PENDIDIKAN ISLAM
AL-AMIN INDRAMAYU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan Rahmat dan HidayahNya kepada kita semua, sehingga penyusunan
makalah dengan judul “Manajement mutu dalam lembaga pendidikan” dapat
terselesaikan tepat waktu.
1. Bapak Drs.H. Sulaiman Hasan, m.A., selaku ketua program studi PAI
2. Bapak Fiqih Amrullah, S.H.I, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
manajemen pendidikan islam.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membaca makalah ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Ketua Kelompok;
Ayu Mulyati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Dalam manajemen pendidikan Islam diperlukan dua aspek yang terpadu, yaitu
menyatunya sikap manager dan leader yang berciri khas Islam atau yang dijiwai
oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Beberapa ajaran dan nilai-nilai Islam yang terkait
dengan pengembangan manajemen penidikan Islam adalah sebagai berikut:[5]
Pertama, me-manage pendidikan Islam dimulai dengan niat. Niat adalah sesuatu
yang direncanakan dengan sungguh-sungguh untuk diwujudkan dalam kenyataan
(perbuatan). Niat ini harus muncul dari hati yang bersih dan suci, karena
mengharap ridhoAlloh SWT serta ditindaklanjuti dengan mujahadah yakni
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan niat dalam bentuk amal
(perbuatan) dan konsisten dengan sesuatu yang direncanakan. Setelah niat
diwujudkan kemudian dilakukan dengan muhasabah yakni melakukan control dan
evaluasi terhadap rencana yang telah dilakukan.
Kedua, Islam adalah agama amal atau kerja (praksis). Inti ajarannya adalah
bahwa hamba mendekati dan memperoleh ridhoAlloh SWT melalui kerja atau
amal sholih dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Hal
ini mengandung makna bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan orientasi
kerja.Nilai-nilai tersebut sepatutnya menjadi kekuatan pendorong dan etos kerja
bagi pengembangan manajemen pendidikan Islam. Uraian pada kedua point
tersebut menggaris bawahi adanya nilai-nilai esensial yang perlu ditegakkan atau
dijadikan watak, sikap dan kebiasaan seseorang atau kelompok dalam bekerja
(termasuk dalam manajemen pendidikan)[6].
(1) definisi kualitas lebih mengacu pada konsumen, bukan pada pemasok,
(2) konsumen adalah seorang yang memperoleh produk atau layanan, seperti
mereka yang secara internal dan eksternal terkait dengan organisasi dan bukannya
“pembeli” atau “pembayar”,
(4) mutu dicapai dengan mencegah kerja yang tidak memenuhi standar,
bukannya dengan melacak kegagalan, melainkan dengan peningkatan layanan dan
produk yang terus-menerus,
(5) peningkatan mutu dikendalikan oleh manajemen tingkat senior, tetapi semua
yang terlibat di dalam organisasi harus ikut bertanggung jawab, mutu harus
dibangun dalamsetiap proses,
(6) mutu diukur melalui proses statistik, anggaran mutu adalah anggaran biaya
yang tidak disesuaikan dengan tuntutan persyaratan sehingga terjadi
“kesenjangan” antara penyerahan barang, (7) alat yang paling ampuh untuk
menjamin terjadinya mutu adalah kerja sama (tim) yang efektif, dan
(8) pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang fundamental terhadap organisasi
yang bermutu.
(2) teori-teori yang manajemen yang dikembangkan dalam dunia bisnis dan
pendidikan secara umum yang ada pada saat ini;
(3) teori-teori manajemen yang telah berkembang dalam dunia bisnis dan
pendidikan secara umum dengan menjadikan Islam sebagi nilai untuk memandu
dalam proses penelenggaraan pendidikannya.
Ketiga asumsi tersebut, yang perlu di perhatikan adalah bagaimana kita dapat
mengelola lembaga pendididkan Islam dengan baik sehingga menjadi bermutu
dan berkualitas sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Manajemen disini
pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menata lembaga
pendidikan Islam dengan melibatkan seluruh sumber daya manusia dan
nonmanusia dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien di lembaga pendidikan Islam.[9]
sebagai lembaga pendidikan Islam harus dikelola dengan baik agar menjadi
berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap lembaga pendidikan
lainnya. Untuk mewujudkan madrasah yang berkualitas, sangat dibutuhkan kepala
madrasah yang kreatif dan inovatif serta mampu menggerakkan seluruh sumber
daya yang berkualitas dalam mencapai visi dan misi madrasah. Kepala madrasah
sebagai manager harus mampu mengelola madrasah dengan baik dan penuh
tanggung jawab serta dapat memberdayakan sumber daya manusia dan
nonmanusia yang ada di madrasah dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.[13] Suatu organisasai akan berhasil dalam mencapai tujuan dan program-
programnya jika orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung
jawabnya. Agar orang-orang dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, diperlukan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan
segala sumber daya menuju ke arah pencapaian tujuan. Dalam suatu organisasi,
berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
pemimpin dan orang yang dipimpinnya. Agar kepemimpinan yang dilaksanakan
oleh pemimpin tersebut efektif dan efisien, salah satu tugas yang harus dilakukan
adalah memberikan kepuasan kepada orang yang dipimpinnya.[14] Untuk
mendukung efektifitas dan efisiensi kinerjanya, seorang kepala sekolah/madrasah
harus memiliki beberapa kompetensi khusus diantaranya:
iv. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah sebagaimana dijelaskan dalam standar kompetensi sekolah antara lain :
(1) mampu bekerja sama dengan orang lain, (2) berpartisipasi dalam kegiatan
kelembagaan/sekolah, (3) berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan
berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Untuk menjadi kepala
sekolah yang sukses dalam menjalankan kepemimpinannya, harus mempunyai
kompetensi sosial salah satunya adalah terampil dalam berkomunikasi yang
efektif sehingga dapat mengubah perilaku staff, guru dan peserta didik di sekolah.
Untuk mengubah perilaku tersebut, kepala sekolah memerlukan kemampuan dan
seni mempengaruhi. Seni mempengaruhi sangat penting dimiliki oleh kepala
sekolah, karena salah satu dari fungsi kepemimpinan adalah mempengaruhi orang
lain untuk diajak bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah secara efektif dan
efisien.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA