Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Syatiri Ahmad, M. Pd.

R.M. Hikam Usman Ma’mun (2021.03.020)

Neneng Siti Rohimah (2021.03.023)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL- FALAH

CICALENGKA BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hingga saat
ini senantiasa masih memberikan kepada kita berlimpah ruah kenikmatan,
terkhusus nikmat iman, islam dan juga kesehatan, sehingga kami sebagai penulis
bisa menyelesaikan makalah tentang “Lembaga Pendidikan Islam”. Makalah ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini, juga yang telah mendukung dan membantu dalam
proses pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu penulis dengan senang hati meminta kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, agar dikemudian hari khususnya bagi
penulis bisa lebih baik dalam pembuatan makalah.
Penulis juga berharap dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan bisa
menjadi sumber kemanfaatan dan pembendaharaan ilmu bagi kita semua,
terkhusus bagi penulis umumya bagi para pembaca.

Garut, 7 Desember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam...................................................................4
B. Prinsip-Prinsip Lembaga Pendidikan.....................................................................5
C. Macam-Macam Lembaga Pendidikan Islam..........................................................6
D. Tantanga Lembaga Pendidikan Islam di Era Globalisasi........................................9
BAB III............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai


keberhasilan proses pendidikan karena lembaga berfungsi sebagai mediator dalam
mengaturjalannya pendidikan. Apalagi lembaga pendidikan itu dikaitkan
dengankonsep islam. Lembaga pendidikan islam merupakan suatu wadah dimana
pendidikan dalam ruang lingkup keislaman melaksanakan tugasnya demi
tercapainya cita-cita umat islam.

Keluarga, masjid, pondok pesantren dan madrasah merupakan lembaga-


lembaga pendidikan islam yang mutlak diperlukan di suatu negara secara umum
atau disebuah kota secara khususnya, karena lembaga-lembaga itu ibarat mesin
pencetak uang yang akan menghasilkan sesuatu yang sangat berharga, yang mana
lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri akan mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas dan mantap dalam aqidah keislaman. Oleh karena itu, dalam
makalah ini kami akan membahas masalah yang berkaitan dengan lembaga
pendidikan islam tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Lembaga Pendidikan Islam ?


2. Apa saja macam-macam Lembaga Pendidikan Islam ?
3. bagaimana Tantangan Lembaga Pendidikan Islam di Era Globalisasi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari Lembaga Pendidikan Islam


2. Mengetahui macam-macam Lembaga Pendidikan Islam
3. mengetahui Tantangan Lembaga Pendidikan Islam di Era Globalisas
3
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

Secara bahasa, lembaga adalah badan atau organisasi. Badan atau lembaga
pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain
hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan misi
badan tersebut. Sebagian lagi mengartikan lembaga pendidikan sebagai lembaga
atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi
dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan


Islam adalah tempat atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam,
yang mempunyai struktur yang jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya
pendidikan Islam. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat
menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik,
menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti sekolah (madrasah) yang
melaksanakan proses pendidikan Islam.

Badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian


keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. lembaga pendidikan adalah suatu bentuk
organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola tingkah laku, peranan-peranan
relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu yang mempunyai otoritas
formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu
mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian
yang abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta
penananggung jawab pendidikan itu sendiri.

5
B. Prinsip-Prinsip Lembaga Pendidikan Islam

Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki sifat permanen dan ideal,


dalam arti jika pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip tersebut,
maka pendidikan tersebut akan mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal. Dengan
mengacu kepada sumber ajaran islam, baik al-Qur’an, al-Hadits, sejarah, pendapat
para sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat dijumpai beberapa prinsip
pendidikan sebagai berikut.

1. Prinsip Wajib Belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang
dalam islam bahwa meningkatkan kemampuan diri dalam bidang
pengembangan wawasan pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
intelektual, spiritual, dan sosial merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
2. Prinsip Pendidikan untuk semua (Education for All) adalah prinsip yang
menekankan agar dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan perlakuan,
atau diskriminasi.
3. Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life Education) adalah prinsip
yang menekankan, agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan
dirinya sepanjang hayat.
4. Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka, maksudnya adalah
bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat didalam
negeri sendiri, melainkan juga ilmu yang ada dinegeri orang lain.
5. Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang adalah prinsip yang
memadukan antara pendidikan ilmu agama dan pendidikan umum.
6. Prinsip Pendidikan yang sesuai dengan Bakat Manusia adalah prinsip yang
berkaitan dengan merencanakan program atau memberikan pengajaran yang

6
sesuai dengan bakat, minat, hobi, dan kecenderungan manusia sesuai
dengan tingkat perkembangan usianya.
7. Prinsip Pendidikan yang Menyenangkan dan Menggembirakan ialah prinsip
pendidikan yang berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi,
yaitu pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, selalu memberikan
jalan keluar dan pemecahan masalah, memuaskan, mencerahkan,
menggembirakan, danmenggairahkan.
8. Prinsip Pendidikan yang Berbasis pada Riset dan Rencana maksudnya
adalah pendidikan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil
penelitian dan kajian yang mendalam, dan bukan berdasarkan dugaan atau
asal-asalan.
9. Prinsip Pendidikan yang Unggul dan Profesional adalah prinsip pendidikan
yang menjunjung tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan
ditopang oleh berbagai komponen pendidikan lainnya yang unggul pula.

C. Macam-Macam Lembaga Pendidikan Islam

1. Lembaga Pendidikan In-Formal (Keluarga)

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat peserta didik


pertama kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtuanya atau anggota
keluarga yang lain. Keluargalah yang meletakkan dasar-dasar kepribadian anak,
karena pada masa ini, anak lebih peka rerhadap pengaruh pendidik (orangtuanya).
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga.
Dalam sejarah tercatat bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas
pendidikan Islam pada masa awal-awal penyebaran Islam di Mekkah adalah
rumah Arqam. Rumah sebagai lembaga pendidikan dalam Islam juga sudah
diisyaratkan oleh Al-Quran, seperti yang terkandung dalam QS. at-Tahrim (66): 6:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

7
Yang bertindak sebagai pendidik dalam pendidikan di rumah tangga
adalah ayah dan ibu serta keluarga lainnya. Adapun yang paling memegang
tanggung jawab besar adalah ayah dan ibu. Tujuan pendidikan dalam rumah
tangga adalah agar anak mampu berkembang secara maksimal dalam seluruh
aspeknya, meliputi aspek jasmani, ruhani, dan akal.
Kurikulum dalam pendidikan rumah tangga itu secara garis besarnya
adalah kurikulum untuk pengembangan jasmani, pengembangan akal, dan
pengembangan ruhani anak. Dalam garis besar kurikulum ini mengacu pada teori
tentang aspek-aspek kepribadian. Orangtua harus memperhatikan perkembangan
jasmani anak yang menyangkut kesehatan dan kekuatan fisik serta keterampilan
otot. Yang dapat dilakukan orangtua adalah menanamkan dan membiasakan
kebiasaaan hidup sehat serta memberikan makanan dan nutrisi yang bergizi.

Mengenai pendidikan akal, yang dapat dilakukan orangtua di antaranya


adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya karena sekolah adalah lembaga yang
paling baik untuk mengembangkan akal dan potensi intelektual anak. Tetapi ini
bukan berarti tugas orangtua dalam hal pendidikan akal anaknya telah selesai.
Untuk mengembangkan akal anak di rumah, orangtua dapat melakukan diskusi
kecil-kecilan di rumah, menyelesaikan sebagian masalah di rumah bersama para
anggota keluarga dengan menggunakan analisis akal.
Kemudian, kunci pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak
pada pendidikan ruhani, lebih tegas lagi pendidikan agama bagi anak. karena
pendidikan jasmani dan akal yang diberikan di sekolah sekarang mempunyai
banyak teori. Belum tentu semua teori itu sesuai dengan ajaran agama. Bila anak
sudah memiliki basis nilai agama yang dibawa dari rumah, secara sederhana ia
dapat menilai atau menyaring teori-teori yang diajarkan di sekolah. Pendidikan
akhlak agama itu dilakukan di rumah sebagai lembaga pertama dan utama.

2. Lembaga Pendidikan Islam Formal (Sekolah/Madrasah)

8
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan,
pendidikan, dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Pendidikan
yang berlangsung di sekolah bersifat sistematis, berjenjang, dan dibagi dalam
waktu-waktu tertentu, yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi.
Sekolah merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan
masyarakat untuk membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa
depan. Tugas guru dan pimpinan sekolah, di samping memberikan pendidikan
budi pekerti dan keagamaan, juga memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Pendidikan budi pekerti dan keagamaan di sekolah haruslah merupakan lanjutan,
setidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
Sekolah seharusnya tidak hanya berfungsi mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan tetapi juga dalam pembinaan karaker secara umum.

3. Lembaga Pendidikan Non-Formal (Masyarakat)

Masyarakat turut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan.


Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat
oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama setiap masyarakat. Masyarakat
memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin
masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan
sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa jam
dalam satu hari selepas dari pendidikan keluarga dan sekolah. Corak pendidikan
yang diterima peserta didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pengetahuan, sikap, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Di antara badan pendidikan kemasyarakatan dapat disebutkan antara lain:
a. Masjid
b. pesantren
9
c. kepanduan (pramuka),
d. perkumpulan-perkumpulan olahraga,
e. perkumpulan-perkumpulan pemuda dan pemudi,
f. perkumpulan-perkumpulan perekonomian seperti koperasi,
g. perkumpulan-perkumpulan keagamaan.

Aktivitas dan interaksi antar sesama manusia dalam lembaga pendidikan


tersebut banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anggotanya. Apabila
di dalamnya hidup suasana yang Islami maka kepribadian anggotanya cenderung
berwarna Islami pula. Sebaliknya, jika aktivitas dan interaksi di dalamnya
bercorak sekuler, maka kepribadian anggotanya akan cenderung seperti itu pula.
dikemukakan sebelumnya, terdapat banyak lembaga pendidikan dalam
masyarakat. Namun yang cukup berperan besar dalam pelaksanaan pendidikan
Islam di masyarakat ada dua, yaitu masjid dan pesantren.

D. Tantanga Lembaga Pendidikan Islam di Era Globalisasi

Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang selain menghadapi


pertarungan ideologi-ideologi besar dunia sebagaimana tersebut di atas, juga
menghadapi berbagai kecenderungan yang tak ubahnya seperti badai besar atau
tsunami. Menurut Daniel Bell, di era globalisasi saat ini keadaan dunia ditandai
oleh lima kecenderungan sebagai berikut.

Pertama, kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya


persaingan bebas dalam dunia pendidikan. Karena, dunia pendidikan menurut
mereka juga termasuk yang diperdagangkan, maka dunia pendidikan saat ini juga
dihadapkan pada logika bisnis. Penyelenggaraan pendidikan saat ini tidak hanya
ditujukan untuk mencerdaskan bangsa, memberdayakan manusia atau mencetak
manusia yang salih, melainkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang
economic minded, dan penyelenggaraannya untuk mendapatkan keuntungan
material yang sebesar-besarnya.
10
Kedua, kecenderungan fragmentasi politik yang menyebabkan terjadinya
peningkatan tuntutan dan harapan dari masyarakat. Mereka semakin
membutuhkan perlakuan yang adil, demokratis, egaliter, transparan,
akuntabel,cepat, tepat dan profesional. Mereka ingin dilayani dengan baik dan
memuaskan Kecenderungan ini terlihat dari adanya pengelolaan manajemen
pendidikan yang berbasis sekolah, pemberian peluang kepada komite atau majelis
sekolah/madrasah untuk ikut dalam perumusan kebijakan dan program
pendidikan, pelayanan proses belajar mengajar yang lebih memberikan peluang
dan kebebasan kepada peserta didik, yaitu model belajar mengajar yang
partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Ketiga, kecenderungan penggunaan teknologi tinggi (high technologie)


khususnya teknologi komunikasi dan informasi (TKI) seperti komputer.
Kehadiran TKI ini menyebabkan terjadinya tuntutan dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, transparan, tidak dibatasi waktu dan
tempat. Teknologi tinggi ini juga telah masuk ke dalam dunia pendidikan, seperti
dalam pelayanan administrasi pendidikan, keuangan, proses belajar mengajar.
Peran pendidik saat ini tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (agen
of knowledge). Keadaan ini pada gilirannya mengharuskan adanya model
pengelolaan pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan teknologi (TIK).

Keempat, kecenderungan interdependensi (kesaling-tergantungan), yaitu suatu


keadaan di mana seseorang baru dapat memenuhi kebutuhannya apabila dibantu
oleh orang lain. Adanya badan akreditasi pendidikan baik pada tingkat nasional
maupun internasional, selain dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
juga menunjukkan ketergantungan lembaga pendidikan terhadap pengakuan dari
pihak eksternal. Demikian pula munculnya tuntutan dari masyarakat agar
pesertadidik memiliki keterampilan dan pengalaman praktis, menyebabkan dunia
pendidikan membutuhkan atau tergantung pada peralatan praktikum dan magang.
Selanjutnya kebutuhan lulusan pendidikan terhadap lapangan pekerjaannya,
menyebabkan ia bergantung kepada kalangan pengguna lulusan.

11
Kelima, kecenderungan munculnya penjajahan baru dalam bidang kebudayaan
yang mengakibatkan terjadinya pola pikir (mindset) masyarakat pengguna
pendidikan, yaitu dari yang semula mereka belajar dalamr angka meningkatkan
kemampuan intelektual, moral, fisik dan psikisnya, berubah menjadi belajar untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang besar. Kecenderungan penjajahan
baru dalam bidang kebudayaan juga telah menyebabkan munculnya budaya pop
atau budaya urban, yaitu budaya yang serba hedonistik, materialistik, rasional,
ingin serba cepat, praktis, pragmatis dan instans.

Kecenderungan budaya yang demikian itu menyebabkan ajaran agama yang


bersifat normatif dan menjanjikan masa depan yang baik (di akhirat) kurang
diminati. Mereka menuntut ajaran agama yang sesuai dengan budaya pop dan
budaya urban. Dalam keadaan demikian, tidaklah mengherankan jika mata
pelajaran agama yang disajikan secara normatif dan konvensional menjadi tidak
menarik dan ketinggalan zaman. Keadaan ini mengharuskan para guru atau ahli
agama untuk melakukan reformulasi, reaktulisasi, dan kontekstualisasi
terhadapajaran agama, sehingga ajaran agama tersebut akan terasa efektif dan
transformative.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga pendidikan Islam adalah tempat atau organisasi yang
menyelenggarakan pendidikan Islam, yang mempunyai struktur yang jelas dan
bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam. Adapun macam-
macam lembaga pendidikan islam diantaranya, keluarga, sekolah/madrasah,
dan masyarakat.
Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang pertama, kecenderungan
integrasi ekonomi, kedua, kecenderungan fragmentasi politik, ketiga,
12
kecenderungan penggunaan teknologi tinggi, keempat, kecenderungan
interdependensi (kesaling-tergantungan), dan kelima, kecenderungan
munculnya penjajahan baru dalam bidang kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadhol, I. (2017). Lembaga pendidikan islam di indonesia. Edukasi Islami:


Jurnal Pendidikan Islam, 6(11), 14.
Rahman, K. (2018). Perkembangan lembaga pendidikan islam di indonesia. Jurnal
Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1-14.
Subhan, A. (2012). Lembaga pendidikan Islam Indonesia: abad ke-20. Kencana.
https://www.academia.edu/3522750/lembaga_pendidikan_islam

13
14

Anda mungkin juga menyukai