Penyusun :
Nugroho Brianto
Pada hari ini selasa tanggal 24 bulan april tahun 2019 Bahan Ajar Mata Kuliah Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan Program Studi pendidikan Teknik Otomotif Universitas Nrgeri
Semarang telah diverifikasi oleh Koordinator Program Studi Dwi Wijarnako, S.P.d, ST, MT.
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah bahan ajar / modul ini terselesaikan tepat
waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa
tertantang untuk mewujudkan bahan ajar / modul ini sebagai bagian untuk mempertahankan slogan
pribadi banyak memberi banyak menerima. Bahan ajar / modul ini ditulis sebagai sumber belajar dan
aspek pendukung untuk kelancaran Proses Belajar Mengajar di Universitas Negeri Semarang
khususnya pada Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif. Dalam isinya membahas dua standar
kompetensi di mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan yaitu menerapkan cara merawat
sistem pengisian dan merawat secara berkala sistem pengisian. Terselesaikannya penulisan bahan ajar
/ modul ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak di Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membantu. Meskipun
telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa buku ini masih
mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan.
Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.
Nugroho Brianto
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
Kompetensi Dasar
3.4. Menerapkan cara perawatan sistem pengisian
3.4. Merawat secara berkala sistem pengisian
Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
a. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
A. Deskripsi Singkat
Sistem pengisian adaalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada kendraan yang menggunakan mesin berbahan
bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peraanaan yang lebih besar untuk
menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
sistem pengapian.
Sedangkan fungsi perawatan berkala yaitukegiatan perawatan yang dilakukan
terjadwal dalam suatu kurun waktu yang relatif cukup lama atau setelah melewati
beberap kali melakukan perawaatan rutin.
Perawatan sistem pengisian merupakan sebuah tindakan terjadwal untuk
mempertahankan kualitas sitem pengisian sesuai spesifikasi dengggan harapan tidak
ada masalah saat kendaraaan digunakan karena selalu terpantau melalui perawatan
berkala.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
a. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
b. Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.
c. Menjelaskan prinsip kerja sistem pengisian.
d. Menjelaskan cara merawat sisitem pengisian dengan santun.
e. Menentukan cara merawat system pengisian dengan teliti.
f. Melakukan perawatan berkala system pengisian dengan teliti dan penuh rasa
tanggung jawab.
C. Materi
1. Komponen-Komponen Sitem Pengisin
Komponen-Komponen Utama Sistem Pengisian
Galvanometer
Penghantar
Bearing
3 9
2
8
6
Bearing
Spacer 4&
10&1
1
Spacer
1
Gambar 1.5 komponen alternator
4 5 1. Pulley
3 6
2. Cooling fan
7
3. Drive end frame
2
4. Stator core
5. Stator coil
8 6. Brush (sikat)
9 7. Brush holder
8. Rectifier
1 9. Rear end frame
1
10. Rotor coil
1
11. Rotor core
Gambar 1.6 komponen alternator dalam rangkaian
ROTOR
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
2 1
3
1. STATOR
Stator berfungsi untuk membangkit-kan arus
2
1 listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1. Stator coil
2. Stator core
Gambar 1.8 stator
2. PULLEY, Pulley berfungsi untuk menerima te-naga mekanis dari mesin untuk me-
mutarkan rotor.
Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan out-put
alternator tetap konstan.
Uraian
Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator tetap konstan.
Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-hubungkan arus ke
voltage regulator.
Pegas
Armature
Core
N
High speed
F contact
B
IG Moveable contact
L
Low speed
E contact
Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-hingga
yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan pada voltage
regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang
dihasilkan alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada voltage
regulator (M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.
6 5 4
8
1 2
Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami
gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul
beberapa akibat, seperti:
1. Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan
mesin tidak dapat distarter.
2. Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
3. Usai pemakaian baterai lebih pendek.
1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt
dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
D. Kesimpulan
Penerapan peraawatan sistem pengisian menjadi sangat penting mengingat
fungsi-fungsi vital pada mesin agar kondisi mesin selalu daalam kondisi yang prima
saat digunakan, penerapan sistem pengisian sangat penting memperhatikan prosedur
kerja saat perawatan.
E. Latihan Soal
1. jelaskan dengan gambar fungsi magnet pada alternator pada sistem pengisian!
2. jelaskan dengn gambar fungsi, konsep dan cara kerja dari regulator!
3. gambarkan simbol-simbol komponen yang terdapat pada siste pengisian!
BAB II
MERAWAT BERKALA SISTEM PENGISIAN
A. Sistem Pengisian
Sistem pengisian adaalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada kendraan yang menggunakan mesin berbahan
bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peraanaan yang lebih besar untuk
menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
sistem pengapian.
Sedangkan fungsi perawatan berkala yaitukegiatan perawatan yang dilakukan
terjadwal dalam suatu kurun waktu yang relatif cukup lama atau setelah melewati
beberap kali melakukan perawaatan rutin.
Perawatan sistem pengisian merupakan sebuah tindakan terjadwal untuk
mempertahankan kualitas sitem pengisian sesuai spesifikasi dengggan harapan tidak
ada masalah saat kendaraaan digunakan karena selalu terpantau melalui perawatan
berkala.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
g. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
h. Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.
i. Menjelaskan cara merawat sisitem pengisian dengan santun.
j. Menentukan cara merawat system pengisian dengan teliti.
k. Melakukan perawatan berkala system pengisian dengan teliti dan penuh rasa
tanggung jawab.
C. Materi
Perawatan sistem pengisian meliputi bebeapa hal antara lain:
1. Perawatan baterai
A. MERAWAT BATERAI
Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang
penting, baik saat mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik
akan memberikan beberapa manfaat seperti:
Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika
bateri kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter
sehingga kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa distarter.
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal,
yaitu:
1. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang
dibutuhkan untuk starter.
2. Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi
pengosongan sendiri.
3. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan
di baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self
discharger. Besarnya self discharger ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai.
Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30
derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.
Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
2. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan
elektrolit. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus
menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung logam.
3. Bahan aktif baterai.
4. Temperatur elektrolit baterai.
1. Cairan elektrolit menguap, Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada
baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap sehingga jumlah
elektrolit berkurang. Jumlah elektrolit yang baik adalah diantara tanda batas Upper
Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai
cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit
saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Untuk menambah
jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan
nama Air Accu.
2. Over Charging, Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh
overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan
setel arus pengisian.
3. Baterai retak, Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang,
selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat
korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.
Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu
merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan
asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu
menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi
baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat
jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi hasil
pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit baterai
tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.
Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis
elektrolit. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui
kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100-
1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:
B. PEMERIKSAAN V BELT
Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator.
Apabila tegangan V belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga
kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya out put alternator kurang.
Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau
perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia,
diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V belt menjadi pecah. apabila kerusakan
pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus pada saat kondisi
mesin hidup.
Untuk jenis v belt juga harus memeriksa pemasangannya terhadap pully. Pemeriksaan
Belt tipe multi V. Besar difleksi untuk belt lama sebesar 7-8 mm, sedangkan belt baru 5-7
mm dengan tegangan belt 45-55 kg untuk belt baru dan 20-35 kg untuk belt lama.
3. Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000 rpm.
4. Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus kurang dari 10 A dan
tegangan: 13,8-14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari 10 A dan
tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan tegangan tipe M: 13,9-15,1
volt.
1. Pasang Volt meter yaitu menghubungkan clem positif pada terminal positif baterai dan
clem negatif pada terminal negatif baterai.
2. Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif baterai.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil dari pemeriksaan arus
serta tegangan kurang dari spesifikasi, maka lakukan langkah berikut:
Jika hasil pemeriksaan arus dan tegangan menunjukan sistem pengisian tidak berfungsi,
yaitu tidak ada arus pengisian maka:
Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B menggunakan
kabel jumper, dengan langkah ini jika arus pengisian normal maka kemungkinan yang
rusak adalah regulator, fuse atau kabel regulator lepas. Bila tidak ada arus pengisian
kemungkinan alternator yang rusak maka harus dioverhaul.
Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak ada arus
pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator menggunakan kawat
atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal maka kemungkinan yang rusak
adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada pengisian kemungkinan yang rusak adalah
alternatornya dan harus dioverhaul.
D. Rangkuman
1. perawatan baterai
Dalam perawaatan sistem pengisian sangan ditekankan ketelittian dan kurun waktu
yang berkala untuk pemeriksaannya, karena sistem pengisian merupakan salah satu
sistem vital di dalam kendaraan, jika ada gangguan pada sistem pengisian maka akan
mendapat perlakuan langsung dari tindakan perawatan berkala, namus saat tidak ada
perawatan dan terjdi masalah maka akan sangan meropotkan pengendara karena bisa jdi
kendaraan tidak dapat di start karena baterai tidak ada arusnya.
E. Latihan Soal