PENDAHULUAN
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 1
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
B. Deskripsi Modul
Mata diklat ini menggambarkan kegiatan perawatan,
pemeriksaan/penyetelan dan perbaikan alternator, regulator,
battery, igntion key dan wire harness, berdasarkan spesifikasi
dan toleransi pabrik. Seluruh kegiatan perawatan, pemeriksaan/
penyetelan dan perbaikan tidak menga-lami kerusakan dan
dilaksanakan ber-dasarkan SOP, dan K3.
C. Prasyarat
Untuk memudahkan dalam mempelajari modul “Sistem
Pengisian” ini, maka peserta harus menguasai modul “Dasar-
dasar kelistrikan” baik berupa teori maupun praktik, modul “Dasar-
dasar kelistrikan” berisi materi yang berhubungan dan mendasari
semua modul kelistrikan otomotif.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 2
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
KEGIATAN BELAJAR 1 :
DASAR DAN CARA KERJA SISTEM PENGISIAN
B. Materi Pembelajaran
1. Fungsi Sistem Pengisian
Sistem pengisian pada kendaraan secara umum berfungsi untuk
mengisi kembali muatan batere yang telah digunakan untuk
menghidupkan engine dan menyuplai arus pada komponen
kelistrikan lainnya pada kendaraan.
Sistem pengisian bekerja pada tiga tahap :
- Pada saat engine mulai dijalankan, batere menyuplai seluruh
beban pada kendaraan.
- Selama operasi normal, alternator menyuplai kebutuhan arus
dan pengisian kembali muatan batere.
- Selama operasi puncak, batere membantu alternator
menyuplai arus.
LOAD
G
+ Batery
Battery
Alternator
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 3
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
LOAD
G
+ Batery
Battery
Alternator
LOAD
G + Batery
Battery
Alternator
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 4
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 5
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Pada saat terminal F dialiri arus, maka arus tadi akan mengalir
melalui sikat (brush) → slipring → kumparan rotor → terminal E
dan kemudian ke massa. Akibatnya pada kumparan rotor timbul
kemagnetan. Apabila pada saat ini rotor diputarkan, maka
kumparan stator akan membangkitkan sejumlah arus listrik yang
dikeluarkan melalui terminal B.
Besar tegangan yang dibangkitkan tergantung pada tinggi
rendahnya putaran rotor. Makin tinggi putaran rotor makin tinggi
pula tegangan yang dibangkitkan.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 6
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 7
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Catatan :
Bila Po berhubungan dengna P2 maka sirkuit sebelum dan
sesudah CHG tegangannya sama/tidak ada beda potensial,
lampu mati.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 8
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Aliran arusnya :
1) Tegangan Netral
Terminal N alternator Æ N regulator Æ voltage relay Æ
E regulator Æ massa. Akibatnya voltage relay terjadi
kemagnetan dan dapat menarik titik kontak Po dari P1
dan Po bersatu dengan P2 akibatnya lampu CHG mati.
2) Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator Æ terminal B regulator Æ titik
kontak P2 Æ titik kontak Po Æ voltage regulator Æ
terminal E regulator Æ massa bodi.
Akibatnya voltage regulator timbul kemagnitan yang
dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak PLo. Dalam
hal ini PLo tertatik dari PL1.
3) Arus ke kumparan rotor (Rotor coil)
Terminal B alternator Æ IG Æ fuse Æ terminal IG
regulator Æ point PL1 point PLo Æ resistor R Æ terminal
F regulator Æ terminal F alternator Æ kumparan rotor Æ
terminal E alternator.
Berarti arus/tegangan yang ke kumparan rotor bisa
melalui dua saluran . Bila kemagnetan di voltage
regulator besar, dan mampu menarik PLo dari PL1 maka
arus ke kumparan rotor lewat resistor R.
Arus kecil kemagnetan yang ditimbulkan kumparan rotor
kecil. Bila kemagnetan di voltage regulator lemah PLo
tidak tertarik dari PL1, arus yang ke kumparan rotor coil
tetap lewat PL1 Æ PLo. Arus normal kembali.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 9
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Aliran arusnya.
1) Tegangan Netral
Terminal N alternator Æ terminal N regulator Æ voltage
relay terminal E regulator Æ massa bodi.
2) Tegangan out put
Terminal B alternator Æ terminal B regulator Æ point P2 Æ
poin Po voltage regulator Æ terminal E regulator, maka
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 10
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
C. Rangkuman
Sistem pengisian pada kendaraan secara umum berfungsi untuk
mengisi kembali muatan batere yang telah digunakan untuk
menghidupkan engine dan menyuplai arus pada komponen
kelistrikan lainnya pada kendaraan.Sistem pengisian bekerja pada
tiga tahap yakni saat engine mulai dihidupkan, saat operasi normal,
dan operasi puncak.
Komponen utama sistem pengisian adalah alternator dan regulator,
adapun komponen lainnya adalah sakelar/kunci kontak, ampere
meter, lampu kontrol, dan batere.
D. Tes Formatif
1. Sebutkan fungsi komponen sistem pengisian di bawah ini !
- Rotor coil
- Voltage relay
- Dioda
2. Apa yang terjadi bila beban pada kendaraan lebih besar dari
output alternator (operasi puncak) ?
3. Sebutkan bagian yang harus disetel bila tegangan pengisian
terlalu rendah !
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 11
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
E. Kunci Jawaban
1. Fungsi komponen sistem pengisian.
- Rotor coil berfungsi untuk membangkitkan medan magnet bila
dialiri arus listrik.
- Voltage relay berfungsi untuk mematikan lampu tanda
pengisian dan mengalirkan arus ke kumparan voltage
regulator.
- Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus yang dibangkitkan
oleh stator coil.
2. Bila beban kelistrikan pada kendaraan lebih besar dari output
yang dihasilkan oleh alternator, maka selama itu batere akan
membantu menyuplai arus pada beban kelistrikan.
3. Bila tegangan pengisian terlalu rendah, maka bagian yang harus
disetel adalah voltage regulator.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 12
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
KEGIATAN BELAJAR 2 :
PERAWATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN
B. Materi Pembelajaran
Agar sistem pengisian selalu dalam kondisi siap pakai, maka seluruh
komponen sistem pengisian harus selalu dalam kondisi baik. Untuk
tujuan tersebut maka perlu dilakukan perawatan terhadap komponen
tersebut. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diperlukan
persiapan sebagai berikut :
Bahan :
a. Alternator
b. Batere
c. Kabel
d. Timah dan pasta
e. Terminal/sepatu kabel
f. Buku informasi/manual
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 13
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
2. Keselamatan Kerja
a. Selama bekerja harus selalu mematuhi aturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diberlakukan
oleh Pemerintah dan tempat kerja.
b. Menangani listrik memerlukan kesadaran akan
keselamatan kerja yang tinggi. Tegangan yang terdapat
pada sistem pengisian kendaraan rendah sekalipun, harus
ditangani dengan baik.
c. Rangkaian listrik pada kendaraan harus ditangani secara
hati-hati.
3. Membongkar Alternator
a. Membongkar alternator menurut urutan seperti pada
gambar berikut.
Brush
holder
Bearing
Front end
frame Rear end
frame
Fan Rectifier
Rear Brush
Bearing
Stator
Rotor
Rotor shaft
Washer
Pully
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 14
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 15
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
4. Memeriksa Alternator
Rotor Coil
Periksa periksa rotor coil dari
kemungkinan ada sirkuit yang
terbuka (putus).
Dengan menggunakan ohm
meter, periksa bahwa antara
slipring ada hubungan.
Tahanan standar (dingin)
Tanpa IC Regulator :3,9–4,1Ω
Dengan IC Regulator2,8–3,0Ω
Bila tidak ada hubungan,
maka gantilah rotor coil
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 16
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Dengan menggunakan
Caliper, ukur diameter slip
ring, diameter standar 32,3 –
32,5 mm (1,272-1,280 in)
Diameter minimum 32,1
mmbila diameternya berada di
bawah minimum, gantilah rotor
Gambar 14. Pemeriksaan rotor
coil.
Stator Coil
Dengan menggunakan Ohm
meter, periksa kemungkinan
adanya sirkuit terbuka pada
stator coil.
Bila tidak terdapat hubungan
stator coil harus diperbaiki atau
diganti.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 17
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Sikat-sikat
Ukuran panjang sikat dengan
menggunakan mistar atau
jangka sorong.
Panjang standar
Tanpa IC Regulator :
12,5 mm (0,492 In)
Dengan IC Regulator :
16,5 mm (0,650 in)
Bila perlu, ganti sikat-sikatnya
dengan cara :
- Buka soldernya dan
lepaskan sikat dengan
pegasnya.
- Masukkan kawat sikat ke
dalam pegasnya
- Pasang sikat pada brush
holder
- Solderlah kawat sikat pada
dudukannya/holder dengan
panjang sikat yang keluar
seperti ketentuan :
- Tanpa IC Regulator :
12,5 mm
- Dengan IC Regulator :
16,5mm
Gambar 16 Pemeriksaan sikat/brush
Pemeriksaan Rectifier
(Rectifier Holder)
- Dengan menggunakan
Ohm meter, hubungkan
salah satu test probe pada
terminal rectifier dan yang
lainnya dengan terminal
positif
- Balikkan polaritas probe
dan ulangi langkah
pertama.
Gambar 17 Pemeriksaan rectifier positif - Periksa bahwa salah satu
menunjukkan adanya
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 18
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 19
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
5. Merakit Alternator
Alternator dirakit sesuai kebalikan dari urutan pembongkaran.
a. Merakit end frame dan pemegang rectifier dengan
isolatornya.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 20
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
6. Menguji Alternator
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 21
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
7. Pemeriksaan Regulator
Untuk menentukan kondisi bagian-bagian regulator, maka
dapat dilakukan dengan pemeriksaan melalui terminal-
terminal regulator tersebut. Sebelum melakukanpemeriksaan
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
• Terlebih dahulu harus menentukan kumparan Voltage
regulator dan Voltage relay. Untuk membedakan kedua
kumparan tersebut dapat dilakukan secara visual.
Diameter kumparan pada voltage regulator lebih kecil
(halus) daripada diameter kumparan voltage relay.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 22
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Terminal
Kondisi Regulator Hasil ukur
Regulator
IG – E*) Bebas ∞ Ω (Tak
terhingga)
IG - E*) Voltage regulator ditekan 5 – 11 Ω
F - E*) Bebas ∞ Ω (Tak
terhingga)
F - E*) Voltage regulator ditekan OΩ
N - E*) Bebas/Regulator ditekan ± 23 Ω
L - E*) Bebas OΩ
L - E*) Voltage Relay ditekan ± 100 Ω
B - E*) Bebas ∞ Ω (Tak
terhingga)
B - E*) Voltage Relay ditekan ± 100 Ω
E - E*) Bebas/Regulator ditekan OΩ
)
E* = Badan Regulator
C. Rangkuman
Sistem pengisian berfungsi sebagai alat untuk mengisi kembali
muatan listrik dalam batere dan menyuplai arus pada rangkaian
kelistrikan dalam kendaraan. Untuk mendapatkan hasil kerja
yang maksimal dari sistem pengisian, maka seluruh komponen
pada sistem pengisian harus dijaga kondisinya. Oleh karena itu
secara rutin perlu dilakukan perawatan terhadap komponen
sistem pengisian tersebut.
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 23
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
D. Test
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 24
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
E. Kunci jawaban
1. Sistem pengisian berfungsi sebagai alat untuk mengisi
kembali muatan listrik dalam batere dan menyuplai arus pada
rangkaian kelistrikan dalam kendaraan.
2. Tiga tahap kerja sistem pengisian pada kendaraan :
- Pada saat engine mulai dijalankan, batere menyuplai seluruh
beban pada kendaraan.
- Selama operasi normal, alternator menyuplai kebutuhan arus
dan pengisian kembali muatan batere.
- Selama operasi puncak, batere membantu alternator
menyuplai arus.
3. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada komponen sistem
pengisian antara lain :
a. Pemeriksaan alternator terdiri dari :
- Rotor coil (hubungan massa, hubungan terbuka).
- Stator coil (hubungan massa, hubungan terbuka).
- Rectifier (Hubungan terbuka, hubungan singkat).
- Brush/sikat arang (Panjang sikat arang).
- Output alternator (arus dan tegangan).
b. Pemeriksaan regulator, regulator diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kerusakan kumparan, tahanan, dan
kontak platina. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
memeriksa terminal untuk menentukan kondisi rangkaian
dalamnya.
4. Pada saat menyolder rectifier harus memperhatikan suhu
yang diterima oleh rectifier. Suhu yang terlalu tinggi dapat
merusak rectifier.
5. Mengetes kemampuan dengan beban
- Hidupkan mesin pada putaran 2000 rpm.
- Hidupkan lampu besar dan semua perlengkapan listrik.
Tegangan diatur antara 13,5 volt – 14,8 volt
Arus lebih dari 20 amper
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 25
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 26
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 1 :
DASAR DAN CARA KERJA SISTEM PENGISIAN
3
A. Tujuan Khusus Pembelajaran …………………………………..
3
B. Materi Pembelajaran ……………………………………………..
3
1. Fungsi Sistem Pengisian .……………………………………
4
2. Komponen Sistem Pengisian…….. …………………………
5
3. Cara Kerja Alternator …………………………………………
6
4. Cara Kerja Sistem Pengisian ………………………………..
11
C. Rangkuman ………………………………………………………..
11
D. Test Formatif ………………………………………………………
11
E. Kunci Jawaban ………..…………………………………………..
12
KEGIATAN BELAJAR 2 :
PERAWATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN
A. Tujuan Khusus Pembelajaran ... ……………………………….. 13
B. Materi Pembelajaran …………………………………………….. 13
1. Alat dan Bahan ……………………………………………….. 13
2. Keselamatan Kerja …………………………………………... 14
3. Membongkar Alternator ……………………………………... 14
4. Memeriksa Alternator ………………………………………... 16
5. Merakit Alternator ……………………………………………. 20
6. Menguji Alternator ……………………………………………. 21
7. Pemeriksaan Regulator ……………………………………... 22
C. Rangkuman ………………………………………………………. 23
D. Test ………………………………………………………………... 24
E. Kunci Jawaban …………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA 26
ii
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 27
Diklat Mekanik Otomotif 2 Sistem Pengisian
Smn – PPPPTK BMTI Bandung 28