Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Marfira Yansah, M.Pd, M.H

Oleh :

Kelompok 1

1. Siti Banati Sholiha (NIM : 2220202197)


2. Msy. Sundari Rahma Rizki (NIM : 2220202204)
3. Annisa Raihani (NIM : 2220202214)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., yang atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan ” dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami, dan
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kemampuan dan
pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, demi perbaikan dalam makalah
ini yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis untuk bertambahnya pengetahuan. Akhir kata kami sampaikan terima
kasih semoga Allah SWT., senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, 20 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Definisi dan Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan ....... 3

B. Hakikat dan Nilai Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ....... 6

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah dari
komponen kurikulum nasional yang wajib pada setiap penyelenggaraan
pendidikan di perguruan tinggi. Landasan hukum dari PKn ialah Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2,
disebutkan bahwa isi kurikulum setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan tinggi
wajib memuat, (a) Pendidikan Agama; (b) Pendidikan Kewarganegaraan;dan (c)
Bahasa. Untuk itu, Pendidikan Kewarganegaraan pada mata kuliah yang ada di
perguruan tinggi tergabung pada mata kuliah yang wajib bagi para mahasiswa
untuk mengambilnya. Mata kuliah ini sangat setia dalam program studi atau
jurusan, karena menyangkut perspektif dengan fungsi, tujuan dan prinsip
pendidikan nasional. Kita diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat
dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas mandiri,
sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa.1

Dunia pendidikan tinggi memiliki tugas mengkaji dan memberikan


pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu memahami
Pancasila secara objektif. Bukti secara objektif dapat disaksikan adalah reformasi
yang telah berjalan empat tahun namun belum menampakkan hasil yang dapat
dinikmati oleh rakyat. Nasionalisme bangsa rapuh sehingga martabat bangsa
Indonesia dipandang rendah di masyarakat internasional.

Berdasarkan alasan serta kenyataan objektif tersebut maka menjadi tanggung


jawab kita bersama sebagai warga negara untuk mengembangkan serta mengkaji

1
S. Sumarsono dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), hlm.5.

1
Pancasila sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan
paham atau isme-isme besar dunia dewasa ini, seperti liberalisme, sosialisme, dan
komunisme. Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila tersebut,
terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia untuk
mengembalikan tatanan negara kita yang porak poranda dewasa ini. Reformasi ke
arah terwujudnya masyarakat dan bangsa yang sejahtera yaitu dengan segala
kemampuan intelektual serta sikap moral yang arif demi perdamaian dan
kesejahteraan bangsa dan negara sebagaimana yang telah diteladankan oleh para
pendiri negara kita dahulu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ?
2. Apa hakikat dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ?
3. Apa visi, misi dan kompetensi yang diharapkan dalam Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui definisi dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2. Menganalisis hakikat dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
3. Menguraikan visi, misi dan kompetensi yang diharapkan dalam
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

D. Manfaat
1) Manfaat Teoritis: Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan bahan referensi dalam menambah wawasan mengenai
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2) Manfaat Praktis:
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Kewarganegaraan.
2. Sebagai pedoman untuk mencapai visi, misi, dan kompetensi ydari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan menjadi
mahasiswa berkemampuan intelektual dan bersikap moral yang arif
demi perdamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
2
mata pelajaran wajib di sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi. Pembelajaran
mengenai PPKn ini pada hakikatnya menyelenggarakan pendidikan kebangsaan,
demokrasi, hukum, nasionalisme, multikultural, dan kewarganegaraan guna
mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban serta
cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk membangun
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang keilmuan
dan profesinya.3

Menurut Mansoer (2005) pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan


yang memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan warga negara yang
cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan SK Dirjen-Dikti No.
43 Tahun 2006 bahwa Pendidikan Kewarganegaran adalah Pendidikan
kepribadian sama halnya dengan Pancasila.4 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diharapkan dapat memberikan perhatiannya kepada
pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku peserta didik. Pada hakikatnya,
PPKn ini adalah studi yang berhubungan tentang kehidupan sehari-hari, yang
mengajarkan mengenai bagaimana menjadi warga negara yang baik dan
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia.

Di perguruan tinggi, PPKn diajarkan lebih meluas dan mendalam, terutama


jika mengambil jurusan Civic Hukum (PPKn). Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK). Dasar PPKn diajarkan hingga tingkat Perguruan Tinggi adalah Pasal 37

2
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2017), Cet. 1, hlm. 1.
3
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2019), Cet. 8, hlm. 6.
4
Muhammad Tohir, Inti Sari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta:
Kencana, 2019), Cet. 2, hlm. 9.

3
Ayat (1) dan (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan bahwa PPKn wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Selain itu, ditambahkan pula surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 43/DIKTI/Kep/ 2006, tentang
rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Melalui penyempurnaan kurikulum
mata kuliah pengembangan kepribadian tersebut, khususnya mata kuliah PPKn
memiliki paradigma baru, yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
berbasis Pancasila. Berdasarkan ketentuan tersebut maka kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di
perguruan tinggi di Indonesia. 5

PPKn yang kita kenal saat ini juga dilakukan dan dikembangkan di seluruh
dunia, di beberapa negara, terdapat istilah atau nama lain dari Pendidikan
Kewarganegaraan. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya ada di
Indonesia saja. Pendidikan kewarganegaraan merupakan ilmu yang global.
negara-negara yang memberlakukan pendidikan kewarganegaraan antara lain; 6

1) Amerika Serikat : Civics atau Civic Education.


2) Jepang : Japanese History, Ethnic, dan Philosophy.
3) Filipina : Philiphino, Family Planning, Taxation and Land Reform, The
Philiphine New Constitution, Study of Human Rights.
4) Meksiko : Educacion Civicas.
5) Jerman : Sachunterricht.
6) Australia : Civics dan Social Studies.
5
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2017), Cet. 1, hlm. 1-2.
6
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2019), Cet. 8, hlm. 8-9.

4
7) Selandia Baru : Social Studies.
8) Afrika Selatan : Life Orientation.
9) Hungaria : People and Society.
10) Singapura : Civics and Moral Education.
11) Rusia : Obscesvovedinie.
12) Malaysia : Pendidikan Sivik.
13) Uzbekistan : Fuqarolik Jamiyati.
14) Inggris : Chitizenship Education.
15) Timur Tengah : Ta'limatul Muwwatanah atau Tarbiyatul Al Watoniyah.

Berdasarkan kenyataan dikembangkannya studi sejenis PPKn sebagai materi


pendidikan umum di beberapa negara tersebut, semakin jelas menunjukkan bahwa
kesadaran demokrasi serta implementasinya harus senantiasa dikembangkan
dengan basis filsafat bangsa, identitas nasional, kenyataan, dan pengalaman
sejarah bangsa tersebut. Selain itu, dihadirkannya democracy education disetiap
negara diperkuat dengan rumusan Civic International (1995), yang menyepakati
bahwa pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk
keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi
(Mansoer: 2006). Materi pendidikan umum khususnya PPkn dan studi sejenisnya
di berbagai negara, pada dasarnya memiliki peran strategis dalam menyiapkan dan
membekali nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warga negaranya yang
cerdas, mampu bertanggung jawab dan berkeadaban, serta berkeluhuran budi.

Substansi pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan nasionalisme di satu


sisi dan pendidikan demokrasi di sisi lain. Pendidikan nasionalisme merupakan
fungsionalisasi pendidikan nilai-nilai kebangsaan, sedangkan pendidikan
demokrasi cerminan kemerdekaan dan kedaulatan individu yang mencakupi
sosialisasi dan aktualisasi konsep, nilai, sistem, budaya dan praktik demokrasi,
ada dua potensi sekaligus dengan pendekatan dua substansi ini, yaitu potensi
nasional (kenegaraan dan kebangsaan) dan potensi global (kewargaan dunia).
Setiap pengetahuan ilmiah seanantiasa memiliki objek kajian, hal demikian juga
melekat pada pendidikan kewarganegaraan, apabila menyimak pada batasan-

5
batasan pendidikan kewarganegaraan yang disampaikan para ahli, dapat dilihat
bahwa materi pokok (core materialis) dari pendidikan kewarganegaraan yang
meliputi Nasionalisme (bangsa dan identitas nasional), Pancasila, Negara,
Kewarganegaraan, Konstitusi, good governance, Pemerintah dan Pemerintahan,
Hubungan antara Sipil dan Militer, Hubungan Agama dan Negara, Masyarakat
Madani, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia.7

B. Hakikat dan Nilai Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


PPKn sering juga disebut PKn atau pendidikan civic, yang membahas tentang
kewarganegaraan, moral, norma, hukum, budi pekerti dan lain-lain. Sejarah
pendidikan kewarganegaraan berawal dari menanggapi usulan UNESCO agar
setipa negara Asia Pasifik memberikan bahan ajar yang mengarah kepada
pembangunan karakter bangsa maka salah satu bahan ajar adalah pendidikan
kewarganegaraan, civic education, civic.8

Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami perkembangan, baik dalam


kemasan maupun substansinya. Hal tersebut dapat dilihat dalam substansi
kurikulum, PKn yang sering berubah dan tentu saja disesuaikan dengan
kepentingan negara. Pendidikan kewarganegaraan membicarakan tentang warga
negara dan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan warga negara, seperti
hak dan kewajibannya, peran dan tanggung jawab sebagai warga negara, dan
peraturan-peraturan hukum yang berlaku di negaranya. Inti pendidikan
kewarganegaraan adalah nilai-nilai kemanusiaan: kesamaan, kebebasan, keadilan,
solidaritas, dan prinsip-prinsip pegelolaan hidup bernegara: partisipasi,
transparansi atau keterbukaan, tanggung jawab (responsiviness, accountability),
pemberdayaan (empowerment), dan lainnya.

Untuk mengenali identitas bangsa Indonesia, diperlukan pelajaran PKn yang


membahas tentang pancasila. Namun, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

7
Usiono, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), Cet. 2,
hlm. 21.
8
Fadil Yudia Fauzi, dkk, “ Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik ”, Jurnal PPKN UNJ Online, Vol. 1, No. 2,
(2013), 3-4.

6
tidak hanya terbatas pada pembentukan suatu kepribadian keIndonesiaan tetapi
juga membahas perilaku sosial yang terdapat dalam masyarakat termasuk
pembentukan karakter bangsa. Dengan mempelajari PKn diharapkan masyarakat
Indonesia menjadi warga negara yang baik dan berkarakter.

Nilai dasar Pendidikan Kewarganegaraan bersumber dari Pancasila.


Pengertian nilai dasar yang harus dipahami bahwa nilai-nilai Pancasila harus
dijadikan sebagai pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekayaan setiap
lulusan Perguruan Tinggi. Peran nilai-nilai dalam setiap Sila Pancasila adalah
sebagai berikut; 9

1) Nilai Ketuhanan dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.


Melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang
rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia
dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya. Paham nilai ketuhanan
dalam Sila Ketuhanan, tidak memberikan ruang bagi paham ateisme,
fundamentalisme dan ekstrimisme keagamaan, sekularisme keilmuan,
antroposentrisme dan kosmosentrisme.
2) Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu
harus didasarkan pada tujuan awal ditemukan ilmu atau fungsinya semula,
yaitu untuk mencerdaskan, mensejahterakan, dan memartabatkan manusia,
ilmu tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
3) Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia.
Mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain, sehingga
supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub sistem. Solidaritas dalam
subsistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas,
tetapi tidak mengganggu integrasi. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan
Indonesia esensinya adalah pengakuan kebhinnekaan dalam kesatuan:
koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan, kekeluargaan, dan supremasi hukum.

9
Wilius Kagoya, Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Widina Bhakti
Persada, 2013), hlm. 7-8.

7
4) Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus
demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari
kebijakan, penelitian sampai penerapan massal. Nilai Kerakyatan dalam
Sila 4 ini esensinya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang
berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi paham egoisme keilmuan,
liberalisme dan individualisme dalam konteks kehidupan.
5) Nilai Keadilan dalam Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan
kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena
kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.
Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya
kreativitas dan inovasi.

Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam
penyusunan dan pengembangan substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan
pendidikan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan persoalan
kewarganegaraan lainnya berperspektif Pancasila. Jadi, meskipun setiap bangsa
sama-sama menyebut Pendidikan Kewarganegaraan sebagai “civic education,
democracy education, civil education” dan sebagainya, tetapi arah pengembangan
kompetensi keilmuan PKn di Perguruan Tinggi Indonesia memiliki karakter
sendiri.

C. Dasar dan Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Pendidikan pada umunya haruslah mengembangkan aspek kognitif, dalam arti
bahwa pendidikan harus membuat peserta didik ataupun mahasiswa mampu
menggunakan kemampuan kognitif atau pikirannya, aspek afektif yaitu membuat
peserta didik mampu megembangkan nuraninya, dan aspek psikomotor yaitu
peserta didik mampu mengembangkan keterampilannya. Pendidikan yang

8
mencakup ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, selayaknya didasari dengan
nilai-nilai dasar keyakinan dan budaya suatu bangsa, agar keyakinan itu terus
terbangun dan menjadi pegangan hidup bagi warganegara dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. 10

Pendidikan Pancasila adalah bagian dari pendidikan nasional. Pendidikan


Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang
dimaksud dengan kualitas adalah manusia beriman dan yang bertaqwa kapada
Tuhan yang maha kuasa, berbudi pekerti luhur, mampu bekerja mandiri, cerdas,
kreatif, terampil, berdisiplin tinggi, memiliki etos kerja, professional, memilki
tanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohaninya.

