PENDAHULUAN
dan keluarga. Pendidikan bermutu pada setiap jenis, jenjang dan jalur
masih jauh dari harapan. Tampaknya ada salah satu faktoryang selama ini
pengorganisasian pendidikan.
1
Abdul Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2010), hlm. 5.
2
Minnah El Widdah, Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 1.
1
2
lebih maju sejalan dengan ide-ide dasar atau nilai-nilai Islam itu sendiri yang
ipteks.3
masyarakat terhadap madrasah pada khusunya dan terhadap sekolah Islam pada
3
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm. 1.
3
seterusnya.4
umumnya. Keinginan ini muncul sebagai akibat dari sikap pemerintah Belanda
penjajahannya.5
yang amat mendasar dan berbeda dengan gagasan era sebelumnya. Salah satu
tahun 1999, serta UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
sendiri.6
Islam didirikan pada tanggal 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atas rintisan
KH. Imam Ghazali dibantu oleh KH. Abdussomad dan KH. Abdu Manaf. Al-
Islam pada awalnya adalah lembaga sosial keagamaan yang bertema sentral
Islam yang berakhlak al-karimah yaitu dengan melalui jalur utama pendidikan.
Islam.7Selain itu, karena kondisi saat itu di wilayah Surakarta hanya ada satu
Madrasah yaitu Mabaul Ulum yang diperuntukan untuk kalangan abdi dalem
6
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm.12.
7
Nn, sejarah Perkembangan Perguruan Al-Islam Surakarta I, (Surakrta: tt, 1976), hlm. 1.
5
sekolahan, tetapi tujuan dan materi pengajarannya sama. Pada waktu itu tujuan
pembacaan kitab-kitab tertentu yang diatur luas sempitnya ilmu atau besar
tangani oleh pemerintah Belanda di negara jajahan Indonesia pada masa itu dan
berhitung, bahasa daerah, bahasa Melayu, Ilmu Bumi dan pengetahuan alam,
8
Wawancara pribadi dengan Dra. Chusniatun, M Ag (Pengurus Yayasan Perguruan Al Islam
bidang Pendidikan), Surakarta 24 februari 2015.
9
Nn, sejarah Perkembangan Perguruan Al-Islam Surakarta I, (Surakrta: tt, 1976), hlm. 2.
10
Ibid., hlm. 3.
6
ada tiga madrasah bahkan ada yang mencapai limabelas madrasah seperti di
Agama, Menteri Diknas dan Menteri Dalam Negeri yang dibuat pada tahun
1975 telah mengubah kurikulum Madrasah menjadi 30% Agama dan 70%
umum. Mulai tahun 1978 kebijakan tersebut sudah ada tamatan Aliyah yang
Pada tahun 1956 dan 1957 di Al- Islam telah diuji cobakan untuk
mengikut sertakan siswa kelas III Aliyah dalam ujian SMA sebagai peserta
extranei dan ternyata siswa-siswa dari Al-Islam mampu mengerjakan tes yang
permohonan kepada Direktur SMA Negeri II Surakarta, agar siswa kelas III
Aliyah Al-Islam dapat didaftar dalam ujian akhir 1958 sebagai peserta biasa.
tersebut diterima dengan syarat harus melalui testing terlebih dahulu. Pada
tahun itu juga siswa Madrasah Aliyah seluruhnya menerima brief test selama
tiga hari mengenai mata pelajaran pokok, seperti bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Sejarah, Geografi, Tata Negara dan Ilmu pasti (aljabar). Hasil testing
11
Ibid., hlm. 11.
12
Abuddin Nata, Kapita Selekta ..., hlm. 113.
7
pada Departemen P&K sebagai SMA Al-Islam dan diperkenankan ujian negara
negara, ialah ujian Tsanawiyah Negeri dan ujian SMP Negeri untuk Madrasah
Tsanawiyah Al-Islam, dan ujian Aliyah Negeri dan SMA Negeri untuk
semua lapangan hidup dengan landasan agama yang cukup kuat.14 Akan tetapi
boleh bernaung dalam satu departemen saja, yaitu Departemen Agama atau
keahlian khusus setelah lulus sekolah, akan tetapi ada beberapa lembaga
13
Nn, sejarah Perkembangan Perguruan Al-Islam Surakarta I, (Surakrta: tt, 1976), hlm. 9-10.
14
Nn, sejarah Perkembangan Perguruan Al-Islam Surakarta II, (Surakrta: tt, 1976), hlm.19.
15
Wawancara pribadi dengan Dra. Chusniatun, M Ag (Pengurus Yayasan Perguruan Al Islam
bidang Pendidikan), Surakarta 24 februari 2015.
8
Negeri atau ke Perguruan Tinggi Negeri. Selain itu Al-Islam juga telah
lembaga pendidikan yang sudah berdiri saja dan belum sampai mendirikan
16
Wawancara pribadi dengan Dra. Chusniatun, M Ag (Pengurus Yayasan Perguruan Al Islam
bidang Pendidikan), Surakarta 24 februari 2015.
9
B. Rumusan Masalah
(1998-2015)?
tahun 2015.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
a. Secara Teoritis
akal, fikir dan daya nalar yang bertanggung jawab serta membangun
b. Secara Praktis
D. Kajian Pustaka
dilakukan.
Iis Setiani (UMS, 2011) dengan judul Profil SMP Al-Islam 1 Surakarta:
penelitian yang kami ungkapkan terletak pada pendekatan yang digunakan, Iis
17
Iis Setiani, Profil SMP Al-Islam 1 Surakarta: Studi Filosofis Tentang Visi, Misi dan Tujuannya,
(UMS: Skripsi, 2011)
11
pendekatan sejarah. Selain itu, objek penelitian Iis Setiani hanya terfokus pada
Surakarta.
membatasi kajiannya pada aspek sejarah, ekonomi, sosial dan politik waktu
18
BALITABANG, Potensi Lembaga Sosial Keagamaan Seri IV (Al-Islam), (Semarang: Depag,
1983).
12
Selain itu, materi yang dikaji pun berbeda. M. Nashier mengungkapkan latar
Yayasan Al-Islam.
2009) yang berjudul Gerakan Purifikasi Islam di Surakarta (Studi Tentang Al-
sosial dari peristiwa yang dikaji, termasuk aspek sosial keagamaan, hubungan
bawah Yayasan Pergurauan Al-Islam, yang sangat menonjol adalah buah dari
hasil rintisan dan manajemen kepemimpinan tokoh central yaitu KH. Imam
Ghazali.20 Perbedaan dengan penelitian yang kami lakukan terletak pada tahun
era reformasi.
19
Sultan M. Nashier,Negara, Ulama dan Gerakan Pembaharuan Islam: Latar Belakang
Munculnya Gerakan Al-Islam di Surakarta Pada Tahun 1926-1930.(Yogyakarta: Skripsi
S1 Fakultas Sastra UGM Yogyakarta, 1992).
20
Almuntaqo Zainudin,Gerakan Purifikasi Islam di Surakarta,(Yogyakarta: Tesis S2 Magister
Stusi Islam Program agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009).
13
Selain itu, tidak ada kesamaan baik dari segi pendekatan, kajian materi maupun
tahun penelitian.
E. Kerangka Teoritik
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarah,
artinya pohon kehidupan, akar, keturunan, dan asal usul. Dinamakan demikian
karena fokus awal dari pembahasan sejarah pada masa klasik adalah
geschiedenis (Belanda). Akar kata history berasal dari historia (Yunani) yang
laporan mengenai hasil-hasil tindakan:saksi, hakim dan orang yang tahu atau
yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis dipakai kata
scientia atau science. Istilah historia masuk ke bahasa lain, terutama melalui
bahasa Latin maka dikenalkan beberapa istilah sampai sekarang, yaitu history,
sejarah tidak dapat dipisahkan dari cerita tentang peristiwa dan kejadian dalam
dimensi waktu atau masa yang telah berlalu, yang disusun secara kronologis
lampau sangat luas dan tidak terbatas. Masa lampau adalah peristiwa atau
kejadian pada waktu dahulu, bahkan kejadian yang terjadi pada detik yang baru
dilalui dapat tergolong sebagai masa lampau. Karena luasnya pembatasan masa
lampau yang menyangkut dimensi waktu, disepakati dalam ilmu sejarah bahwa
masa lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi. Definisi tersebut
22
Sulaiman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 15.
23
Ibid., hlm. 15.
15
peristiwa sejarah perlu juga dilihat siapa yang melakukan peristiwa tersebut,
dimana, kapan dan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Dengan kata lain,
menggambarkan hubungan yang erat antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya.24
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang menarik. Tidak hanya itu,
dan kegagalan para pemimpin sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk
jatuhnya sebuah negara atau peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar
belakang alasan kegiatan politik, pengaruh filsafat sosial, serta sudut pandang
24
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., hlm. 362.
25
Ibid., hlm. 22.
16
(h) pendidikan ilmu bantu; (i) sejarah sebagai latar belakang; (j) sejarah
Kemajuan dalam pendidikan di masa lalu dapat dijadikan pelajaran dan bahkan
peringatan, agar tidak terulang kembali di masa sekarang dan yang akan
manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak akan mampu hidup tanpa manusia
yang memiliki dua misi di dunia yaitu misi dimensi vertikal berupa ketundukan
sang Khalik dan misi dimensi horisontal berupa hubungan antara manusia dan
26
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), hlm. 13.
27
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 79.
17
Wibowo organisasi adalah unit sosial yang secara sadar dikoordinasikan, terdiri
dari dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif berkelanjutan untuk
sebagai proses kerja sama yang serasi, sistematis diantara orang-orang di dalam
suatu ikatan yang bersifat formal dan hirarkis dan bertindak sesuai ketentuan
yang disepakati untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efisen dan
yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah di
tentukan.
28
Veithzal Rivai, Pemimpi dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada, 2013), hlm. 57.
29
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2013), hlm.
1.
30
Haidar Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Gunung Agung,
2000), hlm. 51.
31
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 1.
18
yang bermanfaat bagi peserta diklat secara langsung dan membawa manfaat
pengukuran pada perspektif ini mengacu pada proses kerja yang dilakukan
yang sama dengan BSC sector bisnis, yaitu mampukah lembaga diklat menjadi
pendidikan maslah itu berbentuk mencari cara yang efisien dalam membantu,
32
Mahmud Syarif Nasution,Pengukuran Keberhasilan Kinerja Lembaga Dikat,
(http://sumut.kemenag.go.id/,2014), hlm. 4-5.
19
maupun lembaga pendidikan yang lain, agar fungsi dan tujuannya dapat
berbicara tentang Yayasan Perguruan Al-Islam tidak lepas dari ideologi yang
dan Nahdlatul Ulama (NU), dua organisasi Islam terbesar yang mewakili dua
kutub berbeda. Muhammadiyah yang berdiri pada 1912 mewakili kutub Islam
sosial, pendidikan dan keagamaan. Hal ini berarti, sejak awal Muhammadiyah
gerakan struktural. 33
atau tanggapan atas situasi dan kondis yang merupakan tantangan dan kekuatan
objektif yang ada disaat itu. Kondisi objektif yang dimaksud adalah persoalan
33
Suwarno, Relasi Muhammadiyah, Islam dan Negara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hlm. 148
20
keumatan ditangkap secara cerdas oleh KH. Ahmad Dahlan untuk dicarikan
solusi yang tepat dan akurat dengan mengembalikan kepada ajaran yang murni
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Persoalan keumatan ada dua, yakni yang
dihadapkan pada pengamalan ajaran Islam yang telah bercampur dengan ajaran
dasarnya sehingga Islam yang diamalkan tidak murni lagi. TBC atau tahayul,
Bid’ah dan Churofat telah melembaga dan membudaya dalam pribadi dan
dan kultural yang terjalin dalam suatu keterkaitan. Para ulama pada umumnya
dengan ikatan hubungan yang akrab, yang terbentuk pola hubungan santri-kyai,
34
Sudarno Shobron, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Pentas Politik Nasional,
(Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2003), hlm. 17.
21
wawasan pandangan dan tradisi keagamaan yang berlandasan paham Ahl al-
kelahirannya tidak bisa terlepas dari usaha para ulama untuk mempertahankan
memahami Islam dengan kaca mata modern, sedangkan NU, reaksi dari
melakukan ijtihad qiyas dan ijma sebagai metode ijtihad, tidak bermazhab,
35
Rozikin Daman, Membidik NU Dilema percaturan Politik NU Pasca Khittah,
(Yogyakarta: Gama Media, 2001), hlm. 43.
22
bermadzhab terutama pada madzhab Syafi’i, ijma dan qiyas sebagai sumber
ajaran Islam.36
F. Metode Penelitian
secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid. Sehingga
Secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
metode alamiah.37
dilacak dalam sejarah, baik yang berupa karya tulis, peninggalan berupa
36
Ibid., hlm. 163-164.
37
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (ed. Revisi). (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 1.
38
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam ..., hlm. 3.
23
2. Subyek Penelitian
a. Metode Dokumentasi
39
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ..., hlm. 15.
40
Ibid., hlm. 20.
24
b. Metode Wawancara
ditanyakan.41
berdirinya dan Kepala Sekolah, guru dan tenaga Tata Usaha mengenai
jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, kualitas SDM, kondisi sarana
c. Metode Observasi
41
Riduwan, Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung: Alfa Beta,
2010), hlm. 74.
42
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 158.
25
d. Validitas Data
demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai
wawancara.
43
Ibid., hlm. 25.
44
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfa Beta, 2007), hlm. 117.
45
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ..., hlm. 330.
26
pemerintahan.
berkaitan46
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
46
Ibid., hlm. 330.
27
pilah. Kedua, data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi.
Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang disajikan pada tahap yang
47
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif..., hlm. 117.
28
latar belakang dan perumusan masalah yang akan diteliti, kemudian juga
masalah yang akan diteliti akan dijelaskan dalam kerangka teoritik dengan
sistematika pembahasan.
Bab kedua beris tentang teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh
dan para ilmuwan. Kajian teori ini merupakan proposisi yang akan
Islam Surakarta pada era reformasi dan kondis Yayasan Perguruan Al-Islam
Islam di Surakarta. Agar data yang diperoleh memiliki makna, maka data
29
Bab kelima adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran