Anda di halaman 1dari 14

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DI PESANTREN DAN SOLUSINYA

MAKALAH

Oleh:

Kelompok 5

1. Irfan Syafi’i Saragih


2. Rantia ningsih
3. Annisa Shafira
4. Shakila Rahma

PROGRAM STUDI

S-1 PENDIDIKAN AGAM ISLAM

Dosen Pengampuh: Ahmad Ibrahim Hasibuan

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

AL-HIKMAH TEBING TINGGI

TAHUN AKADEMIK 2022/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mana memberikan rahmat-
Nya dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun judul dari makalah kami yaitu “ PROBLEMA PENDIDIKAN ISLAM DI
INDONESIA DAN SOLUSINYA”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pada
mata kuliah ISU-ISU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM yang telah memberi kami tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam menulis makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena itu maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Tebing Tinggi, 15 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................

A. Makna Problematika Pendidikan Islam ....................................................................


B. Kajian Tentang Pondok Pesantren ............................................................................
C. Problem Pendidikan Pesantren serta Solusinya ........................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama saat ini menuai berbagai kritik yang tajam karena
ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan
masyarakat. Sejumlah persoalan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama
di lapangan, sehingga peran keefektifannya dipertanyakan. Disamping itu, pendidikan agama
di pesantren juga di pandang belum mampu menjadi roh atau semangat yang mendorong
pertumbuhan harmoni kehidupan sehari-hari.

Upaya-upaya pembaharuan telah banyak dilakukan dari waktu ke waktu untuk


menunjukkan keberadaan serata peran dan pengembangan dalam menghadapi
problematikanya. Sebagaimana diketahui, bahwa globalisasi meniscayakan terjadinya
perubahan di segala aspek kehidupan, termasuk perubahan orientasi, persepsi, dan tingkat
selektifitas masyarakat Indonesia terhadap pendidikan. Pesantren yang menjadi harapan
masyarakat dan tempat menuntut ilmu bagi masyarakat di harapkan mampu menghadapi
permasalahan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna problematika pendidikan Islam?
2. Apa saja kajian tentang pondok pesantren?
3. Apa saja problem pendidikan di pesantren dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna problematika pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tentang kajian pondok pesantren
3. Untuk mengetahui problem pendidikan di pesantren dan bagaimana solusinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Problematika Pendidikan Islam

Problematika berasal dari kata bahasa Inggris “problem” yang berarti soal, masalah
atau teka-teki. Juga berarti problematic, yaitu ketidaktentuan. Adapun yang dimaksud
problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Indonesia merupakan Negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tetapi pada realitasnya, pendidikan Islam
tidak menjadi mayoritas dalam pendidikan nasional. Pendidikan Islam selalu dipandang
berada pada posisi kedua atau marginal dalam sistem pendidikan nasional. Padahal,
pendidikan apa pun itu, baik pendidikan nasional maupun pendidikan Islam hakikatnya
adalah mengembangkan harkat dan martabat manusia serta memanusiakan manusia, sehingga
mampu menjadi khalifah.
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan terbagi menjadi tiga
hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga, diakuinya keberadaan lembaga pendidikan
Islam secara eksplisit. Kedua, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, diakuinya pendidikan
agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Ketiga, pendidikan Islam sebagai nilai, yakni ditemukannya nilai-nilai Islami dalam
sistem pendidikan.

B. Kajian Tentang Pondok Pesantren


1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah kata majmuk yang terdiri dari dua kata yaitu pondok
dan pesantren. Keduanya mempunyai pengertian yang saling melengkapi.Walaupun ada
yang membedakan kedua istilah tersebut, akan tetapi kebanyakan dari mereka
menganggapnya sama saja.
Menurut Imam Bawani mau dikatakan pondok, pesantren atau pondok pesantren
intinya adalah sebuah komplek atau lembaga pendidikan di situ ada seorang kyai sebagai
pengasuh atau pemimpin utamanya dan ada santri yang belajar serta tinggal di kawasan
tersebut sebagaimana yang ada sekarang ini. 1 Dengan pengertian lain, bahwa pesantren
1
Imam Bawani. Op. Cit, h. 161
merupakan suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar tentang agama
Islam. Sedangkan pondok hanya sebagai penginapan, jadi bersifat umum.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam berbeda dengan
pendidikan lainnya baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur pendidikan
yang dimilikinya. Ada beberapa tanda yang secara jelas dimiliki pondok pesantren
sebagai lembaga pendidikan sekaligus sebagai lembaga sosial yang memberikan dukungan
dalam pengembangan masyarakat. Zamakhsyari Dhofir seperti yang dikutip Moh Hasjim
Munif mengatakan ada lima bagian pondok pesantren yang melekat atas dirinya yang
meliputib: pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab kuno, santri dan kyai.2

2. Tujuan Pondok Pesantren

Tujuan umum pondok pesantren adalah membina warga agar berkepribadian muslim
sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut
pada segi kehidupannya serta mengupayakan agar santri mampu memainkan peran
dilingkungannya, masyarakat dan negaranya.
Sedangkan tujuan khusus dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Mendidik siswa atau santri, anggota masyarakat untuk menjadi seorang
muslim yang bertaqwa kepada Allah dan memiliki kecerdasan,
keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga Indonesia yang
ber-Pancasila.
b. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim tabah,
tangguh wiraswasta dalam mengembangkan syari’at Islam secara utuh dan
dinamis.
c. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan
regional (pedesaan masyarakat lingkungannya).
d. Mendidik siswa atau santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam
berbagai sektor pembangunan, mental spiritual.
e. Mendidik siswa atau santri untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat
bangsa.3

2
Moh Hasjim Munif, Op. Chit, hal. 7

3
Mujammil Qomar, Op. Cit, hal. 2
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka tujuan pendidikan pondok
pesantren tidak semata-mata bersifat keagamaan yang berorientasi akhirat. Tetapi
mempunyai relefansi dengan kehidupan nyata yang berkembang dalam masyarakat.

3. Fungsi Pondok Pesantren


Sesuai dengan hakikat pondok pesantren cenderung menyatu dengan masyarakat
desa.4 Sesuai dengan tujuan pondok pesantren yang sedemikian rupa maka pesantren
memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Pesantren sebagai lembaga pendidikan
Pemahaman fungsi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan terletak
pada persiapan pesantren dalam menyiapkan diri ikut serta dalam
pembangunan di bidang pendidikan dengan jalan adanya perubahan
sistem pendidikan sesuai dengan arus perkembangan zaman dan erat
teknologi secara global. Oleh karena itu pula kedudukan pesantren benar-
benar sebagai patner yang insentif dalam mengembangkan pendidikan
yang dibuktikan dengan makin luasnya pendidikan pesantren seantero
dunia.
b. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah
Sebenarnya secara mendasar seluruh gerakan pondok pesantren baik di
dalam maupun di luar pondok pesantren merupakan langkah-langkah
da’wah, sebab pada hakekatnya berdrinya pondok pesantren tidak lepas dari
tujuan agama secara total. Oleh karena itu kehadiran pondok pesantren
sebenarnya dalam rangka dakwah Islamiyah juga kegiatan-kegiatan pesantren
dapat dikatakan sangat beragam dalam memberikanpelayanan untuk
masyarakat.
c. Pondok pesantren sebagai lembaga sosial
Fungsi pondok pesantren sebagai lembaga sosial menunjukkan keterlibatan
pesantren dalam menangani masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
masyarakat atau dapat juga dikatakan bahwa pesantren bukan saja
sebagai lembaga pendidikan dan dakwah tetapi lebih jauh dari pada itu ada
kiprah yang besar dari pesantren yang telah disajikan oleh pesantren
untuk masyarakatnya.

4
M. Bahri Ghazali, Op. Cit, h.35
4. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren
a. Metode pembelajaran tradisional meliputi:
 Metode Sorogan yakni metode pengajaran dengan cara menghadap
guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan
dipelajari.
 Metode Weton atau Bandongan dimana para santri mengikuti pelajaran
dengan duduk di sekeliling Kyai yang menerangkan pelajaran secara
kuliah, santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan
padanya.
 Metode Halaqah yakni kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang ustadz atau kiai dengan cara duduk di hadapan santrinya
sambil membacakan materi kitab. Para santri yang mengikuti
pembelajaran ini duduk dalam bentuk setengah lingkaran dan bersaf-
saf. 5
b. Metode pembaharuan (modern) meliputi:
 Metode Hiwar yakni percakapan silih berganti antara dua pihak atau
lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah pada
suatu tujuan. Percakapan ini bisa dialog langsung dan melibatkan
kedua belah pihak secara aktif, atau bisa juga yang aktif hanya salah
satu pihak saja, sedang pihak lain hanya merespon ya segenap
perasaan, penghayatan dan kepribadiannya.
 Metode Bahtsul Masa’il, yakni metode pembelajaran yang sistemnya
lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar.
 Metode Fathul Kutub yakni Kegiatan pembelajaran santri pada
kyai/ustadz dengan mempelajari materi pada kitab tertentu, dilakukan
secara terus menerus oleh sekelompok santri dalam tenggang waktu
tertentu. Biasanya berlangsung selama setengah bulan, dua puluh hari
atau kadang-kadang sebulan penuh di bulan Ramadhan, tergantung
pada kitab yang dikaji dalam pondok pesantren tersebut.
 Metode Muhawarah suatu kegiatan wajib pesantren yang isinya
tentang pelatihan berbahasa Arab kepada para santri selama mereka
tinggal di pondok tersebut.

5
Moh. Hasjim Munif, Op. Cit, h. 7
 Metode Demonstrasi, yakni metode pembelajaran yang di bimbingan
Kyai/ustadz dan diperagakan satu atau sekelompok santri dengan
memperagakan (menunjukkan) keterampilan melakukan ibadah
tertentu.
 Metode Mudzakarah yakni pertemuan ilmiah yang diselenggarakan
oleh para santri dan dipimpin oleh kyai untuk mendiskusikan suatu
masalah, tujuannya agar para santri dapat terlatih dalam menggunakan
kitab-kitab yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut.

C. Problem Pendidikan Pesantren serta Solusinya


Problematika kehidupan selalu hadir dalam setiap kegiatan sehari hari manusia. Hal
ini tak luput dari problematika atau permasalahan yang biasanya terjadi di kehidupan pondok
pesantren. Tiap masalah yang dialami para santri tentunya mengajarkan akan suatu arti dari
kehidupan. Berikut beberapa permasalahan santri yang biasanya terjadi di pondok pesantren
beserta beberapa pemecahan masalahnya.
1. Permasalahan Lingkungan
Kehidupan pesantren yang notabene hidup bersama dengan banyak individu membuat
kepentingan lingkungan patut diperhatikan. Permasalahan yang biasanya terjadi
seperti banyak sampah berserakan, bak kamar mandi yang sering berlumut atau
kurang pekanya para santri untuk melaksanakan piket kebersihan.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan
mengadakan program kegiatan kebersihan harian, mingguan dan bulanan.
2. Permasalahan Kesehatan
Kehidupan pesantren yang jauh dari pengawasan orang tua yang menuntut santri
untuk lebih memperhatikan keadannya sendiri. Tak banyak santri yang mengalami
sakit ketika di pondok pesantren seperti sakit demam, maag dan kasus sakit yang
sering dialami yakni gatal gatal atau biasa disebut gudiken.
Solusi yang bisa dilakukan agar terhindar dari beberapa masalah kesehatan seperti :
kebersihan, menjaga pola makan agar tetap teratur dan tak lupa untuk tetap minum
obat atau membawa obat sendiri jika mempunyai penyakit bawaan.
3. Permasalahan Tingkah Laku
Permasalahan tingkah laku yang biasa dilakukan santri seperti kabur ketika kegiatan,
sering meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya atau bisa sering telat dalam setiap
kegiatan. Solusi yang dapat dilakukan dengan melakukan pengetatan terhadap tata
tertib yang diberlakukan. Hal ini mungkin bisa mengurangi permasalahan tingkah
laku yang terjadi.
4. Masalah Terhambatnya Proses Pembelajaran
Terjadi karena beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Pesantren diantaranya :
a. Guru/ pendidik : Kurang nya kreativitas guru dalam proses pembelajaran .
Contoh, Gaya guru yang monoton, Kepribadian guru,Terbatasnya pengetahuan
guru, Pemahaman guru tentang peserta didik.
b. Siswa/ Peserta didik : Kurangnya kesadaran peserta didik dalam memenuhi
tugas dan haknya sebagai anggota suatu kelas yang dapat menyebabkan
hambatan pada proses pembelajaran.
c. Keluarga : Kebiasaan berperilaku kurang baik di lingkungan keluarga seperti
tidak tertib, tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan atau
terlampau terkekang merupakan latar belakang yang menyebabkan peserta
didik melanggar.
d. Sarana prasarana : Fasilitas yang kurang lengkap membuat guru kesulitan
dalam memperoleh sumber dan alat pembelajaran dalam beraktivitas.Yang
mana diantara kendalanya adalah, Jumlah peserta didik di dalam kelas yang
sangat banyak, besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding
dengan jumlah siswa, Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran.
e. Kurikulum yang disusun berdasarkan tuntutan masyarakat.6

Upaya mengatasi faktor-faktor yang terjadi :


a. Guru/ pendidik
Suksesnya pendidik dalam melaksanakan tugasnya dapat ditentukan oleh
kepribadian dan penampilan yang dimiliki guru tersebut dan juga menguasai
tidaknya suatu materi pembelajaran yag akan disampaikannya. Dan juga
kepala sekolah harus mengambil kebijakan bagi guru PAI khususnya
mengikutsertakannya dalam seminar agar banyak wawasan. Siswa yang
kurang minat terhadap pelajaran agam Islam betul-betul diperhatikan secara
khusus.
b. Siswa/ Peserta didik
6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran; (Jakarta : Rieneka Cipta, 2020), hlm. 258
Solusi yang tepat :
Pertama, siswa perlu dididik secara insentif,
Kedua, siswa sebagai obyek pertama perlu meningkatkan nalar agar berpikir
kritis sehingga melahirkan generasi yang cerdas, kedalaman spiritual dan
berakhlak yang mulia. Ke tiga, guru dengan murid melakukan study banding
pada lembaga pendidikan yang kualitasnya lebih bagus daripada yang
ditempatinya untuk meningkatkan pengetahuan sehingga dapat memperbaiki
mutu yang ada di lembaga tersebut.
c. Keluarga
Orangtua yang terlalu menekan anaknya agar selalu berprestasi justru akan
membuat anak anti terhadap pelajaran, maka dari itu orangtua harus bisa
menghargai hasil yang dicapai anak, selayaknya orangtua menghargainya,
berikan penghargaan yang sepantasnya atas prestasi yang diperoleh anak.7
d. Sarana prasarana
Apabila pendidikan agama Islam memanfaatkan dan menggunakan sarana
pendidikan, maka peserta akan memiliki pemahaman yang bagus tentang
materi yang diperoleh dan juga memiliki moral yang baik. sarananya:
computer, lab bahasa Arab, lab praktek beribadah pelajaran agama Islam dan
juga jumlah buku paket diusahakan lebih banyak agar siswa tidak kesulitan
mendapat refrence.
e. Kurikulum
Harus memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman
pada masa kini dan juga pada masa yang akan datang, sehingga peserta didik
memiliki bekal dalam menghadapi kompetensi dalam kehidupan nyata yang
cenderung hedonis dan materialis. Peserta didik dilatih bagaimana ia
mempraktekkan teori yang ada pada kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik mengerti bagaimana ia nantinya mempraktekkan dalam kehidupan
bermasyarakat.

Berbagai macam permasalahan santri mulai dari permasalahan lingkungan,


permasalahan kesehatan maupun permasalahan tingkah laku tidak luput dari bagaimana
manajemen pondok pesantren yang diberlakukan. Para pengurus pondok dituntut untuk lebih
kreatif dalam menghadapi permasalahan yang ada di pondok pesantren dengan mengadakan
7
W. Nugroho, Belajar Mengatasi Hambatan Belajar, ( Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 79
program yang menarik dan bisa mengurangi permasalahan yang sering dihadapi pengurus
maupun para santri. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman, problem yang dihadapi oleh pesantren semakin
kompleks. Pesantren dituntut untuk bersaing dengan lembaga pendidikan umum yang lebih
modern. Jumlah pesantren di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Sayangnya, peningkatan jumlah tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan
mutu pesantren. Bahkan pendidikan di pesantren mengalami kemerosotan yang tajam. Hal ini
disebabkan banyak pesantren khususnya pesantren modern lebih mengutamakan pendidikan
formalnya daripada pendidikan diniyahnya. Jadi, jangan heran jika ada santri yang mondok
tiga sampai enam tahun tetapi tidak bisa membaca kitab. Meskipun demikian, tidak semua
pesantren mengedepankan pendidikan formalnya daripada pendidikan diniyahnya. Saat ini
sangat sulit menemukan pesantren yang benar-benar produktif dalam mencetak santrinya.
Sesungguhnya problematika pasti terjadi dimanapun dan kepada siapapun, bukan
hanya di pesantren, bahkan di pesantren unggulan nasional. Namun fokus kita bukan pada
masalah, tapi harus pada solusinya. Pesantren adalah salah satu aset bangsa yang akan
melahirkan para pemimpin dan pebisnis yang handal, kita adalah bagian dari penanggung
jawab keberlangsungannya.

B. Saran
Kami berharap kepada rekan-rekan semua untuk mencari lebih banyak lagi perihal
studi islam interdisipliner yang mungkin belum ada kami cantumkan dalam
makalah,sehingga menambah khazanah ilmu untuk kitasemua. Demikian makalah ini kami
perbuat pada makalah ini semoga memberi manfaat bagi kami dan yang membaca makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti ada kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun kami harapkan agar menjadi bahan koreksi untuk pembuatan makalah
selanjutmya.
DAFTAR PUSTAKA

Bawani, Imam. I987. Segi-segi pendidikan agama islam Indonesia. Jakarta: 1987.
Departemen Agama RI. 2003. Pola pengembangan masarakat melalui pondok pesantren.
2003.
Ghazali, Bahari. 2003. Pesantren berwawasan lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti, 2003.
Munif,Moh Hasim. 1992. Pondok pesantren berjuang dalam kancah kemerdekaan dan
pembangunan pedesaan. Surabaya: Sinarjaya.1992.
Mudjiono Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
W. Nugroho, Belajar Mengatasi Hambatan Belajar, Jakarta : Prestasi Pustaka : 2007.
Anastasya Rifatul Ainuriyah, 2021. "Problematika Santri di Pondok Pesantren",2021

Anda mungkin juga menyukai