Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH PENDIDIKAN DI INDONESIA


Dosen Pengampu: Dr. Zainuddin Untu, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. An’Nisa Nur Zahra NIM: 2305046001


2. Hannah Periska NIM: 2306046004
3. Nur Hasanah NIM: 2305046006
4. Achmad Rizal Alviandi NIM: 2305046008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan
judul “Pengaruh Pendidikan di Indonesia” tepat pada waktunya. Semoga kita
semua selalu diberikan kesehatan, kelimpahan rezeki, dan diberikan kelancaran
dalam melakukan segala aktivitas, serta dalam kehidupan kita sehari-hari tidak
terlepas dari rahmat dan hidayah Allah SWT.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Bapak Dr.
Zainuddin Untu, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan yang
telah memberikan tugas ini sehimgga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis dan pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran dari pembaca
makalah ini agar ke depannya kami dapat memperbaiki segala bentuk kesalahan
yang terdapat di dalam makalah ini.

Samarinda, 2 November 2023

Tim Penulis
Kelompok 5

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1. 1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................2

1.3 TUJUAN .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3

2. 1 KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DI INDONESIA .......................................... 3

2.2 UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL ............................ 6

2.3 GERAKAN BARU PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA DI INDONESIA..9

2.4 JENIS ALIRAN PENDIDIKAN YANG BERPENGARUH DI INDONESIA...14

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 18

3. 1 KESIMPULAN ............................................................................................ 18

3.2 SARAN ......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................……. 21

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses mendidik, mengembangkan dan
memberi peningkatan wawasan serta pengetahuan guna menciptakan peserta
didik yang memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan adalah pembelajaran seumur hidup, pendidikan dimaksud untuk
meningkatkan martabat manusia agar mempunyai keterampilan dan
kemampuan sehingga produktivitasnya meningkat.
Pendidikan memberikan kemajuan pemikiran umat manusia, sehingga
taraf hidup mereka meningkat. Dalam perkembangannya dari zaman ke
zaman pendidikan berubah menjadi suatu sistem. Suatu sistem pendidikan
yang tersusun secara sistematis yang diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 2 0 tahun 2 0 0 3 tentang Undang- Undang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 11 ayat 1, yang menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan
melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur
pendidikan ini satu sama lain saling berkait dan membutuhkan untuk
melakukan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Sebagian besar
masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai
peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.
Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran
pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan
pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang
berupa nilai-nilai luhur yang termaksud dalam pembukaan UUD 1945 alinea
ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa
memupuk rasa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan
kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan sosial demi
tercapainya tujuan pembangunan nasional.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
diketahui beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagamana karakteristik pendidikan di Indonesia?
2. Apa itu undang-undang sistem pendidikan nasional?
3. Apa saja gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya di indonesia?
4. Apa saja jenis aliran pendidikan yang berpengaruh di indonesia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui bahwa
tujuan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan di Indonesia
2. Untuk Mengetahui isi undang-undang sistem pendidikan nasional
3. Untuk mengetahui gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya di
Indonesia

4. Untuk mengetahui jenis aliran pendidikan yang berpengaruh di


Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Pendidikan di Indonesia


Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 sebagai induk
peraturan perundang-undangan pendidikan mengatur pendidikan
pada umumnya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
mulai dari prasekolah
sampai dengan pendidikan tinggi ditentukan dalam undang- undang ini.
Pada pasal 1 ayat 2 UU Sisdiknas berbunyi: "Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman." Ini berarti
bahwa teori-teori dan praktik-praktik pendidikan yang diterapkan di
Indonesia, haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia dan agama.
Kenyataannya menunjukkan bahwa kita belum memiliki teori-teori
pendidikan yang khas yang sesuai dengan budaya bangsa. Kita sedang
mulai membangunnya. Teori pendidikan kita
masih dalam proses pengembangan (Sanusi, 1989).
Dalam buku Pengantar Pendidikan, Redja Mudyahardjo (hal. 191)
membagi empat bagian Karakteristik Pendidikan Nasional Indonesia.
1. Karakteristik sosial budaya
2. Karakteristik dasar
3. Karakteristik fungsi dan tujuan
4. Karakteristikkesisteman (sistemik)

1. Karakteristik sosial budaya


Sistem Pendidikan Nasional Indonesia berakar pada kebudayan bangsa
Indonesia yaitu kebudayan yang timbul sebagai usaha budi daya rakyat
Indonesia yang berbentuk kebudayaan lama dan asli, kebudayaan baru yang
dikembangkan menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan

3
dengan tidak menolak kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan
memperkaya kebudayaan sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa Indonesia. Sistem Pendidikan Nasonal Indonesia berakar pada
kebinekaan yang satu atau Bhineka Tunggal Ika. Sistem Pendidikan
Indonesia harus menyerap dan mengembangkan karakteristik geografi,
demografis, sosial budaya, sosial politik, dan sosial ekonomi daerah- daerah
di seluruh wilayah Indonesia dalam kerangka persatuan dan kesatuan
Indonesia.
2. Karakteristik Dasar
Dasar yuridis formal dari sistem pendidikan nasional Indonesia
yang bersifat idiil adalah pancasila sebagai dasar negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berpendidikan minimal
setingkat SLTP. Ada dua kata "wajib" dalam ayat ini yang
berimplikasi terhadap pelaksanaan lebih lanjut program wajib belajar.
Di antaranya adalah setiap anak usia pendidikan dasar (6 - 15 tahun)
wajib bersekolah di SD dan SLTP. Karena sifatnya wajib, bila tidak,
semestinya ada sanksi hukum terhadap keluarganya dan juga bagi
anaknya. Sanksi apa yang dikenakan kepada mereka, haruslah jelas.
Tidak boleh lagi ada alasan bahwa scorang anak tidak bersekolah
karena ia tidak ingin bersekolah atau keluarganya tidak mampu
membiayainya karena pemerintah wajib membiayainya.

3.Karakteristik Fungsi dan Tujuan


Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kehidupan bangsa yang cerdas adalah kehidupan bangsa dalam segala
sektor, politik, ekonomi, keamanan, kesehatan dan sebagainya. Yang makin
menjadi kuat dan berkembang dalam memberikan keadilan dan
kemakmuran bagi setiap warga negara dan negara sehingga mampu
menghadapi gejolak apapun.
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Memiliki
kesehatan jasmani dan rohani. Memiliki kepribadian yang mantap dan

4
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebanggaan. Di
dalam Undang- Undang Nomor 2 0 Tahun 2 0 0 3 pasal 3 disebutkan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
4.Karakteristik Kesisteman
Pendidikan Nasional merupakan satu keseluruhan kegiatan dan satuan
pendidikan yang dirancang dilaksanakan dan dikembangkan untuk ikut
berusaha mencapai tujuan nasional. Pendidikan nasional mempunyai tugas
utama agar tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran (Pasal
3 1 UUD 1 9 45 ). Untuk membuka kesempatan yang seluas- luasnya lewat
jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah yang menganut asas pendidikan
seumur hidup. Pendidikan Nasional mengatur bahwa jalur pendidikan
sekolah terdiri atas tiga jalur utama yakni pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Kurikulum, peserta didik, dan tenaga
kependidikan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pengaturan penyelenggaraan pendidikan secara terpusat dan tidak terpusat.
Transformasi administrasi dilaksanakan secara sentralisasi, sedangkan
transformasi edukatif di satuan pendidikan dilaksanakan secara
desentralisasi. Penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan merupakan
tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Pendidikan nasional mengatur bahwa satuan dan kegitan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat memiliki
kebebasan untuk menyelenggarakan sesuai dengan ciri atau
kekhususan masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan
pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup bangsa.
Pendidikan nasional memberikan kemudahan bagi pesrta didik untuk
memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat,

5
minat, dan tujuan ynag hendak dicapai, serta memudahkan satuan-satuan
dan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan.

2.2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional


Undang-undang sistem pendidikan nasional atau undang-undang
Sisdiknas ( Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 0 Tahun 2 0 0 3 )
adalah landasan hukum bagi pengelolaan pendidikan di Indonesia. UU ini
juga menjadi pijakan dalam pengembangan kurikulum dan penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia. Dengan implementasi yang tepat, UU ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan membentuk
generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, serta unggul dalam berbagai
aspek.
Sesuai namanya, UU ini mengatur terkait sistem pendidikan di
Indonesia dari berbagai aspek. Hal ini sesuai dengan salah satu amanat pada
pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu sebabnya,
dibuatlah UU Sisdiknas ini untuk menjamin sistem pendidikan nasional yang
mampu menjamin pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, hingga
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan secara terarah, terencana, serta
berkesinambungan.
Dalam undang-undang tersebut, disebutkan terkait beberapa ketentuan
umum dalam sistem pendidikan nasional, dasar, fungsi, tujuan, hingga hal-hal
penting lainnya. Berikut ini beberapa di antaranya:
a. Definisi Pendidikan dan Sistem Pendidikan Nasional
Menurut Undang- Undang No 2 0 Tahun 2 0 0 3 , pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu, pendidikan nasional
merupakan pendidikan yang berlandaskan Pancasila serta UUD 1945

6
dengan tetap berakar pada nilai agama dan kebudayaan nasional Indonesia,
sekaligus tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Jadi, sistem
pendidikan nasional didefinisikan sebagai seluruh komponen pendidikan
yang saling berhubungan atau terkait secara terpadu dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
b. Pihak yang Terlibat dalam Sistem Pendidikan Nasional
UU Sisdiknas menyebutkan 3 pihak dalam sistem pendidikan nasional,
yaitu meliputi peserta didik, tenaga kependidikan, serta pendidik. Sesuai
namanya, peserta didik adalah murid atau siswa yang akan menempuh
pendidikan atau proses pembelajaran. Sementara itu, tenaga kependidikan
merupakan pihak yang mengabdikan diri dan diangkat dengan tujuan
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik merupakan
tenaga kependidikan yang sudah berkualifikasi sebagai guru, dosen, tutor,
instruktur, atau sejenisnya, yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Selain 3 pihak di atas, komponen penting lainnya yang juga
terlibat dalam sistem pendidikan nasional adalah satuan pendidikan. Yaitu
kelompok yang menyelenggarakan layanan pendidikan pada jalur, jenjang,
serta jenis tertentu.
c. Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
UU Sisdiknas ini juga mengatur terkait jalur jenjang, dan jenis pendidikan
nasional yang berlaku di Indonesia. Jalurnya sendiri terdiri atas pendidikan
formal, nonformal, serta informal, baik dengan sistem terbuka tatap muka
maupun jarak jauh. Selanjutnya, jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar (SD-SMP atau sederajat), menengah (SMA/sederajat),
serta pendidikan tinggi (universitas). Sedangkan jenis pendidikan di
antaranya meliputi pendidikan umum, kejuruan, akademik, vokasi, profesi,
keagamaan, serta khusus.
d. Kebijakan Wajib Belajar
Melalui UU ini pula, ditetapkan ketentuan yang menyebutkan bahwa setiap
warga negara berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar. Wajib
belajar ini merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan

7
bersama. Dimana, pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
terselenggaranya program wajib belajar minimal untuk jenjang pendidikan
dasar (SD-SMP) tanpa memungut biaya.
e. Standar Nasional Pendidikan dan Kurikulum
Dalam rangka mencapai berbagai tujuan dan visi misi di bidang
kependidikan, maka UU ini juga mengatur terkait Standar Nasional
Pendidikan. Standar tersebut digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, tindak pengelolaan,
hingga pembiayaan.
Salah satu aspek penting dalam standar tersebut adalah kurikulum. Karena
itu, UU No 20 Tahun 2003 mengatur bahwa kurikulum untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan perlu dikembangkan melalui prinsip diversifikasi
menurut satuan pendidikan, potensi daerah, serta peserta didik.
Secara lebih rinci, undang-undang ini juga mengatur terkait prinsip
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang berlaku secara nasional,
meliputi 6 poin sebagai berikut:
1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu ke satuan yang


sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat .

4. Pendidikan d i selenggar ak an d engan member i keteladanan,


membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.

5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya


membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat .

8
6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan

8
Prinsip di atas wajib diterapkan dalam penyelenggaraan sistem
pendidikan nasional di Indonesia dalam rangka mencapai tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, kualitas sistem pendidikan
nasional Indonesia juga dapat ditingkatkan dan mampu bersaing dengan
pendidikan dari negara luar. Selain menerapkan berbagai prinsip di atas,
penyelenggara pendidikan juga bisa mengikuti sertifikasi di bidang
pendidikan.

2.3 Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya di Indonesia


Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dalam satu atau beberapa
komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu
atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen lainnya.
Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan
dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan,
seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja,
pengajaran proyek, dan sebagainya (Surpalan: 1984, Socjono, 1958).
Gerakan-gerakan baru itu pada umumnya telah memberi kontribusi secara
bervariasi terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah
sekarang ini.
A. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya disebut
gerakan pengajaran alam sekitar. Pengajaran alam sekitar adalah
pengajaran yang dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku
anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana
individu itu berada. Gerakan pendidikan ini disebut gerakan pengajaran
alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain : FR. A. Finger di Jerman
dengan judul Heimatkunde dan J. Lighthart di Belanda dengan judul Het
Volle Leven.

9
Ciri - Ciri :
1. Tidak mengenal pembagian mata pembelajaran, tetapi guru memahami
tujuan pembelajaran.

2. Menarik minat. Karena, segala sesuatu dipusatkan dalam bahan


pengajaran yang diambil dari bahan sekitar.

3. Bahan-bahan yang digunakan dalam pengajaran saling berkaitan.


4. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi
intelektual yang kokoh dan tidak verbalitas. Yang dimaksud dengan
apersepsi intelektual ialah segala sesuatu yang baru dan masuk di dalam
intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan
pengetahuan yang sudah dimiliki anak.

5. Memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai


ikatan emosional dengan anak.

Langkah - Langkah Pokok Pengajaran :


1. Menetapkan tujuan, yang harus diperhatikan ialah kemampuan dan
tingkat perkembangan anak. Penetapan tujuan ini sekaligus dikaitan
dengan objek yang akan diamati. Dan menggunakan prinsip Konsentris,
yaitu dimulai dari yang paling dekat, makin lama makin menjauh dan
makin meluas.

2. Persiapan antara guru (melancarkan proses peninjauan dan pengamatan)


dengan murid (kesiapan mental).

3. Hal-hal khusus yang ditemukan di lapangan menjadi tanggung jawab


guru.
4. Pengolahan tidak harus dilakukan diluar proses kegiatan pengamatan
itu sendiri. Biasanya sambil mengamati anak-anak sudah langsung
belajar.
Keuntungan :
1. Pengajaran ini menentang verbalisme dan intelektualisme.
2. Objek alam sekitar akan dapat membangkitkan perhatian spontan.
3. Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif.

10
4. Bahan-bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-
anak.
B. Pengajaran Pusat Perhatian
Model pembelajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovide Decroly (1871-
1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat minat (centered Intert).
Peserta didik dapat hidup dalam kehidupan masyarakat sehingga sebagai
pengajar mengarahkan bagaimana peserta didik sebagai anggota
masyarakat. Pengajaran pusat perhatian didasarkan pada pengajaran alam
sekitar yang ditujukan pada hal hal yang menarik perhatian peserta didik.
Metode Pengajaran Pusat Pembelajaran menurut pendapat Decroly
1. Metode Global (keseluruhan)
Anak-anak mengamati dan meminati secara global (keseluruhan). Hal
ini berdasarkan prinsip psikologi gigestal, yaitu dalam mengajarkan
membaca dan menulis menggunakan kalimat lebih mudah daripada
mengajarkan kata-kata lepas, sedangkan kata lebih mudah diajarkan
daripada huruf-huruf secara tersendiri.
2. Centre d’interst (pusat-pusat minat)
Anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran
harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut agar
menunjang hasil yang baik nantinya.
Dasar Konsepsi Pengajaran Pusat Perhatian
1. Asasnya
Perhatian dan hubungan kerjasama yang erat antara antara keluarga
dan sekolah, artinya Peserta didik harus didorong dan dirangsang untuk
aktif dididik agar menjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri
sendiri dan bertanggung jawab.
2. Bahan Pengajar Merupakan Totalitas
Yaitu orang tua atau guru memberikan bahan kepada peserta didik
sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan, berupa arahan arahan yang
baik untuk peserta didik.
3. Hubungan Simbolis

11
Suatu hubungan antara guru dengan anak didik dalam atau hubungan
antara orang tua dengan anak didik di dalam kehidupan sehari-hari,
maupun lingkungan masyarakat.
4 . Keaktifan anak
Keaktifan anak dapat dinilai apakah anak didik itu dalam kehadiran
disekolah atau membuat suatu pekerjaan yang baik.
C. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi
dari pandangan pandangan yang mementingkan pendidikan
keterampilan. Tokoh pelopor model pembelajaran sekolah kerja yaitu
Kerschensteiner (1854- 1932) dengan konsep Arbeitschule (Sekolah
Kerja) di Jerman. Sekolah kerja Kerschenteiner bertujuan untuk
menambah pengetahuan.
Kerschenteiner membedakan dua macam pengetahuan, yaitu:
1. Pengetahuan Pemberian, yaitu pengetahuan yang didapatkan peserta
didik dari orang lain yang sebelumnya telah disiapkan terlebih dahulu.
Atau dapat disebut juga pengetahuan yang telah disusun dalam suatu
buku, jadi peserta didik tinggal membaca, percaya, dan
menghafalkannya.

2. Pengetahuan Pengalaman, yaitu pengetahuan yang didapatkan oleh


peserta didik sebagai hasil perbuatannya. Jadi dengan bekerja, peserta
didik memperoleh pengalaman. Sepeti Dewey, Kerschenteiner
memberi nilai yang tinggi kepada pengalaman, karena pengalaman
berguna untuk fikir dan bagi watak peserta didik. Kerschenteiner
mementingkan pengetahuan pengalaman, karena pengetahuan itu
berakar di dalam jiwa dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan.

Langkah-langkah pengajaran model pembelajaran sekolah kerja:


1. Eksplorasi. Kegiatan yang dilakukan untuk mencari pengetahuan yang
luas dan mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik tentang
materi yang akan dipelajari.

2. Elaborasi. Kegiatan pengerjaan secara tekun dan cermat.

12
3. Konfirmasi.Kegiatan pembenaran, penegasan, dan pengesahan
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik.
Manfaat sekolah kerja:
1. Menghasilkan peserta didik yang produktif dalam dunia kerja
2. Mengurangi angka pengangguran dalam negeri dengan cara mencetak
peserta didik yang mempunyai keterampilan kerja

3. Menjadi sarana pendidikan yang efektif dalam menerapkan ilmu


keterampilan kepada peserta didik untuk mampu menghadapi dunia
industri

4. Mengembangkan peserta didik yang mampu menguasai perkembangan


IPTEK untuk bersaing dalam dunia industri.

D. Pengajaran Proyek
Pengajaran atau pembelajaran proyek ini merupakan proses
yang memungkinkan siswa untuk meneliti, merencanakan,
mendesain dan merefleksi pada penciptaan proyek teknologi sesuai
bidang yang akan dituju ( Doppelt, 2000). Pada proses pengajaran
proyek ini dapat meningkatkan kreativitas pada siswa serta pada
saat adanya masalah menjadi tahap mencari solusi alternatif dengan
mengidentifikasi dan mencari informasi. Kemampuan dasar yang
perlu dikembangkan siswa ialah: kemampuan dasar, kemampuan
mengidentifikasi, dan mencari
informasi.
Pengajaran proyek merupakan metode sistematik yang melibatkan
siswa untuk belajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
suatu perkembangan proses inkuiri yang distrurisasi secara kompleks,
dengan pertanyaan otentik dan didesain hati-hati untuk memperoleh
produk.
Metode ini membuat siswa memperoleh pengetahuan yang luas serta
menjadikan pembelajaran jauh lebih menarik dan berarti mengapresiasi
lingkungan sebagai bentuk pembelajaran berbasis proyek. Siswa bisa lebih
tanggap dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi pada kehidupan

13
sehari-hari. Pengajaran proyek ini merupakan pembelajaran yang relevan
karena banyak melibatkan aspek lingkungan disekitar.

2.4 Jenis Aliran Pendidikan yang Berpengaruh di Indonesia


a. Pengertian Aliran Pendidikan
Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang
membawa pembaruan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-
pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir berikutnya, sehingga timbul
pemikiran yang baru dan begitu seterusnya.
b. Macam-macam Aliran Pendidikan
1. Aliran Klasik
a. Aliran Empirisme; Kata empirisme berasal dari bahasa latin empericus
yang memiliki arti pengalaman (Idris, 1987: 30). Kemudian, John
Lock seorang filsuf dari Inggris (Purwanto, 2000: 16) berpandangan
bahwa empirisme, adalah aliran atau paham yang berpendapat bahwa
segala kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari
pengalaman (empiri) yang masuk melalui indra. Aliran ini menganut
paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan
sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman
(empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung
berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan
dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung.
b. Aliran Nativisme; Kata nativisme berasal dari bahasa Latin yang
memiliki arti terlahir (Idris, 1987: 31). Dalam wikipedia bahasa
Indonesia (wikipedia.org), dijelaskan bahwa nativisme adalah aliran
pendidikan yang berpandangan bahwa keterampilan-keterampilan atau
kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam
dalam otak sejak lahir. Dalam ilmu kebahasaan aliran nativis, Douglas
Brow (Brow, 2008: 30) mengungkapkan bahwa istilah nativis diambil
dari pernyataan dasar bahwa pemerolehan bahasa sudah ditentukan

14
dari sananya, bahwa kita lahir dengan kapasitas genetik yang
memengaruhi kemampuan kita memahami bahasa di sekitar kita, yang
hasilnya adalah sebuah konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam
diri manusia. Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme,
yang mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik
dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya
sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi
membentuk kepribadian anak.
c. Aliran Konvergensi; Konvergensi berasal dari bahasa Inggris dari kata
convergenry, artinya pertemuan pada satu titik. Zahara Idris (1987:33)
mengatakan bahwa aliran ini mempertemukan atau mengawinkan dua
aliran yang berlawanan di atas antara nativisme dan empirisme.
Perkembangan seseorang tergantung kepada pembawaan dan
lingkungannya. Dengan kata lain pembawaan dan lingkungan
mempengaruhi perkembangan seseorang. Pembawaan yang dibawa
anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
d. Aliran Naturalisme; Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori
nativisme bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai
perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini mengatakan
bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri
baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-
pembawaan lainya.
2 . Aliran Modern
a. Progresivisme; Progresivisme adalah gerakan pendidikan
yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
berpusat pada anak (childcentered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru
(teachercentered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Tujuan
pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak
dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan
bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan

15
tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya
bakat dan minat setiap anak.
b. Esensialisme; Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan
pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-
nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut
esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial
adalah nilainilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsurangsur
dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan
di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji
dalam perjalanan waktu. Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti
pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh
semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan,
sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsurunsur yang inti
(esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk
mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau
kecerdasan.
c. Rekonstruksionalisme; Rekonstruksionalisme memandang pendidikan
sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus
dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya
pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial
di masyarakat. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai
lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan
politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah
membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial,
ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global,
dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
d. Perennialisme; Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang
mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa

16
pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai
peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat
yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat
berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu
akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan
pikiran dan kecerdasan.
e. Idealisme; Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang
semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli
(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu
dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang
nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam
menjadi contoh bagi pengalaman. Tujuan pendidikan menurut paham
idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk
masyarakat, dan campuran antara keduanya. Agar anak didik bisa
menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu
menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan
mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan sesama manusia.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia memiliki beberapa ciri
yang berakar pada budaya dan agama Indonesia, berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan prinsip dasar negara
Indonesia . Sistem pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
masyarakat Indonesia dan mewujudkan bangsa yang cerdas, beradab,
dan mampu menghadapi tan tang a n apa pun . Si s tem p end i dik
an jug a diran can g un t uk mengembangkan manusia seutuhnya,
meliputi keimanan, pengetahuan, keterampilan, kesehatan,
kepribadian, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Sistem pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan utama: pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Kurikulum,
peserta didik, dan pendidik merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran.
2. Undang-Undang sistem penidikan nasional adalah landasan hukum
bagi pengelolaan pendidikan di Indonesia yang berisi definisi
pendidikan dan sistem pendidikan nasional . Pihak yang terlibat dalam
sistem pendidikan nasional. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan .
Kebijakan wajib belajar . Standar nasional pendidikan dan kurikulum.
Serta, prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang berlaku
secara nasional.
3. Gerakan baru dalam pendidikan umumnya bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Gerakan baru dalam pendidikan
beberapa diantaranya yaitu pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat
perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Setiap gerakan ini
memiliki ciri-ciri dan pendekatan tersendiri dalam proses pembelajaran.
Pengajaran alam sekitar tekanan pada keterlibatan anak dengan
lingkungan sekitar, sedangkan pusat pengajaran fokus fokus pada
minat peserta didik. Sekolah kerja menyertakan

18
pemberian pengetahuan dan pengalaman pengetahuan melalui praktik,
sementara pengajaran proyek memungkinkan siswa untuk merencanakan,
mendesain, dan menciptakan proyek yang sesuai dengan bidang yang dituju.
Keempat gerakan ini memiliki manfaatnya sendiri dalam mempersiapkan
peserta didik untuk dunia kerja dan membantu mereka menjadi
individu yang lebih aktif, kreatif, dan tanggap terhadap lingkungan
sekitar.
4. Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaruan dalam dunia pendidikan. Macam-macam Aliran
Pendidikan yaitu aliran klasik, yang terdiri dari Aliran Empirisme,
Aliran nativisme, Aliran Konvergensi, Aliran Naturalisme Dan aliran
modern yang terdiri dari aliran Progresivisme, Aliran Esensialisme,
Aliran Rekonstruksionalisme, Aliran Perennialisme, dan aliran
idealisme.

3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis dari pembahasan materi
ini diantaranya:
1. Sebagai calon pendidik penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus
di tingkatkan lagi dan dimohon ikut berpartisipasi dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Sedangkan untuk pemerintah diharapkan agar
dalam pembuatan sistem pendidikan nasional ini hendaknya melibatkan
pihak-pihak yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional.

2. Diharapkan calon pendidik dapat mengimplementasikan Undang-Undang


sistem pendidikan nasional dengan tepat agar dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia dan membentuk generasi yang berkualitas,
berakhlak mulia, serta unggul dalam berbagai aspek.

3. Untuk pemerintah perlunya lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan


pengintegrasian pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian,
sekolah kerja , dan pengajaran proyek dalam kurikulum sebagai upaya
menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dalam kehidupan nyata .

4. Diharapkan calon pendidik mampu mengetahui apa saja jenis jenis aliran
pendidikan di Indonesia, dan memahami pengertian dari masing masing
aliran pendidikan.
19
DAFTAR PUSTAKA

Brow, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta:


Kedutaan Besar Amerika Serikat

Depdikbud. 2004. hal. 2.

Idris, Zahra. 1978. Dasar-Dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya Padang

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan P:raktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset

Pratiwi, Afifah Indah, dkk. 2 0 22 . Aliran Aliran dan Gerakan Baru dalam
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Roni , dkk. 2022. Analisis Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Pendidikan Islam.


Karawang. Vol. 9 No. 1,Hal 30-33.

Syukur, T. A., & Rafiqoh, S. 2022. Pengantar Ilmu Pendidika. Jakarta. Cv Patju
Kreasi. Hal 7- 12.

Yasa, Krisna. 2016. Aliran Klasik dan Gerakan Baru Pendidikan. Scribd.com.
https://id.scribd.com/document/341580666/Pengantar-Pendidikan-Aliran-
Klasik-Dan-Gerakan-Baru-Pendidikan

Mutucertification.com. (2023). Menilik UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Indonesia. Diakses pada 2 November 2023, dari
https://mutucertification.com/uu-no-20-tahun-2003-sistem-pendidikan/#

20
:~:text=Mengenal%20UU%20No%2020%20Tahun,

1945%2C%20yaitu%
20mencerdaskan%20kehidupan%20bangsa

https://www.academia.edu/11162591/KARAKTERISTIK_SISTEM_PENDI
DIK AN_NASIONAL_INDONESIA

21
LAMPIRAN

Pertanyaan
1. Bagaimana maksud dari pendidikan di sekolah berpusat pada anak?
2. Bagaimana karekteristik dasar sanski hukum UU no berapa dan tahun
berapa?
3. Bagaimana kategori masuk ke aliran klasik dan aliran modern?
4. Apa itu fungsi sistem pendidikan?
5. Bagaimana maksud gerakan baru pendidikan?
6. Bagaimana UU no 20 tentang tujuan pendidikan nasional tahun 2023?
7. Apa saja prinsip penyelenggaraan pendidikan yang berlaku?
8. Bagaimana Pasal 31 tentang jaminan pemerintahan usia di atas 6
tahun?
9. Apa itu pendidikan terpusat dan pendidikan tidak terpusat?
10. Disebutkan anak 6-15 wajib bersekolah dasar. Kenapa pemerintah
mendorong kita wajib untuk bersekolah?
11. Apa maksud dari proses elaborasi peserta didik?
12. Bagaimana maksud pengajaran di alam terbuka alam sekitar memiliki
emosional dengan anak?
13. Apakah dari pusat-pusat minat yang disebutkan tadi terdapat hubungan
atau keterkaitan?
14. Apakah semua guru bidang studi wajib menerapkan pembelajaran
karekter di kelas?

21

Anda mungkin juga menyukai