Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM DAN PERANNYA

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MUSLIM


Dosen Pengampu:

Akbar Handoko, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Elsa Putri Agustina (2311060022)


2. Marsha Nur Taqwaniyah (2311060044)
3. Shelly Novita Anggraini (2311060079)
4. Siti Mudmawati (2311060162)
5. Wahyu Asidik (2311060171)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS


ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta
melimpahkan rahmat-Nya dalam pengerjaan makalah ini sehingga berjalan dengan
baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut serta membantu dan memberikan saran maupun kritik dalam penyusunan
makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dengan materi “Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dan Perannya Dalam Pembentukan Karakter Muslim”. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih luas bagi kita semua.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan senang hati menerima saran dan kritik yang sifatnya mendukung dari
dosen maupun teman-teman sekalian. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung, 16 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................2
Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1 Dasar-Dasar Pendidikan Islam............................................................................4
2.2 Sistem Pendidikan dalam Islam...........................................................................8
2.3 Pembentukan Karakter dalam Pendidikan Islam..............................................12
2.4 Tantangan dalam Pendidikan Islam Modern.....................................................16
2. 5 Peran Individu dalam Pendidikan Islam...........................................................17
BAB III........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
2.6 KESIMPULAN.................................................................................................20
2.7 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan


manusia. Karena pendidikan selalu menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah
masyarakat sekalipun ia tidak mengerti pendidikan. Pendidikan adalah segala
tuntutan dan pengajaran yang diterima seseorang dalam membina kepribadian.
Betapa pentingnya factor pendidikan ini, karena nalurilah terdapat pada seseorang
dapat dibangun dan terarah. Sebagai conton pada seseorang yang berbakat, bakat ini
dapat berkembangkan dengan baik melalui pembinaan. Apabila tidak dibina melalui
pendidikan, maka bakat ini akan terpendam dan tidak memberi manfaat pada
lingkungan. Seringkali kita dengar bahwa kebodohan (kejahilan) itu sebagai musuh
yang harus diperangi, sebab kebodohan itulah yang menghambat kemajuan dan
perkembangan budi pekerti. Pada jaman Jahiliyah yang tenggelam dalam kebejatan
moral, karena kejahilan mereka, seperti mengubur anak perempuan yang baru lahir,
judi dan sebagainya. Setelah Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul untuk
memperbaiki aqidah dan akhlak, maka bercahayalah hati mereka berkat pancaran
sinar kebenaran Ilahi. Hati yang tertutup dengan kebiasaan nenek moyang telah
dihapuskan melalui pengajaran dan pendidikan, sehingga dalam waktu yang relatif
singkat dapatlah situasi dan kondisi Jahiliyah dihapuskan. Memiliki akhlak yang
mulia merupakan sesuatu yang mahal nilainya untuk saat ini krisis multi dimensi
yang melanda bangsa Indonesia ternyata merupakan buah dari merosotnya moral,
bobroknya akhlak di berbagai bidang, tindakan penyimpangan masih mewarnai
kehidupan bangsa ini. Dalam persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sampai
berita pembunuhan seperti menjadi santapan setiap hari dalam berita yang disiarkan
oleh berbagai media. Untuk mengatasinya diperlukan suatu proses yang tidak mudah,
tetapi juga tidak boleh terlalu lama hingga menjadi suatu warisan bagi generasi
penerus berikutnya. Pendidikan akan nilai-nilai Akidah Akhlak merupakan suatu hal
yang sangat penting sekali diberikan kepada anak pada usia dini, mengingat anak-
anak pada umur sekolah dasar/pendidikan dasar didalam pengembangan pola pikir,
agama, akhlak, pikiran, perasaan, rasa keindahan, dan kemasyarakatan pengaruh luar
cukup besar, hendaknya segala yang mempunyai pengaruh kurang baik terhadap anak
perlu dijauhkan, karena kemampuan anak untuk memilih mana yang baik dan
berguna bagi dirinya masih sangat lemah. Pendidikan dimulai pada lingkungan
pertama kali anak berinteraksi yaitu pada lingkungan keluarga. Pada lingkungan
keluarga pendidikan dilakukan dengan cara pemberian uswah atau contoh perilaku
yang diperankan oleh kedua orang tua. Ketika pendidikan ini dapat diberikan secara
maksimal dan dapat diterima oleh anak, maka hal ini akan memberikan kepada anak

1
suatu pondasi pendidikan agama Islam yang cukup, sebagai bekal anak dalam
memasuki lingkungan di luar lingkungan keluarga. Peran selanjutnya dalam
pendidikan akhlak adalah sekolah. Disaat anak memasuki usia sekolah, maka peran
keluarga terbantu oleh para guru atau pendidik yang ada pada sekolah dalam
memberikan pendidikan budi pekerti. Hingga bisa dikatakan (1/3) dalam setiap
harinya waktu si anak dihabiskan dalam lingkungan sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dasar pendidikan islam?


2. Apa itu Pemahaman tentang konsep pendidikan dalam Islam ?
3. Jelaskan Prinsip-prinsip dasar pendidikan dalam Islam!
4. Mengapa pendidikan dalam islam dan hadist Nabi Muhammad
yang mengutamakan ilmu sangat penting?
5. Jelaskan tinjauan tentang sistem pendidikan tradisional dalam Islam, termasuk
madrasah, pesantren, dan metode pengajaran klasik !
6. Jelaskan Perbandingan dengan pendidikan modern dalam dunia Islam !
7. Bagaimana sistem pendidikan Islam beradaptasi dengan perkembangan zaman?
8. Bagaimana pendidikan Islam berperan dalam pembentukan karakter muslim
yang baik ?
9. Apa saja Pengaruh pendidikan Islam dalam membentuk akhlak, moralitas, dan
nilai-nilai islami ?
10. Berikan Contoh praktis dari bagaimana pendidikan Islam membentuk karakter
di masyarakat Muslim ?
11. Bagaimana tantangan yang dihadapi dalam menjalankan pendidikan Islam di
era modern?
12. Upaya yang dapat diambil untuk menjaga nilai-nilai pendidikan Islam dalam
menghadapi tantangan ini ?
13. Bagaimana setiap individu muslim dapat berkontribusi dalam menjalankan
pendidikan Islam ?
14. Jelaskan Tanggung jawab individu dalam menanamkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari !
15. Jelaskan Studi kasus atau contoh individu yang telah memberikan kontribusi
signifikan dalam pendidikan Islam !

2
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengajarkan pemateri dan pembaca agar
dapat memahami dasar-dasar pendidikan islam dan perannya dalam pembentukan
karakter muslim serta menguraikan prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam, seperti
tauhid, akhlak, ibadah, dan pengetahuan agama, untuk memberikan pemahaman yang
kokoh tentang landasan pendidikan dalam Islam dan Menyoroti peran pendidikan
Islam dalam membentuk karakter Muslim yang berakhlak mulia, jujur, disiplin, dan
penuh tanggung jawab.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam terhadap
sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (Quran dan Sunnah),
yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan dan pelaksanaan Pendidikan Islam.
Menurut Abidin Ibnu Ruslan, ada beberapa nilai fundamental dalam sumber pokok
ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan Islam (Abidin, 1998), yaitu:
aqidah, akhlak, penghargaan kepada akal, kemanusiaan ,keseimbangan ,rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan lil’alamin). Ini artinya, bahwa pendidikan Islam dalam
perencanaan, perumusan, dan pelaksanaannya pada pembentukan pribadi yang
berakidah Islam, berakhlak mulia, berpikiran bebas, untuk mengarahkan dan
mengembangkan potensi manusia secara terpadu tanpa ada pemisahan. Seperti aspek
jasmani dan rohani, akal dan hati, individu dan sosial, duniawiah dan ukhrawiah, dan
seterusnya. Karena pendidikan Islam mengarah pada pembentukan insan paripurna
(insan kamil), yakni yang dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan
fungsinya sebagai Abdullah dan kholifatullah (Abidin, 1998).

A. Pemahaman tentang konsep pendidikan dalam Islam.


Konsep ideal pendidikan Islam memiliki pandangan filosofis yang mengambil
contoh ideal dari Nabi Muhammad sebagai suri tauladan (uswatun khasanah),
dan bertujuan membentuk manusia yang ideal (insan kamil) melalui proses
ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Hal tersebut yang menjadi landasan dalam
merealisasikan konsep ideal dalam pembentukan karakter pendidikan Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia secara umum memang mempunyai tujuan yang
demikian. Karena setiap pelacakan terhadap dasar pendidikan Islam, yang
menjadi acuan utama adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Di sisi lain salah satu
tujuan pendidikan Islam bertujuan mengembangkan fitrah sebagai hamba
Allah yang didasarkan atas asumsi dasar tentang hubungan antara manusia
dengan Allah dan manusia dengan manusia lain, serta lingkungan sesuai
ajaran Islam.

Tujuan pendidikan Islam seperti yang dirumuskan oleh Omar Muhammad Al-
Toumy Al-Syaibani salah seorang ahli pendidikan Islam memberikan ciri dan
prinsip-prinsip umum yang dijadikan dasar untuk mencapai tujuan utama cita-

4
cita pendidikan Islam, maka pendidikan harus mampu melahirkan kekuatan
tiga dimensi yang saling terkait dengan yang lainnya;
1. Dimensi Imanitas yang dapat mendudukan harkat dan martabat manusia
sebagai hamba Allah yang tertinggi di dunia serta punya daya tahan
terhadap ujian hidup dan berpijak pada kebenaran.
2. Dimensi jiwa dan pandangan hidup Islam yang membawa cita rahmatan
lilalamiin.
3. Dimensi kemajuan yang akan memanjatkan manusia tangguh terhadap apa
yang dititahkan oleh Allah dan terhadap segala kejadian suatu perubahan
yang ada.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang didirikan dan diselenggarakan atas


dasar hasrat ketauhidan, motivasi ibadah, dan semangat dakwah untuk
memanifestasikan/mengejawantahkan nilai-nilai Islam, baik nilai ketuhanan
maupun nilai kemanusiaan, melalui kegiatan pendidikan sebagaimana
tercakup dalam lima program dan praktek pendidikan Islam. Sedangkan
Ahmat Tafsir memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan
pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan Islam memang seharusnya diarahkan untuk memiliki kemampuan
dalam mendidik bangsanya tidak hanya dari sisi ilmu pengetahuan agama
(ilmu fardlu ‘Ain) saja, namun dalam prakteknya harus mampu menguasai
ilmu pengetahuan melalui panca indera (ilmu fardlu kifayah).

B. Prinsip-prinsip dasar pendidikan dalam Islam


Pendidikan dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang meliputi
tauhid, akhlak, dan ibadah. Prinsip-prinsip ini memainkan peran penting
dalam membentuk pribadi yang bermartabat, menjaga hubungan dengan
Allah, dan mengembangkan kesadaran moral serta kepekaan terhadap hak dan
kewajiban sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.

1. Tauhid: Prinsip dasar dalam Islam yang mengajarkan keesaan Allah dan
pengabdian yang tulus kepada-Nya
Pendidikan tauhid membantu anak-anak memahami konsep keesaan
Allah, mengapresiasi Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber
kebijaksanaan, serta mendorong mereka untuk berbuat baik dalam
kehidupan sehari-hari.

5
2. Akhlak: Pendidikan akhlak memainkan peran krusial dalam membentuk
pribadi yang bermartabat, yang dapat menuntun generasi muda menuju
kehidupan yang penuh rahmat, kedamaian, dan keberkahan
Prinsip-prinsip pendidikan akhlak dalam Islam mencakup pemahaman
mendalam terhadap prinsip-prinsip utama, mengikuti ajaran Al-Qur'an dan
Sunnah, serta mendorong untuk berbuat baik. Penerapan prinsip-prinsip
ini melibatkan pembiasaan dan pengenalan nilai-nilai Islam dalam
aktivitas sehari-hari anak.

3. Ibadah: Pendidikan ibadah melibatkan pengajaran tentang tata cara


beribadah, pentingnya menjaga hubungan dengan Allah, dan memahami
makna ibadah dalam kehidupan sehari-hariMelalui pendidikan ibadah,
anak-anak dapat mengembangkan kesadaran spiritual dan memperkuat
hubungan mereka dengan Allah. Misalnya, melibatkan mereka dalam
ibadah, memberikan pengajaran tentang moralitas dan etika Islam, serta
memberikan teladan yang baik melalui tindakan nyata.

Pendidikan dalam Islam juga melibatkan peran penting orang tua dan
masyarakat dalam membimbing anak-anak dalam memahami dan
mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar ini, pendidikan
dalam Islam dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang
beriman, berakhlak mulia, dan beribadah dengan tulus kepada Allah.

C. Penjelasan tentang pentingnya pendidikan dalam ajaran Islam dan hadits


Nabi Muhammad SAW yang mengutamakan ilmu.

Pendidikan memiliki peran penting dalam ajaran Islam dan hadis Nabi
Muhammad SAW yang mengutamakan ilmu. Berikut adalah penjelasan
tentang pentingnya pendidikan dalam Islam:

1. Kewajiban mencari ilmu bagi setiap muslim: Islam mengajarkan bahwa


mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
‫ٌة‬
‫َط َلُب اْلِع ْلِم َفِر يَض َع َلى ُك ِّل ُمْس ِلٍم‬
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." (HR Ibnu Majah)

6
2. Pendekatan agama pendidikan: Islam juga dikenal sebagai agama
pendidikan karena menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Nabi
Muhammad SAW mengajarkan akidah di rumah Aqom bin Arqom dan
menjadikan mengajar baca-tulis sebagai syarat pembebasan bagi
tawanan perang Badar. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat
menghargai dan menuntut umatnya untuk menuntut ilmu.

3. Hadiah surga bagi para pencari ilmu: Menurut hadis Nabi Muhammad
SAW, Allah akan memudahkan jalan menuju surga bagi mereka yang
menempuh jalan mencari ilmu.

‫َم ْن َس َلَك َطِر ْيًقا َيْلَتِم ُس ِفْيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهللا ِبِه َطِر ْيًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka
Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR
Muslim)
4. Ilmu sebagai cahaya: Ungkapan “ilmu itu cahaya” (al-‘ilmu nur)
adalah ungkapan yang populer dari Imam Asy-Syafi’i. Selengkapnya
beliau berkata, “Al-‘ilmu nurun, wa nurullahi la yuhda lil ‘ashi”.
Artinya ilmu itu cahahaya, dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada
pemaksiat/pendosa.Dengan memiliki ilmu, manusia dapat berkembang
dan maju dalam kehidupan. Ilmu juga membedakan manusia dengan
hewan.

5. Kedudukan tinggi ilmu dalam Islam:

Kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. Ia yang berilmu pasti diberi
kebaikan dan kemudahan dalam menjalankan kehidupannya di dunia
maupun di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa yang menginginkan


urusan dunia, maka wajiblah baginya berilmu. Dan barangsiapa yang ingin
urusan akhirat (selamat di akhirat) maka wajiblah ia memiliki ilmu juga.
Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia
memiliki ilmu tentangnya juga.” (HR Bukhari dan Muslim)

7
2.2 Sistem Pendidikan dalam Islam

1. Tinjauan Tentang Sistem Pendidikan Tradisional Dalam Islam, Termasuk


Madrasah, Pesantren, Dan Metode Pengajaran Klasik.

Konsep Islam tradisional masih sangat urgen bagi kehidupan masyarakat, mengingat
Islam tradisional dapat menyatukan antara praktek ajaran Islam dengan sumber ajaran
Islam. Keberadaan Islam tradisional sudah menjadi budaya di dalam kehidupan
masyarakat lokal maupun masyarakat non lokal, dan keberadaan Islam tradisional
merupakan perpaduan antara budaya lokal dengan Nilai-nilai ke-Islaman. Sehingga
Islam tradisional dapat hidup sejalan antara realitas kehidupan masyarakat secara
universal dengan Nilai-nilai ke-Islaman. Maka dari itu Islam tradisional dapat
digolongkan sebuah gagasan mendekatkan antara teks dan konteks dalam Ilmu Ke-
Islaman saat ini, untuk itu dibutuhkan kajian yang mendalam tentang Islam
tradisional yang tumbuh kembang di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat
saat ini.

Pendidikan Islam tradisional, ditinjau dari segi system pendidikan memliki


karakteristik sendiri dibandingkan dengan system pendidikan modern. Karakteristik
dari system pendidikan tradisional lebih mengarah kepada proses pendidikan
yang masih memakai system lama (tradisional) belum mempunyai perubahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut penjelasan tentangg sistem pendidikan
islam tradisional;

1. Madrasah
Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang eksistensinya tidak bisa
dilepaskan para ulama atau intektual muslim Indonesia yang peduli terhadap
agama Islam. Dalam bukunya Mahmud Yunus disebutkan bahwa
perkembangan pendidikan Islam bisa dibagi kedalam masa awal perintisan,
masa awal penjajahan dan pasca kemerdekaan.
Hal ini pada tingkatan madrasah, yang mana pada Bab I, pasal 1, ayat (2) dari
SKB 3 Menteri dinyatakan bahwa tiga tingkatan Madrasah meliputi;
A . Madrasah Ibtidaiyah, setingkat dengan Sekolah Dasar.
B . Madrasah Tsanawiyah, setingkat dengan Sekolah Menegah Pertama
C . Madrasah Aliyah, setingkat dengan Sekolah Menengah Atas.

Madrasah sudah menjadi bagian sistem pendidikan nasional. Dengan


demikian, umat Islam perlu mengapresiasi dan mengembangkan supaya

8
madrasah menjadi pendidikan ideal yang mampu membawa masyarakat Islam
umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya untuk mewujudkan
masyarakat madani.

2. Pesantren
Secara konsep pesantren kadang dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam
tradisional yang dimiliki oleh umat Islam “pesantren” merupakan “bapak”
dari pendidikan Islam di Indonesia.Potret pesantren pada dasarnya adalah
asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal dan
belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan seorang guru yang lebih
dikenal dengan sebutan kyai. Asrama untuk para siswa ini biasanya berada
dalam komplek pesantren di mana kyai bertempat tinggal. Di samping itu juga
terdapat fasilitas ibadah berupa masjid, kemudian komplek pesantren sendiri
biasanya dikelilingi oleh tembok yang digunakan sebagai upaya untuk
memudahkan dalam mengawasi arus keluar-masuknya para santri. Jika dilihat
dari aspek kepemimpinan, pesantren hingga saat ini masih banyak yang
menggunakan pola “kepemimpinan pewarisan”.

Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan


adanya lembaga pendidikan lanjutan. Namun demikian, biasanya faktor
gurulah yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang diperlukan akan
sangat menentukan keberadaan suatu pesantren. Pada umumnya dalam
pendirian setiap pesantren, seorang pendiri memiliki kedalaman ilmu agama
baik dalam hal tasawuf, fiqh, maupun tariqah. Hal ini akan memberikan warna
lain dalam pesantren yang dipimpinnya, yang membedakan dengan pesantren
lain.
3. Metode pengajaran Klasik
Metode pengajaran klasik dalam pendidikan Islam tradisional mencakup
berbagai pendekatan yang telah digunakan selama berabad-abad untuk
mentransmisikan ilmu agama Islam. Berikut beberapa elemen kunci dari
metode pengajaran klasik:

1. Membaca dan Menghafal: Siswa diajarkan untuk membaca teks-teks


agama, seperti Quran, hadis, dan kitab-kitab klasik dalam bahasa Arab.
2. Diskusi Guru-Siswa: Guru agama, yang sering disebut sebagai ulama atau
ustadz/ustadzah, memainkan peran sentral dalam pengajaran. Mereka

9
memberikan penjelasan, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikan
konsep-konsep agama dengan siswa.
3. Penggunaan Kitab Klasik : Kitab-kitab klasik dalam ilmu agama Islam,
seperti "al-Jazariyah" dalam ilmu tajwid, "Bidayat al-Mujtahid" dalam
ilmu fiqh, atau "Sahih al-Bukhari" dalam hadis, sering digunakan sebagai
teks utama untuk pengajaran.
4. Pengulangan: Pengulangan teks dan konsep adalah bagian penting dari
metode ini untuk membantu siswa memahami dan mengingat ilmu agama
dengan baik.

Pendekatan klasik dalam pengajaran Islam tradisional sangat menekankan


pemahaman teks-teks agama dan penghargaan terhadap warisan ilmu agama.
Namun, beberapa lembaga pendidikan Islam mulai memadukan elemen-
elemen metode ini dengan pendidikan modern untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki pemahaman agama yang kokoh sekaligus kemampuan untuk
beradaptasi dengan zaman.

2. Perbandingan dengan pendidikan modern dalam dunia Islam

Pendidikan di dunia Islam telah berkembang sepanjang sejarah. Untuk memahami


perbandingannya dengan pendidikan modern, kita dapat melihat beberapa perbedaan
dan persamaannya:

1. Metode pengajaran
Pendidikan Islam tradisional sering kali didasarkan pada hafalan Alquran dan
hadis, dengan penekanan pada agama. Di sisi lain, pendidikan modern
mencakup kurikulum yang lebih luas, termasuk sains, matematika, dan
teknologi.
2. Peran gender
Pendidikan Islam tradisional memiliki perbedaan pendidikan antara laki-laki
dan perempuan, sedangkan pendidikan modern cenderung mendorong
kesetaraan pendidikan bagi semua.
3. Sumber ilmu pengetahuan:
Dalam pendidikan Islam tradisional, sumber pengetahuan utama adalah Al-
dan Hadits. Pendidikan modern, meski menjunjung tinggi nilai-nilai agama,
lebih menitikberatkan pada ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah.
4. Metode pembelajaran:

10
Pendidikan modern menekankan metode pembelajaran aktif, seperti diskusi,
eksperimen, dan pemecahan masalah, sedangkan pendidikan tradisional
cenderung mengandalkan metode pengajaran yang lebih otoriter.

5. Teknologi
Pendidikan modern menggunakan teknologi seperti komputer, internet, dan
sumber daya digital lainnya, sedangkan pengajaran sejarah Islam bergantung
pada buku, guru, dan metode tradisional.
6. Tujuan pendidikan
Pendidikan di dunia Muslim tradisional sering kali menekankan
pengembangan karakter dan nilai-nilai agama, sedangkan pendidikan modern
sering kali memprioritaskan mempersiapkan siswa untuk menghadapi
kebutuhan dunia secara luas, termasuk beragamnya perekonomian dan
masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa perbandingan ini bersifat umum dan banyak
negara dengan populasi Muslim menggabungkan unsur pendidikan Islam
dengan pendidikan modern. Selain itu, terdapat banyak perbedaan dalam
praktik pendidikan di dunia Muslim, bergantung pada budaya, tradisi, dan
nilai-nilai lokal.

3. Bagaimana sistem pendidikan Islam beradaptasi dengan perkembangan zaman

Sistem pendidikan Islam beradaptasi dengan perkembangan saat ini dengan berbagai
cara, antara lain:

1. Evaluasi program, Otoritas pendidikan Islam secara rutin merevisi kurikulum


untuk memasukkan mata pelajaran yang lebih relevan dengan dunia modern, seperti
sains, teknologi, dan bahasa asing.

2. Menggunakan teknologi, Pendidikan Islam juga menggunakan teknologi seperti


komputer, internet dan perangkat seluler untuk meningkatkan proses belajar mengajar
serta menyediakan akses ke sumber daya pendidikan online.

3. Pelatihan guru, Guru pendidikan agama Islam mendapatkan pelatihan terkini dalam
metode dan teknologi pengajaran sehingga dapat memberikan pendidikan yang lebih
efektif.

11
4. Pengantar Ilmiah, Pendidikan Islam modern cenderung mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam kurikulum agama agar peserta didik dapat
memahami hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan.

5. Pendekatan kontekstual, Guru juga berusaha menjelaskan ajaran Islam dalam


konteks masa kini agar siswa dapat melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-
hari.

6. Toleransi dan dialog, Pendidikan Islam mengedepankan nilai-nilai toleransi, dialog


antaragama dan pemahaman perbedaan, sejalan dengan semangat era yang lebih
inklusif.

7. Penelitian dan pengembangan, Pusat penelitian dan lembaga pendidikan Islam


berupaya untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan
agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

Selain itu, beberapa negara dan lembaga pendidikan Islam juga telah mendirikan
universitas dan sekolah dengan kurikulum yang lebih global untuk menghasilkan
lulusan yang siap bersaing secara internasional. Semua upaya tersebut bertujuan
untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan pendidikan Islam di dunia yang terus
berubah.

2.3 Pembentukan Karakter dalam Pendidikan Islam

1. Pemaparan tentang bagaimana pendidikan Islam berperan dalam pembentukan


karakter muslim yang baik.

Pembentukan karakter Islami merupakan sebuah upaya terencana dan terukur dalam
membentuk seorang Muslim yang memiliki budi pekerti luhur, memiliki watak serta
berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntunan Islam. Dalam upaya pembentukan
karakterk Islami ini tentunya bukanlah sekedar pemberian pengetahuan (knowledge)
seputar karakter-karakter baik dan buruk saja, melainkan dengan menyertakan
latihan-latihan pembiasaan dalam mempraktekkan nilai-nilai karakter Islami tersebut
secara terus menerus (continuous) di segala sendi kehidupan kapanpun dan
dimanapun. Pembentukan karakter Islami setiap muslim dipandang menjadi suatu hal
yang sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini, khususnya bagi generasi
(dzuriyyah) Islam usia pelajar. Pembentukan dan pembinaan karakter Islami ini harus
tetap diprioritaskan dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Namun, tantangan

12
bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam terasa semakin berat dalam
rangka menyiapkan manusia yang mempunyai karakter Islami serta siap mengiringi
majunya perkembangan zaman. Telah diketahui, bahwa di era globalisasi ini, batas-
batas budaya sulit dibedakan. Sehingga, tugas dunia pendidikan semakin penuh
tantangan dalam upayanya membentuk manusia yang siap berkompetisi di segala
bidang, bahkan juga mempunyai karakter Islami dalam segala aktivitasnya sebagai
salah satu modal sosial (capital social). Supaya terbentuknya seorang insan yang
berkarakter Islami, tentu saja ada suatu proses pendidikan yang mampu menjembatani
manusia menjadi pribadi yang utuh, baik secara jasmani maupun rohani.

Ibnu Qayyim mengemukakan empat sendi karakter baik. Karakter yang baik
didasarkan pada:

1. Sabar, yang mendorongnya menguasai diri, menahan marah, tidak mengganggu


orang lain, lemah lembut, tidak gegabah, dan tidak tergesa-gesa.

2. Kehormatan diri, yang membuatnya menjauhi hal-hal yang hina dan buruk, baik
berupa perkataan maupun perbuatan, membuatnya memiliki rasa malu, yang
merupakan pangkal segala kebaikan, mencegahnya dari kekejian, bakhil, dusta,
ghibah dan mengadu domba.

3. Keberanian, yang mendorongnya pada kebesaran jiwa, sifat-sifat yang luhur, rela
berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintai; dan

4. Adil, yang membuatnya berada dijalan tengah, tidak meremehkan, dan tidak
berlebih-lebih

Tujuan pendidikan karakter dalam perspektif Islam (Islami) adalah terciptanya


manusia sebagai khalifah fil ardh yang memiliki kualitas untuk menjalankan
kekhalifahannya, untuk kepentingan dunia dan akhirat dengan dimilikinya nilai-nilai
keimanan, peduli kepada orang lain, berani, bertanggung jawab serta menjadi warga
negara yang baik.

13
2. Pengaruh pendidikan Islam dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai
islami

Pendidikan Islam memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk akhlak, moralitas,
dan nilai-nilai Islam pada individu. Berikut adalah beberapa pengaruh pendidikan
Islam dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai Islam:

1. Pembentukan kepribadian yang islami ,Pendidikan Islam menekankan


pada pembentukan kepribadian siswa yang bermoralitas tinggi dan
memiliki akhlak yang baik.
2. Menanamkan pemahaman agama , Pendidikan Islam juga bertujuan
untuk menanamkan pemahaman agama dan membimbing siswa agar
memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Membina nilai-nilai moral, Pendidikan Islam juga membina nilai-nilai
moral yang bersifat keagamaan dan bersifat absolut dan universal
4. Meningkatkan kreativitas, Pendidikan Islam juga dapat meningkatkan
kreativitas siswa melalui idealisasi pemikiran dan penggalian berbagai
dimensi keilmuan Pendidikan Islam.
5. Meningkatkan kesadaran akan akhirat, Pendidikan Islam juga
menekankan pada kesadaran akan akhirat dan menjauhi dunia.

6. Meningkatkan nilai-nilai kehidupan, Pendidikan Islam juga bertujuan


untuk meningkatkan nilai-nilai kehidupan yang sesuai dengan ajaran
Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang[3].

Dari beberapa penelitian, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan
agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Oleh karena itu, pendidikan Islam
memiliki peran yang penting dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai
Islam pada individu.

3. Contoh praktis dari bagaimana pendidikan Islam membentuk karakter di


masyarakat Muslim

Konsep pembentukan kepribadian dalam pendidikan Islam menurut Syaikh Hasan al-
Banna mencakup sepuluh aspek; pertama, bersihnya akidah, kedua, lurusnya ibadah;
ketiga, kukuhnya akhlak; keempat, mampu mencari penghidupan; kelima, luasnya
wawasan berpikir; keenam, kuat fisiknya; ketujuh, teratur urusannya; kedelapan,

14
perjuangan diri sendiri; kesembilan, memerhatikan waktunya; dan kesepuluh,
bermanfaat bagi orang lain.

Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu
iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah
implikasi dari konsep itu yang tampilannya tercermin dalam sikap perilaku sehari-
hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan
yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.

Ada beberapa contoh nyata bagaimana pendidikan Islam membentuk karakter


masyarakat Muslim:

1. Pelajari nilai-nilai moral, Pendidikan Islam mengajarkan nilai-nilai moral seperti


kejujuran, integritas dan empati. Hal ini membantu membentuk moral yang baik
dalam komunitas Muslim.

2. Doa dan ibadah, Kewajiban shalat dan beribadah sehari-hari dalam Islam
membentuk kedisiplinan dan kesadaran spiritual yang mempengaruhi karakter
individu.

3. Sedekah dan kebaikan, Islam menganjurkan bersedekah dan berbuat baik kepada
orang lain. Hal ini membantu mengembangkan sikap welas asih dan altruistik di
masyarakat.

4. Toleransi dan kebaikan, Ajaran Islam tentang toleransi terhadap perbedaan dan
kepedulian terhadap masyarakat miskin dan lemah menjadikan masyarakat inklusif
dan peduli.

5. Pelatihan moral, Pendidikan Islam juga mencakup pelatihan moral yang


mengedepankan moralitas dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

6. Hormati orang lain, Islam mengajarkan rasa hormat terhadap orang tua, guru dan
orang lain, sehingga membantu mengembangkan karakter hormat dan santun.

Praktik-praktik tersebut, bersama dengan pengajaran ajaran agama Islam, berperan


dalam membentuk karakter dan moralitas yang kuat dalam masyarakat Muslim.

2.4 Tantangan dalam Pendidikan Islam Modern

15
1. Diskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam menjalankan pendidikan Islam di
era modern, termasuk integrasi teknologi, perubahan sosial, dan tantangan global

Pendidikan Islam di masa modern haruslah mampu menghadapi berbagai tantangan


yang ada di depannya. Apabila masyarakat seringkali mengesampingkan pendidikan
berbasis Islam apabila dibandingkan dengan dengan pendidikan Umum. Karenanya
pendidikan Islam memiliki banyak tantangan termasuklah di dalamnya tantangan
dalam menghadapi tradisi, transisi, dan modernisasi. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana sebuah lembaga pendidikan Islam memperjuangkan
keberadaannya ditengah berbagai tantangan yang ada di zaman modern ini. Sebuah
lembaga pendidikan harus mampu berdiri di tengah tradisi yang hidup dan tumbuh di
tengah masyarakat. Belum lagi di Indonesia yang hidup dengan beragam tradisi di
dalamnya yang telah ada selama bertahun-tahun yang merupakan sebuah perbuatan
yang diterima dan dilakukan secara terus-menerus dan dianggap sebagai warisan dari
nenek moyangnya yang kerapkali kita temukan di dalamnya tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Pendidikan Islam juga tidak terlepas dari transisi, yaitu peralihan-
peralihan dalam berbagai bidang yang turut serta mempengaruhi pendidikan Islam.
Serta modernisasi, yang biasanya terjadi dalam perkembangan suatu keadaan kepada
keadaan lain yang lebih baik dari sebelumnya.

Masa modern ini lembaga-lembaga pendidikan saling berusaha memberikan


pelayanan sebaik mungkin untuk masyarakat dengan menumbuh kembangkan
kualitas pendidikan di dalamnya. Melalui lingkungan dan kondisi lembaga-lembaga
pendidikan berusaha melakukan pengelolaan pendidikan seprofesional mungkin
untuk menjadikan lembaga pendidikan mereka sebagai yang paling efektif,
berkualitas, maju, unggul serta diminati oleh khalayak ramai. Peran lembaga
pendidikan sebagai penyedia jasa di era sekarang telah bergeser menjadi usaha untuk
memberikan keuntungan material. Bertolak dari titik inilah terjadi persaingan yang
sangat ketat dan menarik antar lembaga pendidikan. Walaupun seperti kita ketahui
persaingan adalah sebuah fakta tak terelakkan yang selalu berlangsung dari waktu ke
waktu.

2. Upaya yang dapat diambil untuk menjaga nilai-nilai pendidikan Islam dalam
menghadapi tantangan ini

Di era modernisasi, pendidikan Islam menghadapi banyak tantangan. Namun ada


beberapa cara untuk menjaga nilai-nilai Islam dalam pendidikan, antara lain:

16
1. Memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam kurikulum, Pendidikan Islam
hendaknya tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis tetapi juga pada
penerapan praktis dan pengembangan nilai-nilai Islam pada siswa.
2. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pendidikan Islam ,Penggunaan
teknologi dapat membantu menjadikan pendidikan Islam lebih mudah diakses
dan menarik bagi siswa.
3. Mendorong berpikir kritis, Pendidikan Islam hendaknya mendorong peserta
didik berpikir kritis dan menganalisis ajaran Islam dalam konteks masyarakat
modern.
4. Mempromosikan pendidikan moral, Pendidikan Islam hendaknya tidak hanya
berfokus pada ajaran agama tetapi juga pendidikan moral, yang dapat
membantu siswa mengembangkan karakter yang baik dan menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab.
5. Berinovasi dan beradaptasi Pendidikan Islam hendaknya terbuka terhadap
inovasi dan adaptasi agar dapat mengikuti perubahan zaman dan tetap relevan.

Dengan menerapkan strategi tersebut, pendidikan Islam dapat mempertahankan nilai-


nilainya dan terus memberikan landasan yang kuat bagi peserta didik di era modern.

2. 5 Peran Individu dalam Pendidikan Islam

1. Bagaimana setiap individu muslim dapat berkontribusi dalam menjalankan


pendidikan Islam

Melalui pendidikan, seorang pendidik dituntut untuk dapat membina, mengarahkan,


dan memenuhi kebutuhan emosional anak didik yang meliputi rasa kasih sayang, rasa
aman (perlindungan), apresiasi (penghargaan), kesempatan belajar dan
mengembangkan diri, serta mengaktualisasikan diri. Untuk memenuhi kebutuhan
emosional tersebut, seorang pendidik harus mampu menyesuaikan pembelajaran
emosional yang akan diberikan dengan usia dan tahap perkembangan anak didik.
Dengan demikian pemenuhan kebutuhan emosional dapat berjalan dengan
efektif.Namun pada realitanya, kecerdasan emosional kurang begitu diperhatikan
dalam praktik pendidikan. Dengan kata lain, tidak semua pendidik menyadari
pentingnya kecerdasan emosional. Selama ini praktik pendidikan memberikan
persepsi bahwa pendidikan selalu berpusat pada materi pembelajaran yang
mengharuskan anak didik untuk memiliki kecakapan kognitif dan motorik, namun
kurang memperhatikan pemenuhan kebutuhan emosional.

17
Manajemen pendidikan seperti ini memang dapat menghasilkan produk pendidikan
yang cerdas dalam menerapkan ilmu pengetahuan, terampil dalam menggunakan
teknologi, dan dapat menyesuaikan diri dengan arus globalisasi, namun belum sesuai
dengan tingkat perkembangan psikologi.Pendidikan Islam memberikan perhatian
yang tinggi untuk menyikapi arus globalisasi. Menurut Arifin dalam Mulyadi,
pendidikan Islam memiliki kewajiban untuk membina dan menuntun pertumbuhan
serta perkembangan manusia sesuai dengan tahap kehidupan hingga mencapai potensi
optimal, yaitu terbentuknya akhlak yang baik. Kebanyakan orang yang berhasil di
dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka.
Mereka mengetahui dengan baik yang menjadi motivasinya dan memelihara motivasi
tersebut dalam setiap tindakannya.

Berdasarkan pernyataan tersebut pendidikan Islam juga memiliki pengaruh besar


terhadap tumbuh kembang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya karya cendekiawan muslim yang telah memberikan sumbangsih
dan pemikirannya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dalam korelasinya
dengan kecerdasan emosional, pendidikan Islam juga memiliki andil untuk
menumbuhkan, mengembangkan, membina, ataupun mengatasi permasalahan
pendidikan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional.

2. Tanggung jawab individu dalam menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan


sehari-hari

Pendidikan agama Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang
membawa penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaranajarannya kedalam
tingkah laku sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber Islam itu sendiri, yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah (An-Nahlawi, 2005).Pandangan hidup yang mendasari
seluruh kegiatan pendidikan agama Islam ialah Pandangan hidup pandangan hidup
muslim yang merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yakni Al-Qur’andan
As-Sunnah yang shahih juga pendapat para sahabat dan ulama sebagai tambahan. Hal
ini senada dengan pendapat Ahmad. D. Marimba yang menjelaskan bahwa yang
menjadi landasan atau dasar pendidikan diibaratkan sebagai sebuah bangunan
sehingga isi AlQur’an dan Al-Hadits menjadi fundamen, karena menjadi sumber
kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya sebuah pendidikan.Secara garis besar
kegatan pendidikan termasuk Pendidikan Islam dapat dibagi kedalam tiga bagian,
yaitu Pendidikan oleh dirinya sendiri, kegiatan pendidikan oleh lingkungan dan
kegiatan oleh orang lain terhadap orang tertentu (Tafsir, 1991). Demikian pula tempat

18
pendidikan ada tiga yang pokok, yaitu di dalam rumah, di masyarakat dan di sekolah.
Upaya untuk mengembangkan tiga aspek di atas (kognitif, afektif, dan psikomotor)
dapat dilaksanakan disemua jalur dan jenjang pendidikan.Sesuai dengan Undang-
Undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional (Pasal 10 UUSPN)
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Ketiga lembaga tersebut tidak boleh
dipisah-pisahkan, harus ada kerja sama dan saling mengisi. Dalam undang-undang
tersbeut pula dinyatakan bahwa pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua
jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Sementara itu
pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam dan oleh keluarga. Kalau merujuk pada pasal 12 undang-
undang di atas, bahwa jenjang pendidikan yang termasuka jalur pendidikan sekolah
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan prasekolah.

3. Studi kasus atau contoh individu yang telah memberikan kontribusi signifikan
dalam pendidikan Islam

Dalam konteks pembicaraan ini, pendidikan Islam adalah termasuk di dalamnya,


karena pendidikan Islam merupakan bagian dari Pendidikan Nasional.Berdasarkan
kajian yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Abul Hasan Ali alHasani an-Nadawi terhadap
sirah Nabawiyah dan as-Sunnah, mengungkapkan bahwa pendidikan bagi anak
bermula ketika kedua orang tua menikah. Kemudian hubungan kedua orang tua,
kesalehan mereka dan kesepakatan mereka dalam melakukan kebajikan, memiliki
pengaruh yang cukup kuat membentuk sisi psikis dan kecenderungan bagi sang anak.
Beliau juga mengetengahkan tentang pertumbuhan anak digendongan ibunya,
keluarga, dan lingkungannya serta hubungan kekerabatan dengan kedua orang tua dan
karib-kerabatnya. Juga tentang pentingnya menjaga nilai-nilai islami dalam masa
pertumbuhannya dan membiasakannya untuk selalu berfikir. Tidak hanya itu saja,
Asy-Syaikh Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadawi juga menekanakan tentang
pentingnya memakai berbagai media dan alat peraga yang sesuai dengan usia anak.
Itu semua beliau simpulkan dari metode pendidikan islam, hadist-hadist Nabi
Shalallahu’alahi wa Sallam dan pernyatan para pakar pendidikan Islam

19
BAB III

PENUTUP

2.6 KESIMPULAN

Manusia dengan kemampuan akal dan hatinya menyandang predikat sebagai makhluk
pemikir sekaligus perasa. Nilai Pendidikan Islam terletak pada keseimbangan antara
aspek pemikiran dan perasaan atau antara aspek pikir dan dzikir. Pendidikan Islam
adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian Islam yang luhur.
Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama
manusia menurut Islam, yakni beribadah kepada Allah SWT. Maka berdasarkan cara
pandang di atas, Pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan (integrasi)
antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim
yang pintar secara intelektual sekaligus terpuji secara moral.

Pendidikan Islam berfokus pada fondasi tauhid (kepercayaan pada Satu Allah)
sebagai inti keyakinan. Ini membantu memperkuat iman dan orientasi tindakan
kepada Allah.Pendidikan Islam mendorong pengembangan akhlak mulia, seperti
jujur, kasih sayang, dan kesabaran, untuk membentuk karakter Muslim yang baik dan
peduli terhadap sesama.Pendidikan Islam memandang Al-Quran dan Sunnah sebagai
sumber ajaran etika dan moral, mengajarkan nilai-nilai untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.Pendidikan Islam memberikan penekanan pada pengetahuan
dan pembelajaran, mendorong Muslim untuk mencari pengetahuan, meningkatkan
pendidikan, dan menggunakannya untuk kebaikan dan juga mengajarkan kesetiaan
pada nilai-nilai Islam, mempersiapkan muslim untuk menghadapi tekanan dan godaan
dalam kehidupan sehari-hari.Keadilan, kemanusiaan, dan empati terhadap sesama
ditekankan dalam pendidikan Islam, membentuk karakter Muslim yang adil dan
peduli terhadap hak-hak individu. Dengan dasar-dasar ini, pendidikan Islam
memainkan peran kunci dalam membentuk karakter Muslim yang kuat, moral, dan
berintegritas, serta siap berkontribusi positif dalam masyarakat dan dunia.

2.7 Saran

Kami menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
butuhkanagar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat memahami pentingnya neurosains dalam
psikologi

20
DAFTAR PUSTAKA

Jihan,Bambang Ismaya, Muqarramah Sulaiman Kurdi,Ninik Sudarwati,Musyarrafah


Sulaiman Kurdi (2023), Permasalahan dan Tantangan Pendidikan Islam Modern di
Tengah Era Digitalisasi, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 12/NO: 03

Ahmad Shofiyuddin Ichsan, Ichlacul Diaz Sembiring, Naurah Lutfiah ( 2020 ),


Pendidikan islam menghadapi Tradisi, Transisi, dan modernisasi, Institut Ilmu Al
Qur'an An-Nur Yogyakarta, 2,3Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Tabrani ZA, (2009), Ilmu pendidikan Islam antara Tradisional dan moderen , Kuala
lumpur, malaysia.

Moh. Khoiruddin ( 2018 ), Pendidikan Islam Tradisional dan Modern, IAI Al -


Khoziny Sidoarjo http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/
view/3326/2360

Pembentukan karakter Islami , https://etheses.uinsgd.ac.id/23396/4/4_bab1.pdf

7 Hadis Nabi tentang Pentingnya Pendidikan dalam Islam, diakses pada 15 oktober,
https://m.kumparan.com/hijab-lifestyle/7-hadis-nabi-tentang-pentingnya-pendidikan-
dalam-islam-1weL23Y3MhU

Jannah, F. (2013). Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional, STAIN


Samarinda

Mursifah,(2016), Pendidikan Karakter Dalam Presefektif Islam, STAI Brebes,

https://media.neliti.com/media/publications/69180-ID-pendidikan-karakter-dalam-
perspektif-isl.pdf

Abd. Rahman Fasih,(2019), Dasar- Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Quran
Dan Al-Hadist, Stain Parepare
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah/article/download/388/299/

21
22

Anda mungkin juga menyukai