Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 10 MPI 4B
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam” dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
1. Bapak Prof. Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di UIN SATU
Tulungagung ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
4. Bapak Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M. Pd, selaku Dosen pengampu mata
kuliah “Perilaku dan Budaya Organisasi” yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar
mengenai mata kuliah ini.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA..........................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi, maka lembaga
pendidikan saat ini harus mampu mengenali adanya perubahan situasi dan kondisi
yang ada. Perubahan yang terjadi di lingkungan lembaga pendidikan menuntut adanya
pergesaran paradigma dalam memandang lingkungan sekitar. Dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai misi dari sebuah lembaga pendidikan, maka interaksi
antara stakeholder yang ada harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi
atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an
secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya
lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun,
lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Pengaruh lingkungan ini tentu dianalisis
dengan menggunakan paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam perspektif
pendidikan Islam harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jika
lingkungan tidak sinergis dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka ketercapaian
tujuan pendidikan Islam sangat sulit dilakukan.
Lingkungan dalam lembaga pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu,
lingkungan internal dan eksternal dan itu harus dipahami oleh seluruh stakeholder
yang ada. Pengenalan lingkungan internal dan eksternal dalam lembaga pendidikan
yang tepat, maka akan berpengaruh kepada para pengambil keputusan strategi tentang
arah yang hendak ditempuh dan tindakan yang akan diambil dalam rangka membuat
inovasi terhadap lembaga pendidikan yang dikelolanya.1
Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang
positif atau negatif terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh
lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah akhlak dan sikap
keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan terhadap kepribadian
1
Anisa Febriyanti, Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal
Kependidikan, Vol. 3 No. 2, (November 2015), hal. 2.
1
dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya lingkungan terhadap
terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini akan menguraikan pembahasan tentang lingkungan pendidikan organisasi
dalam pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi lingkungan organisasi lembaga pendidikan Islam?
2. Bagaimana lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam?
4. Bagaimana kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkam rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi lingkungan organisasi lembaga pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), hal. 319.
3
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Stategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), hal. 48.
4
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 64.
5
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal.
72.
3
yarubbu yang berarti memperbaki, menguasai urusan. menuntut, menjaga, dan
memelihara. Pendidikan harus dipahami sebagai suatu proses. Proses yang sedang
mengalami pembaruan atau perubahan ke arah yang lebih baik.6
Jadi, dari beberapa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan,
penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu
yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya
yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai
tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan
lingkungan, sejauh itu juga membuka peluang masuknya pengaruh pendidikannya.
Tetapi keadaan itu tidak selalu bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif
bagi perkembangan seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya.
Tugas manajemen pendidikan antara lain mengintegrasikan dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber-sumber pendidikan dengan seefektif dan
seefesien mungkin. Para guru diharapkan dapat mempergunakan dan memanfaatkan
sumber-sumber pendidikan tersebut dalam rangka meningkatkan proses belajar-
mengajar pada masing-masing sekolah atau lembaga pendidikan dimana mereka
bertugas. Dalam hal ini manajer hanya memberikan rambu-rambu atau petunjuk-
petunjuk umum alam penggunaan lingkungan yang dimaksud.7
Lingkungan pendidikan tersebut selalu mengalami perubahan. Perubahan
tersebut terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan mempengaruhi dinamisasi dan
mobilisasi individu dan masyarakat yang sekaligus akan berpengaruh terhadap
perilaku individu dan masyarakat itu sendiri.
Dari uraian yang dikemukakan dapat dipahami bahwa antara lingkungan dan
organisasi terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam Asnawir, Thomson
mengemukakan model hubungan tersebut, dimana ada dua dimensi yang saling terkait
yaitu: (1) tingkat perubahan, (2) tingkat homogenitas. Tingkat homogenitas
mempunyai skala mulai dari yang paling komplek sampai yang paling sederhana.
Begitu juga tingkat perubahan mempunyai skala dari stabil dinamis kepada kurang
stabil. Tingkat homogenitas yang sederhana dan tingkat perubahan yang stabil
dinamis akan melahirkan ketidakpastian yang rendah atau tingkat kepastian yang
6
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif Cet. 1, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hal.
99.
7
Asnawir, Manajemen Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2006), hal. 355.
4
tinggi. Sebaliknya tingkat homogenitas yang kompleks dan tingkat perubahan yang
kurang stabil akan melahirkan ketidak pastian yang tinggi atau kepastian yang rendah.
Sebaliknya kombinasi perubahan yang dinamis dengan elemen lingkungan yang
sederhana menunjukan organisasi berada dalam ketidakpastian moderat. Perbedaan
ketidakpastian tersebut menuntut manajer untuk mengambil tindakan antisipasi yang
berbeda pula. Semakin besar ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh lembaga,
akan menyebabkan lingkungan semakin membatasi perilaku-perilaku kebebasan para
manajer untuk menentukan nasib mereka sendiri.8
8
Ibid, hal. 358-361.
9
Morissan, Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2008), hal. 15.
5
dikendalikan baik oleh lembaga yang berkesangkutan. secara terinci faktor-
faktor tersebut meliputi :10
a. Visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.
Organisasi bagaimanapun bentuknya dituntut memiliki visi misi dan
tujuan yang ingin dicapainya, sasaran dan tujuan yang jelas organisasi
akan sulit untuk diarahkan. Untuk mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan
organisasi ini diperlukan perangkat sumber daya manusia yang baik dalam
artian kualitas. Apabila perangkat ini tidak memenuhi syarat maka
diperlukan perbaikan, berupa pengembangan sumber daya manusia.
Dalam lembaga pendidikan elemen sumber daya manusia meliputi bagian
manajemen organisasi dan tenaga pengajar.
b. Strategi pencapaian tujuan
Visi misi sasaran dan tujuan organisasi bisa saja sama antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, akan tetapi strategi yang digunakan
untuk mencapainya bisa bermacam-macam. Dengan semakin
berkembangnya lembaga pendidikan di masyarakat, baik itu yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, maka lembaga dengan
strategi yang paling jitu yang dapat dengan mudah mencapai visi misi
sasaran dan tujuan tersebut. Kemampuan untuk merencanakan suatu
strategi harus didukung oleh kemampuan perangkat organisasi khususnya
sumber daya manusia dalam melakukan analisis baik itu eksternal maupun
internal organisasi.
c. Sifat dan jenis kegiatan
Jenis dan sifat kegiatan organisasi sangatlah penting pengaruhnya
terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan. Suatu organisasi yang sebagian besar melaksanakan
kegiatan teknis, maka pola pengembangan sumber daya manusia akan
berbeda dengan organisasi yang bersifat ilmiah. Program pengembangan
sumber daya manusia akan berbeda antara satu yang kegiatannya rutin
dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovasi dan kreatifvitas,
akan tetapi bisa pula hanya rutin saja.
d. Jenis teknologi yang digunakan
10
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Hal. 46.
6
Perkembangan zaman telah menutup setiap organisasi untuk
menggunakan teknologi baik yang sudah sangat canggih ataupun
sederhana. Kondisi seperti ini menuntut organisasi untuk dapat
mempersiapkan sumber daya manusia agar dapat menangani dan
mengoperasikan teknologi tersebut. Pihak manajemen harus sudah
memperhitungkan beberapa program pengembangan sumber daya
manusia sebelum mereka menggunakan atau menerapkan suatu teknologi
di dalam organisasinya.
7
dan sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh
organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi
program-program pengembangan sumber daya manusia organisasi yang
bersangkutan. Organisasi pendidikan luar sekolah seperti halnya lembaga
penyelenggara taman bermain anak (playgroup), TPA, lembaga PAUD dan lain
sebagainya akan merespon peraturan pemerintah, sebagai contoh: peraturan
pemerintah yang menyatakan bahwa setiap pengajar atau tutor dalam lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki sertifikat kompetensi sebagai tutor atau
pendidik anak usia dini. Peraturan ini akan direspon oleh pengelola organisasi PLS
dengan mengirimkan staf pengajarnya untuk mengikuti program sertifikasi melalui
sekolah atau lembaga yang menyelenggarakan sertifikasi kompetensi tersebut.
b. Sosio-Budaya Masyarakat
Sosio-budaya masyarakat juga merupakan factoreksternal yang sangat
mempengaruhi organisasi, karena bagaimanapun organisasi didirikan adalah untuk
kepentingan masyarakat yang memiliki latar belakang sosio-budaya yang berbeda-
beda. Tantangan terberat yang dihadapi organisasi penyelenggara pendidikan luar
sekolah adalah bagaimana menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang
sosiobudaya yang berbeda tersebut. Tenaga pengajar atau tutor akan selalu
dihadapkan pada permasalahan sosio-budaya yang berbeda ini, karena mereka
adalah staf yang paling dekat dengan warga belajar. Demikian pula bagian humas
atau public relation, memerlukan kecakapan tersendiri untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan yang bervariasi tersebut. Sehingga program pengembangan
sumber daya manusia bagi kedua bidang pekerjaan ini juga menjadi penting untuk
diperhitungkan. Karena bisa jadi tanpa keterampilan yang memadai, staf tersebut
akan menemui banyak kesulitan dalam menjalankan tugasnya masing-masing
terutama yang berhubungan dengan masyarakat dan masyarakat yang jadi warga
belajar.
c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luarorganisasi dewasa ini
dirasakan sangat pesat sekali. Sebagai suatu organisasi, lembaga penyelenggara
pendidikan luar sekolah harus mampu mengikuti arus perkembangan teknologi
tersebut, akan tetapi tidak semua teknologi yang berkembang tersebut harus di
adaptasi, karena tidak semua teknologi tepat dengan kebutuhan organisasi. Setelah
organisasi mampu menyesuaikan dengan teknologi, sekarang giliran sumber daya
8
manusianya yang harus disesuaikan dengan teknologi tersebut. Karyawan harus
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang diakibatkan
oleh perubahan tersebut. Kondisi baru tersebut bisa dalam bentuk bisnis prosesnya
ataupun mekanisme penggunaannya. Sehingga diperlukan suatu program
pengembangan staf dalam upaya penyesuaian dengan teknologi baru tersebut.
Dalam suatu lembaga pendidikan, teknologi yang sering mengalami perkembangan
adalah media pembelajaran, pelayanan pada warga belajar atau siswa, dan lain
sebagainya yang sebenarnya dapat memudahkan penggunanya, namun apabila
karyawan atau staf masih gagap terhadap teknologi, maka kemudahan yang
tersedia tersebut menjadi sia-sia. Bahkan kemudahanpun tidak hanya dirasakan
oleh staf dan karyawan, melainkan juga dirasakan oleh siswa atau warga
belajarnya, misalnya dalam mekanisme pembayaran biaya kursus yang bisa
memanfaatkan fasilitas online melalui internet ataupun dengan pembayaran
melalui ATM. Namun fasilitas ini akan menjadi tidak berguna ketika penggunanya
tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya.12
12
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sember Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 16.
9
tanpa adanya pengeloaan atau menejemen yang baik maka tujuan pendidikan tidak
dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efesien.
1. Penampilan kelompok.
2. Tercapainya tujuan kelompok.
3. Kelangsungan hidup kelompok.
4. Pertumbuhan kelompok.
5. kelompok menghadapi krisis.
6. Bawahan merasa puas terhadap pemimpin.
7. Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan kelompok.
8. Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota kelompok.
9. Bawahan tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin.
10. Berkaitan dengan hasil transformasi.13
BAB III
PENUTUP
13
Abdul Aziz, Manajemen Pengelolaan Sarana-Prasarana Di Sekolah Dan Madrasah, (Surabaya :
Pustaka Radja, 2018), hal. 3.
10
A. Kesimpulan
1. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis,
adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan
penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai
insaniyah danilahiyah. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungan,
sejauh itu juga membuka peluang masuknya pengaruh pendidikannya. Tetapi
keadaan itu tidak selalu bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi
perkembangan seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya.
2. Lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam adalah merupakan
lingkungan yang berada di dalam organisasi lembaga pendidikan tersebut.
Komunikasi yang baik dari para pemimpin dan karyawan maka akan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan internal lembaga pendidikan ini
meliputi struktur lembaga pendidikan, sistem lembaga pendidikan, sistem
komunikasi internal, sumber daya manusia, dan biaya operasional atau keuangan.
3. Lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam adalah terdiri atas
unsur-unsur diluar organisasi atau lembaga, yang sebagian besar tak dapat
dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Lingkungan eksternal meliputi: politik, kebijakan pemerintah, sosial budaya, dan
perkembangan IPTEK.
4. Kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam berfungsi untuk
menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu
lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak
keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga
akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu
sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam
sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas SDM.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah
ini, baik dari segi penulisan maupun isi materi pada makalah. Penulis berharap kepada
11
pembaca untuk menambah referensi literatur yang sesuai. Penulis juga berharap
adanya saran dari pembaca agar penulis mampu menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
12
Anisa Febriyanti, Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga Pendidikan Islam,
Jurnal Kependidikan, Vol. 3 No. 2, (November 2015).
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sember Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008).
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif Cet. 1, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2005).
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000).
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012).
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996).
13