1, April 2021
Muhammad sulaiaman
Dosen STAI Pancawahana Bangil
Email: m.sulfad@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan,
peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya
dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta
mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di
dalamnya. Maka pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk
dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika
ditransformasikan.
Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru
yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan
aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional
adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik
yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas
(pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melalui kegiatan pendidikans, gambaran tentang
masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga
terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung
Page | 141
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
B. PENDIDIKAN ISLAM
Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab “Tarbiyah”
dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara. 1
Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan adalah tuntutan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.2
Sedangkan pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan.3 HM. Arifin menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung
1 Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996 h.25
2 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2015, h.4 cet 4
3 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992
h.11
Page | 142
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
Seputar, Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Cet. I, Yogyakarta: 2004)
Page | 143
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
10 Zulhandra, “Pola dan Kebijakan Pendidikan Islam Pada Masa Awal Kemerdekaan Sampai
Pada Orde Lama (ORLA)” dalam Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelususri Jejak Sejarah
Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007), h. 341
11 Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 144.
12 Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2004), h. 111.
Page | 144
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
abad pertama Masehi telah menjadi tumpun perdagangan antarbangsa dan pedagang-
pedagang yang datang ke Sumatra.13
Maka layaklah kiranya jika kita singkat pembahasan ini dengan memulai
sejarah dan asal muasal terjadinya pendidikan islam dari wilayah sumatra yang mana
pada saat itu benua tersebut telah banyak di lalui oleh para pedagang dari barat walau
sebenarnya pedagang bukan merupak instrumen lahirnya pendidikan islam akan
tetapi menjadi bagian dari berkembangnya islam di tanah air indonesia sampai
sekarang ini.
13 Teuku Ibrahim Alfian, Kontribusi Samudra Pasai terhadap Studi Islam Awal di Asia
Tenggara (Yogyakarta: Ceninnets, 2005), h. 25
14 Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam (Ciputat: Quantum
Page | 146
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
Page | 147
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
1. Kurang mampu menyeleksi informasi dan teori-teori mana yang maslahat untuk
diaplikasi dan mana pula yang tidak.
2. Gaya hidup hedonis, konsumtif dan fantatif akibat pengaruh era globaliosasi dan
era informasi.
3. Berkiblat dan berbarometer kepada Negara maju secara fisikly padahal
terbelakang pada aspek peradaban dan akhlak.
Tantangan-tantangan tersebut bila disadari merupakan signal peluang yang
menuntut para praktisi pendidikan untuk membuat formula, design, konsep, dan
strategi pendidikan menjadi bersaing dalam ruang global yang meliputi tiga dimensi,
yaitu ekonomi, politik, dan budaya.
Bila diibaratkan seorang pemimpin, ilmu pendidikan Islam dalam mengamati
dinamika kehidupan masyarakat yang seringkali menggejalakan perubahan
sosiokultural dalam proses pertumbuhannya harus meneliti esensi dan implikasi-
implikasi di belakang perubahan itu dalam rangka menemukan sumber sebabnya.
Dari sanalah pendidikan Islam mengadakan modifikasi-modifikasi terhadap
strategi dan taktik yang inovatif terhadap program pembelajaran-nya, sehingga
kondusif terhadap aspirasi masyarakatnya. 25
Maka Pendidikan Islam harus dijadikan sebagai pusat pengembangan
peradaban dan kebudayaan umat manusia dalam bermasyarakat. Aspek kekeliruan
pandang mengenai lembaga pendidikan Islam saat ini adalah lembaga pendidikan
hanya dijadikan sumber pengembangan sains dan teknologi belaka. Menteknologikan
proses kependidikan yang berlangsung untuk mencapai outcomes yang seirama
dengan kemajuan teknologi yang bebas dari nilai apapun, baik nilai moral maupun
spiritual tentu menyebabkan pandangan yang bersifat pragmatis.26
25 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2009.
h. 3-5
26 Ibid Muzayyin Arifin h.14-15
Page | 149
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
Mereka diwakili oleh orang yang punya visi kedepan, yaitu menjadikan serta
mencetak generasi yang lebih baik dan beradab. Peradaban kuno mencatat methode
penyampaian ajaran lewat tembang dan kidung, puisi ataupun juga cerita sederhana
yang biasanya tentang kepahlawanan dan sifat kearifan lainnya.
Dalam kaintan pendidikan islam sebagai agen perubahan tidak terlepas dari
lembaga pendidikan itu sendiri yang menjadikan output yang dihasilkan sebagai
agent yang mampu menjadi perubah baik dalam tatanan sosial, budaya dan ekonomi.
Sebagai agen perubah sosial, budaya masyarakat sebagaimana yang kita
bicarakan di atas tidak akan pernah bisa kita hindari, sehinga akan menuntut lembaga
pendidikan islam sebagai agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang
ada. Dalam permasalahan ini lembaga pendidikan islam haruslah memiliki konsep
dan prinsip yang jelas, baik dari lembaga formal ataupun yang lainya, demi
terwujudnya cita-cita tersebut, kiranya maka perlulah diadakanya pembentukan
kurikulum yang telah disesuaikan. Prinsib dasar pembentukan tersebut adalah
meliputi:
1. Perumusan tujuan institusional yang meliputi:
- Orientasi pada pendidikan nasional
- Kebutuhan dan perubahan masyarakat
- Kebutuhan lembaga.
2. Menetapkan isi dan struktur progam
3. Penyusunan strategi penyusunan dan pelaksanaan kurikulum
4. Pengembangan progam.27
Maka jika kita urai lembaga pendidikan islam haruslam menjadi agen
perubahan dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi. Dengan harapa nagar bangsa
indonesia semakin maju dan terdepan dalam segala bidang.
29
DR. H. Bashori Muchsin,M.Si, dan Drs H. Abdul Wahid SH., MA , Pendidikan Islam
Kontemporer, cet. Pertama, PT Refika Aditama, 2009 h.126-127
30
Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Kholoiq, Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 2001), h.308-309
31
Ibid ismail SM
Page | 151
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
34
Talizhidu Dhara, Budaya Organisasi (Jakarta : Rinike Cipta, 1997),
35
Geertz Hofstede, Corperate Culture of Organization (London : Francs Pub.1980)
Page | 152
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
36
smail Raji al-Faruqi, Islamization of Knowledge: General Principles and Workplan (Washington DC :
International Institute of Islamic Thoungt, 1982), 34-36
Page | 153
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
F. Penutup
Page | 155
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
Daftar Pustaka
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, Jakarta " Bumi Aksara,2012,
Ali, Daud , Muhammad Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1995),
Arifin, HM. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
Arifin, Muzayyin Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2009.
Asrahah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),
Azra, Azyumardi Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium
Baru, Cet. I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),
Batubara, Muhyi, Sosiologi Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: Ciputat Press, 2004),
Budiningsih, Asri Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan
Budayanya (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Darajat, Zakiah ilmu pendidikan Islam.Bumi aksara Jakarta & Depag 2000
Dhara, Talizhidu Budaya Organisasi (Jakarta : Rinike Cipta, 1997),
Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Kholoiq, Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2001),
Jamhuri, Muhammad H. Lc. MA, Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Islam di
Indonesia, 1990,
Madjid, Nurcholis Bilik-Bilik Pesantren,
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Yogyakarta: Global Pustaka
Utama, 2004),
Muchsin, Bashori , DR. H. M.Si, dan Drs H. Abdul Wahid SH., MA , Pendidikan
Islam Kontemporer, cet. Pertama, PT Refika Aditama, 2009
Mujib, Abdul Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006
Musthofa , Imam Machali (ed), Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi: Buah
Pikiran Seputar, Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Cet. I,
Yogyakarta: 2004)
Page | 156
E-ISSN: 2579-7131 PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam Vol.16, No.1, April 2021
Page | 157