motor cukup besar sehingga motor
berputar dengan momen yang lebih besar pula. Pada saat yang sama, tegangan pada
kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus yang mengalir
melalui kumparan ini. Plunger kemudian ditahan pada posisinya hanya dengan gaya
magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.

34
Gambar 24. Pinion dan ring berhubungan

Aliran arusnya

Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi OFF dari posisi START, maka arus yang
mengalir ke hold-in coil akan terputus sehingga plunger akan kembali ke posisi
semula, akibat dari dorongan pegas plunger. Dengan demikian kontak utama (Main
Contact) akan terbuka dan arus yang mengalir ke field coil akan terputus, dan

35
armatur akan berhenti berputar. Berhentinya armature ini dibantu dengan pengaruh
pengereman dari - gesekan antara brush (sikat) dan Commutator. Motor starter tipe
ini tidak memerlukan mekanisme brake seperti yang digunakan pada motor starter
tipe konvensional karena motor starter tipe reduksi mempunyai gaya inertia.
Armature lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe konvensional.

Gambar 25. Kunci kontak pada posisi “OFF”

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Pengisian adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
dan bekerja untuk menghasilkan arus listrik yang didapat dari putaran rotor, yang
kemudian arus tersebut digunakan untuk menyuplai arus pada baterai dan semua
sistem kelistrikan kendaraan saat mesin hidup sehingga baterai dapat tetap terisi
penuh.
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi

36
untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya.
Dimana prinsip dasar kerja motor starter dengan menggunakan metode
elektromagnetik dan gaya elektromagnetik.

Sistem starter terbagi atas 2 kategori, yaiutu :

1. System Starter Mekanik

2. System Starter Dengan Motor Listrik

37
DAFTAR PUSTAKA

http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html

www.teknik-otomotif.com/2017/04/komponen-sistem-pengisian-dan-fungsinya.html
http://riastypurwandari.blogspot.co.id/2014/05/sistem-starter.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Starter_(engine)

https://novrizalbinmuslim23.files.wordpress.com/2012/10/modul-perbaikan-sistem-
starter.pdf

Engine Group Toyota Step 2, PT. Toyota Astra Motor

Electrical Group Toyota Step 2, PT. Toyota Astra Motor

Pedoman Reparasi Mesin seri K, PT. Toyota Astra Motor, 1996

Automotive Mechanics volume 2 Edisi ke V, 1995,

Pedoman untuk mencari sumber kerusakan, merawat dan menjalankan kendaraan


bermotor, WIRANTO ARISMUNANDAR OKSMU HIRAO.

38

Anda mungkin juga menyukai