Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Harian Mata Kuliah

PERENCAAN PEMBELAJARAN ATAU PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Rianti, S.pd.M.pd

Disusun Oleh:

1. NENI NUR’AENI
2. RISKA AULIVIA

SEMESTER 3

YAYASAN PEMBINAAN PERGURUAN TINGGI

BABAKAN JAMANIS PANGANDARAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH NAHDATUL ULAMA (STITNU)

AL-FARABI PANGANDARAN

2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..II

BAB 1………………………………………………………………………………….1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1

Latar Belakang………….……………………………………………………1

Rumusan Masalah……………………………………………………………1

BAB II…………………………………………………………………………………2

PEMBAHASAN………………………………………………………………………2

A. Pentingnya Posisi Perencanaan Pendidikan…………………………….3

B. Posisi Perencanaan Pendidikan dalam Mewujudkan Sistem Pendidikan

Nasional yang Efektif……………………………………………………3

C. Kesenjangan antara kenyataaan dengan harapan dalam perencanaan


Pendidikan………………………………………………………..………4

BAB III………………………………………………………………………………..10

PENUTUP……………………………………………………………………………10

Kesimpulan………………………………………………………..…………10

Saran…………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..11

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya kita mampu mengisi kehidupan ini dengan berbagai karya terbaik. Semoga
kesejahtaraan dan keselamatan dari Allah SWT terlimpahkan pula kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Penulis ucapkan beribu terimakasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi inspirasi dan ikut andil dari awal penulisan hingga
titik akhir ketuntasan. Dan tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada segenap
panitia yang telah memberikan wadah kepada kami untuk berkarya seperti ini.
Makalah ini bukan makalah yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik kesempurnaan makalah ini. Semoga
memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Aamiin.

Banjarsari, 16 November 2023

Penyusun,

II
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat disimpulkan sebagai suatu proses
untuk mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Maka perencaan pendidikan
adalah suatu proses yang dilakukan oleh tenaga kependidikan dan tenaga pendidik dalam
rangka mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Perencanaan dalam dunia pendidikan tentu sangat penting untuk dilakukan untuk
mempersiapkan bagaimana sebuah proses pembelajaran yang nantinya akan digunakan
dapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di kelas. Perencanaan dibuat untuk
mempertegas garis untuk menuju tercapainya sebuah tujuan dalam pendidikan.
Perencanaan ini sendiri dilakukan oleh berbagai elemen di bidang pendidikan,
mulai dari pemerintah khususnya menteri pendidikan dan kebudayaan, kemudian
pemerintah di setiap daerah, lembaga kependidikan, kepala sekolah, staf guru, staf
karyawan sampai pada siswa itu sendiri.
Menentukan kebijakan, prioritas, kebutuhan, biaya dalam proses pendidikan tentu
dibutuhkan analisis yang rasional dan sistematik agar dapat memaksimalkan efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan tersebut. Maka, tidak dapat dipungkiri jika perencanaan
pendidikan ini sangat penting dan merupakan dasar dari sebuah proses di bidang
pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pentingnya posisi perencanaan pendidikan?


2. Bagaimana posisi perencanaan pendidikan dalam mewujudkan sistem pendidikan
nasional yang efektif?
3. Bagaimana cara seorang perencana pendidikan dalam merancang sistem
pendidikan yang efektif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Posisi Perencanaan Pendidikan


Menurut C.E. Beeby (dalam Ervin, 2014), perencanaan pendidikan adalah suatu
usaha melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan
biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam
kegiatan ekonomi, sosial dan politik untuk pengembangan potensi sistem pendidikan
nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem
tersebut.

Menurut Comb (dalam Ervin, 2014), perencanaan pendidikan merupakan


aplikasi analisi rasonal dan sistmatik dalam proses pengembangan pendidikan yang
bertujuan menigkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan (pendidikan) baik tujuan yang
berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

Perencanaan pendidikan di indonesia merupakan suatu proses penyusunan


alternatif kebijaksaan mengatasi masalah yang akan dilksanakan dalam rangka
mencapain tujuan pembangunan pendidikan nasioanal dengan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada dibidang sosial ekonomi,sosial budaya dan kebutuhan
pembangunan secara menyeluruh terhadap penddidika nasional. (Dalam Kambaton,
2012)

Perencanaan pendidikan sendiri berfungsi sebagai pola dasar, petunjuk dan


pedoman dalam mengambil keputusan, dalam melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan pendidikan, dalam mengembangkan kualitas pendidikan, memenuhi
akuntabilitas lembaga pendidikan serta untuk
mempersiapkan alternative kebijaksanaan untuk kegiatan masa depan dalam
pembangunan pendidikan.
Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses
penyelenggaraan pendidikan. Dengan kejelasan arah ini manajemen usaha pendidikan
akan dapat dilaksanakan dengan leboh efektif dan efisien.

Maka, seorang perencana pendidikan pada semua tataran (struktur,


institusional dan operasional) dituntut untuk memiliki kemampuan dan wawasan
yang luas menyusun sebuah rancangan yang dapat dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya. untuk mencapai tuntutan tersebut,
maka salah satu bagian yang harus dipahamii oleh para perencana pendidikan
adalah tentang bidang telaahan masalah perencanaan pendidikan.

Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara


lebih ekonomis,tepat waktu dan memeberi peluang untuk lebih mudah dikontrol

2
dan dimonitoring dalam pelaksanaannya.Karena itu perencanaan sebagai unsur
dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi
yang amat penting dan amat menentukan.

Melalui perencanaan akan lebih terjamin adanya penghematan


waktu,biaya dan pemakaian sumber daya secara lebih bermanfaat.

Pentingnya perencanaan pendidikan di indonesia ditandaidangan adanya


desakan masalah dalam berbagai aspek yang suka atau tidak harus dingani
melalui perencanaan. Tanpa perencanaan maka banyak masalah pendidikan yang
akan tertunda penanganannya.

B. Posisi Perencanaan Pendidikan dalam Mewujudkan Sistem Pendidikan Nasional


yang Efektif

Penerapan metodelogi perencanaan pendidikan harus merujuk kepada sistem


kerja yang ada. Karena itu bila sistem tidak menunjang, maka penerapan metodelogi
ini pun akan mengalami kesukaran.

Kedudukan sistem dalam upaya pembangunan nasional merupakan konsesus


dan karenanya mempunyai arti politik sangat penting.secara umum sistem pendidikan
di setiap negara amat bervariasi, walaupun terdapat persamaan yang bersifat
universal.

Adapun tahapan-tahapan perencanaan pendidikan terbagi menjadi 7 bagian


yaitu, mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, analisis bidang telaahan
permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang rencana, mengevaluasi
rencana-rencana, menspesifikasikan rencana (Speciying The Plan),
mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan), dan memantau pelaksanaan
rencana dan umpan balik bagi perencanaan.

1. Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan


2. Ruang lingkup permasalahan permasalahan pendidikan

Fokus yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan
perencanaan pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis, karena
setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus diarahkan
dalam kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan batasan
permasalahan berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah kegiatan
selanjutnya.

1. Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan


kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu
permasalahan terjadi apabila suatu aktifitas atau kejadian menyimpang dari
yang seharusnya terjadi.
2. Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan, terdapat tiga hal pokok
yang harus diketahui dan diperhatikan untuk memberikan pemahaman tentang
perencanaan pendidikan yang meliputi karakteristik perencanaan pendidikan,

3
dimaksudkan untuk menggambarkan sifat khusus dari perencanaan
pendidikan, rancangan dan kebijakan yang diambil, dimensi perencanaan
pendidikan.
3. Kendala-kendala perencanaan yang utamanya meliputi; politik, ekonomi, dan
waktu. Pada umumnya kendala-kendala yang muncul pada proses
perencanaan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi akan berdampak lebih
besar pada tingkat di bawahnya.
4. Makna permasalahan perencanaan pendidikan, berbeda dengan profesi lainnya
perencanaan pendidikan tidak memiliki bidang pengetahuan teknis yang
dikenali secara jelas. Perencanaan pendidikan terlihat sebagai perwujudan dari
kecenderungan ke arah kegiatan manusia.
5. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan

Pengkajian mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat


dipastikan hubungannya dengan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik
perencanaan maupun pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya
sekarang, tetapi gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel
dengan kemajuan yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai
cara-cara pemecahan permasalahan.

Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang


yang didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi
diantara banyak variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan
adalah posisi sekolah dalam lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan
perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan, berkaitan trasportasi,
kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan faktor-faktor lain,
baik yang bersifat terselubung maupun trasparan.

C. Kesenjangan antara kenyataaan dengan harapan dalam perencanaan


pendidikan

Kenyataan (das sein), yakni suatu pandangan yang mengungkapkan bahwa


sekolah harus mandiri dan tidak berada pada suatu institusi, kenyamanan
pendidikan akan mengambil tempat dimana kondisi siswa sebanding dengan
ketersediaan tenaga pengajar saat ini, dan para pengolola sekolah dapat
menangani langsung operasional sekolah untuk disesuaikan kehendak masyarakat.
Pada kenyataan dalam perencanaan pendidikan hendaknya dipertimbangkan pula
situasi belajar yang nantinya diharapkan mampu menunjang proses belajar
mengajar, misalnya kaitan belajar dengan tempat bermain, kesenian atau olahraga.
Harapan dalam fIlosofi perencanaan pendidikan adalah apa yang seharusnya (das
sollin).
Berpijak pada pemikiran mengenai harapan di atas, jelas bahwa perencanaan
pada umumnya berorientasi pada suatu sistem, artinya bagaimana suatu
perencanaan pendidikan mampu memberikan solusi pemecahan masalah dan
bertindak sebagai jembatan bagi berbagai perbedaaan yang ada.

4
1) Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan

Sumber daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu di
identifikasi dan dikenali dalam perrumusan sebuah perencanaan pendidikan.
Untuk menghasilkan atau mencapai solusi maksimal suatu perencanaan
tergantung pada ketersediaan sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik
secara individu maupun kelembagaan.

2) Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta


prioritasnya

a. Pendekatan sistem dalam perencanaan pendidikan.

Perencanaan pendidikan terdiri dua komponen dasar, yaitu proses


perencanaan dan isi perencanaan. Pada tulisan tujuh fase proses perencanaan
dikonstruksikan untuk menyisipkan beberapa cara yang saling berhubungan
yang mampu memproduksi hasil pendidikan dengan sosial, ekonomi, dan
detail fisik yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan.

b. Komponen: konteks pendidikan

Pendidikan fungsional untuk merencanakan pendidikan membutuhkan


gambaran yang jelas dari sistem pendidikan. Kejelasan menyeluruh, asumsi
yang penting untuk model proses perencanaan pendidikan dan sistem
pendidikan harus di pertimbangakan secara menyeluruh

c. Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan

Seseorang perencana pendidikan dalam menentukan pekerjaan yang


akan berhadapan dengan berbagai kekuatan dan kepentingan akan
mempengaruhi proses perumusan perencanaan. Oleh karena itu seseorang
perencanaan harus mampu mengidentifisikan berbagai kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman (SWOT) yang akan mempengaruhi proses
perencanaan, mampu memahami sifat-sifat dasar manusia, mampu memahami
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, mampu menguasai berbagai jenis
pendekatan dalam perencanaan sistem pendidikan, mampu memformulasikan
suatu rancangan pendidikan yang berorientasi kepada aspek-aspek fisik,
manajemen, dan kurikulum yang disesuaikan dengan aspek-aspek fisik,
politik, ekonomi yang berlaku pada lingkungannya.

Adapun langkah-langkah dalam menganalisa bidang telaahan


permasalahan perencanaan pendidikan yaitu;

1. Mempelajari bidang telaah dan sistem-sistem sub bidang telaah

Pendidikan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem terdapat berbagai


proses yang kemudian membentuk sub-sub sistem. Proses-proses tersebut
terjadi di dalam suatu lingkungan yang kemudian disebut sebagai lingkungan

5
pendidikan. Lingkungan pendidikan secara luas inilah yang merupakan bidang
telaah masalah perencanaan pendidikan.

2. Mengumpulkan data

Ada 5 tahapan dalam sistem pengorganisasian data, yaitu; pertama,


data dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Kedua, data diisikan
atau ditempatkan di tempat penyimpanan data. Ketiga, data diolah
(dikemas) menurut aturan yang sudah ada. Keempat, data ditampilkan
dalam bentuk yang dapat digunakan. Kelima, data dipindahkan dari satu
titik ke dalam sistem titik yang lain sesuai dengan keperluannya. Data
yang diperoleh kemudian diklasifikasi dan selanjutnya digunakan untuk
perencanaan pendidikan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang.

3. Tabulasi data

Proses tabulasi data harus lebih akurat dari tahun ke tahun,


sehingga diperlukan adanya survei tahunan untuk riset dan penelitian yang
ada guna mendapatkan data yang terbaru. Tabulasi data sangat diperlukan
di dalam perencanaan pendidikan untuk berbagai analisis data.

4. Perkiraan/peramalan (forecasting) perencanaan


Teknik peramalan pendidikan menggunakan beberapa metode
dengan memperhatikan berbagai aspek (masyarakat, perubahan ekonomi,
dan aktivitas lainnya) dan sistem pendidikan membuat asumsi dasar dan
asumsi khusus. Asumsi dasar merupakan asumsi yang berkenaan dengan
faktor kelahiran, kematian, rata-rata, populasi migrasi, bentuk
pemerintahan, politik, ekonomi, organisasi. Sedangkan asumsi khusus
merupakan asumsi yang dipusatkan pada kondisi lokal.

5. Mengkonsepsikan Dan Merancang Rencana

Perencanaan pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar


jika dapat menilai efektifitas berbagai program yang ditanganinya. Empat
bidang perhatian perencanaan pendidikan, yaitu: (a) sejumlah aktifitas
yang tercakup dalam berbagai lembaga pendidikan, (b) kebutuhan
manusia akan lembaga pendidikan, perencanaan fasilitas fisik yang
berkaitan dengan proses dan teknik, dan (d) administrasi gedung dan
peralatan sekolah.

Pekerjaan perencanaan pendidikan memerlukan interpretasi


ringkas mengenai kebutuhan masyarakat dan cara memenuhinya.
Perencanaan haruslah bersifat komprehensif dan seorang perencana harus
menyeimbangkan sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang
memungkinkan terjadi. Dalam mengindentifikasi kecenderungan umum,
maka perlu mengkaji latar belakang perencanaan, pola dan kecenderungan
umum pada manusia, pergerakan, ekonomi dan tempat, selanjutnya adalah

6
mengkonsepsikan dan merancang rencana, yaitu menentukan tujuan dan
sasaran, untuk kemudian merancang rencana (designing plans)
pendidikan.

6. Mengevaluasi Rencana-Rencana

Simulasi perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau


visualisasi dari perilaku sebuah sistem dengan tujuan untuk memberikan
suatu metode dalam mengamati ( visualisasi) berbagai perilaku komponen
perencanaan. Ada tiga model utama simulasi yang dapat dioperasikan
yaitu; (a) model perubahan berkelanjutan (continously changing model),
(b) model periode tertentu (fixed period model), dan (c) model peristiwa
terpisah-pisah (discrete event model).

Empat faktor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam


mensimulasikan sebuah perencanaan yaitu; (a) peranan perencanaan (the
role of planning), (b) Model (the model), (c) pengukuran keefiktifan
model (the measure of the model’s effectiveness), (d) Kriteria-kriteria
keputusan (the creteria of the decision).
Enam hal yang menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan
model, yaitu; (a) tingkat agregasi (the levelof aggregation), (b) Perlakuan
terhadap waktu (treating time), (c) Dampak-dampak perubahan (the
effectts of change), (d) pengoperasian model (operating the model), (e)
penggunaan variabel-variabel (using variables), (f) menentukan parameter
(establishing parameters).
Model yang dipakai dalam simulasi adalah; (a) model simulasi
untuk dimensi orang-orang, (b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c)
model-model simulasi untuk pergerakan-pergerakan, (d) model-model
simulasi yang digunakan dalam ekonomi, (e) model simulasi yang
digunakan untuk kegiatan-kegiatan (activities)
Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi perencanaan
pendidikan yaitu; (a) matriks yang dipilih (preference), (b) pemetaan
peringkat, (c) pembobotan sejumlah besar sasaran, (d) skala penilaian
ordinal, (e) matriks evaluasi, (f) metode pemeringkatan dan pembobotan
Setiap perencanaan hendaknya dan hasilnya harus menunjukkan imbalan
yang berkaitan dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan
pendidikan yang komprehensif harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial
dan ekonomi yang saling berkaitan dan hendaknya diperlakukan sebagai
sistem yang terpadu. Bagian penting dari suatu perencanaan pendidikan
yang komperehensif adalah proses fisik, sosial dan administratif
menunjukkan perlunya koordinasi, fleksibilitas dan pemilihan waktu
komitmen dan berbagai fungsi.

7. Menspesifikasikan Rencana (Speciying The Plan)


Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan
perencanaan yang komprehensif. Perencanaan muncul sebagai aktifitas
keikutsertaan (participatory) mencapai tujuannya dengan memadukan
semua unsur, sehingga tujuan itu tercapai dari orang yang akan dilayani
oleh lingkungan dan akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak

7
dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau
pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan
rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang
diinginkan.

8. Mengimplementasikan Rencana (Implementing The Plan)


Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan
pedoman umum tindakan oleh sekelompok orang tertentu (elected
effecials). Perencanaan program pendidikan menyangkut persiapan
rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur untuk diterapkan
oleh institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka sistem
pendidikan yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses
pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan program –
program pendidikan dan alat – alat yang dibutuhkan untuk
menjalankannya.
Perencanaan pendidikan yang komprehensif merupakan konstitusi
yang tidak permanen dan merupakan kumpulan-kumpulan prinsip-prinsip
pendidikan fundamental. Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah
masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk perencanaan tertentu
dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin efektivitas
agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit oprerasional perencanaan
pendidikan memiliki keterampilan metodologis berupaya menjangkau
seluruh kepentingan pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan
rasional.
Sebuah perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku
dan dan kerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang
dibutuhkan dalam perencanaan adalah kerjasama dan kesamaan pikiran
sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi situasi kerjasama dapat
diinterpretasikan dalam lima kerjasama yaitu; (a) kerjasama antara orang,
(b) kerjasama berkaitan dengan tempat, (c) kerjasama berkaitan dengan
perubahan atau gerakan, (d) kerjasama berkaitan dengan ekonomi, dan (e)
kerjasama berkaitan dengan aktivitas
Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk
menghilangkan konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasikan
kegiatan yang berbeda dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam
merupakan esensi perencanaan pendidikan yang komprehensif dengan
tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan pendidikan yang
komprehensif ke dalam program-program praktis.
Memantau Pelaksanaan Rencana Dan Umpan Balik Bagi
Perencanaan
Monitoring perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan
suatu alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi.
Penjadwalan dapat digunakan untuk mengindentifikasi setiap aktivitas
yang dilaksanakan dan pendekatan komprehensif. Teknik penjadwalan
antara lain; (a) CPM (critikal path method) dan (b) PERT (program
evaluation reseach task). Diagram penjadwalan yang digunakan untuk
aktivitas monitoring yaitu; (a) Diagram Grant, (b) diagram PERT dan,
(c) precedence diagram.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahapan proses perencanaan pendidikan:
Perencanaan pendidikan di indonesia merupakan suatu proses penyusunan alternatif
kebijaksaan mengatasi masalah yang akan dilksanakan dalam rangka mencapain tujuan
pembangunan pendidikan nasioanal dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada
dibidang sosial ekonomi,sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap
penddidika nasional. (Dalam Kambaton, 2012)
Jadi Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang
didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara banyak
variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah posisi sekolah dalam
lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan perencanaan yang berkaitan dengan
penggunaan lahan, berkaitan trasportasi, kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat dan faktor-faktor lain, baik yang bersifat terselubung maupun trasparan

B. Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini kita semua senantiasa bersemangat
dalam belajar dan juga mengajar agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Ada
sebuah pepatah yang mengatakan “Do The Best but don’t feel The Best”!! Artinya
“Jadilah yang terbaik tapi jangan merasa yang paling baik.”

9
DAFTAR PUSTAKA

Kambaton,Harto.2012.(http://hartokambaton.blogspot.co.id/2012/04/makalahperencanaan-
pendidikan-arti-dan.html), (Online), diakses 11 september 2016.

Ervin,Zunia.2014.(http://zuniaervin.blogspot.co.id/2014/11/perencanaan-pendidikan.html),
(Online), diakses 11 september 2016.

Hamzah,Amriani.2011.(http://amrianihamzah.blogspot.co.id/2011/11/mendefinisikan-
permasalahan-perencanaan.html) (Online), diakses 11 september 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai