Anda di halaman 1dari 68

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tersusunnya bahan ajar/modul ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku
sumber belajar untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi
Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Bahan
ajar/modul ″Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan″ ini disusun berdasarkan
tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013..
Penyajian bahan ajar/modul untuk Mata Pelajaran ″Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan″ ini disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan
proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui
berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru secara mandiri.

Pekalongan, Januari 2023

Muslimin Annas, S. Pd.

ii
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
Kendaraan bermotor yang saat ini sering kita lihat dan digunakan sebagai
sarana transportasi darat, dengan pemakain dan bertambahnya usia pada alat
transportasi tersebut maka akan menimbulkan suatu kerusakan pada sistem yang
ada pada alat transportasi tersebut. Banyak sekali masalah yang timbul dari
berbagai sistem yang bekerja di dalamnya, salah satunya adalah sistem pengapian.
Sistem pengapian merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
tegangan listrik yang akan disalurkan ke busi guna melakukan proses pembakaran
campuran bahan bakar. Pada saat proses tersebut tentunya akan banyak ditemui
masalah, baik yang ditimbulkan dari fungsi, cara kerja maupun masalah yang
lainya.
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas perawatan berkala mesin kendaraan ringan dengan
menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas perawatan berkala mesin
kendaraan ringan di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
perawatan berkala mesin kendaraan ringan di bawah pengawasan langsung.

iii
Kompetensi Dasar
1. Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
2. Memperbaiki sistem pengapian konvensional
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI Pengetahuan
a. Mengidentifikasi gejala kerusakan yang muncul pada sistem pengapian
konvensional.
b. Menganalisis kemungkinan penyebab kerusakan sistem pengapian
konvensional.
c. Menguraikan prosedur pemeriksaan komponen sistem pengapian
konvensional
2. Indikator KD pada KI Keterampilan
a. Memeriksa kerusakan komponen sistem pengapian konvensional
b. Memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
c. Menguji hasil perbaikan sistem pengapian konvensional

Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
1. Setelah mengamati bahan tayang, menggali informasi dan diskusi (C) peserta
didik (A) dapat mengidentifikasi gejala kerusakan sistem pengapian
konvensional (B) secara cermat dan percaya diri (D)
2. Setelah mengamati bahan tayang, menggali informasi dan diskusi (C) peserta
didik (A) dapat menganalisis kemungkinan penyebab kerusakan sistem
pengapian konvensional (B) secara cermat dan percaya diri (D)
3. Setelah menggali informasi berdasarkan literatur dan kegiatan diskusi (C)
peserta didik (A) dapat menguraikan prosedur pemeriksaan sistem pengapian
konvensional (B) sesuai SOP dengan teliti dan percaya diri (D)
4. Setelah melakukan pengamatan bahan tayang, menggali informasi
berdasarkan literatur dan praktik (C) peserta didik (A) dapat menentukan
kerusakan sistem pengapian konvensional (B) sesuai SOP dengan teliti dan
tanggung jawab (D)
5. Setelah melakukan kegiatan diskusi menggali informasi berdasarkan literatur
dan praktik (C) peserta didik (A) dapat memperbaiki kerusakan sistem
pengapian konvensional (B) dengan benar sesuai SOP secara percaya diri dan
tanggung jawab (D)
6. Setelah melakukan kegiatan diskusi menggali informasi berdasarkan literatur
dan praktik (C) peserta didik (A) dapat menguji hasil perbaikan sistem
pengapian konvensional (B) dengan benar sesuai SOP secara percaya diri dan
tanggung jawab (D)

iv
5. DAFTAR ISI
Verifikasi Bahan Ajar ii
Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi v
BAB I DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Materi 1
1. Diagnosis Masalah Sistem Pengapian 1
2. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai 3
3. Kontak Pemutus dan Sudut Dwel 3
4. Kondensor 5
5. Busi 5
6. Saat pengapian 7
7. Mencari gangguan pada sistem pengapian konvensional 7
D. Rangkuman 12
E. Latihan Soal 13
BAB II PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 14
A. Deskripsi Singkat 14
B. Tujuan Pembelajaran 14
C. Materi 14
Pemeriksaan rangkaian primer Sistem Pengapian 14
Konvensional
1. Melepas dan memasang kembali kunci kontak 16
2. Melepas Dan Memasang Kembali Koil Pengapian 16
3. Melepas Dan Memasang Kembali Tahanan Ballast 17
4. Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga 17
api langsung pada mesin

v
5. Pemeriksaan awal Kontak Pemutus ( Platina ) 17
6. Perbaikan / Penggantian Kontak Pemutus 18
7. Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuller 19
8. Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester 19
Pemeriksaan Bagian – bagian Pengapian Tegangan Tinggi 20
D. Rangkuman 27
E. Latihan Soal 29
Daftar Pustaka

vi
BAB I
DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN

A. Deskripsi Singkat
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan
bakar,udara, kompresi yang cukup dan ada api. Api dalam pembakaran tidak
mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya. Untuk
memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem
pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari
berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai
sedemikian rupa sehinga memiliki satu fungsi yakni memercikkan bunga api
yang di gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang
telah dikompresikan di dalam silinder. Agar hasil yang diperoleh sistem
pengapian sempurna, maka rangkaian ini harus memenuhi beberapa kriteria,
antara lain :
1. Dapat merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
2. Dapat beroperasi dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan batere
dan/atau alternator).
3. Dapat mengalirkan tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan
pengapian.
4. Waktu pembangkitan tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran
mesin
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu : -
Mendiagnosis permasalahan sistem pengapian
- Memeriksa dan mengganti komponen system pengapian konvensional
- Memeriksa dan memperbaiki distributor
- Memeriksa dan menyesuaikan timing pengapian

1
C. Uraian Materi
1. Diagnosis Masalah Sistem Pengapian
Agar dapat bekerja, mesin harus memiliki kompresi yang baik dan
terjadwal. Silinder mesin harus mendapat campuran udara-bahan baker yang
mudah terbakar. Selain itu, juaga diperlukan percikan yang cukup panas
untuk membakar campuran dan meloncati celah busi. Jika ada yang tidak
terpenuhi, mesin tidak akan menyala atau bekerja dengan baik.
Sistem pengapian otomotif memiliki konstruksi yang berbeda-beda,
tetapi dasar kerjanya hampir sama. Semua sistem pengapian memiliki sebuah
rangkaian primer yang menimbulkan percikan pada rangkaian skunder.
Percikan ini harus dikirimkan ke busi yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Kegagalan sistem pengapian dapat dibagi menjadi tiga kelas:
a. hilangnya energi pada rangkaian primer
b. hilangnya energi pada rangkaian skunder
c. habisnya waktu
2. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai

Gambar. 1.1 Rangkaian system pengapian konvensional


Sirkuit tegangan rendah = Sirkuit primer
Baterai – Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus – Kondensator
– Massa
Sirkuit tegangan tinggi = Sirkuit Sekunder

2
Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
3. Kontak Pemutus dan Sudut Dwel
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi
induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.

Gambar. 1.2 Bagian-bagian kontak pemutus

Gambar. 1.3 Bentuk kontak pemutus


Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer. Untuk mencapai
arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus
yang cukup.

3
Gambar 1.4 Besar kecil sudut dwell terhadap kemampuan pengapian
4. Kondensor
Condenser ini berfungsi untuk mengurangi seminimal mungkin loncatan
api yang terjadi di antara titik-titik kontak platina dan untuk mempercepat
pemutusan arus dalam koil primer dengan maksud meninggikan tegangan
induksi di dalam koil sekunder. Pengaruh kondensor :
Pada sirkuit primer
Pada saat kontak pemutus mulai membuka. Ada loncatan bunga api
diantara kontak pemutus
Artinya :
- Arus tidak terputus dengan segera
- Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar).
Pada sirkuit sekunder
Bunga api pada busi lemah
- Mengapa bunga api pada busi lemah ?
Karena arus primer tidak terputus dengan segera, medan magnit
pada koil tidak jatuh dengan cepat (Tegangan induksi rendah).

4
5. Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan
busi. Normal
Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih,
permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu – abu ,
- Kondisi kerja mesin baik
- Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat
Terbakar
Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel
kecil mengkilat yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning.
Penyebab :
- Nilai oktan bensin terlalu rendah
- Campuran terlalu kurus
- Knoking ( detonasi )
- Saat pengapian terlalu awal
- Tipe busi yang terlalu panas
Berkerak karena oli
Kaki isolator dan elektroda sangat kotor. Warna kotoran coklat
Penyebab :
- Cincin torak aus
- Penghantar katup aus
- Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter
Berkerak karbon / jelaga
Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
- Campuran terlalu kaya
- Tipe busi yang terlalu dingin
Isolator retak
Penyebab :
- Jatuh

5
- Kelemahan bahan
- Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa
Celah elektroda busi dan tegangan pengapian
Celah elektroda busi mempengaruhi kebutuhan tegangan pengapian
- Celah elektroda besar tegangan pengapian besar
- Celah elektroda kecil tegangan pengapian kecil

Gambar. 1.5 Hubungan Celah elektroda busi dan besar tegangan


pengapian
6. Saat pengapian
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai
pembakaran, saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol sebelum
atau sesudah TMA .
a) Saat pengapian yang tepat
Agar tekanan pembakaran maksimum dekat sesudah TMA saat pengapian
harus ditempatkan sebelum TMA
b) Saat pengapian terlalu awal
mengakibatkan detonasi / knoking, daya motor berkurang, motor menjadi
panas dan menimbulkan kerusakan ( pada torak, bantalan dan busi )
c) Saat pengapian tepat
Menghasilkan langkah usaha yang ekonomis, daya motor maksimum
Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah usaha yang kurang ekonomis / tekanan pembakaran
maksimum jauh sesudah TMA, daya motor berkurang, boros bahan bakar

6
7. Mencari gangguan pada sistem pengapian konvensional
Lakukan pemeriksaan gangguan pada sistem pengapian konvensional
sesuai petunjuk flow cart.
a) Motor tidak hidup/ sulit hidup/tersendat-sendat
Pemeriksaan rangkaian primer.
Petunjuk : Pada pemeriksaan tegangan tinggi, kunci kontak di “
ON “ kan
Pemeriksaan rangkaian primer

7
Pemeriksaan rangkaian skunder (tegangan tinggi)

8
Tabel. 1. 1 Diagnosa kerusakan pada system pengapian

KEMUNGKINAN
No. GEJALA CARA MENGATASI
PENYEBAB

Busi mati atau deposit Ganti busi atau bersihkan.


berlebihan.
Kabel tegangan tinggi Ganti kabel tegangan
bocor berlebihan. tinggi.

Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.

Urutan pengapian tidak Perbaiki urutan


benar. pengapian.

Platina terganjal kotoran Bersihkan kotorannya.


Mesin tidak dapat
1 hidup (tidak ada Platina menutup terus atau Setel celah platina atau
percikan api di busi) membuka terus. sudut dwell

Koil mati Ganti koil

Kondensor mati Ganti kondensator

Pasang konektor kabel


Konektor kabel lepas
yang lepas

Ganti atau perbaiki kabel


Kabel putus
yang putus

Kontak rusak Ganti kontak

Deposit (penumpukan Bersihkan atau ganti busi.


kerak) dibusi berlebihan.
Kabel tegangan tinggi Ganti kabel tegangan
Mesin sulit hidup bocor. tinggi.
(percikan api dibusi
2 kecil) Bersihkan terminal
Tutup distributor kotor.
ditutup distributor.

Karbon ditutup distributor Pasang karbon atau ganti


hilang. tutup distributor.

9
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.

Urutan pengapian tidak Perbaiki urutan


benar. pengapian.

Bersihkan kontak atau


Kontak platina kotor.
ganti.

Setelan celah platina tidak Setel celah platina atau


tepat. sudut dwell.

Saat pengapian tidak tepat. Saat setel pengapian

Koil rusak. Ganti koil.

Kondensor rusak. Ganti kondensor.

Bersihkan terminal
Konektor kabel kotor.
konektor kabel.

Bersihkan busi atau ganti


Busi kotor.
busi

Terjadi ledakan di Bersihkan platina atau


3 Platina kotor.
knalpot ganti.

Saat pengapian terlalu Stel saat pengapian.


mundur.

Terjadi ledakan di
Kerja vacum advancer Perbaiki mekanisme
4 knalpot saat pedal gas
kurang sempurna. vacum advancer.
dilepas

Terjadi ledakan di Kerja centrifugal advancer Perbaiki mekanisme


5 knalpot saat pedal gas kurang sempurna. centrifugal advancer.
ditekan

Pemakaian busi yang tidak Ganti busi dengan tingkat


6 Busi cepat kotor tepat panas yang tepat.

Bersihkan atau ganti


Platina kotor.
platina.

Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.

10
Ganti busi dengan tingkat
7 Elektroda busi Pemakaian tingkat busi panas busi yang lebih
meleleh yang terlalu panas. dingin.

D. Rangkuman
Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam :
- Sistem pengapian baterai
- Sistem pengapian magnet
Komponen-komponen sistem pengapian baterai adalah :
- Baterai
- Kunci kontak
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
- Distributor
- Busi
Sirkuit tegangan rendah = Sirkuit primer
- Baterai – Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus –
Kondensator – Massa
Sirkuit tegangan tinggi = Sirkuit Sekunder
- Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
Kontak pemutus berfungsi untuk: Menghubungkan dan memutuskan arus
primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
Bentuk-bentuk kontak pemutus:
- Kontak berlubang
- Kontak pejal
Keausan yang terjadi pada kontak berlubang adalah:
- Keausan permukaan rata
- Pemindahan panas baik
Keausan yang terjadi pada kontak pejal adalah:

11
- Keausan permukaan tidak merata
- Pemindahan panas
Celah kontak pemutus kecil
- Sudut buka kecil
- sudut Dwel besar
Celah kontak pemutus besar
- Sudut buka besar
- Sudut Dwel kecil

E. Latihan Soal

1. Akibat yang ditimbulkan pada busi jika kondensator pada sistem


pengapian konvensional tidak berfungsi / rusak adalah …
2. Ketika seorang mekanik menyetel celah platina terlalu besar, maka
dampak yang ditimbulkan pada koil adalah...
3. Jika dilihat pada permukaan busi berwarna putih kekuning-kuningan, ini
dapat diakibatkan oleh…
4. Pada saat melakukan penggantian kabel busi harus memperhatikan
besarnya tahanan kabel busi, tahanan maksimum yang diperbolehkan
adalah sebesar....
5. Apakah yang dimaksud dengan saat pengapian,jelaskan!

12
BAB II
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN

A. Deskripsi Singkat
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan
proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik
akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang
hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem
ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
1. Memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
2. Mengontrol hasil perbaikan sistem pengapian konvensional

C. Materi
Pemeriksaan,Perbaikan,Penyetelan dan Penggantian
Komponen rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
1. Pemeriksaan rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
Keselamatan kerja :
Saat motor diam posisi “ ON “ pada kunci kontak jangan terlalu lama
Langkah kerja :
- Mengukur berat jenis elektrolit pada baterai
- Baterai harus terisi minimal 70 %
Mengukur Tegangan :
- Baterai
- Kunci kontak
- Tahanan ballast
- Koil pengapian ( klem + ) dan klem (- )
- Kontak pemutus

13
Gambar. 2. 1 Mengukur tegangan pada rangkaian primer
Mengukur tahanan pada :
- Kunci kontak
- Tahanan ballast
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
Petunjuk :
- Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi “ ON “
- Waktu mengukur tahanan kunci kontak posisi “ OFF “
- Tulisan hasil pengukuran pada lembar yang disediakan

Tabel 2.1 Lembar hasil pengukuran rangkaian primer

14
2. Melepas dan memasang kembali kunci kontak
Langkah kerja :
- Melepas terminal negatif baterai
- Mencatat warna kabel dan kode terminal atau membuat sketsa
sambungan
- Melepas kabel-kabel
- Melepas kunci kontak dari dudukannya
- Menguji kunci kontak dengan ohmmeter dan gambarkan rangkaiannya
- Memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu
membongkar

3. Melepas Dan Memasang Kembali Koil Pengapian


- kunci kontak pada posisi “ OFF “
- membuat sketsa kabel – kabel yang terpasang
- melepas kabel-kabel
- melepas koil pengapian dari dudukannya
- mengukur tahanan primer dan sekunder dengan ohmmeter ( apabila

15
- mengganti tahanan primer dan sekunder harus dengan koil pengapian
yang lama )
- memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu melepas
4. Melepas Dan Memasang Kembali Tahanan Ballast
- Kunci kontak pada posisi “ OFF “
- Lepas kabel-kabel
- Lepas tahanan ballast dari dudukannya
- Bersihkan dudukan dari kotoran / karat
- Ukur tahanan ballast dengan ohmmeter
- Pasang kembali sesuai dengan kedudukan semula
5. Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga api langsung
pada mesin
- Melepas kabel tengah tegangan tinggi dari distributor
- Mendekatkan ujung kabel dengan tang berisolasi pada masa koil
pengapian yang akan meloncatkan bunga api 6 - 10 mm
- Menguji koil pengapian dengan koil tester
- Menghungkan klem 15, 1 dan 4 koil pengapian dengan klem 15, 1 dan
4 pada koil tester
- Menghubungkan koil tester dengan baterai 12 volt
- “ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api
- ukur panjang loncatan bunga api maksimal
- Pengujian tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan
memperbesar jarak kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam
waktu yang singkat saja.
- Tahanan isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api
dari leher menuju klem 1 atau klem 15
6. Pemeriksaan awal Kontak Pemutus ( Platina )
- Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup
- Periksa keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak

16
Gambar. 2.2 Kondisi kontak pemutus
7. Perbaikan / Penggantian Kontak Pemutus
- Lepas kabel kontak pemutus
- Lepas sekrup – sekrupnya dan keluarkan kontak pemutus
- Bersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap
- Kedudukan kontak yang salah seperti dapat dibetulkan dengan
membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
- Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas
lemah atau berkarat, kontak pemutus harus diganti.
- Sebelum memasang kontak pemutus, beri vet pada tumit ebonit, tetapi
jangan terlalu banyak. Pakai vet khusus jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.
*Kontak pemutus yang masih dapat digunakan harus diratakan, kalau akan
distel dengan fuller. Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan
menghasilkan celah yang terlalu besar. Lihat gambar berikut !

Gambar. 2. 3 kontak pemutus yang tidak rata

17
Gambar. 2. 4 Macam-macam dudukan kontak lepas pada kontak tetap
Kedudukan kontak yang salah seperti gambar b, c, d, dapat dibetulkan dengan
membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas lemah atau
berkarat, kontak pemutus harus diganti.

8. Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuller


- Putar motor dengan tangan sampai kontak pemutus terbuka maksimum
- Pilih fuller yang sesuai dengan besar celah kontak.
- Periksa celah kontak dengan fuller yang bersih. Jika celah tidak baik,
stel seperti berikut :
• Kendorkan sedikit sekrup-sekrup pada kontak tetap. Stel besar
celah dengan menggerakkan kontak tetap. Penyetelan dilakukan
dengan obeng pada takik penyetel.

18
Gambar 2. 5 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi
besar

Gambar 2. 6 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi


kecil

• Kalau penyetelan sudah cepat, keraskan sekrup-sekrup pada kontak


tetap
• Putar mesin satu putaran, periksa sekali lagi besarnya celah kontak.
9. Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester
- Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup. Periksa celah kontak
secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 – 0,5 mm. Jika celah kontak
lebih besar atau lebih kecil, stel menurut metode yang sudah dijelaskan
pada penyetelan dengan fuller.
- Pasang pengetes dwell

19
Gambar. 2. 2 Pemasangan dwell tester.
Catatan : sesuaikan pemasangan kabel pengetes Dwell dengan Merk /
Type yang digunakan.
Hubungkan kabel sekunder koil ke massa, untuk menghindarkan
kerusakan koil dan bagian-bagian elektronik.
Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai
mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak
tetap. Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor
( putaran idle )
Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester besar sudut dwel untuk
0 0
motor 4 silinder biasanya 52 – 56 , untuk motor 6 silinder 36 – 38
Pemeriksaan Bagian – bagian Pengapian Tegangan Tinggi
Langkah kerja Memeriksa bagian-bagian tegangan tinggi:
- Periksa tahanan setiap penghantar, dari elektroda didalam tutup distributor
sampai steker busi. Tahanan penghantar tidak boleh melebihi 20 K.ohm.
Kalau tahanan pada satu penghantar terlalu besar, lepas bagian-bagian
pengantar tersebut dan periksa satu persatu, untuk mencari bagian yang
rusak.

20
Gambar. 2.3 Mengukur tahanan kabel tegangan tingggi
- Penghantar tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar
mengakibatkan mesin rusak
- Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin, kemudian keringkan
dengan baik.
- Jika menggunakan angin, doronglah arang didalam pusat distributor, untuk
mencegah arang keluar waktu disemprotkan
- Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan stecker busi.
- Jika terdapat tempat yang terbakar, bagian tersebut harus diganti baru.
- Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.

Gambar. 2.4 Memeriksa bola arang pada tutup distributor

- Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar
harus diganti.

21
Gambar. 2. 5 Memeriksa kabel busi

- Pasang rotor pada governor. Rotor yang mempunyai kelonggaran harus


ganti
- Pasang tutup distributor
- Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi ke busi
- Contoh : Motor 4 silinder, urutan pengapian 1 – 3 – 4 – 2
- Hidupkan mesin sebagai kontrol
-

1. Pemeriksaan dan Penggantian Busi


Langkah Kerja :
- Lepaskan stecker busi. Jangan ditarik pada kabelnya !
- Hubungan inti arang kabel mudah terlepas dari stecker kalau kabel ditarik.

22
Gambar. 2. 6 Melepas kabel busi
- Bersihkan sekeliling dengan udara tekan atau kuas, untuk mencegah
kotoran masuk ke dalam silinder sewaktu busi dilepas.
- Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang tepat. Perhatikan
bahwa kunci dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
- Periksa kondisi ulir dari lubang busi.
petunjuk.
- Periksa muka busi ! ( bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan muka busi
- dapat menunjukkan kondisi motor.

Pemasangan busi
- Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah
tidak sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.

Gambar 2. 7 Penyetelan celah busi

23
- Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian
keraskan dengan kunci momen. Jangan terlalu keras!
Momen pengerasan
- Kepala silinder aluminimum : 15 – 20 Nm / 1,5 - 2 kgm
- Kepala silinder besi tuang : 20 – 25 Nm / 2 - 2,5 kgm
- Pasang kabel-kabel busi dan hidupkan motor sebagai kontrol
Petunjuk
Sebelum kondisi / penyetelan motor dapat dianalisa dengan melihat muka
busi, mobil harus dijalankan ½ jam. Busi biasa harus diganti setiap 20. 000
km. Bila busi perlu diganti, pilihlah busi baru yang sesuai dengan buku
manual / katalog busi. Busi yang salah dapat mengakibatkan kerusakan motor
yang serius ! Lubang didalam torak disebabkan oleh knocking / detonasi. Hal
itu dapat terjadi kalau menggunakan busi yang terlalu panas. Perhatikan
bahwa nilai panas busi sesuai dengan katalog busi / buku manual !
Pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut putar
setelah busi disekrupkan tanpa tenaga sampai mulai menjadi keras,
selanjutnya kita mengeraskan seperti dibawah :

Gambar 2. 8 Pengerasan busi dengan ring

24
Gambar 2. 9 Pengerasan busi tanpa ring
Celah elektroda
Celah elektroda terlalu besar akibatnya :
- Kebutuhan tegangan untuk meloncatkan bunga api lebih tinggi.

- Jika sistem pengapian tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, motor


- mulai tersendat-sendat pada beban penuh
- Celah elektroda biasanya 0,7 – 0,8 mm ( lihat buku manual )

- Isolator-isolator bagian tegangan tinggi cepat rusak karena dibebani


tegangan pengapian yang luar biasa tingginya
- Motor agak sulit dihidupkan

- Bunga api lemah


- Elektroda cepat kotor, khusus pada motor 2 tak
Perbaikan ulir pada lubang busi

25
Bila terdapat kerusakan ulir pada lubang busi, perbaiki dengan tap
lubang busi yang sesuai. Lihat gambar dibawah !

Gambar 2.9 macam ukuran ulir tap untuk perbaikan ulir pada lubang
busi
Sebelum lubang busi ditap baru, berilah vet pada tap agar beram-beram tidak
banyak jatuh kedalam silinder. Untuk membersihkan sisa-sisa beram yang
jatuh kedalam silinder kita menstarter motor sebelum busi dipasang, akibat
putaran motor, beram-beram akan terlempar keluar. Pada ulir lubang busi
yang sangat rusak dapat dipasang sebuah bos reparasi yang sudah berulir.

D. Rangkuman
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai
(lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
- Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi

26
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak
poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat kontak poin terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak
poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat
mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang
jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan
kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya
waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian
menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin.
Mekanisme Vakum advancer berpungsi untuk memundurkan atau
memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api
melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi.
Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin
tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

27
E. Latihan Soal
1. Jelaskan kenapa tidak boleh menarik kabel busi pada ketika melepanya?
2. Sebutkan komponen-komponen tegangan tinggi pada sistem pengapian!
3. Berapa tehanan kabel tegangan tinggi!
4. Apa saja yang diperiksa pada rangkaian tegangan tinggi pada system
pengapian?
5. Jelaskan cara pemeriksaan dan penggantian busi!
6. Berapa pengerasan/momen busi?
7. Berapa km busi harus diganti dan berapa celah elektroda busi secara
umum?
8. Jelaskan cara pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut
putar!
9. Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu besar!
10. Jelaskan, Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu kecil!

28
Daftar Pustaka

1. --------------------, Pedoman Reparasi Mesin 5 K, 7 K, PT. TOYOTA-


ASTRA MOTOR, 1981
2. -------------------, Bahan Ajar Diklat Otomotif, PPPPTK BOE/VEDC
Malang,2012.
3. Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor
Corporation
4. S RINSON, BSE Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan ringan, PPPPTK
BOE/VEDC Malang,2013.

29
30
MODUL AJAR
KOPETENSI DASAR 3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
4.15 Memperbaiki Sistem pengapian konvensional.
MODUL Mendiagnosis dan memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
Kegiatan Belajar 1 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
Pendahuluan A. Deskripsi singkat
B. Relevansi
C. Tujuan pembelajaran 1. Persta didik dapat menjelaskan gejala
yang muncul pada kendaraan melalui
tayangan video dengan benar, teliti,
bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
2. Peserta didik dapat menguraikan
kemungkian kerusakan komponen-
komponen Sistem pengapian
konvensional dengan benar, teliti,
bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
3. Peserta didik dapat menentukan cara
pemeriksaan komponen yang telalah
diuraikan kerusakanya dengan benar,
teliti, bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
4. Setelah peserta didik menjelaskan
gejala pada mesin, menguraikan
kemungkinan kerusakan komponen dan
menentukan cara pemeriksan, maka
peserta didik dapat menentukan cara
perbaikan dengan teliti dan benar
Penyajian 1. Uraian materi 1. Gejala kurasakan yang sering terjadi
pada sistem pengapian konvensional
2. Kerusakan komponen sistem pengapian
konvensional
3. Cara pemeriksaan komponen sistem
pengapian konvensional
4. Cara perbaikan komponen Sistem
pengapian konvensional
2. Latiahan
3. Rangkuman
4. Pustaka
Penutup 5. LKPD
6. Test formatif
7. Umpan balik
Kegiatan Belajar 2 Memperbaiki Sistem pengapian konvensional.
Pendahuluan A. Deskripsi singkat
B. Relevansi
C. Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik dapat mengerjakan
pemeriksaan kerusakan Sistem
pengapian konvensional sesuai dengan
petunjuku manual book dengan benar
2. Peserta didik dapat mempraktekan
perbaikan pada Sistem pengapian
konvensional) dengan benar.
3. peserta didik menunjukan hasil
perberbaikan untuk dilakukan pengujian
sesuai dengan SOP.
Penyajian 1. Uraian materi 1. Pemeriksaan kerusakan Sistem
pengapian konvensional
2. Perbaikan Sistem pengapian
konvensional
3. Menunjukan hasil perbaikan Sistem
pengapian konvensional
2. Latiahan
3. Rangkuman
4. Pustaka
Penutup 5. LKPD
6. Test formatif
7. Umpan balik

A. DESKRIPSI
B. RELEVANSI
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. URAIAN MATERI
a. Gangguang/gejala kerusakan dan kemungkinan kerusakan
b. Pemeriksaan kerusakan dan perbaikan
I.Alat dan Bahan
1. Tool box set
2. Engine Stand
3. Timing light
4. Multitester
II. KeselamatanKerja
1. Siwa wajib menggunakan pakaian kerja pada saat praktik
2. Siswa melakukan prosedur pemasangan dan pembongkaran sesuai pada jobsheet.
3. Segera melapor pada guru atau instruktur jika terjadi masalah pada saat praktik
III. Materi
Sistem pengapian konvensional kendaraan bermotor sangatlah penting dalam
mendukung kinerja sebuah kendaraan, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik
pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji.
Adapun langkah pemeriksaan sistem pengapian adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Baterai
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel positifnya.
Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api.

a. Kondisi bodi
1) Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus diganti baru.

Gambar 2.1 Pemeriksaan Kondisi Bodi Baterai

b. kondisi terminal
1) Bersihkan terminal baterai dari kotoran maupun minyak/vet dengan air hangat
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan amplas

Gambar 2.2 Pemeriksaan Kondisi Terminal Baterai

c. ketinggian air accu


1) Letakan baterai pada tempat yang rata dan periksa volume electrolite pada batas
Upper dan lower. Apabila kurang tambahkan dengan air suling (accu zur).
Gambar 2.3 Pemeriksaan Ketinggian Air Accu

d. Periksa tegangan baterai


1) Dengan menggunakan baterai tester atau multi tester periksalah tegangan baterai
(kondisi penuh: 12.6 volt)
2) Jika tegangan batery rendah, maka harus di charge ulang.

Gambar 2.4 Pemeriksaan Tegangan Baterai

e. Periksa lubang penguapan pada tutup baterai.


1) Dengan menggunakan tekanan udara kompresor tiupkan udara pada lubang
penguapan udara

Gambar 2.5 Pemeriksaan Tutup Baterai


f. Periksa berat jenis (BJ) electrolyte
1) Dengan menggunakan Hydrometer periksalah BJ electrolite, normal
o
1.260-1.280 pada suhu 25 C. Perbedaan setiap sel < dari 0.02

Gambar 2.6 Pemeriksaan Berat Jenis Baterai


2. Pemeriksaan kunci kontak
a. cara memeriksa kunci kontak masih dalam kondisi baik atau tidak, sebagai berikut:
1) Memeriksa secara fisik dengan melihat ada atau tidak terminal yang lepas dan
isolator kabel terbakar.
2) Memeriksa hubungan antar terminal kontak menggunakan ohm meter.
b. Hubungan antar terminal kontak jika kunci kontak masih dalam kondisi baik
seharusnya seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini.

Gambar 2.7 Bagan Pemeriksaan Kunci Konta

3. Pemeriksaan Busi
Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem
pengapian
Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian

• Pemeriksaan secara visual meliputi hal-hal berikut:


• Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan
terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan
putus atau terbakar.
• Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus,
terbakar atau bodi retak.
• Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan
kurang baik.
• Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.

A) Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
• Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas
agar urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan
urutan pengapian atau firing order (FO) yang benar.

Cara melepas kabel busi yang benar

• Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga
busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
• Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan
amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda
keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi
retak sehingga busi mati.
• setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi

• Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi
dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci
busi.
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih
baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja
pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut
dibuat Spark plug cleaner and tester.

Cara menggunakan spark plug cleaner tester adalah sebagai berikut:


• Membersihkan busi dengan spark plug cleaner tester
• Pasang busi yang akan dibersihkan pada lubang pembersih (3), tekan tombol udara
untuk membersihkan kotoran yang menempel.
• Tekan tombol pasir pembersih sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi
(atur tekanan 3-4 kg/cm2, waktu 3-4 detik).
• Ulangi langkah 1. dan 2. diatas sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan
tombol udara (1) agar pasir yang masih menempel dapat bersih.

Spark plug cleaner tester

Memeriksa busi menggunakan spark plug cleaner tester


• Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak
tepat ganti ukuran lubang (diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm,
12mm dan 14mm).
• Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat percikan api pada celah jarum, yang
dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti alat berfungsi.
• Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
• Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan, seperti ditunjukan tabel di
bawah ini.

Tekanan yang digunakan Hasil pengujian yang seharusnya

Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)

Tekanan 3-4 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
(10)

Tekanan 5 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (10)


Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10)
saja berarti busi sudah jelek

Pemeriksaan secara visual.Periksa busi kemungkinan terdapat hal-hal berikut:


a. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator
b. Keausan elektroda
c. Gasket rusak atau berubah bentuk
d. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan

Gambar 2.8 Busi

Bersihakan Busi

a. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang diperlukan
b. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara bertekanan
c. Besihkan ulir dan permukaaan luar isolator

Gambar 2.9 Pembersihan Busi

Stel celah busi

a. Periksa setiap celah busi menggunakan feller gauge. Jika perlu, setelah dengan
membengkokkan bagian yang menonjol dari elektroda. (celah busi 0.75 – 90 mm)
dan penggantian setiap 20.000 km
Gambar 2.10 Penyetelan Celah Busi

4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi


a. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
b. Jangan menekuk kabel
c. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
d. Periksa tahanan kabel menggunakan Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
e. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel

Gambar 2.11 Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi

5. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil


a. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
b. Jangan menekuk kabel
c. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
d. Periksa tahanan kabel menggunakan Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
e. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel
Gambar 2.12 Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi

6. Pemeriksaan tahanan primer coil


a. Periksa tahanan koil pengapian dengan Ohmmeter pada skala x1 atau x10.
b. Periksa tahanan antara terminal posistif (+) dan negatif (-) koil.
c. Tahanan (tanpa internal resistor) 1.3 – 1.6 Ω
d. Tahanan (dengan internal resistor) 1.5 – 1.9 Ω

Gambar 2.13 Pemeriksaan Tahanan Primer Coil


7. Pemeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
a. Periksa tahanan koil pengapian dengan Ohmmeter pada skala x1kΩ
b. Periksa tahanan antara terminal posistif (+) dan terminal tegangan tinggi.
c. Tahanan (tanpa internal resistor) 10.7 - 14.5 kΩ
d. Tahanan (dengan internal resistor) 13.7 - 18.5 kΩ

Gambar 2.14 Pemeriksaan Tahanan Sekunder Coil Pengapian


8. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
a. Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, sisa-sisa karbon, terbakar
atau terminal berkarat, pegas bagian tengah lemah.
Gambar 2.15 Pemeriksaan Kondisi Tutup Distributor

9. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance


a. Putar rotor berlawanan arah jarum jam dan lepaskan, rotor harus kembali ke posisi
semula dengan cepat

Gambar 2.16 Pemeriksaan Cara kerja governor advance


10. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer
• Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat
dilihat dari banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
• Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah
dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka
rotor harus segera kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
• Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa
vacum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak.
Bila tidak mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.

Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer

11. Pemeriksaan Kondisi rotor


a. Periksa rotor dari kemungkinan retak, sisa-sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat
Gambar 2.17 Pemeriksaan Kondisi Rotor
12. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
a. Hubungkan slang vacum distributor dengan vacum tester.
b. Saat dihisap breaker plate harus bergeser dari dudukannya.
c. Saat selang vakum dilepas, breaker plate harus kembali ke posisi awal

Gambar 2.18 Pemeriksaan Cara Kerja Vacum Advance

13. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara


a. Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki atau
ganti bila platina sudah aus
b. Stel celah platina
1) Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
2) Kendorkan skrup pengikat paltina
3) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah nok
4) Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada tempat
penyetelan sampai tepat
5) Kencangkan sekrup platina
Gambar 2.19 Pemeriksaan Celah Platina
14. Pemeriksaan Sudut Dwell

a. Periksa sudut Dwell dengan menggunakan Dwell tester


b. Sudut Dwell standar: 52o ± 6o
c. Jika sudut Dwell tidak pas, stell ulang celah Platina

Gambar 2.20 Pemeriksaan Sudut Dwell

15. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)


Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada kondisi

a. Oktan selektor pada posisi standart.


b. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma distributor dan sumbat ujung slangnya.

Gambar 2.21 Pemeriksaan Ignition Timing Vacum di lepas


c. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
d. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
f. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
g. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM

Gambar 2.22 Pengaturan Waktu Pengapian

2. Latihan Soal
1. Bagaimana cara memeriksa dan mengatur sudut dwell?
2. Bagaimana cara mengatur celah platina?
3. Seorang teknisi mengalami permasalahan mobil kjang 5 K dalam sistem waktu
pengapiannya yang terlalu maju sebelum waktunya. Akibatnya terjadi knocking pada
mesinnya. Bagaimana cara teknisi tersebut mengatur timing pengapian dengan
timing light?
Jawaban:

1. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell


a. Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada disekitar engine
b. Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya
c. Matikan engine dan hubungkan dwell tester ke sistem pengapian sesuai SOP
d. Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
e. Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasinya (52 + 6)
2. Langkah mengatur celah platina
a. Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki
atau ganti bila platina sudah aus
b. Stel celah platina
1) Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
2) Kendorkan skrup pengikat paltina
3) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah nok
4) Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada
tempat penyetelan sampai tepat
5) Kencangkan sekrup platina

3. Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada kondisi


a. Oktan selektor pada posisi standart.
b. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma distributor dan sumbat ujung slangnya.

c. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
d. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
f. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
g. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM

3. Rangkuman
Apaun pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional pada kendaraan adalah sebagai
berikut:
4. Pemeriksaan Baterai
2. Pemeriksaan kunci kontak
3. Pemeriksaan Busi
4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
5. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil
6. Pemeriksaan tahanan primer coil
7. emeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
8. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
9. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
10. Pemeriksaan Kondisi rotor
11. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
12. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
13. Pemeriksaan Sudut Dwell
14. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)
4. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem
Pengapian. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
https://qtussama.wordpress.com/2012/11/10/menyetel-celah-platina/
5. LKPD
6. TEST FORMATIF
7. UMPAN BALIK
Intrumen umpan
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan terkait pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Jawablah semua pertanyaan dibawah ini dengan memilih pilihan jawaban pada kolom
yang dianggap paling mewakili diri anda. Setiap pertanyan diberikan 4 pilihan
jawaban. Pilihan jawabanya adalah:
STS bila anda merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
TS bila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
S bila anda merasa setuju dengan pernyataan tersebut.
SS bila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Nama pengajar :
Mata pelajaran yang diajarkan:
1. Penyampaian materi yang diberikan menarik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
2. Pengajar menguasai materi
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
3. Pengajar mampu menyampaikan materi sehingga mudah dipahami
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
4. Pengantar memberikan umpan balik(feedback) yang membantu peserta untuk
lebih memahami materi yang diajarkan
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
5. Pengajar memberikan kesempatan bertanya dan berdiskusi
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
6. Pengajar memiliki management waktu pembelajaran yang baik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
7. Pengajar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
8. Pengajar mampu memberikan motifasi kepada pesrta didik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
8. REFLEKSI
setelah mencermati penjelasan dan atau memepelajari materi secara sinkronus,
peserta didik diminta untuk melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan
yang disajikan
Nama:
Materi:
1. Tema-tema materi yang barusan saya dapat adalah
2. Tema materi yang sudah saya kuasai dengan baik adalah
3. Tema materi yang belum saya kuasai adalah
4. Hal-hal yang perlu saya lakukan untuk menguasai ateri yang belum
saya kuasai dengan baik adalah
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel positifnya.
Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api.

g. Kondisi bodi
2) Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus diganti baru.

Gambar 2.1 Pemeriksaan Kondisi Bodi Baterai

h. kondisi terminal
2) Bersihkan terminal baterai dari kotoran maupun minyak/vet dengan air hangat
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan amplas

Gambar 2.2 Pemeriksaan Kondisi Terminal Baterai

i. ketinggian air accu


2) Letakan baterai pada tempat yang rata dan periksa volume electrolite pada batas
Upper dan lower. Apabila kurang tambahkan dengan air suling (accu zur).

Gambar 2.3 Pemeriksaan Ketinggian Air Accu


j. Periksa tegangan baterai
3) Dengan menggunakan baterai tester atau multi tester periksalah tegangan baterai
(kondisi penuh: 12.6 volt)
4) Jika tegangan batery rendah, maka harus di charge ulang.

Gambar 2.4 Pemeriksaan Tegangan Baterai

k. Periksa lubang penguapan pada tutup baterai.


2) Dengan menggunakan tekanan udara kompresor tiupkan udara pada lubang
penguapan udara

Gambar 2.5 Pemeriksaan Tutup Baterai

l. Periksa berat jenis (BJ) electrolyte


2) Dengan menggunakan Hydrometer periksalah BJ electrolite, normal
o
1.260-1.280 pada suhu 25 C. Perbedaan setiap sel < dari 0.02
Gambar 2.6 Pemeriksaan Berat Jenis Baterai
16. Pemeriksaan kunci kontak
c. cara memeriksa kunci kontak masih dalam kondisi baik atau tidak, sebagai berikut:
3) Memeriksa secara fisik dengan melihat ada atau tidak terminal yang lepas dan
isolator kabel terbakar.
4) Memeriksa hubungan antar terminal kontak menggunakan ohm meter.
d. Hubungan antar terminal kontak jika kunci kontak masih dalam kondisi baik
seharusnya seperti yang ditunjukan tabel di bawah ini.

Gambar 2.7 Bagan Pemeriksaan Kunci Konta

17. Pemeriksaan Busi


Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem
pengapian

Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian


• Pemeriksaan secara visual meliputi hal-hal berikut:
• Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan
terminal baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan
putus atau terbakar.
• Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus,
terbakar atau bodi retak.
• Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan
kurang baik.
• Memeriksa kabel busi dari kemungkinan atau pemasangan kurang tepat.

B) Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
• Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas
agar urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan
urutan pengapian atau firing order (FO) yang benar.

Cara melepas kabel busi yang benar

• Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga
busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
• Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan
amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda
keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi
retak sehingga busi mati.
• setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.

Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi

• Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi
dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci
busi.
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih
baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja
pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut
dibuat Spark plug cleaner and tester.

Cara menggunakan spark plug cleaner tester adalah sebagai berikut:


• Membersihkan busi dengan spark plug cleaner tester
• Pasang busi yang akan dibersihkan pada lubang pembersih (3), tekan tombol udara
untuk membersihkan kotoran yang menempel.
• Tekan tombol pasir pembersih sehingga pasir pembersih akan menyemprot rongga busi
(atur tekanan 3-4 kg/cm2, waktu 3-4 detik).
• Ulangi langkah 1. dan 2. diatas sampai busi bersih. Setelah busi bersih maka tekan
tombol udara (1) agar pasir yang masih menempel dapat bersih.

Spark plug cleaner tester

Memeriksa busi menggunakan spark plug cleaner tester


• Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak
tepat ganti ukuran lubang (diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm,
12mm dan 14mm).
• Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat percikan api pada celah jarum, yang
dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10), bila ada berarti alat berfungsi.
• Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
• Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan, seperti ditunjukan tabel di
bawah ini.

Tekanan yang digunakan Hasil pengujian yang seharusnya

Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)

Tekanan 3-4 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
(10)

Tekanan 5 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (10)

Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10)
saja berarti busi sudah jelek

Pemeriksaan secara visual.Periksa busi kemungkinan terdapat hal-hal berikut:


e. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator
f. Keausan elektroda
g. Gasket rusak atau berubah bentuk
h. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan

Gambar 2.8 Busi

Bersihakan Busi

d. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang diperlukan
e. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara bertekanan
f. Besihkan ulir dan permukaaan luar isolator

Gambar 2.9 Pembersihan Busi

Stel celah busi

b. Periksa setiap celah busi menggunakan feller gauge. Jika perlu, setelah dengan
membengkokkan bagian yang menonjol dari elektroda. (celah busi 0.75 – 90 mm)
dan penggantian setiap 20.000 km

Gambar 2.10 Penyetelan Celah Busi


18. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
f. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
g. Jangan menekuk kabel
h. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
i. Periksa tahanan kabel menggunakan Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
j. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel

Gambar 2.11 Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi

19. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil


f. Cabut kabel busi dengan menarik pada bagian karet.
g. Jangan menekuk kabel
h. Periksa kondisi kabel dari putus atau retak
i. Periksa tahanan kabel menggunakan Ohmmeter pada skala ukur X 1kΩ
j. Tahanan : kurang dari 25 kΩ/kabel

Gambar 2.12 Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi

20. Pemeriksaan tahanan primer coil


e. Periksa tahanan koil pengapian dengan Ohmmeter pada skala x1 atau x10.
f. Periksa tahanan antara terminal posistif (+) dan negatif (-) koil.
g. Tahanan (tanpa internal resistor) 1.3 – 1.6 Ω
h. Tahanan (dengan internal resistor) 1.5 – 1.9 Ω
Gambar 2.13 Pemeriksaan Tahanan Primer Coil
21. Pemeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
e. Periksa tahanan koil pengapian dengan Ohmmeter pada skala x1kΩ
f. Periksa tahanan antara terminal posistif (+) dan terminal tegangan tinggi.
g. Tahanan (tanpa internal resistor) 10.7 - 14.5 kΩ
h. Tahanan (dengan internal resistor) 13.7 - 18.5 kΩ

Gambar 2.14 Pemeriksaan Tahanan Sekunder Coil Pengapian


22. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
b. Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, sisa-sisa karbon, terbakar
atau terminal berkarat, pegas bagian tengah lemah.

Gambar 2.15 Pemeriksaan Kondisi Tutup Distributor


23. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
b. Putar rotor berlawanan arah jarum jam dan lepaskan, rotor harus kembali ke posisi
semula dengan cepat

Gambar 2.16 Pemeriksaan Cara kerja governor advance


24. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer
• Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat
dilihat dari banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
• Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah
dibersihkan, putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka
rotor harus segera kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
• Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa
vacum, lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak.
Bila tidak mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.

Memeriksa centrifugal advancer dan vacum advancer

25. Pemeriksaan Kondisi rotor


b. Periksa rotor dari kemungkinan retak, sisa-sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat

Gambar 2.17 Pemeriksaan Kondisi Rotor


26. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
d. Hubungkan slang vacum distributor dengan vacum tester.
e. Saat dihisap breaker plate harus bergeser dari dudukannya.
f. Saat selang vakum dilepas, breaker plate harus kembali ke posisi awal

Gambar 2.18 Pemeriksaan Cara Kerja Vacum Advance

27. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara


c. Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki atau
ganti bila platina sudah aus
d. Stel celah platina
6) Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
7) Kendorkan skrup pengikat paltina
8) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah nok
9) Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada tempat
penyetelan sampai tepat
10) Kencangkan sekrup platina

Gambar 2.19 Pemeriksaan Celah Platina


28. Pemeriksaan Sudut Dwell
d. Periksa sudut Dwell dengan menggunakan Dwell tester
e. Sudut Dwell standar: 52o ± 6o
f. Jika sudut Dwell tidak pas, stell ulang celah Platina

Gambar 2.20 Pemeriksaan Sudut Dwell

29. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)


Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada kondisi

h. Oktan selektor pada posisi standart.


i. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma distributor dan sumbat ujung slangnya.

Gambar 2.21 Pemeriksaan Ignition Timing Vacum di lepas

j. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
k. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
l. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
m. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
n. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM

Gambar 2.22 Pengaturan Waktu Pengapian

3. Latihan Soal
1. Bagaimana cara memeriksa dan mengatur sudut dwell?
2. Bagaimana cara mengatur celah platina?
3. Seorang teknisi mengalami permasalahan mobil kjang 5 K dalam sistem waktu
pengapiannya yang terlalu maju sebelum waktunya. Akibatnya terjadi knocking pada
mesinnya. Bagaimana cara teknisi tersebut mengatur timing pengapian dengan timing
light?
Jawaban:

4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell


a. Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada disekitar engine
b. Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya
c. Matikan engine dan hubungkan dwell tester ke sistem pengapian sesuai SOP
d. Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
e. Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasinya (52 + 6)
5. Langkah mengatur celah platina
c. Cek kondisi platian dari keausan maupun kontak yang tidak tepat, perbaiki
atau ganti bila platina sudah aus
d. Stel celah platina
6) Putar poros engkol sampai rubbing blok posisi terendah
7) Kendorkan skrup pengikat paltina
8) Sisipkan feller gauge 0,45 mm diatara rubbing blok dengan lembah nok
9) Bila celah tidak tepat, geser platina menggunakan obeng (-) pada
tempat penyetelan sampai tepat
10) Kencangkan sekrup platina

6. Pemeriksaan dan penyetelan dilakukan pada kondisi


h. Oktan selektor pada posisi standart.
i. Lepaskan slang vakum dari sub diafragma distributor dan sumbat ujung slangnya.

j. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
k. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
l. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
m. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
n. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM
5. Rangkuman
Apaun pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional pada kendaraan adalah sebagai
berikut:
4. Pemeriksaan Baterai
15. Pemeriksaan kunci kontak
16. Pemeriksaan Busi
17. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
18. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil
19. Pemeriksaan tahanan primer coil
20. emeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
21. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
22. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
23. Pemeriksaan Kondisi rotor
24. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
25. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
26. Pemeriksaan Sudut Dwell
27. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem
Pengapian. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

https://qtussama.wordpress.com/2012/11/10/menyetel-celah-platina/

Anda mungkin juga menyukai