Oleh :
Kelompok 1
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., yang atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan ” dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis untuk bertambahnya pengetahuan. Akhir kata kami sampaikan terima
kasih semoga Allah SWT., senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah dari
komponen kurikulum nasional yang wajib pada setiap penyelenggaraan
pendidikan di perguruan tinggi. Landasan hukum dari PKn ialah Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 Ayat 2,
disebutkan bahwa isi kurikulum setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan tinggi
wajib memuat, (a) Pendidikan Agama; (b) Pendidikan Kewarganegaraan;dan (c)
Bahasa. Untuk itu, Pendidikan Kewarganegaraan pada mata kuliah yang ada di
perguruan tinggi tergabung pada mata kuliah yang wajib bagi para mahasiswa
untuk mengambilnya. Mata kuliah ini sangat setia dalam program studi atau
jurusan, karena menyangkut perspektif dengan fungsi, tujuan dan prinsip
pendidikan nasional. Kita diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat
dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas mandiri,
sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa.1
1
S. Sumarsono dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), hlm.5.
1
Pancasila sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan
paham atau isme-isme besar dunia dewasa ini, seperti liberalisme, sosialisme, dan
komunisme. Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila tersebut,
terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia untuk
mengembalikan tatanan negara kita yang porak poranda dewasa ini. Reformasi ke
arah terwujudnya masyarakat dan bangsa yang sejahtera yaitu dengan segala
kemampuan intelektual serta sikap moral yang arif demi perdamaian dan
kesejahteraan bangsa dan negara sebagaimana yang telah diteladankan oleh para
pendiri negara kita dahulu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ?
2. Apa hakikat dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ?
3. Apa visi, misi dan kompetensi yang diharapkan dalam Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ?
D. Manfaat
1) Manfaat Teoritis: Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan bahan referensi dalam menambah wawasan mengenai
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2) Manfaat Praktis:
1. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Kewarganegaraan.
2. Sebagai pedoman untuk mencapai visi, misi, dan kompetensi ydari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan menjadi
mahasiswa berkemampuan intelektual dan bersikap moral yang arif
demi perdamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2017), Cet. 1, hlm. 1.
3
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Depok: PT
RajaGrafindo Persada, 2019), Cet. 8, hlm. 6.
4
Muhammad Tohir, Inti Sari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta:
Kencana, 2019), Cet. 2, hlm. 9.
3
Ayat (1) dan (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan bahwa PPKn wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
PPKn yang kita kenal saat ini juga dilakukan dan dikembangkan di seluruh
dunia, di beberapa negara, terdapat istilah atau nama lain dari Pendidikan
Kewarganegaraan. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya ada di
Indonesia saja. Pendidikan kewarganegaraan merupakan ilmu yang global.
negara-negara yang memberlakukan pendidikan kewarganegaraan antara lain; 6
4
7) Selandia Baru : Social Studies.
8) Afrika Selatan : Life Orientation.
9) Hungaria : People and Society.
10) Singapura : Civics and Moral Education.
11) Rusia : Obscesvovedinie.
12) Malaysia : Pendidikan Sivik.
13) Uzbekistan : Fuqarolik Jamiyati.
14) Inggris : Chitizenship Education.
15) Timur Tengah : Ta'limatul Muwwatanah atau Tarbiyatul Al Watoniyah.
5
batasan pendidikan kewarganegaraan yang disampaikan para ahli, dapat dilihat
bahwa materi pokok (core materialis) dari pendidikan kewarganegaraan yang
meliputi Nasionalisme (bangsa dan identitas nasional), Pancasila, Negara,
Kewarganegaraan, Konstitusi, good governance, Pemerintah dan Pemerintahan,
Hubungan antara Sipil dan Militer, Hubungan Agama dan Negara, Masyarakat
Madani, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia.7
7
Usiono, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), Cet. 2,
hlm. 21.
8
Fadil Yudia Fauzi, dkk, “ Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik ”, Jurnal PPKN UNJ Online, Vol. 1, No. 2,
(2013), 3-4.
6
tidak hanya terbatas pada pembentukan suatu kepribadian keIndonesiaan tetapi
juga membahas perilaku sosial yang terdapat dalam masyarakat termasuk
pembentukan karakter bangsa. Dengan mempelajari PKn diharapkan masyarakat
Indonesia menjadi warga negara yang baik dan berkarakter.
9
Wilius Kagoya, Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Widina Bhakti
Persada, 2013), hlm. 7-8.
7
4) Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus
demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari
kebijakan, penelitian sampai penerapan massal. Nilai Kerakyatan dalam
Sila 4 ini esensinya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang
berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi paham egoisme keilmuan,
liberalisme dan individualisme dalam konteks kehidupan.
5) Nilai Keadilan dalam Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Menekankan ketiga keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan
kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena
kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.
Individualitas merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya
kreativitas dan inovasi.
Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam
penyusunan dan pengembangan substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai MPK mencerminkan
pendidikan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan persoalan
kewarganegaraan lainnya berperspektif Pancasila. Jadi, meskipun setiap bangsa
sama-sama menyebut Pendidikan Kewarganegaraan sebagai “civic education,
democracy education, civil education” dan sebagainya, tetapi arah pengembangan
kompetensi keilmuan PKn di Perguruan Tinggi Indonesia memiliki karakter
sendiri.
8
mencakup ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, selayaknya didasari dengan
nilai-nilai dasar keyakinan dan budaya suatu bangsa, agar keyakinan itu terus
terbangun dan menjadi pegangan hidup bagi warganegara dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. 10
Dalam hal ini, kompetensi yang diharapkan dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan bagi mahasiswa ialah agar mahasiswa menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
berkeadaban, memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damail berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Sedangkan standar kompetensi yang wajib dikuasai mahasiswa yakni mampu
berpikir rasional, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas dan bersikap
demokratis yang berkeadaban sebagai warga negara Indonesia.11 Dengan berbekal
kemampuan intelektual ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan proses
belajar sepanjang hayat, menjadi ilmuwan profesional yang berkepribadian dan
menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun dasar atau landasan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ialah
sebagai berikut;
9
menemukan jati dirinya yang di dalamnya terdapat ciri khas, sifat dan
karakter sendiri yang dirumuskan dalam lima rumusan yang diberi nama
Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat dan terkandung dalam Pancasila itu
sudah ada dan dimiliki oleh bangsa Indonesia jauh sebelum dirumusksn dan
disahkan menjadi dasar negara. Maka dari itu, secara objektif dan historis,
kehidupan bangsa ini tidak mungkin terlepas dari pemahaman terhadap
nikai-nilai luhur itu. Kemudian tugas para inteletual adalah mengkaji secara
ilmiah yang nantinya akan memilik kesadaran berbangsa yang kuat
berdasarkan pada nilai-nilai yang sudah lama kita miliki itu.
2) Kultural: Suatu bangsa tentu memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang
tidak sama dengan negara lainnya mendasarkan ideologi berbangsa dan
bernegaranya pada asas kultural yang telah dimiliki dan melekat pada
bangsa Indonesia. Nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat dalam sila-sila
dalam Pancasila bukan merupakan hasil sebuah karya besar bangsa
Insonesia sendiri yang diperoleh dari nilai-nilai kultural yang ada pada
bangsa Indonesia itu melalui pemikiran reflektif fiilosofis dari para tokoh
seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta serta Soepomo dan tokoh-tokoh
lainnya.
3) Yuridis: Sistem Pendidikan Nasional kita berdasar pada Pancasila. Ini
tertera pada Pasal 1 ayat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Tentu ini harus dimaknai bahwa Pancasila
merupakan sumber hukum dari pendidikian nasional yang memberikan
Pendidikan kepada tanah air. Visi, misi dan kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan pun sebagaimana tercantum pada SK Dirjen Dikti
No.43/DIKTI/KEP/2006 tercantum sebagai berikut: Visi Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapan kepribadiaannya sebagai manusia
seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa
mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi
intelektual religius, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.
10
Sedangkan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah
untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan
dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral. Adapun menurut Martini, dkk (2013:2) visi mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan ialah mampu membawa peserta didik ataupun
mahasiswa melihat inti dari suatu persoalan secara lebih mendalam dengan
penglihatan maupun pengamatan. Dengan melakukan hal itu secara baik,
akan menjadikan kepribadian mahasiswa lebih baik. Sedangkan misi
Pendidikan kewarganegaraan dapat dilakukan dengan melakukan
pengamalan nilai-nilai Pancasila, salah satunya adalah melalui pendidikan
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dan bahkan dalam percaturan internasional sekalipun.
Dengan kata lain, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
kewajiban untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya.
Dengan visi misi demikian, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
12
diharapkan berperan penting dalam memantapkan kepribadian manusia.
Dalam hal ini mahasiswa seutuhnya, dalam arti memiliki keutuhan dan
keterpaduan antara kemantapan unsur rohani dan unsur jasmaninya,
sejahtera lahir dan batin. Ada tiga kompetensi dasar yang diharapkan;
pertama, civic knowledge yakni merupakan kemampuan dan kecakapan
penguasaan pengetahuan yang terkait dengan materi pendidikan
kewarganegaraan; kedua, civic attitude yakni kemampuan dan kecakapan
sikap kewarganegaraan seperti pengakuan kesetaraan, kepekaan sosial, dan
kebersamaan; dan ketiga, civic skills yakni mampu dan cakap
mengartikulasikan kewarganegaraan seperti kemampuan berpartisipasi
12
Ibid., hlm. 5.
11
dalam penyelenggaraan demokrasi dan kebijakan publik.13 Ketiga
kompetensi ini, setiap warga negara diharuskan untuk bersifat kritis dalam
pengaplikasiannya.
4) Filosofi: Syarat mutlak berdirinya suatu negara adalah persatuan dan yang
dipersatukan yaitu rakyat, sebagai unsur pokok dalam asal mula suatu
pendirian negara. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia adalah bangsa
yang berkerakyatan dan berpersatuan. Konsekuensi logis dari itu semua
adalah setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-
nilai Pancasila termasuk peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Dalam proses reformasi seperti sekarang ini, Pancasila merupakan sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, yang menyangkut semua aspek seperti
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum sosial budaya serta
pertahanan dan keamanan.
13
Asep Sahid Gatara dan Subhan Sofhian, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education), (Bandung: Fokusmedia, 2016), hlm. 11.
12
sikap kewarganegaraan dan nilai-nilai yang diperlukan dalam rangka
penerapan ilmu, profesi dan keahliannya serta berpartisipasi dalam kehidupan
yang bermasyarakat dari komuniti setempat, bangsa dan dunia. Selain itu,
membantu mahasiswa menjadi warga negara yang cerdas, demokratik,
bertanggung jawab, dan menggalang kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi. 14
14
Slamet Wiyono, dkk, Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional, 2014), hlm. 5.
15
Ibid., hlm. 8.
13
negara yang bertanggung jawab untuk berpartisipasi dan memiliki disiplin yang
tinggi demi kemajuan bangsa dan negaranya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan kelompok Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang memberikan perhatiannya
kepada pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku peserta didik. Pada
hakikatnya, PPkn ini adalah studi yang berhubungan tentang kehidupan sehari-
hari, yang mengajarkan mengenai bagaimana menjadi warga negara yang baik dan
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat mereformasi ke arah terwujudnya
masyarakat dan bangsa yang sejahtera yaitu dengan segala kemampuan intelektual
serta sikap moral yang arif demi perdamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara
sebagaimana yang telah diteladankan oleh para pendiri negara kita dahulu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Fadil Yudia, dkk. (2013). “Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik”.
Jurnal PPKN UNJ Online. 1 (2).
16