Anda di halaman 1dari 3

 

     Unsur Perencanaan Pendidikan.


Unsur perencanaan pendidikan menurut Endang Soenarya meliputi:
1.             Unsur kuantitatif.
Perencanaan pendidikan dilakukan berdasarkan pendekatan terhadap permintaan masyarakat. Karena
masyarakat sebagai konsumen memiliki aspirasi dan permintaan yang terus berubah.
2.             Unsur kualitatif.
Unsur kualitatif ini berarti perencanaan terhadap peningkatan kemampuan pengetahuan serta
keterampilan peserta didik dan sebagai ukuran keberhasilan dan kualitas pendidikan. Misalnya saja
peserta didik menunjukkan prestasi belajar, dan dapat menerapkan hasil belajarnya kemasyarakat
sesuai dengan tuntutan lingkungannya.
3.             Unsur relevansi.
Unsur relevansi menekankan pada hubungan antara pendidikan dengan tingkat perkembangan dan
kemajuan serta perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan kecendrungan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang. Pada dasarnya relevansi mengamati bagaimana masa kini dengan masa yang
akan datang karenanya perencanaan pendidikan harus dibuat dengan mengantisipasi kemungkinan
perubahan dan kebutuhan dimasa yang akan datang.
4.             Unsur efisiensi.
Indikator efisiensi perencanaan dapat terlihat diberbagai hal dalam pelaksanaan kegiatan, misalnya
tinggi rendahnya angka putus sekolah, sistem manajemen yang lamban, dan lingkungan yang kurang
menunjang.
Sedangkan menurut Yusuf Enoch unsur-unsur perencanaan pendidikan meliputi:
1.             Keadaan sekarang.
2.             Keadaan yang diharapkan yang akan dituju dan dicapai.
3.             Strategi untuk mecapai sasaran.

Beberapa Metode Pengumpulan Data


1.    Penggunaan angket dan kuisioner
     Metode angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam jumlah yang banyak dengan
waktu yang singkat. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada keahlian peneliti dalam
menyusun pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami, sehingga responden dapat mengetahui
dan merasakan konteks permasalahan yang sedang diteliti.
2.    Interview atau wawancara
Metode interview dapat digunakan untuk mengumpulkan data dimana diperlukan adanya
penjelasan langsung tentang konteks atau area penelitian kepada responden. Unsur subjektivitas
dari data yang diperoleh merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Keberhasilan metode ini
sangat tergantung pda keahlian dan pengumpulan data dalam berkomunikasi dan dalam
menyusun daftar pertanyaan sehingga dicapai focus kata yang diperoleh. Data yang berhubungan
dengan perpindahan biasanya berhubungan dengan transportasi, data ini berkenaan dengan biaya
dan dalam perencanaan ini perlu dipertimbangkan dalam memilih alat transportasi sehingga
fungsi efesiensi dan efektivitas tercapai.[1] Pengumpulan dan pengolahan data, perkembangan
pendidikan pada masa sekarang sangat perlu diketahui dan dipahami secara jelas oleh perencana
pendidikan karena gambaran keadaan itu akan dijadikan dasar untuk penyusunan perencanaan
pendidikan. Langkah pertama mengidentifikasi jenis data yang diperlukan.

2.        Diagnosis Perencanaan Pendidikan


Data yang sudah terkumpul harus dianalisis dan didiagnosis. Menganalisis data merupakan
proses untuk menghasilkan suatu informasi. Mendiagnosis keadaan pendidikan dapat dilakukan
melalui penelitian dengan jalan meninjau segala usaha dan hasil pendidikan, termasuk mengkaji
rencana yang sudah disusun tetapi belum dilaksanakan. Dalam mendiagnosis keadaan
pendidikan dipergunakan kriteria-kriteria seperti relevansi, efektifitas dan efesiensi. Setelah
tujuan-tujuan pendidikan nasional dirumuskan, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
perencanaan pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan nasional sekarang ini
memadai, relevan dan mendatangkan hasil yang baik. Ini dilakukan dengan menghadapkan atau
mencocokkan output usaha pendidikan dengan tujuan dan mencatat perbedaan yang menonjol.
Latihan ini dinamakan diagnosis dan mengarahkan kita untuk mengindentifikasi kelemahan dan
kekurangan dalam sifat, luas, kualitas, organisasi serta tingkat penampilan aktivitas-aktivitas
pendidikan pendidikan nasional. Kriteria untuk diagnosisini mutlak ditemukan oleh tujuan
pendidikan nasional.
3.        Perumusan Kebijakan
Penyusunan perencanaan pendidikan yang komperhensif pertama-tama memerlukan rumusan
masalah yang jelas. Situasi awal pada sebagian besar perencanaan pendidikan dipenuhi dengan
ketidak pastian. Beberapa pertanyaan telah diajukan mengenai kemampuan perencanaan untuk
memecahkan masalah yang harus segera diselesaikan. Para perencana pendidikan itu sendiri
sering berbeda pendapat dalam masalah-masalah tersebut, sehingga upaya yang dilakukan dapat
dianggap sebagai suatu ungkapan ketidakpastian.
Perumusan kebijakan, merupakan suatu pembatasan gerak tentang apa-apa yang akan
dijadikan keputusan oleh orang lain. Suatu kebijakan di bidang pendidikan dirumuskan secara
melembaga oleh pemerintah dengan melibatkan instansi-instansi terkait. Biasanya kebijakan
pendidikan sudah dituangkan dalam repelita. Para perencana pendidikan tetap memegang
peranan penting terutama dalam memberikan nasehat teknis dalam perumusan kebijakan.
Perumusan kebijaksanaan tentang situasi pendidikan sekarang ini yang menunjukan kelamahan
dan kekurangan-kekurangan yang perlu dikoreksi sehingga mengarah atau mencapai relevansi,
efektivitas dan efesiensi. Tindakan korektif harus didasarkan pada suatu kebijaksanaan yang
harus dikaji untuk menunjukan kerangka kerja umum dimana keputusan-keputusan yang lebih
rinci harus dilakukan.[2]

Anda mungkin juga menyukai