Anda di halaman 1dari 25

Kepemimpinan dalam Supervisi Pendidikan

KEPEMIMPINAN DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN Kepemimpinan menduduki tempat yang sangat penting dalam supervisi pendidikan. Hal ini dapat dipahami karena supervisi bukan saja merupakan bagian fungsi administrasi yang menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah tetapi seorang yang melakukan fungsi dan tugas supervisi harus mengetahui teori kepemimpinan yang mendukung kegiatankegiatan supervisi itu sendiri di samping dia harus paham sekali dalam memberi motivasi terhadap bawahan yang disupervisinya. A. Kedudukan Supervisi Dalam Penyelenggaraan Sekola

Kedudukan seorang supervisor dalam penyelenggaraan sekolah masih belum dapat dikatakan beres dalam arti yang seluas-luasnya. Barangkali tugas pokok dan tugas operasionalnya sudah disiapkan dengan baik, namun demikian status dan tanggung jawab teknis dan administratifnya dalam praktik belum kelihatan dengan nyata. Apa penyebaab hal ini belum dapat diketahuidengan pasti, namun demikian terdapat tanda-tanda bahwa wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Persoalan ini perlu diperhatikan jika kita ingin meningkatkan mutu pengajaran pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya. elihat bentuknya oraganisasi itu dapat dibagi atas dua ma!am yaitu "#$ organisasi %ini dan "&$ 'rganisasi %ini dan (taf.)#* (emua bentuk organisasi ini banyak dipelajari dari dunia bisnis dan industri. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam kedua dunia itu kemudian diamnfaatkan oleh dunia pendidikan, untuk membantu kelan!aran penyelengaraan sekolah. +alam masyarakat yang berukuran ke!il organisasi sekolah !ukup sederhana. Biasanya Badan Pembina pendidikan dan (upervisor yang ditunjuk dapat langsung

mengawasi kepala sekolah dan guru-gurunya. Badan Pembina tersebut bukan hanya dapat berhubungan langsung dengan guru-guru, tetapi hampir semua pekerjaan kepala sekolah dapat diambil over oleh Badan Pembina itu. (truktur organisasi seperti ini disebut ,organisasi lini-. .ang mempunyai satu garis kekuasaan dan bertanggungjawab langsung sampai kepada guruguru. Peranan kepala sekolah dalam system sekolah seperti ini bergantung kepada keinginan Badan Pembina, apakah ia ingin atau tidak untuk mendelegasikanya. +alam kegiatan system sekolah yang beukuran besar, seperti di kota besar, kotamadya, kabupaten dan ke!amatan yang mempunyai kebutuhan dan ragam penduduk yang sudah begitu kompleks tuga supervisi tidak dapat lagi dilaksanakan oleh seorang Kepala Bidang dan (upervisor. +alam daerah demikian kegiatan sekolah seolah-olah men!erminkan kegiatan system ekonomi yang mempunyai prinsip pembagian kerja, perbaikan kerja dan tenaga spesialisasi. Kita dapat menduga bahwa dalam situasi demikian Kepala bidang dan Kepala (ekolah diduga tidak akan dapat melakukan tugasnya se!ara pribadi dan bertanggung jawab langsung untuk semua kegiatan normal administrasi dan supervisi seperti/ merekrut guru baru, supervisi dalam kelas, riset, pengembangan kurukulum, pemilihan bahan-bahan dan peralatan, koordinasi dalam permintaan gaji, dan banyak lagi kegiatan sekolah lainya. +alam hal ini sudah diperlukan perluasan fungsi dan pelayanan sekolah se!ara tepat sehingga membutuhkan bagian-bagian dan anggota staf yang baru. (truktur organisasi demikian dalam administrasi disebut ,'rganisasi %ini dan (taf-. Prinsip dasar dari organisasi lini dan staf ini ialah fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh anggota staf bersifat bantuan dan pelayanan dari spesialis dan merupakan bagian dari wewenang dan tanggung jawab utama yang turun dari atas ke bawah. Bila diimplementasikan dalam sebuah propinsi di 0ndonesia maka organisasi lini dan staf ini dapat dilukiskan se!ara tentative seperti dalam 1ambar 2.#

+alam gambar itu Kepala Perwakilan resminya memegang tanggung jawab Kepala Bidang demi keefektifan program se!ara umum, dan kepala sekolah bertanggung jawab untuk sekolahnya. Barangkali dalam organisasi lini dan staf dewasa ini lebih diperhatikan tentang masalah tanggungjawab dari pada masalah wewenang. Biasanya wewenang lebih dapat didelegasikan dan lebih besar jumlah orang yang menggunakanya menandakan adanya usaha kerja sama yang lebih kokoh. Penggunaan bakat dan ide-ide dari sejumlah besar orang berarti sesuatunya telah dilakukan se!ara lebih demokratik. +alam 1ambar 2.# diperlihatkan sema!am bentuk organisasi lini dan sataf yang dalam penyelenggaraan supervisi ke ( P3( A dilakukan oleh supervisor bidang studi tertentu. Akan tetapi di dalam pelaksanaan supervisi pengajaran ke sekolah, kedudukan dan wewenang supervisor seperti ini belum ditegaskan dalam struktur organisasi sekolah dewasa ini. Akibat dari pengaburan wewenang dan kedudukan supervisor "pengawas$ itu menimbulkan kendurnya semanagat kerja dan dedikasi para supervisor dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya. +engan demikian mudah dipahami bahwa mutu pelaksanaan tugas supervisi ke sekolah akan makin berkurang, karena eksistensi mereka tidak tampak dengan nyata dalam struktur organisasi yang dikeluarkan oleh +epartemen Pendidikan 4asional lebih menekankan fungsi-fungsi yang bersifat teknis administrative. +i lain pihak semua orang mengakui bahwa supervisi pendidikan ini sangat penting justru untuk meningkatkan utu pendidikan kita yang dirasakan oleh umum dewasa ini sudah merosot. 4amun perlakuan terhadap mereka baik yang tergambar dalam struktur organisasi maupun dalam praktik nyata di dalam kehidupan organisasi, kelihatanya mereka diabaikan. +itinjau dari

teori organisasi mana pun pengabdian tenaga spesialis ini sangat merugikan. Kerugian itu bukan hanya di sekolah tempat di mana mereka bertugas, akan tetapi kerugian itu akan berlangsung terus pada sekolah di atasnya, bahkan generasi angkatan itu akan tetap mengalami kerugian karena telah melampaui ,pelayanan yang paling baik- yang tidak pernah diterima. 'leh karena itu tidak dapat disangkal lagi bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan kita, tanpa menge!ilkan usaha-usaha yang lain, maka kedudukan dan wewenang supevisor perlu sekali dipertegas. Penegasan itu harus eksplisit dalam suatu struktur organisasi dan betul-betul terealisasi dalam praktik organisasi. !. Supervisi Merupakan Kun"i Per#aikan Penga$aran

Hasil pengajaran yang baik tidak akan datang tanpa usaha yang penuh didekasi. Keberhasilan yang tinggi dan menonjol dalam bidang pengajaran selalu diraih dengan kegiatan dan usaha yang gigih dan tangguh. Hasil pengajaran yang gemilang di manapun hal itu terjadi tetap berasal dari prakarsa-prakarsa yang intelegen yang didasari oleh pemikiran dan pemahaman yang matang dari individu dan sejumlah orang yang terlibat didalamnya. 'leh karena itu sudah masanya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada supervisor atau orang yang dipandang memiliki pemikiran dan pemahaman yang matang dalam bidang mereka untuk melahirkan prakarsa-prakarsa yang betul-betul bermanfaat untuk pembaharuan dan perbaikan yang di!ita-!itakan. Kita semua mengetahui bahwa mutu pendidikan kita masih mengalami penurunan kualitas yang memprihatinkan, bukan saja di tingkat (ekolah +asar tetapi juga sampai pada (ekolah %anjutan 5ingkat Atas, bahkan sudah menjalar sampai tingkat Perguruan 5inggi. Banyak pula usaha yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta yang tertarik dalam bidang pendidikan dan pengajaran untuk men!oba memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan itu. Perbaikan dan pembaharuan yang sudah pernah dilaksanakan antara lain di bidang "#$ kurikulum, "&$ struktur organisasi, "2$ penataran staf pengajar, "6$ rekrutment staf pengajar baru, "7$ berbagai program jalan pintas, "8$ penataran staf administrasi dan supervisi dan "9$ program regular jangka panjang. :alaupun sudah banyak perbaikan dan pembaharuan dilaksanakan tetapi kelihatanya masih banyak orang yang belum puas dengan hasil yang ditimbulkan oleh semua kegiatan perbaikan pembaharuan itu. a. Asumsi-Asumsi kemunduran suatu pedidikan

#. adanya anggapan bahwa program perbaikan dan pembaharuan itu belum terkoordinasi dengan benar. asing-masing program kegiatan itu berjalan sendiri-sendiri tanpa lebih dulu memperhitungkan kajian biaya dan kaitan antara program yang satu dengan yang lain. (esungguhnya masalah ini dengan halus telah diperingatkan oleh ;.<. Beeby "#=9=$ bahwa kelemahan yang paling besar dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di 0ndonesia adalah lemahnya administrasi terutama sekali dalam fungsi koordinasi yang merupakan kelemahan paling menyolok.

&. pendapat yang mengatakan bahwa setelah semua penataran selesai dan peserta kembali ke tempat asal masing-masing, apa pun nama penataranya, sering sekali para peserta itu jarang diberi kesempatan untuk menerapkan teori baru yang diperolehnya, karena gaya dan wibawa kepemimpinan di tempat mereka bekerja sangat menekankan kepada hal-hal yang rutin. 5idak heran kalau mereka itu kembali ke !ara-!ara lama yang biasa dan gampang dilaksanakanya. 2. pandangan yang mengatakan bahwa sangat sukar untuk melakukan perubahan perilaku mengajar dengan hanya satu perolehan penataran yang begitu singkat. ungkin pengetahuan mereka dalam berbagai hal yang ditawarkan sudah diperolehnya, tetapi pengetahuan saja tidak menjamin aplikasinya dalam pelaku mengajar sehari-hari. Perubahan perilaku lebih-lebih dalam mengajar tiga kali lebih sukar dari perubahan dalam pengetahuan mengajar. 6. anggapan bahwa keengganan para petatar untuk menerapkan teori baru itu karena kurangnya kemampuan mereka dalam menyerap teori metoda baru itu. Kenyataan ini dapat dipahami karena bahan penataran tersebut diperolehnya dalam waktu yang sangat pendek dan disajikan dengan menggunakan teknologi !anggih dan sama sekali asing bagi mereka. ereka belum akrab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh dengan !epat. 7. pendapat yang mengatakan bahwa timbul apatisme di kalangan staf pengajar yang memiliki prakarsa baru karena peralatan dan bahan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan program tersebut belum tersedia di tempat mereka bekerja. 8. adanya anggapan yang mengatakan bahwa perbaikan dan pembahruan dalam struktur organisasi lebih mementingkan upaya bagaimana agar mudah memerintah dari atas dengan pengontrolan pusat yang lebih terkendali. +iatas kertas pengontrolan pusat dengan satu kendali ini kelihatanya lebih mudah dan menjamin keseragaman. Akan tetapi setelah tiba dalam pelaksanaan di daerah-daerah yang jauh dari pusat pengelolaan sarana komunikasi dan transportasi yang sangat minim, maka program organisasi sudah diran!ang dengan baik berakhir dengan semakin jauhnya perbedaan kemajuan yang diperoleh pusat dibandingkan dengan daerah-daerah. 9. pandangan yang mengatakan bahwa semua perbaikan dan pembaharuan dalam kurikulum yang dijalankan tidak menyentuh inti persoalan dan baru pada taraf kemampuan men!iptakan proyek yang dianggap mungkin dapat memperbaiki keadaan. Perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar terjadi di dalam kelas dan perlu se!ara kontinu dimonitor atau disupervisi oleh pihak yang berwenang dalam pekerjaan itu. Kenyataan yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah, justeru kegiatan supervisi ini yang sudah lumpuh. Kegiatan belajar mengajar tanpa supervisi sama halnya dengan pekerjaan borongan bangunan tanpa pengawasan. Berapa banyak bangunan yang ambruk beberapa bulan saja setelah serah terima antara pemimpin proyrk dengan pemborong. >. pendapat yang mengatakan bahwa kampanye yang sangat berpengaruh terhadap perluasan pendidikan dan pengajaran regular harus disertai oleh tekad dan kemauan yang tulus dan benar-benar dari para pemegang wewenang di 4egara. Pendapat ini didasari oleh

pemikiran dan latar belakang budaya bangsa kita yang sangat berorentasi ke atas. 'leh karena itu !ontoh nyata dan tindakan positif dari atas lebih penting dari pada pidato dan instruksiinstruksi yang disampaikan oleh kalangan atas. +i beberapa 4egara ketiga sudah terdapat bukti nyata yang sangat berpengaruh dalam kampanye perluasan dan peningkatan pendidikan dan pengajaran, sekaligus berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi 4egara yang bersangkuatn. =. dikemukakan bahwa program pengadaan guru yang berasal dari metoda jalan pintas bukan dapat meme!ahkan masalah kekurangan guru, akan tetapi rekrutmen !alon guru dari program jalan pintas itu justru memperbesar masalah penurunan kualitas pengajaran. ereka disiapkan dalam waktu yang relative sangat pendek belum sempat menyerap materi pelajaran se!ara utuh sudah harus puas dengan bahan pelajaran yang ada di tangan. Bagaimanapun sempurnanya kurikulum disusun di atas kertas akan tetap ma!et dan tidak jalan di tangan guru yang setengah matang ini. ereka tidak dapat diharapan sebagai pelopor-pelopor perbaikan dan pembaharuan pengajaran untuk men!iptakan generasi baru yang inteligen dan kreatif, bahkan dalam jangka panjang karena masa tugas mereka masih akan lama, mereka ini akan selalu menjadi penghalang dalam setiap perbaikan dan pembaharuan pendidikan dan pengajaran. #?. pandangan yang mengatakan bahwa program pengadaan guru yang berasal dari program rekrutmen !alon guru sering tidak didasarkan kepada kebutuhan nyata di lapangan. (e!ara makro permintaan dilapangan kebutuhan tingkat provinsi, sangat disayangkan tenaga yang dikirim ke sekolah-sekolah jauh berbeda dari permintaan sekolah semula.

b.

@paya menjadikan supervisor "kepala sekolah$ sebagai kun!i perbaikan mutu pendidikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadikan tenaga supervisor sebagai orang kun!i adalah/ "#$. (upervisor dipersyaratkan memiliki pendidikan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. +engan kualifikasi tersebut dimaksudkan agar ia mempunyai keberanian bertindak pada orang yang dipimpinnya. "&$. (upervisor perlu dimasukkan dalam tim ahli berbagai peren!anaan perubahan dan pembaharuan pengajaran. Hal dimaksudkan agar supervisor mendapat bahan informasi dari tangan peran!ang pertama. +engan demikian ia tidak ketinggalan dari kepala sekolah dan guru yang disupervisinya dan terikat pada langkah-langkah pengajaran baru. "2$. (upervisor sudah waktunya diberikan kebebasan untuk memprakarsai satu atau dua eksperimen pengajaran yang professional tanpa takut mendapat sanksi administrative. +alam hal ini pihak atasanya tidak ;uma bersimpati atas prakarsa itu tetapi mereka juga melangkah kea rah yang sama. <ksperimen itu harus diran!ang se!ara matang dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan menambah wawasan pengetahuan yang lebih pada murid-murid yang dikenai oleh eksperimen.

"6$. Aekrutmen tenaga supervisor dapat juga diseleksi dari guru-guru bidang studi ( 5P3( 5A yang telah lama berpengalaman dan mempunyai potensi untuk diangkat menjadi supervisor. ereka yang sudah terpilih ini diberi kesempatan tugas belajar di jurusan Administrasi dan (upervisi Pendidikan atau jurusan yang !o!ok untuk menjadi supervisor. "7$. Pemilihan tenaga supervisor harus diran!ang lebih awal dengan merekrut tenaga spesialis bidang yang diperlukan yang sudah duduk di tingkat akhir strata "(#$ atau "(&$. (etelah mereka lulus diberi kesempatan mengajar selama jangka waktu yang ditentukan kemudian dipromosikan menjadi wakil kepala sekolah, kepala sekolah dan akhirnya menjadi supervisor jika dia memperlihatkan prestasi kerja yang baik. "8$. (etiap kantor untuk supervisor perlu dilengkapi dengan satu set buku teks dan publikasi mutakhir lain yang berkaitan dengan bidang tugas masing-masing supervisor agar mereka tetap memiliki pengetahuan yang segar dalam bidangnya. Pengadaan sarana ini dimaksudkan agar mereka mampu membantu guru yang mengalami kesulitan dalam bidang tersebut. "9$. (etiap kantor untuk supervisor perlu dilengkapi dengan sarana transportasi yang memadai. Kendaraan ini semata-mata digunakan untuk mengadakan kunjungan ke sekolah, konferensi dinas, peninjauan antar propinsi dan sejenisnya. +engan tersedianya sarana ini tidak ada alas an lagi bagi supervisor untuk hanya tetap diam di kantornya. +ia harus membuat daftar perjalanan rutin tiap minggu dan kunjungan se!ara tiba-tiba sekali sebulan. ">$. (upervisor harus dapat mengkoordinasikan semua kegiatan yang bersangkut-paut dengan urusan sekolah terutama pada kegiatan belajar mengajar di sekolahnya dengan lebih memperhatikan mana yang akan diberikan prioritas utama. Kriteria prioritas utama harus lebih menekankan pada kebutuhan yang banyak dari pada kebutuhan perorangan. +engan penggunaan !riteria ini banyak orang yang dapat diselamatkan, meskipun mungkin ada orang yang akan merasa ke!ewa karena keinginan pribadinya tidak terpenuhi. "=$. (upervisor perlu menyediakan waktu tertentu bagi staf pengajarnya yang telah selesai menjalani penataran dan3atau pendidikan lanjutan. Hal ini dimaksudkan agar penerima pendidikan lanjutan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya itu bagi kepentingan dia sendiri dan kawan-kawanya. "#?$. (udah masanya untuk meren!anakan dan menggunakan sebuah !omputer mini untuk setiap kantor supervisor. Hal ini dimaksudkan agar dia dapat memproses, menyimpan, dan memproduksi semua informasi yang berkaitan dengan bidang tugasnya. +engan demikian supervisor dapat menyusun file tiap-tiap sekolah yang menjadi bidang tugas dan tanggung jawabnya. +alam setiap file sudah memuat informasi yang lengkap tentang sekolah yang bersangkutan. %. Kepala Sekola Se#agai Pemimpin Kurikulum

Pimpinan adalah seorang yang dipilih oleh bawahan "pengikut$ untuk diangkat menjadi pemimpin, sedangkan kepala adalah seorang yang ditunjuk dan harus tunduk kepada perintah yang menunujuknya.)&* Hal senada mengatakan bahwa pengertian pimpinan, kepala, ketua, dan mandor dan sebagainya. +alam hubungan ini patut di!atat pendapat yang memandang

kedudukan orang yang mengendalikan sumber-sumber manusia dan material sebagai sinonim dari kata pemimpin dan manajer. ,A considerable proportion of men and women, in their full time accupations or in their full time accupations or in their leisure activities, bear titles such as manager, director, officer, commandor, leader, fareman, chargehand, supevisor, proprietor, governor, comptroller, head, superintendent, principal, chairman, president, minister, chief, boss. 5hese titles have one thing on !ommon, ea!h implies that the bearer has !ontrol of resour!es in!luding people, in an organiBation of one kind or another. 0n this respe!t they are all managersC-,)2* +engan menganut pengertian yang dikutip di atas jelaslah bahwa pengertian pemimpin, dire!tur, kepala sekolah, supervisor, kepala, ketua, mandor sampai kepada jabatan gubernur, menteri bahkan presiden adlah penyandang jabatan yang mempunyai tugas mengawasi sumber-sumber manusia dan material dalam suatu organisasi. Dadi nyatalah semua pejabat yang disebut diatas dapat digolongkan pimpinan atau kepala. %uas atau sempitnya tugas pengawasan yang dilakukan mereka tergantung pada besar atau ke!ilnya organisasi yang dikelolanya. a. Kedudukan kepala sekolah dalam kurikulum