Dalam hal ini, kompetensi yang diharapkan dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan bagi mahasiswa ialah agar mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damail berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Sedangkan standar kompetensi yang wajib dikuasai mahasiswa yakni mampu
berpikir rasional, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas dan bersikap
demokratis yang berkeadaban sebagai warga negara Indonesia.11 Dengan berbekal
kemampuan intelektual ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan proses
belajar sepanjang hayat, menjadi ilmuwan profesional yang berkepribadian dan
menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun dasar atau landasan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ialah
sebagai berikut;

1) Historis: Sebuah proses sejarah yang sangat panjang mengawali


terbentuknya bangsa Indonesia. Selama beratus-ratus tahun bangsa
Indonesia berjuang untuk mencari jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka. Setelah proses yang panjang akhirnya bangsa Indonesia
10
Slamet Wiyono, dkk, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional, 2014), hlm. 1.
11
Willius Kagoya, Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Widina Bhakti
Persada, 2013), hlm. 4.

9
menemukan jati dirinya yang di dalamnya terdapat ciri khas, sifat dan
karakter sendiri yang dirumuskan dalam lima rumusan yang diberi nama
Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat dan terkandung dalam Pancasila itu
sudah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia jauh sebelum dirumusksn dan
disahkan menjadi dasar negara. Maka dari itu, secara objektif dan historis,
kehidupan bangsa ini tidak mungkin terlepas dari pemahaman terhadap
nikai-nilai luhur itu. Kemudian tugas para inteletual adalah mengkaji secara
ilmiah yang nantinya akan memilik kesadaran berbangsa yang kuat
berdasarkan pada nilai-nilai yang sudah lama kita miliki itu.
2) Kultural: Suatu bangsa tentu memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang
tidak sama dengan negara lainnya mendasarkan ideologi berbangsa dan
bernegaranya pada asas kultural yang telah dimiliki dan melekat pada
bangsa Indonesia. Nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat dalam sila-sila
dalam Pancasila bukan merupakan hasil sebuah karya besar bangsa
Insonesia sendiri yang diperoleh dari nilai-nilai kultural yang ada pada
bangsa Indonesia itu melalui pemikiran reflektif fiilosofis dari para tokoh
seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta serta Soepomo dan tokoh-tokoh
lainnya.
3) Yuridis: Sistem Pendidikan Nasional kita berdasar pada Pancasila. Ini
tertera pada Pasal 1 ayat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Tentu ini harus dimaknai bahwa Pancasila
merupakan sumber hukum dari pendidikian nasional yang memberikan
Pendidikan kepada tanah air. Visi, misi dan kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan pun sebagaimana tercantum pada SK Dirjen Dikti
No.43/DIKTI/KEP/2006 tercantum sebagai berikut: Visi Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapan kepribadiaannya sebagai manusia
seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa
mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi
intelektual religius, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.

10
Sedangkan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan
dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral. Adapun menurut Martini, dkk (2013:2) visi mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan ialah mampu membawa peserta didik ataupun
mahasiswa melihat inti dari suatu persoalan secara lebih mendalam dengan
penglihatan maupun pengamatan. Dengan melakukan hal itu secara baik,
akan menjadikan kepribadian mahasiswa lebih baik. Sedangkan misi
Pendidikan kewarganegaraan dapat dilakukan dengan melakukan
pengamalan nilai-nilai Pancasila, salah satunya adalah melalui pendidikan
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dan bahkan dalam percaturan internasional sekalipun.
Dengan kata lain, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
kewajiban untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya.
Dengan visi misi demikian, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
12
diharapkan berperan penting dalam memantapkan kepribadian manusia.
Dalam hal ini mahasiswa seutuhnya, dalam arti memiliki keutuhan dan
keterpaduan antara kemantapan unsur rohani dan unsur jasmaninya,
sejahtera lahir dan batin. Ada tiga kompetensi dasar yang diharapkan;
pertama, civic knowledge yakni merupakan kemampuan dan kecakapan
penguasaan pengetahuan yang terkait dengan materi pendidikan
kewarganegaraan; kedua, civic attitude yakni kemampuan dan kecakapan
sikap kewarganegaraan seperti pengakuan kesetaraan, kepekaan sosial, dan
kebersamaan; dan ketiga, civic skills yakni mampu dan cakap
mengartikulasikan kewarganegaraan seperti kemampuan berpartisipasi

12
Ibid., hlm. 5.

11
dalam penyelenggaraan demokrasi dan kebijakan publik.13 Ketiga
kompetensi ini, setiap warga negara diharuskan untuk bersifat kritis dalam
pengaplikasiannya.
4) Filosofi: Syarat mutlak berdirinya suatu negara adalah persatuan dan yang
dipersatukan yaitu rakyat, sebagai unsur pokok dalam asal mula suatu
pendirian negara. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia adalah bangsa
yang berkerakyatan dan berpersatuan. Konsekuensi logis dari itu semua
adalah setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-
nilai Pancasila termasuk peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Dalam proses reformasi seperti sekarang ini, Pancasila merupakan sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, yang menyangkut semua aspek seperti
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum sosial budaya serta
pertahanan dan keamanan.

