Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Suhaimi, S.Pd, M.Pd

OLEH
KELOMPOK 3 :

ALPIANOOR 2020111310063
HAIRUDIN 2020111310052
RAHMAD HIDAYAT 2020111310078
RASIDINURRAHMAD 2020111310082

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah pada mata
kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan yang berjudul “ Analisis Kebijakan
Pendidikan Dasar dan Menengah ”
Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, karena hanya dengan petunjuknya dan segala usaha upaya
beliau menjadikan kita makhluk yang lebih mulia dihadapan Tuhan. Tak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan semua yang turut membantu dalam
menyelesaikan Makalah ini terutama kepada Bapak Dr. Suhaimi, S.Pd, M.Pd
kami ucapkan terima kasih yang telah memberikan bimbingan sehingga Makalah
ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “ Analisis Kebijakan Pendidikan Dasar dan
Menengah” ini disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Analisis
Kebijakan Pendidikan, dan kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun pada pendapat dan hasil dari Makalah
ini.
Untuk itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan Makalah
ini. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil
Pendidikan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Balangan, Pebruari 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................iii

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

Analisis Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah …………………………………3

A. Sistem Pendidikan Nasional..........................................................................3

B. Kebijakan Pendidikan Dasar.........................................................................6

C. Tujuan Pendidikan di SD..............................................................................7

D. Kebijakan Pendidikan Menengah ………………………………………10

E. Standar Kompetensi Lulusan pada pendidikan Dasar dan Menengah ….14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................17

B. Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dua persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Pertama,
secara internal, bangsa Indonesia menghadapi krisis multimensional,
persatuan bangsa yang merenggang, demokratisasi pada semua aspek
kehidupan, desentralisasi menajemen pemerintahan, dan kualitas
pendidikan belum menunjukkan kemampuan kompetitif. Kedua, secara
eksternal, bangsa Indonesia menghadapi tantangan pasar global, kemajuan
teknologi yang menuntut pendidikan kompetitif dan inovatif, dan
networking tanpa batas.

Untuk bangsa Indonesia dapat survival, bahkan dapat tampil secara


berarti dalam percaturan di tengah-tengah masyarakat dunia, kondisi
tersebut di atas tidak harus dihindari, melainkan wajib dihadapi dengan
semangat dan kemampuan yang tinggi oleh setiap warga dan segenap
2
bangsa Indonesia. Upaya yang sangat strategi, untuk menghadapinya
adalah memantapkan sistem pendidikan nasional, dan menjamin
terselenggaranya pendidikan nasional yang bertanggung jawab.
Pendidikan memiliki nilai yang strategis dan urgen dalam
pembentukan suatu bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya
berfungsi untuk how to know, dam how to do, tetapi yang amat penting
adalah how to be, bagaimana supaya how to be, terwujud maka diperlukan
transfer budaya dan kultur.
Oleh karena demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan
pendidikan maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai
pendidikan tersebut, yang dipayungi dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

1
2

Saat ini pendidikan nasional telah di atur dan didefinisikan dalam


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU Sisdiknas ) Nomor 20
Tahun 2003. Dalam Undang-undang tersebut pendidikan didefinisikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat dan Negara. Selain itu, dijelaskan pula bahwa
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Kebijakan Pendidikan dasar dan Menengah ?

C. Tujuan Penulisan
Di dalam makalah ini yang dijadikan tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Kebijakan Pendidikan Dasar dan
Menengah?
BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

A. Sistem Pendidikan Nasional


Bangsa Indonesia di awal kemerdekaannya sungguh sangat serius untuk
membenahi pendidikan. Ada beberapa catatan sejarah dari kronologisnya
menunjukkan keseriusan dan kesungguhan para pendiri Negara ini untuk
membenahi pendidikan. Catatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1946, membentuk panitia penyelidik pendidikan dan pengajaran
2. Tahun 1947, kongres Pendidikan I di Solo.
3. Tahun 1948, membentuk panitia pembentukan rancangan undang-undang
pendidikan.
4. Tahun 1949, Kongres pendidikan II di Yogyakarta.
5. Tahun 1950, lahirnya UU No. 4 Tahun 1950 Undang-undang tentang
Dasar Pendidikan dan Pengajaran (UUPN).
6. Tahun 1954, lahirnya UU No. 12 Tahun 1954 tentang pernyataan
berlakunya UU No. 4 Tahun 1950.
7. Tahun 1961, lahirnya undang-undang tentang perguruan Tinggi.
8. Tahun 1965, lahirnya Majelis Pendidikan Nasional
9. Tahun 1989, lahirnya undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN), UU No. 2 Tahun 1989
10. Tahun 1990, lahirnya PP 27, 28, 29, 30 Tahun 1990
11. Tahun 1991, lahirnya PP, 73 Tahun 1991
12. Tahun 1992, lahirnya PP 38, 39
13. Tahun 1999, lahirnya PP 60 dan 61.
14. Tahun 2003, lahirnya Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu UU No. 20 Tahun 2003 pengganti dari UU No. 2 Tahun
1989.
Undang-undang 1945 Bab XIII, pasal 31 Ayat (2), mengamanahkan
bahwa pendidikan yang dimaksud harus diusahakan dan diselenggarakan
oleh pemerintah sebagai “Suatu Sistem Pendidikan Nasional”.
4

Sistem Pendidikan Nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan


3
terpadu : Semesta dalam arti terbuka bagi seluruh rakyat dan berlaku di seluruh
wilayah Negara, menyeluruh dalam arti adanya saling terkait antara pendidikan
nasional dengan seluruh usaha pembangunan nasional.

Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai


pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tentang zaman yang berubah.

Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai


berikut :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh


sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar.

3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk


mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai


pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan


berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5

Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Manusia Indonesia yang ingin dibentuk tergambar dalam tujuan pendidikan


nasional yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yakni ada
delapan aspek penting dari pendidikan nasional tersebut, yaitu :

1. Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Berakhlak Mulia
3. Sehat
4. Berilmu
5. Cakap
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Adapun strategi pembangungan pendidikan nasional disebutkan dalam undang-


undang No. 20 Tahun 2003 yang meliputi :

1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia


2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
9. Pelaksanaan wajib belajar 6
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan
11. Pemberdayaan peran masyarakat
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam Sistem Pendidikan Nasional

B. Kebijakan Pendidikan Dasar

Kajian tentang tujuan Pendidikan di sekolah dasar dewasa ini harus


senantiasa dikaitkan dengan pendidikan dasar karena sekolah dasar merupakan
bagian dari sistem (Subordinasi) pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan
pendidikan yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di
Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau
satuan pendidikan yang sederajat.

Sekolah Dasar (SD), menurut Waini Rasyidi (1993) pada hakikatnya


merupakan satuan atau unit lembaga sosial (Social Institution) yang diberi amanah
atau tugas khusus (Specific Task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan
pendidikan dasar secara sistematis. Dengan demikian, sebutan sekolah dasar
merujuk pada satuan lembaga sosial yang diberi amanah spesifik oleh masyarakat
untuk menyelenggarakan pendidikan dasar penggalan pertama selama enam tahun
untuk dilanjutkan pada penggalan pendidikan dasar kedua selama 3 tahun di
SLTP atau satuan Pendidikan yang sederajat.

Atas dasar pemahaman tentang beberapa definisi pendidikan maka dapat


didefinisikan Pendidikan Sekolah Dasar sebagai suatu proses yang bukan hanya
memberi bekal kemampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung saja melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar
peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial dan personal, untuk
dapat melanjutkan pendidikan di SLTP atau yang sederajat.
Secara teknis pendidikan SD dapat pula didefinisikan sebagai proses
membimbing, mengajar dan melatih peserta didik yang berusia antara 6 – 13
tahun untuk memiliki kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial dan
personal yang terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik perkembangannya. 7

Dalam definisi operasional tersebut diatas, dapat dimantapkan pemahaman


bahwa tujuan pendidikan SD adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam aspek intelektual, sosial dan personal yang paling mendasar untuk
dapat mengikuti pendidikan di SLTP

C. Tujuan Pendidikan di SD

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang


diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan 3 tahun di sekolah
menengah pertama (SMP) atau satuan pendidikan yang sederajat. Sekolah
dasar (SD), pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial (social
institution) yang diberi amanah atau tugas khusus (specific task) oleh
masyarakat untuk menyelenggarakan penggalan pertama dari pendidikan dasar.

Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai


yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan. Setiap tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi, yaitu (1) menggambarkan kondisi akhir yang ingin
dicapai dan (2) memberikan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang
dilakukan.

Di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah menumbuhkan-
kembangkan pribadi-pribadi yang (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, (2) Berakhlak mulia, (3) Memiliki pengetahuan keterampilan,
(4) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) Memiliki kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta (6) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperative atau
mengharuskan semua tingkat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut.
Tujuan pendidikan SD sebagaimana halnya dengan tujuan satuan lembaga
pendidikan lainnya, harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan
tujuan pendidikan dasar serta memperhatikan tahap dan karakteristik
8
perkembangan siswa, kesesuaiannya dengan lingkungan dan kebutuhan
pembangunan daerah, arah pembangunan nasional, serta memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kehidupan umat manusia
secara global.

Secara teknis pendidikan Sekolah Dasar dapat diartikan sebagai proses


atau usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar anak (peserta didik) secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial, personal dan
spititual yang sesuai dengan karakteristik perkembangannya sehingga dia
mampu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
sederajat.

Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa


sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan
dirinya, pembinaan pemahaman dasar dan seluk-beluk ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan hidup dalam masyarakat.

Ini berarti bahwa selesainya mengikuti pendidikan di SD oleh peserta didik


bukan tujuan terminal melainkan merupakan tujuan transisional atau
merupakan tujuan yang bersifat sementara saja karena setelah menamatkan SD,
peserta didik harus didorong oleh semua pihak untuk dapat melanjutkan
belajar, ke SMP atau yang sederajat hingga tamat dalam rangka pelaksanaan
program wajib belajar 9 tahun.

Perlu dingat bahwa tamat SMP/MTS hanya merupakan tuntutan belajar


minimal, sebab pada gilirannya setiap peserta didik perlu terus di dorong untuk
dapat melanjutkan kegiatan belajar ke jenjang pendidikan menengah, dan
bahkan sampai ke jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan potensi dan
kesempatan yang dimilikinya. Setelah menamatkan pendidikan tinggi, peserta
didik harus terus di dorong untuk terus belajar sepanjang hayat.

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan


kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang di
perlukan untuk hidup di dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik
yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

Tujuan operasional pendidikan SD adalah memberi bekal kemampuan


dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan
di SD diuraikan secara terperinci, seperti berikut ini :

1. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung.


Said Hamid Hasan (1989) mengemukakan bahwa keterampilan dasar
yang diakui secara universal adalah membaca, menulis, dan berhitung.
Keterampilan dasar ini diperlukan dan harus sama baiknya untuk seseorang
yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan melanjutkan studi.
Sesungguhnya telah ditegaskan di dalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi
kurikulum pendidikan dasar bahwa membaca dan menulis, dan matematika
(termasuk berhitung) merupakan bahan kajian minimal. Jadi kemampuan ini
bukan ukuran keberhasilan satu-satunya, melainkan merupakan salah satu
parameter keberhasilan. Namun, mendasari kemampuan yang lainnya maka
kemampuan ini perlu memiliki standar yang baku.
2. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar (Intelektual, sosial,
moral, dan emosional) yang bermanfaat bagi kehidupan siswa sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Ahman (200) tujuan pendidikan SD menyiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan SMP/MTS, maka pendidikan SD tidak semata-mata
mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan
harus menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan intelektual, sosial,
moral, spiritual dan pribadi.

10

D. Kebijakan Pendidikan Menengah

Dasar hukum kebijakan Pendidikan Menengah

1. UUD 1945 Pasal 31 UUD 1945 berbunyi:


1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
2. UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 18 ayat 1-4
1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar
2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan.
3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3. UU. No. 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 5 ayat 1
Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi
sebagai berikut :
1). Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar.
11

Pendidikan Menengah dalam Sistem Pendidikan Nasional

1. Posisi Pendidikan Agama dalam UU Sisdiknas 2003


a. Pasal 1 ayat (1), pendidikan adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
b. Pasal 1 ayat (2), pendidikan nasional adalah:
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Dalam hal ini agama sebagai tujuan pendidikan (agar peserta didik
memiliki kekuatan spiritual kegamaan) dan sumber nilai dalam proses
pendidikan nasional.

Pasal 4 ayat (1)

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukkan bangsa.

Pasal 30 tentang pendidikan keagamaan.

(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau


kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-
nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal. 12
2. Kurikulum Pendidikan Menengah

Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka


Negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

a. Peningkatan Iman dan Takwa


b. Peningkatan Akhlak Mulia
c. Peningkatan Potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (UU Sisdiknas Pasal 36)

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :

a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Seni dan Budaya
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
i. Keterampilan/Kejuruan, dan
j. Muatan Lokal (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003, Pasal 37)
13

Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan


yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Dalam
konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang
tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati
bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

Kompetensi Standar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai setelah


anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang
pendidikan yang diikutinya.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006


dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SKKMP)
terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran:

a) Agama dan Akhlak Mulia


b) Kewarganegaraan dan Kepribadian
c) Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
d) Estetika
e) Jasmani, olahraga dan kesehatan
14
E. Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter.
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
- Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggung jawab
- Siswa memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat
- Siswa memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani

 Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan.


Siswa memiliki pengetahuan factual, procedural, konseptual, metakognitif.

Siswa pada jenjang pendidikan SD memiliki :


- Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa dan Negara.
- Pengetahuan terminologi / istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori,
prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan Negara.
- Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa dan Negara.
- Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni,15dan
budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa dan Negara.

 Siswa pada jenjang pendidikan SMP memiliki :


- Pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan regional.
- Pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,
generalisasi dan teori, yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis
dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan regional.
- Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode tingkat sederhana
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, dan
kawasan regional.
- Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik
tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
Negara, dan kawasan regional.

 Siswa pada jenjang pendidikan SMA dan SMK memiliki :


- Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, kawasan regional, dan
internasional.
- Pengetahuan terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,
generalisasi dan teori, yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis
dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
16
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan Internasional.
- Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, untuk menentukan
prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, Negara, dan kawasan regional.
- Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik,
kompleks dan kondisional berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, Negara, dan kawasan regional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang
diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan 3 tahun di
sekolah menengah pertama (SMP) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Sekolah dasar (SD), pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga
sosial (social institution) yang diberi amanah atau tugas khusus (specific
task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan penggalan pertama dari
pendidikan dasar.
- Tujuan operasional pendidikan SD adalah memberi bekal kemampuan
dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan
dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya,
serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :

- Pendidikan Agama
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Bahasa
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam
- Ilmu Pengetahuan Sosial
- Seni dan Budaya
- Pendidikan Jasmani dan Olahraga
- Keterampilan/Kejuruan, dan
- Muatan Lokal (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003, Pasal 37)
18
B. Saran.
1. Disarankan agar semua pendidik dan tenaga kependidikan menganalisis
secara comprehensive tentang 17
kebijakan pendidikan dasar dan menengah.
Terutama terkait dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal agar mengerti tentang
tujuan Sistem Pendidikan Nasional.
19

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Menuju


Millenium Baru, Jakarta : Logo Wacana Ilmu, 1999

H. A. R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta : PT. Rineke Cipta,


2002

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Di


Indonesia, Jakarta : Pranada Media, 2004

Jabali, Fuad dan Jamhari, IAIN Modernisasi Islam di Indonesia. Jakarta : Logos
Wacana Ilmu, 2002

-, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Bandung :


Citra Umbara, 2008

Miarso, Yusuf Hadi, Menyemai Benih Tehnologi Pendidikan, Jakarta : Prenada


Media, 2004
Departemen Agama RI, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 37 Tahun 1993
Tentang Madrasah Aliyah Keagamaan, Jakarta : Departemen Agama,
1993.

Anda mungkin juga menyukai