Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SISTEM PENGAPIAN

Nama anggota

1. Sihol santo losius : 5201122011

2.Florensia Raissa Septiasi Br Simamora : 5213122006

3. Gideon R F Sihombing 5213122026

4. Mhd. Adanan

5. Deni panjaitan

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Pertama tama kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan yang maha esa karena telah
memberikan kesempatan buat kelompok kami untuk menyusun makalah ini dengan baik dan
selesai dengan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang mengampuh mata kuliah
listrik dan elektronika Otomotif (LEO). Yang selalu membimbing kami dalam pengajaran tugas
makalah kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman teman mahasiswa yang
selalu berpartisipasi dalam pengumpulan data dan materi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang komponen sistem pengapian konvensional.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini ada kesalahan kami yang belum kami ketahui maka
dari itu kami mohon maaf dan minta saran atau kritik dari teman teman mahasiswa maupun
bapak dosen pengampuh mata kuliah ini Terimakasih.

Medan 19 februari 2022

Kelompok 1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sistem pengapian merupakan salah satu sistem yang sangat berpengaruh dalam suatu
mesin kendaraan. Tanpa adanya sistem pengapian yang baik, maka mesin kendaraan tidak
dapat bekerja optimal. Sistem pengapian pada mesin kendaraan terdiri dari beberapa tipe
salah satunya adalah tipe konvensional. Sistem pengapian tipe konvensional merupakan
sistem pengapian yang sudah lama di terapkan pada mesin kendaraan.

Sistem pengapian sangat berpengaruh pada performa yang akan di hasilkan oleh mesin
motor, pada fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem pengapian konvensional
menggunakan platina untuk memutus dan menghubungkan tegangan baterai ke kumparan
primer dirasakan kurang praktis. Sistem seperti ini sudah mulai di tinggalkan dan di ganti
dengan sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) memiliki karakteristik lebih baik
dibandingkan sistem pengapian konvensional, lebih praktis dan mampu meningkatkan
performa mesin dan irit bahan bakar.

Menurut sumber arus yang digunakan, sistem pengapian CDI dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu bertipe AC dan DC. CDI bertipe AC adalah sistem pengapian elektronik dengan arus
listrik berasal dari koil eksitasi, sedangkan sistem CDI bertipe DC adalah sistem pengapian
elektronik dengan arus listrik berasal dari baterai. Pada CDI bertipe AC, pengapian yang
terjadi tidak stabil, karena arus yang di gunakan oleh sistem pengapian bertipe ini tergantung
oleh putaran mesin (Jama & Wagino. 2008:269). Hal tersebut akan membuat pengapian yang
terjadi pada putaran rendah kurang optimal, sedangkan sistem pengapian CDI bertipe DC
adalah sistem pengapian elektronik dengan sumber arus listrik berasal dari baterai, sehingga
pengapian yang terjadi akan lebih stabil dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Jenis CDI
bertipe DC memiliki bermacam-macam tipe, seperti limiter, unlimiter, hyperband, dualband
dll.

1.2. Rumusan masalah

a. Komponen sistem pengapian konvensional

b. Prinsip kerja sistem pengapian

c. . Diagnosis gangguan dan perbaikan sistem pengapian konvensional

d.

1.3. Tujuan

a.

b.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komponen sistem pengapian konvensional

Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda beda tergantung bagaimana
caranya bekerja. Masing masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas yang berbeda
namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.

Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa
menciptakan percikan api secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu NOK,
IGNITION COIL DAN DISTRIBUTOR . Berikut komponen sistem pengapian konvensional yang di
gunakan.

a. Baterai
Sama seperti baterai pada umumnya baterai disini fungsi utama nya adalah untuk
menyediakan arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt . Selain untuk sistem
pengapian baterai juga memiliki sistem kelistrikan pada bagian lainnya.

Contoh nya saja untuk suplai listrik klakson sistem pengisian dan komponen yang
membutuhkan sistem kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki dimana
kegunaannya sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.

b. Ignition coli

Inilah yang berperan besar untuk meningkatkan daya baterai yang tadinya hanya 12
volt. Daya dapat dinaikkan hingga 10kv bahkan lebih, seperti yang dijelaskan bahwa untuk
menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi .

Ignition coil memiliki dua jenis kumparan yang masing masing dililitkan pada bagian inti
besi. Dimana kumparan yang pertama disebut kumparan primer yang akan menerima arus
dari baterai dan diputus dari breaker point atau platina. Kumparan kedua atau kumparan
sekunder ini nantinya akan menciptakan induksi elektromagnetik ketika arus listrik di putus
oleh platina sehingga bisa membangkitkan tegangan hingga 10 kv bahkan lebih.

c. Distributor

Kemudian distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen dimana fungsi utamanya
adalah untuk mendistribusikan tegangan listrik yang sudah dibangkitkan Ignition coil ke
setiap silinder . Berikut ini macam _ macam bagian dari distributor.

-Nok

Disebut juga dengan cam , komponen ini akan membuka platina di sudut poros engkol
dengan tepat bagi masing-masing silinder. Mok sendiri terhubung dengan poros distributor
dan akan di gerakkan oleh poros Nok.

-Platina

Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk memutuskan arus
listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya agar ignition coil
mampu menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai.

-Kondensor

Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk
menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi
pembukaan yang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.
-Centrifugal governor advancer

Fungsi dari komponen ini adalah untuk memajukan pada saat pengapian yang
disesuaikan dengan putaran dari mesin.

-Vakum advancer

Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan dihubungkan ke backing plate atau
dudukan platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang memiliki dua selang dan
dihubungkan ke karburator dan intake manifold. Pada saat komponen ini menyala maka akan
menggeser backing plate dan menciptakan buka tutup platina. Fungsinya adalah memajukan
saat pengapian sesuai dengan beban mesin.

-Rotor

Komponen sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk membagikan arus
listrik tegangan tinggi yang sudah dihasilkan ignition coil ke busi.

-Distributor cap

Fungsi distributor ini adalah untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel tegangan listrik
sehingga setiap busi bisa menghasilkan percikan api.

-Busi

Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah menciptakan percikan
bunga api dari elektroda yang sudah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi.

2.2. Prinsip kerja sistem pengapian /cara kerja

Cara kerja pengapian konvensional

Setelah mengenali apa saja komponen dari sistem pengapian ini Anda pasti sudah bisa
memiliki garis besar bagaimana cara kerjanya. Ada dua cara kerja sistem pengapian
konvensional yang bisa diperhatikan sebagai berikut.

Cara kerja saat kontak on

Sistem pengapian ini akan bekerja ketika kontak dalam posisi ON. Maka Ignition Relay
dan Main Relay akan aktif dan muncul aliran arus listrik dari baterai ke keduanya. Arus
tersebut akan masuk ke kumparan primer dan sekunder pada ignition coil. Arus listrik hanya
dialirkan saja sehingga sistem pengapian belum berjalan dan tak ada perubahan pada
tegangannya.

Cara kerja saat posisi star

Barulah pada saat flywheel diputar sistem starter, maka sistem pengapian akan
mengalami pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin,
jadi saat mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin. Nok pada distributor
jumlahnya sama dengan silinder mesin, di mana pada saat berputar maka akan menyentuh
kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus. Pada saat
arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan
padam. Namun medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus
tegangan listrik akan meningkat. Pergerakan dari pemutusan arus hingga meningkat terjadi
dalam waktu yang singkat. Supaya prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang bisa
memutuskan dan menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder. Selanjutnya
tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api sehingga
terjadilah pembakaran dan mesin akan menyala. Inilah sistem pengapian konvensional di
mana ada beberapa rangkaian penting yang bekerja dengan sangat singkat pada kendaraan
Anda.

3.3. Diagnosis gangguan dan perbaikan sistem pengapian konvensional

Diagnosis gangguan sistem konvensional

Lakukan pemeriksaan gangguan pada sistem pengapian konvemsional

Sesuai pentunjuk flow cart

a)Motor tidak hidup/ sulit hidup/ tersendat – sendat

Pemeriksaan rangkian primer

Petunjuk : pada pemeriksaan tengangan tinggi, kunci kontak di ‘’ON’’ kan


Pemeriksaan rangkaian primer
Pemeriksaan rangkian skunder (tegangan tinggi)
Perbaikan sistem pengapaian konvensional

-Lepas kabel pemutus

- Lepas sekrup – sekrupnya dan keluarkan kontak pemutus

-Bersihkan plat dudukan kontak pemutus dan kam governor dengan lap

-Kedudukan kontak yang salah seperti dapat dibentulkan dengan membengkokan kontak
tetap. Gunakan alat bengkok khusus atau tang

- Periksa kekuatan pegas kontak pemutus dengan tangan jika pegas lemah atau berkarat,
kontak pemutus harus diganti

-Sebelum memasang kontak pemutus, beri vet pada tumit ebonite, tetapi jangan terlalu
banyak. Pakai vet khusus jika tidak ada, pakai vet bantalan roda.

*Kontak pemutus yang masih dapat digunakan harus diratakan , kalau akan distel dengan
fuller.Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan menghasilkan cerah yang terlalu
besar.

Tujuan Sistem Pengapian

Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan


bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/ bahan bakar di
dalam ruang bakar engine.

Anda mungkin juga menyukai