Disusun Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta
melimpahkan rahmat-Nya dalam pengerjaan makalah ini sehingga berjalan dengan
baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut serta membantu dan memberikan saran maupun kritik dalam penyusunan
makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam dengan materi “Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dan Perannya Dalam Pembentukan Karakter Muslim”. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih luas bagi kita semua.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan senang hati menerima saran dan kritik yang sifatnya mendukung dari
dosen maupun teman-teman sekalian. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................2
Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1 Dasar-Dasar Pendidikan Islam............................................................................4
2.2 Sistem Pendidikan dalam Islam...........................................................................8
2.3 Pembentukan Karakter dalam Pendidikan Islam..............................................12
2.4 Tantangan dalam Pendidikan Islam Modern.....................................................16
2. 5 Peran Individu dalam Pendidikan Islam...........................................................17
BAB III........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
2.6 KESIMPULAN.................................................................................................20
2.7 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
suatu pondasi pendidikan agama Islam yang cukup, sebagai bekal anak dalam
memasuki lingkungan di luar lingkungan keluarga. Peran selanjutnya dalam
pendidikan akhlak adalah sekolah. Disaat anak memasuki usia sekolah, maka peran
keluarga terbantu oleh para guru atau pendidik yang ada pada sekolah dalam
memberikan pendidikan budi pekerti. Hingga bisa dikatakan (1/3) dalam setiap
harinya waktu si anak dihabiskan dalam lingkungan sekolah.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengajarkan pemateri dan pembaca agar
dapat memahami dasar-dasar pendidikan islam dan perannya dalam pembentukan
karakter muslim serta menguraikan prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam, seperti
tauhid, akhlak, ibadah, dan pengetahuan agama, untuk memberikan pemahaman yang
kokoh tentang landasan pendidikan dalam Islam dan Menyoroti peran pendidikan
Islam dalam membentuk karakter Muslim yang berakhlak mulia, jujur, disiplin, dan
penuh tanggung jawab.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam terhadap
sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (Quran dan Sunnah),
yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan dan pelaksanaan Pendidikan Islam.
Menurut Abidin Ibnu Ruslan, ada beberapa nilai fundamental dalam sumber pokok
ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan Islam (Abidin, 1998), yaitu:
aqidah, akhlak, penghargaan kepada akal, kemanusiaan ,keseimbangan ,rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan lil’alamin). Ini artinya, bahwa pendidikan Islam dalam
perencanaan, perumusan, dan pelaksanaannya pada pembentukan pribadi yang
berakidah Islam, berakhlak mulia, berpikiran bebas, untuk mengarahkan dan
mengembangkan potensi manusia secara terpadu tanpa ada pemisahan. Seperti aspek
jasmani dan rohani, akal dan hati, individu dan sosial, duniawiah dan ukhrawiah, dan
seterusnya. Karena pendidikan Islam mengarah pada pembentukan insan paripurna
(insan kamil), yakni yang dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan
fungsinya sebagai Abdullah dan kholifatullah (Abidin, 1998).
Tujuan pendidikan Islam seperti yang dirumuskan oleh Omar Muhammad Al-
Toumy Al-Syaibani salah seorang ahli pendidikan Islam memberikan ciri dan
prinsip-prinsip umum yang dijadikan dasar untuk mencapai tujuan utama cita-
4
cita pendidikan Islam, maka pendidikan harus mampu melahirkan kekuatan
tiga dimensi yang saling terkait dengan yang lainnya;
1. Dimensi Imanitas yang dapat mendudukan harkat dan martabat manusia
sebagai hamba Allah yang tertinggi di dunia serta punya daya tahan
terhadap ujian hidup dan berpijak pada kebenaran.
2. Dimensi jiwa dan pandangan hidup Islam yang membawa cita rahmatan
lilalamiin.
3. Dimensi kemajuan yang akan memanjatkan manusia tangguh terhadap apa
yang dititahkan oleh Allah dan terhadap segala kejadian suatu perubahan
yang ada.
1. Tauhid: Prinsip dasar dalam Islam yang mengajarkan keesaan Allah dan
pengabdian yang tulus kepada-Nya
Pendidikan tauhid membantu anak-anak memahami konsep keesaan
Allah, mengapresiasi Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber
kebijaksanaan, serta mendorong mereka untuk berbuat baik dalam
kehidupan sehari-hari.
5
2. Akhlak: Pendidikan akhlak memainkan peran krusial dalam membentuk
pribadi yang bermartabat, yang dapat menuntun generasi muda menuju
kehidupan yang penuh rahmat, kedamaian, dan keberkahan
Prinsip-prinsip pendidikan akhlak dalam Islam mencakup pemahaman
mendalam terhadap prinsip-prinsip utama, mengikuti ajaran Al-Qur'an dan
Sunnah, serta mendorong untuk berbuat baik. Penerapan prinsip-prinsip
ini melibatkan pembiasaan dan pengenalan nilai-nilai Islam dalam
aktivitas sehari-hari anak.
Pendidikan dalam Islam juga melibatkan peran penting orang tua dan
masyarakat dalam membimbing anak-anak dalam memahami dan
mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar ini, pendidikan
dalam Islam dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang
beriman, berakhlak mulia, dan beribadah dengan tulus kepada Allah.
Pendidikan memiliki peran penting dalam ajaran Islam dan hadis Nabi
Muhammad SAW yang mengutamakan ilmu. Berikut adalah penjelasan
tentang pentingnya pendidikan dalam Islam:
6
2. Pendekatan agama pendidikan: Islam juga dikenal sebagai agama
pendidikan karena menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Nabi
Muhammad SAW mengajarkan akidah di rumah Aqom bin Arqom dan
menjadikan mengajar baca-tulis sebagai syarat pembebasan bagi
tawanan perang Badar. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat
menghargai dan menuntut umatnya untuk menuntut ilmu.
3. Hadiah surga bagi para pencari ilmu: Menurut hadis Nabi Muhammad
SAW, Allah akan memudahkan jalan menuju surga bagi mereka yang
menempuh jalan mencari ilmu.
َم ْن َس َلَك َطِر ْيًقا َيْلَتِم ُس ِفْيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهللا ِبِه َطِر ْيًقا ِإَلى اْلَج َّنِة
"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka
Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR
Muslim)
4. Ilmu sebagai cahaya: Ungkapan “ilmu itu cahaya” (al-‘ilmu nur)
adalah ungkapan yang populer dari Imam Asy-Syafi’i. Selengkapnya
beliau berkata, “Al-‘ilmu nurun, wa nurullahi la yuhda lil ‘ashi”.
Artinya ilmu itu cahahaya, dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada
pemaksiat/pendosa.Dengan memiliki ilmu, manusia dapat berkembang
dan maju dalam kehidupan. Ilmu juga membedakan manusia dengan
hewan.
Kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. Ia yang berilmu pasti diberi
kebaikan dan kemudahan dalam menjalankan kehidupannya di dunia
maupun di akhirat.
7
2.2 Sistem Pendidikan dalam Islam
Konsep Islam tradisional masih sangat urgen bagi kehidupan masyarakat, mengingat
Islam tradisional dapat menyatukan antara praktek ajaran Islam dengan sumber ajaran
Islam. Keberadaan Islam tradisional sudah menjadi budaya di dalam kehidupan
masyarakat lokal maupun masyarakat non lokal, dan keberadaan Islam tradisional
merupakan perpaduan antara budaya lokal dengan Nilai-nilai ke-Islaman. Sehingga
Islam tradisional dapat hidup sejalan antara realitas kehidupan masyarakat secara
universal dengan Nilai-nilai ke-Islaman. Maka dari itu Islam tradisional dapat
digolongkan sebuah gagasan mendekatkan antara teks dan konteks dalam Ilmu Ke-
Islaman saat ini, untuk itu dibutuhkan kajian yang mendalam tentang Islam
tradisional yang tumbuh kembang di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat
saat ini.
1. Madrasah
Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang eksistensinya tidak bisa
dilepaskan para ulama atau intektual muslim Indonesia yang peduli terhadap
agama Islam. Dalam bukunya Mahmud Yunus disebutkan bahwa
perkembangan pendidikan Islam bisa dibagi kedalam masa awal perintisan,
masa awal penjajahan dan pasca kemerdekaan.
Hal ini pada tingkatan madrasah, yang mana pada Bab I, pasal 1, ayat (2) dari
SKB 3 Menteri dinyatakan bahwa tiga tingkatan Madrasah meliputi;
A . Madrasah Ibtidaiyah, setingkat dengan Sekolah Dasar.
B . Madrasah Tsanawiyah, setingkat dengan Sekolah Menegah Pertama
C . Madrasah Aliyah, setingkat dengan Sekolah Menengah Atas.
8
madrasah menjadi pendidikan ideal yang mampu membawa masyarakat Islam
umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya untuk mewujudkan
masyarakat madani.
2. Pesantren
Secara konsep pesantren kadang dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam
tradisional yang dimiliki oleh umat Islam “pesantren” merupakan “bapak”
dari pendidikan Islam di Indonesia.Potret pesantren pada dasarnya adalah
asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya tinggal dan
belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan seorang guru yang lebih
dikenal dengan sebutan kyai. Asrama untuk para siswa ini biasanya berada
dalam komplek pesantren di mana kyai bertempat tinggal. Di samping itu juga
terdapat fasilitas ibadah berupa masjid, kemudian komplek pesantren sendiri
biasanya dikelilingi oleh tembok yang digunakan sebagai upaya untuk
memudahkan dalam mengawasi arus keluar-masuknya para santri. Jika dilihat
dari aspek kepemimpinan, pesantren hingga saat ini masih banyak yang
menggunakan pola “kepemimpinan pewarisan”.
9
memberikan penjelasan, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikan
konsep-konsep agama dengan siswa.
3. Penggunaan Kitab Klasik : Kitab-kitab klasik dalam ilmu agama Islam,
seperti "al-Jazariyah" dalam ilmu tajwid, "Bidayat al-Mujtahid" dalam
ilmu fiqh, atau "Sahih al-Bukhari" dalam hadis, sering digunakan sebagai
teks utama untuk pengajaran.
4. Pengulangan: Pengulangan teks dan konsep adalah bagian penting dari
metode ini untuk membantu siswa memahami dan mengingat ilmu agama
dengan baik.
1. Metode pengajaran
Pendidikan Islam tradisional sering kali didasarkan pada hafalan Alquran dan
hadis, dengan penekanan pada agama. Di sisi lain, pendidikan modern
mencakup kurikulum yang lebih luas, termasuk sains, matematika, dan
teknologi.
2. Peran gender
Pendidikan Islam tradisional memiliki perbedaan pendidikan antara laki-laki
dan perempuan, sedangkan pendidikan modern cenderung mendorong
kesetaraan pendidikan bagi semua.
3. Sumber ilmu pengetahuan:
Dalam pendidikan Islam tradisional, sumber pengetahuan utama adalah Al-
dan Hadits. Pendidikan modern, meski menjunjung tinggi nilai-nilai agama,
lebih menitikberatkan pada ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah.
4. Metode pembelajaran:
10
Pendidikan modern menekankan metode pembelajaran aktif, seperti diskusi,
eksperimen, dan pemecahan masalah, sedangkan pendidikan tradisional
cenderung mengandalkan metode pengajaran yang lebih otoriter.
5. Teknologi
Pendidikan modern menggunakan teknologi seperti komputer, internet, dan
sumber daya digital lainnya, sedangkan pengajaran sejarah Islam bergantung
pada buku, guru, dan metode tradisional.
6. Tujuan pendidikan
Pendidikan di dunia Muslim tradisional sering kali menekankan
pengembangan karakter dan nilai-nilai agama, sedangkan pendidikan modern
sering kali memprioritaskan mempersiapkan siswa untuk menghadapi
kebutuhan dunia secara luas, termasuk beragamnya perekonomian dan
masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa perbandingan ini bersifat umum dan banyak
negara dengan populasi Muslim menggabungkan unsur pendidikan Islam
dengan pendidikan modern. Selain itu, terdapat banyak perbedaan dalam
praktik pendidikan di dunia Muslim, bergantung pada budaya, tradisi, dan
nilai-nilai lokal.
Sistem pendidikan Islam beradaptasi dengan perkembangan saat ini dengan berbagai
cara, antara lain:
3. Pelatihan guru, Guru pendidikan agama Islam mendapatkan pelatihan terkini dalam
metode dan teknologi pengajaran sehingga dapat memberikan pendidikan yang lebih
efektif.
11
4. Pengantar Ilmiah, Pendidikan Islam modern cenderung mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam kurikulum agama agar peserta didik dapat
memahami hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan.
Selain itu, beberapa negara dan lembaga pendidikan Islam juga telah mendirikan
universitas dan sekolah dengan kurikulum yang lebih global untuk menghasilkan
lulusan yang siap bersaing secara internasional. Semua upaya tersebut bertujuan
untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan pendidikan Islam di dunia yang terus
berubah.
Pembentukan karakter Islami merupakan sebuah upaya terencana dan terukur dalam
membentuk seorang Muslim yang memiliki budi pekerti luhur, memiliki watak serta
berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntunan Islam. Dalam upaya pembentukan
karakterk Islami ini tentunya bukanlah sekedar pemberian pengetahuan (knowledge)
seputar karakter-karakter baik dan buruk saja, melainkan dengan menyertakan
latihan-latihan pembiasaan dalam mempraktekkan nilai-nilai karakter Islami tersebut
secara terus menerus (continuous) di segala sendi kehidupan kapanpun dan
dimanapun. Pembentukan karakter Islami setiap muslim dipandang menjadi suatu hal
yang sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini, khususnya bagi generasi
(dzuriyyah) Islam usia pelajar. Pembentukan dan pembinaan karakter Islami ini harus
tetap diprioritaskan dalam tujuan penyelenggaraan pendidikan. Namun, tantangan
12
bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam terasa semakin berat dalam
rangka menyiapkan manusia yang mempunyai karakter Islami serta siap mengiringi
majunya perkembangan zaman. Telah diketahui, bahwa di era globalisasi ini, batas-
batas budaya sulit dibedakan. Sehingga, tugas dunia pendidikan semakin penuh
tantangan dalam upayanya membentuk manusia yang siap berkompetisi di segala
bidang, bahkan juga mempunyai karakter Islami dalam segala aktivitasnya sebagai
salah satu modal sosial (capital social). Supaya terbentuknya seorang insan yang
berkarakter Islami, tentu saja ada suatu proses pendidikan yang mampu menjembatani
manusia menjadi pribadi yang utuh, baik secara jasmani maupun rohani.
Ibnu Qayyim mengemukakan empat sendi karakter baik. Karakter yang baik
didasarkan pada:
2. Kehormatan diri, yang membuatnya menjauhi hal-hal yang hina dan buruk, baik
berupa perkataan maupun perbuatan, membuatnya memiliki rasa malu, yang
merupakan pangkal segala kebaikan, mencegahnya dari kekejian, bakhil, dusta,
ghibah dan mengadu domba.
3. Keberanian, yang mendorongnya pada kebesaran jiwa, sifat-sifat yang luhur, rela
berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintai; dan
4. Adil, yang membuatnya berada dijalan tengah, tidak meremehkan, dan tidak
berlebih-lebih
13
2. Pengaruh pendidikan Islam dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai
islami
Pendidikan Islam memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk akhlak, moralitas,
dan nilai-nilai Islam pada individu. Berikut adalah beberapa pengaruh pendidikan
Islam dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai Islam:
Dari beberapa penelitian, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan
agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Oleh karena itu, pendidikan Islam
memiliki peran yang penting dalam membentuk akhlak, moralitas, dan nilai-nilai
Islam pada individu.
Konsep pembentukan kepribadian dalam pendidikan Islam menurut Syaikh Hasan al-
Banna mencakup sepuluh aspek; pertama, bersihnya akidah, kedua, lurusnya ibadah;
ketiga, kukuhnya akhlak; keempat, mampu mencari penghidupan; kelima, luasnya
wawasan berpikir; keenam, kuat fisiknya; ketujuh, teratur urusannya; kedelapan,
14
perjuangan diri sendiri; kesembilan, memerhatikan waktunya; dan kesepuluh,
bermanfaat bagi orang lain.
Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu
iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah
implikasi dari konsep itu yang tampilannya tercermin dalam sikap perilaku sehari-
hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan
yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.
2. Doa dan ibadah, Kewajiban shalat dan beribadah sehari-hari dalam Islam
membentuk kedisiplinan dan kesadaran spiritual yang mempengaruhi karakter
individu.
3. Sedekah dan kebaikan, Islam menganjurkan bersedekah dan berbuat baik kepada
orang lain. Hal ini membantu mengembangkan sikap welas asih dan altruistik di
masyarakat.
4. Toleransi dan kebaikan, Ajaran Islam tentang toleransi terhadap perbedaan dan
kepedulian terhadap masyarakat miskin dan lemah menjadikan masyarakat inklusif
dan peduli.
6. Hormati orang lain, Islam mengajarkan rasa hormat terhadap orang tua, guru dan
orang lain, sehingga membantu mengembangkan karakter hormat dan santun.
15
1. Diskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam menjalankan pendidikan Islam di
era modern, termasuk integrasi teknologi, perubahan sosial, dan tantangan global
2. Upaya yang dapat diambil untuk menjaga nilai-nilai pendidikan Islam dalam
menghadapi tantangan ini
16
1. Memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam kurikulum, Pendidikan Islam
hendaknya tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis tetapi juga pada
penerapan praktis dan pengembangan nilai-nilai Islam pada siswa.
2. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pendidikan Islam ,Penggunaan
teknologi dapat membantu menjadikan pendidikan Islam lebih mudah diakses
dan menarik bagi siswa.
3. Mendorong berpikir kritis, Pendidikan Islam hendaknya mendorong peserta
didik berpikir kritis dan menganalisis ajaran Islam dalam konteks masyarakat
modern.
4. Mempromosikan pendidikan moral, Pendidikan Islam hendaknya tidak hanya
berfokus pada ajaran agama tetapi juga pendidikan moral, yang dapat
membantu siswa mengembangkan karakter yang baik dan menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab.
5. Berinovasi dan beradaptasi Pendidikan Islam hendaknya terbuka terhadap
inovasi dan adaptasi agar dapat mengikuti perubahan zaman dan tetap relevan.
17
Manajemen pendidikan seperti ini memang dapat menghasilkan produk pendidikan
yang cerdas dalam menerapkan ilmu pengetahuan, terampil dalam menggunakan
teknologi, dan dapat menyesuaikan diri dengan arus globalisasi, namun belum sesuai
dengan tingkat perkembangan psikologi.Pendidikan Islam memberikan perhatian
yang tinggi untuk menyikapi arus globalisasi. Menurut Arifin dalam Mulyadi,
pendidikan Islam memiliki kewajiban untuk membina dan menuntun pertumbuhan
serta perkembangan manusia sesuai dengan tahap kehidupan hingga mencapai potensi
optimal, yaitu terbentuknya akhlak yang baik. Kebanyakan orang yang berhasil di
dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka.
Mereka mengetahui dengan baik yang menjadi motivasinya dan memelihara motivasi
tersebut dalam setiap tindakannya.
Pendidikan agama Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang
membawa penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaranajarannya kedalam
tingkah laku sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber Islam itu sendiri, yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunnah (An-Nahlawi, 2005).Pandangan hidup yang mendasari
seluruh kegiatan pendidikan agama Islam ialah Pandangan hidup pandangan hidup
muslim yang merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal, yakni Al-Qur’andan
As-Sunnah yang shahih juga pendapat para sahabat dan ulama sebagai tambahan. Hal
ini senada dengan pendapat Ahmad. D. Marimba yang menjelaskan bahwa yang
menjadi landasan atau dasar pendidikan diibaratkan sebagai sebuah bangunan
sehingga isi AlQur’an dan Al-Hadits menjadi fundamen, karena menjadi sumber
kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya sebuah pendidikan.Secara garis besar
kegatan pendidikan termasuk Pendidikan Islam dapat dibagi kedalam tiga bagian,
yaitu Pendidikan oleh dirinya sendiri, kegiatan pendidikan oleh lingkungan dan
kegiatan oleh orang lain terhadap orang tertentu (Tafsir, 1991). Demikian pula tempat
18
pendidikan ada tiga yang pokok, yaitu di dalam rumah, di masyarakat dan di sekolah.
Upaya untuk mengembangkan tiga aspek di atas (kognitif, afektif, dan psikomotor)
dapat dilaksanakan disemua jalur dan jenjang pendidikan.Sesuai dengan Undang-
Undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional (Pasal 10 UUSPN)
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Ketiga lembaga tersebut tidak boleh
dipisah-pisahkan, harus ada kerja sama dan saling mengisi. Dalam undang-undang
tersbeut pula dinyatakan bahwa pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua
jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Sementara itu
pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam dan oleh keluarga. Kalau merujuk pada pasal 12 undang-
undang di atas, bahwa jenjang pendidikan yang termasuka jalur pendidikan sekolah
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan prasekolah.
3. Studi kasus atau contoh individu yang telah memberikan kontribusi signifikan
dalam pendidikan Islam
19
BAB III
PENUTUP
2.6 KESIMPULAN
Manusia dengan kemampuan akal dan hatinya menyandang predikat sebagai makhluk
pemikir sekaligus perasa. Nilai Pendidikan Islam terletak pada keseimbangan antara
aspek pemikiran dan perasaan atau antara aspek pikir dan dzikir. Pendidikan Islam
adalah proses pembentukan kepribadian manusia kepribadian Islam yang luhur.
Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama
manusia menurut Islam, yakni beribadah kepada Allah SWT. Maka berdasarkan cara
pandang di atas, Pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan (integrasi)
antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim
yang pintar secara intelektual sekaligus terpuji secara moral.
Pendidikan Islam berfokus pada fondasi tauhid (kepercayaan pada Satu Allah)
sebagai inti keyakinan. Ini membantu memperkuat iman dan orientasi tindakan
kepada Allah.Pendidikan Islam mendorong pengembangan akhlak mulia, seperti
jujur, kasih sayang, dan kesabaran, untuk membentuk karakter Muslim yang baik dan
peduli terhadap sesama.Pendidikan Islam memandang Al-Quran dan Sunnah sebagai
sumber ajaran etika dan moral, mengajarkan nilai-nilai untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.Pendidikan Islam memberikan penekanan pada pengetahuan
dan pembelajaran, mendorong Muslim untuk mencari pengetahuan, meningkatkan
pendidikan, dan menggunakannya untuk kebaikan dan juga mengajarkan kesetiaan
pada nilai-nilai Islam, mempersiapkan muslim untuk menghadapi tekanan dan godaan
dalam kehidupan sehari-hari.Keadilan, kemanusiaan, dan empati terhadap sesama
ditekankan dalam pendidikan Islam, membentuk karakter Muslim yang adil dan
peduli terhadap hak-hak individu. Dengan dasar-dasar ini, pendidikan Islam
memainkan peran kunci dalam membentuk karakter Muslim yang kuat, moral, dan
berintegritas, serta siap berkontribusi positif dalam masyarakat dan dunia.
2.7 Saran
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
butuhkanagar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat memahami pentingnya neurosains dalam
psikologi
20
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani ZA, (2009), Ilmu pendidikan Islam antara Tradisional dan moderen , Kuala
lumpur, malaysia.
7 Hadis Nabi tentang Pentingnya Pendidikan dalam Islam, diakses pada 15 oktober,
https://m.kumparan.com/hijab-lifestyle/7-hadis-nabi-tentang-pentingnya-pendidikan-
dalam-islam-1weL23Y3MhU
https://media.neliti.com/media/publications/69180-ID-pendidikan-karakter-dalam-
perspektif-isl.pdf
Abd. Rahman Fasih,(2019), Dasar- Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Quran
Dan Al-Hadist, Stain Parepare
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/alislah/article/download/388/299/
21
22