Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tersusunnya bahan ajar/modul ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku
sumber belajar untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi
Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Bahan
ajar/modul ″Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan″ ini disusun berdasarkan
tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013..
Penyajian bahan ajar/modul untuk Mata Pelajaran ″Pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan″ ini disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan
proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui
berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta
didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru secara mandiri.
ii
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
Kendaraan bermotor yang saat ini sering kita lihat dan digunakan sebagai
sarana transportasi darat, dengan pemakain dan bertambahnya usia pada alat
transportasi tersebut maka akan menimbulkan suatu kerusakan pada sistem yang
ada pada alat transportasi tersebut. Banyak sekali masalah yang timbul dari
berbagai sistem yang bekerja di dalamnya, salah satunya adalah sistem pengapian.
Sistem pengapian merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
tegangan listrik yang akan disalurkan ke busi guna melakukan proses pembakaran
campuran bahan bakar. Pada saat proses tersebut tentunya akan banyak ditemui
masalah, baik yang ditimbulkan dari fungsi, cara kerja maupun masalah yang
lainya.
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas perawatan berkala mesin kendaraan ringan dengan
menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas perawatan berkala mesin
kendaraan ringan di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
perawatan berkala mesin kendaraan ringan di bawah pengawasan langsung.
iii
Kompetensi Dasar
1. Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
2. Memperbaiki sistem pengapian konvensional
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI Pengetahuan
a. Mengidentifikasi gejala kerusakan yang muncul pada sistem pengapian
konvensional.
b. Menganalisis kemungkinan penyebab kerusakan sistem pengapian
konvensional.
c. Menguraikan prosedur pemeriksaan komponen sistem pengapian
konvensional
2. Indikator KD pada KI Keterampilan
a. Memeriksa kerusakan komponen sistem pengapian konvensional
b. Memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
c. Menguji hasil perbaikan sistem pengapian konvensional
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
1. Setelah mengamati bahan tayang, menggali informasi dan diskusi (C) peserta
didik (A) dapat mengidentifikasi gejala kerusakan sistem pengapian
konvensional (B) secara cermat dan percaya diri (D)
2. Setelah mengamati bahan tayang, menggali informasi dan diskusi (C) peserta
didik (A) dapat menganalisis kemungkinan penyebab kerusakan sistem
pengapian konvensional (B) secara cermat dan percaya diri (D)
3. Setelah menggali informasi berdasarkan literatur dan kegiatan diskusi (C)
peserta didik (A) dapat menguraikan prosedur pemeriksaan sistem pengapian
konvensional (B) sesuai SOP dengan teliti dan percaya diri (D)
4. Setelah melakukan pengamatan bahan tayang, menggali informasi
berdasarkan literatur dan praktik (C) peserta didik (A) dapat menentukan
kerusakan sistem pengapian konvensional (B) sesuai SOP dengan teliti dan
tanggung jawab (D)
5. Setelah melakukan kegiatan diskusi menggali informasi berdasarkan literatur
dan praktik (C) peserta didik (A) dapat memperbaiki kerusakan sistem
pengapian konvensional (B) dengan benar sesuai SOP secara percaya diri dan
tanggung jawab (D)
6. Setelah melakukan kegiatan diskusi menggali informasi berdasarkan literatur
dan praktik (C) peserta didik (A) dapat menguji hasil perbaikan sistem
pengapian konvensional (B) dengan benar sesuai SOP secara percaya diri dan
tanggung jawab (D)
iv
5. DAFTAR ISI
Verifikasi Bahan Ajar ii
Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi v
BAB I DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN 1
A. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Materi 1
1. Diagnosis Masalah Sistem Pengapian 1
2. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai 3
3. Kontak Pemutus dan Sudut Dwel 3
4. Kondensor 5
5. Busi 5
6. Saat pengapian 7
7. Mencari gangguan pada sistem pengapian konvensional 7
D. Rangkuman 12
E. Latihan Soal 13
BAB II PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 14
A. Deskripsi Singkat 14
B. Tujuan Pembelajaran 14
C. Materi 14
Pemeriksaan rangkaian primer Sistem Pengapian 14
Konvensional
1. Melepas dan memasang kembali kunci kontak 16
2. Melepas Dan Memasang Kembali Koil Pengapian 16
3. Melepas Dan Memasang Kembali Tahanan Ballast 17
4. Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga 17
api langsung pada mesin
v
5. Pemeriksaan awal Kontak Pemutus ( Platina ) 17
6. Perbaikan / Penggantian Kontak Pemutus 18
7. Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuller 19
8. Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester 19
Pemeriksaan Bagian – bagian Pengapian Tegangan Tinggi 20
D. Rangkuman 27
E. Latihan Soal 29
Daftar Pustaka
vi
BAB I
DIAGNOSIS SISTEM PENGAPIAN
A. Deskripsi Singkat
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan
bakar,udara, kompresi yang cukup dan ada api. Api dalam pembakaran tidak
mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya. Untuk
memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem
pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari
berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai
sedemikian rupa sehinga memiliki satu fungsi yakni memercikkan bunga api
yang di gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang
telah dikompresikan di dalam silinder. Agar hasil yang diperoleh sistem
pengapian sempurna, maka rangkaian ini harus memenuhi beberapa kriteria,
antara lain :
1. Dapat merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
2. Dapat beroperasi dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan batere
dan/atau alternator).
3. Dapat mengalirkan tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan
pengapian.
4. Waktu pembangkitan tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran
mesin
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu : -
Mendiagnosis permasalahan sistem pengapian
- Memeriksa dan mengganti komponen system pengapian konvensional
- Memeriksa dan memperbaiki distributor
- Memeriksa dan menyesuaikan timing pengapian
1
C. Uraian Materi
1. Diagnosis Masalah Sistem Pengapian
Agar dapat bekerja, mesin harus memiliki kompresi yang baik dan
terjadwal. Silinder mesin harus mendapat campuran udara-bahan baker yang
mudah terbakar. Selain itu, juaga diperlukan percikan yang cukup panas
untuk membakar campuran dan meloncati celah busi. Jika ada yang tidak
terpenuhi, mesin tidak akan menyala atau bekerja dengan baik.
Sistem pengapian otomotif memiliki konstruksi yang berbeda-beda,
tetapi dasar kerjanya hampir sama. Semua sistem pengapian memiliki sebuah
rangkaian primer yang menimbulkan percikan pada rangkaian skunder.
Percikan ini harus dikirimkan ke busi yang tepat pada waktu yang tepat pula.
Kegagalan sistem pengapian dapat dibagi menjadi tiga kelas:
a. hilangnya energi pada rangkaian primer
b. hilangnya energi pada rangkaian skunder
c. habisnya waktu
2. Rangkaian Sistem Pengapian Baterai
2
Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
3. Kontak Pemutus dan Sudut Dwel
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi
induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
3
Gambar 1.4 Besar kecil sudut dwell terhadap kemampuan pengapian
4. Kondensor
Condenser ini berfungsi untuk mengurangi seminimal mungkin loncatan
api yang terjadi di antara titik-titik kontak platina dan untuk mempercepat
pemutusan arus dalam koil primer dengan maksud meninggikan tegangan
induksi di dalam koil sekunder. Pengaruh kondensor :
Pada sirkuit primer
Pada saat kontak pemutus mulai membuka. Ada loncatan bunga api
diantara kontak pemutus
Artinya :
- Arus tidak terputus dengan segera
- Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar).
Pada sirkuit sekunder
Bunga api pada busi lemah
- Mengapa bunga api pada busi lemah ?
Karena arus primer tidak terputus dengan segera, medan magnit
pada koil tidak jatuh dengan cepat (Tegangan induksi rendah).
4
5. Busi
Permukaan muka busi menunjukkan kondisi operasi mesin dan
busi. Normal
Isolator berwarna kuning atau coklat muda Puncak isolator bersih,
permukaan rumah isolator kotor berwarna coklat muda atau abu – abu ,
- Kondisi kerja mesin baik
- Pemakaian busi dengan nilai panas yang tepat
Terbakar
Elektrode terbakar, pada permukaan kaki isolator ada partikel-partikel
kecil mengkilat yang menempel Isolator berwarna putih atau kuning.
Penyebab :
- Nilai oktan bensin terlalu rendah
- Campuran terlalu kurus
- Knoking ( detonasi )
- Saat pengapian terlalu awal
- Tipe busi yang terlalu panas
Berkerak karena oli
Kaki isolator dan elektroda sangat kotor. Warna kotoran coklat
Penyebab :
- Cincin torak aus
- Penghantar katup aus
- Pengisapan oli melalui sistem ventilasi karter
Berkerak karbon / jelaga
Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
- Campuran terlalu kaya
- Tipe busi yang terlalu dingin
Isolator retak
Penyebab :
- Jatuh
5
- Kelemahan bahan
- Bunga api dapat meloncat dari isolator langsung ke massa
Celah elektroda busi dan tegangan pengapian
Celah elektroda busi mempengaruhi kebutuhan tegangan pengapian
- Celah elektroda besar tegangan pengapian besar
- Celah elektroda kecil tegangan pengapian kecil
6
7. Mencari gangguan pada sistem pengapian konvensional
Lakukan pemeriksaan gangguan pada sistem pengapian konvensional
sesuai petunjuk flow cart.
a) Motor tidak hidup/ sulit hidup/tersendat-sendat
Pemeriksaan rangkaian primer.
Petunjuk : Pada pemeriksaan tegangan tinggi, kunci kontak di “
ON “ kan
Pemeriksaan rangkaian primer
7
Pemeriksaan rangkaian skunder (tegangan tinggi)
8
Tabel. 1. 1 Diagnosa kerusakan pada system pengapian
KEMUNGKINAN
No. GEJALA CARA MENGATASI
PENYEBAB
9
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.
Bersihkan terminal
Konektor kabel kotor.
konektor kabel.
Terjadi ledakan di
Kerja vacum advancer Perbaiki mekanisme
4 knalpot saat pedal gas
kurang sempurna. vacum advancer.
dilepas
10
Ganti busi dengan tingkat
7 Elektroda busi Pemakaian tingkat busi panas busi yang lebih
meleleh yang terlalu panas. dingin.
D. Rangkuman
Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam :
- Sistem pengapian baterai
- Sistem pengapian magnet
Komponen-komponen sistem pengapian baterai adalah :
- Baterai
- Kunci kontak
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
- Distributor
- Busi
Sirkuit tegangan rendah = Sirkuit primer
- Baterai – Kunci Kontak – Primer Koil – Kontak Pemutus –
Kondensator – Massa
Sirkuit tegangan tinggi = Sirkuit Sekunder
- Sekunder Koil – Distributor – Busi – Massa
Kontak pemutus berfungsi untuk: Menghubungkan dan memutuskan arus
primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
Bentuk-bentuk kontak pemutus:
- Kontak berlubang
- Kontak pejal
Keausan yang terjadi pada kontak berlubang adalah:
- Keausan permukaan rata
- Pemindahan panas baik
Keausan yang terjadi pada kontak pejal adalah:
11
- Keausan permukaan tidak merata
- Pemindahan panas
Celah kontak pemutus kecil
- Sudut buka kecil
- sudut Dwel besar
Celah kontak pemutus besar
- Sudut buka besar
- Sudut Dwel kecil
E. Latihan Soal
12
BAB II
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN
A. Deskripsi Singkat
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan
proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik
akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang
hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem
ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi, peserta didik mampu :
1. Memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
2. Mengontrol hasil perbaikan sistem pengapian konvensional
C. Materi
Pemeriksaan,Perbaikan,Penyetelan dan Penggantian
Komponen rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
1. Pemeriksaan rangkaian primer Sistem Pengapian Konvensional
Keselamatan kerja :
Saat motor diam posisi “ ON “ pada kunci kontak jangan terlalu lama
Langkah kerja :
- Mengukur berat jenis elektrolit pada baterai
- Baterai harus terisi minimal 70 %
Mengukur Tegangan :
- Baterai
- Kunci kontak
- Tahanan ballast
- Koil pengapian ( klem + ) dan klem (- )
- Kontak pemutus
13
Gambar. 2. 1 Mengukur tegangan pada rangkaian primer
Mengukur tahanan pada :
- Kunci kontak
- Tahanan ballast
- Koil pengapian
- Kontak pemutus
Petunjuk :
- Waktu mengukur tegangan kunci kontak posisi “ ON “
- Waktu mengukur tahanan kunci kontak posisi “ OFF “
- Tulisan hasil pengukuran pada lembar yang disediakan
14
2. Melepas dan memasang kembali kunci kontak
Langkah kerja :
- Melepas terminal negatif baterai
- Mencatat warna kabel dan kode terminal atau membuat sketsa
sambungan
- Melepas kabel-kabel
- Melepas kunci kontak dari dudukannya
- Menguji kunci kontak dengan ohmmeter dan gambarkan rangkaiannya
- Memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu
membongkar
15
- mengganti tahanan primer dan sekunder harus dengan koil pengapian
yang lama )
- memasang kembali sesuai dengan kebalikan urutan waktu melepas
4. Melepas Dan Memasang Kembali Tahanan Ballast
- Kunci kontak pada posisi “ OFF “
- Lepas kabel-kabel
- Lepas tahanan ballast dari dudukannya
- Bersihkan dudukan dari kotoran / karat
- Ukur tahanan ballast dengan ohmmeter
- Pasang kembali sesuai dengan kedudukan semula
5. Menguji koil pengapian dengan melihat loncatan bunga api langsung
pada mesin
- Melepas kabel tengah tegangan tinggi dari distributor
- Mendekatkan ujung kabel dengan tang berisolasi pada masa koil
pengapian yang akan meloncatkan bunga api 6 - 10 mm
- Menguji koil pengapian dengan koil tester
- Menghungkan klem 15, 1 dan 4 koil pengapian dengan klem 15, 1 dan
4 pada koil tester
- Menghubungkan koil tester dengan baterai 12 volt
- “ ON “ kan koil tester , maka terjadi loncatan bunga api
- ukur panjang loncatan bunga api maksimal
- Pengujian tahanan isolasi dari koil pengapian bisa dilakukan dengan
memperbesar jarak kontak. Pengujian ini hanya diperbolehkan dalam
waktu yang singkat saja.
- Tahanan isolasi yang jelek ditunjukkan dengan loncatan bunga api
dari leher menuju klem 1 atau klem 15
6. Pemeriksaan awal Kontak Pemutus ( Platina )
- Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup
- Periksa keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak
16
Gambar. 2.2 Kondisi kontak pemutus
7. Perbaikan / Penggantian Kontak Pemutus
- Lepas kabel kontak pemutus
- Lepas sekrup – sekrupnya dan keluarkan kontak pemutus
- Bersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap
- Kedudukan kontak yang salah seperti dapat dibetulkan dengan
membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
- Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas
lemah atau berkarat, kontak pemutus harus diganti.
- Sebelum memasang kontak pemutus, beri vet pada tumit ebonit, tetapi
jangan terlalu banyak. Pakai vet khusus jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.
*Kontak pemutus yang masih dapat digunakan harus diratakan, kalau akan
distel dengan fuller. Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan
menghasilkan celah yang terlalu besar. Lihat gambar berikut !
17
Gambar. 2. 4 Macam-macam dudukan kontak lepas pada kontak tetap
Kedudukan kontak yang salah seperti gambar b, c, d, dapat dibetulkan dengan
membengkokan kontak tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang
Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas lemah atau
berkarat, kontak pemutus harus diganti.
18
Gambar 2. 5 Mengatur pembukaan kontak pemutus, Celah menjadi
besar
19
Gambar. 2. 2 Pemasangan dwell tester.
Catatan : sesuaikan pemasangan kabel pengetes Dwell dengan Merk /
Type yang digunakan.
Hubungkan kabel sekunder koil ke massa, untuk menghindarkan
kerusakan koil dan bagian-bagian elektronik.
Start motor dan periksa sudut dwel. Jika salah, stel celah kontak sampai
mendapatkan hasil yang baik dan keraskan sekrup-sekrup pada kontak
tetap. Pasang kembali, kontrol sudut dwel sekali lagi selama motor
( putaran idle )
Penyetelan Kontak Pemutus dengan Dwell Tester besar sudut dwel untuk
0 0
motor 4 silinder biasanya 52 – 56 , untuk motor 6 silinder 36 – 38
Pemeriksaan Bagian – bagian Pengapian Tegangan Tinggi
Langkah kerja Memeriksa bagian-bagian tegangan tinggi:
- Periksa tahanan setiap penghantar, dari elektroda didalam tutup distributor
sampai steker busi. Tahanan penghantar tidak boleh melebihi 20 K.ohm.
Kalau tahanan pada satu penghantar terlalu besar, lepas bagian-bagian
pengantar tersebut dan periksa satu persatu, untuk mencari bagian yang
rusak.
20
Gambar. 2.3 Mengukur tahanan kabel tegangan tingggi
- Penghantar tegangan tinggi dengan tahanan yang terlalu besar
mengakibatkan mesin rusak
- Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin, kemudian keringkan
dengan baik.
- Jika menggunakan angin, doronglah arang didalam pusat distributor, untuk
mencegah arang keluar waktu disemprotkan
- Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan stecker busi.
- Jika terdapat tempat yang terbakar, bagian tersebut harus diganti baru.
- Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.
- Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar
harus diganti.
21
Gambar. 2. 5 Memeriksa kabel busi
22
Gambar. 2. 6 Melepas kabel busi
- Bersihkan sekeliling dengan udara tekan atau kuas, untuk mencegah
kotoran masuk ke dalam silinder sewaktu busi dilepas.
- Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi yang tepat. Perhatikan
bahwa kunci dapat mengakibatkan isolator busi pecah.
- Periksa kondisi ulir dari lubang busi.
petunjuk.
- Periksa muka busi ! ( bila perlu pakai kaca pembesar ). Keadaan muka busi
- dapat menunjukkan kondisi motor.
Pemasangan busi
- Ukurlah celah elektroda dengan batang pengukur atau fuller. Jika celah
tidak sesuai spesifikasi, stel dengan membengkokkan pada elektrode masa.
23
- Pasang busi pada motor. Mulai menyekrupkan dengan tangan kemudian
keraskan dengan kunci momen. Jangan terlalu keras!
Momen pengerasan
- Kepala silinder aluminimum : 15 – 20 Nm / 1,5 - 2 kgm
- Kepala silinder besi tuang : 20 – 25 Nm / 2 - 2,5 kgm
- Pasang kabel-kabel busi dan hidupkan motor sebagai kontrol
Petunjuk
Sebelum kondisi / penyetelan motor dapat dianalisa dengan melihat muka
busi, mobil harus dijalankan ½ jam. Busi biasa harus diganti setiap 20. 000
km. Bila busi perlu diganti, pilihlah busi baru yang sesuai dengan buku
manual / katalog busi. Busi yang salah dapat mengakibatkan kerusakan motor
yang serius ! Lubang didalam torak disebabkan oleh knocking / detonasi. Hal
itu dapat terjadi kalau menggunakan busi yang terlalu panas. Perhatikan
bahwa nilai panas busi sesuai dengan katalog busi / buku manual !
Pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut putar
setelah busi disekrupkan tanpa tenaga sampai mulai menjadi keras,
selanjutnya kita mengeraskan seperti dibawah :
24
Gambar 2. 9 Pengerasan busi tanpa ring
Celah elektroda
Celah elektroda terlalu besar akibatnya :
- Kebutuhan tegangan untuk meloncatkan bunga api lebih tinggi.
25
Bila terdapat kerusakan ulir pada lubang busi, perbaiki dengan tap
lubang busi yang sesuai. Lihat gambar dibawah !
Gambar 2.9 macam ukuran ulir tap untuk perbaikan ulir pada lubang
busi
Sebelum lubang busi ditap baru, berilah vet pada tap agar beram-beram tidak
banyak jatuh kedalam silinder. Untuk membersihkan sisa-sisa beram yang
jatuh kedalam silinder kita menstarter motor sebelum busi dipasang, akibat
putaran motor, beram-beram akan terlempar keluar. Pada ulir lubang busi
yang sangat rusak dapat dipasang sebuah bos reparasi yang sudah berulir.
D. Rangkuman
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai
(lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
- Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi
26
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak
poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat kontak poin terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak
poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat
mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang
jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan
kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya
waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian
menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin.
Mekanisme Vakum advancer berpungsi untuk memundurkan atau
memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api
melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi.
Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin
tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
27
E. Latihan Soal
1. Jelaskan kenapa tidak boleh menarik kabel busi pada ketika melepanya?
2. Sebutkan komponen-komponen tegangan tinggi pada sistem pengapian!
3. Berapa tehanan kabel tegangan tinggi!
4. Apa saja yang diperiksa pada rangkaian tegangan tinggi pada system
pengapian?
5. Jelaskan cara pemeriksaan dan penggantian busi!
6. Berapa pengerasan/momen busi?
7. Berapa km busi harus diganti dan berapa celah elektroda busi secara
umum?
8. Jelaskan cara pengerasan busi tanpa kunci momen berdasarkan sudut
putar!
9. Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu besar!
10. Jelaskan, Apa akibatnya jika Celah elektroda terlalu kecil!
28
Daftar Pustaka
29
30
MODUL AJAR
KOPETENSI DASAR 3.15 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
4.15 Memperbaiki Sistem pengapian konvensional.
MODUL Mendiagnosis dan memperbaiki kerusakan sistem pengapian konvensional
Kegiatan Belajar 1 Mendiagnosis kerusakan sistem pengapian konvensional
Pendahuluan A. Deskripsi singkat
B. Relevansi
C. Tujuan pembelajaran 1. Persta didik dapat menjelaskan gejala
yang muncul pada kendaraan melalui
tayangan video dengan benar, teliti,
bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
2. Peserta didik dapat menguraikan
kemungkian kerusakan komponen-
komponen Sistem pengapian
konvensional dengan benar, teliti,
bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
3. Peserta didik dapat menentukan cara
pemeriksaan komponen yang telalah
diuraikan kerusakanya dengan benar,
teliti, bekerjasama dalam kelompok dan
menghargai pendapat orang lain.
4. Setelah peserta didik menjelaskan
gejala pada mesin, menguraikan
kemungkinan kerusakan komponen dan
menentukan cara pemeriksan, maka
peserta didik dapat menentukan cara
perbaikan dengan teliti dan benar
Penyajian 1. Uraian materi 1. Gejala kurasakan yang sering terjadi
pada sistem pengapian konvensional
2. Kerusakan komponen sistem pengapian
konvensional
3. Cara pemeriksaan komponen sistem
pengapian konvensional
4. Cara perbaikan komponen Sistem
pengapian konvensional
2. Latiahan
3. Rangkuman
4. Pustaka
Penutup 5. LKPD
6. Test formatif
7. Umpan balik
Kegiatan Belajar 2 Memperbaiki Sistem pengapian konvensional.
Pendahuluan A. Deskripsi singkat
B. Relevansi
C. Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik dapat mengerjakan
pemeriksaan kerusakan Sistem
pengapian konvensional sesuai dengan
petunjuku manual book dengan benar
2. Peserta didik dapat mempraktekan
perbaikan pada Sistem pengapian
konvensional) dengan benar.
3. peserta didik menunjukan hasil
perberbaikan untuk dilakukan pengujian
sesuai dengan SOP.
Penyajian 1. Uraian materi 1. Pemeriksaan kerusakan Sistem
pengapian konvensional
2. Perbaikan Sistem pengapian
konvensional
3. Menunjukan hasil perbaikan Sistem
pengapian konvensional
2. Latiahan
3. Rangkuman
4. Pustaka
Penutup 5. LKPD
6. Test formatif
7. Umpan balik
A. DESKRIPSI
B. RELEVANSI
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. URAIAN MATERI
a. Gangguang/gejala kerusakan dan kemungkinan kerusakan
b. Pemeriksaan kerusakan dan perbaikan
I.Alat dan Bahan
1. Tool box set
2. Engine Stand
3. Timing light
4. Multitester
II. KeselamatanKerja
1. Siwa wajib menggunakan pakaian kerja pada saat praktik
2. Siswa melakukan prosedur pemasangan dan pembongkaran sesuai pada jobsheet.
3. Segera melapor pada guru atau instruktur jika terjadi masalah pada saat praktik
III. Materi
Sistem pengapian konvensional kendaraan bermotor sangatlah penting dalam
mendukung kinerja sebuah kendaraan, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik
pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji.
Adapun langkah pemeriksaan sistem pengapian adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Baterai
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel positifnya.
Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api.
a. Kondisi bodi
1) Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus diganti baru.
b. kondisi terminal
1) Bersihkan terminal baterai dari kotoran maupun minyak/vet dengan air hangat
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan amplas
3. Pemeriksaan Busi
Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem
pengapian
Memeriksa secara visual komponen sistem pengapian
• Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga
busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
• Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan
amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda
keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi
retak sehingga busi mati.
• setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
Mengukur Celah Busi, Menyetel Celah Busi dan Membersihkan Busi
• Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi
dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci
busi.
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih
baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja
pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut
dibuat Spark plug cleaner and tester.
Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
Tekanan 3-4 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
(10)
Bersihakan Busi
a. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang diperlukan
b. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara bertekanan
c. Besihkan ulir dan permukaaan luar isolator
a. Periksa setiap celah busi menggunakan feller gauge. Jika perlu, setelah dengan
membengkokkan bagian yang menonjol dari elektroda. (celah busi 0.75 – 90 mm)
dan penggantian setiap 20.000 km
Gambar 2.10 Penyetelan Celah Busi
2. Latihan Soal
1. Bagaimana cara memeriksa dan mengatur sudut dwell?
2. Bagaimana cara mengatur celah platina?
3. Seorang teknisi mengalami permasalahan mobil kjang 5 K dalam sistem waktu
pengapiannya yang terlalu maju sebelum waktunya. Akibatnya terjadi knocking pada
mesinnya. Bagaimana cara teknisi tersebut mengatur timing pengapian dengan
timing light?
Jawaban:
c. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
d. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
e. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
f. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
g. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM
3. Rangkuman
Apaun pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional pada kendaraan adalah sebagai
berikut:
4. Pemeriksaan Baterai
2. Pemeriksaan kunci kontak
3. Pemeriksaan Busi
4. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
5. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil
6. Pemeriksaan tahanan primer coil
7. emeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
8. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
9. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
10. Pemeriksaan Kondisi rotor
11. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
12. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
13. Pemeriksaan Sudut Dwell
14. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)
4. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem
Pengapian. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
https://qtussama.wordpress.com/2012/11/10/menyetel-celah-platina/
5. LKPD
6. TEST FORMATIF
7. UMPAN BALIK
Intrumen umpan
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan terkait pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Jawablah semua pertanyaan dibawah ini dengan memilih pilihan jawaban pada kolom
yang dianggap paling mewakili diri anda. Setiap pertanyan diberikan 4 pilihan
jawaban. Pilihan jawabanya adalah:
STS bila anda merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
TS bila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
S bila anda merasa setuju dengan pernyataan tersebut.
SS bila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Nama pengajar :
Mata pelajaran yang diajarkan:
1. Penyampaian materi yang diberikan menarik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
2. Pengajar menguasai materi
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
3. Pengajar mampu menyampaikan materi sehingga mudah dipahami
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
4. Pengantar memberikan umpan balik(feedback) yang membantu peserta untuk
lebih memahami materi yang diajarkan
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
5. Pengajar memberikan kesempatan bertanya dan berdiskusi
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
6. Pengajar memiliki management waktu pembelajaran yang baik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
7. Pengajar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
8. Pengajar mampu memberikan motifasi kepada pesrta didik
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Setuju
d. Sangat setuju
8. REFLEKSI
setelah mencermati penjelasan dan atau memepelajari materi secara sinkronus,
peserta didik diminta untuk melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan
yang disajikan
Nama:
Materi:
1. Tema-tema materi yang barusan saya dapat adalah
2. Tema materi yang sudah saya kuasai dengan baik adalah
3. Tema materi yang belum saya kuasai adalah
4. Hal-hal yang perlu saya lakukan untuk menguasai ateri yang belum
saya kuasai dengan baik adalah
Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel positifnya.
Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api.
g. Kondisi bodi
2) Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus diganti baru.
h. kondisi terminal
2) Bersihkan terminal baterai dari kotoran maupun minyak/vet dengan air hangat
(bila perlu) kemudian gosoklah dengan amplas
• Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga
busi, kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
• Bersihkan rongga busi menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan
amplas. Perhatian: Jangan membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda
keras, seperti obeng kecil atau kawat karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi
retak sehingga busi mati.
• setel celah elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
• Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi
dengan tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci
busi.
Saat kita melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih
baik, namun terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja
pada tekanan lebih tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut
dibuat Spark plug cleaner and tester.
Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
Tekanan 3-4 kg/cm2 Terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan
(10)
Tekanan 2-3 kg/cm2 Terjadi percikan api pada kaca pandang (10)
saja berarti busi sudah jelek
Bersihakan Busi
d. Jangan menggunakan alat pembersih busi lebih lama dari yang diperlukan
e. Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara bertekanan
f. Besihkan ulir dan permukaaan luar isolator
b. Periksa setiap celah busi menggunakan feller gauge. Jika perlu, setelah dengan
membengkokkan bagian yang menonjol dari elektroda. (celah busi 0.75 – 90 mm)
dan penggantian setiap 20.000 km
j. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
k. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
l. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
m. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
n. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM
3. Latihan Soal
1. Bagaimana cara memeriksa dan mengatur sudut dwell?
2. Bagaimana cara mengatur celah platina?
3. Seorang teknisi mengalami permasalahan mobil kjang 5 K dalam sistem waktu
pengapiannya yang terlalu maju sebelum waktunya. Akibatnya terjadi knocking pada
mesinnya. Bagaimana cara teknisi tersebut mengatur timing pengapian dengan timing
light?
Jawaban:
j. Dengan mesin berputar idling sesuai spesifikasi, gunakan timing light untuk
memeriksa saat pengapian.
o Saat pengapian : (pada max. RPM. 950)
o
o Seri 2K, 3K, 4K : 8 sebelum TMA
o
o Seri 5K : 5 sebelum TMA
k. Bila tidak pas kendorkan baut pengikat distributor, putar distributor untuk
meluruskan dengan tanda.
l. Periksa kembali saat pengapian setelah baut pengikat distributor dikencangkan.
m. Pasang kembali slang vakum pada distributor.
o
n. Periksa saat pengapian, saat pengapian : 12 ± 3 sebelum TMA pada @ max. 900
RPM
5. Rangkuman
Apaun pemeriksaan pada sistem pengapian konvensional pada kendaraan adalah sebagai
berikut:
4. Pemeriksaan Baterai
15. Pemeriksaan kunci kontak
16. Pemeriksaan Busi
17. Pemeriksaan Tahanan Kabel Busi
18. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi/Coil
19. Pemeriksaan tahanan primer coil
20. emeriksaan Tahanan sekunder coil pengapian
21. Pemeriksaan kondisi tuutp distributor
22. Pemeriksaan cara kerja dari governor advance
23. Pemeriksaan Kondisi rotor
24. Pemeriksaan cara kerja vacum advance
25. Pemeriksaan dan penyetelan Celah platina atau celah udara
26. Pemeriksaan Sudut Dwell
27. Pemeriksaan saat pengapian (Ignition Timing)
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
Sitanggang, Rinson. 2013. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikndan Kebudayaan Republik Indonesia (E-book K13)
Hidayat, Abdurahman. Bambang Sujatmiko, dan Kosim. 2005. Perbaikan Sistem
Pengapian. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
https://qtussama.wordpress.com/2012/11/10/menyetel-celah-platina/