enurut Adamson "#=9?$ tugas kepala sekolah "prin!ipal$ dan supervisor pada dasarnya tidaklah begitu berbeda. +alam kurikulum #=97 dan juga kurikulum #=>6 kepala sekolah yang ditetapkan sebagai pemimpin disekolahnya, diberi tugas rangkap, yaitu sebagai administrator yang mengurusi sesuatu yang berkenaan dengan administrasi sekolahnya, dan sebagai supervior yang menyelenggarakan tugas supervisi yang diselenggarakan disekolahnya. Kedua tugas tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan se!ara tegas, malah kelihatanya dwifungsi kepala sekolah itu apakah sedang menjalankan tugas administrasi atau sedang menyelengagarakan tugas supervisi tergantung pada tujuan kegiatan itu dilakukan.)6* Kegiatan tersebut adalah tanggung jawab kepala sebagai pengemban tugas yang dipikulkan kepundaknya. 5aba menyebut peranan pemimpin demikian sebagai peranan kepemimpinan ganda. +alam menyelenggarakan tugas tersebuy supaya produktif kebanyakan pemimpin mempunyai agenda ,double-, yaitu pada satu pihak dapat memberikan sumbangan pengetahuan atau ketrampilan kepada pelaksanaan tugas guru-guru dan pihak lain dapat memelihara roda pekerjaan berjalan lan!er.)7* enurut konsep 5aba kedudukan dan peranan kepala sekolah dan supervisor masih membingungkan, sebab tidak jelas bagaimana peranan seorang administrator dalam pengembangan kurikulum.)8* +engan pendirianya itu 5aba seakan-akan memisahkan peranan administrator dan supervisor. Padahal dalam konsep kepemimpinan modern, peranan administrator dan supervisor pada tingkat sekolah tidak begitu berbeda, ke!uali terhadap tujuan dari kegiatan yang dilakukan kepala sekolah.

b.

Kedudukan Kepala Sekolah sebagai supervisor akademik dan administratif

(upervisi akademik dimaksudkan untuk pemberian bantuan teknis professional pada guru-guru dan supervisi administrative bagi kegiatan administrasi lainya. +i 0ndonesia ada beberapa pengawas telah ditetapkan dan berkedudukan di kantor Pendidikan 4asional "+0K4A($, namun supervisor akademik yang lebih efektif dan paling banyak berhubungan dengan guru-guru di sekolah, adalah kepala sekolah, yang sekaligus menurut ketentuan yang bertlaku dalam kurikulum sekarang, ia berperan sebagai supervisor akademik. (ebutan supervisor akademik dalam berbagai teks dikemukakan dalam istilah yang betbedabeda, tetapi mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai ,curriculum consultans, curriculum director, assistant superintendents, Principals and: assisten principals. )9* Peranan kepala sekolah dalam usahanya memajukan pekerjaan guru-guru yang dipimpinya, sehingga seyogyanyalah kepala sekolah tidak hanya menyupervisi kurikulum yang ,given seperti dewasa ini, tetapi ia harus ikut dalam program pengembangan kurikulum sejak awal, karena antara pengembangan kurikulum dan perbaikan pengajaran tidak dapat dipisahpisahkan. enurut Asso!iation for (upervision and ;urri!ulum +evelopment "A(;+$ fungsi pemimpin kurikulum hampir sama dengan seluruh fungsi yang ter!akup dalam fungsi fundasi pengembangan kurikulum, yakni/ a. b. !. d. e. mengembangkan keseimbangan dalam kurikulumE mengembangkan keseimbangan program pendidikan untuk muridE mengembangkan tujuan-tujuan bersamaE melakukan tindakan penyesuaian terhadap kontradiksi dalam programE melakukan tindakan pengendalikan atas pengembangan bidang studi yang berlebihanE

f. mengambil tindakan terhadap disain dan organisasi program pengajaran yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia, polapola nilai, ke!enderungan3arah so!ial dan penelitian pendidikan. g. mengambil tindakan terhadap penilaian se!ara terus-menerus yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan tujuan yang mendasarE h. merangsang perubahan, bertindak sebagai seorang spesialis yang sedang mengadakan perubahanE i. membuat ikhtisar pandangan "kesimpulan$ bagi seluruh bidang.)>*

Kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut/ "#$ agar porsi waktu satu bidang tidak termakan oleh bidang studi yang lainE

"&$ agar rata-rata beban studi yang diambil murid sesuai dengan kemampuanya masingmasingE "2$ "6$ agar jangan terjadi tumpang tindih pada tujuan-tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. mengurangi dan menghilangkan kontradiksi dalam programE

"7$ mengurangi dan menghilangkan penyimpangan-penyimpangan dalam pengembangan bidang studiE "8$ memantapkan disain dan organisasi program pengajaranE

"9$ melakukan penilaian terus-menerus untuk memperoleh tujuan program yang lebih mendasarE ">$ bertindak selektif terhadap perubahan yang hendak diadakanE

"=$ melihat seluruh spe!trum pengembanagn kurikulum dalam rangka pembinaan sekolah sebagaimana yang di!ita-!itakan. Kepala sekolah "supervisor di sekolahnya$ tidak hanya bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas guru-guru bawahanya, tetapi juga bertanggung jawab untuk dapat mempengaruhi pemimpin "boss$ yang seyo pengaruhnya kepada pemimpin "boss$nya itu. Kedudukan kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor sebagaimana dituntut dalam pelaksanaan kurikulum ternyata telah menjadi perhatian utama dalam posisi yang sangat strategis dalam rangka pengembangan dan perbaikan kurikulum. (etelah ren!ana dan materi kurikulum sudah dikembangkan, semuanya telah diuji !oba di dalam kelas, beberapa kritik dan reaksi telah diterima, data tes diagnosti! telah dianalisis, seyogyanya dilakukan perbaikan atau penyempuran kurikulum agar materi yang disajikan tidak menjadi usang. (e!ara visual kedudukan administrator dan supervisor "kepala sekolah$ dalam pelaksanaan dan perbaikan kurikulum dilukiskan dalam 1ambar 2.&

Kedudukan kepala sekolah "sebagai administrator dan supervisor$ seperti tertera dalam 1ambar 2.& oleh Harold (pears dipandang sebagai seorang yang memegang posisi kun!i dalam konstelasi perbaikan program pengajaran. Hal ini tidak berarti menge!ilkan peranan tenaga Pengawas "supervisor$ dewasa ini, maka tenaga pengawas itu sebaiknya ditempatkan sebagai supplement penunjang sumber dan informasi baru yang diperkirakan penting untuk sekolah. %agi pula kedudukan kepala sekolah berada pada posisi dan titik pusat yang strategis dalam menggunakan pengaruhnya dalam interrelasi guru dengan guru, guru dengan murid, guru dengan para pengawas, guru dengan orang tua murid dan guru dengan kepala bidang pendidikan yang bersangkutan, bahkan guru dengan kepala KA4:0% setempat. Besarnya pengaruh kepala sekolah memang dapat dimaklumi, sebab ia dapat memajukan dan atau menggagalkan ren!ana, memperbaiki dan atau merusak hubungan manusiawi sehingga tidak mengherankan semua program yang sudah disusun rapi menghasilkan keke!ewaan. 0tulah sebabnya 'teng (utisna mengatakan/ ,0a dapat membantu menyukseskan atau menggagalkan pekerjaan pengawas atau pelaksanaan kurikulum baru, (ikap kepala sekolah terhadap usaha pengajaran bisa membawa pengaruh positif atau negative terhadap guru-gurunya di sekolanya. 0a adalah pemegang status karena posisinya. Dadi, setiap kepala sekolah menjalankan pengaruh besar terhadap pengajaranC untuk kebaikan dan atau keburukan.-)=* &. Mo'ivasi Dalam Supervisi

otivasi sering dirumuskan orang sebagai kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, dorongan-dorongan dan bisikan-bisikan hati "impulses$ dalam diri individu. 1uru sebagai individu akan bekerja dengan baik kalau mereka mendapat motivasi yang tinggi dalam pelaksaan tugasnya. Para pegawai beberapa jam dapat mempertahankan tugas mereka "tanpa diberi dorongan$ dengan pekerjaan diperkirakan &?F sampai 2?F dari kemampuan mereka. (tudinya ini juga menunjukkan bahwa para pegawai akan bekerja mendekati >?F sampai =?F dari kemampuan mereka, jika memperoleh motivasi yang tinggi. Dadi jika motivasi rendah, kemampuan pegawai akan melun!ur turun seakan-akan kemampuanya rendah. 0tulah sebabnya, mengapa memberikan motivasi ini merupakan fungsi manajemen yang ekstrim penting. (eorang manajer atau supervisor atau kepala sekolah harus lebih menguasai keterampilan manusiawi dibandingkan keterampilan te!hni!al dan keterampilan konseptual. Hal ini sudah dikumandangkan oleh Dohn +. Ao!kifeller seorang pengusaha terkenal di Amerika (erikat seperti yang dikutip oleh 4urtain menyatakan/ ,saya akan bayar lebih mahal bagi yang berkemampuan lebih besar berurusan dengan orang dari pada yang berkemampuan lain di bawah sinar matahari ini.)#?* enurut laporan Ameri!an anagemen Asso!iation, mayoritas kegemilangan dari &?? orang manajer yang ikut serta dalam survai menyetujui bahwa keterampilan tunggal yang sangat penting dari seorang eksekutif ialah kemampuanya bergaul baik dengan seseorang. +alam hubungan ini ada tiga keahlian yang dibutuhkan manajer atau kepala sekolah. "#$ emahami perilaku masa lampau. Pertama sekali, manajer harus memahami mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Apa motif seseorangG Apa hasil pola-pola perilaku yang merupakan karakteristik individu atau kelompokG +alam berbagai penerbitan popular dan ilmiah ditemukan beratus klasifikasi yang berbeda-beda mengenai pola perilaku orang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada umumnya pola perilaku orang itu terikat dengan pengalaman masa lampaunya. 'leh karena itu memahami perilaku masa lampau adalah usaha pertama yang harus dipelajari oleh manajer. "&$ eramalkan perilaku masa depan. eskipun memahami masa lampau adalah penting buat manajer., akan tetapi hal itu tidaklah !ukup. Dika kita sedang mengadakan supervisi terhadap orang lain yang sangat essensial dipahami tidak hanya mengapa mereka berbuat3 bertindak kemarin, tetapi yang lebih penting lagi ialah mampu meramalkan apa yang akan dikerjakan hari ini, besok, minggu depan dan bulan depan dalam situasi lingkungan yang sama dan betubah-ubah. Karena itu keahlian kedua yang diperlukan manajer ialah meramalkan perilaku masa depan. "2$ Pengarahan, pengubahan dan Pengendalian perilaku. Bila kita menginginkan keberhasilan dalam peranan kita sebagai manajer atau kepala sekolah, kita perlu berbuat lebih dari hanya memahami perilaku. Kita harus mengembangkan keterampilan dalam mengarahkan, mengubah dan mengontrol perilaku. (emuanya ini merupakan tanggung jawab manajer. Perlu didingat, bila kita telah menerima peranan sebagai manajer atau pemimpin sekolah, kita harus menerima bersama tanggungjawab yang menyertainya yang mempunyai pengaruh pada perilaku orang lain.

!.

"otivasi dan Kaitan#a dengan Perilaku

(tudi mengenai motivasi dan perilaku merupakan kajian yang penting daam supervisi. +i sini akan dikembangkan kerangka teoritis yang dapat membantu manajer memahami perilaku manusia, tidak hanya mengapa perilaku masa depan, tetapi juga sampai taraf tertentu meramalkan, mengubah bahkan sampai mengendalikan perilaku masa depan. a. Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan "goal$oriented$. +engan kata lain perilaku kita pada umumnya didorong "motivated$ oleh keinginan untuk men!apai tujuan. Akan tetapi tujuan spesifikpun tidak selalu diketahui orang se!ara sadar. @nit dasar perilaku adalah suatu kegiatan. +alam kenyataanya semua perilaku adalah serangkaian kegiatan. (ebagai manusia kita selalu melakukan sesuatu misalnya/ berjalan, berbi!ara, makan, tidur, bekerja setiap waktuE dan sebagainya. @ntuk meramalkan perilaku manajer atau kepala sekolah harus mengetahui motif atau kebutuhan mana yang menimbulkan tindakan tertentu pada waktu tertentu. #$ otif

anusia berbeda tidak hanya dalam kemampuan tetapi juga berbeda dalam kemauan "will to do$ mereka melaksanakan atau motivasi. otivasi orang tergantung kepada kekuatan motif mereka. otif kadang-kadang dirumuskan sebagai kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, dorongan-dorongan-dorongan, bisikan-bisikan hati "impules$ dalam diri individu. otif diarahkan kepada tujuan "goals$ baik disadari atau tidak disadari. otif adalah ,mengapa- ",wh#-$ berperilaku. otif membangunkan dan memelihara kegiatan dan menentukan arah umum perilaku seseorang. Pada hakekatnya motif atau kebutuhan pendorong utama kegiatan. &$ 5ujuan-tujuan "goals$

5ujuan "goals$ berada diluar diri indivifu yang kadang-kadang menunjuk kepada ,harapanendapat hadiah atas motif yang diarahkan. 5ujuan ini sering pula disebut insentif oleh para ahli psikologi, tetapi dalam teks ini motif tidaklah dimaksudkan sebagai insentif oleh para ahli psikologi, tetaapi dalam teks ini motif tidaklah dimaksudkan sebagai insentif diatas. anajer yang berhasil dalam memberikan motivasi kepada pegawainya adalah yang sering menyediakan suatu lingkungan yang bersesuaian dengan tujuan yang ada untuk pemuasan kebutuhan. Hubungan motif dengan tujuan dapat dilukiskan dalam gambar 2.2 /

otif yang diarahkan kepada tujuan

2$

Kekuatan motif

5elah dikatakan bahwa motif atau kebutuhan merupakan alasan bagi orang berperilaku. anusia mempunyai beratus-ratus kebutuhan. (eluruh kebutuhan itu bersaing untuk melahirkan berperilakunya. Kebutuhan dengan kekuatan yang sangat kuatlah yang pada akhirnya yang akan memimpin perilaku orang seperti dapat dilukiskan pada gambar 2.6

+alam 1ambar 2.6 motif B adalah kebutuhan yang paling kuat dan oleh karena itu kebutuhan inilah yang menentukan perilaku. 6$ Perubahan-perubahan dalam kekuatan motif

(uatu motif sering berkurang kekuatanya bila motif sudah dipuaskan atau diblok dari kepuasan.

"#$ Bila kebutuhan sudah dipuaskan, menurut aslow, motivator perilaku akan menurun. 5etapi setelah terpenuhi kebutuhan itu, kebutuhan lain timbul sebagai kebutuhan yang lebih penting. "&$ Pada pemuasan kebutuhan yang terblok terjadi pengurangan kekuatan kebutuhan, tetapi pengurangan kekuatan kebutuhan tersebut tidak selalu terjadi permulaan. (ebagai gantinya orang !enderung melakukan pertandingan perilaku dalam rangka usaha men!apai peme!ahan masalah se!ara trial and error. Dika orang terus menerus berjuang untuk men!apai sesuatu yang belum sukses, mereka mungkin mengganti tujuan tersebutsehingga dapat memuaskannya, seperti terlukis dalam 1ambar 2.7

Pada permulaan penanggulangan perilaku ini !ukup rasional. Barangkali seseorang men!oba beberapa kali pada arah # sebelum masuk arah &. Begitu pula beberapa kali masuk kearah & sebelum masuk arah 2 yang memperoleh sukses dan akhirnya tujuan ter!apai. Dika orang terus menerus berjuang untuk sesuatu tanpa sukses, mereka mungkin mengganti tujuan yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. "#$ Ketidak !o!okan kognitif "cognitive dissonance$ adalah suatu teori dari %eon Hestinger. 0a menyatakan ke tidak !o!okan, kognitif terutama sekali berurusan dengan hubunganhubungan yang ada di antara orang-orang yang mempunyai persepsi mengenai diri mereka dan lingkungan mereka. Dika persepsi individu tidak mempunyai hubungan kerja satu sama lain, mereka dipandang tidak relevan satu sama lain. Dika seseorang menyokong orang lain mereka dikatakan berada dalam hubungan yang bersesuaian. Ketidak !o!okan terjadi bila dua persepsi yang relevan satu sama lain berada dalam konflik. Konflik ini menimbulkan ketegangan yang se!ara psikologis tidak menyenangkan dan menyebabkan individu men!oba memodifikasi pengetahuan orang yang bertentangan itu agar dapat mengurangi ketegangan atau ketidak !o!okan. "&$ Hrustasi adalah suatu hambatan bagi pen!apaian suatu tujuan yang disebabkan oleh kondisi individual. (eorang yang dike!ewakan oleh suatu halangan imajiner mungkin betul-betul gagal dike!ewakan oleh suatu hambatan yang nyata. Bentuk lain dari perilaku frustasi adalah/ #. &. 2. rasionalisasi regresi fiksasi

6.

pengunduran diri

a$ Aasionalisasi dapat dikatakan sebagai permintaan maaf, misalnya orang yang tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan mungkin akan berkata/ ,Kegagalan itu adalah kesalahan bos saya, sehingga saya tidak dapat naik tingkat-. b$ Aegresi pada hakekatnya adalah perbuatan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya. 'rang yang frustasi !enderung menyerah pada usaha peme!ahan masalah mereka yang konstruktif dan regresi adalah peri-laku yang lebih primitive dan kekanak-kanakan. !$ Hiksasi terjadi bila seorang se!ara terus menerus memperlihatkan pola-pola perilaku yang sama, berulang-ulang meskipun pengalamanya telah memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan sesuatu. Dadi frustasi itu dapat membekukan respons-respons kebiasaan yang sudah lama dan men!egah pemakaian hal yang baru dan mungkin lebih efektif. d$ Pengunduran diri "resignatioan$ atau apatis terjadi setelah frustasi yang berkepanjanagan bila orang sudah putus harapan untuk men!apai tujuanya dalam situasi khusus dan ingin menarik diri dari kenyataan "realitas$ dan dari sumber frustasinya. 1ejala ini adalah !iri orang yang bosan, pekerjaan rutin sering juga menjadikan orang menarik diri dari kenyataan yang sedikit sekali harapan untuk memperbaiki lingkungan mereka. (eorang manajer harus ingat bahwa agresi, rasionalisasi, regresi, fiksasi dan peng-unduran diri, semuanya termasuk gejala frustasi dan mungkin merupakan tanda adanya masalah. "#$ Kekuatan motif yang meningkat. Kekuatan motif dapat meningkat dan dapat pula menurun tergantung pada mendesak atau tidaknya kebutuhan orang. Kekuatan beberapa kebutuhan itu !enderung tampak dalam pola siklus "s#clical pattern$. isalnya kebutuhan makin !enderung berulang kembali bagaimanapun baiknya kepuasan sudah terpenuhi sebelumnya. (eorang dapat meningkatkan atau menunda ke!epatan pola siklus ini karena pengaruh lingkungan. ;ontohnya kebutuhan orang terhadap makanan mungkin tidak sangat kuat sekali, lingkungan segera berubah seperti seleranya dirangsang melihat dan men!ium aroma makanan yang menggiurkan. 'rang mempunyai berma!am-ma!am kebutuhan pada suatu waktu. ereka merasa lapar, haus dan lelah, tetapi kebutuhan yang sangat kuatlah yang menentukan apa yang akan mereka lakukan. isalnya, mereka se!ara berurutan ingin makan, minum dan tidur seperti terlihat dalam 1ambar 2.8

b.

Penggolongan kegiatan

Kegiatan-kegiatan sebagai akibat dari kebutuhan yang sangat kuat dapat digolongkan sebagai berikut/ #$ Kegiatan yang mengarah pada tujuan "goal$directed activit#$. Kegiatan ini pada esensinya adalah perilaku bermotif yang diarahkan pada pen!apaian tujuan. Bila orang sangat lapar pada suatu saat, maka kegiatanya diarahkannya untuk men!ari tempat makan atau menyiapkan makanan. Kegiatan ini disebut kegiatan yang mengarah pada tujuan. &$ Kegiatan bertujuan "goal activiti#$ adalah bila orang telah berada atau terlibat pada tujuan itu sendiri. +alam !ontoh di atas orang lapar, makanan adalah tujuan "goal$ dan makan adalah kegiatan bertujuan "goal activit#$

c.

Situasi bermotivasi

Hubungan di antara motif, tujuan dan kegiatan dapat disederhanakan seperti terlihat dalam 1ambar 2.9

(kema ini melukiskan situasi bermotivasi, dimana motif individu diarahkan kepada pen!apaian tujuan. otif yang paling kuat menghasilkan perilaku yang menuju kepada kegiatan mengarah pada tujuan atau kegiatan bertujuan. 'leh karena semua tujuan tidak dapat diperoleh, maka individu tidak selalu melakukan kegiatan untuk men!apai tujuan itu, sehingga dia mengabaikan

kekuatan motif itu. 'leh karena itu, kegiatan bertujuan digambarkan dengan garis putus-putus. (ebagai ilustrasi diberikan tujuan yang tampak, untuk mempengaruhi perilaku seperti terlukis dalam gambar 2.>

d.

Penghargaan dan ketersediaan %e&pectan# and availabilit#'

+ua faktor penting yang mempengaruhi kekuatan kebutuhan ialah/ pengharapan dan ketersediaan. eskipun kedua konsep ini berinterelasi, penghargaan !enderung mempunyai motif dan kebutuhan, dan ketersediaan !enderung mempengaruhi persepsi tujuan. Pengharapan adalah suatu probabilitas penghayatan mengenai kebutuhan khusus yang memuaskan seorang individu yang didasarkan pada pengalaman masa lampau. +i sini pengharapan diartikan sejumlah pengalaman masa lampau. Ketersediaan menunjukkan keterbatasan penghayatan lingkungan. Hal ini ditentukan oleh bagaimana dapat mendekati tujuan agar dapat memuaskan kebutuhan yang dihayati oleh individu. Konsekuensinya, ketersediaan adalah suatu variabel lingkungan. 5etapi perlu ditekankan di sini bahwa tidaklah penting apakah tujuan untuk memuaskan kebutuhan benarbenar tersedia. Kepuasan itu adalah persepsi atau interpretasi mengenai realitas yang mempengaruhi perilaku aktual seseorang. dengan kata lain realitas adalah apa yang dihayati oleh seseorang. Perluasan situasi yang bermotivasi termasuk harapan dan ketersediaan disajikan dalam gambar 2.=

otif dan kebutuhan dalam diri individu diarahkan pada tujuan yang merupakan aspirasi dalam lingkungan. (emuanya ini diinterpretasikan oleh individu sebagai ketersediaan dan ketidaktersediaan. Hal ini mempengaruhi pengharapan. Dika harapan tinggi, kekuatan motif akan meningkat. (emuanya ini !enderung menjadi pola gerak yang siklus dalam arah tanda panah. e. Perkembangan kepribadian

(ebagai individu yang matang, mereka mengembangkan pola-pola kebiasaan, atau respon yang terkondisi terhadap perangsang yang berma!am-ma!am. Dumlah dari pola-pola kebiasaan ini sebagaimana dihayati oleh orang lain, ditentukan oleh kepribadian orang yang bersangkutan. Kebiasaan a, kebiasaan b, kebiasaan !, C kebiasaan n I kepribadian. Bila setiap individu telah mulai mempunyai !ara-!ara tertentu yang serupa, di bawah kondisi-kondisi yang serupa, perilaku ini adalah perilaku yang dikenal oleh orang lain sebagai kebiasaan orang yang bersangkutan yaitu sebagai kepribadian mereka. #$ Perubahan kepribadian

Banyak ahli psikologi berpendapat bahwa struktur kepribadian dasar manusia berkembang pada usia sangat muda dalam kehidupan. Beberapa ahli mengatakan bahwa beberapa perubahan kepribadian dapat terjadi setelah anak berusia tujuh atau delapan tahun. odel 1ambar 2.= kita dapat memahami mengapa kepribadian itu sering sulit dirubah apabila orang telah tua. Bila seorang individu mempunyai situasi bermotivasi, perilaku itu menjadi masukan "input$ baru kepada inventori pengalaman masa lampau seseorang, seperti terlihat dari ,loop- umpan balik dari 1ambar 2.#?

pengalaman pada masa sangat muda dalam penghidupan memberikan masukan "input$ yang sangat besar potensinya dalam mempengaruhi perilaku masa depan. (ebabnya ialah, kehidupan pada masa sangat muda itu, merupakan bagian wakil perilaku yang terbesar dari keseluruhan pengalaman masa lampau seorang anak remaja dibandingkan perilaku yang sama yang diperoleh pada masa kehidupan yang lebih kemudian. 5ambahan lagi semakin lama perilaku itu diperkuat , semakin lebih kukuh pola itu tertanam dan semakin lebih sulit perilaku itu untuk berubah. 0tulah sebabnya sangat lebih mudah merubah kepribadian pada usia awal kehidupan. (emakin tua seseorang semakin lebih banyak waktu dan pengalaman-pengalaman baru yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan perilaku. &$ Hirarki kebutuhan-kebutuhan

Perilaku seseorang pada moment yang khusus biasanya ditentukan oleh kebutuhan mereka yang sangat kuat. 'leh karena itu perilaku tersebut akan kelihatan berarti bagi manajer untuk mengetahui tentang kebutuhan-kebutuhan yang amat penting untuk seseorang. sebuah kerangka yang sangat membantu untuk memahami kekuatan kebutuhan-kebutuhan tertentu telah diperkembangkan oleh Abraham aslow. enurut aslow hierarki kebutuhan manusia dapat disusun seperti. gambar 2.##

Kebutuhan fisiologis diperlihatkan terletak dipun!ak hierarki karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling kuat sampai kebutuhan yang paling kuat sampai kebutuhan tersebut

terpenuhi. Bila kebutuhan fisiologis ini sudah terpenuhi, maka kebutuhan keamanan atau se!urity menjadi lebih utama dilukiskan dalam gambar 2.#&

kebutuhan ini pada esensinya adalah kebutuhan fisiologis dasar. (ekali kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan telah dipusatkan dengan baik, kebutuhan sosial atau afiliasi akan mun!ul sebagai kebutuhan dominan seperti dilukiskan dalam gambar 2.#2

Apabila kebutuhan sosial menjadi dominan, seseorang akan berjuang untuk mendapatkan kebutuhan yang sangat bermakna dengan yang lain. Kemudian mereka merasa kebutuhan penghargaan menjadi dominan, baik penghargaan diri maupun penghargan dari orang lain, seperti tampak dalam gambar 2.#6

Kebanyakan orang membutuhkan penilaian yang tinggi mengenai diri mereka sendiri, yaitu benar-benar didasarkan pada realitas, penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Kepuasan dari kebutuhan penghargaan ini menghasilkan rasa per!aya diri, gengsi, wibawa dan pengendalian. Penghargaan itu tidak selamanya diperoleh melalui perilaku yang matang atau adaptif. Penghargaan itu kadang-kadang dikumpulkan dengan tindakan yang menga!aukan dan tidak bertanggungjawab. Kenyataan sebagian dari masalah sosial yang kita hadapi dewasa ini mungkin akarnya pada frustasi mengenai kebutuhan penghargaan.

(ekali kebutuhan penghargaan dapat dipenuhi se!ara adekwat, timbul pula kebutuhan untuk mewujudkan diri seperti dapat diperhatikan dalam 1ambar 2.#7

Kebutuhan perwujudan diri adalah kebutuhan memaksimumkan potensi seseorang, apapun ia, ,jadi-. aslow menyatakan, ,Apa yang seseorang ingin jadi, ia harus jadi- "(hat a man can be, he must be$. Dadi perujudan diri adalah keinginan untuk menjadi apa seseorang, ia mampu. Kepuasaan individual kebutuhan ini dinyatakan dalam !ara yang berbeda. Pada seseorang wanita mungkin dinyatakan dengan keinginan menjadi ibu ideal, yang lain dinyatakan dalam mengurus organisasi, yang lain lagi dinyatakan dengan memainkan piano. Kebanyakan masyarakat dewasa ini sangat kuat kebutuhan untuk berafiliasi "hubungan sosial$ dibarengi kebutuhan relatif kuat pada penghargaan dan keamanan, sementara kebutuhan fisiologis dan perwujudan diri tampaknya kurang penting. Keadaan ini dapat diperlihatkan dalam 1ambar 2.#8

Beberapa orang mungkin telah terpenuhi se!ara memuaskan kebutuhan fisiologis, keamanan dan so!ial, dan perilaku mereka sering dikuasai oleh kebutuhan untuk mewujudkan diri dan penghargaan. Keadaan ini dapat diperhatikan dalam 2.#9

gambar 2.#9 ini men!erminkan karakteristik bila standar hidup dan taraf pendidikan terus meningkat. (emua ini merupakan !ontoh, sebab kenyataan mereka berfluktuasi dari satu individu, atau kelompok ke individu atau kelompok yang lain. 2$ Penelitian dalam bidang motivasi aslow, kita akan melihat apa yang telah

(ehubungan dengan hierarkhi kebutuhan menurut diteliti orang berkenaan dengan kebutuhan ini. a' Kebutuhan )isiologis

Kepuasan kebutuhan-kebutuhan fisiologis "makanan, pakaian, dan perumahan$ biasanya dikaitkan orang dengan uang. Hal ini berarti bahwa orang tidak tertarik kepada uang sematamata, tetapi sebagai alat yang dapat dipakai untuk memuaskan kebutuhan yang lain. Bahkan dalam banyak hal uang digunakan untuk memuaskan keamanan dan juga kebutuhan sosial bila misalnya kebutuhan itu merupakan sekelompok keinginan seperti dalam klub yang bersifat nasional. b' Kebutuhan Keamanan

Ada motif yang mun!ul kepermukaan, tetapi lebih banyak yang bersembunyi di bawah kesadaran dan tidak mudah diketahui. enurut (aul :. 1allerman kebutuhan keamanan menampakkan diri pada ke dua permukaan tersebut di atas "yang tampak dan yang tersembunyi$. Kebutuhan keamanan yang disadari amat jelas dan paling tampak pada kebanyakan orang. Kita semua menginnginkan tetap bebas dari bahaya hidupE seperti ke!elakaan, perang, penyakit dan ketidak stabilan ekonomi. otif keamanan yang tidak disadari sering berasal dari pengalaman yang dikembangkan sejak masa kanak-kanak. Kejadian ini berkembang pada anak melalui interaksi yang terlalu melindungi dari orang tua. Akibatnya anak-anak memperoleh gambaran yang salah mengenai realitas dan kurang memperoleh gambaran yang salah mengenai realitas dan kurang memperoleh pemahaman terhadap apa yang mereka harapkan dari orang lain dan apa yang

orang lain harapkan dari mereka. +alam beberapa hal mereka menjadi manusia yang tidak realistis dalam optimisme mereka mnjalani kehidupan.

c'

Kebutuhan social %afiliasi'

(etelah kebutuhan fisiologis dan keamanan telah terpuaskan, kebutuhan sosial timbul sebagai kebutuhan yang utama. Kebanyakan individu suka berinteraksi bersama orang lain dalam situasi di mana mereka merasa anggota dan diterima di dalamnya. anajemen sering !uriga pada kelompok informal yang berkembang pada pekerja. Karena kekuatan potensial kelompok ini akan menurunkan produktifitas. Produktivitas yang rendah tidak selalu disebabkan kelompok kerja informal. +alam kenyataan kelompok informal ini dapat menjadi aset yang luar biasa bagi manajemen, jika organisasi internal mereka dipahami dan didayagunakan sepenuhnya. Produktivitas dari sesuatu kelompok tampaknya tergantung dari bagaimana anggota anggota kelompok melihat tujuan mereka sendiri dalam hubunganya dengan tujuan organisasi

)#* 4urtain, Supervisi Pendidikan, *eori dan Praktik, +epartemen Pendidikan, Dakarta, #=>=, hal. 9&. )&* Purwanto, Administrasi Pendidikan, utiara/ Dakarta, #=97/ &>

)2* Adamson, A. *he +ffective ,eader. 4ew .ork/ Pitmab Publising ;orporation, #=9?/ p.# )6* (utisna, 'teng, A-a-$a-as Supervisi Penga.aran. Publikasi Durusan Administrasi dan (upervisi Pendidikan H0P-0K0P Bandung, #=>?, hal.2#. )7* 5aba, Hilda. /Problem 0dentification, 1hapter 2. 3esearch for 1urriculum improvement. .ear-book of the Asso!iation for (upervision and !urri!ulum development/ :ashington +;, #=8&/ hal, 69=. )8* ibid, hal. 69>. )9* 1uruge, Ananda :.P. 4ualit# and 3elevance of +ducation, /5erstecher %+d'. 5asic *raining Programme in +ducational Planning and "anagement. @nis!o, Bangkok. #=99,hal. >&.

)>* 5anner, +., and %.4. 5anner, 1urriculum 6evelopment: *heor# and Practice. Publishing ;o., 0n!/ 4ew .ork, #=97. hal. 82&

a!millan

)=* (utisna, 'teng, A-a-$a-as Supervisi, hal. #= )#?* 4urtain, Supervisi, hal. ##>

Anda mungkin juga menyukai