Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
dengan Dosen Pengampu Imroh Atul Musfiroh, M.Pd.I

Disusun oleh:

Zaini Syururudin (1911101320)


Rachmadanie Ibnu Maliqh (1911101339)
Dimas Wisnu Anggara (1911101345)
Ilham Widitya (1911101346)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menggerakkan
tangan untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam” yang
berupa sebuah tulisan makalah yang membahas tentang “Lembaga Pendidikan
Islam”.

Sholawat dan salam kami panjatkan kepada jujungan kita Syaidil Imam Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah ke jaman
islamiah yang penuh pengetahuan dan dari alam kegelapan kealam yang terang
benderag. Da saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
umunya dan penulis khususnya.

Kemudian dengan hati yang lapang kami menerima kritik atau pun saran jika
ada kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini guna untuk melengkapi dan
membenarkan kekliruan tersebut.

Samarinda, 27 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah2

C. Tujuan Penulisan

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam 3

B. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam 4

C. Fungsi Lembaga Pendidikan Islam 10

D. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam 12

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan 14

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia jika dilihat dari


struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang
dilaksanakan, terbagi menjadi empat, yaitu pendidikan pendidikan
pesantren, pendidikan madrasah, pendidikan umum, dan pelajaran agama
Islam.1

Pendidikan pondok pesantren, yaitu pendidikan Islam yang


diselenggarakan secara tradisional, bertolak dari pengajaran secara
Qur’ani dan Hadits dan merancang segenap kegiatan pendidikannya.
Pendidikan madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga yang mempergunakan metode pengajaran klasikal, dan
berusaha menanamkan islam sebagai landasan hidup kedalam diri para
siswa. Pendidikan umum yang bermanfaat Islam, yaitu pendidikan Islam
yang dilalukan melalui pengembangan suasana pendidikan yang
bernafaskan Islam dilembaga-lembaga pendidikan yang menyelengarakan
program pendidikan yang bersifat umum. Pelajaran agama Islam yang
diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu
mata pelajaran atau mata kuliah saja.

Berangkat dari hal tersebut diatas, perlu kiranya kita meneliti atau
mempelajari kembali tentang lembaga pendidikan Islam. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan di bahas tentang pengertian lembaga pendidikan
Islam, tujuan, fungsi, serta tanggung jawab lembaga pendidikan Islam.

1
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional
(Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 58

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil


rumusan masalah sebagai berikut, yaitu:

1. Apa pengertian dari lembaga pendidikan Islam?


2. Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan Islam?
3. Apa fungsi lembaga pendidikan Islam?
4. Apa tujuan lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui pengertian lembaga pendidikan Islam?


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan Islam?
3. Untuk mengetahui apa fungsi dari lembaga pendidikan Islam?
4. Untuk mengetahui apa tujuan dari lembaga pendidikan Islam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

Secara bahasa, lembaga dapat di artikan sebagai badan atau organisasi.


Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa,
lembaga adalah badan atau oragnisasi yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.2

Badan atau lembaga pendidikan merupakan sebuah organisasi manusia


yang memikul tanggung jawab pendidikan terhadap peserta didik sesuai
misinya. Sedangkan sebagian lagi mengartikan bahwa lembaga pendidikan
adalah wadah atau tempat berlangsungnya suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk mengubah prilaku atau tingkah laku individu ke arah yang
lebih baik dengan cara melalu interaksi lingkungan sekitar.

Dari pengertian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa lembaga


pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan atau organisasi yang didalam
nya terselenggara pendidikan Islam, yang memiliki struktur jelas dan
bertanggung jawab atas dilaksanakannya pendidikan islam. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan islam harus bisa membuat atau menciptakan suasana
yang menungkinkan untuk dilaksanakannya pendidikan dengan baik, sesuai
tugas yang telah di berikan, seperti madrasah yang didalamnya melaksanakan
proses pendidikan islam.3

Pendidikan agama pada lembaga pendidikan mencakup Madarasah


Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah,

2
Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, (Jakarta: PT
Gramedia, 2008) hal.808
3
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal 149

3
Pendidikan Guru Agama, Pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam Baik
negeri maupun swasta.4

B. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan Islam

Adapun jenis-jenis Lembaga Pendidikan islam adalah sebagai berikut:

A. Pendidikan Islam dalam Keluarga

Dalam Islam, sebutan keluarga dikenal dengan usrah,nash,ali,dan


nasb. Keluarga diperoleh melalui garis keturunan (anak,cucu), pernikahan
(suami istri), dan pemerdekaan. Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai
Lembaga Pendidikan Islam diisyaratkan dalam Alquran:

‘’hai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka’’.(QS.At-Tahrim:6)

Sebagai pendidik anak-anaknya, keluarga memiliki kewajiban dan


tujuan bentuk yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Ayah
berkewajiban membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan sekeluarga
melalui pemanfaatan pemberian Allah Swt. Di muka bumi (QS. Al-Jumu’ah:
10) dan selanjutnya diberikan untuk anak dan istrinya (QS. Al-Baqarah: 228
dan 233). Kewajiban ibu adalah merawat, memelihara dan mengkontrol
keluarga di rumah pihak laki, terlebih mendidik dan merawat anaknya. Dalam
sabda Nabi saw. menyatakan: ‘’dan perempuan adalah pemimpin di rumah
suaminya dan akan ditanyai dari pimpinanya itu’’(HR. Bukhari-Muslim).

Sebagai Pendidikan yang awal dan utama, pengajaran dari keluarga


dapat menjadikan anak agar mempunyai karakter yang selanjutnya dapat
diasah melalui Lembaga-lembaga berikutnya, sehingga hak Lembaga-lembaga
tidak perlu lagi mengubah apa yang anak tersebut miliki, sehingga hanya

4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 7, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hal. 96

4
perlu menggabungkan Pendidikan yang diajarkan di keluarga tadi dengan
pembelajaran di Lembaga tersebut. selanjutnya masjid, pondok, sekolah dan
pesantren bisa menjadi peralihan dari Pendidikan keluarga.

Secara umum, apa saja kewajiban orang tua kepada anak-anaknya


antara lain sebagai berikut:

a) Mendo’akan anaknya dengan do’a yang baik. (QS. Al-Furqan:74)


b) Melindungi anak dari api neraka (QS. Al-Thaha: 132)
c) Memerintah sembahyang atau beribadah pada anaknya.(QS.
Thaha:132)
d) Menciptakan keamanan dan ketentraman di rumah tangga. (QS. An-
Nisa’:128)
e) Menyayangi dan mencintai anak-anaknya.(QS.ali Imran:140)

Peran orang tua sebagai pendidik adalah:

a) Korektor, berupa perbuatan baik dan buruk agar anak dapat


membedakan mana yang benar
b) Inspirator, selalu memberikan gagasan berupa ide yang positif bagi
pertumbuhan kreativitas anak
c) Informator, menjadi pemberi bermacam informasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan ke anak agar ilmu pengetahuan anak menjadi luas
d) Organisator, yaitu memiliki keahlian mengelola pembelajaran kepada
anak yang baik dan benar dengan tepat

A. Masjid sebagai Lembaga Pendidikan islam

Secara harfiah, masjid adalah ‘’tempat untuk beribadah’’. Tetapi,


dalam arti terminologi, masjid diartikan sebagai tempat tempat untuk
melakukan kegiatan ibadah dalam arti luas. Dalam Bahasa Indonesia, masjid

5
diartikan sebagai tempat ibadah bagi orang muslim. Dalam Bahasa inggris,
masjid memiliki arti mosque.

Pendidikan islam tahap bawah baiknya dilakukan di masjid sebagai


sarana pengembangan Lembaga Pendidikan keluarga, selain itu dibutuhkan
suatu Lembaga dan ditumbuhkanya. Dewasa ini, kegunaan masjid mulai
dipersempit, tidak sebagaimana pada masa Nabi saw. Hal tersebut terjadi
sebab Lembaga-lembaga keagamaan semakin meningkat. Sehingga masjid
terlihat sebagai tempat sembahyang saja. Pada awalnya, masjid merupakan
pusat kebudayaan masyarakat muslim, pusat organisasi masyarakat, pusat
pengajaran, dan pusat pendudukan, serta sebagai tempat sembahyang dan
berdiam diri.

Al-Abdi mengemukakan bahwasanya masjid merupakan tempat yang


tepat untuk melakukan kegiatan Pendidikan. Dan menjadikan Lembaga
pengajaran Pendidikan di dalam masjid, tantu akan terlihat hidupnya sunnah-
sunnah islam, menghapuskan segala bid’ah, mengkaji dan mengembangkan
hukum Allah, serta menghilangnya pembedaan status sosial dan ekonomi
dalam Pendidikan. Oleh sebab itu masjid merupakan tempat kedua setelah
Lembaga Pendidikan keluarga.

Fungsi masjid bisa lebih efektif jika didalamnya tersedianya fasilitas-


fasilitas yang menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Fasilitas yang
dibutuhkan antara lain sebagai berikut:

1) Perpustakaan, sebagai sarana yang menyediakan buku bacaan dengan


berbagai jenis keilmuan.
2) Ruang diskusi, yang bisa digunakan untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran sebelum dan setelah shalat berjamaah. Program ini yang
dikenal dengan sebutan ‘’I’tikaf ilmiah’’.

6
3) Ruang kuliah, guna untuk pelatihan(tadrib) pemuda masjid, atau juga
untuk Madrasah Diniyah. Omar Amin Hoesin memberi sebutan ruang
kuliah tersebut dengan Sekolah Masjid. Kurikulum yang disampaikan
khusus mengenai materi-materi keagamaan guna membantu
Pendidikan formal, yang keseimbangan materi keagamanya lebih
kurang dibandingkan dengan materi umum.

B. Pondok pesantren sebagai Lembaga Pendidikan islam

Hadirnya kerajaan Bani Umayyah menjadikan pesatnya ilmu


pengetahuan, sehingga anak dan remaja masyarakat islam tidak hanya belajar
di masjid tetapi juga pada Lembaga-lembaga yang ketiga, yaitu ‘’kuttab’’
(pondok pesantren). Kuttab, dengan ciri khasnya , merupakan sarana dan
Lembaga Pendidikan islam yang awalnya sebagai Lembaga membaca dan
menulis dengan sistem halaqah (sistem wetonan). Pada tingkatan berikutnya
kuttab mengalami perkembangan yang pesat karena didukung oleh anggaran
dana dari iuran masyarakat serta adanya rencana kedepanya yang harus diikuti
oleh tenaga pendidik dan peserta didik.

Di Indonesia sendiri, sebutan kuttab lebih dikenal dengan sebutan


‘’pondok pesantren’’ yaitu sebuah Lembaga Pendidikan Islam yang di
dalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mendidik dan mengajar
santrinya dengan sarana masjid yang biasa digunakan untuk melakukan
penyelengaraan Pendidikan tersebut, dan serta didukung adanya pemondokan
atau asrama sebagai tempat tinggal para santri.

Menurut para ahli, pesantren bisa dikatakan pesantren bila memenuhi lima
syarat, yaitu:

7
1. Ada kiai
2. Ada pondok
3. Ada masjid
4. Ada santri
5. Ada pelajaran membaca kitab kuning.

Tujuan terbentuknya pondok pesantren adalah :

a) Tujuan umum, yaitu membimbing dan mengarahkan anak didik untuk


menjadi manusia yang berkepribadian Islami, yang dengan pemahaman ilmu
agamanya tersebut ia sanggup menjadi pemuda mubalig islam untuk hidup
bemasyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya,
b) Tujuan khusus, untuk mempersiapkan para santri menjadi orang yang berilmu
agama dan alim hasil didikan kiai yang bersangkutan dalam mengamalkan
dan mendakwahkanya dalam masyarakat.

C. Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan islam

Tidak diketahui secara yakin kapan madrasah menggunakan sebutan-


istilah-untuk satu jenis Pendidikan Islam yang dipakai di Indonesia. Untuk
menelusuri masalah ini sepertinya diperlukan penelitian studi khusus yang
serius. Dengan demikian, madrasah sebagai satu system Pendidikan islam
bergengsi dan mengajarkan sekaligus ilmu keagamaan dan non keagamaan
sudah terlihat sejak sejak awal abad 20. Walaupun sebagian diantara
Lembaga-lembaga Pendidikan tersebut menggunakan sebutan sekolah, tetapi
jika dilihat dari system Pendidikan yang terpadu, Lembaga Pendidikan
semacam itu bisa di klasifikasikan dalam bentuk madrasah.

Ada dua faktor yang melatar belakangi terbentuknya madrasah yaitu:


pertama, adanya pandangan yang mengatakan bahwa system Pendidikan
Islam tradisional dirasa kurang bisa memenuhi kebutuhan pragmatis

8
masyarakat; yang kedua, adanya kegelisahan atas cepatnya perubahan
perkembangan persekolahan Belanda yang menimbulkan pemikiran sekuler di
masyarakat. Untuk menyamai perkembangan tersebut maka masyarakat
muslim terutama para reformist sedang berusaha melakukan reformasi melalui
upaya pengembangan dan pemberdayaan madrasah. Dan madrasah
merupakan perpaduan antara sekolah modern dengan system pondok yang ada
di pesantren dan proses tersebut masih berlangsung bertahap,mulai mengikuti
system klasikal. Yang awalnya pengajaran kitab selama ini dilakukan, diganti
dengan bidang pelajaran tertentu, sementara itu kenaikan tingkat ditentukan
oleh penguasaan terhadap sejumlah pelajaran.

a. Pengertian madrasah

Madrasah merupakan isim makan dari ‘’darasa’’ yang berarti tempat


duduk untuk menimba ilmu. Istilah madrasah tersebut telah menyatu dengan
sebutan sekolah atau perguruan (terutama perguruan islam). Secara umum di
Indonesia madrasah ditujukan untuk sekolah yang mata pelajaranya dasarnya
adalah pelajaran agama islam. Dan di madrasah tidak harus ada pondok,
masjid, dan pengajaran kitab-kitab klasik. Unsur yang diutamakan di
madrasah ialah pimpinan,guru,siswa, perangkat kelas perangkat lunak dan
mata pelajaran agama islam.

D. Pendidikan Islam terpadu sebagai Lembaga Pendidikan Islam


1. Pengertian Pendidikan Islam terpadu
Istilah ‘’terpadu’’ dalam sistem Pendidikan dimaksutkan sebagai
penguat (littaukid) bagi islam itu sendiri. Maksutnya adalah Islam
yang utuh menyeluruh integral dan bukan parsial. Artinya Pendidikan
tidak hanya berfokus pada satu aspek saja. Sistem pendididkan
tersebut harus memadukan unsur pembentukan sistem Pendidikan
yang unggul. Dalam pandangan islam meliputi tiga aspek yaitu

9
Pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah), Pendidikan ruh (tarbiyah
ruhiyah), dan Pendidikan intelektualitas (tarbiyah aqliyah).
E. Perguruan tinggi sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Sebenarnya ide ingin mendirikan perguruan tinggi Islam sudah muncul
sebelum Indonesia merdeka. Dan kebanyakan yang dibangun pada masa
penjajahan itu bisa dibilang gagal karena perguruan tidak bertahan lama,
terkecuali sekolah tinggi yang dibangun oleh masyumi. Dan setelah Indonesia
merdeka muncullah (PTAIN) yang kemudian berkembang menjadi IAIN. Dan
secara teknis akdemik perguruan tinggi mendapat pembinaan dari dapartemen
Pendidikan Nasional, sedangkan fungsional dilakukan oleh kementrian
agama. Dan saat ini PTAIN terdiri atas 3 jenis yaitu: IAIN,STAIN,dan UIN.
Dan sampai sekarang fokus tujuannya ialah pengembangan ilmu agama, dan
menyikapi akan globalisasi yang semakin berkembang.

C. Fungsi Lembaga Pendidikan Islam

Adapun lembaga pendidikan Islam berfungsi sebagai berikut:

1. Suffaha, pada masa Rasulullah Saw. Suffaha befungsi sebagai tempat untuk
aktivitas pendididkan, yang mana biasa digunakan sebagai tempat
pemondokan bagi pendatang baru da mereka tergolong miskin. Disini para
siswa atau santri di ajarkan untuk mengahafal Alquran secara benar dan
hukum islam dibawah bimbingan langsung dari Nabi Saw.
2. Kuttab/Maktab, keduanya berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba
yang memiliki arti menulis. Sedangkan kuttab/maktab memiliki arti tempat untuk
menulis, atau tempat yang berfungsi sebagai lembaga belajar manulis.
3. Halaqah, adalah tempat belajar yang dilaksanakan diamana murid-murid
mengelilingi gurunya. Seorang guru biasanya duduk dilantai sambil
menerangkan, membacakan karanganya, atau memberikan komentar atas
karya pemikiran orang lain.

10
4. Majlis, befungsi sebagai tempat belajar-mengajar.
5. Masjid, jauh sebelum adanya madrasah seperti sekarang ini masjid telah
menjadi pusat pembelajaran atau kegiatan dan informasi berbagai masalah
kaum muslimin, baik itu berupa pendidikan maupun tentang masalah sosial
ekonomi. Namun, yang lebih penting adalah sebagai lembaga pendidikan.
Karena selain menjadi tempat bersujud (ibadah) masjid juga berfungsi untuk
tempat belajar.
6. Khan, khan biasanya difungsikan sebagai penyimpanan barang-barang dalam
jumlah besar, selain itu khan juga berfungsi sebagai asrama untuk murid-
murid dari luar kota yang hendak belajar hukum Islam di suatu masjid, seperti
khan yang pernah dibuat atau di bangun oleh Di’lij ibn Ahmad ibn Di’lij
suraji. Selain dua fugsi atas khan juga berfungsi sebagai sarana untuk belajar
privat.
7. Ribath, berfungsi sebagai tempat kegiatan para kaum sufi yang ingi
menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan mengkonsenkantrasikan diri
untuk semata-mata ibadah. Juga memberikan perhatian terhadap segala
kegiatan keilmuan yang dipimpin oleh seorang syekh yang terkenal
kealimannya dan kesalehannya.
8. Rumah-rumah Ulama, juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan Islam,
karena para ulama dizaman klasik banyak yang mempergukan rumahnya
secara ikhlas untuk kegiatan belajar mengajar dan untu pengembangan ilmu
pengetahuan.
9. Toko-toko Buku dan Perpustakaan, juga sangat berfungsi atau memiliki
peranan penting dalam kegiatan keilmuan islam. Karena memang pada
awalnya hanya untuk menjual buku-buku. Tetapi seiring berjalanya waktu,
toko buku bukanya hanya sekedar buat menjual tetapi bisa menjadi tempat
diskusi dan berdebat. Selain toko buku perpustakaan juga memiliki fugsi
penting dalam kegiatan transmisi keilmuan islam.

11
10. Rumah Sakit, pada zaman klasik bukan saja berfungsi sebagai tempat
merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi juga berfungsi untuk
mendidik tenaga-tenaga yang berhubungan dengan perawatan dan
pengobatan.
11. Badiah (Padang Pasir, Dusun Tempat Tinggal Badawi), badiah-badiah ini
menjadi tempat atau pusat untuk pelajaran bahasa Arab yang asli dan murni.
Sehingga banyak para anak-anak khalifah, ulama-ulama dan para ahli ilmu
pengetahuan pergi ke badiah-badiah dalam rangka guna mempelajari bahasa
dan kesusastraan Arab. Maka dari itu badiah-badiah berfungsi sebagai
lembaga pendidikan. 5

D. Tujuan Lembaga Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan tujuan disini adalah tujuan institusional dari:

1. Madrasah
a. Tujuan umum adalah agar murid:
1) Memiliki sikap dasar sebagai orang muslim yang bertaqwa dan
berakhlak mulia.
2) Memiliki sikap dasar sebagai warga Negara yang baik.
3) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, percaya pada diri sendiri,
sehat jasmani dan rohani.
4) Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar
yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang berikutnya.
5) Memiliki kemampuan dasar untuk melaksanakan tugas hidupnya
dalam masyarakat dan berbakti kepada tuhan YME. guna mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Tujuan khusus
1) Dalam bidang pengetahuan:

5
Abuddi Nata sejarah pendidikan Islam, Cet. 5, (Jakarta: RajaGrapindo Persada, 2016), hal. 32-42.

12
 Memiliki ilmu pengetahuan dasar tentang islam dan sejarah
kebudayaan islam.
 Memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu pengetahuan sosial.
 Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur
kebudayaan Nasional.
2) Dalam bidang keterampilan
 Memiliki keterampilan dasar tentang olahraga dan budaya.
 Dapat mengamalkan pokok-pokok ajaran agama islam.
 Dapat bekerja sama dengan orang lain dan dapat mengambil
bagian secara aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.
3) Dalam bidang nilai dan sikap
 Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa dan mencintai
sesama manusia, bangsa serta lingkungan sekitarnya.
 Menghargai segala aspek tradisi kebudayaan nasional.
 Menerima dan mau melaksanakan pancasila dan UUD 1945.6

6
Dr. Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal. 105-118.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan atau organisasi yang


didalam nya terselenggara pendidikan Islam, yang memiliki struktur jelas dan
bertanggung jawab atas dilaksanakannya pendidikan islam. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan islam harus bisa membuat atau menciptakan suasana
yang menungkinkan untuk dilaksanakannya pendidikan dengan baik, sesuai
tugas yang telah di berikan, seperti madrasah yang didalamnya melaksanakan
proses pendidikan islam.
2. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam :
- Pendidikan Islam dalam Keluarga
- Masjid sebagai lembaga Pendidikan Islam
- Pondok Pesantren sebagai lembaga Pendidikan Islam
- Madrasah sebagai lembaga Pendidikan Islam
- Pendidikan Islam terpadu sebagai lembaga Pendidikan Islam
- Perguruan tinggi sebagai lembaga Pendidikan Islam
3. Fungsi lembaga pendidikan Islam adalah sebagai wadah dimana didalam nya
terdapat aktivitas ajar mengajar mengenai pendidikan Islam.
4. Tujuan lembaga pendidikan Islam adalah untuk membentuk dan
mengembangkan potensi pada peserta didik baik akademik maupun non
akademik

14
B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah
ini, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami juga butuh
saran/ kritikan dari kalian semua, agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari pada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkakn terima
kasih atas dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yaitu Ibu Imroh
Atul Musfiroh, M.Pd.I yang telah memberi kami tugas membuat makalah ini
demi kebaikan diri kami sendiri dan untuk orang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Ilmu


Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta: Quantum Teaching, 2005

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: PT Gramedia, 2008

Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010

Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Cet.7, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Nata, Abuddi, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 5, Jakarta: Raja Grapindo Persada,
2016

Bafadhol, Ibrahim, “Jurnal Pendidikan Islam” No.11, Vol. 06, 2017

Anda mungkin juga menyukai