Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR/MODUL

PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN


SISTEM PENGISIAN
MAHASISWA SEMESTER 5

Kompetensi Dasar Menerapkan Cara Perawatan Sistem Pengisian


Dan Merawat Secara Berkala Sistem Pengisian

Penyusun :
Nugroho Brianto

Universitas Negeri Semarang


2019
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini selasa tanggal 24 bulan april tahun 2019 Bahan Ajar Mata Kuliah Pemeliharaan
Kelistrikan Kendaraan Ringan Program Studi pendidikan Teknik Otomotif Universitas Nrgeri
Semarang telah diverifikasi oleh Koordinator Program Studi Dwi Wijarnako, S.P.d, ST, MT.

Semarang, 24 April 2019


Ketua Program Studi Penulis

Dwi Wijarnako, S.P.d, ST, MT. Nugroho Brianto


NIP. - NIP. -
PRAKATA

Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah bahan ajar / modul ini terselesaikan tepat
waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa
tertantang untuk mewujudkan bahan ajar / modul ini sebagai bagian untuk mempertahankan slogan
pribadi banyak memberi banyak menerima. Bahan ajar / modul ini ditulis sebagai sumber belajar dan
aspek pendukung untuk kelancaran Proses Belajar Mengajar di Universitas Negeri Semarang
khususnya pada Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif. Dalam isinya membahas dua standar
kompetensi di mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan yaitu menerapkan cara merawat
sistem pengisian dan merawat secara berkala sistem pengisian. Terselesaikannya penulisan bahan ajar
/ modul ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak di Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membantu. Meskipun
telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa buku ini masih
mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan.
Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.

Semarang, April 2019


Penulis

Nugroho Brianto
DESKRIPSI MATA PELAJARAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
KI (3): Memahami, menerapkan, menganalisis, dan Mendiagnosis pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI (4): Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan dan menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Menampilkan kinerja mandiri dengan
pengawasan langsung atasan berdasarkan mutu dan kuantitas terukur sesuai standar
kompetensi kerja dan dapat diberi tugas membimbing orang lain.

Kompetensi Dasar
3.4. Menerapkan cara perawatan sistem pengisian
3.4. Merawat secara berkala sistem pengisian

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
3.4.2 Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.
3.4.3 Menjelaskan prinsip kerja sistem pengisian.
3.4.4 Menjelaskan cara merawat sistem pengisian.
3.4.5 Menentukan cara merawat system pengisian.
3.4.6 Melakukan perawatan berkala sistem pengisian.
3.4.7 Mengontrol hasil perawatan sistem pengisin.

Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
a. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.

b. Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.


c. Menjelaskan prinsip kerja sistem pengisian.
d. Menjelaskan cara merawat sisitem pengisian dengan santun.
e. Menentukan cara merawat system pengisian dengan teliti.
f. Melakukan perawatan berkala system pengisian dengan teliti dan penuh rasa tanggung
jawab.
g. Mengontrol hasil perawatan system pengisian dengan teliti dan penuh rasa tanggung
jawab.
DAFTAR ISI

Verifikasi Bahan Ajar ii


Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi vi
BAB I MENERAPKAN CARA PERAWATAN SISTEM PENGISIAN 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Materi 1
1. Komponen-komponen system pengisian. 1
2. Prinsip kerja sistem pengisian. 2
3. Fungsi dari tiap komponen-komponen system pengisian. 5
4. Cara merawat sistem pengisian. 16
D. Rangkuman 18
E. Latihan Soal 20
BAB II MERAWAT BERKALA SISTEM PENGISIAN 22
A. Deskripsi Singkat 22
B. Tujuan Pembelajaran 22
C. Materi 22
1. Prosedur dan teknik pemeriksaan berkala sistem pengisian. 24
2. Teknik perawatan Komponen system pengisian.
3. Prosedur pengecekan hasil perawatan system pengisian. 25
D. Rangkuman 26
E. Latihan Soal 27
Daftar Pustaka 29
BAB I
MENERPKAN PERAWATAN ISITEM PENGISIAN

A. Deskripsi Singkat
Sistem pengisian adaalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada kendraan yang menggunakan mesin berbahan
bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peraanaan yang lebih besar untuk
menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
sistem pengapian.
Sedangkan fungsi perawatan berkala yaitukegiatan perawatan yang dilakukan
terjadwal dalam suatu kurun waktu yang relatif cukup lama atau setelah melewati
beberap kali melakukan perawaatan rutin.
Perawatan sistem pengisian merupakan sebuah tindakan terjadwal untuk
mempertahankan kualitas sitem pengisian sesuai spesifikasi dengggan harapan tidak
ada masalah saat kendaraaan digunakan karena selalu terpantau melalui perawatan
berkala.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
a. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
b. Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.
c. Menjelaskan prinsip kerja sistem pengisian.
d. Menjelaskan cara merawat sisitem pengisian dengan santun.
e. Menentukan cara merawat system pengisian dengan teliti.
f. Melakukan perawatan berkala system pengisian dengan teliti dan penuh rasa
tanggung jawab.
C. Materi
1. Komponen-Komponen Sitem Pengisin
Komponen-Komponen Utama Sistem Pengisian

Gambar 1.1 skema sistem pengisian


Bagian-bagian :
1. Ignition switch (kunci kontak)
2. Battery
3. Alternator
4. Voltage regulator
2. Prinsip Kerja Sistem Pengisian
a. HUKUM FARADAY
Hukum Faraday berbunyi :
Bila sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-bul
arus induksi pada konduktor terse-but.

Galvanometer

Penghantar

ilustrasi hukum Faraday


b. PRINSIP GENERATOR

Generator membangkitkan arus listrik


dengan cara memutarkan kumparan di
dalam medan mag-net.
(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra
Mobil,1998,hal. 7)
Gambar 1.3 prinsip kerja generator
c. PRINSIP ALTERNATOR
 Magnet Berputar Dalam Kumparan
Rotor
Stator coil Alternator membangkitkan arus listrik
dengan cara memutarkan magnet listrik
(rotor coil) didalam kumparan (stator
coil).
Gambar 1.4 prinsip alternator
3. Fungsi Komponen Sistem Pengisian
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Bearing

3 9
2
8
6
Bearing
Spacer 4&
10&1
1

Spacer
1
Gambar 1.5 komponen alternator

4 5 1. Pulley
3 6
2. Cooling fan
7
3. Drive end frame
2
4. Stator core
5. Stator coil
8 6. Brush (sikat)

9 7. Brush holder
8. Rectifier
1 9. Rear end frame
1
10. Rotor coil
1
11. Rotor core
Gambar 1.6 komponen alternator dalam rangkaian
ROTOR
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
2 1
3

Rotor terdiri dari :


1. Rotor coil
4 2. Rotor core
3. Slip ring
Gambar 1.7 rotor 4. Rotor shaft

1. STATOR
Stator berfungsi untuk membangkit-kan arus
2
1 listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1. Stator coil
2. Stator core
Gambar 1.8 stator
2. PULLEY, Pulley berfungsi untuk menerima te-naga mekanis dari mesin untuk me-
mutarkan rotor.

Gambar 1.9 pulley Rasio pulley alternator terhadap pulley mesin


adalah 1,8 – 2,2 : 1.

3. END FRAME, End frame berfungsi untuk pemegang bagian-bagian alternator.


Drive end frame Air flow
Rear end frame

Pada end frame terdapat lubang venti-


lasi untuk tempat mengalirnya udara
pendingin.

Gambar 1.10 end frame


4. RECTIFIER
Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC

Rectifier terdiri dari 3 dioda positif, 3 dioda


negatif, dan diode holder.
Diode holder berfungsi untuk mera-diasikan
panas dan mencegah dioda panas.

Gambar 1.11 rectifier


4. Regulator
URAIAN
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan
putaran dan banyaknya beban.

Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan out-put
alternator tetap konstan.

skema rangkaian regulator

REGULATOR TIPE KONTAK POINT

 Uraian

Regulator tipe kontak point terdiri dari :

 Voltage regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator tetap konstan.
 Voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-hubungkan arus ke
voltage regulator.

Pegas

Armature
Core

N
High speed
F contact

B
IG Moveable contact
L
Low speed
E contact

Gambar 1.13 regulator kontak point


 Cara Kerja

 Kecepatan Rendah ke Sedang


Saat kecepatan rendah arus yang
dihasilkan alternator masih kecil
Po
sehingga yang mengalir ke voltage
regulator juga masih ke-cil, sehingga
kemagnetan pada voltage regulator (M)
Gambar 1.14 regulator pada belum mampu menarik P0.
kecepatan rendah
Arus yang mengalir ke rotor coil (F)
melalui P1  P0

Saat kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik, se-hingga
yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga kemag-netan pada voltage
regulator (M) sudah mampu menarik P0 lepas dari P1.

Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan (R), sehingga arus yang
dihasilkan alternator menjadi turun dan menyebabkan kemagnetan pada voltage
regulator (M) turun dan P0 kembali berhubungan dengan P1.

Kecepatan Sedang ke Tinggi


Saat kecepatan sedang, posisi P0 adalah
mengambang.

Gambar 1.15 kecepatan sedang


Dengan naiknya putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus yang
mengalir ke voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da voltage regulator mampu
menarik P0 berhubungan dengan P2

Arus yang mengalir ke rotor coil (F) menjadi terputus.

(Pengisian,Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998,hal. 12-14)

5. Sistem Pengisian Dengan Regulator Tipe Kontak Point


URAIAN

6 5 4
8

1 2

Gambar 1.16 rangkaian sistem pengisian


Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :

1. Kunci kontak 5. Socket Voltage regulator


2. Fuse (sekering) 6. Alternator
3. CHG lamp 7. Terminal B
4. Voltage regulator 8. Fusible link

4. Cara Merawat Sistem Pengisian

Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami
gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul
beberapa akibat, seperti:

1. Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan
mesin tidak dapat distarter.
2. Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
3. Usai pemakaian baterai lebih pendek.

Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt
dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.

D. Kesimpulan
Penerapan peraawatan sistem pengisian menjadi sangat penting mengingat
fungsi-fungsi vital pada mesin agar kondisi mesin selalu daalam kondisi yang prima
saat digunakan, penerapan sistem pengisian sangat penting memperhatikan prosedur
kerja saat perawatan.
E. Latihan Soal
1. jelaskan dengan gambar fungsi magnet pada alternator pada sistem pengisian!
2. jelaskan dengn gambar fungsi, konsep dan cara kerja dari regulator!
3. gambarkan simbol-simbol komponen yang terdapat pada siste pengisian!
BAB II
MERAWAT BERKALA SISTEM PENGISIAN

A. Sistem Pengisian
Sistem pengisian adaalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada kendraan yang menggunakan mesin berbahan
bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peraanaan yang lebih besar untuk
menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
sistem pengapian.
Sedangkan fungsi perawatan berkala yaitukegiatan perawatan yang dilakukan
terjadwal dalam suatu kurun waktu yang relatif cukup lama atau setelah melewati
beberap kali melakukan perawaatan rutin.
Perawatan sistem pengisian merupakan sebuah tindakan terjadwal untuk
mempertahankan kualitas sitem pengisian sesuai spesifikasi dengggan harapan tidak
ada masalah saat kendaraaan digunakan karena selalu terpantau melalui perawatan
berkala.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
g. Menjelaskan komponen-komponen sistem pengisian.
h. Menjelaskan fungsi dari tiap komponen-komponen sistem pengisian.
i. Menjelaskan cara merawat sisitem pengisian dengan santun.
j. Menentukan cara merawat system pengisian dengan teliti.
k. Melakukan perawatan berkala system pengisian dengan teliti dan penuh rasa
tanggung jawab.
C. Materi
Perawatan sistem pengisian meliputi bebeapa hal antara lain:

1. Perawatan baterai

2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt


dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.

3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.

A. MERAWAT BATERAI
Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang
penting, baik saat mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik
akan memberikan beberapa manfaat seperti:

1. Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai, Kekurangan


elektrolit terjadi karena saat proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan.
Jika elektrolit pada baterai kurang maka menyebabkan baterai menjadi panas, terjadi
kristalisasi pada sel-sel baterai, dan bahan aktif pada sel baterai lepas. Jika bahan aktif
baterai lepas menyebabkan efektifitas baterai menurun dan bahan aktif sel yang lepas
akan jatuh di dasar kotak atau terselip di antara sel sehingga baterai dapat terjadi
pengosongan sendiri (self discharge).
2. Terminal baterai menjadi awet, Kerusakan yang terjadi pada terminal baterai biasanya
adalah korosi. Korosi disebabkan oleh uap dari elektrolit dan panas akibat terminal
kendur.

Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika
bateri kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter
sehingga kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa distarter.
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal,
yaitu:

1. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang
dibutuhkan untuk starter.
2. Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi
pengosongan sendiri.
3. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.

Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan
di baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self
discharger. Besarnya self discharger ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai.
Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30
derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.

Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:

1. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
2. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan
elektrolit. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus
menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung logam.
3. Bahan aktif baterai.
4. Temperatur elektrolit baterai.

Grafik pengaruh temperatur dan bahan aktif terhadap pengosongan sendiri


a. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM MERAWAT BATERAI

Perawatan baterai meliputi dua hal, yaitu:

 Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain.


 Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit.

- Membersihkan terminal baterai


Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi,
bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan
tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal
tersebut maka terminal harus dibersihkan. Pembersihan terminal baterai dilakukan dengan
cara:
1. Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai.
2. Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau
mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau
terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker
khusus.

Melepas terminal Baterai

3. Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus.

Membersihkan terminal Baterai


4. Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan
kencangkan baut pengikatnya.
5. Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter.
Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip
dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus
tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada terminal
baterai.

Memeriksa Tahanan terminal Baterai

- Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit


Dalam pemeriksaan elektrolit ada dua hal yang dilakukan yaitu: pemeriksaan jumlah
elektrolit dan berat jenis elektrolit.
Jumlah elektrolit di dalam baterai dapat berkurang karena beberapa hal, seperti:

1. Cairan elektrolit menguap, Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada
baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap sehingga jumlah
elektrolit berkurang. Jumlah elektrolit yang baik adalah diantara tanda batas Upper
Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai
cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit
saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Untuk menambah
jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan
nama Air Accu.
2. Over Charging, Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh
overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan
setel arus pengisian.
3. Baterai retak, Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang,
selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat
korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.

Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu
merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan
asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu
menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi
baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat
jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi hasil
pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit baterai
tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.
Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis
elektrolit. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui
kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100-
1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:

Grafik Hubungan Berat Jenis dan Kapasitas Baterai


Berat jenis elektrolit berubah sebesar:

Rumus untuk mengoreksi hasil pengukuran berat jenis elektrolit

Grafik Hubungan Temperatur Dengan Berat Jenis Elektrolit


Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit
lebih dari 1,280 maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280 penyebab
terllu tingginya berat jenis dapat disebabkan kekeliruha waktu menambah elektrolit, saat
lektrolit kurang harus ditambahkan air suling bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan
pengisian penuh, bila hasil pengukuran urang dari 1.210 atau ganti dengan baterai baterai
baru.
Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka
lakukan pengisian penuh, kemudian ukur kembali beratjenisnya, bila berat jenis antar sel
melebihi 0.030, setel berat jenis dengan menambah air suling atau menambah air zuur
sampai elektrolit hamper sama, namun bila tidak bisa dilakukan, ganti dengan baterai baru.
Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang
menjadi satu kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri.
Adanya indicator berat jenis baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat
perawatan pemeriksaan berat jenis membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bila tidak
dilakukan degan hati-hati elektrolit dapat tumpah/menetes pada kendaraan.

Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:

 Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik


 Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu diperiksa elektrolitnya
dan diisi
 Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti

Baterai dengan Indikator Berat Jenis Elektrolit

B. PEMERIKSAAN V BELT

Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator.
Apabila tegangan V belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga
kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya out put alternator kurang.

Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau
perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia,
diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V belt menjadi pecah. apabila kerusakan
pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus pada saat kondisi
mesin hidup.

Langkah-langkah dalam pemeriksaan V belt, yaitu:


1. Lepas V belt dari kemungkinan retak, rip lepas retak atau cacat
2. Pasang kembali dan setel tegangan V belt dengan menekan dengan kekuatan 10 kg,
standar defleksi untuk belt lama = 7-10mm dan untuk belt baru = 5-7 mm.
Memeriksa dan menyetel V Belt

Untuk jenis v belt juga harus memeriksa pemasangannya terhadap pully. Pemeriksaan
Belt tipe multi V. Besar difleksi untuk belt lama sebesar 7-8 mm, sedangkan belt baru 5-7
mm dengan tegangan belt 45-55 kg untuk belt baru dan 20-35 kg untuk belt lama.

Pemeriksaan posisi pemasangan Belt pada puli

C. PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN


a. PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN TANPA BEBAN

Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian tanpa beban meliputi:


1. Hubungkan clem positif volt meter dengan terminal positif baterai dan clem negatif volt
meter dengan terminal negatif baterai.
2. Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif baterai.
Pemasangan Volt-Amper meter

3. Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000 rpm.
4. Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus kurang dari 10 A dan
tegangan: 13,8-14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari 10 A dan
tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan tegangan tipe M: 13,9-15,1
volt.

Arus dan Tegangan pengisian tanpa beban

b. PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN DENGAN BEBAN

1. Pasang Volt meter yaitu menghubungkan clem positif pada terminal positif baterai dan
clem negatif pada terminal negatif baterai.
2. Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif baterai.

Pemasangan Volt-Amper meter


3. Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm, Hidupkan
lampu kepala dan fan AC. Periksa penunjukan pada Amper-Volt meter.
Standar penunjukan untuk regulator mekanik , arus lebih dari 30 A dan tegangan: 13,8-
14,8 A.
Standar penunjukan tegangan untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe A: 13,8-14,1
volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.

Tegangan dan Arus dengan beban

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil dari pemeriksaan arus
serta tegangan kurang dari spesifikasi, maka lakukan langkah berikut:

1. Periksa tegangan antara terminal positif baterai dengan terminal B alternator,


tegangan harus NOL volt, jika ada tegangan berarti ada sambungan yang kurang kuat
atau putus.
2. Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal negatif baterai, tegangan
harus NOL volt, bila ada tegangan maka pemasangan alternator kurang baik, terminal
kotor atau kabel massa kendor/berkarat.

Pemeriksaan Kabel atau Konektor kotor atau kendor

Jika hasil pemeriksaan arus dan tegangan menunjukan sistem pengisian tidak berfungsi,
yaitu tidak ada arus pengisian maka:
 Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B menggunakan
kabel jumper, dengan langkah ini jika arus pengisian normal maka kemungkinan yang
rusak adalah regulator, fuse atau kabel regulator lepas. Bila tidak ada arus pengisian
kemungkinan alternator yang rusak maka harus dioverhaul.

 Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak ada arus
pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator menggunakan kawat
atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal maka kemungkinan yang rusak
adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada pengisian kemungkinan yang rusak adalah
alternatornya dan harus dioverhaul.

Jumper pada Alternator dengan IC Regulator

D. Rangkuman

Perwatan sistem pengisian meliputi beberapa hal antara lain:

1. perawatan baterai

2. pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt melalui: pemeriksaan tegangan V belt


dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.

3. pemeriksaan Arus dan Tegangan Pengisian

Dalam perawaatan sistem pengisian sangan ditekankan ketelittian dan kurun waktu
yang berkala untuk pemeriksaannya, karena sistem pengisian merupakan salah satu
sistem vital di dalam kendaraan, jika ada gangguan pada sistem pengisian maka akan
mendapat perlakuan langsung dari tindakan perawatan berkala, namus saat tidak ada
perawatan dan terjdi masalah maka akan sangan meropotkan pengendara karena bisa jdi
kendaraan tidak dapat di start karena baterai tidak ada arusnya.

E. Latihan Soal

1. jelaskan prosedur pemeriksaan baterai secara runtut!

2. jelaskan dengan gambar arah aliran saat pengisian!

3. jelaskan cara memeriksa kebocoran arus listrik pada sistem pengisian!


DAFTAR PUSTAKA

Fir/Hut,Training Center Astra Mobil,1998


Drs.daryanto,teknik Merawat AUTOMOBIL LENGKAP,CV. YRAMA
WIDYA,Bandung,2006

Anda mungkin juga menyukai