Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

( PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN )
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen: Hj. Hunaidah S.Ag M.Pd

Kelompok 2 :
 Safinatunnajah
 Rendi Robiul Fajri
 Risma Tamara
 Wafa Aurel Widad

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ATTAQWA ( BEKASI ) 2019


Jl. KH. Noer Alie, UjungHarapan Bahagia Babelan Bekasi

1
KATA PENGANTAR

       Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.

       Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman saya sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberi masukan-masukan yang bersifat untuk membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi , 19 September 2021

Pemakalah
Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2

A. PENGERTIAN PRINSIP DAN PENDIDIKAN ISLAM......................................... 2


B. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM............................................ 3
C.  PENGERTIAN METODE DAN PENDIDIKAN.......................................................6
D. DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM..............................................................6
E. PRINSIP-PRINSIP METODE PENDIDIKAN ISLAM............................................7
F. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM...........................................9
G. MODEL PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM.................................12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................................16
B. SARAN......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”,
bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan,
jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai
dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara
lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara
cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat
memuaskan.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para
sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan
metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau
lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan
situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan
baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau
mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa
mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dari prinsip dan pendidikan islam?

2.      Apa saja prinsip-prinsip pendidikan islam?

3.      Apa pengertian metode dan pendidikan

4.      Apa itu dasar metode pendidikan islam?

5.      Apa saja prinsip-prinsip metode pendidikan islam?

6.      Apa saja macam-macam metode pendidikan islam?

4
7.      Apa saja model pendekatan dalam pendidikan islam?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PRINSIP DAN PENDIDIKAN ISLAM


1. Pengertian Prinsip
 Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai
dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar
atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal
(sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar pendidikan
Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber
pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam. Achmadi,
menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari
seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan
maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka
pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan hidup
Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan nilai-nilai
luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah
kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun konsepsional berbeda
dengan ilmu pendidikan lainnya.
 Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul. Karena
banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan diangkat
beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat merangkum berbagai
nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan,
rahmatan lil’alamin. Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama
dikarenakan memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat,
menggalakkan ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya
meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang
menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya
dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:

5
a. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
b. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
c. Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
d. Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan
pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal
dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu,
pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang,
dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya”. Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan
“pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya diakhirat”.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan
berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-
masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.

B. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat,
pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam.
Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu
memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses
pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan
Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya
bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan
Islam adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama.
Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah
pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-

6
hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam
fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk
kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut
dinullah yang mencakup akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan
agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat
lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam
Firman Allah QS Al-Ankabut:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) (QS. Al-Ankabut : 45)
b. Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai
aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal,
urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus
menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar
mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus
senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini
senada dengan FirmanAllah SWT:
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)
c. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah
tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam
pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau
pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-
angan seseorang atau sekelompok orang semata. Pendidikan Islam dalam hal ini
merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya.
Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur
individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan
Allah.
d. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama

7
Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan
dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia.
Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan
Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih
kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan
ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata,
melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah)
yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu
dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang
bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak
proporsional sebagai ilmu sekuler.
e. Prinsip Terbuka
Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan
hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan
(QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat
terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari
Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan
kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-
dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.
f. Menjaga Perbedaan Individual
 Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan
oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan
bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah
laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing.
Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan
bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan
individual yang dimilki oleh peserta didik.
g. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis

8
Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-
tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu
memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-
kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan social.
Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang memotivasi untuk
hidup dinamis.
C. PENGERTIAN METODE DAN PENDIDIKAN
Pengertian Metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan yaitumeta dan hodos.
Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Menurut DR. Ahmad
Husain al-liqaniy, metode adalah : “Langkah–langkah yang diambil guru guna membantu
para murid merealisaikan tujuan tertentu”. Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah
Thariqoh yang berarti langkah – langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan Pendidikan maka langkah tersebut
harus diwujudkan dalam proses pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum
dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi
tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem.
D. DASAR METODE PENDIDIKAN ISLAM
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual
atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode
seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam.
Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan,
sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada
dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya
adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1. Dasar Agamis
Maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah
berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan
Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh
pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan
efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis

9
Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan
intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan
sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan
metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis
peserta didik.
3. Dasar Psikologis
Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan
yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan
internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya
Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik
dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik.
Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4. Dasar sosiologis
Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan
peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini
maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau
dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan
kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan
akan sulit untuk dicapai.
Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam
mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi
agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

E. PRINSIP-PRINSIP METODE PENDIDIKAN ISLAM


 Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksanaan metode
penddikan tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini diharapkan metode pendidikan Islam
dapat berfungsi lebih efektif dan efisien dan tidak menyimpang dari tujuan semula dari
pendidikan Islam. oleh karena itu, seorang pendidik perlumemperhatikan prinsip-prinsip

10
metode pendidikan, sehingga para pendidik mampu menerapkan metode yang tepat dan
cocok sesuai dengan kebutuhannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Mempermudah
Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah
menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus
mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalm ilmu pengetahuan dan
ketreampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat
peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu.
Inilah barangkali yang perlu dipahami oleh seorang pendidik. Pendidik tidak harus
menggunakan metode yang muluk-muluk sementara materi yang disampaikan tidak
mampu diserap oleh peserta didik. Bagaimana peserta didik akan mengaktualisasikan
nilai-nilai materi tersebut, sementara materinya itu sendiri belum dapat dipahami dan
dikuasai oleh peserta didik.
2. Berkesinambungan
Berkesinambungan dijadikan sebagai prinsip metode pendidikan Islam, karena
dengan asumsi bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan berlangsung
terus menerus, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik
perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberikan materi. Jangan hanya
karena mengejar target kurikulum seorang pendidik menggunakan metode yang
efektif yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif pada peserta
didik karena peserta didik merasa dibohongi oleh pedidik.
3. Fleksibel dan Dinamis
Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis, sebab dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian
metode tidak hanya monoton dan zaklik dengan satu macam metode saja. Seorang
pendidik mampu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ditawarkan oleh
para pakar yang dianggapnya cocok dan prasarana, situasi dan kondisi lingkungan,
serta suasana pada waktu itu. Dan prinsip kedinamisan ini berkaitan erat dengan
prinsip berkesinambungan, karena dalam kesinambungan tersebut metode pendidikan
Islam akan selalu dinamis bila disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
F. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM

11
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam
dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan
berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode ceramah
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-
pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau
penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk
memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode Diskusi
  yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi.
Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak
bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari
berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari
peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban
yang paling benar atau terbaik.
c. Tanya jawab dan dialog
yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan
pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar
fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid
sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah
buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan,
deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat.
Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab
peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d. Metode perumpamaan atau Metafor
Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi
gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan
yang terdapat dalam al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat
41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah,

12
padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau
mereka mengetahuit (Ankabut 41).

e. Metode hukuman
yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta
didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi
dalam kondisi tertentu harus digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
metode ini adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk
memperbaiki peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru
digunakan apabila metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman
peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman
yang dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta
didik, sehingga ia sadar akan kesalahannya.
2. Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
 Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang berdasarkan Metode
Qur’an dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a. Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi
adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu
topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik.
Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu:
a) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan
dengan hamba-Nya.
b) Hiwar Washfi,yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat atau dengan
makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT
berdialog dengan malaikat tentang orang-orang zalim.
c) Hiwar Qishashi terdapat dalam al-Qur’an, yang baik bentuk maupun rangkaian
ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari Uslub kisah dalam Al-Qur’an.
Seperti Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85.
d) Hiwar Jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau
alasan baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak kebatilan.
Contohnya dalam al-Qur’an terdapat dalam Surat An-Najm ayat 1-5.

13
e) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik
sahabat-sahabatnya.
b. Metode Amtsal (perumpamaan) Qur’an
adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang
ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik dalam memahami
konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda
konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang
laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan
lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan oleh Abdurrahman
Saleh Abdullah.
c. Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang
terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur’ani bukan semata-
mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar beriman
kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan yang
sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
d. Metode keteladanan
adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam
merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini
dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya
karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik,
tetapi yang tidak baik juga ditiru.
e. Metode Ibrah dan Mau’izah
Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih
daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan
atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu
yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode
Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan
kerugian dalam melakukan perbuatan
f.  Metode Targhib dan Tarhib
Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian
hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan
akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam

14
konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah
karena dosa yang dilakukan.
g.  Metode Pembiasaan
adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak dia
lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan
peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.
G. MODEL PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan merupakan terjemahan bahasa Inggris dari kata approach, yang
diartikan dengan come near (menghampiri), dan go to (jalan ke), dari pengertian ini
dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara menghampiri atau mendatangi
sesuatu. HM. Chabib Thaha sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mendefinisikan
pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan.
Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, di mana
cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Pendekatan juga bisa dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan keefisienan dalam proses
pembelajaran suatu materi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan
memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan, yang
selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya dijabarkan
dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.
2. Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam, di
antaranya:
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu dengan cara memberikan pengalaman
keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan
baik secara individual ataupun kelompok.
Syaiful Bahri Djamrah sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mengatakan
bahwa pengalaman yang dilalui oleh seseorang merupakan guru yang terbaik.
Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga,
belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari sekedar bicara tanpa pernah berbuat
sama sekali.

15
Walaupun begitu pentingnya sebuah pengalaman, namun tidak semua
pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada juga suatu pengalaman yang
tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman bisa disebut mendidik jika pendidik
mampu mengarahkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sebaliknya, pengalaman dikatakan tidak mendidik jika pendidik justru membawa
peserta didik ke arah yang menyeleweng dari tujuan pendidikan, misalnya
mengajar anak menjadi seorang pencuri. Ini disebut tidak mendidik karena tujuan
pendidikan tidak mengarahkan peserta didik ke arah yang negatif, melainkan ke
arah yang positif.
Maka dari itu, pengalaman yang mendidik berpusat pada tujuan positif bagi
anak, kontinyu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan dan sesama
manusia. Pepatah Arab mengatakan: ‫جر بال ثمر‬P‫العلم بال عمل كش‬, yang artinya “Ilmu
tanpa diiringi dengan amal (pengalaman) itu laksana pohon tanpa buah”. Betapa
pentingnya arti sebuah pengalaman sehingga pengalaman dijadikan sebagai salah
satu pendekatan dalam pendidikan Islam.
b. Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
perencanaan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa perlu dipikirkan lagi.
Pendekatan pembiasaan mengajarkan peserta didik agar terbiasa mengamalkan
ajaran agamanya, secara personal maupun kelompok. Untuk dapat memulai
kebiasaan yang baik tidaklah mudah, membutuhkan waktu yang lama, tetapi bila
kebiasaan itu sudah melekat dalam diri, sulit pula untuk mengubahnya.
Menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak sejak dini sangatlah baik,
misalnya membiasakan shalat lima waktu, puasa, dan menolong orang lain. Islam
mengajarkan penganutnya untuk dapat membiasakan kebiasaan yang baik, dan
dengan kebiasaan tersebut diharapkan peserta didik dapat mengamalkan
agamanya secara berkelanjutan.
c. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah pendekatan pendidikan yang lebih menekankan
perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat
meresapi dan merasakan mana yang baik dan buruk.
Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang yang
berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang berperasaan pasti dapat

16
merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniyah maupun rohaniyah. Di dalam alam
emosional terdapat perasaan intelektual, estetis, etis, sosial dan harga diri.
Pada dasarnya, emosional seseorang dapat menyesuaikan dengan keadaan
sekitarnya, misalnya setelah menyaksikan tragedi penganiayaan, pembunuhan,
atau pembantaian di televisi, timbullah rasa iba, sedih, simpati, dan empati dalam
diri seseorang. Emosi memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian
seseorang. Metode yang dapat dipakai dalam pendekatan ini misalnya ceramah,
sosiodrama, dan bercerita.

d. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang menekankan peran rasio
(akal) dalam memahami, menerima dan menghayati ajaran-ajaran Islam. Manusia
adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan sempurna dan berbeda dengan
makhluk yang lain. Yang membedakan antara manusia dan makhluk lain terletak
pada akal, karena hanya manusialah yang diberi akal untuk dapat berpikir.
Dengan menggunakan akalnya, manusia dapat membedakan baik dan buruk
serta dapat menghayati dan membenarkan ajaran-ajaran Islam. Meskipun di sisi
lain kemampuan akal yang dimiliki manusia itu terbatas, tetapi terbukti dengan
akalnya manusia dapat mencapai ketinggian ilmu pengetahuan. Itulah yang
menyebabkan manusia dikatakan sebagai‫اطيق‬PP‫وان الن‬PP‫ان حي‬PP‫اإلنس‬  (manusia adalah
makhluk yang mempunyai potensi berpikir), oleh karena itu sudah semestinya
akal dijadikan sebagai alat untuk merenungi kebesaran Allah dan membuktikan
kebenaran ajaran agama Islam.
Dengan menggunakan akal untuk memahami ayat-ayat Allah, maka keyakinan
dalam beragama akan semakin kokoh. Metode yang sesuai dengan pendekatan ini
misalnya metode tanya-jawab, kerja kelompok, diskusi, dan pemberian tugas.
e. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah usaha memberikan materi pengajaran agama
yang menekankan pada aspek kegunaan atau fungsi bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diterima oleh peserta didik bukanlah
hanya sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak saat
ini dan kehidupan mendatang ketika sudah terjun dalam dunia kemasyarakatan

17
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat menjadikan agama
lebih hidup dan dinamis. Untuk itulah diperlukan metode yang sesuai dalam
pendekatan ini, misalnya metode latihan, demonstrasi, tanya-jawab, dan ceramah.
f. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memberikan dan memperlihatkan suatu contoh
yang baik, hal ini dapat diperlihatkan secara langsung dalam situasi interaksi yang
akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain
yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun secara tidak langsung melalui
suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.Suri tauladan yang baik dari
seorang pendidik kepada peserta didik adalah kunci kesuksesan dalam
mengarahkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Ini dikarenakan
kecenderungan anak menganggap bahwa guru merupakan seorang figur yang bisa
dijadikan teladan yang baik dalam kehidupannya. Kecenderungan manusia untuk
belajar dengan meniru perilaku orang lain, menyebabkan suatu keteladanan
menjadi sangat penting dalam proses pendidikan.

18
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
       Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk
mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai
suprasistem. Metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan,
sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-
dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah
dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis. Metode pendidikan Islam harus diguankan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk
tentang pelaksanaan metode penddikan tersebut Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut : Prinsip mempermudah, Berkesinambungan, Fleksibel dan dinamis. Menurut para
ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal
ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk
anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya.

B.     Saran
       Merupakan salah satu keharusan bagi seorang pendidikan yaitu memiliki metode di
dalam mengajarkan ilmunya terutama di dalam pendidikan islam  hal ini di karenakan metode
merupakan salah satu hal yang sangat memiliki peran penting dalam rangka mensukseskan
proses belajar mengajar dalam pendidikan islam. Oleh karena itu Melalui risalah yang
sederhana ini, penulis merasa perlu memberikan saran-saran walaupun sedikit, tetapi semoga
bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya maupun bagi orang lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
                
·         Hadi Sutrisno, Metodologi Research,  ( Yogyakarta : PT. Andi Ofset, 2000 ), jilid 1 dan 2,
·         Nata  Abudin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Edisi Baru,
·         Prof. Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 92)
·         http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--cahyatrihe
·         http://jailani-putra.blogspot.co.id/p/metode-metode-pendidiken-islam-dalam-al.html

20

Anda mungkin juga menyukai