Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I MODUL PEMBELAJARAAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL & IIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


DEPERTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
2

SISTEM KONVENSIONAL & IIA

Penyusun :
RAHADI KAUTSAR ILMI 210821
HARIS RIZQULLAH 2107082
M. ILYAS CHOURURIZAL 2100945

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
3

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul sistem Pengapian ini sebagai pemandu pelatihan sekaligus merupakan
bahan informasi dalam pembelajaran dan pelatihan yang mengubah sikap / perilaku
peserta diklat menjadi seorang yang memiliki kompetensi sesuai standart. Pembelajaran
dengan modul ini dapat dilakukan secara klasikal dengan atau tanpa instruktur, bahkan
individual.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari bahan ajar ini, siswa dapat :
1. Mengetahui komponen dan fungsi komponen sistem pengapian.
2. Mengetahui cara kerja sistem pengapian.

2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, siswa dapat :
1. Mengidentifikasi komponen sistem pengapian.
2. Menjelaskan fungsi komponen sistem pengapian.
3. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Modul “Sistem Pengapian” dirancang untuk pelaksanaan pembelajaran mandiri


tanpa kehadiran guru atau pembelajaran klasikal. Apabila digunakan pada pembelajaran
mandiri, ikutilah petunjuk berikut agar memudahkan dalam mempelajarinya.
4

1. Pahami tujuan umum pembelajaran (TUP) dari bahan ajar dan tujuan khusus
pembelajaran (TKP) kegiatan belajar, agar dapat mengukur ketercapaian
pembelajarannya.
2. Pelajari materi kegiatan belajar dengan seksama sesuai dengan selera, situasi dan
kondisi yang dikehendaki.
3. Jika dirasa telah paham dengan materi yang dipelajari, kerjakan latihan yang ada
pada kegiatan belajar. 1
4. Cocokkan hasil pekerjaan latihan dengan kunci jawaban latihan yang tersedia di
belakang soal latihan.
5. Jika ada yang belum sesuai antara hasil pekerjaan latihan dengan kunci jawaban,
pelajari kembali materi dari soal latihan yang belum terjawab dengan benar tadi,
kemudian coba lagi mengerjakan soal latihannya hingga jawabannya benar.
6. Setelah semua soal latihan terjawab dengan benar, kerjakanlah soal tesnya.
7. Cocokkan hasil pengerjaan soal tes dengan kunci jawaban yang tersedia pada bagian
akhir dari bahan ajar ini.
8. Jika ada yang belum sesuai antara hasil pengerjaan soal tes dengan kunci jawaban,
ulangi kembali mengerjakan soal tersebut sampai jawabannya benar.
9. Selama mempelajari isi bahan ajar ini, diperkenankan menggunakan referensi lain
atau minta keterangan dari teman sejawat atau guru pembimbing.
10. Setelah menyelesaikan semua aktifitas pembelajaran dan dirasa telah menguasai
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, disarankan menemui guru pembimbing
untuk tindak lanjutnya.

D. Alokasi Waktu
Modul ini dipelajari untuk satu kali pertemuan tatap muka di kelas atau dengan waktu
belajar secara mandiri selama 4 x @ 120 menit.

E. Peralatan Dalam Penggunaan Modul


Peralatan yang digunakan dalam mempelajari modul ini adalah:
1. Buku
2. Pena
5

BAB II
SISTEM PENGAPIAN

I. Pertemuan 1: Sistem Pengapian Konvensional


A. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, siswa dapat:
1. Mengidentifikasi komponen sistem pengapian konvensional.
2. Menjelaskan fungsi komponen sistem pengapian konvensional.

B. Uraian Materi
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara
dan ada api. Api dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti
ada sebab kemunculannya. Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu
sistem yang disebut sistem pengapian. Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem
yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang
dirangkai sedemikian rupa sehinga memiliki satu fungsi yakni memercikkan bunga
api yang di gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah
dikompresikan di dalam silinder.
Agar hasil yang diperoleh sistem pengapian sempurna, maka rangkaian ini
harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain :
1. Dapat merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.
2. Dapat beroperasi dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan batere
dan/atau alternator).
3. Dapat mengalirkan tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.
4. Waktu pembangkitan tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran mesin.

Sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam beberapa jenis,


antara lain:
a) Sistem pengapian konvensional
b) Sistem pengapian elektronik
c) Sistem pengapian IIA (Integrated Ignition Assembly)
d) Sistem pengapian ESA (Electronic Spark Advancer)
e) Sistem pengapian DLI (Distributor
3
Less Ignitions)
6

C. Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional

Gambar 1. Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional

Keterangan gambar:
1. Baterai
2. Kunci Kontak
3. Koil
4. Distributor
5. Kondensor
6. Kontak platina
7. Busi

1. Saat pengapian dan penyetelan saat pengapian


Waktu antara saat awal pembakaran hingga pembakaran sempurna
terjadi sekitar dua mili detik. Percikan bunga api harus cukup untuk
menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal pada berbagai kondisi kerja
7

engine. Saat pengapian harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti tercantum


di bawah ini, yakni :

a. Tenaga engine maksimum.


b. Konsumsi bahan bakar yang ekonomis.
c. Tidak terjadi “engine knock”.
d. Gas bekas bersih.

Kebutuhan di atas tidak bisa dipenuhi secara serempak, dengan demikian


permasalahan yang timbul harus ditemukan dari kasus perkasus secara
mendasar. Saat pengapian yang optimum tergantung pada beberapa faktor yaitu
: data kecepatan engine, beban dan desain, bahan bakar dan kondisi kerja seperti
starting, idling dan overrun.
Saat pengapian dihubungkan langsung dengan kondisi kerja engine
melalui mekanisme pengaju saat pengapian (centrifugal dan vacum advancer).
Kedua jenis penyetel saat pengapian ini dapat memberikan efek secara
individual maupun secara bersama-sama.

2. Urutan pengapian
Urutan pengapian merupakan urutan pengaliran arus bertegangan tinggi
ke busi-busi saat akhir kompresi. Urutan pengapian sudah dirancang dan
disesuaikan dengan silinder engine.
Penomoran silinder pada engine biasanya dimulai dari depan meskipun
demikian ada beberapa variasi pada engine jenis V. Pada engine empat silinder,
urutan pengapiannya 1 - 3 - 4 - 2 atau 1 - 2 - 4 - 3, sedangkan untuk engine enam
silinder, secara umum urutan pengapiannya 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4.
Urutan pengapian sangat penting diperhatikan, oleh karena itu kabel
tegangan tinggi antara tutup distributor dengan busi-busi harus dihubungkan
dengan urutan yang benar.
8

Gambar 2. Penempatan Kabel Busi Pada Distributor Untuk Engine 4 Silinder


(Urutan Pengapian: 1-3-4-2)

3. Komponen sitem pengapian konvensional


a. Baterai

Gambar 3. Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber listrik untuk mengaktifkan sistem


pengapian, dan komponen yang lainnya (penyedia arus). Baterai terdiri dari
beberapa buah sel yang dihubungkan secara seri dan setiap sel mempunyai
tegangan listrik sebesar 2 volt, jadi baterai yang berkekuatan 6 volt terdiri dari
9

tiga buah sel dan baterai 12 volt terdiri dari 6 buah sel. Setiap sel mempunyai
2 buah pelat yang diberi atau direndam larutan sulphuric acid, larutan
sulphuric acid ini lebih dikenal dengan nama cairan electrolyte.

b. Kunci kontak

Gambar 4. Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi sebagai alat untuk memutuskan dan


menghubungkan arus dari batere ke rangkaian primer pada sistem pengapian.
Pada kunci kontak biasanya terdapat beberapa terminal, terminal-terminal
tersebut biasanya diberi tanda secara alphabetis yakni ; B (batere), IG
(ignition/pengapian), ST (starter) dan ACC (accessories), khususnya
kendaraan produksi Jepang.
Sedangkan kendaraan produksi Eropa, terminal-terminal pada kunci
kontak tersebut biasanya ditandai dengan angka, misalnya 30 (batere positif),
15 (ignition/pengapian), 50 (starter/solenoid).
10

c. Koil Pengapian (Ignition Coil)

Gambar 5. Koil Pengapian

Keterangan gambar:
1. Terminal tegangan tinggi
2. Isolasi pemisah kumparan
3. Isolasi penutup
4. Penghubung tegangan tinggi melalui kontak pegas
5. Rumah/body
6. Pengikat
7. Plate jacket (magnetic)
8. Kumparan primer
9. Kumparan sekunder
10. Sealing compound
11. Insulator
12. Inti besi
11

Koil berfungsi untuk merubah tegangan rendah dari batere menjadi


tegangan tinggi untuk menghasilkan bunga api pada busi. Koil menghasilkan
tegangan tinggi dengan prinsip induksi. Sebuah koil terdiri dari rangka logam
yang menahan plate jacket untuk mengurangi penyebaran medan manget.
Didalamnya terdapat dua buah kumparan, yakni kumparan primer dan
kumparan sekunder yang dililitkan pada inti besi.
Kumparan sekunder dililitkan langsung pada inti besi yang sudah
dilaminasi sedangkan kumparan primer dililitkan setelah kumparan sekunder.
Jumlah lilitan pada kumparan primer dan kumparan sekunder bervariasi,
walaupun demikian biasanya kedua kumparan ini mempunyai perbandingan
sekitar 1 : 100 (primer : sekunder). Kumparan primer mempunyai tahanan
antara 2 ohm sampai dengan 3 ohm, tergantung pada jenis koil. Di dalam koil
juga terdapat oli yang digunakan sebagai pendingin. Pada koil biasanya
terdapat tiga terminal yakni, terminal positif (terminal 15), terminal negatif
(terminal 1) dan terminal tegangan tinggi (terminal 4).

d. Tahanan Ballast (Ballast Resistor)


Pada sistem pengapian yang menggunakan platina, terdapat
rangkaian yang dilengkapi dengan resistor atau kawat resistor yang dikenal
dengan nama tahanan ballast (ballast resistor).
Tahanan ini dipasang antara kunci kontak dan koil, tahanan ini
mengurangi tegangan pada koil yang memang dirancang untuk bekerja di
bawah (lebih rendah) dari tegangan batere 12 volt. Apabila kunci kontak
diarahkan pada posisi start untuk menghidupkan engine, tahanan ballast tidak
dilewati arus karena koil mendapat tegangan dari terminal “ST” (cranking
voltage). Setelah engine hidup dan kunci kontak kembali pada posisi “IG”
tahanan ballast kembali dilewati arus yang dialirkan ke rangkaian primer,
dengan demikian tegangan pengapian saat start dan saat engine hidup relatif
sama.
Beberapa jenis tahanan ballast sensitif terhadap panas. Saat engine
dihidupkan pada putaran rendah, kontak platina menutup relatip lebih lama
daripada saat kecepatan tinggi. Pada kecepatan rendah, tahanan ballast
12

menjadi panas. Kondisi ini menyebabkan naiknya nilai tahanan pada tahanan
ballast, dengan demikian arus yang mengalir pada kontak platina menurun,
Cara ini membantu memperpanjang umur kontak platina.
Pada putaran tinggi, tahanan ballast mempunyai suhu yang rendah, hal
ini memungkinkan mengalirnya arus yang besar, yang membantu kerja koil.

e. Distributor

Gambar 6. Distributor

Keterangan gambar:
1. Tutup dirstributor
2. Rotor
3. Tutup penahan debu
4. Poros distributor
5. Cam
6. Sambungan ke saluran vakum
7. Vacuum advancer
13

8. Kondensor

Pada dasarnya sebuah distributor berfungsi untuk mengalirkan arus


betegangan tinggi dari koil ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.
Untuk lebih detailnya bisa disimpulkan bahwa distributor mempunyai tiga
fungsi yaitu :
1) Menghubungkan dan memutuskan arus pada rangkaian primer sehingga
koil menghasilkan tegangan tinggi (bagian kontak pemutus/platina).
2) Menjadikan tepatnya waktu pembangkitan tegangan tinggi sesuai dengan
putaran mesin (Bagian mekanis centrifugal advancer dan vacuum
advancer).
3) Meneruskan arus bertegangan tinggi pada busi sesuai dengan urutannya.
Pada distributor terdapat komponen yang berguna untuk mempercepat
saat terjadinya pengapian yakni centrifugal advancer dan vacuum advancer.
Centrifugal advancer bekerja berdasarkan putaran mesin sedang
vacuum advancer bekerja berdasarkan kevakuman yang terjadi pada saluran
masuk (intake manifold).
1. Mekanisme Centrifugal Advancer
Plat penopang yang berputar bersama poros distributor merupakan
tempat terpasangnya bobot pemberat (fly weight).

Gambar 7. Centrifugal Advancer


14

Keterangan gambar:
1. Plat penopang
2. Cam
3. Pengungkit
4. Bobot pemberat
5. Poros distributor
6. Yoke

2. Vacuum Advancer
Vacuum advancer bekerja berdasarkan kevakuman yang terjadi
pada saluran pemasukan (intake manifold).

Gambar 8. Vacuum Advancer

Dipasangnya vacuum advancer merupakan metode untuk


mempercepat saat pengapian ketika beban engine rendah dan pembukaan
katup gas pada posisi medium.
Ketika katup gas menutup saluran, pada saluran ke vacuum
advancer tidak terjadi kevakuman. Dengan demikian tidak ada
percepatan saat pengapian. Bila katup gas digerakkan sampai setengah
15

pembukaan katup, maka udara yang bergerak melewati saluran vakum


menyebabkan daerah ini mempunyai kevakuman yang tinggi, akibatnya
membran pada vacuum advancer terhisap. Gerakan membran ini
menyebabkan tertariknya tuas membran yang dihubungkan pada
dudukan platina. Karena gerakan ini berlawanan dengan arah putaran
poros distributor, maka saat membukanya platina menjadi lebih awal,
artinya pengapian juga terjadi lebih awal.
Kevakuman akan menurun saat percepatan dan katup gas terbuka
penuh. Pada kedua kondisi ini vacuum advancer tidak bekerja untuk
mempercepat saat pengapian. Walaupun demikian, saat pedal gas diinjak
secara mendadak, dimana centrifugal advancer belum berfungsi karena
putaran engine masih rendah, maka vacuum advancer ini bekerja
mempercepat saat pengapian.

f. Kondensor
Kondensor terbuat dari dua lembar alumunium yang dibatasi
dengan kertas isolasi. Lembaran ini digulung dan ditempatkan pada tabung
logam. Dalam pemasangannya kondensor dirangkai secara paralel dengan
kontak platina. Plat-plat kondensor meredam arus yang dapat
menimbulkan percikan api pada kontak platina pada saat membuka. Hal
ini mempercepat berhentinya aliran listrik pada rangkaian primer.
16

Gambar 9. Kondensor

Proses kerja kondensor :


1) Saat kontak platina terbuka, aliran arus pada kumparan primer terhenti
dan terjadi perubahan medan magnit yang menyebabkan terbangkitnya
tegangan tinggi pada kumparan sekunder.
2) Perubahan garis gaya magnit ini juga menghasilkan tegangan induksi
pada kumparan primer dan arus induksinya dapat mengalir melalui
kontak platina yang masih terbuka.
3) Plat-plat pada kondensor menyediakan area yang luas untuk
mengalirkan elektron selama kontak platina terbuka. Keadaan ini
menyebabkan diserapnya arus yang akan mengalir lewat kontak platina.
4) Secara cepat kondensor diisi, dalam keadaan seperti ini, kontak platina
mempunyai celah yang cukup untuk menghindarkan adanya percikan
api. Kesimpulannya kondensor bekerja sebagai penampung arus listrik
sementara.
5) Kondensor juga menghentikan arus secara cepat, hal ini menyebabkan
perubahan garis gaya magnit terjadi lebih cepat. Proses inilah yang
diperlukan untuk pembangkitan tegangan tinggi pada kumparan
sekunder.

g. Kontak Platina

Gambar 10. Kontak Platina


17

Kontak platina merupakan komponen yang menghubung dan


memutuskan arus pada rangkaian primer yang dikontrol oleh breaker cam
pada poros distributor. Arus yang mengalir pada kontak platina ini bisa
mencapai 5 amper dan tegangan yang dihasilkan kumparan primer bisa
mencapai 500 volt. Pada engine 4 silinder, saat engine pada putaran 6000
Rpm, kontak platina membuka dan menutup hingga 12.000 kali dengan
frekuensi 200 Hz.
Kontak platina yang rusak dapat mengganggu pengaliran arus pada
koil pengapian, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih tinggi dan
nilai gas bekas yang lebih jelek.
Kondisi kontak platina berpengaruh pada dwell angle, atau biasa
juga disebut cam angle.Dwell angle adalah sudut yang dibentuk oleh cam
pada distributor saat kontak platina mulai menutup hingga membuka
kembali. Kontak platina menutup dalam waktu yang sangat singkat, hal
ini memungkinkan mengalirnya arus listrik ke kumparan primer untuk
membangkitkan medan magnit. Bila medan magnit lemah maka tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil juga rendah, hal ini terjadi terutama pada
putaran tinggi.
Karena besarnya sudut dwell dipengaruhi besarnya celah platina
maka kondisi kontak platina perlu penanganan khusus. Dengan
berubahnya celah kontak platina maka besarnya sudut dwell juga berubah.
Semakin kecil celah kontak platina, makin besar sudut dwellnya dan saat
pengapian lebih lambat. Sedangkan semakin besar celah kontak platina,
makin kecil sudut dwellnya dan saat pengapian terjadi lebih awal.

Kontak platina Kontak platina


Kontak platina membuka
membuka
menutup

Dwell angle

Kontak platina

Gambar 11. Sudut Dwell (Dwell Angel)

Keterangan gambar :
a Kontak platina menutup
b Celah kontak platina besar, sudut
dwell kecil
c Celah kontak platina kecil, sudut
dwell besar
18

Gambar 12. Hubungan Celah Kontak Platina Dengan Sudut Dwell

Pemeriksaan sudut dwell yang akurat hanya bisa dilakukan dengan


alat pemeriksa sudut dwell elektronik (Electronic Dwell Angle Tester).
Penyetelan celah kontak platina harus dilakukan pertama kali, artinya
sudut dwell sudah benar sebelum saat pengapian disetel.

h. Busi
Busi merupakan media untuk meloncatkan bunga api untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar pada akhir langkah kompresi.
Busi mempunyai dua elektroda yakni elektroda tengah (elektroda positif)
yang dihubungkan ke terminal busi dan elektroda samping (elektroda
negatif) yang dihubungkan ke badan busi sebagai massa.
Antara kedua elektroda tersebut terdapat celah untuk meloncatkan
bunga api. Tegangan tinggi yang terinduksi pada koil akan dialirkan pada
distributor, kabel tegangan tinggi, busi (elektroda tengah busi), dan
melalui celah busi dialirkan ke elektroda massa. Suatu hal yang perlu
diingat bahwa saat arus melompati celah busi, percikan api akan
terbangkit, inilah tujuan akhir dari sistem pengapian.
19

Gambar 13. Busi


Keterangan gambar:
1. Mur terminal busi
2. Ulir terminal busi
3. Barrier
4. Isolasi
5. Seal penghantar khusus
6. Batang terminal
7. Bodi
8. Gasket
9. Isolator
10. Elektroda tengah
11. Elektroda massa

D. Rangkuman
20

Sistem pengapian berfungsi untuk membangkitkan percikan bunga api pada


busi yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang
dikompresikan di dalam silinder.
Sistem pengapian konvensional mempunyai beberapa komponen, antara
lain : kunci kontak, koil, distributor, kondensor, busi kabel tegangan tinggi dan
kabel penghubung. Komponen yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
adalah vacuum advancer dan centrifugal advancer, kedua komponen ini bisa
bekerja bersama-sama atau individual.Saat pengapian pada kendaraan bersilinder
banyak harus mengikuti urutan yang baku.
Pada engine empat silinder, urutan pengapiannya 1 - 3 - 4 - 2 atau 1 - 2 - 4
- 3, sedangkan untuk engine enam silinder, secara umum urutan
pengapiannya 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4. Urutan pengapian sangat penting diperhatikan,
oleh karena itu kabel tegangan tinggi antara tutup distributor dengan busi-busi harus
dihubungkan dengan urutan yang benar.
21

E. Latihan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat !
1. Jelaskan fungsi sistem pengapian pada kendaraan!
2. Sebutkan fungsi komponen-komponen pengapian di bawah ini !
a. Koil
b. Distributor
c. Kondensor
d. Platina
e. Tahanan ballast (ballast resistor)
3. Apa yang di maksud dengan dwell angel?
4. Sebutkan komponen-komponen dari busi?
22

II. Pertemuan 2: Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional


A. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan ajar ini, siswa dapat :
1. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian saat kontak platina menutup.
2. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian saat kontak platina membuka.

B. Materi pembelajaran
1. Cara Kerja Sistem Pengapian
Sistem pengapian menggunakan arus bertegangan rendah dari batere
dan membangkitkan tegangan tinggi untuk menghasilkan percikan api pada
busi. Proses pembangkitan tegangan tinggi ini harus akurat dan tepat,
biasanya sampai 100 x per detiknya atau lebih. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa pemeliharaan menjadi begitu penting. Sistem pengapian
konvensional dapat dibagi dalam dua kategori rangkaian, yakni rangkaian
primer dan rangkaian sekunder.
Rangkaian primer terdiri dari kunci kontak, kumparan primer, platina
dan kondensor, dengan memanfaatkan tegangan rendah dari batere.
Sedangkan rangkaian sekunder dialiri arus bertegangan tinggi sebagai hasil
kerja koil. Agar lebih sederhana, cara kerja sistem pengapian dibagi dalam
dua tahap, yakni saat platina menutup dan saat platina membuka.

a. Cara Kerja Sistem Pengapian Saat Kontak Platina Menutup


Apabila kunci kontak pada posisi “ON”, arus mengalir dari batere
melalui kunci kontak ke kumparan primer pada koil dan kontak platina
ke massa. Dalam kondisi seperti ini pada koil terbangkit garis gaya
magnit.
23

Gambar 14. Cara Kerja Sistem Pengapian Saat Platina Menutup

b. Cara Kerja Sistem Pengapian Saat Platina Membuka


Pada saat engine distart, poros engkol berputar sekaligus
memutarkan poros distributor bersama camnya. Apabila cam menyentuh
kontak platina, maka kontak platina akan terbuka. Karena sifat arus
selalu meneruskan gerakannya, maka arus listrik ini beralih
pengalirannya ke kondensor yang sekaligus menghentikan pengaliran
arus pada rangkaian primer.
Berhentinya pengaliran arus listrik ini menyebabkan terjadinya
perubahan garis gaya magnit di sekeliling kumparan primer dan sekunder
dengan sangat cepat.Dengan adanya perubahan garis gaya magnit ini
maka pada kedua kumparan akan terbangkit arus listrik. Arus yang
terbangkit pada kumparan primer diserap oleh kondensor, sedangkan
arus dengan tegangan tinggi yang terbangkit pada kumparan sekunder
dialirkan pada terminal kabel tegangan tinggi pada tutup distributor,
selanjutnya melalui rotor arus bertegangan tinggi tersebut dialirkan ke
busi sesuai dengan urutan pengapian. Pada busi, arus listrik tersebut akan
mengalir pada elektroda tengah ke elektroda massa melalui celah busi
24

sehingga pada celah busi timbul letikan bunga api. Proses ini terjadi
antara 50 sampai 150 kali perdetik tergantung pada putaran engine.

Gambar 15. Cara Kerja Sistem Pengapian Saat Platina Membuka

2. Osilogram sistem pengapian


Oscilloscope pengapian memungkinkan seluk beluk pada sistem
pengapian dapat diperiksa dengan cepat dan lengkap. Gambar dasar untuk
rangkaian arus primer dan sekunder memungkinkan bentuk kerjanya dapat
ditentukan dan penyimpangan dari gambar dasar ini menunjukkan kondisi
tiap bagian atau kerja yang tidak efektif dari komponen tersebut, seperti :
tegangan pengapian dan pembakaran maksimum, polaritas tegangan
pengapian, resistans pada rangkaian pengapian, isolasi sistem pengapian,
kondisi koil pengapian dan busi-busi, kondisi kondensor serta perubahan
sudut dwell.
Osilogram hanya dapat dievaluasi jika dasar gambar rangkaian primer
dan sekunder yang ditampilkan oleh sistem pengapian bekerja dengan urutan
kerja yang tepat dan jika penyimpangan phase individual dari proses
pengapian dapat diinterpretasikan dengan tepat. Kondisi pengapian yang
baik akan menampilkan gambar seperti berikut
25

Gambar 16. Dasar Osilogram Rangkaian Primer dan Sekunder

C. Rangkuman
Pada dasarnya pengaliran arus listrikn pada rangkaian sistem pengapian
dapat dibedakan menjadi dua yakni aliran listrik pada rangkaian primer dan aliran
listrik pada rangkaian sekunder. Sedangkan cara kerjanya dapat dibedakan
menjadi dua, yakni saat kontak platina menutup dan saat kontak platina membuka.

D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat !
1. Sebutkan komponen-komponen yang termasuk pada rangkaian primer !
2. Sebutkan komponen-komponen yang termasuk pada rangkaian sekunder !

III. Pertemuan 3 : Sistem Pengapian Elektronik


26

A. Tujuan Khusus Pembelajaran


Setelah mempelajari bahan ajar ini siswa dapat:
1. Mengidentifikasi Komponen system pengapian elektronik
2. Menjelaskan fungsi komponen system pengapian elektronik

B. Uraian Materi
1. Pengertian
Sistem pengapian elektronik adalah Sistem pengapian full transistor
menggunakan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus pada
kumparan primer koil pengapian. Sedangkan untuk menghidupkan dan
mematikan transistor menggunakan signal rotor dan generator yang cara
kerjanya dengan induksi listrik. Ada juga yang untuk mematikan dan
menghidupkan transistor ini dengan menggunakan sensor infra merah. (New
Step 1 Training Manual, 1996 : 6-7)

2. Komponen Sistem Pengapian Elektronik Di dalam Distributor


Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor terdapat :
a. Signal Rotor
Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai
dengan putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan
jumlah silinder mesin.
b. Signal Generator
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan
induksi karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor
berputar.
27

Gambar 17. Signal Generator

c. Ignitor
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan
arus lisktrik pada primary koil
d. Pick – Up Coil
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan
untuk mengaktifkan ignitor.
e. Magnet Permanen
Sebagai sumber induksi

Gambar 18. Rotor Position Relative To Pick-Up Coil


28

Keterangan:
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil :
kemagnetan membesar ke arah positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada
inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar
ke arah negatif ( - )

Igniter terdiri dari 3 bagian utama :


1) Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
2) Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan
arus primer
3) Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan
tegangan

Gambar 19. Igniter Circuitry

3. Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik


a. Kunci kontak on mesin mati:
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan
menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari
primari koil tidak dapat mengalir .
29

Gambar 20. Engine Stopped

b. Mesin hidup ( ½ periode positif ) :


Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya
pada pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan
tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan
pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik
“Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya
transistor menjadi “ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui
colector

Gambar 21. Transistor On


30

c. Mesin hidup ( ½ periode negatif ) :


Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P”
sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan
operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari
koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.

Gambar 22. Transistor Off

C. Rangkuman
Sistem pengapian elektronik adalah Sistem pengapian full transistor
menggunakan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus pada kumparan
primer koil pengapian. Sedangkan untuk menghidupkan dan mematikan transistor
menggunakan signal rotor dan generator yang cara kerjanya dengan induksi
listrik. Ada juga yang untuk mematikan dan menghidupkan transistor ini dengan
menggunakan sensor infra merah.

D. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat!
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem pengapian elektronik?
2. Jelaskan komponen yang terdapat dalam distributor system pengapian
elektronik!
31

IV. Pertemuan 4 : Sistem Pengapian IIA


A. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:
1. Mengidentifikasi komponen sistem pengapian IIA
2. Menjelaskan fungsi komponen sistem pengapian IIA
3. Menjelaskan cara kerja sistem pengapian IIA
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sistem pengapian IIA
Pengapian transistor dengan distribusi tipe IIA adalah
menggabungkan igniter dan ignition coil dengan distributor. IIA adalah
singkatan dari “INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY”. Keuntungan dari
tipe IIA adalah:
a. Kecil dan ringan.
b. Tidak mengalami putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
c. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air.
d. Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.

2. Komponen Sistem Pengapian IIA


a. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber listrik untuk mengaktifkan
system pengapian, dan komponen yang lainnya. Baterai terdiri dari
beberapa buah sel yang dihubungkan secara seri dan setiap sel
mempunyai tegangan listrik sebesar 2 volt, jadi baterai yang berkekuatan
6 volt terdiri dari tiga buah sel dan baterai 12 volt terdiri dari 6 buah
sel.Setiap sel mempunyai 2 buah pelat yang diberi atau direndam larutan
sulphuric arid, larutan sulphuric arid ini lebih dikenal dengan nama
cairan electrolyte.
b. Coil
Coil berfungsi sebagai pembangkit tegangan 12 volt menjadi
15000 volt. Sebagai pembangkit tegangan ke primer coil dan inti besi
terjadi medan magnet. Jika arus primer coil terputus dan medan magnet
hilang akan terjadi induksi pada sekunder coil yang membangkitkan
tegangan 15000 volt.
32

Fungsi coil dengan resistor bila arus mulai mengalir melalui coil
maka arus yang mengalir ini cenderung terhalang oleh efek self-
induction ( yang terjadi mulai saat breaker point tertutup sampai tercapai
nilai arus jenuh. Pada saat aliran arus mukai mengalir pada kumparan
primer ingnition coil, arus primer akan naik secara bertahap. Aliran arus
akan semakin lambat bila banyaknya gulungan dalam kumparan
bertambah. Keuntungan lain dari pengunaan ingnition coil dengan
resistor ialah mempermudah starter mesin. Karena arus yang mengalir ke
motor starter pada saat engine start cukup besar, maka tegangan baterai
akan menurun, mengurangi arus primer pada ignition coil. Akibatnya
tegangan sekunder menurun dan loncatan bung api menjadi lemah.
Untuk mencegah hal itu, resistor dihubungkan bypass selama
mesin diputar oleh motor starter dengan tujuan memberikan arus
langsung pada kumparan primer untuk menghasilkan bunga api yang
kuat. Pada saat resistor dihubungkan bypass, maka arus primer naik.
c. Signal Generator
Signal generator adalah semacam generator AC ( arus bolak balik
) berfungsi untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter. Jika
tegangan yang di hasilkan negatif transistor akan off, jika positif
transistor akan on.
Signal generator terdiri dari magnet permanent yang memberi
magnet kepada pick-up coil, pick-up coil untuk membangkitkan arus
bolak balik (AC) dan signal rotor yang meninduksi tegangan AC didalam
pick-up coil sesuai dengan saat pengapian. signal rotor mempunyai gigi-
gigi sebanyak jumlah silinder ( 4 gigi untuk 4 silinder dan 6 gigi untuk 6
silinder ). Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnet permanent
mengalir dari signal rotor melui pick-up coil. Celah udara antara rotor
dengan pick-up coil yang berubah-ubah, maka kepadatan garis gaya
magnet pad pick-up coil berubah. Perubahan kepadatan garis gaya ( flux
density ) ini membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick-up coil.

d. Igniter
33

Igniter terdiri dari sebuah detektor yang mendeteksi EMF yang


dibangkitkan oleh signal generator;signal amlifier dan power transistor,
yang melakukan pemutusan arus primer ignition coil pada saat yang tepat
sesuai dengan signal yang diperkuat. Pengaturan dwell angle untuk
mengoreksi primary signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesin
disatukan didalam igniter.

3. Cara kerja sistem pengapian IIA


a. Mesin mati
Pada saat kunci kontak ON mesin mati arus dari baterai tidak bisa
mengalir ke primer coil, karena transistor off pada inti besi tidak ada
medan magnet.
b. Mesin hidup
Bila mesin di hidupkan signal rotor pada distributor akan
berputar, jika tegangan yang dihasilkan positif (+) maka transistor akan
ON, primer coil terhubung dengan massa, pada inti besi ada medan
magnet.
Bila mesin di hidupkan signal rotor pada distributor akan
berputar, jika tegangan yang dihasilkan negatif (-) maka transistor akan
OFF, primer coil akan terputus dan medan magnet akan hilang secara tiba
– tiba, terjadinya induksi pada sekunder coil dengan tegangan 15000 volt
yang menuju ke rotor dan rotor akan membagi ke tiap – tiap busi untuk
memercikan bunga api.

C. Rangkuman
Pengapian transistor dengan distribusi tipe IIA adalah menggabungkan
igniter dan ignition coil dengan distributor. IIA adalah singkatan dari
“INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY”.pengapian system IIA juga
mempunyai keuntungan antara lain; kecil dan ringan,tidak mengalami putus
sambungan jadi keandalannya tinggi,memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air
dan juga tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya. Dari uraian di atas
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
34

1. Sistem ini berfungsi untuk membangkitkan bunga api yang dapat membakar
campuran bahan bakar-udara di dalam silinder.
2. Syarat-syarat pengapian yang baik antara lain ; Bunga api yang kuat, Saat
pengapian yang tepat, dan juga Ketahanan yang cukup.
3. Sistem ini bekerja mendeteksi kondisi mesin ( putaran mesin,aliran udara
masuk, temperatur mesin dan lain-lain) berdasarkan signal dari setiap engine
sensor. Selanjutnya menentukan saat pengapian yang optimum sesuai dengan
kondisi mesin dengan mengirim signal pemutusan arus primer ke igniter yang
mengontrol saat pengapian.
4. Dengan sistim ini dapat diwujudkan pengaturan yang lebih teliti berdasarkan
kondisi kerja mesin dan ini tidak dapat di peroleh pada sistem non IIA yang
hanya dapat mengatur putaran mesin dan manipold vacuum dengan
menggunakan governor advancer yang terdapat dalam distributor.

D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat!
1. Sebutkan keuntungan dari sistem pengapian IIA !
2. Sebutkan cara kerja sistem pengapian IIA !
35

BAB III
EVALUASI

A. Test
Waktu : 60 Menit
Petunjuk Soal : Kerjakanlah Soal-soal di Bawah ini Sendiri-sendiri

1. Jelaskan fungsi sistem pengapian pada kendaraan!


2. Sebutkan fungsi komponen-komponen pengapian di bawah ini !
a. Koil
b. Distributor
c. Kondensor
d. Platina
e. Tahanan ballast (ballast resistor)
3. Apa yang di maksud dengan dwell angel?
4. Sebutkan komponen-komponen dari busi?
5. Sebutkan komponen-komponen yang termasuk pada rangkaian primer !
6. Sebutkan komponen-komponen yang termasuk pada rangkaian sekunder !
7. Gambar dan jelaskan cara kerja sistem pengapian saat platina menutup !
8. Gambar dan jelaskan cara kerja sistem pengapian saat kontak platina membuka !
9. Apa yang dimaksud dengan Sistem pengapian elektronik?
10. Sebutkan komponen yang terdapat dalam distributor system pengapian elektronik!
11. Sebutkan keuntungan dari sistem pengapian IIA !
12. Sebutkan cara kerja sistem pengapian IIA !
36

33
37

B. Kunci Jawaban Latihan


1. Fungsi system pengapian pada kendaraan yakni memercikkan bunga api yang di
gunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah
dikompresikan di dalam silinder.

2. Fungsi komponen pengapian adalah:


a. Koil
Berfungsi untuk merubah tegangan rendah dari baterai menjadi tegangan
tinggi untuk menghasilkan bunga api pada busi.
b. Distributor
Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi dari koil ke busi-busi
sesuai dengan urutan pengapian.
c. Kondensor
Berfungsi untuk meredam arus yang dapat menimbulkan percikan api pada
kontak platina.
d. Platina
Berfungsi untuk menghubung dan memutuskan arus pada rangkaian primer
yang dikontrol breaker cam pada poros distributor.
e. Tahanan ballst
Berfungsi untuk mengurangi tegangan pada koil yang memang dirancang
untuk bekerja di bawah tegangan 12 volt.

3. Dwell angle adalah sudut yang dibentuk oleh cam pada distributor saat kontak
platina mulai menutup hingga membuka kembali.

4. Komponen-komponen dari busi adalah:


a. Mur terminal busi
b. Ulir terminal busi
c. Barrier
d. Isolasi
e. Seal penghantar khusus
f. Batang terminal
g. Bodi
38

h. Gasket
i. Isolator
j. Elektroda tengah
k. Elektroda massa

5. Komponen yang termasuk pada rangkaian primer adalah : batere, kunci kontak,
kumparan primer, kontak platina dan masa.

6. Komponen yang termasuk pada rangkaian sekunder adalah : kumparan sekunder,


rotor, kabel tegangan tinggi, busi dan masa.
7. Cara kerja sistem pengapian saat platina menutup

Kontak platina menutup

Koil pengapian
Distributor

Apabila kunci kontak pada posisi “ON”, arus mengalir dari batere melalui kunci
kontak ke kumparan primer pada koil dan kontak platina ke massa. Dalam kondisi
seperti ini pada koil terbangkit garis gaya magnit.

8. Cara kerja sistem pengapian saat platina membuka


Pada saat engine distart, poros engkol berputar sekaligus memutarkan poros
distributor bersama camnya. Apabila cam menyentuh kontak platina, maka kontak
platina akan terbuka. Karena sifat arus selalu meneruskan gerakannya, maka arus
listrik ini beralih pengalirannya ke kondensor yang sekaligus menghentikan
pengaliran arus pada rangkaian primer.
39

Tutup

Distributo
Kontak platina Rotor
membuka

Distributor

Berhentinya pengaliran arus listrik ini menyebabkan terjadinya perubahan garis gaya
magnit di sekeliling kumparan primer dan sekunder dengan sangat cepat.

Dengan adanya perubahan garis gaya magnit ini maka pada kedua kumparan akan
terbangkit arus listrik. Arus yang terbangkit pada kumparan primer diserap oleh
kondensor, sedangkan arus dengan tegangan tinggi yang terbangkit pada kumparan
sekunder dialirkan pada terminal kabel tegangan tinggi tinggi pada tutup distributor,
selanjutnya melalui rotor arus bertegangan tinggi tersebut dialirkan ke busi sesuai
dengan urutan pengapian.

Pada busi, arus listrik tersebut akan mengalir pada elektroda tengah ke elektroda
massa melalui celah busi sehingga pada celah busi timbul letikan bunga api. Proses
ini terjadi antara 50 - 150 kali perdetik tergantung pada putaran engine.

9. Sistem pengapian elektronik adalah Sistem pengapian full transistor menggunakan


transistor untuk memutus dan menghubungkan arus pada kumparan primer koil
pengapian. Sedangkan untuk menghidupkan dan mematikan transistor
menggunakan signal rotor dan generator yang cara kerjanya dengan induksi listrik.
Ada juga yang untuk mematikan dan menghidupkan transistor ini dengan
menggunakan sensor infra merah.
40

10. Komponen-komponen yang terdapat pada distributor system pengapian elektronik


adalah:
a. Signal Rotor
Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin.
b. Signal Generator
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan induksi
karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor berputar.
c. Ignitor
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan arus
lisktrik pada primary koil
d. Pick – Up Coil
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk
mengaktifkan ignitor.
e. Magnet Permanen
Sebagai sumber induksi

11. Keuntungan dari system pengapian IIA adalah:


a. Kecil dan ringan.
b. Tidak mengalami putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
c. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air.
d. Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.

12. Cara kerja sistem pengapian IIA


a. Mesin mati
Pada saat kunci kontak ON mesin mati arus dari baterai tidak bisa mengalir ke
primer coil, karena transistor off pada inti besi tidak ada medan magnet.
b. Mesin hidup
Bila mesin di hidupkan signal rotor pada distributor akan berputar, jika tegangan
yang dihasilkan positif (+) maka transistor akan ON, primer coil terhubung
dengan massa, pada inti besi ada medan magnet.
41

Bila mesin di hidupkan signal rotor pada distributor akan berputar, jika tegangan
yang dihasilkan negatif (-) maka transistor akan OFF, primer coil akan terputus
dan medan magnet akan hilang secara tiba – tiba, terjadinya induksi pada
sekunder coil dengan tegangan 15000 volt yang menuju ke rotor dan rotor akan
membagi ke tiap – tiap busi untuk memercikan bunga api.

C. Umpan Balik
Materi yang sedang Anda pelajari merupakan pengetahuan pendukung terhadap
kompetensi “Perbaikan Sistem Pengapian Elektronik”. Berdasarkan kriteria tingkat
penguasaan kompetensi :
Kompetensi utama : 90% - 100%
Kompetensi pendukung : 75% - 90%
Kompetensi pelengkap : 60% - 75%
Maka standar minimal yang ditetapkan untuk penguasaan materi ini adalah 75.
Bandingkan hasil jawaban tes Anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir bahan ajar ini, kemudian ukurlah hasil penguasaan yang telah dicapai
menggunakan rumus berikut :

 Jawaban benar
Tingkat penguasaan = -------------------------- X 100%
 Soal

Jika hasil yang diperoleh telah mencapai 75% atau lebih, maka Anda telah
menguasai materi yang dipelajari dan berhak melanjutkan pembelajaran berikutnya
dengan persetujuan guru pembimbing. Namun jika hasil yang diperoleh belum
mencapai 75% Anda masih harus mengulangi atau mempelajari kembali bahan ajar ini.
42

DAFTAR PUSTAKA

Toyota, Pedoman Reparasi Mesin Seri K, PT Toyota Astra Motor, 1996


Toyota, New Step 1 Training Manual, PT Toyota Astra Motor, 1995
Daryanto,Sistem Pengapian Mobil, Bumi Askara, 2000

Anda mungkin juga menyukai