Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH SISTEM KELISTRIKAN ALAT BERAT

MAKALAH TENTANG CHARGING SYSTEM

DISUSUN OLEH :

Muhammad Rafli

2 TM 1

912019073

1
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah Charging system ini tepat
pada waktunya, dan rasa terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Sistem kelistrikan alat berat merupakan matakuliah program studi teknik teknik
mesin alat berat, salah satu materinya yang diberikan ialah Charging system. Makalah
Charging system ini dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan belajar
untuk mahasiswa jurusan teknik mesin alat berat untuk menjadi seorang engineer yang
ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang
disusun secara ringkas dan sistematis.

Kami menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan


sistematis, merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian puladalam teknik
penulisan dan tata bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Dari kesadaran tersebut, kami sangat mengharapkan saran, kritik maupun


masukan dari pembaca dan pemakai makalah ini, guna penyempurnaan pada masa
mendatang.

Penghargaan yang setinggi-tinginya kami sampaikan kepada semua pihak yang


telah membantu tersusunnya makalah ini. SemogaTuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik
kita.

2
DAFTAR ISI

TUGAS MATA KULIAH SISTEM KELISTRIKAN ALAT BERAT.............................................................1


KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1. Latar Belakang.....................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................6
PANEL SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM).........................................................................6
1.Prinsip Generator Arus Bolak–balik (AC).............................................................................6
2. Sistem Pengisian dengan Type Konvensional......................................................................9
3. Sistem Pengisian dengan type IC Regulator.......................................................................11
4. Cara Kerja Sistem Pengisian Konvensional.......................................................................12
5. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing type altenator............................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada suatu kendaraan (mobil) sumber tenaga yang berupa arus listrik

diperoleh dari baterai dimana kapasitas baterai sangatlah terbatas, bila pada mobil

hanya mengandalkan baterai saja sebagai sumber listrik, akibatnya hanya dalam

beberapa jam saja arus baterai akan habis. Untuk itu pada mobil dilengkapi

dengan pembangkit tenaga listrik AC yang biasa disebut Altenator.

Penggunaan Alternator dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar

dari pada dinamo karena Altenator adalah generator listrik 3 phase yang

dilengkapi dengan rectifier untuk mensuplai tenaga listrik DC dan biasanya terdiri

dari generator 3 phase dan rectifier. Alternator mempunyai beberapa keunggulan

diantaranya, arus yang dibangkitkan oleh Alternator lebih mampu mencukupi


kebutuhan listrik untuk menggerakkan peralatan tambahan yang sekarang ini
banyak digunakan pada mobil, umur penggunaan sikat lebih panjang, dan pada
saat putaran tanpa beban Alternator akan tetap mengisi baterai. Walaupun mobil
yang digunakan tidak berjalan tetapi mesin dalam keadaan hidup, sistem pengisian
akan tetap bekerja dengan baik.
Sistem kelistrikan pada mobil diantaranya sistem stater untuk
menghidupkan mesin, sistem pengapian, sistem pengisian, dan perlengkapan
listrik lainnya. Menurut Daryanto (1999 : 334) sistem pegisian akan mengisi
baterai selama kendaraan berjalan atau mesin berputar supaya baterai terisi penuh

4
untuk memberikan arus yang cukup pada bagian-bagian kelistrikan selama mesin
bekerja.
Baterai hanya dapat diisi oleh arus DC, untuk merubah arus AC menjadi
DC digunakan retifier atau dioda yang biasanya di pasang pada bagian dalam
Alternator. Mengingat kegunaan dari baterai yang mempunyai fungsi yaitu
menyuplai arus listrik pada kendaraan tersebut tentu akan menyebabkan turunnya
kemampuan atau tegangan baterai. Hal ini akan mempengaruhi kinerja sistem
kelistrikan yang ada pada kendaraan. Oleh karena itu sistem kendaraan harus
mempunyai sistem pengisian yang baik agar baterai selalu dalam kondisi terisi
penuh.
Sistem pengisian pada mobil mempunyai peranan yang sangat penting,
untuk itu kondisinya harus diperhatikan. Kondisi sistemnya harus dalam keadaan
baik guna mendukung kelangsungan hidup suatu mesin. Hal-hal yang mendasari
penulis memilih judul Panel Sistem Pengisian (Charging System) type
konvensional dan IC Regulator adalah sebagai berikut:
Untuk mengkaji lebih dalam tentang Sistem Pengisian Konvensional dan IC
Regulator.
Sistem pengisian merupakan salah satu dari sistem kelistrikan vital pada
mobil perlu dipahami cara kerja dan aliran arus listrik.
Untuk memudahkan penganalisaan dan memperbaiki kerusakan pada sistem
pengisian pada type Konvensional dan IC Regulator.

5
BAB II
PANEL SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

1.Prinsip Generator Arus Bolak–balik (AC)

Untuk menghasilkan arus searah, arus bolak–balik juga bisa diubah

menjadi arus searah dengan rectifier (dioda). Altenator mobil menggunakan

kumparan pembalut (stator coil), bertujuan untuk mendinginkan altenator yang

panas karena aliran arus dalam kumparan yang dibangkitkan dengan volume

tinggi secara terus menerus.

Prinsip kerja pembangkit arus bolak-balik (AC) dapat dilihat pada

gambar 2 yaitu gambar point (1) rotor mulai berputar dari 0º sampai 180º pada

porosnya dan menghasilkan tegangan yang positif (+). Gambar point (2)

menunjukkan saat stator tidak menghasilkan arus dan tegangan listrik (lampu

padam) dan gambar point (3) rotor bergerak terus pada putaran 180º sampai 360º

pada saat tegangan yang dihasilkan adalah negatif (-), kemudian seterusnya

terjadi proses seperti yang pertama.

Gambar 1. Prinsip Kerja Generator Arus Bolak balik

6
Komponen kelistrikan pada mobil menggunakan tegangan 12 – 24 volt,

listrik yang dibangkitkan pada saat magnet berputar besarnya tergantung pada

kecepatan magnet, melalui proses elektromagnet semakin cepat kumparan

membangkitkan GGL dan tegangannya berubah – ubah, maka untuk menghindari

tegangan yang berubah – ubah dan diharapkan tegangan tetap di dalam kumparan,

dilakukan dengan cara mengganti magnet permanen dengan elektromagnet, yang

garis gaya magnetnya berubah – ubah sesuai dengan putaran altenator.

Elektromagnet mempunyai inti besi dengan kumparan yang dililitkan di

sekelilingnya, saat arus mengalir melalui kumparan, inti besi tersebut menjadi

magnet. Jadi pada saat altenator berputar pada kecepatan rendah, maka arus naik.

Sebaliknya jika altenator berputar pada kecepatan tinggi arus menurun.

Gambar 2. Kumparan Penghasil Elektromagnet

7
Pada mobil sekarang ini umumnya menggunakan altenator dengan arus

bolak-balik tiga phase, pada saat magnet berputar didalam kumparan,

elektromagnet akan dibangkitkan pada ujung kumparan, dan listrik yang terjadi

adalah arus bolak-balik dan jumlah serta arahnya berubah secara periodik,

hubungan antara pembangkit arus dalam kumparan dan posisi dari magnet dapat

dilihat pada gambar. Jumlah terbesar dari arus yang dibangkitkan ketika magnet N

dan S sedang menutupi kumparan tetapi arus mengalir dalam arah berlawanan

setiap setengah dari putaran magnet.

Listrik yang dibentuk dalam sebuah gelombang dalam cara ini disebut

arus bolak-balik satu phase. Perubahan dari 360º dalam grafik menunjukkan satu

siklus dan banyaknya perubahan yang terjadi dalam satu detik disebut frequency.

Gambar 3. Pembangkit dan Grafik Arus AC Satu Phase

Pada kedudukan nomor 1, rotor berada pada posisi tegak lurus terhadap

penghantar sehingga tidak ada perpotongan antara garis gaya magnet dengan

penghantar dan tidak terbangkit tegangan listrik. Rotor terus berputar, garis-garis

8
gaya magnet sudah berpotongan dengan penghantar, sehingga pada posisi pada

nomor 2 kedudukan rotar sudah bergerak 90º dan garis gaya magnet yang paling

kuat memotong penghantar, hasilnya tegangan maksimum akan terbangkit.

Perpindahan dari posisi nomor 2 ke nomor 3, memperkecil garis gaya

magnet yang terpotong sehingga arus induksi melemah dan akhirnya sama sekali

tidak ada. Perpindahan posisi nomor 3 pada posisi nomor 4 sama dengan posisi

nomor 1 dan nomor 2, tetapi kutub magnet sudah berubah posisi sehingga arus

induksi yang dihasilkan arahnya terbalik.

2. Sistem Pengisian dengan Type Konvensional

Baterai (accu) pada mobil berfungsi untuk memberikan tenaga listrik

dalam jumlah yang sesuai kebutuhan listrik pada komponen-komponen listrik

pada mobil seperti motor starter, air conditioner, tape, lampu-lampu besar, power

window, serta berbagai accecories mobil lainya, tetapi kapasitas baterai sangat

terbatas sehingga tidak dapat mensuplai kebutuhan listrik secara terus menerus.

9
Oleh karena itu baterai harus terisi penuh agar dapat mensuplai

kebutuhan listrik setiap saat, sehingga komponen-komponen listrik pada mobil

dapat digunakan sewaktu-waktu, untuk itu pada mobil diperlukan suatu sistem

pengisian (charging system) yang mampu memproduksi listrik secara kontinu

agar baterai selalu terisi penuh.

Sistem pengisian diperlukan untuk mencukupi kebutuhan listrik setiap

waktu pada mobil dengan cara memproduksi arus listrik dan memberikannya ke

baterai agar baterai selalu terisi penuh. Alat yang digunakan untuk menghasilkan

arus listrik bolak balik adalah alternator, padahal baterai membutuhkan arus listrik

searah, maka sebelum dimasukan ke baterai perlu disearahkan dahulu oleh dioda,

sedangkan untuk mengatur tegangan digunakan regulator.

Pada awalnya, sistem pengisian (charging system) pada kendaraan

menggunakan generator DC (direct current) atau arus searah sebagai pembangkit

listriknya, pada masa itu penggunaan generator DC dianggap memadai karena

kebutuhan listrik pada kendaraan relatif sedikit.

Dewasa ini banyak kendaraan dipasang perlengkapan yang

membutuhkan tenaga listrik yang cukup banyak. Dengan kondisi yang seperti itu

ternyata generator DC tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik secara maksimal.

Untuk mengatasi kekurangan ini maka produsen kendaraan tidak menggunakan

generator DC lagi, sebagai penggantinya dipasang generator AC (alternating

current) atau arus bolak-balik yang lazimnya disebut alternator.

Kebanyakan mobil dilengkapi dengan alternator arus bolak-balik, karena

10
arus AC lebih baik dibandingkan dinamo yang menghasilkan arus DC, baik dari

segi konstruksinya maupun dari segi kemampuan memproduksi ataupun

mensuplai tenaga listrik dan ketahanannya. Pada mobil yang dibutuhkan adalah

arus searah, maka arus bolak-balik harus disearahkan.

3. Sistem Pengisian dengan type IC Regulator

Alternator dengan IC Regulator dibuat dengan ukuran yang lebih kecil

dan ringan menggunakan IC Regulator yang kecil sebagai hasil teknologi

semikonduktor. Alternator IC Regulator mempunyai perbedaan sebagai berikut:

(Nippon Denso, Altenator dan Sistem Pengisian : Buku Pedoman Siswa)

a. Dengan memakai IC Regulator arus Rotor bertambah besar (tahanan kumparan

rotor lebih kecil), sehingga tersedia daya keluaran yang lebih besar.

b. Tidak ada perubahan tegangan (lebih stabil) sehingga tidak dibutuhkan

pengkalibrasian. Tanpa ada komponen yang bergerak sehingga tahan getaran dan

lebih tahan lama.

c. Memakai rangkaian kompensasi suhu sehingga tegangan pengaturan lebih

stabil.

