MAKALAH
Oleh:
Kelompok 5
PROGRAM STUDI
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mana memberikan rahmat-
Nya dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun judul dari makalah kami yaitu “ PROBLEMA PENDIDIKAN ISLAM DI
INDONESIA DAN SOLUSINYA”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pada
mata kuliah ISU-ISU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM yang telah memberi kami tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam menulis makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, oleh karena itu maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama saat ini menuai berbagai kritik yang tajam karena
ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan
masyarakat. Sejumlah persoalan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama
di lapangan, sehingga peran keefektifannya dipertanyakan. Disamping itu, pendidikan agama
di pesantren juga di pandang belum mampu menjadi roh atau semangat yang mendorong
pertumbuhan harmoni kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna problematika pendidikan Islam?
2. Apa saja kajian tentang pondok pesantren?
3. Apa saja problem pendidikan di pesantren dan bagaimana solusinya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna problematika pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui tentang kajian pondok pesantren
3. Untuk mengetahui problem pendidikan di pesantren dan bagaimana solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Problematika berasal dari kata bahasa Inggris “problem” yang berarti soal, masalah
atau teka-teki. Juga berarti problematic, yaitu ketidaktentuan. Adapun yang dimaksud
problematika pendidikan adalah persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Indonesia merupakan Negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tetapi pada realitasnya, pendidikan Islam
tidak menjadi mayoritas dalam pendidikan nasional. Pendidikan Islam selalu dipandang
berada pada posisi kedua atau marginal dalam sistem pendidikan nasional. Padahal,
pendidikan apa pun itu, baik pendidikan nasional maupun pendidikan Islam hakikatnya
adalah mengembangkan harkat dan martabat manusia serta memanusiakan manusia, sehingga
mampu menjadi khalifah.
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan terbagi menjadi tiga
hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga, diakuinya keberadaan lembaga pendidikan
Islam secara eksplisit. Kedua, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, diakuinya pendidikan
agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Ketiga, pendidikan Islam sebagai nilai, yakni ditemukannya nilai-nilai Islami dalam
sistem pendidikan.
Tujuan umum pondok pesantren adalah membina warga agar berkepribadian muslim
sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut
pada segi kehidupannya serta mengupayakan agar santri mampu memainkan peran
dilingkungannya, masyarakat dan negaranya.
Sedangkan tujuan khusus dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Mendidik siswa atau santri, anggota masyarakat untuk menjadi seorang
muslim yang bertaqwa kepada Allah dan memiliki kecerdasan,
keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga Indonesia yang
ber-Pancasila.
b. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim tabah,
tangguh wiraswasta dalam mengembangkan syari’at Islam secara utuh dan
dinamis.
c. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan
regional (pedesaan masyarakat lingkungannya).
d. Mendidik siswa atau santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam
berbagai sektor pembangunan, mental spiritual.
e. Mendidik siswa atau santri untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat
bangsa.3
2
Moh Hasjim Munif, Op. Chit, hal. 7
3
Mujammil Qomar, Op. Cit, hal. 2
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka tujuan pendidikan pondok
pesantren tidak semata-mata bersifat keagamaan yang berorientasi akhirat. Tetapi
mempunyai relefansi dengan kehidupan nyata yang berkembang dalam masyarakat.
4
M. Bahri Ghazali, Op. Cit, h.35
4. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren
a. Metode pembelajaran tradisional meliputi:
Metode Sorogan yakni metode pengajaran dengan cara menghadap
guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan
dipelajari.
Metode Weton atau Bandongan dimana para santri mengikuti pelajaran
dengan duduk di sekeliling Kyai yang menerangkan pelajaran secara
kuliah, santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan
padanya.
Metode Halaqah yakni kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang ustadz atau kiai dengan cara duduk di hadapan santrinya
sambil membacakan materi kitab. Para santri yang mengikuti
pembelajaran ini duduk dalam bentuk setengah lingkaran dan bersaf-
saf. 5
b. Metode pembaharuan (modern) meliputi:
Metode Hiwar yakni percakapan silih berganti antara dua pihak atau
lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah pada
suatu tujuan. Percakapan ini bisa dialog langsung dan melibatkan
kedua belah pihak secara aktif, atau bisa juga yang aktif hanya salah
satu pihak saja, sedang pihak lain hanya merespon ya segenap
perasaan, penghayatan dan kepribadiannya.
Metode Bahtsul Masa’il, yakni metode pembelajaran yang sistemnya
lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar.
Metode Fathul Kutub yakni Kegiatan pembelajaran santri pada
kyai/ustadz dengan mempelajari materi pada kitab tertentu, dilakukan
secara terus menerus oleh sekelompok santri dalam tenggang waktu
tertentu. Biasanya berlangsung selama setengah bulan, dua puluh hari
atau kadang-kadang sebulan penuh di bulan Ramadhan, tergantung
pada kitab yang dikaji dalam pondok pesantren tersebut.
Metode Muhawarah suatu kegiatan wajib pesantren yang isinya
tentang pelatihan berbahasa Arab kepada para santri selama mereka
tinggal di pondok tersebut.
5
Moh. Hasjim Munif, Op. Cit, h. 7
Metode Demonstrasi, yakni metode pembelajaran yang di bimbingan
Kyai/ustadz dan diperagakan satu atau sekelompok santri dengan
memperagakan (menunjukkan) keterampilan melakukan ibadah
tertentu.
Metode Mudzakarah yakni pertemuan ilmiah yang diselenggarakan
oleh para santri dan dipimpin oleh kyai untuk mendiskusikan suatu
masalah, tujuannya agar para santri dapat terlatih dalam menggunakan
kitab-kitab yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut.
A. Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman, problem yang dihadapi oleh pesantren semakin
kompleks. Pesantren dituntut untuk bersaing dengan lembaga pendidikan umum yang lebih
modern. Jumlah pesantren di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Sayangnya, peningkatan jumlah tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan
mutu pesantren. Bahkan pendidikan di pesantren mengalami kemerosotan yang tajam. Hal ini
disebabkan banyak pesantren khususnya pesantren modern lebih mengutamakan pendidikan
formalnya daripada pendidikan diniyahnya. Jadi, jangan heran jika ada santri yang mondok
tiga sampai enam tahun tetapi tidak bisa membaca kitab. Meskipun demikian, tidak semua
pesantren mengedepankan pendidikan formalnya daripada pendidikan diniyahnya. Saat ini
sangat sulit menemukan pesantren yang benar-benar produktif dalam mencetak santrinya.
Sesungguhnya problematika pasti terjadi dimanapun dan kepada siapapun, bukan
hanya di pesantren, bahkan di pesantren unggulan nasional. Namun fokus kita bukan pada
masalah, tapi harus pada solusinya. Pesantren adalah salah satu aset bangsa yang akan
melahirkan para pemimpin dan pebisnis yang handal, kita adalah bagian dari penanggung
jawab keberlangsungannya.
B. Saran
Kami berharap kepada rekan-rekan semua untuk mencari lebih banyak lagi perihal
studi islam interdisipliner yang mungkin belum ada kami cantumkan dalam
makalah,sehingga menambah khazanah ilmu untuk kitasemua. Demikian makalah ini kami
perbuat pada makalah ini semoga memberi manfaat bagi kami dan yang membaca makalah
ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti ada kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun kami harapkan agar menjadi bahan koreksi untuk pembuatan makalah
selanjutmya.
DAFTAR PUSTAKA
Bawani, Imam. I987. Segi-segi pendidikan agama islam Indonesia. Jakarta: 1987.
Departemen Agama RI. 2003. Pola pengembangan masarakat melalui pondok pesantren.
2003.
Ghazali, Bahari. 2003. Pesantren berwawasan lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti, 2003.
Munif,Moh Hasim. 1992. Pondok pesantren berjuang dalam kancah kemerdekaan dan
pembangunan pedesaan. Surabaya: Sinarjaya.1992.
Mudjiono Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
W. Nugroho, Belajar Mengatasi Hambatan Belajar, Jakarta : Prestasi Pustaka : 2007.
Anastasya Rifatul Ainuriyah, 2021. "Problematika Santri di Pondok Pesantren",2021