Anda di halaman 1dari 35

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri Pekerjaan Umum Prov. Jabar


Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / semester : XI / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Standar Kompetensi : Memperbaiki Sistem Starter dan Pengisian
Kode kompetensi : 020.KK18
Kompetensi Dasar : 18.3. Mengidentifikasi Sistem Pengisian
Alokasi waktu : 9 x 45 menit (1x pertemuan)

A. INDIKATOR
1. Komponen Sistem pengisian didiidentifikasi tanpa menyebabkan kerusakan terhadap atau sistem
lainnya.
2. Konstruksi dan macam-macam sistem pengisian dibedakan berdasarkan prinsip kerja masing-masing
3. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. AKADEMIS
a. Siswa dapat menyebutkan fungsi system pengisian.
b. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja system pengisian.
c. Siswa dapat menyebutkan komponen system pengisian berikut fungsinya
d. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis Alternator
e. Siswa dapat menyebutkan komponen-komponen Alternator berikut fungsinya.
f. Siswa dapat menjelaskan cara kerja system pengisian.

2. KARAKTER
a. Siswa menjadi pribadi rasa ingin tahu
b. Siswa menjadi pribadi yang mandiri
c. Siswa menjadi pribadi yang disiplin
d. Siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengidentikasi komponen sistem pengisian Konstruksi dan macam-macam sistem pengisian
2. Prinsip kerja sistem pengisian
3. Standar prosedur keselamatan kerja

D. METODE & MODEL PEMBELAJARAN

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktik’
4. Diskusi
5. Demontrasi

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

1 KEGIATAN AWAL

a. Apersepsi materi pembelajaran (member a. Menanggapi dan bertanya


salam, mengabsen siswa) 45”
b. Menyampaikan informasi pentingnya b. Memperhatikan, menaggapi dan
system pengisian pada kendaraan bertanya
c. Menginformasikan tujuan yang akan c. Memperhatikan, menaggapi dan
dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran bertanya
serta memberikan motivasi kepada siswa

2 KEGIATAN INTI
a. Menayangkan film pembelajaran a. Memperhatikan,
tentang system pengisian
.
b. Menguji wawasan siswa bertanya b. Tanya jawab
tentang sistem pengisian
c. Siswa dibagi 4 kelompok masing-
masing kelompok diberi tugas untuk
menanggapi penayangan film system c. Presentasi, Tanya jawab,
pengisian. 270”
Diskusi
d. Mengatur secara bergiliran setiap d. Presentasi, Tanya jawab,
kelompok untuk mempresentasikan Diskusi
penemuannya.
e. Memperhatikan dan menilai aktifitas
e. Memperhatikan
siswa.
f. Memberikan penguatan tentang
pertanyaan yang diajukan oleh siswa
f.
3
KEGIATAN AHIR

a. Guru memerintahkan siswa untuk a. Mengumpulkan hasil rangkuman


mengumpulkan cataan hasil pekerjaan
b. Membuat kesimpulan materi akhir b. Memperhatikan, mencatat dan
pembelajaran bertanya
90”
c. Memberikan tes tertulis c. Mengerjakan tes
d. Memberikan informasi materi pada d. Menanggapi
pertemuan selanjutnya

JUMLAH 810”
F. SUMBER BELAJAR

1. Media
1. Gambar
2. Slide power point
3. Modul

2. Alat
1. LCD proyektor
2. Peralatan pengukuran
3. Tool box

3. Pustaka
1. New Step I
2. Spesifikasi pabrik untuk kendaraan
3. Spesifikasi pabrik untuk produk/komponen
4. SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan

G. EVALUASI

Terdiri dari penilaian:

1. Pengetahuan (kognitif)
2. Sikap(afektif)
3. Unjuk kerja (psikomotorik)
SOALTES PENGETAHUAN (KOGNITIF)
1. Jelaskan fungsi sisten pengisian pada kendaraan ?
2. Jelaskan perbedaan system pengisian arus DC (Generator DC) dengan system Pengisian arus AC
(Altrernator) ?
3. Sebutkan nama-nama kumparan pada regulator generator arus DC ?
4. Dewasa ini system pengisian penggunakan system arus AC, jelaskan keuntungannya ?
5. Sebutkan nama komponen system pengisian alternator pada gambar dibawah ini, dan jelaskan
masing-masing fungsinya ?
b

d a

6. Sebutkan macam-macam jenis hubungan rangkaian alternator pada bagian stsator coil ?
7. Sebutkan nama-nama komponen alternator pada gambar dibawah ini, dan jelaskan masing-masing
fungsinya ?

5
4 2
1 3
8. Sebutkan nama-nama komponen pada gambar regulator di bawah ini ?

1 2
3

9. Sebutkan macam-macam regulator Alternator ?


10. Lengkapi gambar rangkaian cara kerja system pengisian di bawah ini ?
N
B
N L
I
G
B

F
E
F
E

B I
G
Jawaban Tes Formatif

1. Fungsi system pengisian adalah untuk mensuplay arus pada baterai dan seluruh rangkaian
kelistrikan pada waktu kendaraan bekerja.
2. Perbedaan pengisian Generator DC dan Alternator.
Generator DC :
 Arus yang dihasilkan arus searah
 Tidak dilengkapi dengan penyearah (diode)
 Pengaturan arus dan tegangan diatur masing-masing
 Untuk mensuplay arus pada system harus putaran tinggi
 Suplay arus awal langsung dari generator tidak dari baterai.
Alternator AC :
 Arus yang dihasilkan arus bolak balik
 Dilengkapi dengan diode untuk menyearahkan arus
 Pengaturan/penyetelan cukup dilakukan penyetelan tegangan
arus sudah menyesuaikan.
 Pada putaran rendah sudah dapat mensuplay arus yang cukup
pada baterai dan kelengkapan kelistrikan lainnya.
 Untuk membangkitkan magnet pada inti kumparan harus
diawali dengan suplay dari batera.
3. Nama-nama kumparan pada regulator Generator adalah :
 Kumparan Cat Out, berfungsi untuk memutuskan hubungan arus dari baterai pada waktu
tidak bekerja dan pada waktu suplay tegangan dari generator lebih kecil dari tegangan
baterai, dan menghubungkan arus pengisian ke baterai pada waktu putaran tinggi dan
tegangan pengisian lebih besar dari tegangan baterai.
 Kumparan Voltage Regulator, berfungsi untuk membatasi tegangan yang dihasilkan
generator tidak melebihi standar spesifikasi yang telah ditentukan oleh pabrik. Jika
melebihi standar akan merusak kelengkapan system kelistrikan pada kendaraan.
 Kumparan Current Regulator, berfungsi untuk membatasi besar arus yang dihasilkan
generator supaya tidak melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jika melebihi akan
merusak pada generator itu sendiri.
4. Keuntungan dengan menggunakan system pengisian alternator adalah :
 Pengaturan/penyetelan lebih sederhana, hanya melakukan penyetelan tegangan.
 Hasil suplay arus dan tegangan lebih baik, pada putaran rendah sudah memberikan
suplay arus yang cukup.
5. Nama-nama komponen utama pada system pengisian Alternator adalah :
a. Baterai, sebagai pensuplay arus pertama ke rotor coil dan menyimpan suplay arus dari
alternator agar baterai selalu dalam kondisi peyimpanan arus penuh dan siap pakai.
b. Kunci kontak, untuk mengatur hubungan arus dari baterai ke rotor coil.
c. Alternator, sebagai pembangkit arus yang disuplay ke seluruh system kelistrikan pada waktu
mesin/kendaraan bekerja.
d. Regulator, untuk membatasi tegangan yang dihasilkan oleh alternator, agar tidak merusak
kepada kelengkapan kelistrikan kendaraan.
6. Jenis-jenis rangkaian ststor adalah :
a. Jenis Bintang (Star)
b. Jenis Segi Tiga (Delta)

7. Nama-nama komponen pada alternator adalah :


a. Rotor coil, berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
b. Stator coil, berfungsi untuk menghasilkan arus dan tegangan pengisian, arus yang terbangkit
adalah arus AC.
c. Diode, berfungsi untuk menyearahkan arus AC.
d. Slip ring, berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke kumparan medan (rotor coil).
e. Sikat arang, untuk menghubungkan arus dari baterai ke rotor coil melalui slip ring.
8. Nama-nama komponen regulator alternator adalah :
a. Voltage regulator,
b. Relay regulator,
c. Kontak pemutus,
9. Macam-macam regulator alternator adalah :
a. Regulator Kontak dan kumparan
b. Regulator Kumparan dan Kondensor
c. Regulator kumparan dan transistor
d. Regulator Transistor
e. Regulator IC
10. Rangkaian cara kerja system pengisian alternator adalah :
PENSEKORAN KOGNITIF
No. Soal Kriteria penilaian Nilai Skor Nilai
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
1 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Menjawab benar 3 10
Menjawab benar 2 7
2 10
Menjawab benar 1 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
3 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
4 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
5 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
6 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
7 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
8 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
9 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jawaban benar 10
Jawaban cukup sesuai 7
10 10
Jawaban kurang sesuai 5
Jawaban salah 2
Jumlah nilai skor sempurna 100
Jumlah nilai total 100
PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)
N ASPEK KRITERIA
UNSUR ASPEK BOBOT SKOR
O PENILAIAN SB B C K
1. Kehadiran - Selalu hadir dalam kelas 20
sesuai dengan jumlah
pertemuan dan jam efektif
serta tepat waktu
2. Partisipasi dalam - Fokus mengikuti proses 10
kelas belajar mengajar
- Keaktifan bertanya dan 20
mengemukakan pendapat
3. Penyelesaian tugas - Menyelesaikan tugas sesuai 10
dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
- Ketepatan waktu 10
mengumpulkan tugas
4. Disiplin - Mentaati peraturan yang 15
berlaku
- Mengikuti instruksi guru 15

TOTAL SKOR

KETERANGAN
SB (SangatBaik) = 4 point
B (Baik) = 3 point Skor = Bobot x Point kriteria
C (Cukup) = 2 point
K (Kurang) = 1 point

JUMLAH NILAI TOTAL = TOTAL SKOR x 100


400
PERUBAHAN SKOR MENJADI NILAI

Aspek yang Bobot x ∑ nilai


No Nama Siswa Bobot ∑ nilai total
dinilai total
1. Kognitif 70%
Afektif 30%

NILAI AKHIR

Keterangan:
N Akhir ≥ 70 = Kompeten N Akhir < 70 = Belum Kompeten

Mengetahui,
Kepala SMKN PU. Guru Mata Pelajaran

Hasan Iskandar, S Pd.,M Pd. R. Sabar Santana, S.S.T.


MATERI SISTEM PENGISIAN
Kegunaan dari Sistem Pengisian

Sistem Pengisian modern pada kendaraan mennjadi sumber energi listrik untuk
seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi
baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan
beban listrik saat mesin mati.
Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk
menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar baterai
tetap terisi penuh.

Dua tipe dari sistem pengisian dalam kendaraan :

1). Sistem Generator DC, sering disebut dengan dynamo dan


2). Sistem AC alternator

Karena banyak keuntungan pada AC alternator generator DC sudah lama tidak


dipakai pada pembuatan kendaraan.
Dalam semua sistem pengisian tegangan diregulasi untuk menjaga baterai dan
komponen-komponen sistem kelistrikan terhadap tegangan lebih dan arus
diregulasiuntuk menjaga generator dari kerusakan.
Ketika mesin tidak hidup energi untuk sistem kelistrikan kendaraan disuplai
langsung dari baterai
Ketika mesin hidup energi listrik disediakan dari generator untuk beban kelistrikan
dan mengisi baterai. Karena baterai menyediakan energi yang besar yang
dibutuhkan motor starter selam menghidupkan mesin maka kebutuhan energi listrik
untuk mengisi baterai cukup besar setelah menghidupkan mesin.
Gambar 1.1 Diagram Blok Sistem Pengisian

Baterai sebagai penerima energi listrik untuk pengisian dialirkan dari generator
hingga baterai terisi penuh dan kemudian konsumsi arus pengisian dari 1 atau 2
amper. Pada saat yang sama beban kelistrikan memakai energi listrik yang diambil
dari generator.
Arus yang dialirkan oleh generator ditentukan dengan penggunaan hukum Ohm
seperti berikut:
Igen = ( Valt – Vref ) - Iload
Rbat
Dimana : Igen = Arus output generator
Valt = Tegangan generator
Vref = Tegangan referensi regulator
Rbat = Tahanan dalam baterai
Iload = Arus untuk menghidupkan beban
Tegangan referensi adalah tegangan sinyal regulasi yang diidentifikasi oleh
regulator. Suatu tegangan jatuh dalam garis referensi akan menghasilkan regulasi
yang tidak sesuai dan atau arus alternator yang berlebihan. Tegangan jatuh pada
rangkaian generator harus tidak boleh lebih dari 0,5 volt.
1) Sistem Generator DC

Sekalipun generator DC dan komponen-komponennya sudah lama tidak


digunakan pada produksi kendaraan baru pada kendaraan lama/tua masih
menggunakan sistem generator, dan masih disediakan komponen-komponennya
untuk diagnosa dan perbaikan. Regulator tegangan pada generator adalah sama
prinsip kerjanya dengan regulator tegangan yang digunakan pada alternator.

Gambar 1.2 Blok Diagram Sistem DC Generator


Sistem DC Generator menggunakan generator dengan kumparan medan diam
dan kumparan armatur berputar. Medan magnet dibangkitkan oleh dua
kutup/sepatu kumparan medan. Kumparan medan dihubungkan pararel, shunt,
dengan kumparan armatur dan seri dengan regulator tegangan.
Kawat kumparan pada armatur berputar memotong medan magnet.
Pembangkitan tegangan bolak balik pada armatur disearahkan oleh komutator
dan dialirkan ke rangkaian luar melewati sikat arang yang menempel selalu pada
komutator.
Regulasi tegangan dilakukan dengan mengontrol arus kumparan medan.
Pembatasan arus disesuaikan untuk membatasi arus maksimum yang keluar dari
armatur. Cut-out relay digunakan untuk memutuskan hubungan baterai dengan
generator sewaktu mesin berputar rendah atau tegangan generator lebih rendah
dari tegangan baterai.
a) Konstruksi DC Generator

DC Generator dikonstruksi sama seperti motor starter dengan pengecualian


pada kawat kumparan armatur dan kumparan medan menggunakan kawat yang
lebih kecil yang dikonstruksi untuk mengeluarkan arus yang konstan ke
rangkaian luar.
Kawat kumparan pada armatur berputar memotong medan magnet.
Pembangkitan tegangan bolak balik pada armatur disearahkan oleh komutator
dan dialirkan ke rangkaian luar melewati sikat arang yang menempel selalu pada
komutator.
Regulasi tegangan dilakukan dengan mengontrol arus kumparan medan.
Pembatasan arus disesuaikan untuk membatasi arus maksimum yang keluar dari
armatur. Cut-out relay digunakan untuk memutuskan hubungan baterai dengan
generator sewaktu mesin berputar rendah atau tegangan generator lebih rendah
dari tegangan baterai.
b) Komponen-komponen
Rumah kumparan medan/generator yang disebut juga yoke atau carcass. Dibuat
dari baja yang dibentuk silinder dan disambung dengan las. Sepatu-sepatu
kutup dan kumparan medan dipasang pada rumah yang mana pembangkitan
medan magnet tejadi pada sepatu-sepatu kutup tersebut.
Piringan tutup pada ujung-ujung rumah sebagai dudukan bantalan-bantalan
sebagai tempat berputarnya armatur. Bantalan yang terpasang pada plat
penutup untuk menahan beban torsi dari sabuk penggerak. Tutup bagian
belakang mempunyai lubang pelumasan untuk memasukan oli pelumas. Sikat
arang dipasang pada tutup bagian belakang.
Pul kumparan medan yang biasa disebut sepatu-sepatu kutup dikonstruksi dari
besi tuang. Pada bagian dalam dibentuk cekung untuk menyesuaikan brntuk
kontur bulat dari armatur dan mengurangi haambatan magnetik dari jarak
udara. Ujung-ujungnya diperpanjang sebagai dudukan kumparan medan. Kutup-
kutup magnet dipasangkan dengan baut pada rumah generator.
Kumparan medan digulung dengan kawat yang berukuran kecil; dengan
tahanan relatif besar. Kumparan medan digulung dengan bentuk yang sesuai,
diisolasi dan dibentuk yang sesuai dengan kontur rumah dan digulung pada
kutup-kutup magnet.

Gambar 1.3 Konstruksi Generator


Armatur/Anker. Armatur/Anker dinamo dikonstruksi dari plat-plat yang disusun
berlapis-lapis yang disatukan dalam satu poros dan mempunyai alur-alur sebagai
tempat kumparan. Kumparan dapat digulung langsung pada alur-alur
membentuk gulungan/kumparan armatur/anker.
Komutator. Komutator terdiri dari segmen-segmen dari tembaga, dibentuk irisan
memanjang searah dengan poros, masing-masing diisolasi satu dengan yang
lainnya dan dengan poros diisolasi oleh mika atau phenolic resin. Komutator
dipres pada poros anker. Kumparan anker dihubungkan ke komutator untuk
membentuk hubungan/rangkaian kontinyu.
Komutator berfungsi untuk menyearahkan arus induksi bolak-balik dalam
kumparan anker menjadi arus searah untuk digunakan ke beban kelistrikan
kendaraan.
Rumah sikat dan sikat arang. Sikat arang digunakan untuk menghubungkan
hubungan antara armatur/anker dengan rangkaian luar. Sikat arang dapat
bergesek dengan baik dengan komutator dengan bantuan pegas dan rumah
sikat. Hubungan antara sikat-sikat arang dan rangkaian luar adalah dengan
kabel tembaga fleksibel.
Kipas pendingin terletak di bagian depan dan menyatu dengan puli penggerak
mengalirkan udara pendingin ke dalam generator.

c) Cara Kerja Generator DC


Generator DC dihubungkan dalam susunan shunt mempunyai kumparan medan
dihubungkan dalam paralel dengan armatur/anker. Terdapat dua cara
penghubungan
Generator tipe A mempunyai kumparan medan yang dihubungkan dengan
positip generator sedangkan ujung yang lain dari kumparan medan dihubungkan
ke ground (massa) lewat regulator tegangan.

Gambar 1.4 Diagram Generator Tipe A


Generator tipe A mempunyai kumparan medan yang dihubungkan dengan ke
ground (massa) sedangkan ujung yang lain dari kumparan medan dihubungkan
positip generator lewat regulator tegangan.

Gambar 1.5 Diagram Generator Tipe

Sebelum generator DC akan mengeluarkan arus untuk beban kondisi berikut ini
harus dipenuhi.

1. Rangkaian kumparan medan harus dilengkapi melewati regulator


tegangan. Regulator tegangan dan arus kontak-kontaknya harus tertutup.
2. Pada sepatu kutup harus ada cukup medan magnet sisa (remanen)
sebagai medan magnet awal

3. Arah puitaran harus benar.

4. Putaran anker harus cukup untuk membangkitkan tegangan yang cukup


untuk kontak-kontak pada pemutus tegangan (cut-out) dapat menutup

Kumparan medan dicatu dengan arus dari anker dan dengan magnet sisa
(remanen) pembangkitan tegangan induksi dapat terjadi, untuk pembangitan
medan magnet awal. Akibat medan magnet awal dapat terjadi tegangan
keluaran yang dikontrol oleh regulator dengan mengatur arus untuk kumparan
medan. Titik jenuh akan terjadi pada arus medan maksimum menyebabkan
tegangan keluaran menjadi rata-rata (stabil). Antara arus medan awal dengan
arus medan saat titik jenuh tegangan naik secara linier seiring naiknya
putaran.
Tegangan keluaran akan turun dengan naiknya beban sebab dari tahanan
anker dan reaksi anker, jika armatur dihubung singkat rangkaiannya atau
pembebanan yang melebihi arus beban maksimum, kumparan medan
sebenarnya dihubung singkat yang mengakibatkan tegangan keluaran turun
menjadi nol

d) Regulasi Tegangan Generator DC

Regulator tegangan generator menatur tegangan keluaran dengan memutus


hubungkan arus medan dengan cepat dan oleh sebab itu tegangan keluaran
menjadi stabil. Pemutusan dan penghubungan arus medan dilakukan dengan
menggunakan kontak-kontak elektro mekanis atau regulator elektronik.
Regulator elektronik pada umumnya tidak cocok digunakan pada generator
DC.
Pemambahan untuk regulator tegangan generator DC membutuhkan pemutus
tegangan (cut-out) dan regulator arus. Ketiga unit dirakit dalam satu kotak
yang juga disebut regulator tiga kumparan (bobin). Regulator dua kumparan
(bobin) mungkin dapat ditemukan pada regulator yang pengatur arus dan
tegangan yang dikombinasikan dalam satu unit dan terpisah dengan pemutus
tegangan (cut-out).
Diagram yang menunjukan susunan kontak-kontak regualtor tegangan dapat
dilihat pada gambar 4, untuk tipe A, gambar 5 untuk tipe B dan regulator yang
lengkap digambarkan pada gambar 6.

e) Regulator Tegangan
Regulator tegangan mempunyai kumparan shunt dihubungkan ke tegangan
keluaran generator. Pada anker, untuk kontak-kontak yang diseri dengan
kumparan medan saling menempel, sangat dipengaruhi oleh medan magnet
yang dibangkitkan oleh kumparan shunt. Kontak-kontak terhubung oleh
tarikan pegas dan dibuka oleh medan magnet. Untuk memperpanjang umur
kontak-kontak sebuah tahanan (tidak terlihat) dapat dihububungkan paralel
untuk menekan pembentukan bunga api pada kontak.
Ketika kontak menutup penuh arus medan mengalir maksimum dan tegangan
keluaran generator adalah maksimum. Ketika kontak membuka arus medan
diperkecil oleh tahanan kumparan medan dan tegangan keluaran turun.
Frekwensi membuka dan menutup kontak diatur oleh celah udara antara
kumparan regulator dan lengan kontak gerak, dan kekerasan dari pegas
pengembali. Tegangan keluaran ditentukan frekwensi membuka dan meutup
kontak.

Gambar 1.6 Tiga unit regulator tegangan generator DC

Umur regulator dapat ditingkatkan dengan menggunakankontak ganda yang


mempunyai susunan kontak atas dan kontak bawah dari kontak gerak
regulator.
Dalam regulator kontak ganda kontak atas menyediakan arus medan
maksimum. Ketika kontak atas membuka dan kontak bawah tidak
berhubungan dengan kontak gerak arus medan diturunkan oleh tahanan yang
sangat kecil. Kontak bawah berhubungan dengan kontak gerak arus medan
diperkecil oleh kumparan medan dihubung singkat.
Frekwensi kerja dikontrol oleh penyetelan celah kontak, celah udara dan
kekencangan pegas pengembali yang juga akan mengatur besar tegangan
keluaran.

(a) Pemutus Tegangan (Cut-out)


Pemutus tegangan biasanya ada pada generator DC untuk mencegah
mengalirnya arus dari baterai ke generator ketika mesin mati dan ketika
tegangan keluaran generator masih lebih rendah dari tegangan baterai
Pemutus arus mempunyai dua kumparan pada satu inti kumparan dan
kontak memnutup karena pengaruh medan magnet yang dibangkitkan pada
inti.
Kumparan pertama adal;ah kumparan tegangan, dihubung secara shunt
dengan keluaran generator. Ketika tegangan sudah besar dan arus mengalir
pada kumparan akan mebangkitkan medan magnet pada inti yang kuat
menarik kontak gerak hingga menutup dan generator terhubung dengan
beban dan baterai.
Kumparan kedua, kumparan arus, dihubungkan dalam seri dengan kelusran
generator. Arus mengalir dari generator ke beban kelistrikan kendaraan dan
baterai sehingga medan magnet bertambah kuat menahan kontak-kontak
tetap terhubung. Ketika arus dari baterai mengalir ke generator saat
tegangan generator lebih rendah dari tegangan baterai, akan membentuk
medan magnet yang kebalikan kutup-kutupnya sehingga kontak gerak
membuka hubungan generator dengan baterai.
(b) Regulator Arus
Regulasi arus adalah hal yang penting dalam sebuah generator ketika
mengalirkan arus ke beban. Generator DC harus dilengkapi dengan regulasi
arus sebaliknya jika tidak dilengkapi anker akan rusak.
Regulator arus mempunyai sebuah kumparan dihubung seri dengan keluaran
dari anker dan kontak gerak regulator dihubung seri dengan kumparan
medan. Kontak regulator disusun yang dapat membuka hubungan jiak arus
yang mengalir dalam kumparan seri melebihi arus maksimum yang dijinkan
pada generator. Apabila kontak gerak membuka rangkaian kumparan medan
diputuskan dan arus medan turun yang menyebabkan tegangan dan arus
keluaran turun.
Temperatur compensation dipasangkan pada regulator tegangan genenator
untuk kenaikan tegangan dalam kondisi dingin dan tegangan menurun pada
temperatur mesin tinggi.

f) Macam-macam penyetelan tegangan untuk generator DC adalah


Penyetelan tegangan pada regulator tegangan adalah 14,9 hingga 15,5 volt
Pemutus tegangan akan menutup pada tegangan 12,7 hingga 13,3 volt dan
membuka apabila arus balik sebesar 2 hingga 3 amper.
Regulator arus. Tergantung besar kecilnya kemampuan generator, salah satu
macamnya arus keluaran maksimum 25 amper.

g) Pengujian dan Perbaikan Generator DC


Dengan pengecualian dari generator DC itu sendiri dan regulator tegangan
generator DC sistem elektro mekanik teknik pengujian dan perbaikan adalah
sama dengan yang digunakan pada sistem alternator.
Pengujian genrator DC aalah sama sperti pada pengujian motor starter.
Pengujian terhadap isolasi dan kontinuitas hubungan dilakukan untuk
kumparan medan dan anker dan anker harus diuji dengan growler.
Regulator tegangan pada umumnya tidak diperbaiki hanya mereka yang ahli
dapat menguji, mengkondisikan kembali dan menyetel regulator tegangan
dua dan tiga unit apabila syarat-syarat peralatan asli pada kendaraan
dipenuhi.
2) Sistem Pengisian Alternator

Sistem pengisian menggunakan alternator mempunyai kumparan stator yang


diam yang mana arus bolak bali akan dibangkitkan oleh pemotongan medan
magnet yang berputar. Arus bolak balik disearahkan oleh penyearah gelombang
penuh tiga phase yang dirangkai di dalam alternator. Diode-diode penyearah
mencegah aliran arus dari baterai ke stator selama mesin mati dan sewaktu
tegangan alternator lebih rendah dari tegangan baterai. Rotor berputar dalam
kumparan stator dan mempunyai kumparan medan yang digulung menyatu
dalam satu poros. Arus langsung dicatu ke kumparan medan oleh slip ring-slip
ring dan sikat-sikat arang. Regulasi tegangan dilakukan dengan mengontrol arus
yang ke rotor.
Alternator tanpa sikat digunakan dalam penggunaan dimana percikan bunga api
pada slip ring dapat menimbulkan bahaya lewat peledakan uap gas,
mengandalkan medan magnet yang ditimbulkanoleh kumparan medan tertentu
mengatasi hambatan magnetikdari celah udara antara kumparan stator yang
diam dan kumparan medan (rotor) yang berputar.

Gambar 1.7 Blok Diagram – Sistem Pengisian Alternator


Alterantor biasanya dipasangkan pada bagian depan mesin dan digerakkan oleh
poros engkol melalui puli-puli pengerak dan sabuk penggerak. Kecil dan kuat
memungkinkan alternator dapat diputar pada putaran tinggi, biasanya kurang
lebih 3 kali putaran mesin, sehingga alternator dapat mengeluarkan arus yang
cukup pada putaran mesin rendah.

a) Konstruksi Alternator

Gambar 1.8 Alternator

Komponen Alternator terdiri dari :


(1) Stator.

Stator dibuat dari lapisan-lapiasan plat baja yang mempunyai daya hantar
magnetik rendah. Itu mungkin salah satuh dari lapisan individu atau sebagai
kemungkinan lain sebuah lapisan yang kontinyu yang memungkinkan dapat
untuk menggulung dalam bentuk melingkar. Pada lapisan-lapiasn plat tersebut
mempunyai alur-alur untuk sebagai tempat menggulung kumparan stator.
Pada stator terdapat beberapa alur atau lubang tempat baut pengikat jika
alternator dirakit.

Gambar 1.9 Stator


(2) Kumparan Stator.

Terdiri dari tiga kumparan yang terpisah yang digulung dalam alur-alur dalam
stator. Menggulung dengan mesin digunakan walau bagaimanapun
menggulung dengan tangan adalah lebih efektif dalam suatu perbaikan.

Gambar 1.10 Kumparan Stator

(3) Rumah bagian depan dan belakang.

Dibuat dari aluminium tuang. Rumah bagian depan sebagai dudukan bantalan
depan, dudukan pemasangan alternator pada mesin, dan dudukan penyetel
kekencangan sabuk penggerak. Biasanya untuk rumah bagian belakang juga
sebagai tempat dudukan bantalan belakang dan dudukan terminal-terminal
keluaran, dudukan plat-plat diode dan dudukan rumah sikat.
Gambar 1.11 Rumah Alternator

(4) Rotor

Rortor mempunyai kuku-kuku magnet dari baja yang mana antara kuku-kuku
manet mempunyai jarak yang pendek. Kedua belah kuku-kuku magnet
dipasangkan pada poros alternator dan membentuk garis –garis gaya magnet
dapat mengalir diantara kuku-kuku magnet apabila arus medan mengalir pada
kumparan medan (rotor).

Gambar 1.12 Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor


terdapat kumparan (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan
kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-
kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai
penyalur listrik ke kumparan rotor melalui slip ring.

(5) Kumparan Medan (Rotor)

Kumparan yang digulung pada inti kumparan yang terpasang pada poros
dengan kawat kumparan berdiameter kecil dan mempunyai tahanan relatif
besar.
Gambar 1.13 Kumparan Medan

(6) Cincin Gesek

Cincin gesek dipasangkan pada bagian belakang poros rotor. Cincin-cincin


gesek terbuat dari bahan penghantar yang kuat dan dtuangkan pada bahan
plasik sebagai bahanisolator terhadap poros. Ujung-ujung kumparan medan
dihubungkan dengan solder pada cincin-cincin gesek.

Gambar 1.14 Slip ring (cincin gesek)

(7) Sikat-sikat Arang

Sikat-sikat arang berhubungan dengan cincin-cincin gesek yang dipasangkan


pada rumah bagian belakang, atau menyatu dengan regulator tegangan di
dalam alternator yang dipasangkan pada plat dudukan diode.

Gambar 1.15 Sikat arang (Brush)

(8) Plat Diode


Plat-plat diode sebagai dudukan diode-diode, rumah sikat atau regulator
tegangan internal dan diode arus medan. Plat dudukan diode sebagai plat
pendingin yang menyerap panas dari diode-diode yang memungkinkan diode
dapat mengeluarkan arus dalam berbagai tingkatan beban.

Gambar 1.13 Diode (Rectifier)

(9) Regulator Tegangan Internal

Sebagian terbesar regulator tegangan internal dipasangkan pada plat diode


dan sikat-sikat arang serta terminal untuk rangkaian lampu kontrol menyatu
pada regulator
Udara pendingin dialirkan oleh kipas pendingin di dalam atau di luar rumah
alternator. Pada alternator dengan kemampuan arus tinggi mempunyai dua
kipas pendingin. Pendinginan pada alternator sebenarnya untuk plat diode dan
diode, pada saat alternator bekerja pada arus keluaran maksimum.

Gambar 1.13 Regulator

b) Rangkaian Dalam Alternator


Rangkaian dalam alternator terdiri dari tiga rangkaian.
1) Rangkaian Daya.

Terdiri dari kumparan stator, yang mana pada kumparan stator dibangkitkan
tegangan induksi oleh pemotongan medan magnet yang berputar, dan diode-
diode penyearah. Bentuk susunan diode-diode adalah penyearah gelombang
penuh tiga phase dan mencegah arus balik dari baterai ke kumparan stator.
Kumparan stator tiga phase dihubungkan secara bintang atau delta. Apabila
pada regulator tegangan elektro mekanik dengan relai tegangan digunakan
hubungan bintang dan titik netral untuk mengoperasikan relai tegangan.

Gambar 9. Rangkaian Daya dengan Hubungan Kumparan Bintang

Gambar 9. Rangkaian Daya dengan Hubungan Kumparan delta

Stator dengan hubungan bintang mempunyai keuntungan yaitu tegangan


keluaran lebih tinggi pada putaran rendah. Stator dengan hubungan delta
akan memberikan arus yang lebih besar tetapi harus pada putaran tinggi.

2) Rangkaian arus medan mula

Karena tegangan keluaran dari stator untuk menembus tegangan alir dari dua
diode yang diseri, alternator tidak akan bisa membangkitkan tegangan hingga
putaran sangat tinggi dipenuhi. Ini tidak diinginkan terutama jika mesin belum
mencapai temperatur kerja.
Gambar 11 Rangkaian Arus Medan Mula
Untuk memastikan medan magnet dapat terjadi dengan baik pada putaran
mesin rendah arus digunakan untuk rotor selama mesin dihidupkan/distart.
Biasanya arus disediakan dari kunci kontak dengan lampu kontrol pengisian
yang diseri walaupun beberapa instalasi menyediakan tegangan baterai dari
kunci kontak langsung ke rotor.

3) Rangkaian arus medan


Rotor altrnator dihubungkan ke sistem melewati regulator tegangan. Sewaktu
puaran mesinnaik selama start hinga idle, medan magnet ditimbulkan olek
arus medan mula menyebabkan tegangan keluaran naik
Tergangtung pada kondisi sistem regulator tegangan kontak mekanis atau
elektronik menyebabkan arus rata-rata rotor mengalir akan m,engasilkan
tegangan dalam sistem naik, atau dipertahankan pada tegangan
referensi/acuan regulator. Arus medan mengalir mnyebabkan lampu kontrol
pengisian padam.
Pembatasan arus pada alternator adalah otomatis disediakan oleh impedansi
dari kumparan stator. Pengeluaran impedansi adalah fungsim dari reaktansi
induktif dan tahanan dari kumparan. Selama tahanan kumparan tetap
reaktansi iduktif naik seperti kenaikan frekwensi keluaran, --------- ketika
putaran alternator naik, sebagai akibatnya arus keluaran dibatasi.

Ingat. Z = (R2 + X2L) dan XL = 2L dan


Dengan frekwensi  = np
210
Dimana
Z = impedansi Ohm
R = tahanan Ohm
XL = reaktasi induktif
L = kofisien induksi diri
 = frekwensi hertz
n = putaran rpm
p = jumlah kutup
Bentuk –bentuk Susunan Alternator

c) Alternator Enam Diode

Gambar 12 Alternator enam diode

Tipe alternator ini digunakan pada instalasi yang mudah. Stator mempunyai tiga
kumparan yang dihubungkan secara bintang atau delta dengan susunan enam
diode daya untuk menyearahan gelombang penuh dan ekternal regulator
tegangan elektro mekanis.

d) Alternator dengan sembilan diode


Dengan tiga diode tambahan sebagai diode arus medan yang memberikan arus
untuk kumparan medan (rotor) dan tegangan sinyal regulasi pada regulator.
Apabila hubungan antara diode arus medan (D+) dan regulator terjadi rugi
tegangan akan menyebabkan tegangan pengisian turun, regulator akan mencoba
mempertahankan tegangan pada level tegangan pengisian
Gambar 13 Alternator dengan sembilan diode – regulasi positip

Pada sistem regulator pengendati negatip arus medan langsung dari diode arus
medan masalah-masalah yang terjadi seperti rugi tegangan akan diatasi. Diode
arus medan yang dihubungkan dengan keluaran dari stator menyediakan
tegangan sinyal regulasi untuk internal regulator tegangan elektronik.

Gambar 14 Alternator sembilan diode – regulasi negatip


Dua gambar rangkaian di atas adalah aktenator menggunakan enam diode daya
dan tiga diode arus medan. Regulasi positif disebut tipe B dan regulasi negatip
disebut tipe A. Dalam kedua regulator di dalamnya adalah sangat akurat sangat
keci sekali kemungkinan rugi tegangan pada rangkaian tegangan sinyal regulasi.
Keterangan: Kode warna dari kabel regulator yang terlihat pada gambar 13 dan
14 tidak sesuai dengan semua regulator.

e) Regulasi Tegangan Alternator

(1) Regulator Tegangan Elektromekanik (konvensional)


Regulator Tegangan Elektromekanik (konvensional) adalah regulator kontak
ganda mempunyai kontak gerak yang dipengaruhi oleh medan magnet yang
dibangkitkan kumparan regulator. Kekuatan medan magnet tergantung
tegangan baterai, tegangan sinyal regulasi, atau tegangan pada diode arus
medan dan akan mengubah tegangan tetap pada tegangan pengisian yang
tetap

Tiga kemungkinan posisi dari kontak gerak regulator tegangan.


1. Kontak menutup karena tarikan pegas. Tegangan keluaran maksimum.

2. Kontak gerak menggambang antara kontak atas dan bawah. Tegangan


keluaran berkurang karena arus medan dibatasi oleh tahanan.

3. Kontak gerak menutup pada kontak bawah karena medan magnet. Tegangan
keluaran menjadi nol karena pada kumparan medan ada beda potensial.
Gerakan kontak gerak antara posisi-posisi tersebut adalah mengontrol
tegangan keluaran alternator dan mempertahankan tegangan pada tegangan
sistem yang sesuai. Besarnya tegangan regulasi dapat diatur dengan mengatur
kekerasan pegas pengembali.

Gambar 15 Rangkaian regulator tegangan konvenvonal.

(2) Relai Tegangan

Relai tegangan dalam unit regulator tegangan berfungsi untuk


menghubungkan massa lampu kontrol pengisian saat mesin mati kunci kontak
“On” dan mengubungkan tegangan sinyal regulasi saat mein hidup. Kumparan
relai tegangan bekerja karena tegangan dari titik neutral dalam stator
hubungan bintang. Tegangan neutral biasanya antara 6 volt dan dengan
tegang tersebut medan magnet yang dibangkitkan kumparan relai tegangan
menarik kontak gerak dan lampu kontrol padam dan tegangan sinyal regulasi
dari keluaran alterantor masuk ke kumparan regulator tegangan.
(3) Regulator Elektronik
Regulator tegangan elektronik mempunyai banyak keuntungan bila
dibandingkan dengan tipe elektromekanik (konvensional). Elektronik regulator
mengunakan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus medan
berdasarkan kerja dari Zener diode. Regulator elektronik hasil regulasinya
halus dan bebas perawatan karena tdak membutuhkan penyetelan. Gambar 16
menunjukkan prinsip kerja regulator elektronik sederhana regulasi positip
(lihat gambar 13 untuk hubungan rangkaiannya).
Dalam gambar transistor yang digunakan tipe PNP. Dalam tipe transistor PNP
jika basis dibuat negatip berhubungan dengan emitter, dan arus basis
mengalir kemudian arus mengalir dari emitter ke colector.
Arus pengontrol mengalir dari diode arus medan dan terminal D+ ke emitter
transistor T1 kemudian mengalir melalui base lewat R3 ke massa/ground. T1
aktif ON dan arus mengalir dari emitter ke collector dan ke rotor lewat
terminal DF. Alternator dalam ,kondisi arus medan penuh dan tegangan
keluaran naik.

Gambar 16 Regulator Elektronik sederhana

Arus pengontrol juga digunakan untuk pembagi tegangan yang digunakan


pada R1-R2 sebagai tegangan referensi (tegangan sinyal regulasi) pada diode
Zener. Jika tegangan regulasi sudah tercapai Zener diode mengalirkan arus
Transistor T2 “ON” yang mana penggerak basis dari T1 lebih tinggi
menyebabkan T1 “OFF”. Selama T1 “OFF” arus medan terputus dan tegangan
keluaran menjadi turun. Tegangan keluaran turun menyebabkan Zener diode
menjadi menhambat arus dan transistor T2 “OFF”. Transistor T1 “ON” arus
medan mengalir penuh dan tegangan keluaran kembali naik
Kerja regulator tersebut di atas diulang-ulang dengan frekwensi tinggi
sehingga menghasilkan tegangan regulasi yang presisi.
Diode D adalah peredam, atau sebagai proteksi tegangan induksi diri dari rotor
saat arus medan diputus-hubung regulator.
Regulator yang dikembangkan dengan menggunakan transistor NPN yang
lebih mudah didapatkan dan perencanaan rangkaian sangat sederhana pada
penggunaannya. Regulator sederhana dengan pengendali negatip
menggunakan transistor NPN dapat dilihat pada gambar 17.
Cara kerja. Tegangan referensi sistem digunakan/dihubungkan ke unit
regulator pada terminal-terminal. Itu dimungkinkan dari diode arus medan
atau tegangan sinyal baterai atau keduanya. Arus mengalir melewati R3 ke
hubungan basis – emitter dari T2 dan mengalir ke hubungan basis – emitter
dari T3 oleh sebab itu pada awalnya T1 OFF, T2 ON, T3 ON.
Arus mengalir dari baterai lewat terminal F dan ke massa lewat T3. Karean
aruas ini tegangan alternator naik lebih tinggi dari tegangan baterai. Tegangan
referensi disesuaikan oleh diode Zener dan tegangan pembagi R1 dan R2. Jika
tegangan pada titik hubungan R1 dan R2 naik Zener diode menghubungkan
tegangan dan arus mengalir ke basis – emitter dari T1 sehingga T1 “ON”.
Karena T1 “ON” tegangan basis pada T2 turun dan T2 “OFF”. Ketika T2 “OFF”
T3 juga “OFF” dan arus medan terputus. Pemutusan dan pengaliran pada
Zener diode dan transistor diulang-ulang dengan frekwensi tinggi sehingga
tegangan keluaran konstan.
Diode D1 adalah peredam, atau sebagai proteksi tegangan induksi diri dari
rotor saat arus medan diputus-hubung regulator.

Gambar 17. Regulator elektronik sederhana pengendali negatip


(4) Hybrid Control
Regulator tegangan menggunakan hybrid, rangkaian integrasi
sekarangdigunakan secara luas. Regulator ini dikonstruksi menggunakan
rangkaian integrasi ( IC ) dan memberikan pengontrolan tegangan, memonitor
gangguan dan memberikan dukungan kerja akan gangguan-gangguan yang
pasti terjadi. IC mereduksi komponen yang digunakan yang juga
meningkatkan ketahanan.
Rangkaian IC terdiri dari rangkaian tegangan sinyal regulasi, kontrol transistor,
lampu kontrol pengisian dan diagnosa gangguan, dibutuhkan untuk
mengontrol transistor daya.
Diagnosa yang disatukan dalam sebagian besar regulator hybrid (IC) itu akan
ditunjukkan oleh lampu kontrol:
Rangkaian tegangan sinyal regulasi putus
Kabel keluaran (B+) putus atau terjadi rugi tegangan yang tinggi
Pengisian lebih pada baterai
Hubung singkat pada regulator output transistor
Rangkaian arus medan putus
Regulator Hybrid membandingkan keluaran dari diode daya dengan tegangan
sinyal regulasi dan jika terjadi perbedaan yang terlalu besar alternator akan
kembali memberikan dukungan sinyal untuk batasan tegangan keluaran dan
lampu kontrol menyala.

Spesifikasi Pengujian Alternstor

Tegangan Regulasi 14,25 – 14,55 volt


1100 rpm ………………………………………………………….. 15 Amper
1500 rpm ………………………………………………………….. 30 Amper

6000 rpm …………………………………………85 % dari arus maksimum


Keterangan: pada 6000 rpm tegangan keluaran dari kebanyakan
alternator akan turun dibawah tegangan regulasi pada 100%
pembebanan
Tipe Keluaran Tegangan dan Arus

Tinjau kembali maual kendaraan untuk data spesifikasi pengujian


f) Macam-macam Alternator

(1) Alternator Tanpa Sikat


Alternator tapna sikat kebanyakan digunakan pada kapal laut dan
pengembangan yang lain dimana percikan bunga api kemungkinan dapat terjadi
karena gesekan antara sikat dan cincin gesek.

Gambar 18. Alternator Tanpa Sikat – blok diagram


Pada bagian yang tidak berputar mempunyai kumparan stator konvensional dan
kumparan medan yang tetap yang dicatu oleh regulator tegangan konvensional.
Pada bagian yang berputar mempunyai kumparan tiga phase dengan
penyearahan gelombang penuh dan kumparan medan. Kumparan tiga phase
dipengaruhi oleh kumparan medan yang tetap dan keluaran dari penyearahan
kumparan dan digunakan untuk kumparan medan yang berputar.
Kumparan medan yang berputar menginduksi tegangan pada kumpataran stator
yang kemudian disearahkan dan digunakan untuk rangkaian luar.
Tipe yang lain alternator tanpa sikat mempunyai kumparan medan yang tetap
digulung pada inti kumparan yang pasangkan di poros alternator. Rotor,
dipasang tetap pada poros dan mempunyai kuku-kuku kutup magnet, berputar
mengelilingi kumparan medan. Kumparan stator menglilingi rotor dan tegangan
induksi dibangkitkan. Penyearahan dan regulasi adalah sama seperti pada
alternator konvensional.

(2) Diode Daya Menggunakan Zener Diode

Dalam sistem pengisian baterai mempunyai peranan sebagai sumber energi


listrik saat mesin mati dan untuk menyetabilkan tegangan. Selama kondisi
normal bagian rangkaian yang melewati baterai meredam tegangan puncak hasil
penyearahan tegangan keluaran alternator.
Ketika baterai lemah dan mendapat rangkaian terputus efek dumping hilang
untuk sesaat dan karena tegangan sinyal regulasi hilang, regulator tidak
meregulasi dan terjadi kenaikan tegangan keluaran. Kenaikan tegangan tersebut
terjadi dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan peralatan elektronik
yang sensitip.

Gambar 19. Alternator dengan rangkaian penyearah menggunakan Zener Diode dan
penyearahan titik neutral rangkaian bintang
Pada penggunaan Zener Diode suatu fluktuasi tegangan diatas tegangan Zener
adalah efektif untuk mencegah hubung singkat pada kumparan stator dan
sistem pengisian. Rangkaian dapat dilihat pada gambar 19.

(3) Diode Dihubungkan Ke titik Neutral Rangkaian Bintang


Secara teori dalam sistem tiga phasa tidak ada arus mengalir pada penghantar
neutral. Dalam alternator otomotip tegangan muncul pada hubungan bintang
dari stator (titik Neutral). Pada putaran alternator yang tinggi tegangan ini dapat
berarti.
Penambahan diode dari hubungan bintang (titik Neutral) ke ground dan ke
positip keluaran tegangan ini menambah daya dan digunakan dalam sistem.
Daya alternator naik kurang lebih 15 % pada putaran tinggi. Rangkaian dapat
dilihat pada gambar 19

(4) Diode Daya Dihubung Parallel

Dua pertimbangan, tingkat arus yang mengalir dan ukuran phisik, dilakukan
pemilihan diode daya, atau diode daya dengan Zener, untuk penggunaan
rangkaian penyearahan pada alternator.
Diode-diode yang tersedia dengan kemampuan arus yang besar biasanya
terlihat dengan bentuk fisik yang besar dengan demikian tidak bisa terpasang
pada rumah alternator. Konsekwensinya jika dibutuhkan diode dengan daya
yang besar maka beberapa diode dihubung parallel dalam rangkaian
penyearahan.
Dengan demikian memberikan kenaikan arus keluaran dengan sedikit perubahan
pada ukuran besar alternator.

(5) AC Power dari Alternator


Arus bolak balik dapat diambil langsung dari kumparan stator ke sebuah
rangkaian luar. Arus adalah dari tegangan dan frekwensi rendah akan berubah-
ubah sesuai dengan putaran alternator. Penggunaan arus ini sering digunakan
pada pemanas kaca depan dalam kendaraan mewah, dimana film penghantar
disisipkan diantara lapisan gelas, pada kaca depan dan kaca belakang. Tenaga
dari single atau tiga pase dapat digunakan. Rangkaian arus bolak balik dari
macam ini pada umumnya melindungi untuk memperkecil gangguan suara pada
radio.

(6) Pengukuran puratan mesin


Untuk mengukur putaran mesin pada umumnya dengan menggunakan sinyal
dari terminal W yaitu keluaran dari salah satu pasa kumparan stator. Pada
hubungan ini penyearahan setengah gelombang arus DC didapatkan. Frekwensi
dari arus ini berubah-ubah sesuai perubahan putaran alternator dan dengan alat
kalibrasi sederhana dapat digunakan langsung mengukur puraran poros engkol.

(7) Penekan gangguan radio

Sebagian terbesar alternator terpasang kapasitor penekan gangguan radio


dihubungkan ke terminal keluaran (B+) dan dimasakan pada bodi alternator
sebagai peralatan standar. Regulator tegangan elektronik mempunyai penekan
gangguan radio yang menyatu dalam regulator dan penambahan kondensator
penekan gangguan radio pada umumnya tidak diperlukan.

(8) Sistem Pengisian Mesin Kecil


Mesin kecil dilengkapi dengan pengapian magnet dapat juga dipasangkan
kumparan tambahan yang dipasang pada plat dudukan. Kumparan ini biasanya
dihubungkan dengan sebuah diode untuk penyearahan setengah gelombang
dan seringkali Zener diode digunakan sebagai regulator tegangan. Sebuah
baterai boleh atau tidak terpasang dan seringkali terdapat beban tetap dalam
sistem untuk menstabilkan tegangan.
Salah tipe dari sistem motor kecil dapat dilihat pada gambar 20

Anda mungkin juga menyukai