Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Lembaga Dalam Pendidikan Islam

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen : Salmiati, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun
Oleh :
Kelompok 10

WAHYU CANDRA 221250007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMAMMADIYAH PAREPARE 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peserta Didik
Dalam Pendidikan Islam” ini dengan baik.

Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Salmiati, S.Pd.I., M.Pd.I dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa
bimbingan dari beliau mungkin, saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai
dengan format yang telah di tentukan.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudakenan membaca
makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi saya
sendiri dan para pembaca. Amin ..

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................
A. Pengertian lembaga islam................................................................................................................
B. Prinsip-prinsip lembaga pendidikan islam........................................................................................
C. Tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan........................................................................
D. Jenis-jenis lembaga pendidikan islam.........................................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak
hidup masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena dapat
mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak
zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam
datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorogan/perorangan dan
berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti
pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada
pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat
hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada
lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses
pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah
swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga.
Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat
berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan
membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami
kali ini yang berjudul “Lembaga Dalam Pendidikan Islam”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Lembaga Pendidikan Islam?
2. Apa prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam?
3. Apa tanggung jawab Lembaga Pendidikan Islam?
4. Apa jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam?

BAB II

4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Secara terminologi menurut Hasan Langgulung lembaga pendidikan adalah suatu
sistem peraturan yang bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode,
norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak,
termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang
terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk
mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-
peraturan tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses
pemberdayaan umat, merupakan tugas damn tanggung jawabnya yang kultural dan
edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung
jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam
adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai seorang muslim
Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh
kebutuhan–kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan dan dikembangkan oleh
jiwa Islam (al-Quran dan Al-Sunnah). Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan,
bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya mempunyai hubungan erat dengan Islam secara umum. Islam telah
mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam merupakan lembaga
pendidikan yang pertama.
Pendidikan Islam termasuk bidang sosial sehingga dalam kelembagaannya tidak
terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga sosial tersebut terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1. Asosiasi, misalnya universitas, persatuan atau perkumpulan
2. Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah
3. Pola tingah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan sosial yang
mempunyai hubungan tertentu.
Lembaga sosial adalah himpunan norma-norma tentang keperluan-keperluan pokok
di dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan lembaga
pendidikan adalah suatu bentuk organisasi yang tersusun relatif tetap atas pola-pola
tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat individu

5
yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya kebutuhan-
kebutuhan sosial dasar.

B. Prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam


Prinsip Lembaga pendidikan islam memiliki sifat permanen dan ideal, dalam arti
jika pendidikan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip tersebut, maka
pendidikan tersebut akan mencapai keadaan yeng kukuh dan ideal. Dengan mengacu
kepada sumber ajaran islam, baik al-Qur’an, al-Hadits, sejarah, pendapat para
sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat dijumpai beberapa prinsip pendidikan
sebagai berikut.
1. Prinsip Wajib Belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang dalam
islam bahwa meningkatkan kemampuan diri dalam bidang pengembangan wawasan
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, intelektual, spiritual, dan sosial merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan.
2. Prinsip Pendidikan untuk semua (Education for All) adalah prinsip yang
menekankan agar dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan perlakuan, atau
diskriminasi.
3. Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life Education) adalah prinsip yang
menekankan, agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan dirinya
sepanjang hayat.
4. Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka, maksudnya adalah bahwa
ilmu pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat didalam negeri sendiri,
melainkan juga ilmu yang ada dinegeri orang lain.
5. Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang adalah prinsip yang memadukan
antara pendidikan ilmu agama dan pendidikan umum.
6. Prinsip Pendidikan yang sesuai dengan Bakat Manusia adalah prinsip yang
berkaitan dengan merencanakan program atau memberikan pengajaran yang sesuai
dengan bakat, minat, hobi, dan kecenderungan manusia sesuai dengan tingkat
perkembangan usianya.
7. Prinsip Pendidikan yang Menyenangkan dan Menggembirakan ialah prinsip
pendidikan yang berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, selalu memberikan jalan keluar
dan pemecahan masalah, memuaskan, mencerahkan, menggembirakan,
danmenggairahkan.

6
8. Prinsip Pendidikan yang Berbasis pada Riset dan Rencana maksudnya adalah
pendidikan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan
kajian yang mendalam, dan bukan berdasarkan dugaan atau asal-asalan.
9. Prinsip Pendidikan yang Unggul dan Profesional adalah prinsip pendidikan yang
menjunjung tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan ditopang oleh
berbagai komponen pendidikan lainnya yang unggul pula.
C. Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Pendidikan
Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan
Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tuntutan
hidup seorang muslim,yaitu:
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah
dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka”(QS. At-Tahrim: 6)
2. Pembinaan umat manusia menajdi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat
3. Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya
dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya
untuk menghambakan dirinya kepada Khaliqnya.
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik.Bimbingan
itu adalah aktif dan pasif. Dikatakan “pasif”, artinya si pendidik tidak mendahului
“masa peka” akan tetapi menunggu dengan seksama dan sabar. Bimbingan aktif
terletak di dalam : (a) pengembangan daya-daya yang sedang mengalami masa
pekanya; (b) pemberian pengetahuan dan kecakapan yang penting untuk masa depan
si anak; dan (c) membangkitkan motif-motif yang dapat menggerakkan si anak untuk
berbuat sesuai dengan tujuan hidupnya.
D. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam
Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya
pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan
tersebut dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-
jenis lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya dari berbagai aspek, seperti yang
akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah
melembaga dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah
swt maupun amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan

7
Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek aqidah,
syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang
lebih baik.
2. Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus
dilaksanakan, karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa
dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi.Tanggung jawab ini
dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh
orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan
ppemerintah.
a. Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar
sekelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam
mendidik anak yang belum ada dilingkungannya.
Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan
pemerdekaan.Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan
Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”.
(Tahrim 66:6)
b. Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan
sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan
dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan
lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara
pendidiknya adalah guru yang profesional.
Lembaga pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul
athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah
menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c. Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)

8
Lembaga pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun
tidak mengkuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat.Masyarakat merupakan
kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara,
kebudayaan dan agama.Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan
melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.Islam tidak membebaskan
manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian
yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya.Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-
tugas kependidikan.
d. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu
Pada mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan
melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak
diperlukan lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan
efektif.
Untuk lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan
itu berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:
1) Periode Pembinaan
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga.
Dalam sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan
Islam pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai
lembaga sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)

Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran
Islam kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin
bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.

Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga


pendidikan baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga
pendidika baru adalah masjid.Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi
bahwa rumah suci mesjid menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda
dengan berbagai kepandaian dan dengan latihan akhlak yang tinggi.Masjid dalam
sejarah pendidikan Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga
berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses

9
pembelajaran, baik di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam
bentuk Suffah atau Kuttab. Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan
menggunakan sistem balaghah (guru duduk di masjid dan murid-murid duduk
mengelilinginya).

Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah
bahwa pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi
setiap anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik
untuk menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan
Illahiyah.
2) Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti
Abasiyah ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol.Pada periode ini daerah
kekuasaan Islam meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan
Maroko. Lembaga pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah
masjid jami’, istana khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai
dan toko buku, salon-salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan),
observaorim, dan tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-
hikmah dar al-ilm, ataupun dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan
cuma-cuma
2) Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat
keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-Hadits.
3) Periode Penurunan
Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada
periode ini perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur
Tengah.Lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada
studi keagamaan dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna
mempertahankan kepercayaan dan politik Islam.Karakteristik yang menonjol adalah
tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di
bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan Syiria.
4) Periode Stagnasi dan Kehancuran

10
Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19.Keadaan lembaga
pendidikan Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran.Masjid-
masjid dan sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan
indah, namun muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari
fiqh.Perhatian mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang
sekali.Akibatnya bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
5) Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar
akan kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan
dengan dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam
bidang pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan
oleh pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang
antara lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi
saw di masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern
sistem sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah
teknik, dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam
dipengaruhi ata disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya
dalam hal penyusunan silabus dan kurikulum.
Usaha-usaha umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan
Kedua bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini
harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan
kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang
didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau
itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa
sekarang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah sebagai berikut:
1. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
2. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan
Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tunttan
hidup seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api neraka,
pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia
yang memancarkan sinar keimanan.
3. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu
dilihat dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek penanggung jawab, dan
dilihat dari aspek tempat dan waktu.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan


Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis, H. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

12
13

Anda mungkin juga menyukai