Dosen Pembimbing :
Di Susun Oleh :
KELAS 1A
TEKNIK MESIN
1
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
terselesaikan tepat waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa.
Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga,
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-
kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1.Latar Belakang.......................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3.Tujuan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
3.1.Kesimpulan..........................................................................................17
3.2.Saran.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
3
BAB I
1.1.Latar Belakang
Motor menggunakan bahan bakar yang berupa bensin atau solar. Seiring
perkembangan zaman dan kemajuan dibidang IPTEK, saat ini ada juga mobil yang
menggunakan tenaga penggerak dari motor listirk atau menggunakan tenaga surya.
Pada era globalisasi sekarang ini, produktivitas dan kualitas hasil-hasil produksi
sangatlah mutlak diperlukan agar mampu bersaing dalam era perdagangan bebas
inilah diharapkan kemampuan produksi dan kualitas dapat ditingkatkan. Dalam bab
ini kami akan menjelaskan tentang sistem pengapian konvensional, yang terdapat
pada esin mobil dan bertujuanagar pembaca lebih memahami sistem pengapian
konvensional
1.2.Rumusan Masalah
4
1.3.Tujuan
Konvensional.
Konvensional.
5
BAB II
yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan baterai (12 volt) menjadi tegangan
menghasilkan loncatan bunga api pada busi yang dibutuhkan untuk proses
proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam cylinder (ruang
bakar). Berdasarkan jenis bahan bakarnya, motor bakar khususnya mobil dibedakan
menjadi dua yaitu mesin bensin dan mesin diesel. Pada mesin bensin, pada akhir
langkah kompresi dibutuhkan percikan bunga api untuk membakar campuran udara
dan bahan bakar yang telah dikompresi tadi. Sehingga akan terjadi langkah usaha
menyediakan percikan bunga api dalam ruang bakar ini disebut sebagai sistem
pengapian. Percikan atau loncatan bunga api akan terjadi pada ujung elektroda
pada busi, bunga api ini dapat terjadi apabila tegangan yang melawatinya cukup
6
tinggi. Untuk itu diperlukan ignition coil (koil pengapian) untuk menaikkan
1. Baterai
sistem pengapian salah satu kelistrikan mobil, jadi semua yang memerlukan arus
12 volt entah pada motor ataupun mobil. Perbedaan antara aki motor dan mobil itu
bukan pada tegangannya melainkan pada dayanya yang memiliki satuan Watt. Ini
karena daya listrik pada mobil itu lebih besar, selain sistem pengapian ada pula
7
2. Kunci kontak
Beberapa dari kita mengenal kunci kontak sebagai alat penstater mesin, atau
komponen untuk menghidupkan starter mesin. Itu benar, tapi bukan hanya itu
Posisi Off
Posisi Acc
Posisi On
Posisi ST
Pada posisi Acc, sistem pengapian masih belum aktif dalam artian belum ada arus
yang memasuki coil primer. Listrik baru akan masuk ke coil primer saat kunci
kontak kita posisikan pada posisi ON. Pada posisi ini, bukan hanya coil primer yang
mendapatkan arus tapi seluruh sistem utama kendaraan juga sudah siap diaktifkan.
3. Ignition coil
8
Inilah komponen yang paling penting, karena mengusung fungsi sebagai trafo step
up, atau menaikan tegangan baterai. Seperti yang kita singgung diatas bahwa coil
ini bekerja dengan prinsip induksi elektromagnet memakai dua buah coil. Dimana
jumlah lilitan coil sekunder lebih banyak dari coil primer, sehingga ketika
kemagnetan dari coil primer menginduksi coil sekunder dapat terjadi peningkatan
tegangan.
4. Distributor
digunakan dalam hal timming dan FO. Distributor terdiri dari poros yang terhubung
dengan cam, cam ini dipakai untuk memutuskan aliran arus dari coil primer.
Sementara itu, dibagian tutup distributor akan anda temui dua komponen utama
yang berkaitan dengan fairing order. Yakni rotor dan distributor cap. Rotor
merupakan komponen konduktor yang membagikan output dari coil ke kabel busi
sesuai FO, sementara distributor cap merupakan pangkal dari kabel busi untuk
9
5. Kontak point/platina
Contact point atau breaker point merupakan sebuah plat mirip saklar yang dapat
terputus dan tersambung. Untuk apa fungsinya ? ini seperti prinsip kerja coil dimana
untuk menghasilkan tegangan output yang besar perlu dilakukan pemutusan arus
primer. Kontak inilah yang bertugas memutuskan arus primer sesuai dengan sudut
pengapian. Cara kerja kontak point yakni dengan memanfaatkan cam yang
menyentuh kaki ebonit. Saat kaki ini tersentuh cam, maka kontak akan membuka
dan menyebabkan arus primer terputus. Kontak ini juga familiar disebut platina
6. Vacuum advancer
10
Vacuum advancer, bertugas pada bagian spark advancing, atau pengubahan
menyesuaikan kondisi mesin dengan pengapian, misal pada saat mesin membawa
beban berat. Kondisi ini akan menimbulkan gerakan piston yang lambat meski
katup gas terbuka penuh. Jika timming tetap, maka bisa jadi meimbukan efek contra
di intake manifold. Jika kondisinya seperti diatas maka daya hisap pada piston
7. Kapasitor
konvensional, kemampuan ini digunakan untuk menyerap api dari coil primer.
Ketika kontak point membuka, maka harusnya arus primer coil terputus. Namun,
pembukaan platina itu hanya sekitar 0,5 mm. Dengan celah sekecil ini, maka listrik
11
tegangan 12 volt bisa melompat sehingga akan muncul percikan api pada platina
dan proses pemutusan arus terganggu. Dengan adanya capasitor maka ketika platina
8. Kabel Busi
Kabel pada busi, memiliki bentuk dan kemampuan berbeda dengan kabel-kabel
umumnya. Kabel ini biasanya terbuat dari tembaga berdiameter besar dengan
isolator yang tebal. Ini karena kabel busi akan menghubungkan tegangan super
tinggi dari output coil. Sehingga diperlukan kabel yang memiliki daya tahan besar.
9. Busi
12
Komponen terakhir pada sistem pengapian mesin bensin ialah busi atau spark plug.
Busi terdiri dari sebuah core atau batang elektroda sebagai penerima arus listrik dari
output coil dan masa yang terletak pada body busi. Celah yang anda lihat pada busi,
itu celah antara ujung elektroda yang memiliki listrik positif dan ground yang
memiliki listrik negatif. Sehingga jika arus listrik pada elektroda memiliki tegangan
yang besar, maka listrik tersebut mampu keluar atau melompat ke ground yang
mengalir melalui fuse, relay, dan masuk ke dalam ignition coil. Arus listrik ini, akan
mengaliri kedua lilitan baik lilitan primer maupun sekunder.Output dari coil, ada
dua yakni output lilitan primer dan sekunder. Output lilitan primer mengalir ke
breaker point sementara output lilitan sekunder mengalir ke busi.Pada tahap ini,
sudah terbentuk medan magnet pada lilitan primer ignition coil. Tapi karena platina
belum bergerak, dengan kata lain belum ada pemutusan arus maka tidak ada
Saat anda memutar kunci ke posisi ST, maka motor starter akan bekerja. Ini memicu
poros engkol berputar, dan karena camshaft pada platina terhubung ke poros engkol
mesin maka saat poros engkol berputar, camshaft juga berputar. Disinilah
pemutusan arus terjadi, ketika cam menyentuh kaki platina maka platina akan
membuka/contact point tidak menempel. Sehingga arus primer coil akan terputus
secara tiba-tiba. Hal itu akan memicu close wave yang bergerak ke arah lilitan
interval sangat singkat. Ketika cam menjauhi kaki platina, maka contact point akan
13
Ini menyebabkan medan magnet pada lilitan primer kembali terbentuk, dan saat
cam kembali menyentuh kaki platina maka pemutusan arus akan terjadi dan induksi
pada lilitan sekunder kembali terjadi.Siklus diatas akan berulang terus menerus
Mungkin beberapa dari anda ada yang masih bingung, output sistem pengapian itu
hanya listrik bertegangan tinggi. Tapi mengapa sampai diujung busi, bentuknya
berubah menjadi percikan api ? Percikan api pada ujung busi tersebut sebenarnya
wujud dari elektron yang loncat dari elektroda busi (kutub positif) ke ground (kutub
negatif), memang elektron ini tidak terlihat tapi kalau tegangannya sangat tinggi
maka elektron mampu loncat pada celah sempit. apabila anda mendekatkan sumber
arus (tegangan tinggi misal 220 V) pada masa, maka sebelum sumber arus tersebut
menempel akan ada pecikan. Konstruksi busi pun demikian, dimana ada celah
antara elektroda dan masa. Sehingga ketika ada listrik bertegangan tinggi pada
Satu lagi mengenai timming pengapian, kalau kita memahami siklus pengapian
konvensional diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang menentukan
timming atau yang menentukan kapan busi mengeluarkan api itu ada pada saat
Sehingga timming ini dipengaruhi oleh sudut nok terhadap sudut kaki platina.
14
Mesin a. Busi mati atau a. Ganti busi atau bersihkan
tidak dapat deposit berlebihan
hidup b. Kabel tegangan b. Ganti kabel tegangan tinggi
(tidak ada tinggi bocor
percikan berlebihan c. Pasang rotor
api di c. Rotor tidak d. Perbaiki urutan pengapian
busi) terpasang
d. Urutan pengapian e. Bersihkan kotorannya
tidak benar
e. Platina terganjal f. Stel celah platina/ sudut dweel
kotoran
f. Platina menutup g. Ganti koil
terus atau h. Ganti kondensori
membuka terus i. Pasang konektor kabel yang lepas
g. Koil mati j. Ganti / perbaiki kabel yang putus
h. Kondensor mati k.Ganti kontak
i. Konektor kabel
lepas
j. Kabel putus
k. Kontak rusak
Mesin sulit
a. Deposit di a. Bersihkan atau ganti busi
hidup busi berlebihan b. Ganti kabel tegangan tinggi
(percikan b. Kabel tegangan c. Bersihkan terminal di tutup
api di busi tinggi bocor distributor
kecil) c. Tutup distributord. Pasang kaarbon ataau ganti tutup
kotor distributor
e. Ganti tutup distributor
d. Karbon di tutup f. Perbaiki urutan pengapian
distributor hilang
e. Tutup distributorg. Bersihkan kotoran
retak h. Stel celah platina/ sudut dweel
f. Urutan i. Stel saat pengapian
pengapian tidak j. Ganti koil
benar k. Ganti kondensori
g. Platina kotor l. Bersihkan terminal konektor kabel
h. Stelan celah m. Bersihkan kontak atau ganti
platina tidak tepat
i. Saat pengapian
tidak tepat
j. Koil rusak
k. Kondensor rusak
l. Konektor kabel
kotor
m. Kontak kotor
Terjadi a. Busi kotor a. Bersihkan busi atau ganti
ledakan di
b. Platina kotor b. Bersihkan platina atau ganti
knalpot c. Stel saat pengapian
15
c. Saat pengapian
terlalu mundur
16
BAB III
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan Makalah “SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL” di atas,
Penulis dapat menyimpul kan bahwa, Apa yang di maksud dengan Sistem
serta fungsi nya, dan bagaimana cara memperbaiki kerusakan yang ada pada
di jelas kan di atas. Bersama dengan penulisan Makalah ini, diharap kan pembaca
3.2. Saran
Demikian lah akhir dari pembahasan makalah tentang “Sistem Pngapian
Konvensional” ini, penulis menyadari bahwa masih banyak hal yang harus di
jelaskan secara rinci, oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat di
perlukan oleh penulis agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi di masa
17
DAFTAR PUSTAKA
https://andhymoe.wordpress.com/2015/10/30/sistem-pengapian-konvensional/
https://mapelotomotif.blogspot.com/2014/10/materi-cara-kerja-sistem-
pengapian.html
http://famolahx.blogspot.com/2011/06/gangguan-dan-cara-mengatasi-
sistem.html
https://www.bisaotomotif.com/sistem-pengapian-konvensional/
18