Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dra. Katrina Samosir S.Pd

KELAS :REGULER C

DISUSUN OLEH:

WARDAH (3222321001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Saya juga berterima kasih kepada ibu Dra. Katrina Samosir S.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Didalam Critical Book Report ini, saya membandingkan dua buku, yaitu buku
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi dan buku Pendidikan Pancasila
Untuk Perguruan Tinggi: Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila.
Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI
dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Saya sepenuhnya menyadari bahwa tugas Critical Book Repot ini masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis meminta maaf sebesar-besarnya. Namun, saya
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih banyak, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 19 September 2023

Wardah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENGANTAR............................................................................................................4
A. Rasionalisasi Penulisan CBR......................................................................................4
B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................4
C. Manfaat Penulisan CBR..............................................................................................4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU.........................................................................................5
A. Identitas Buku..............................................................................................................5
B. Ringkasan Buku..........................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................13
A. Kelebihan Buku.........................................................................................................13
B. Kekurangan Buku......................................................................................................13
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

3
BAB I
PENGANTAR

A. Rasionalisasi Penulisan CBR


Critical book report merupakan salah satu instrument yang dapat mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran di bangku perkuliahan. Indikator keberhasilan
Critical Book Report untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari
terciptanya kemampuan mahasiswa untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta
analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan dari buku, sehingga berdampak besar bagi
pengembangan cara berfikir dari mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman
dan pengetahuan mahasiswa itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil.

Dengankata lain, melalui critical book report ini mahasiswa diajak untuk menguji
pemikiran dari pengarang maupun penulis berdasarkan sudut pandang yang akan dibangun
oleh setiap mahasiswa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Penulisan Critical book report ini memiliki tujuan utama, yaitu sebagai salah satu
pemenuhan tugas khusus dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan terdapat materi mengenai hakikat pendidikan
kewarganegaraan. Materi ini secara umum membahas mengenai pengertian pendidikan
kewarganegaraan, landasan ilmiah dan landasan hukum dari pendidikan kewarganegaraan
serta membahas tentang tujuan pendidikan kewarganegaraan.

Secara Etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata “pendidikan” dan


kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga negara. Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Setiap negara perlu menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan karena setiap
generasi adalah orang baru yang harus mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan
agar mampu mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau karakter yang baik

4
dan cerdas (smartand good citizen) untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi konstitusional.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Dapat membandingkan buku dalam satu topik pembahasan yamg sama yakni
Pendidikan Kewarganegaraan
2. Dapat menilai dan mengetahui kekurangan dan kelebihan kedua buku yang
dibandingkan.
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

C. Manfaat Penulisan CBR


1) Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk dapat
menambah pengetahuan dan wawasannya.

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Identitas Buku
1. Buku Utama

Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi


Penulis : Dr. Osberth Sinaga., M.Si, Apiek Gandamana., S.Pd., M.Pd
Penerbit : CV. Harapan Cerdas
Tahun Terbit : 2017
Cetakan ke : 2023
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : viii+ 182 Halaman
ISBN : 978-602-5799-42-6

2. Buku Pembanding

Judul Buku : Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi: Buku Ajar Mata Kuliah
Wajib Umum Pendidikan Pancasila
Pengarang : Paristiyani Nurwadani, dkk
Penerbit : Indonesia Prime
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku. : 242 Halaman
ISBN : 978-602-6407-01-0

6
B. Ringkasan Buku
1. Buku Utama

BAB 1: Hakikat Kewarganegaraan

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, yaitu kata “pendidikan” dan
kata“kewarganegaraan”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) definisi Pendidikan adalah usaha
sadardan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan secara
spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah


warganegara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing civic
education.Civic merupakan bentuk disiplin ilmu, sedangkan civic education merupakan
program pendidikan yang materi pokoknya adalah politik, demokrasi dan pemerintahan
yang ditujukankepada peserta didik atau warga negara untuk dipelajarinya.

Civic education merupakan mata pelajaran dasar yang dirancang


untukmempersiapkan warga negara muda untuk dapat melakukan peran aktif dalam
masyarakatkelak setelah mereka dewasa. Didalam civic education terdapat sub-sub penting
yaitu civicknowledge, civic skills dan civic dispositions. Civic knowledge adalah materi
substansi atau pengetahuan yang berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang
seharusnya diketahui olehwarga negara. Civic skills adalah keterampilan yang
dikembangkan dari pengetahuankewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh
menjadi sesuatu yang bermakna karenadapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-
masalah dalam bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Civic dispositions atau civic value
(nilai kewarganegaraan) merupakankarakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari
pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan.

Sehingga, masyarakat dapat dikatakan sebagai warga negara yang baik dan
benarapabila masyarakat tersebut menguasai civic knowledge, civic skills, dan civic
dispositionatau civiv value yang dirangkum kedalam civic education.

7
Jadi, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang membentuk
peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil dan bertanggung
jawabsehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan
ketentuanPancasila dan UUD 1945.

2. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan


a. Landasan Ilmiah

Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembekalan nilai-nilai yang mendasari


sikap dan perilaku warga negaranya. Setiap negara memiliki pendidikan kewarganegaraan,
hanya saja sebutannya berbeda-beda. Istilah pendidikan kewarganegaraan yang ditelurusi
oleh Udin S. Winata putra adalah sebagai berikut:

 Pendidikan Kewarganegaraan (Indonesia)


 Civic Education (USA)
 Citizenship Education (UK)
 Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Timur Tengah)
 Education Civias (Mexico)
 Sachunterricht (Jerman)
 Pendidikan Sivik (Malaysia), dan lain-lain.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan ilmu yang memenuhi syarat-syarat


ilmiah,yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan
setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek material
adalah bidangsasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu.
Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek
material tersebut. Objekmaterial pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang
berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang non empirik. Sebagai
objek formalnya mencakup dua segi,yaitu segi hubungan antara wagra negara dan negara
dan segi pembelajaan negara.

b. Landasan Hukum / Yuridis


1) UUD NKRI 1945

8
 Pembukaan UUD NKRI 1945, khususnya pada alinea kedua dan
keempat yangmemuat cita-cita, tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia
tentang kemerdekaannya.
 Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”
2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
 Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar
dan menengahwajib memuat pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa”.
 Pasal 37 ayat (2) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi
wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan
bahasa”
3) UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
 Pasal 35 ayat (3) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi
wajib memuatmata kuliah pendidikan agama, Pancasila,
kewarganegaraan, dan bahasa”.

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Keputusan Ditjen Dikti Depdiknas RI pasal 3 No 267/DIKTI/2000


tentangPenyempurnaan Garis Besar Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian(MPK) pada perguruan tinggi di Indonesia bahwa pendidikan
kewarganegaraan dirancang untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara
dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkanoleh bangsa dan negara. Sedangkan, pasal 4 menyebutkan
bahwa pendidikankewarganegaraan diperguruan tinggi bertujuan untuk :

 Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban


secara santun, jujurdan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara
terdidik dalam kehidupannya selakuwarga negara Republik
Indonesia yang bertanggung jawab

9
 Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan
pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional secara kritis
dan bertanggung jawab.
 Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
perjuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban
bagi nusa dan bangsa.

Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal


bangsaIndonesia, program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi harusmampu mencapai tujuan:

a) Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang


mengapresiasi nilai-nilaimoral-etika dan religius.
b) Menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan.
c) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa
cinta pada tanah air.
d) Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggung
jawab, sertamengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi.
e) Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan

2. Buku Pembanding
Bab I: Bagaimana Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan
Kemampuan Utuh Sarjana Atau Profesional?

1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam


Pencerdasan kehidupan Bangsa

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

10
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah


warga negara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan.
Dalam literatur Inggris ketiganya dinyatakan dengan istilah citizen, citizenship dan
citizenship education.Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia adalah segala hal yang berhubungan dengan warga negara
(UU RI No. 12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat (2)). Menurut UU RI No. 20 Tahun
2003,Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Menurut M. Nu’man Somantri, Pendidikan kewarganegaraan adalah program


pendidikan yang berintikandemokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya,pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat,
danorang tua,yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir
kritis,analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidupdemokratis
yang berdasarkanPancasila dan UUD 1945.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada umumnya adalah untuk membentuk


warganegara yang baik (good citizen). Jadi, setiap lapisan masyarakat wajib
mempelajarikewarganegaraan dengan sungguh-sungguh. Hal ini juga disebutkan didalam
UU RI No. 20Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang menyatakan
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah waiib memuat pendidikan
kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat (2) huruf b dinyatakan bahwakurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan kewarganegaraan.Bahkan dalam UU No. 12
Tahun 2012 tentang pendidikan lebiih eksplisit dan tegas dengan menyatakan nama mata
kuliah kewarganegaraansebagai mata kuliah wajib.

Dikatakan bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup


Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa
menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Ada sejumlah
istilah yang digunakan disejumlah negara yang menunjukan bahwa setiap negara
menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan meskipun dengan istilah yang beragam.

11
Istilah pendidikan kewarganegaraan itu telah ditelusuri oleh Udin S. Winataputradan
diperkaya oleh Sapriya sebagai berikut:

 Pendidikan Kewarganegaraan (Indonesia)


 Civics, Civic Education (USA)
 Citizenship Education (UK)
 Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Timteng)
 Educacion Civicas (Mexico)
 Sachunterricht (Jerman)
 Civics, Social Studies (Australia)
 Social Studies (USA, New Zealand)
 Life Orientation (Afrika Selatan)
 People and Society (Hongaria)
 Civics and Moral Education (Singapore)
 Obscesvovedinie (Rusia)
 Pendidikan Sivik (Malaysia)
 Fuqarolik Jamiyati (Uzbekistan)
 Grajdanskiy Obrazavanie (Russian-Uzbekistan

2. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan


Kewarganegaraan di Indonesia

Secara historis, pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai


jauh sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam sejarah
kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai
Hari kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai
tumbuh kesadaran sebagai bangsa belum menamakan Indonesia. Setelah berdiri Boedi
Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan lain seperti syarikat
Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi lainnya yang tujuan
akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda.

Pada tahun 1928, para pemuda yang berasal dari wilayah Nusantara berikrar
menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, dan berbahasa persatuan bahasa
12
Indonesia. Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secara terang-
terangan maupun diam-diam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri tumbuh bagaikan
jamur di musim hujan. Secara umum, organisasi-organisasi tersebut bergerak dan bertujuan
membangun rasa kebangsaan dan mencita-citakan Indonesia merdeka. Indonesia sebagai
negara merdeka yang dicita-citakan adalah negara yang mandiri yang lepas dari penjajah
dan ketergantungan terhadap kekuatan asing. Inilah cita-cita yang dapat dikaji dari karya
para pendiri Negara-Bangsa (Soekarno dan Hatta).

Akhirnya Indonesia merdeka setelah melalui perjuangan panjang, pengorbanan jiwa


dan raga, pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan,
melepaskandiri dari penjajah, bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan
kemerdekaan karena ternyata penjajah belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas
melepaskan Indonesia sebagai wilayah jajahannya. Oleh karena itu, periode pasca
kemerdekaan Indonesia, tahun1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia telah berusaha
mengisi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai cara, baik perjuangan
fisik maupun diplomatis. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari penjajah telah selesai,
namun tantangan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belumlah
selesai.

Proses perjuangan untuk menjaga eksistensi negara-bangsa, mencapai tujuan


nasional sesuai cita-cita para pendiri negara-bangsa (the founding fathers), belumlah
selesai bahkan masih panjang. Oleh karena itu, diperlukan adanya proses pendidikan dan
pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara semangat perjuangan
kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air. PKn pada saat permulaan atau awal
kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para
pemimpin negara bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh
rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa
membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan
menduduki Indonesia yang telah dinyatakan m Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang
dilakukan oleh para pejuang, serta kyai-kyai di pondok pesantren yang mengajak umat
berjuang mempertahankan tanah air merupakan PKn dalam dimensi sosial kultural.Inilah
sumber PKn dari aspek sosiologis. PKn dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh

13
masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan
eksistensi negara-bangsa.

Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun


1945belumdilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya buku Civicspertama di
Indonesia yang berjudul Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia(Civics) yang disusun
bersama oleh Mr.Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek,Soeroyo Warsid, Soemardjo, Chalid
Rasjidi, Soekarno, danMr. J.C.T.Simorangkir.

Pada cetakan kedua, Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan kebudajaan, Prijono


(1960), dalam sambutannya menyatakan bahwa setelah keluarnya dekrit Presiden kembali
kepada UUD 1945 sudahsewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan nasional. Tim
Penulis diberitugas membuat buku pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hak-hak
warga negara Indonesia dan sebab-sebab sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia
identik dengan istilah “Staatsburgerkunde”(Jerman), “Civics” (Inggris), atau
“Kewarganegaraan”(Indonesia).

Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan


sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwapada masa Orde Lama mulai dikenal
istilah: (1) Kewarganegaraan (1957);(2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan
Negara (1968). ada masaawal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn
membahascara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalamCivics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato
politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk “nation and character building” bangsa
Indonesia.

Pada awal Pemerintahan Orde Baru, Kurikulum sekolah yang berlaku dinamakan
kurikulum 1968. Dalam kurikulum tersebut di dalamnya tercantum mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaran. Dalam mata pelajaran tersebut materi maupun metode
yangbersifat indoktrinatif dihilangkan dan diubah dengan materi dan metode pembelajaran
baru yangdikelompokkan menjadi Kelompok PembinaanJiwa Pancasila.

Dalam Kurikulum 1968untuk jenjang SMA, mata pelajaran Pendidikan Kewargaan


Negaratermasuk dalam kelompok pembina Jiwa Pancasila bersama PendidikanAgama,
14
bahasaIndonesia dan Pendidikan Olah Raga. Mata pelajaranKewargaan Negara di SMA
berintikan1) Pancasila dan UUD 1945; (2)Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan
selanjutnya; dan (3)Pengetahuanumum tentang PBB.

Dalam Kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaranwajib


untukSMA. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalahpendekatan korelasi, artinya
mata pelajaran PKn dikorelasikan denganmata pelajaran lain, seperti Sejarah Indonesia,
Ilmu BumiIndonesia, HakAsasi Manusia, dan Ekonomi, sehingga mata pelajaran
PendidikanKewargaan Negara menjadi lebih hidup, menantang, dan bermakna.Kurikulum
Sekolah tahun l968akhirnya mengalami perubahan menjadi Kurikulum Sekolah Tahun
1975. Nama mata pelajaran pun berubahmenjadi Pendidikan Moral Pancasila dengan
kajian materi secarakhususyakni menyangkut Pancasila dan UUD 1945 yang dipisahkan
dari matapelajaransejarah, ilmu bumi, dan ekonomi.

Hal-hal yang menyangkutPancasila dan UUD 1945 berdiri sendiri dengan


namaPendidikan MoralPancasila (PMP), sedangkan gabungan mata pelajaran Sejarah,
IlmuBumidan Ekonomi menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS).Pada masa
pemerintahan Orde Baru, mata pelajaran PMP ditujukan untukmembentuk
manusiaPancasilais. Tujuan ini bukan hanya tanggung jawabmata pelajaran PMP semata.
Sesuaidengan Ketetapan MPR, Pemerintahtelah menyatakan bahwa P4 bertujuan
membentukManusia IndonesiaPancasilais. Pada saat itu, Departemen Pendidikan
danKebudayaan(Depdikbud) telah mengeluarkan Penjelasan Ringkas tentang Pendidikan
Moral Pancasila

Pasca Orde Baru sampai saat ini, nama mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. kembali mengalami perubahan. Perubahan tersebutdapat diidentifikasi
dari dokumen mata pelajaran PKn (2006) menjadi mata pelajaran PPKn 2013.

3. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan


Kewarganegaraan

Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status warga negara dapat meliputi penduduk
yang berkedudukan sebagai pejabat negara sampaidengan rakyat biasa. Tentu peran dan
fungsi warga negara berbeda-beda,sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis.
Oleh karena itu, matakuliahPKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika
15
dantantangan sikap serta perilakuwarga negara dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berlakudi suatu negara perlu


memperhatikankondisi masyarakat. Walaupuntuntutan dan kebutuhan masyarakat telah
diakomodasi melalui peraturanperundangan, namun perkembangan masyarakat akan
bergerak danberubah lebihcepat.

Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang
teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk
perilaku warganegara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku warga negara
adadua,yakni perilaku positif dan negatif. PKn perlu mendorong warga negaraagar
mampumemanfaatkan pengaruh positif perkembangan iptek untukmembangun negara-
bangsa.Sebaliknya PKn perlu melakukan intervensiterhadap perilaku negatif warga negara
yangcenderung negatif. Olehkarena itu, kurikulum PKn termasuk materi, metode,
dansistemevaluasinya harus selalu disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
1. Buku Utama

Berdasarkan hasil pengamatan, buku ini memuat materi mengenai hakikat


pendidikan kewarganegaraan dengan sangat jelas. Dimulai dari pendahuluan materi
pendidikan kewarganegaraan, pengertian pendidikan kewarganegaraan, landasan ilmiah
dan landasan hukum pendidikan kewarganegaraan serta tujuan pendidikan
kewarganegaraan. Penulis juga memberikan soal latihan pada bagian akhir dari setiap bab
dari buku tersebut. Sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan ajar
perkuliahan. Jika ditinjau dari segi pemakaian bahasa, penulis menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan ejaannya sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Hal ini dapat

16
memudahkan mahasiswa untuk memahami materi yang dipaparkan didalam buku. Jika
ditinjau dari segi tata letak, tata letak penyusunan materi dalam buku ini telah sistematis
dan teratur dan juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung pembahasan
materi. Didalam buku ini juga memuat kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, kontrak
perkuliahan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah
mengalami amandemen. Tampilan luar (cover) buku ini juga menurut saya lumayan
menarik.

2. Buku Pembanding
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, buku ini memuat materi yang cukup
lengkap, dimulai dari penelusuran konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa, menggali sumber historis, sosiologis dan politik tentang
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, dan argumen tentang dinamika dan serta
tantangan pendidikan kewarganegaraan. Penulis juga memberikan kesimpulan dan tugas
diakhir materisetiap bab pada buku ini. Jika ditinjau dari segi bahasa, buku ini memuat
bahasa yang cukup mudah dipahami dan penulisan setiap kalimat pada buku ini juga sesuai
dengan EYD (EjaanYang Disempurnakan). Jika ditinjau dari segi tata letak, penyusunan
materi buku ini telah sistematis dan teratur. Buku ini juga memuat kata pengantar, daftar isi
serta daftar pustaka.Tampilan luar (cover) buku ini juga menarik dengan menampilkan
gambar-gambar yang bervariasi seperti gambar bendera merah putih sampai gambar penari
dari bali. Buku ini jugamemuat gambar dengan warna yang menarik sehingga menambah
daya tarik mahasiswauntuk membaca buku ini serta identitas pada buku ini juga telah
lengkap.

B. Kekurangan Buku
1. Buku Utama

Berdasarkan hasil pengamatan, kelemahan buku ini hanya terletak pada segi
tampilan, karena dibuku ini tidak memuat peta konsep pada setiap babnya. Sehingga
mahasiswa harus melihat daftar isi terlebih dahulu untuk mengetahui subbab dari bab yang
dipelajari. Dan jika pada gambar yang disediakan diberikan variasi warna, kemungkinan
daya tarik untuk membaca buku ini juga akan bertambah lagi. Terlebih tampilan cover
buku tidak mencerminkan suatu kependidikan kewarganegaraan.

17
2. Buku Pembanding
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, buku ini memiliki beberapa kelemahan
seperti pada tata bahasanya. Tata bahasa pada buku ini memuat banyak kalimat yang
mengandung banyak pertanyaan sehingga materi yang dipaparkan tidak cukup lengkap.
Buku ini juga tidak memuat peta konsep, sehingga mahasiswa harus membuka bagian
daftar isiterlebih dahulu untuk mengetahui subbab dari materi yang ingin dipahami.
Pemakaian paragraf pada buku ini juga tidak tepat, karena setiap paragraf pada buku ini
tidak menjorokkedalam sehingga terlihat rata jika dilihat dari atas sampai ke bawah.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Buku pendidikan kewarganegaraan yang ditulis oleh Apiek Gandamana, S.Pd.,


M.Pd.,dkk dan buku pendidikan kewarganegaraan yang ditulis oleh Paristiyanti
Nurwardani, dkk merupakan buku yang bagus yang dapat dijadikan sebagai buku
pegangan bagi mahasiswa serta dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembuatan
makalah pendidikan kewarganegaraan. Hanya saja masing-masing buku tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Misalnya saja pada buku pertama, pemaparan
materinya telah lengkap jika dibandingkan dengan buku kedua.Karena pada buku pertama,
materinya dikupas secara jelas. Sedangkan pada buku kedua, hanya terdapat banyak
kalimat pertanyaan daripada kalimat penjelasan materinya. Meskipun begitu, kedua buku
ini merupakan buku yang bagus dan menarik untuk dijadikan sebagai buku pegangan bagi
mahasiswa.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai mahasiswa yang inginmempelajari


mata kuliah pendidikan kewarganegaraan hendaklah mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh, dan juga harus dapat memanfaatkan buku yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
dengan sebaik mungkin sehingga materi yang ada dapat dipahami dan dapat diterapkan ke
kehidupan kita sehari-hari agar terciptanya kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gandamama, Apiek, dkk. (2023). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Medan : CV Indonesia Cerdas.
Nurwardani, Paristiyanti, dkk. (2016). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi:
Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Indonesia
Prime.

20

Anda mungkin juga menyukai