IC Regulator merupakan suatu sistem yang akan memutus arus rotor

dengan menggunakan transistor dan dioda zener untuk menggantikan kerja relay

pada regulator type kontak poin.

11
4. Cara Kerja Sistem Pengisian Konvensional

a. Kunci Kontak ON, Mesin Mati.

ila kunci kontak dihidupkan (ON), maka arus field dari baterai akan

mengalir ke rotor dan membangkitkan rotor coil. Pada saat itu juga arus dari baterai
akan mengalir ke lampu indikator dan lampu menyala. Secara keseluruhan

mengalirnya arus listrik sebagai berikut

Gambar. Cara Kerja Intern Pengisian Pada Posisi Mesin Mati

1). Arus yang ke field coil.

Terminal (+) baterai . fusible link . kunci kontak . (IG switch) .

fuse terminal IG regulator . point PL 1 . point PL o . terminal F regulator .

terminal F alternator . brush . slip ring . rotor coil . slip ring . brush .

terminal E alternator . massa body.

Akibatnya rotor terbangkitkan dan timbul kemagnetan yang selanjutnya

arus tersebut disebut arus medan (field current).

12
2). Arus ke lampu indicator

Terminal (+) baterai . fusible link . kunci kontak IG (IG switch) .

fuse . lampu CHG . terminal L regulator . titik kontak Po. titik kontak P1 .

terminal E regulator . massa body.

Akibatnya lampu indicator (lampu CHG) menyala.

5. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing type altenator

Keuntungan yang dimiliki alternator dengan type IC Regulator :

a. Tidak memerlukan penyetelan karena sudah secara otomatis sistem

pengaturan tegangan dilakukan oleh komponen IC Regulator.

b. Dapat mengalirkan arus medan yang lebih besar dibandingkan altenator

dengan regulator type kontak poin.

c. Pemakaian IC Regulator dalam sistem pengaturan tegangan akan membuat

tegangan lebih stabil, daripada menggunakan regulator type kontak poin.

d. Konstruksinya lebih ringkas karena IC Regulator tidak memerlukan

banyak tempat dan cukup hanya dengan diletakkan pada ruang Altenator.

Kerugian yang dimiliki alternator dengan type IC Regulator :

a. Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu yang tidak wajar karena

komponen IC Regulator terdiri dari komponen elektronik yang

kebanyakan rentan terhadap pengaruh suhu dan tegangan yang tidak wajar.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil bahasan yang telah diuraikan dapat ditarik beberapa

kesimpulan :

1. Sistem pengisian berfungsi mengembalikan tegangan baterai agar selalu terisi

penuh setelah digunakan pada sistem – sistem kelistrikan pada mobil.

2. Dalam Altenator type konvensional dan IC Regulator perbedaannya adalah

bentuk pengatur tegangannya yaitu regulatornya.

3. Altenator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang didapatkan dari

mesin menjadi tenaga listrik.

4. Bagian utama dari sebuah altenator adalah sebuah rotor yang membangkitkan

elektromagnetik, stator yang membangkitkan arus listrik dan dioda yang

menyearahkan arus listrik.

B. Saran

Dengan memahami fungsi dan prinsip kerja sistem pengisian maka

untuk dapat memperpanjang umur sistem pengisian pada kendaraan disarankan :

1. . Lakukanlah pemeriksaan pada sistem pengisian secara berkala untuk jangka

waktu 3 bulan atau setelah kendaraan menempuh jarak tertentu.

2. Analisis dahulu pada sistem pengisian sebelum melakukan perbaikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Toyota Astra Motor, 1996, New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota

Astra Motor

 Toyota Training Manual Step 2, 1994, Fundamentals Of Electricity, Jakarta :


PT.

Toyota Astra Motor

 Toyota Astra Motor, 1995, Step 2 Engine Group. Jakarta : PT. Toyota Astra

Motor

 Nippon Denso. Altenator dan Sistem Pengisian : Buku Pedoman Siswa


 Daryanto 1999, Reparasi Sistem Kelistrikan Mobil : PT. Bumi Aksara.

15
16
1
1

17

Anda mungkin juga menyukai