Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LINGKUNGAN ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Perilaku dan Budaya Organisasi

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 10 MPI 4B

1. Nadroh Tuzilul 'Ana Almabisa (126207211022)


2. Rahmahayu Pangesti (126207213136)
3. Wulida Rosyidatul Ummah (126207212085)
4. Yuda Setiawan (126207212086)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MEI 2023
PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam” dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di UIN SATU
Tulungagung ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.

3. Bapak Dr. H. Masduki, M.Ag. selaku Koordinator Progam Studi Manajemen


Pendidikan Islam.

4. Bapak Prof. Dr. Prim Masrokan Mutohar, M. Pd, selaku Dosen pengampu mata
kuliah “Perilaku dan Budaya Organisasi” yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar
mengenai mata kuliah ini.

5. Teman-teman MPI 4B dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan


penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan


bagi pembaca terkait “Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam”. Disadari
sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan di masa
yang akan datang. Tak lupa disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut berpartisipasi dalam penyusunan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Tulungagung, 21 Mei 2023

ii
Penulis

DAFTAR ISI

PRAKATA..........................................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Definisi Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam.................................3


B. Lingkungan Internal Organisasi Lembaga Pendidikan Islam..................................5
C. Lingkungan Eksternal Organisasi Lembaga Pendidikan Islam...............................7
D. Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi, maka lembaga
pendidikan saat ini harus mampu mengenali adanya perubahan situasi dan kondisi
yang ada. Perubahan yang terjadi di lingkungan lembaga pendidikan menuntut adanya
pergesaran paradigma dalam memandang lingkungan sekitar. Dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai misi dari sebuah lembaga pendidikan, maka interaksi
antara stakeholder yang ada harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi
atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an
secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya
lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun,
lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Pengaruh lingkungan ini tentu dianalisis
dengan menggunakan paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam perspektif
pendidikan Islam harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jika
lingkungan tidak sinergis dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka ketercapaian
tujuan pendidikan Islam sangat sulit dilakukan.
Lingkungan dalam lembaga pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu,
lingkungan internal dan eksternal dan itu harus dipahami oleh seluruh stakeholder
yang ada. Pengenalan lingkungan internal dan eksternal dalam lembaga pendidikan
yang tepat, maka akan berpengaruh kepada para pengambil keputusan strategi tentang
arah yang hendak ditempuh dan tindakan yang akan diambil dalam rangka membuat
inovasi terhadap lembaga pendidikan yang dikelolanya.1
Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang
positif atau negatif terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh
lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah akhlak dan sikap
keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan terhadap kepribadian

1
Anisa Febriyanti, Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal
Kependidikan, Vol. 3 No. 2, (November 2015), hal. 2.

1
dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya lingkungan terhadap
terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam. Oleh karena itu, di dalam
makalah ini akan menguraikan pembahasan tentang lingkungan pendidikan organisasi
dalam pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi lingkungan organisasi lembaga pendidikan Islam?
2. Bagaimana lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam?
3. Bagaimana lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam?
4. Bagaimana kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkam rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi lingkungan organisasi lembaga pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lingkungan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam


Lingkungan (Environment) merupakan salah satu unsur atau komponen
pendidikan. Lingkunan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil
pendidikan. Salusu mengemukakan bahwa lingkungan adalah hal-hal yang
mengelilingi dan mempengaruhi perkembangan organisasi.2 Sedangkan Agustinus Sri
Wahyudi mengemukakan bahwa lingkungan adalah salah satu faktor penting untuk
menunjang keberhasilan organisasi dalam persaingan.3
Menurut Zakiyah Drajat, dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan
geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan
kata lain lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam
kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia
maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak,
kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh
mana seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang
masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi tidak selamanya keadaan tersebut
bernilai pendidikan, karena bisa saja malah merusak perkembangan seseorang.4
Sedangkan menurut Sartain, dalam buku M. Ngalim Purwanto menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan, atau life proccess kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula
dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.5
Sedangkan Pendidikan atau dalam bahasa arab tarbiyah dari sudut pandang
etimologi berasal dari tiga kelompok kata yaitu 1). Rabaa yarbuu yang berarti
bertambah dan bertumbuh, 2). Rabiya yarba yang berarti menjadi besar, 3). Rabba

2
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996), hal. 319.
3
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Stategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), hal. 48.
4
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 64.
5
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal.
72.

3
yarubbu yang berarti memperbaki, menguasai urusan. menuntut, menjaga, dan
memelihara. Pendidikan harus dipahami sebagai suatu proses. Proses yang sedang
mengalami pembaruan atau perubahan ke arah yang lebih baik.6
Jadi, dari beberapa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan,
penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu
yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya
yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai
tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan
lingkungan, sejauh itu juga membuka peluang masuknya pengaruh pendidikannya.
Tetapi keadaan itu tidak selalu bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif
bagi perkembangan seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya.
Tugas manajemen pendidikan antara lain mengintegrasikan dan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber-sumber pendidikan dengan seefektif dan
seefesien mungkin. Para guru diharapkan dapat mempergunakan dan memanfaatkan
sumber-sumber pendidikan tersebut dalam rangka meningkatkan proses belajar-
mengajar pada masing-masing sekolah atau lembaga pendidikan dimana mereka
bertugas. Dalam hal ini manajer hanya memberikan rambu-rambu atau petunjuk-
petunjuk umum alam penggunaan lingkungan yang dimaksud.7
Lingkungan pendidikan tersebut selalu mengalami perubahan. Perubahan
tersebut terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut akan mempengaruhi dinamisasi dan
mobilisasi individu dan masyarakat yang sekaligus akan berpengaruh terhadap
perilaku individu dan masyarakat itu sendiri.
Dari uraian yang dikemukakan dapat dipahami bahwa antara lingkungan dan
organisasi terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam Asnawir, Thomson
mengemukakan model hubungan tersebut, dimana ada dua dimensi yang saling terkait
yaitu: (1) tingkat perubahan, (2) tingkat homogenitas. Tingkat homogenitas
mempunyai skala mulai dari yang paling komplek sampai yang paling sederhana.
Begitu juga tingkat perubahan mempunyai skala dari stabil dinamis kepada kurang
stabil. Tingkat homogenitas yang sederhana dan tingkat perubahan yang stabil
dinamis akan melahirkan ketidakpastian yang rendah atau tingkat kepastian yang
6
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif Cet. 1, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hal.
99.
7
Asnawir, Manajemen Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2006), hal. 355.

4
tinggi. Sebaliknya tingkat homogenitas yang kompleks dan tingkat perubahan yang
kurang stabil akan melahirkan ketidak pastian yang tinggi atau kepastian yang rendah.
Sebaliknya kombinasi perubahan yang dinamis dengan elemen lingkungan yang
sederhana menunjukan organisasi berada dalam ketidakpastian moderat. Perbedaan
ketidakpastian tersebut menuntut manajer untuk mengambil tindakan antisipasi yang
berbeda pula. Semakin besar ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh lembaga,
akan menyebabkan lingkungan semakin membatasi perilaku-perilaku kebebasan para
manajer untuk menentukan nasib mereka sendiri.8

B. Lingkungan Internal Organisasi Lembaga Pendidikan Islam


Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam organisasi
lembaga pendidikan tersebut. Komunikasi yang baik dari para pemimpin dan
karyawan maka akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.9 lingkungan
internal lembaga pendidikan Islam meliputi :
1. Struktur lembaga pendidikan. Struktur lembaga pendidikan meliputi struktur
organisasi yang ada di lembaga tersebut, penempatan para tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada di dalamnya.
2. Sistem lembaga pendidikan.
3. Sistem komunikasi internal yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah, guru,
pegawai, dan siswa maka akan tercipta sistem lembaga pendidikan yang bagus di
dalamnya.
4. Sumber daya manusia. Motivasi kerja masing-masing individu Dalam lembaga
atau organisasi berbeda-beda. Motivasi kerja yang tinggi akan membentuk
profesionalisme kerja yang tinggi pula dalam diri orang tersebut. Dengan adanya
motivasi kerja dan profesionalisme yang tinggi maka akan menghasilkan sumber
daya yang berkualitas.
5. Biaya operasional atau keuangan dan dukungan kinerja terhadap misi yang telah
ditentukan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Menurut Irfan Fahmi, faktor internal dalam lembaga pendidikan juga
mencangkup keseluruhan kehidupan lembaga pendidikan yang dapat

8
Ibid, hal. 358-361.
9
Morissan, Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2008), hal. 15.

5
dikendalikan baik oleh lembaga yang berkesangkutan. secara terinci faktor-
faktor tersebut meliputi :10
a. Visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.
Organisasi bagaimanapun bentuknya dituntut memiliki visi misi dan
tujuan yang ingin dicapainya, sasaran dan tujuan yang jelas organisasi
akan sulit untuk diarahkan. Untuk mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan
organisasi ini diperlukan perangkat sumber daya manusia yang baik dalam
artian kualitas. Apabila perangkat ini tidak memenuhi syarat maka
diperlukan perbaikan, berupa pengembangan sumber daya manusia.
Dalam lembaga pendidikan elemen sumber daya manusia meliputi bagian
manajemen organisasi dan tenaga pengajar.
b. Strategi pencapaian tujuan
Visi misi sasaran dan tujuan organisasi bisa saja sama antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, akan tetapi strategi yang digunakan
untuk mencapainya bisa bermacam-macam. Dengan semakin
berkembangnya lembaga pendidikan di masyarakat, baik itu yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, maka lembaga dengan
strategi yang paling jitu yang dapat dengan mudah mencapai visi misi
sasaran dan tujuan tersebut. Kemampuan untuk merencanakan suatu
strategi harus didukung oleh kemampuan perangkat organisasi khususnya
sumber daya manusia dalam melakukan analisis baik itu eksternal maupun
internal organisasi.
c. Sifat dan jenis kegiatan
Jenis dan sifat kegiatan organisasi sangatlah penting pengaruhnya
terhadap pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan. Suatu organisasi yang sebagian besar melaksanakan
kegiatan teknis, maka pola pengembangan sumber daya manusia akan
berbeda dengan organisasi yang bersifat ilmiah. Program pengembangan
sumber daya manusia akan berbeda antara satu yang kegiatannya rutin
dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovasi dan kreatifvitas,
akan tetapi bisa pula hanya rutin saja.
d. Jenis teknologi yang digunakan
10
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Hal. 46.

6
Perkembangan zaman telah menutup setiap organisasi untuk
menggunakan teknologi baik yang sudah sangat canggih ataupun
sederhana. Kondisi seperti ini menuntut organisasi untuk dapat
mempersiapkan sumber daya manusia agar dapat menangani dan
mengoperasikan teknologi tersebut. Pihak manajemen harus sudah
memperhitungkan beberapa program pengembangan sumber daya
manusia sebelum mereka menggunakan atau menerapkan suatu teknologi
di dalam organisasinya.

Peran informasi dalam organisasi penyelenggaraan pendidikan luar sekolah


sangat penting sekali, sehingga diperlukan tenaga tenaga dalam bidang teknologi
informasi yang cakap. Sumber daya manusia yang cakap tidak begitu saja dimiliki
oleh organisasi, melainkan perlu dikembangkan program-program pengembangan
bagi mereka yang disesuaikan dengan kebutuhannya.

C. Lingkungan Eksternal Organisasi Lembaga Pendidikan Islam


Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur diluar organisasi/ lembaga, yang
sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan
oleh manajer. Lingkungan eksternal meliputi: politik, kebijakan pemerintah, sosial
budaya, perkembangan IPTEK, dll. Apabila faktor tersebut dapat menjadi faktor
pendukung dalam keberhasilan lembaga, maka akan menjadi peluang. Kemudian
sebaliknya, apabila faktor tersebut menjadi faktor penghambat keberhasilan lembaga
maka akan menjadi sebuah ancaman.11
Lembaga pendidikan selalu berada dalam lingkungan yang tidak akan terlepas
daripengaruh lingkungan eksternal dimana lembaga pendidikan tersebut berada. Agar
visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi tersebut dapat terlaksana, maka organisasi
harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan eksternal tersebut. Analisis
eksternal adalah suatu review dari kecenderungan legislative,sosial, ekonomi,
persaingan dan teknologi dan asumsiasumsi dari organisasi mengenai kecenderungan-
kecenderungan ini dan dampaknya terhadap organisasi . Faktor-faktor eksternal
tersebut antara lain :
a. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan-kebijakan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui perundang-
undangan, peraturan pemerintah, surat keputusan menteri atau pejabat pemerintah,
11
Handoko, T Hani, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE, 2009), hal. 12.

7
dan sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh
organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi
program-program pengembangan sumber daya manusia organisasi yang
bersangkutan. Organisasi pendidikan luar sekolah seperti halnya lembaga
penyelenggara taman bermain anak (playgroup), TPA, lembaga PAUD dan lain
sebagainya akan merespon peraturan pemerintah, sebagai contoh: peraturan
pemerintah yang menyatakan bahwa setiap pengajar atau tutor dalam lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki sertifikat kompetensi sebagai tutor atau
pendidik anak usia dini. Peraturan ini akan direspon oleh pengelola organisasi PLS
dengan mengirimkan staf pengajarnya untuk mengikuti program sertifikasi melalui
sekolah atau lembaga yang menyelenggarakan sertifikasi kompetensi tersebut.
b. Sosio-Budaya Masyarakat
Sosio-budaya masyarakat juga merupakan factoreksternal yang sangat
mempengaruhi organisasi, karena bagaimanapun organisasi didirikan adalah untuk
kepentingan masyarakat yang memiliki latar belakang sosio-budaya yang berbeda-
beda. Tantangan terberat yang dihadapi organisasi penyelenggara pendidikan luar
sekolah adalah bagaimana menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang
sosiobudaya yang berbeda tersebut. Tenaga pengajar atau tutor akan selalu
dihadapkan pada permasalahan sosio-budaya yang berbeda ini, karena mereka
adalah staf yang paling dekat dengan warga belajar. Demikian pula bagian humas
atau public relation, memerlukan kecakapan tersendiri untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan yang bervariasi tersebut. Sehingga program pengembangan
sumber daya manusia bagi kedua bidang pekerjaan ini juga menjadi penting untuk
diperhitungkan. Karena bisa jadi tanpa keterampilan yang memadai, staf tersebut
akan menemui banyak kesulitan dalam menjalankan tugasnya masing-masing
terutama yang berhubungan dengan masyarakat dan masyarakat yang jadi warga
belajar.
c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luarorganisasi dewasa ini
dirasakan sangat pesat sekali. Sebagai suatu organisasi, lembaga penyelenggara
pendidikan luar sekolah harus mampu mengikuti arus perkembangan teknologi
tersebut, akan tetapi tidak semua teknologi yang berkembang tersebut harus di
adaptasi, karena tidak semua teknologi tepat dengan kebutuhan organisasi. Setelah
organisasi mampu menyesuaikan dengan teknologi, sekarang giliran sumber daya

8
manusianya yang harus disesuaikan dengan teknologi tersebut. Karyawan harus
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang diakibatkan
oleh perubahan tersebut. Kondisi baru tersebut bisa dalam bentuk bisnis prosesnya
ataupun mekanisme penggunaannya. Sehingga diperlukan suatu program
pengembangan staf dalam upaya penyesuaian dengan teknologi baru tersebut.
Dalam suatu lembaga pendidikan, teknologi yang sering mengalami perkembangan
adalah media pembelajaran, pelayanan pada warga belajar atau siswa, dan lain
sebagainya yang sebenarnya dapat memudahkan penggunanya, namun apabila
karyawan atau staf masih gagap terhadap teknologi, maka kemudahan yang
tersedia tersebut menjadi sia-sia. Bahkan kemudahanpun tidak hanya dirasakan
oleh staf dan karyawan, melainkan juga dirasakan oleh siswa atau warga
belajarnya, misalnya dalam mekanisme pembayaran biaya kursus yang bisa
memanfaatkan fasilitas online melalui internet ataupun dengan pembayaran
melalui ATM. Namun fasilitas ini akan menjadi tidak berguna ketika penggunanya
tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya.12

D. Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga Pendidikan Islam


Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam
suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan
efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali
lembaga pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang
tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen
utama dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang
nyata dalam meningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik
sekolah tersebut dikelola. Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi,
maka kualitas output akan relevan dengan kualitas mesinnya.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai


macam faktor, diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai dan dikelola secara optimal. Oleh sebab itu, manajemen merupakan suatu
yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya,

12
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sember Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 16.

9
tanpa adanya pengeloaan atau menejemen yang baik maka tujuan pendidikan tidak
dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efesien.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) merupakan keberhasilan


kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan
peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk
memimpin sekolah. Sehingga keberhasilan kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan
dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu
apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) dan pembinaan
terhadap organisasi (organizational maintenance).

Dengan pendekatan ini, keberhasilan seorang pemimpin dapat dikaji dengan


langkah-langkah atau cara pengamatan terhadap produk yang dihasilkan oleh proses
transformasi kepemimpinannya, seperti :

1. Penampilan kelompok.
2. Tercapainya tujuan kelompok.
3. Kelangsungan hidup kelompok.
4. Pertumbuhan kelompok.
5. kelompok menghadapi krisis.
6. Bawahan merasa puas terhadap pemimpin.
7. Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan kelompok.
8. Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota kelompok.
9. Bawahan tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin.
10. Berkaitan dengan hasil transformasi.13

BAB III

PENUTUP

13
Abdul Aziz, Manajemen Pengelolaan Sarana-Prasarana Di Sekolah Dan Madrasah, (Surabaya :
Pustaka Radja, 2018), hal. 3.

10
A. Kesimpulan
1. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis,
adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan
penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai
insaniyah danilahiyah. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungan,
sejauh itu juga membuka peluang masuknya pengaruh pendidikannya. Tetapi
keadaan itu tidak selalu bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi
perkembangan seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya.
2. Lingkungan internal organisasi lembaga pendidikan Islam adalah merupakan
lingkungan yang berada di dalam organisasi lembaga pendidikan tersebut.
Komunikasi yang baik dari para pemimpin dan karyawan maka akan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan internal lembaga pendidikan ini
meliputi struktur lembaga pendidikan, sistem lembaga pendidikan, sistem
komunikasi internal, sumber daya manusia, dan biaya operasional atau keuangan.
3. Lingkungan eksternal organisasi lembaga pendidikan Islam adalah terdiri atas
unsur-unsur diluar organisasi atau lembaga, yang sebagian besar tak dapat
dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Lingkungan eksternal meliputi: politik, kebijakan pemerintah, sosial budaya, dan
perkembangan IPTEK.
4. Kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan Islam berfungsi untuk
menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu
lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak
keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga
akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu
sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam
sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas SDM.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah
ini, baik dari segi penulisan maupun isi materi pada makalah. Penulis berharap kepada

11
pembaca untuk menambah referensi literatur yang sesuai. Penulis juga berharap
adanya saran dari pembaca agar penulis mampu menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR RUJUKAN

12
Anisa Febriyanti, Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga Pendidikan Islam,
Jurnal Kependidikan, Vol. 3 No. 2, (November 2015).

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Stategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996).

Asnawir, Manajemen Pendidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2006).

Abdul Aziz, Manajemen Pengelolaan Sarana-Prasarana Di Sekolah Dan Madrasah,


(Surabaya: Pustaka Radja, 2018).

Handoko, T Hani, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE, 2009).

Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sember Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008).

Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif Cet. 1, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2005).

Morissan, Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta:


Kencana Prenada Media, 2008).

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000).

Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012).

Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996).

Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).

13

Anda mungkin juga menyukai