Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMEBELAJARAN

(RPP)

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Ilham Abdillah

NIM : 2021006049

Prodi : PVTM

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2022/2023
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Simpang Katis


Mata Pelajaran : Pemeliharaan Listrik Kendaraan Ringan
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Tahun Pembelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)
Materi Pokok : Sistem Pengapian Konvensional
PPK : Cermat dan Tanggung Jawab
KKM : 75

A. KOMPETENSI INTI

KI 3 - Pengetahuan

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan f


aktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan komple
ks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam k
onteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, wa
rga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI.4- Keterampilan

Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur


kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Tekni
k Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu d
an kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keteram
pilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, k
olaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan da
ri yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pen
gawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membias
akan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengemb
angan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di ba
wah pengawasan langsung

B. KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami sistem pengapian konvensional


4.1 Pemeliharaan sistem pengapian konvensional
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Indikator Keahlian
3.1.1 Menjelaskan komponen-komponen sistem pengapian konvensional
3.1.2 Menjelaskan fungsi komponen-komponen sistem pengapian konvensional
3.1.3 Memahami cara kerja sistem pengapian konvensional
2. Indikator Keterampilan
4.1.1 Melakukan penyetelan platina
4.1.2 Melakukan pengukuran tahanan kabel tegangan tinggi
4.1.3 Melakukan pemeriksaan busi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Siswa dapat menyebutkan komponen-komponen sistem pengapian konvensional dengan
benar
2) Siswa dapat menjelaskan fungsi komponen-komponen sistem pengapian konvension
al secara teliti
3) Siswa dapat menjelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional secara cermat
4) Siswa dapat melakukan pengukuran tahanan kabel busi menggunakan alat ukur ya
ng tersedia berdasarkan prosedur dengan cermat
5) Siswa dapat melakukan pemerikasaan busi dengan dengan cermat
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang terdapat pada kendaraan
bermotor yang masih menggunakan platina sebagai pemutus dan penghubung pengapian
Rangkaian sistem pengapian konvensional:

Gamabr 1. Sistem Pengapian Konvensional


https://1.bp.blogspot.com/-RMDAaMWFwFs/YCdT0rBscMI/AAAAAAAAF1U/
BIaeUg_jJ14U3_EzTRXa8iAOX-vsNCicQCLcBGAsYHQ/s349/Komponen%2Bpengapian
%2Bkonvensional.jpg

2. Komponen-Komponen Pada Sistem Pengapian Konvensional


1. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12V) untuk ignition coil.

Gambar 2. Bateray
https://1.bp.blogspot.com/-qoSEg9XOQK8/VsxpamlKf7I/AAAAAAAAKAo/K1CHx-vW1Ko/
s1600/accu.JPG
Tegangan baterai normal, 12 volt entah pada motor ataupun mobil. Perbedaan antara
aki motor dan mobil itu bukan pada tegangannya melainkan pada dayanya yang memiliki sat
uan Watt. Ini karena daya listrik pada mobil itu lebih besar, selain sistem pengapian ada pula
sistem penerangan dan aksesoris yang memerlukan daya listrik besar.

2. Kunci kontak
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik dari baterai ke coil.
Beberapa dari kita mengenal kunci kontak sebagai alat penstater mesin, atau komponen untuk
menghidupkan starter mesin. Itu benar, tapi bukan hanya itu fungsi ignition switch. Pada
lubang ignition ada 4 posisi yakni ;
Posisi Off
Posisi Acc
Posisi On
Posisi ST
Pada posisi Acc, sistem pengapian masih belum aktif dalam artian belum ada arus yang
memasuki coil primer. Listrik baru akan masuk ke coil primer saat kunci kontak kita
posisikan pada posisi ON. Pada posisi ini, bukan hanya coil primer yang mendapatkan arus
tapi seluruh sistem utama kendaraan juga sudah siap diaktifkan.

Gambar 3. Kunci Kontak


https://1.bp.blogspot.com/-QVaGDRZZ1-4/X7tCXrnRMNI/AAAAAAAAHBc/
Stx_IbtUgnI8CyiMwplHzwrbOQsGJ9J1wCLcBGAsYHQ/s339/melepas-mode-lock-pada-kunci-
kontak.JPG

3. Ignition Coil
Berfungsi sebagai trafo step up, atau menaikan tegangan baterai. Seperti yang kita si
nggung diatas bahwa coil ini bekerja dengan prinsip induksi elektromagnet memakai dua bu
ah coil. Dimana jumlah lilitan coil sekunder lebih banyak dari coil primer, sehingga ketika k
emagnetan dari coil primer menginduksi coil sekunder dapat terjadi peningkatan tegangan.

Gambar 4. Ignition Coil


https://engineeringlearn.com/wp-content/uploads/2021/04/Types-of-Ignition-Coil.jpg

4. Distributor
Pada sistem pengapian konvensional, distributor menjadi komponen yang digunakan
dalam hal timming dan FO. Distributor terdiri dari poros yang terhubung dengan cam, cam
ini dipakai untuk memutuskan aliran arus dari coil primer.

Sementara itu, dibagian tutup distributor akan anda temui dua komponen utama yang
berkaitan dengan fairing order. Yakni rotor dan distributor cap. Rotor merupakan komponen
konduktor yang membagikan output dari coil ke kabel busi sesuai FO, sementara distributor
cap merupakan pangkal dari kabel busi untuk menyalurkan dan menerima output coil ke
rotor.

Gambar 5. Distributor
http://1.bp.blogspot.com/-Tmrfw8pincE/UosxWnrFv8I/AAAAAAAAAKQ/IBsu9zTu2UY/s1600/
distributor+7.gif
5. Kontak point/platina
Contact point atau breaker point merupakan sebuah plat mirip saklar yang dapat
terputus dan tersambung. Untuk apa fungsinya ? ini seperti prinsip kerja coil dimana untuk
menghasilkan tegangan output yang besar perlu dilakukan pemutusan arus primer. Kontak
inilah yang bertugas memutuskan arus primer sesuai dengan sudut pengapian.

Cara kerja kontak point yakni dengan memanfaatkan cam yang menyentuh kaki ebonit. Saat
kaki ini tersentuh cam, maka kontak akan membuka dan menyebabkan arus primer terputus.
Kontak ini juga familiar disebut platina karena memakai logam platina pada ujung
kontaknya.

Gambar 6. Kontak Poin/Platina


https://1.bp.blogspot.com/-oUVbHjDQBZ4/XbeyB8H8RVI/AAAAAAAAZvg/Is-
hBU5fPyQA0N0yCl28yCuNdyrmmvcNwCLcBGAsYHQ/s1600/catsww.jpg

6. Vacuum advancer
Vacuum advancer, bertugas pada bagian spark advancing, atau pengubahan timming
pengapian. Bertujuan untuk menyesuaikan kondisi mesin dengan pengapian, misal pada saat
mesin membawa beban berat. Kondisi ini akan menimbulkan gerakan piston yang lambat
meski katup gas terbuka penuh.

Jika timming tetap, maka bisa jadi meimbukan efek contra yang justru menghambat laju
piston. Untuk menyesuaikannya, maka timming pengapian akan dimundurkan hampir 0
derajat sehingga expansi hasil pembakaran bisa dipakai sepenuhnya untuk mendorong piston
kebawah.
Vacuum advancer akan memundurkan pengapian berdasarkan beban mesin, ini dideteksi
dari kevakuman di intake manifold. Jika kondisinya seperti diatas maka daya hisap pada
piston menurun, dan kontak point akan bergeser lebih lambat.

Gambar 7. Vacuum Advencer


http://repairguide.autozone.com/znetrgs/repair_guide_content/en_us/images/0900c152/80/1e/
47/18/large/0900c152801e4718.gif

7. Governoor advancer

Sentrifugal governoor advancer juga sama seperti vacuum advancer, fungsi governorr
advancer adalah mengubah timming pengapian mesin berdasarkan RPM mesin. Kondisinya,
apabila RPM tinggi maka timming pengaian harus dibuat lebih awal agar tidak terjadi
knocking dan self ignition.

Governoor advancer menggunakan dua buah bandul yang dapat meregang berdasarkan gaya
sentrifugal yang mengenainya. Bandul ini akan menempel pada poros distributor dan putaran
poros akan menimbulkan gaya sentrifugal pada bandul, regangan bandul digunakan untuk
mempercepat sudut buka platina.

Gambar 8. Governoor Advancer


https://1.bp.blogspot.com/CHMPApG9PBU/Xx11sd9eC3I/AAAAAAAAFUY/
CN1TWv2JoUojCWdJWG9Cfo3VSZCg-20vwCLcBGAsYHQ/s1600/governor
%2Badvancer.jpg
7. Condensor

Kapasitor atau condensor merupakan komponen elektronika yang memiliki


kemampuan menyerap arus dan mengeluarkannya saat diperlukan. Pada pengapian
konvensional, kemampuan ini digunakan untuk menyerap api dari coil primer.

Ketika kontak point membuka, maka harusnya arus primer coil terputus. Namun, pembukaan
platina itu hanya sekitar 0,5 mm. Dengan celah sekecil ini, maka listrik tegangan 12 volt bisa
melompat sehingga akan muncul percikan api pada platina dan proses pemutusan arus
terganggu.

Dengan adanya capasitor maka ketika platina membuka, arus listrik akan dipindahkan ke
capasitor yang memiliki koneksi. Namun arusnya tidak disimpan didalam capasitor karena
langsung dihubungkan ke masa. Proses ini akan membuat capasitor langsung mengalami
kekosongan sehingga bisa dipakai secara cepat dan berulang-ulang.

Gambar 9. Condensor
https://www.otosigna.com/wp-content/uploads/2020/12/fungsi-kondensor-736x531.jpg

9. Kabel Busi

Kabel pada busi, memiliki bentuk dan kemampuan berbeda dengan kabel-kabel umu
mnya. Kabel ini biasanya terbuat dari tembaga berdiameter besar dengan isolator yang tebal.
Ini karena kabel busi akan menghubungkan tegangan super tinggi dari output coil. Sehingga d
iperlukan kabel yang memiliki daya tahan besar.
Gambar 10.Kabel Busi
https://www.suzuki.co.id/uploads/image/kabel_busi_mobil.jpg

10. Busi

Komponen terakhir pada sistem pengapian mesin bensin ialah busi atau spark plug.
Busi terdiri dari sebuah core atau batang elektroda sebagai penerima arus listrik dari output
coil dan masa yang terletak pada body busi. Celah yang anda lihat pada busi, itu celah antara
ujung elektroda yang memiliki listrik positif dan ground yang memiliki listrik negatif.

Sehingga jika arus listrik pada elektroda memiliki tegangan yang besar, maka listrik tersebut
mampu keluar atau melompat ke ground yang berwujud percikan api. Begitulah cara busi
menghasilkan api.

Gambar 11. Busi


https://www.astramotor.co.id/wp-content/uploads/2020/07/busi-1024x1014.jpg
3. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
1. Saat kunci ON

Gambar 12. Saat kunci ON Kontak platina dalam keadaan tertutup


https://1.bp.blogspot.com/-nF5I6_bvqY4/X6K2Bown_mI/AAAAAAAAFtY/Lq04AfdlI-
UDVNSOVTz11MTS9bbofwvhgCLcBGAsYHQ/s629/cara%2Bkerja%2Bsistem%2Bpengapian
%2Bkonvensional%2Bsaat%2Bkontak%2Bplatina%2Btertutup.JPG
Saat kunci dimasukan kemudian diputar pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir
melalui fuse, relay, dan masuk ke dalam ignition coil.

Arus listrik ini, akan mengaliri kedua lilitan baik lilitan primer maupun sekunder.

Output dari coil, ada dua yakni output lilitan primer dan sekunder. Output lilitan primer mengalir ke
breaker point sementara output lilitan sekunder mengalir ke busi.

Pada tahap ini, sudah terbentuk medan magnet pada lilitan primer ignition coil. Tapi karena platina
belum bergerak, dengan kata lain belum ada pemutusan arus maka tidak ada pergerakan medan
magnet. Sehingga percikan api belum terbentuk.
2. Saat Starter
Saat anda memutar kunci ke posisi ST, maka motor starter akan bekerja. Ini memicu
poros engkol berputar, dan karena camshaft pada platina terhubung ke poros engkol mesin
maka saat poros engkol berputar, camshaft juga berputar.

Gambar 13. Saat starter kontak platina dalam keadaan terbuka


https://4.bp.blogspot.com/-p0FhPfZ7elY/WH7jlOmne4I/AAAAAAAAAug/
l9hdabC5QLwU6D6ScdfdjWf3IRsczw73wCPcBGAYYCw/s1600/Skema-ignition-coil.jpg

Disinilah pemutusan arus terjadi, ketika cam menyentuh kaki platina maka platina akan
membuka/contact point tidak menempel. Sehingga arus primer coil akan terputus secara tiba-
tiba. Hal itu akan memicu close wave yang bergerak ke arah lilitan sekunder.

Sehingga tegangan pada lilitan sekunder naik hingga 20 KV dengan interval sangat singkat.
Ketika cam menjauhi kaki platina, maka contact point akan kembali menutup/menempel.
Sehingga arus lilitan primer coil kembali tersambung. Ini menyebabkan medan magnet pada
lilitan primer kembali terbentuk, dan saat cam kembali menyentuh kaki platina maka
pemutusan arus akan terjadi dan induksi pada lilitan sekunder kembali terjadi.

Siklus diatas akan berulang terus menerus selama kunci kontak masih ON.
4. Penyetelan, Pengukuran dan Pemeriksaan Sistem Pengapian Konvensional

1. Cara penyetelan platina

Link Vidio Penyetelan Platina : https://youtu.be/RUu1dyDDR_E?si=3fbSU9ESMV4k53b7

Platina adalah salah satu komponen yang ada di sistem pengapian kendaraan yang berfungsi
untuk memutus atau menghubungkan arus listrik yang mengalir menuju kumparan primer
pada koil pengapian. Berikut cara menyetel platina yang bisa Anda.

1. Kondisi Mobil

Pastikan mobil Anda benar-benar dalam kondisi prima karena waktu menyetel perlu beberapa
kali memutar mesin. Langkah pertama yaitu Anda harus buka tutup distributor terlebih
dahulu, bersihkan lalu lihat apa permukaan platina bersih dan tidak ada benjolan. Karena
apabila terdapat benjolan lebih baik ganti yang baru berikut kondensornya.

2. Crank Shaft

Putar puli poros engkol atau yang disebut dengan crank shaft searah jarum jam hingga titik
puli mengarah ke angka 0 derajat atau dalam istilahnya top satu. perhatikan noken pada
distributornya berhenti ketika knobnya mengatup benjolan pada platina.

3. Baut Pengikat Platina

Kendurkan baut pengikat platina dalam hal tersebut Anda harus diusahakan jangan terlalu
longgar saat memutar baut yang mengikat platina. Kurang lebih satu putaran saja sampai
platina dapat digoyangkan dengan obeng negatif pada alur penyetelan celah alur platina
sehingga dapat direnggangkan dan disempitkan.

4. Ukuran Celah Platina

Untuk ukuran celah platina standarnya yaitu 0,4 mm dikarenakan pada ukuran fuller tidak ada
ukuran 0,45 mm. Maka Anda boleh menggunakan ukuran fuller tersebut. Akan tetapi, jangan
terlalu rapat dan sedikit longgar supaya mengikuti celah ukuran 0,4 mm.

5. Setel Platina

Setel platina dengan menggunakan obeng negatif, caranya yaitu geser platina dengan
perlahan-lahan menggunakan obeng negatif dengan menakan tonjolan yang berada di dekat
platina tersebut. Setiap jenis kendaraan mobil memiliki coakan atau tonjolan yang berbeda.
Apabila platina harus diganti pada tahap ini, sebaiknya langsung diganti platina yang rusak
dengan yang baru.

2. Pengukuran Tahanan Kabel Tegangan tinggi

a. Lakukan Kalibrasi Multimeter

Lakukan kalibrasi multimeter dengan cara menghubungkan test lead merah dan test
lead hitam, kemudian posisikan jarum sampai di 0. Karena pengukuran ohm, maka jarum
seharusnya ada di 0 ohm sebelah kanan.

b. Lakukan Pengukuran dengan Multimeter

Gambar 14. Pengukuran tahanan kabel tegangan tinggi


https://4.bp.blogspot.com/-yv1LvUxKsDw/W0gla0Q4PMI/AAAAAAAABZ8/
KA3iKsgkRqk0nQZuSjfrI_t3rXzHUJcWQCLcBGAs/s1600/memeriksa-kabel-busi.png

Di tahapan ini kamu akan tahu apakah kabel busi perlu diganti atau tidak. Bila tahanan kabel
busi melebihi 25 k ohm maka kabel busi perlu diganti.
3. Pemeriksaan Busi

Cara cek busi mobil dengan multitesternya adalah sebagai berikut:

 Siapkan multitester atau avometer digital ata ohm meter dan setel satuan alat tersebut
menjadi kiloohm.

 Buka kap mesin dan lepaskan 4 kabel busi dan 1 kabel yang terkoneksi ke coil. Lepas
kabel-kabel tersebut dengan hati-hati, sebaiknya pegang bagian karet konektor sewaktu
melepasnya dan hindari menarik langsung kabelnya.

 Cermati kondisi fisik kabel-kabel tersebut. Apakah ada bagian yang tertekuk, terkelupas,
patah atau bahkan pecah?

 Jika kondisi fisik kabel masih bagus maka kamu bisa melanjutkan dengan memeriksa
tegangan di tiap-tiap kabel dengan mengkoneksikan multitester dengan tiap-tiap ujung
kabel busi.

 Lihat angka yang tertera pada multitester, bila angkanya 25 atau di bawah 25 kiloohm
maka busi masih dalam kondisi baik.

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE


1. Pendekatan berfikir : Saintifik learning
 Menggunakan metode saintifik learning supaya melibatkan proses pengamatan,eksper
imen,analisis data,dan penarikan kesimpulan,dengan menggunakan pendekatan metod
e ini dapat memastikan bahwa pembelajaran di dasarkan pada pemahaman yang men
dalam dan valid serta dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan be
rfikir kritis,logika dan ketelitian.
2. Model pembelajaran : Discovery learning
 Menggunakan metode pembelajaran discovery learning dapat memberikan pengalama
n yang lebih mendalam dan relevan terhadap materi pembelajaran,melalui pengalama
n langsung dan berinteraksi dengan dunia nyata,sehingga dapat melihat bagaimana k
onsep yang mereka pelajari dapat di terapkan dalam konteks yang nyata.

3. Metode pembelajaran : Ceramah dan diskusi,tanya jawab,praktek


 Metode ceramah dapat membantu dalam menyampaikan informasi secara sistematis d
an terukur
 Diskusi memungkinkan siswa untuk berbagi pendapat,berfikir kritis dan memperluas
pemahaman mereka melalui interaksi dengan sesama siswa
 Tanya jawab memungkinkan siswa untuk mengklarifikasi pemahaman mereka dan m
emperoleh jawaban langsung dari guru
 Praktek memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan dan kete
rampilan yang mereka pelajari dalam situasi nyata ,sehingga memperkuat pemahama
n dan meningkatkan keterampilan mereka

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media
a. Power point

2. Alat Pembelajaran
a. laptop/PC/Handphone
b. LCD Proyektor
c. White board dan spidol
d. New Step Toyota; Buku Paket “Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan”

3. Sumber Pembelajaran
a. Drs. Daryanto, “Reparasi Sistem Kelistrikan Mesin Mobil”, (Malang : Bumi Aksara,19
97), h. 82.
b. Amirono, “Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan” Jilid 2, (Malang :Kementeria
n Pendidikan dan kebudayaan, 2013), h. 7.
c. Buntarto,. 2015. Dasar-Dasar Kelistrikan Otomotif. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan ke-1
RINCIAN KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan 
 Memberikan salam pembuka dan berdoa 
 Memeriksa kehadiran siswa 
 Apersepsi (Guru bertanya “apakah peserta didik sudah mengerti
bagaimana bahan bakar di bakar di dalam ruang bakar”) 
 Motivasi (Memberi contoh tentang pentingnya belajar sisitem 15 MENIT
pengapian). 

 Pemberian Acuan ::


 (Garis besar materi tentang “sistem pengapian”) 
 Pembentukan kelompok praktek dan diskusi 
 Menyampaikan tujuan pembelajara
RINCIAN KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Kegiatan inti
 Peserta didik menyimak materi cara kerja sistem pengapian konvensional.
 Peserta didik mengamati rangkaian sistem pengapian konvensional. 
 Peserta didik menyimak komponen – komponen sistem pengapian
konvensional. 60
 Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik  MENIT
 Peserta didik bertanya fungsi koil 
 Peserta didik bertanya tentang sudut dwell
 Peserta didik membaca buku teks tentang pengapian konvensional
 Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5
orang
 Peserta didik dalam kelompok diminta merangkai rangkaian sistem
pengapian konvensional.
 Peserta didik mempresentasikan hasil praktek kerja kelompok 
 Peserta didik membuat laporan hasil diskusi dalam praktek kerja kelompok
 Guru menilai sikap siswa dalam praktek kerja kelompok dan dalam
berdiskusi
RINCIAN KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Penutup
 Siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran dengan dibantu guru
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
 Guru mencari informasi mengenai tugas mencari di internet tenteang 15 MENIT
macam-macam busi
 Menyampaikan informasi mengenai materi / kegiatan yang akan di
sampaikan/dilakukan pada pertemuan mendatang

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Penilaian Hasil Belajar
Soal tes tertulis
a. Sebutkan komponen-komponen sistem pengapian konvensional?
b. Jelaskan fungsi komponen-komponen sistem pengapian konvensial?
c. Jelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional?
d. Bagaimana cara melakukan penggukuran tahanan kabel tegngan tinggi?
e. Bagimana melakukan pemriksaan busi?
Kunci Jawaban
a. Komponen – komponen pengapian konvensional
 Aki
 Koil
 Platina
 Distributor
 Busi
b. Fungsi komponen-komponen sistem pengapian konvensial 
 Aki : berfungsi untuk penyedia sumber arus listrik dan baterai juga berfungsi un
tuk menyimpan arus listrik. 
 Koil : berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai yang sebesar 12 volt menjad
i tegangan tinggi kira-kira 5.000 sampai 25.000 volt. 
 Platina : Memutus dan mengalirkan arus pada rangkaian primer 
 Distributor : berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari kumparan s
ekunder koil menuju ke masing-masing busi sesuai dengan FO nya (firing orde
r).
 Busi : fungsi untuk memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar
campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi, sehingga terjadi langk
ah usah.

c. Cara kerja sistem pengapian konvensional?


1) Pada saat kunci kontak ON,
Platina menutup Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut: Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer
koil —-> Platina —-> Massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti k
oil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka Saat platina membuka, arus listrik melal
ui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehin
gga arus akan mengalir seperti dibawah ini: Sekunder koil —-> Kabel tegangan
tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel bus
i) —-> Busi —-> Massa. Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil,
mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda mas
sa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
d. Pengukuran tahanan kabel tegangan tinggi?
1) Siapkan Avometer digital atau Multitester Digital
2) Atur skala ukur pada 200 Kilo Ohm, Skala ini untuk mengukur tahanan deng
an maksimal nilai resistansi 200 kilo ohm
3) Letakkan kabel Avometer digital plus (merah) dan kabel minus (hitam) pad
a ujung-ujung kabel busi, kabel multitester digital bias bolak balik
4) Baca secara langsung nilai yang tertera pada layar ukut atau pada Avomet
er digital tersebut

e. Cara melakukan pemeriksaan busi?


1) Lepas kabel busi Saat melepas kabel busi pegang pada stecker-nya jangan kab
el businya.Karena kalau kabel busi yang dipegang kemudian ditarik maka inti ara
ng kabel akan mudah lepas.
2) Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan/ dengan kuas hal ini bertujuan
kalau busi dilepas kotoran disekeliling busi tidak masuk ke silinder
3) Lepaskan busi dengan isolator yang tepat. Pengunaan kunci yang tidak tepat
bisa mengakibatkan isolator busi pecah
4) Periksa kondisi ulir dari lubang busi
5) Ulir busi yang rusak harus diperbaiki

2. Lembar Pengetauhan Penilaian


a. Petunjuk penilaiam tes soal tertulis

No Butir Pertanyaan Bobot


soal
1 Sebutkan komponen-komponen sistem pengapian konvensional? 15
2 Jelaskan fungsi komponen sistem pengapian konvensional? 20
3 Jelaskan cara kerja sistem pengapian konvensional? 15
4 Bagaimana cara melakukan penggukuran tahanan kabel tegngan tinggi? 25
5 Bagimana melakukan pemriksaan busi? 25
Total 100

3. Lembar Penilaian Afektif


Nama Siswa : Kelas :
No Aspek yang dinilai Skor
Ke ter
an 1 2 3 4 ga
n: 1. Kedisiplinan

2. Keaktifan

3. Kreatifitas

4. Menggunakan pakaian dengan rapi

5. Bertutur kata sopan

1 = Tidak pernah, apanila tidak pernah melakukan


2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
3 = Sering, apanila sering melakukan sesuai pertanyaan dan kadang-kadang melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai dengan pertanyaan

4. Peniaian Keterampilan
1. Menggambar sistem pengapian konvensional
2. Mampu mengukur tahanan kabel tegangan tinggi
3. Mampu melakukan pemeriksaan busi

Anda mungkin juga menyukai