Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

“ SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL “

Kelompok 5 - IPA 2

Kiki Damayanti Mulyono (2120303092)

Syahrila Suminar Arum (2140303115)

Dosen : Desi Nurhikmahyanti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang berjudul “Sistem Pendidikan Nasional” ini dapat terselesaikan
dengan baik. Dengan segala upaya yang kami miliki, kami maksimalkan
kemampuan kami untuk menyusun makalah ini.

Terlepas dari semua itu, mungkin dalam penyususan makalah terdapat


kesalahan yang tidak disadari, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................1

1.3. Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional ........................................................2

2.2. Dasar, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Nasional ...........................................3

2.3. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan ..................................5

BAB III. KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan .................................................................................................15

3.2. Saran ............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional


masing-masing bangsa berdasarkan pada dan dijiwai olch falsafah dan
kebudayaannya. nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah sehingga
mewarnai seluruh gerak hidup suatu bangsa.

Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan pada filsafat


Pancasila, kebudayaan bangsa Indonesia, dan berdasar pada Pancasila dan UUD
1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa, meskipun secara garis besar
ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain, sehingga sesuai
dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara geografis,
demografis, histories, dan cultural.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional ?
2. Apa dasar, tujuan, dan fungsi pendidikan nasional ?
3. Apa saja kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui sistem pendidikan nasional.
2. Mengetahui dasar, tujuan dan fungsi pendidikan nasional.
3. Mengetahui kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional

Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi : Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang
tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang


saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2
2.2. Dasar, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Nasional

Dasar Pendidikan Nasional

Dasar pendidikan nasional adalah Pancasila sehingga pendidikan nasional


Indonesia adalah pendidikan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi
semua dasar kegiatan pendidikan di Indonesia. Pendidikan nasional bercita-cita
untuk membentuk manusia Pancasilais, yaitu manusia Indonesia yang menghayati
dan mengamalkan Pancasila dalam pendidikan.

Tujuan Pendidikan Nasional

° TAP MPRS No. XXVII / 1966 bab II pasal 3

Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan


adalah membentuk manusia Pancasila sejati, berdasarkan ketentuan-ketentuan
seperti yang dikehendaki oleh pembukaan dan isi UUD 1945.

° TAP MRP No. IV / MPR / 1973

Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia pembangunan yang


Pancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan
rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan
aktivitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan
disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama
manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.

° BAB II UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

3
Unsur pokok dan asas pelaksanaan pendidikan nasional

• Unsur-unsur Pokok

Unsur-unsur pokok pendidikan nasional pancasila terdiri dari Pendidikan


Moral Pancasila berlandaskan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan pancasila,
pendidikan agama, pendidikan watak dan kepribadian, pendidikan bahasa,
pendidikan jasmani, pendidikan kesenian, pendidikan ilmu pengetahuan,
pendidikan keterampilan, pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan kesadaran
bersejarah.

• Asas-asas Pelaksanaan

1. Asas semesta menyeluruh dan terpadu. Artinya, pendidikan nasional


terbuka bagi setiap manusia Indonesia, dari semua jenis dan jenjang
pendidikan, dan satu-satunya usaha sadar yang tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan usaha pembangunan bangsa.
2. Asas pendidikan seumur hidup. Artinya, setiap manusia Indonesia
diharapkan untuk berkembang sepanjang hidupnya dan di lain pihak
masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang
menantang untuk belajar.
3. Asas Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda
tetapi satu. Bangsa Indonesia, antara lain, terdiri dari suku bangsa, agama,
bahasa, paham politik, adat-istiadat yang berbeda-beda. Namun, tetap satu
bangsa Indonesia, satu bahasa Indonesia, dan satu Tanah Air Indonesia.
4. Asas Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri
Handayani. Artinya, kalau si pendidik berada di depan ia memberi teladan,
kalau berada di tengah ia memberi motivasi, dan kalau berada di belakang
pendidik mengawasi peserta didik (pendidik mengikuti dan mengarahkan
peserta didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung
jawab).

4
5. Asas kepastian hukum. Artinya, sistem pendidikan nasional dilaksanakan
atas dasar peraturan perundang-undangan.

Fungsi Pendidikan Nasional

° Alat membangun pribadi, pengembangan pengembangan kebudayaan, dan


pengembangan bangsa Indonesia.

° Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 bab Iil pasal 3. Pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam 3. Warga negara, rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.

2.3. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan

1. Kelembagaan Pendidikan

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan
program serta pengelolaan pendidikan.

• Jalur Pendidikan

Berdasarkan UU RI No. 20 Bab V pasal 13 ayat 1 dikatakan bahwa


Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui jalan formal, non formal dan
informal yang satu dengan yang lain akan saling melengkapi.

1) Jalur Pendidikan Formal


Jalur pendidikan formal atau jalur sekolah merupakan pendidikan
yang diselenggarakan melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang
dan berkesinambungan (pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi). Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan
pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang berskala nasional.
2) Jalur Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan pendidikan sebagai pengganti, penambah atau

5
pelengkap pendidikan formal untuk mendukung pendidikan sepanjang
hayat. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan
kerja,pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang dilaksanakan di
lembaga kursus, pelatihan kelompok belajar, majelis taklim serta satuan
pendidikan yang sejenis.
3) Pendidikan Informal
Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang apabila telah memenuhi
suatu persyaratan tertentu akan mendapatkan pengakuan seperti halnya hasil
pendidikan formal maupun nonformal.

• Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan


berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman
bahan pengajaran (UU RI No. 20 tahun 2003, Bab VI pasal 14). Sebagai persiapan
untuk memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar vang disebut
pendidikan prasekolah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 17 ayat 1).
Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan formal, tetapi baru
merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak antara kehidupannya
dalam keluarga dengan sekolah.

1. Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang


diperlukan masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dasar, serta untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan
menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar

6
menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh
pendidikan yang bersifat dasar, dan tiap-tiap warga negara diwajibkan menempuh
pendidikan dasar sesuai dengan No. 20 Bab IV pasal 6 ayat 1 yang berbunyi
“Setiap warga negara yang berusia 7 tahun sampai dengan 15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar”.

2. Jenjang Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah ditempuh selama tiga tahun. Pendidikan menengah


dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan
dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri
atas SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat.

3. Jenjang Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi


anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan professional yang
dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan
tinggi melaksanakan misi "Tridharma" pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam runag lingkup tanah air
Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut


perguruan tinggi yang dapat berbentuk :
a. Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan
teknologi dan kesenian tertentu.

b. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan


pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.

7
c. Sekolah tinggi ialah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau professional dalam satu disiplin ilmu atau bidang tertentu.

d. Institut ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam sekelompok
disiplin ilmu yang sejenis.

e. Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas


yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam
sejumlah disiplin ilmu tertentu.

Pendidikan yang bersifat akademik dan pendidikan professional


memusatkan perhatian pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan
peradaban, ilmu, dan teknologi, sedangkan pendidikan vang bersifat professional
memusatkan perhatian pada usaha pengolahan peradaban serta penerapan ilmu dan
teknologi.

Perguruan tinggi dapat menyelanggarakan satu strata atau lebih. Strata


dimaksud terdiri dari S0 (non strata) atau program diploma, lama belajamya dua
tahun (D2) atau tiga tahun (D3), juga disebut program nongelar. S1 (program strata
satu), lama belajarnya empat tahun, dengan gelar sarjana, program pasca sarjana,
yang terdiri dari program S2, lama belajarnya dua tahun sesudah S1, dengan gelar
magister dan program S3 (program strata tiga atau program doctor), lama
belajarnya tiga tahun šesudah S2, dengan gelar doctor.

Program diploma atau program nongelar memberi tekanan pada aspek


praktis professional sedangkan program gelar memberi tekanan pada aspek
akademik ataupun aspek akademik professional.

8
2. Program dan Pengelolaan Pendidikan

• Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan


sifat dan kekhususan tujuannya.

Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :

° Pendidikan Umum

Pendidikan umum yaitu pendidikan dasar menengah yang mengutamakan


perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan
umum bagi jenis pendidikan lainnya. Yang termasuk pendidikan umum adalah SD,
SMP, SMA.

° Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan


peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik,
jasa boga, dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran, dan lain-
lain. Lembaga pendidikannya seperti, STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA.

° Pendidikan Akademik

Merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang


diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu, misal
Akmil.

° Pendidikan Vokasi

Merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk


memiliki pekerjaan dengan keahlian tertentu maksimal setara dengan program
sarjana.

9
° Pendidikan Profesi

Merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan


peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

° Pendidikan keagamaan

Merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan


peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama yang termasuk
tingkat pendidikan dasar misalnya, madrasah ibtidaiyah, tingkat pendidikan
menengah seperti tsanawiyah, PGAN dan tingkat pendidikan tinggi misalnya
sekolah sekolah Teologia, IAIN, dan IHD (Institut Hindu Dharma).

° Pendidikan Khusus

Merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta


didik yang memiliki kecerdasan luar biasa, seperti anak-anak tuna netra, tuna rungu,
tuna grahita, tuna daksa, tuna laras, tuna ganda, maupun anak yang berbakat luar
biasa yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat inklusif.

° Pendidikan Kedinasan

Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan pelaksanaan tugas


kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departeman pemerintah atau
lembaga pemerintah non departeman.

• Kurikulum Program Pendidikan

Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno.
Curir dalam bahasa Yunani Kuno berarti “pelari” dan Curere artinya “tempat
berpacu”. Kurikulum kemudian diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari.
(Nana Sujana. 1989:4).

10
Berdasarkan arti rumusan tersebut kurikulum dalam pendidikan
dianalogikan sebagai arena tempat peserta didik “berlari” untuk mencapai “finis”
berupa ijazah, diploma atau gelas (Zais, 1976 yang dikutip oleh Mohammad Ansyar
dan H. Nurtain. 1992:7).

Kurikulum mengandung dua aspek yaitu :

• Aspek kesatuan nasional, yang memuat unsure-unsur penyatuan bangsa.

• Aspek local, yang memuat sifat-sifat kekhasan daerah, baik yang berupa unsure
budaya, social maupun lingkungan alam, yang menghidupkan sifat kebhinekaan
dan merupakan kekayaan nasional.

1. Kurikulum Nasional
Tujuan pendidikan nasional diberlakukan untuk semua satuan
pendidikan, dari pendidikan prasekolah sampai dengan pendidikan tinggi,
pendidikan prasekolahan dan pendidikan luar sekolah, demikian pula jenis
pendidikan khusus seperti pendidikan anak luar biasa, pendidikan kedinasan,
dan seterusnya. Ini berarti bahwa tujuan pendidikan nasional itu menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum masing-masing satuan
pendidikan.
Soedijarto (Soedijarto, 1991:145) merinci kurikulum atas lima
tingkatan, yaitu :
1) Tujuan institusional, yang menggambarkan berbagai kemampuan
(pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap) yang harus dikuasai oleh
peserta didik dari suatu satuan pendidikan.
2) Kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-
bidang pelajaran yang perlu dipelajari peserta didik untuk menguasai
serangkaian kemampuan yang disebut struktur kurikulum.
3) Garis besar materi dari suatu bidang pelajaran yang telah dipilih,
biasa disebut GBPP atau silabi.

11
4) Panduan dan buku-buku pelajaran yang disusun untuk menunjang
terjadinya proses pembelajaran (pedoman guru dan buku paket belajar)
5) Bentuk dan jenis kegiatan pembelajaran yang dialami oleh peserta
didik, yaitu strategi belajar mengajar.
Disebut kurikulum nasional karena tujuan dan materi pendidikan
(butir 1 s.d 4) diperlukan sama pada setiap macam satuan pendidikan di
seluruh Indonesia. Meskipun butir 5 (implementasi kurikulum) dibedakan
dari butir 1 s.d 4 (kurikulum), namun pada hakikatnya secara keseluruhan
menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena implementasi kurikulum
hanya akan berhasil jika sinkron dengan tujuan dan sifat materi yang
disediakan untuk pencapaian tujuan tersebut (butir 1 s.d 4).
Mengenai kurikulum menurut UU RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan
dalam Bab X, pasal 36 ayat 3 sebagai berikut :
1. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan rangka
negara kesatuan republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa;
b. Peningkatan akhlak mulia;
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. Tuntutan dunia kerja;
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. Agama;
i. Dinamika perkembangan global; dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

12
2. Pada pasal 37ayat I menyatakan bahwa Kurikulum
Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
. d. Matematika;
e. Ilmu pengetahuan alam;
f. Ilmu pengetahuan sosial;
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmani dan olahraga;
i. Keterampilan/kejujuran; dan
j. Muatan lokal.

Sedangkan untuk kurikulum pendidikan tinggi wajib


memuat : Pendidikan agama, Pendidikan
kewarganegaraan, dan Bahasa
Ciri-ciri kurikulum nasional :

a. Di berlakukan sama pada setiap macam satua pendidikan di seluruh


Indonesia.
b. Ditetapkan oleh pemerintah (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau
menteri lain atau pimpinan lembaga pemerintahan nondeparteman
berdasarkan pelimpahan wewenang dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan).
c. Tujuan untuk menggalang kesatuan nasional dan pengendalian mutu
pendidikan secara nasional.

13
Tujuan dilaksanakannya muatan local dalam kurikulum SD dilihat dari segi
kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan
kepentingan nasional, muatan lokal dapat :
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas
daerah.
2) Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke
arah yang positif.

Dari sudut kepentingan peserta didik muatan lokal dapat :


° Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya
(lingkungan alam, sosial, dan budaya).
° Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka
tidak asing dengan lingkungannya.
° Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk
memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.
° Memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang terdapat di
lingkungannya.
° Mempermudah peserta didik menyerap mereka materi pelajaran.

14
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan


yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Jenjang pendidikan diawali dari jenjang pendidikan dasar yang


memberikan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan berupa
prasyarat untuk mengikuti pendidikan menengah, dan mempersiapkan peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.

3.2. Saran

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus ditingkatkan lagi


dan untuk masyarakat dimohon ikut berpartisipasi dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Sedangkan untuk pemerintah diharapkan agar dalam
pembuatan sistem pendidikan nasional ini hendaknya melibatkan pihak-pihak
yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional

15
DAFTAR PUSTAKA

Roesminingsih, dan Lajiman Hadi Susarno. 2015. Teori dan Praktek


Pendidikan. Surabaya: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ilmu
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

16

Anda mungkin juga menyukai