Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN PPKN MI/SD

Disusun Oleh:

1. Ayyum Mustanfidah (2319017)


2. Trifika suryani (2319019)
3. Rizki Agustina (2319020)
4. Fiya Janati (2319023)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

KATA PENGATAR.................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Hakikat PPKn di Sekolah Dasar.....................................................................................6

B. Prinsip PPKn...................................................................................................................7

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKN dalam Kurikulum 2013.....................................9

BAB III....................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................................................12

B. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
KATA PENGATAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ruang
Lingkup Pembelajaran PPKN MI/SD ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pembelajaran PKn MI/SD.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Firda Aulia Izzati, M. Pd. selaku dosen
Pembelajaran PKn MI/SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca dari makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Saya berharap supaya makalah yang telah saya buat ini mampu
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Pekalongan, September 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah unsur yang terpenting dalam pendidikan. Pendidikan salah


satu faktor utama dalam kemajuan suatu negara, karena bangsa yang maju dilihat dari
kemajuan pendidikan dari negara tersebut. Dalam menempuh pendidikan diharapkan
para individu memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan
negara dan bangsa indonesia.
Setiap orang diharapkan bisa berguna bagi negara dan bangsa yang dapat
membuat kemajuan negara dan bangsa untuk masa depan. Maka dari itu perlu ada
pembekalan terhadap ilmu pengetahuan, budaya atau seni dan iptek yang didasarkan
atas nilai-nilai dasar yang mengandung nilai budaya, moral, agama. Salah satu mata
pelajaran yang mengandung persatuan dan kesatuan yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan, karakteristik yang
fokus pada pembentukan warga negara yang unggul, dan berkarakter. Karena didalam
ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan membahas tentang persatuan kesatuan,
ham, pancasila dan masih banyak lagi yang membuat negara indonesia lebih maju.
Dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan setiap individu memiliki
wawasan yang luas dengan tidak membeda-bedakan antar sesama walaupun beda
suku, ras, dan budaya. Dan kita diharapkan mampu menghargai pendapat orang lain
dengan adanya bermusyawarah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat PPKn di sekolah dasar?


2. Apa saja prinsip-perinsip PPKn?
3. Bagaimana ruang lingkup PPKn di MI/SD

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hakikat PPKn di sekolah dasar.

4
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip PPKn.
3. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup PPKn di MI/SD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat PPKn di Sekolah Dasar

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada


pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pembelajaran yang berusaha
untuk membangun civic knowledge, civic skills, dan civic disposition peserta didik,
sehingga tujuan untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud.1
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program Pendidikan berdasarkan nilai-
nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik
baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Hakikat Pendidikan Kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan dikonsepkan secara luas mencakup proses
membentuk siswa untuk mampu berperan dan tanggungjawab sebagai warga negara
dan secara khusus peran Pendidikan Kewarganegaraan membantu mewujudkan proses
penyiapan warga negara tersebut.2
Menurut Kep. Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan
Kewarganegaran adalah pendidikan tentang hubungan warga negara dengan negara,
dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan
1
Maulana Arafat Lubis, “Pembelajaran PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN
(PPKn) di SD/MI: Peluang dan tantangan di Era Industri 4.0”, (Jakarta: KENCANA, 2020), hlm.25
2
Galih Puji Mulyoto, dkk, “Konsep dasar dan pengembangan Pembelajaran PPkn untuk MI/SD”,
(Jakarta: Anggota IKAPI DKI Jakarta, 2020), hlm.1

5
jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarnegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan dalam pendidikan formal untuk membina sikap moral
peserta didik agar memiliki karakter dan berkepribadian yang positif sesuai dengan
nilai-nilai pancasila. PKn sebagai wahana pembinaan perilaku pada siswa juga
dimaksudkan untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan, dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara Negara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan Negara.3
Jadi hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:
1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
2. Sebuah matapelajaran yang difokuskan pada pembentuk diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Hakikat PKn di Sekolah Dasar adalah sebagai program Pendidikan yang


berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

B. Prinsip PPKn

Prinsip dasar pembelajaran PKn mengacu pada sejumlah prinsip dasar


pembelajaran. Menurut pendapat Budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut adalah prinsip belajar siswa aktif (student active learning), kelompok belajar
kooperatif (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, dan mengajar yang
reaktif (reaktive learning).
1. Prinsip Belajar Siswa Aktif
Model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di
seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan

3
Maulana Arafat Lubis, “Pembelajaran PPKn”, (Medan:Aksha Sakti, 2018), hlm.25

6
lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada
saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain-
storming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya,
disamping tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah
terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih satu masalah untuk kajian
kelas.
2. Kelompok Belajar Kooperatif
Proses pembelajaran PKn juga menerapkan prinsip belajar kooperatif, yaitu
proses pembelajaran yang berbasis kerja sama. Kerjasama yang dimaksud adalah
kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk
kerjasama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar
siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian
bersama.
3. Pembelajaran Partisipatorik
Selain prinsip pembelajaran di atas PKn juga menganut prisip dasar
pembelajaran partisipatorik, sebab melaui model ini siswa belajar sambil melakoni
(learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup
berdemokrasi. Sebab dalam setiap langkah model ini memiliki makna yang ada
hubungannya dengan praktik hidup berdemok.
4. Reactive Teaching
Prinsip ini lebih menekankan bagaimana guru menciptakan strategi agar murid
mempunyai motivasi belajar. Oleh karena itu, guru harus situasi sehingga materi
pembelajaran menarik, tidak membosankan. Guru harus mempunyai sensitivitas
yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah
membosankan siswa jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk
menanggulanginya. Inilah tipe guru yang reaktif itu.
Ciri guru yang reaktif itu diantaranya sebagai berikut:
a. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami
siswa.
c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat
materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan siswa.

7
d. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa
bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.4

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKN dalam Kurikulum 2013

Ruang lingkup kurikulum utama perubahan PKn menjadi PPKn adalah


sebagai berikut: PKn 2006 Persatuan dan kesatuan bangsa, Norma, hukum, dan
Konstitusi negara; Kekuasaan dan politik; Pancasila; dan Globalisasi, sedangkan
ruang lingkup PPKn mencakup: Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan
hidupbangsa; UUD 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; Bhinneka Tunggal Ika, sebagai
wujud keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
keberagaman yang kohesif dan utuh; dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sebagai bentuk negara Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa terdapat penyederhanaan dari
kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Hal-hal yang dibahas pada kurikulum 2006
bukan berartidihilangkan atau tidak diajarkan pada kurikulum 2013, tetapi hal-hal
dikaitkan dengan penguatan empat pilar kebangsaan.
Kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan empat nilai atau empat ajaran
yang pada mulanya disosialisasikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
sejak tahun 2009. Hal ini dilandasi atas keprihatinan semakin lunturnya kepribadian
dan jati diri bangsa. Bangsa Indonesia seolah olah menjadi bangsa yang lupa terhadap
nilai-nilai yang dulu diperjuangkan para pendiri bangsa. Gejolak sosial terjadi di
banyak daerah. Kekerasan, pemaksaan kehendak, dan anarkisme menjadi headline
berita media. Kasus korupsi semakin mewabah dan seolah menjadi budaya.
Pancasila adalah kristalisasi kepribadian bangsa. Ajaran yang dinilai paling
tepat untuk kondisi bangsa Indonesia yang majemuk. Kedudukan Pancasila adalah
sebagai ideologi bangsa, falsafah bangsa, dan dasar negara Republik Indonesia. Nilai-
nilai pancasila harus dipelajari, dipahami, dan dilestarikan oleh seluruh bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima

4
Ratna Wahyu, “Hakikat, Karakteristik, Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pendidikan
Kewarganegaraan”, https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-hakikat-karakte ristiktik-
pengertian-tujuan-dab-ruang-lingkup-pendidikankewarganegaraan/ di akses 23 September 2021 Pukul 13.30
WIB

8
silanya. Masing-masing sila tidak dapat dipahami dan diberi arti secara terpisah dan
keseluruhan sila-sila lainnya dan menggambarkan adanya paham persatuan.
Undang-Undang Dasar 1945 adalah perjanjian luhur para pendiri negara yang
dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam
perjalanannya, pasca bergulirnya reformasi tahun 1998, UUD 1945 mengalami
amandemen sebanyak empat kali yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Sementara
pembukaan UUD 1945 disepakati tidak boleh diubah karena pembukaan UUD 1945
adalah fondasi dari bangunan negara NKRI. Merubah pembukaan UUD 1945 berarti
mengubah bangunan negara.
Dengan demikian, PPKn dalam Kurikulum 2013 lebih memiliki kedudukan
dan fungsi sebagai berikut:
1) PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan khas
Indonesia yang tidak sama sebangun dengan civic education di USA, citizhenship
education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara Timur Tengah, education
civicas di Amerika Latin.
2) PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan pengembangan
kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren dengan komitmen
pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana dalam pasal 3
UU No. 20 Tahun 2003.5
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran dengan visi utama
sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Multidimensional
merupakan pendidikan nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan
masalah pendidikan politik. Namun, yang paling menonjol adalah pendidikan nilai
dan pendidikan moral. Oleh karena itu, secara singkat PKN dinilai sebagai mata
pelajaran yang mengusung misi pendidikan nilai dan moral. Dalam pandangan
Lickona disebut "educating for character" atau "Pendidikan Karakter". Lickona
mengartikan karakter sesuai dengan pandangan Michael Novak yaitu suatu
perpaduan yang harmonis dari berbagai kebajikan yang tertuang dalam keagamaan,
sastra, pandangan kaum cerdik pandai dan manusia pada umunya sepanjang zaman
(Lickona, 1992).
Oleh karena itu, pembelajaran PKN di SDMI dapat dikatakan sebagai program
pembelajaran nilai dan moral pancasila dan UUD 1945 yang bermuara pada
5
Suyahman, Pengembangan Bahan Ajar PPKn di SD, (Klaten: Lakeisha), hlm. 11-13

9
terbentuknya watak pancasila dan UUD 1945 dalam diri peserta didik. Watak ini
pembentukannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi keterpaduan
konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral pancasila dan UUD 1945. Dengan
demikian kita dapat menegaskan kembali bahwa bahwa pembelajaran PKN MI
adalah pendidikan yang memusatkan perhatian pada pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya.
Pembelajaran PKN menuntut terwujudnya pengalaman belajar yang bersifat
untuk utuh memuat belajar kognitif, belajar nilai dan sikap, serta belajar perilaku.
Proses pendidikan yang dituntut dan menjadi kepedulian PKN adalah proses
pendidikan yang terpadu utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent education.
Adapun ruanglingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk
SD/MI berdasarkan Permendiknas No.20 Tahun 2006 sebagai berikut :
b. Persatuan dan kesatuan bangsa
c. Norma, Hukum dan peraturan
d. Hak asasi manusia
e. Kebutuhan warga Negara
f. Konstitusi Negara
g. Kekuasaan dan politik
h. Pancasila
i. Globalisasi6

6
Yayuk Kusumawati, “Analisis Pembelajaran PKN SD/MI dalam Pendekatan Saintifik”, Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar, Vol.3 No.1 Juni 2019, hlm.53-54

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Hakikat PKn di
Sekolah Dasar adalah sebagai program Pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai
pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip dasar pembelajaran PKn mengacu pada sejumlah prinsip dasar


pembelajaran. Menurut pendapat Budimansyah (2002:8) prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut adalah prinsip belajar siswa aktif (student active learning), kelompok belajar
kooperatif (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, dan mengajar yang
reaktif (reaktive learning).
Adapun ruanglingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu
Persatuan dan kesatuan bangsa, Norma, Hukum dan peraturan, Hak asasi manusia,
Kebutuhan warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, dan
Globalisasi.

B. Saran
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, kita sebagai calon pendidik harus dapat
memahami mengenai pendididan kewarganegaraan serta mengaplikasikan pendidikan
kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Yayuk. 2019. “Analisis Pembelajaran PKN SD/MI dalam Pendekatan


Saintifik”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar, Vol.3 No.1 Juni.
Lubis, Maulana Arafat. 2018. “Pembelajaran PPKn”. Medan:Aksha Sakti.
Lubis, Maulana Arafat. 2020. “Pembelajaran PENDIDIKAN PANCASILA dan
KEWARGANEGARAAN (PPKn) di SD/MI: Peluang dan tantangan di Era Industri
4.0”. Jakarta: KENCANA.
Mulyoto, Galih Puji dkk. 2020. “Konsep dasar dan pengembangan Pembelajaran PPkn
untuk MI/SD”. Jakarta: Anggota IKAPI DKI Jakarta.
Suyahman. Pengembangan Bahan Ajar PPKn di SD. Klaten: Lakeisha.

Wahyu, Ratna. “Hakikat, Karakteristik, Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pendidikan
Kewarganegaraan”, https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-
hakikat-karakte ristiktik-pengertian-tujuan-dab-ruang-lingkup-
pendidikankewarganegaraan/ di akses 23 September 2021 Pukul 13.30 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai