Anda di halaman 1dari 11

PERAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI KEMAJUAN

SEBUAH LEMBAGA PENDIDIKAN DI PESANTREN

Yuda Setiawan1, Imam Saerozi2


1
Mahasiswa; 2Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Pesantren
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
yudasetia1357@gmail.com1, imamsaerozi@gmail.com2

Abstrak : Manajemen merupakan salah satu aspek terpenting di dalam pengolahan


sebuah lembaga atau instansi termasuk pada lembaga pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan Islam dan pesantren. Kedua lembaga tersebut tidak bisa
terpisahkan dan merupakan tolak ukur pendidikan Islam. Sejarah telah
membuktikan bahwa cikal bakal pendidikan formal adalah berasal dari pendidikan
pesantren yang dimulai dari surau, masjid, dan tempat-tempat yang ramai. Setelah
Islam mulai berkembang pesat, pendidikan juga mulai diutamakan bahkan
dijadikan sebagai proses doktrinisasi. Pesantren, dengan inspirasi tiada hentinya,
berkarya pun selalu pasti, bahtsul masa’il, dan sorogan, mukhadloroh sebagai ciri
khas pembelajaran serta sebagai proses evaluasinya, mampu melahirkan generasi-
generasi yang handal dan siap memecahkan segala suatu permasalahan yang sedang
terjadi saat ini. Dengan demikian aspek kebermanfaatan hasil pendidikan Islam
dapat dirasakan dari masyarakat kaum bawah hingga atas.

Kata Kunci : Manajemen, pesantren, manajer

Abstract : Management is one of the most important aspects in the management of


an institution or institution, including educational institutions, especially Islamic
educational institutions and Islamic boarding schools. The two institutions cannot
be separated and are a benchmark for Islamic education. History has proven that
the forerunner of formal education comes from Islamic boarding school education
which starts from surau, mosques, and crowded places. After Islam began to
develop rapidly, education also began to be prioritized and even used as a doctrinal
process. Islamic boarding schools, with unending inspiration, always working,
bahtsul masa'il, and sorogan, mukhadloroh as the characteristics of learning and
as an evaluation process, are able to give birth to generations who are reliable and
ready to solve all problems that are happening at this time. Thus the usefulness
aspect of the results of Islamic education can be felt from the bottom to the top class
society.

Keywords : Management, boarding school, manager

Pendahuluan

Manajemen pesantren merupakan wadah untuk memfalisitasi para peserta


didik khususnya yang ada di lembaga yang berbau keislaman yakni pondok
pesantren. Dalam pelaksanaan manajemen sebuah lembaga juga harus
memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku. Pondok pesantren pada dasarnya
merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya
Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai dari sejak Islam masuk
negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah
lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan yang telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Pendidikan di
dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam ilmu pengetahuan khususnya Al-
Quran dan Hadits. Pondok pesntren sebagai lembaga pendidikan yang telah lama
berkembng di negeri ini diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
perjalanan bangsa Indonesia. Pada saat itu pondok pesantren telah berfungsi sebagai
salah satu benteng pertama uman Islam, pusat berdakwah, dan pusat pengembangan
masyarakat yang kususnya beragama Islam di Indonesia.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan


pendekatan literature review dengan mengkaji data dari beberapa referensi sebagai
pengumpulan datanya. Literature review merupakan sebuah metode yang
sistematis, eksplisit, dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi dan sintesis
terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan
oleh para peneliti dan praktisi.

Hasil dan Pembahasan


Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu manus, yang berarti tangan, dan
agere, yang artinya melakukan, jika digabung menjadi kata kerja managere, berarti
menangani. Menurut arti istilah, banyak pakar yang mengemukakan beragam
definisi : (1) manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan, (2) manajemen adalah segenap proses tujuan tertentu, (3)
manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan lebih dulu dengan
mempergunakan kegiatan orang lain. 1

Pengertian Pesantren

Istilah pesantren sesungguhnya berasal dari kata santri, yang mendapat


awalan “pe” dan akhiran “an” sebagai tempat tinggal para santri dalam menimba
ilmu agama khususnya Islam. Kata santri juga berarti orang yang mendalami
pengetahuannya dalam bidang agama Islam. sebagai bagian penting dari pesantren,
santri merupakan sekelompok orang yang memiliki ketekunan dalam mempelajari
kajian kitab-kitab kuning (klasik) yang memuat berbagai ilmu agama seperti fiqh,
tasawuf, tafsir, tauhid, hadits, dan sebagainya. Tidak heran apabila santri dianggap
sebagai generasi terbaik dalam ilmu agama yang dapat diandalkan untuk melakukan
perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Santri juga dipandang sebagai
sosok personifikasi yang paling ideal untuk mencapai tujuan bersama dalam
membangun usaha-usaha perbaikan bangsa dan agama. Keberadaan santri ini
diyakini memiliki peran besar dalam mengaplikasikan visi kebangsaan yang
berbasis nilai-nilai keislaman, dan menjadi aktor intelektual yang dapat
menentukan kualitas pembangunan di segala bidang kehidupan. Secara historis-
antropologis, lembaga pendidikan khususnya pesantren tidak dapat dipisahkan dari
kultur masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Pesantren dari sudut historis-

1
Stoner J.A.F. and Freeman, R.E, Management (New Jersey: Pentice-Hall Inter-National
Editiens, 2000), hal. 5.
kultural dapat dikatakan sebagai pusat pelatihan dan bimbingan bagi generasi
bangsa yang senantiasa mewarnai dinamika kebudayaan bermasyarakat.2

Pesantren memang merupakan sistem pendidikan Islam tradisional di Jawa


dan Madura yang menjadi pusat dakwah bagi pengembangan ajaran khususnya
agama Islam secara menyeluruh bagi masyarakat luas. Sebagai pusat dakwah,
posisi pesantren sampai sekarang tak pernah tergantikan oleh lembaga pendidikan
Islam lainnya, karena selain memfokuskan pada pendalaman ilmu agama, ia juga
tidak lepas dari kajian-kajian ilmiah yang mengintegrasikan antara iman dan
moralitas ilmu pengetahuan. Secara kultur, pesantren dibangun berdasarkan basis-
basis tradisional yang bermula dari pedesaan dalam rangka menciptakan perubahan
penting bagi kemajuan peradaban penting bagi kemajuan peradaban Islam pada
masa mendatang.

Manajemen Pendidikan Islam Dalam Pesantren

Berikut ini akan di bahas penjabaran fungsi-fungsi manajemen pendidikan


Islam pada sebuah lembaga pondok pesantren :

1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan
di masa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Di dalam perencanaan mengandung sebuah unsur : sejumlah kegiatan yang
ditetapkan sebelumnya, adanya suatu proses, ada hasil yang ingin dicapai, dan
menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Manfaat perencanaan ini antara
lain : mendapatkan standar pengawasan, dapat memperkirakan pelaksanaan
dan melakukan kontrol, membuat skala prioritas; mengetahui kapan
pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan, mengetahui siapa saja yang
sebaiknya dilibatkan dalam suatu kegiatan, membuat struktur organisasi,
termasuk kualifikasi dan kuantitasnya, mengetahui dengan siapa koordinasi
sebaiknya dilakukan, dapat melakukan suatu penghematan pengeluaran biaya;
meminimalisir kegiatan yang tidak produktif, menghemat biaya serta waktu;
lebih baik dalam penyusunan program dan anggaran, memberikan gambaran

2
Mohammad Takdir, Modernisasi Kurikulum Pesantren, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2018),
hal. 22-23.
menyeluruh tentang kegiatan pekerjaan, mengefisienkan dan memadukan
beberapa kegiatan, memprakirakan kesulitan yang bakal ditemui, dan
mengarahkan pencapaian tujuan. 3
Bagi sebuah pondok pesantren, rencana jangka panjang sangat besar
manfaatnya. Yang jelas berapapun, bekerja berdasarkan cita-cita dan suatu
rencana yang ideal-rasional, dampak terhadap penggarapan perlengkapan fisik
(sarana dan prasarana) dan nonfisik (pendidikan) sehari-hari niscaya akan jauh
lebih baik, terarah dan tepat sasaran.
2. Fungsi Pengorganisasian
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi itu merupakan “wadah” bagi
mereka yang ingi mengembangkan suatu kompetensi yang dimiliki pribadi
masing-masing. Tujuan dan manfaat organisai : mengatasi keterbatasan
kemampuan pada individu, pencapaian tujuan yang akan lebih efektif dan
efisien bila diusahakan secara bersama, sebagai wadah berbagai potensi dan
teknologi. Terkait dengan pengorganisasian dalam bentuk pesantren,
diberlkukannya Undang-Undang Yayasan Tahun 2001 dan 2004. Penempatan
dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam organisasi (staffing), intinya
mengusahakan secara sungguh-sungguh penerpan the right man on the right
place serta pembinaan dan pengembangan melalui pengarahan, diklat,
penataran atau disekolahan, dan melalui penghargaan dan sanksi seperti
promosi, rolling, mutasi, dan sebagainya. 4
3. Fungsi Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan yakni dengan merealisasikan kegiatan yang telah
direncana disusun menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai suatu tujuan
secara efektif dan efisien, sehingga setiap pelaksanaan dalam organisasi
seharusnya memiliki kekuatan yang lebih mantap dan meyakinkan, sebab jika
tidak memiliki hal tersebut, maka proses pendidikan khususnya di pesantren
akan sulit terealisasikan. Dintara beberapa fungsi manajemen, fungsi

3
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2006), hal 65.
4
Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Makasar : Gadjah Mada University Press, 2012),
hal 133-136.
pelaksanaan ini sangat penting. Dalam hal pelaksanaan, peran yang sangat
penting adalah pimpinan karena akan banyak berkaitan dengan manusia
sebagai subjek kegiatan, sehingga secanggih apapun peralatan yang
digunanakn jika tidak disertai dukungan manusia khususnya seorang
pemimpin, maka akan sia-sia.
Dalam bahasa Arab, kata “pelaksanaan” diartikan “al-taujih” yaitu
mengarahkan. Kata mengarahkan atau menggerakkan sumber daya manusia
disebutkan di beberapa ayat dalam Al Qur’an untuk mencapai tujuan bersama,
seperti “tabsyir” (memberi kabar bahagia) dan “Indzar” (memberi peringatan
atau teguran) sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah/2:213, Allah SWT
menunjuk para Nabi menuntun dan mengarahkan umatnya menuju jalan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan memberikan kabar gembira dan
peringatan kepada hambanya.
4. Fungsi Pengawsan
Pengawasan atau controlling berasal dari bahasa Perancis yaitu
“contre” berarti melawan. Sedangkan secara etimologis sering diterjemahkan
dengan pengendalian atau pengawasan. Pengawasan pada dasarnya merupakan
ukuran tampilan yang nyata terhadap perencanaan dengan mendeteksi
penyebaran yang secara signifikan antara hasil serta harapan, dan
mengidentifikasi tindakan penyebaran tersebut, hingga dapat mengambil suatu
tindakan perbaikan. Saiful Sagala dalam bukunya mengatakan bahwa
pengawasan meliputi pemeriksaan kesesuaian terhadap apa yang direncanakan,
intruksi yang dikeluarkan, serta prinsip yang telah diterapkan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan tahapan yang telah
ditentukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya serta tidak
bertentangan dengan syariat Islam. Dengan adanya fungsi pengawasan ini
diharapkan lembaga khususnya pesantren dapat berjalan dengan efektif dan
efesien.

Unsur-Unsur Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telang ditetapkan, seorang manajer tentu


membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut
pendapat yang dikemukakan oleh Manullang. Sebagaimana dikutip oleh Mastini
tentang unsur manajemen tersebut terdiri atas manusia, material, mesin, metode,
uang, dan pasar. Setiap unsu-unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi
suatu manajemen. Penjelasan tersebut, diantaranya :

1. Manusia (Man)
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan beberapa
aktivitas, karena manusia itu yang menjalankan semua program yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu tanpa adanya manusia, manajer tidak akan
mungkin bisa mencapai tujuan yang di inginkan.
2. Material (Material)
Material dalam manajemen dapat diartikan sebagai bahan atau data dan
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan digunakan sebagai
pelaksana fungsi-fungsi dari manajemen serta dalam mengambil keputusan oleh
atasan.
3. Mesin (Machine)
Mesin aalah suatu jenis alat yang digunnakan sebagai proses pelaksana
kegiatan manajemen dengan menggunakan teknologi atau alat bantu berupa
mesin.
4. Metode (Method)
Metode atau cara bisa diartikan pula sebagai sarana atau alat manajemen,
karena untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah direncanakan harus
menggunakan metode atau cara yang efektif dan efisien. Namun, metode-
metode yang ada harus disesuaikan dengan perencanaan yang sudah dibuat, agar
metode itu tepat pada sasaran yang dituju.
5. Uang (Money)
Uang digunakan sebagai sarana manajemen dan harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik dan
tidak memerlukan uang yang begitu besar. Apabila dinilai dengan uang lebih
besar yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
6. Pasar (Markets)
Pasar merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya, teruntuk
khusus bagi perusahaan-perusahaan atau badan yang bertujuan untuk mencari
laba atau keuntungan. Karena pasar ini sebagai tempat pendistribusian barang-
barang yang sudah dihasilkan oleh suatu perusahaan. 5

Pengembangan Pendidikan Pesantren

Sistem pendidikan di pesantren hendaknya memiliki keterpaduan antara


unsur keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan. Sistem pendidikan terpadu ini
diroyeksikan sebagai suatu alternatif untuk menuju masyarakat madani. Berikut ini
penjelasan dari keterpaduan sebuah pendidikan di pesantren, antara lain :

1. Keislaman
Agama Islam sudah termajinalkan dalam bangunan sistem pendidikan,
karena ada anggapan bahwa Islam sebagai penghambat kemajuan. Islam diklaim
sebagai tatanan nilai yang tidak dapat hidup berdampingan dengan sains. Islam
yang dipandang sebagai penyebab kegagalan dan keterbelakangan adalah klaim-
klaim warisan kolonial yang pada masa dahulu digunakan sebagai alat untuk
menghadapi sikap permusuhan non-koperatif kaum Ulama, Kyai, dan santri. 6
Ajaran Islam dengan jelas menunjukkan adanya hubungan organik antara
ilmu dan iman. Hubungan organik itu kemudian dibuktikan dalam sejarah Islam
klasik ketika kaum muslim memiliki jiwa kosmopolit yang sejati. Atas dasar
kosmopolitanisme itu umat Islam membangun peradaban dalam arti yang
sebenar-benarnya yang juga berdimensi universal. Keikutsertaan dunia
pendidikan Islam secara aktif dalam pembangunan Indonesia akan menampilkan
Indonsia dalam bentuk baru. Indonesia yang akan datang seperti sosok santri
yang modern. Keselarasan Indonesia dengan santri, karena pada dasarnya sosok
santri itu sebagai tampilan sikap yang sama, terbuka, kosmopolit, dan
demokratis.
Perpaduan kedua komponen penunjang iptek dan imtaq diupayakan lewat
perpaduan dua sistem pendidikan, tradisional dan memasukkan sistem
pendidikan baru dalam dunia pendidikan Islam bukan berarti melepaskan yang

5
Agustini, Pengelolaan dan Unsur-Unsur Manajemen (Jakarta : Citra Pustaka, 2013), hal.
61.
6
Nurcholis Madjid dan Yasmadi, Isasi Pesantren, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 122.
lama. Karena pada institusi pendidikan pesantren itu justru ada yang perlu
ditumbuh kembangkan kembali. Tidak semua pada yang lama itu mesti di buang.
Pondok pesantren perlu melihat kembali kitab-kitab lama (kitab klasik) untuk
menyikapi agar tidak terjadi kemiskinan intelektual atau kehilangan jejak
riwayat intelektualisme Islam. Konsep dasar ini hanya sebatas bagaimana
menempatkan kembali ilmu pengetahuan dan ke dalam daerah pengwasan nilai
agama, moral, dan etika. Karena prinsipnya, asal mula semua cabang ilmu
pengetahuan itu adalah bersumber dari ilmu agama. Khususnya agama Islam.
2. Keindonesiaan
Lebih jauh lagi pendidikan diharapkan mampu menciptakan suatu lembaga
pendidikan yang mempunyai identitas kultural yang lebih sejati sebagai konsep
pendidikan masyarakat Indonesia baru yang didalamnya juga akan ditemukan
nilai-nilai universitas Islam yang mampu melahirkan suatu peradaban
masyarakat Indonesia di masa depan.7 Di sisi lain, lembaga ini juga mencirikan
keaslian indigenous Indonesia, karena secara kultural terlahir dari budaya
Indonesia yang asli.
Konsep ini adalah upaya isasi dengan tegas dan jelas berlandaskan platform
kean yang berakar dalam keindonesiaan dengan dilandasi keimanan. Pondok
pesantren diharapkan dapat memberikan responsi atas tuntunan era mendatang
yang meliputi dua aspek, universal dan nasional. Aspek universal yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan dalam skala nasional yaitu pembangunan
di Indonesia. Untuk yang terakhir ini, bahkan peran pondok pesantren semakin
besar dalam menentukan suatu pola pembangunan yang bersifat indigenous asli
sesuai aspirasi bangsa Indonesia sendiri. Karena pondok pesantren adalah
sebuah lembaga sistem penidikan pengajaran asli di Indonesia yang paling besar
dan mengakar paling kuat. Pondok pesantren dinili mampu menciptakan
dukungan sosial bagi pembangunan yang sedang berjalan. Sebab, pembangunan
adalah suatu usaha perubahan sosial. Tujuannya adalah untuk perbaikan dan
peningkatan kehidupan secara keseluruhan.

7
Nurcholis Madjid dalam Yasmadi, Isasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2022), hal. 126.
3. Keilmuan
Persoalan mendasar yang terjadi hampir merata di dunia pendidikan kaum
muslim kontemporer adalah terpisahnya lembaga-lembaga pendidikan yang
memiliki konsentrasi dan orientasi yang berbeda. Ada lembaga yang
menitikberatkan orientasinya pada ilmu-ilmu dan disisi lain ada lembaga yang
hanya memfokuskan diri pada ilmu-ilmu tradisional. Realitas kelembagaan
pendidikan ini lebih dikenal dengan dualisme pendidikan. Pendidikan dalam
pondok pesantren pada prinsipnya menghilangkan dualisme pendidikan
tersebut. Kedua bentuk lembaga ini sama-sama memiliki sisi positif yang patut
dikembangkan dan juga mempunyai kelemahan yang sama sekali harus dibuang
dan ditinggalkan. Usaha tersebut tertuju pada upaya untuk mengkompromikan
kedua lembaga ini dengan memadukan sisi baik antara keduanya, sehingga pada
gilirannya akan melahirkan sistem pendidikan yang ideal.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebuah


manajemen dalam sebuah lembaga pesantren itu sangat berperan penting guna
untuk menjadikan sebuah pesantren dapat lebih berkembang di masa yang akan
datang. Istilah pesantren sudah tentu masayarakat mengenalinya, dan sudah ada di
mana-mana.

Manajemen pendidikan dalam lembaga pesantren memiliki beberapa


macam fungsi, diantaranya fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Dari ke empat fungsi tersebut memiliki peran
penting dalam sebuah lembaga pesantren.

Untuk mencapai tujuan yang telang ditetapkan, seorang manajer tentu


membutuhkan sarana manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut
pendapat yang dikemukakan oleh Manullang, sebagaimana dikutip oleh Mastini
tentang unsur manajemen tersebut terdiri dari manusia, material, mesin, metode,
dan pasar.Sistem pendidikan di pesantren hendaknya memiliki keterpaduan antara
unsur keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan. Sistem pendidikan terpadu ini
diroyeksikan sebagai suatu alternatif untuk menuju masyarakat madani.
Keterpaduan tersebut antara lain tentang keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan.
Daftar Rujukan

Agustini. Pengelolaan dan Unsur-Unsur Manajemen (Jakarta : Citra Pustaka,


2013).
J.A.F Stoner and Freeman, R.E, Management (New Jersey: Pentice-Hall Inter-
National Editiens, 2000).
Manulang. Dasar-Dasar Manajemen, (Makasar : Gadjah Mada University Press,
2012).
Madjid Nurcholis dan Yasmadi. Isasi Pesantren, (Jakarta : Ciputat Press, 2002).
Takdir Mohammad. Modernisasi Kurikulum Pesantren, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2018).
Usman Husaini. Manajemen Teori Praktik Dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006).

Anda mungkin juga menyukai