Pendidikan Pancasila dan garis-garis besar program pengajaran terdapat


pada kurikulum pendidikan Pancasila tahun 2000. Ini terdapat pada SK Dirjen
DIKTI/No.265/DIKTI/Kep/2000. Namun dalam UU No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang juga terdapat dalam SK yang lebih baru yaitu
SK Dirjen Dikti No.43/DIKTI/KEP/2006 dijelaskann bahwa tujuan materi
pendidikan Pancasila dan kewarganegaan dan dalam rambu-rambu Pendidikan
Kepribadian mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, memantapkan
kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dengan
penuh rasa tanggung jawab. Menurut Martini, dkk (2013:3) tujuan pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu membantu mahasiswa
mengembangkan potensi untuk menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan

13
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofhian, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education), (Bandung: Fokusmedia, 2016), hlm. 11.

12
sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan dalam rangka
penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta berpartisipasi dalam kehidupan
yang bermasyarakat dari komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu,
membantu mahasiswa menjadi warga negara yang cerdas, demokratik,
bertanggung jawab, dan menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi. 14

Pendidikan Pancasila dan kewaraganegaraan diharapkan dapat membuat


para mahasiswa atau peserta didik menjadi manusia Indonesia sebelum mereka
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni, jangan sampai kehilangan
jati diri sebagai bangsa Indonesia dan jangan sampai jauh dari akar budaya dan
keimanannya. Pendidikan Pancasila juga menumbuhkan cinta tanah air, bangsa
dan negara Indonesia. Dengan kata lain, Pendidikan Pancasila menjadikan
orang Indonesia lebih Indonesia. Secara rinci Kaelan (2008:15) menyatakan
bahwa Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang
berperilaku: 15

a) memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab


sesuai dengan hati nuraninya,
b) memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya,
c) mengenali kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-
nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

Beberapa kutipan dan penjelasan tentang tujuan pendidikan Pancasila dan


kewarganegaraan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan diharapkan mampu membantu mahasiswa ataupun peserta
didik dalam mengembangkan potensinya untuk menjadi ilmuan yang bukan saja
memiliki ilmu pengetahuan melainkan juga memiliki sikap, keterampilan dan
kesadaran bernegara yang tinggi sehingga akan membawanya menjadi warga

14
Slamet Wiyono, dkk, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional, 2014), hlm. 5.
15
Ibid., hlm. 8.

13
negara yang bertanggung jawab untuk berpartisipasi dan memiliki disiplin yang
tinggi demi kemajuan bangsa dan negaranya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang memberikan perhatiannya
kepada pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku peserta didik. Pada
hakikatnya, PPkn ini adalah studi yang berhubungan tentang kehidupan sehari-
hari, yang mengajarkan mengenai bagaimana menjadi warga negara yang baik dan
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia.

Visi misi dari pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan diharapkan berperan


penting dalam memantapkan kepribadian manusia dan kompetensi yang
diharapkan mahasiswa yakni mampu berpikir rasional, bersikap dewasa dan
dinamis, berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai
warga negara Indonesia. Dengan berbekal kemampuan intelektual ini diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan proses belajar sepanjang hayat, menjadi
ilmuwan profesional yang berkepribadian dan menjunjung nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat mereformasi ke arah terwujudnya
masyarakat dan bangsa yang sejahtera yaitu dengan segala kemampuan intelektual
serta sikap moral yang arif demi perdamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara
sebagaimana yang telah diteladankan oleh para pendiri negara kita dahulu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Fadil Yudia, dkk. (2013). “Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik”.
Jurnal PPKN UNJ Online. 1 (2).

Gatara, Asep Sahid dan Subhan Sofhian. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan


(Civic Education). Bandung: Fokusmedia.

Juliardi, Budi. 2019. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Kagoya, Wilius. 2013. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:


Widina Bhakti Persada.

Rahayu, Ani Sri. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sumarsono, S, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Tohir, Muhammad. 2019. Inti Sari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: Kencana.

Usiono. 2017. Pancasila dan Kewarganegaraan. Medan: Perdana Publishing.

Wiyono, Slamet, dkk, 2014. Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai