Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERGURUAN TINGGI ISLAM


(UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
AMELIA AGUSTINA
ARMIANTI
PAHRONI
LOKAL B
SEMESTER I
DOSEN PENGAMPU
H.MULYADI,S.Ag.,M.S.I
PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIA URRASYIDIN
TEMBILAHAN
2015

1
A. Latar belakang

Telah terjadi perubahan besar dalam kehidupan

umat manusia tidak saja dalam lapangan sosial budaya,

sains, teknologi, agama bahkan lembaga pendidikan. IAIN

sebagai lembaga pendidikan turut melakukan perubahan

seiring dengan adanya tuntutan yang semakin berkembang,

masyarakat indonesia adalah masyarakat yang religius

dan diawali oleh kebutuhan masyarakat indonesia yang

mayoritas muslim, yang mana sedikit banyak berperan

dalam pembangunan negara indonesia, maka sangat

diperlukan adanya lembaga pendidikan islam yang dapat

mendidik tenaga ahli dalam ilmu keagamaan islam dan

untuk mencetak kader-kader pemimpin islam. Barangkali

dari kebutuhan itulah tumbuh gagasan untuk mendirikan

lembaga pendidikan islam yang secara bertahap.

Sejarah mencatat bahwa gagasan mendirikan lemmbaga

pendidikan agama islam sebenarnya telah sejak zaman

belanda dimiliki oleh umat islam. Usaha ini diawali

oleh Dr.Satiman wirjosanjdoyo yang mendirikan pesantren

luhur pada tahun 1938 sebagai pusat pendidikan islam

meskipun akhirnya gagal karena intervensi penjajah

belanda. Dan untuk lebih jelasnya pada bab selanjutnya

akan kami bahas secara rinci dan jelas.

2
B. Rumusan Masalah

1. Sejarah sekolah tinggi islam

2. Tantangan sekolah tinggi islam

3. Peran sekolah tinggi islam

4. Permasalahan yang dihadapi sekolah tinggi islam

C. Pembahasan

1. Sejarah sekolah tinggi islam

Sejarah mencatat bahwa gagasan mendirikan lemmbaga

pendidikan agama islam sebenarnya telah sejak zaman

belanda dimiliki oleh umat islam.1 Keinginan tersebut

berhasil diralisasi di Minangkabau dengan didirikannya

sekolah islam tinggi oleh persatuan guru-guru agama

islam (PGAI) di Padang. Sekoolah islam tinggi,

merupakan perguruan tinggi islam yang pertama di

Indonesia yang diresmikan pada 9 desember

1940,pendidikan ini mempunyai dua fakultas yaitu

syari’ah dan pendidikan serta bahasa arab. Tujuannnya

adalah untuk mendidik dan mencetak ulama-ulama yang

handal dan berwawasan luas. Namun pendidikan ini hanya

berjalan dua tahun saja karena kedatangan jepang dikota


2
padang
1
Musyrifah Susanto. Sejarah Peradaban islam Indonesia. (Jakarta.
PT RajaGrafindo Persada. 2010).hlm 314.
2
Samsul Nizar,et al. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual
Pendidikan Islam di Nusantara. (Jakarta. Kencana Prenada Media
Group.2013).hlm 335.

3
2. Tantangan sekolah tinggi islam

Menghadapi tantangan global,harapan yang bersifat

akademis sekolah tinggi islam harus lebih mendapat

perhatian,dimasa depan harus berkembang sebagai lembaga

akademis, dari pada lembaga keagamaan dan dakwah, atau

minimal antara posisi sebagaio olembaga keagamaan dan

lembaga akademis mendapat posisi seimbang.3

Sekolah tinggi islam masih kurang menarik minat

calon mahasiswa, hal ini bekaitan dengan kesempatan

kerja yang bisa dimasuki oleh para lulusannya. Karena

itu, agar sistem pendidikan tinggi islam mencapai taraf

kemandirian, maka pendidikan tinggi itu harus lebih

bisa menarik calon mahasiswa, sehingga jumlah mahasiswa

untuk setiap perguruan tinggi mencapai skala yang

efisien. Hal ini berkaitan dengan jenis ilmu yang di

ajarkan.

Hingga saat ini, pandangan umum masyarakat bahwa

ilmu pengetahuan barat di anggap lebih bermanfaat,

karena ilmu pengetahuan barat mampu memberikan dampak

yang sangat besar dalam perkembangan, perubahan, dan

kemajuan masyarakat. Kunci kemajuan masyarakat

Indonesia pun tergantung dari penguasaan umat islam

3
Musyrifah Susanto. Sejarah Peradaban islam
Indonesia.Op.Cit.hlm.318.

4
terhadap ilmu pengetahuan umum seperti ilmu ekonomi,

teknik, dan sebagainya4

Berhadapan dengan tantangan tersebut, di kalangan

sekolah tinggi islam sendiri harus dijbangun kesadaran

bahwa mengantarkan sekolah tinggi islam menjadi lembaga

akademis adalahlebih penting dari pada mempertahankan

sekolah tinggi islam sebagai lembaga keagamaan atau

dakwah. Dalam kaitan ini, terdapat beberapa agenda yang

harus mendapat perhatian bersama :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dosen

dan karyawan, termasuk karyawan dilingkungan

Deparatemen Agama

b. Membuka jaringan kerja sama baik dengan

universitas-universitas dalam maupun di luar

negeri

c. Memperluas wacana keilmuan5

3. Peran sekolah tinggi islam

Dalam rangka memenuhi harapan dan kebutuhan

masyarakat di dalam mendorong dan mengembalikan

perubahan sosial dalam proses pengembangan nasional

4
Samsul Nizar,et al. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual
Pendidikan Islam di Nusantara. Op.Cit.hlm.340.
5
Musyrifah Susanto. Sejarah Peradaban islam
Indonesia.Op.Cit.hlm.319.

5
malahirkan kader-kader (tenaga sarjana)yang ahli di

bidang ushuludin, syariah, tarbiyah,dakwah, dan adab.

Kader-kader inilah yantg yang akan mewujudkan fungsi

dan peranan agama dalam mengendalikan, mendorong, dan

mengarahkan perubahan sosial dalam proses pembangunan

nasional melalui beberapa kesempatan pengabdian

masyarakat yang dilakukan secara organisator maupun

individualis.

Kebijakan yang ditempuh sekolah tinggi islam dalam

melakukan pengabdian pada masyarakat dengan

memperhatikan kebutuhan masyarakat serta fungsi dan

peranan agama dalam mendorong dan mengendalikan

perubahan sosial seperti tersebut dahulu,antara lain

melalui berbagai kegiatan. Fungsi dan peranan yang

dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi islam yaitu :

a.Setiap tahun mencetak sarjana-sarjana yang

berkulifikasi kader ulama intelektual dibidang

agama islam. Alumni ini kemudian akan

menginteraksikan dirinya kedalam semua lapangan

kegiatan di pemerintahan dan masyarakat sesuai

dengan profesinya masing-masing dalam mewujudkan

fungsi dan peran agama dalam mendorong dan

mengendalikan perubahan sosial.

6
b.Melalui kegiataan-kegiatan penelitian, peneliti

perkembangan dan perubahan masyarakat. Perubahan-

perubahan yang timbul dimasyarakat sebagai akibat

yang timbul dari peruahan sosial dan pembangunan

nasional, terutam yang menguncangkan nilai-nilai

yang telah dianut dan baku dalam masyarakat yang

bersumberkan ajaran agama,dibahas dan dicarikan

solusinya.

c.Melalui kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat

yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswanya

disetiap tahun, melaksanakan kegiatan-kegiatan

pendidikan dan dakwah islam kegiatan-kegiatan

bimbingan dan penyuluhan masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini disebut dengan

program kuliah kerja nyata. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengenalkan kentyataan hidup secara nyata dalam

masyarakat desa dan untuk menggerakkan dinamika

masyarakat di dalam kegiatan pembangunan nasional dan

perubahan sosial yang terjadi melalui bahasa agama

dengan memberikan bimbingan,pendidikan dan penyuluhan

kepada anggota masyarakat desa. Hasil pengalaman dari

pelaksanaan ini dijadikan bahan studi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan agama dan mencari jalan

7
penyempurna konsep pembangunan nasional yang akan

datang6

4. Permasalahan yang dihadapi sekolah tinggi islam

Beberapa problem yang dihadapi sekolah tinggi

islam

a. Sejak ditetapkannya madrasah sebagai sekolah yang

bercirikan islam, maka program madrasah persis

dengan sekolah, karena itu konsentrasinya ke ilmu

menjadi lebih besar bobot penetahuan umum dari pada

pengetahuan agama. Selain dari itu, diri siswa pun

terbentuk dengan sendirinya bahwa pilihan utama

meraka untuk melanjutkan studinya bukanlah perguruan

tinggi agama, tetapi adalah perguruan tinggi umum.

Ada dua hal sebagai dampak dari madrasah sebagai

sekolah yang berdirikan agama islam :

 Siswa siswi Madrasah Aliah, tidak dipersiapkan

secara akademik untuk memasuki sekolah tinggi islam,

kendatipun tidak tertutup untuk itu.

 Kesiapan mental siswa juga bukan ditempa untuk

memasuki sekolah tinggi islam7

6
Ibid.hlm.320

7
Haidar Putra Daulay.Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan
Islam di Indonesia. (Jakarta. Kencana Prenada Media
Group.2007).hlm.131

8
b. Secara umum kualitas tenaga pengajar Sekolah Tinggi

Islam belum mencapai ideal antara perbandingan.

Jumlah dosen dengan mahasiswa, kendatipun demikian

belum sampai kepada terhambatnya proses vbelajar

mengajar.

c. Tentang laangan kerja, dan persoalan ini tidak hanya

dialami oleh alumni Sekolah Tinggi Islam saja,

tetapi hampir seluruh alumni perguruan tinggi.8

d. Proses belajar mengajar tergantung pada dua hal

pokok, pertama sarana dan fasilitas, kedua

keterampilan tenaga pengajar dan sikap mental.

Sampai sekarang masalah pertama pada umumnya baru

terpenuhi pada hal-hal bersifat yang bersifat

primer. Sedangkan masalah keterampilan mengajar,

sikap mental adalah adalah salah satu yang paling

yang paling menentukan kesuksesan proses belajar

mengajar.

e. Kurikklum atau dapat diibartkan senbagai jalan yang

akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam arti

sempit, kurikulum adalah mata pelajaran yang akan

diajarkan. Sedangkan dalam arti luas adalah seluruh

kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan

8
Ibid.hlm.132

9
pendidikan yang dilaksanakan di dalam maupun diluar

sekolah.

f. Dana yang masih terbatas berpengaruh kepada sarana

prasarana, fasilitas serta media pengajaran, dan

juga sangat besarpengaruhnya untuk melakukan

berbagai kegiatan yang erat hubungannya dengan

peningkatan kualitas.9

D. kesimpulan

perguruan tinggi islam adalah perguruan yang

dirancanakan untuk mencetak tenaga ahli dalam ilmu

agama islam, namun sekolah tinggi islam masih kurang

menarik dimata calon mahasiswa,karena berkaitan dengan

kesempatan kerja yang bisa dimasuki oleh par pelulusny,

kaena pandangan umum masyarakat bahwa ilmu umum jauh

lebih bermanfaat dalam kemajuan masyarakat. Dan untuk

mengatasi hal ini terdapat beberapa agenda yang harus

diperhatikan yaitu : meningkatkan sumber daya manusia

dosen dan karyawan,membuka jaringan kerjasama dengan

universitas-universitas dalam maupun luar negeri dan

memperluas keilmuan.

Daftar pustaka
9
Ibid.hlm.133

10
Susanto Musyrifah,2010, Sejarah Peradaban islam

Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nizar,Samsul et al,2013,Sejarah Sosial dan Dinamika

Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Daulay, Haidar Putra,Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan

Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

11

Anda mungkin juga menyukai