Masyarakat Muslim tidak bisa menghindarkan diri dari proses globalisasi tersebut,
apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian
kompetitif di masa kini dan abad 21. Perkembangan masyarakat Muslim Indonesia
dari waktu ke waktu. Sumber globalisasi itu adalah Timur Tengah, khususnya mula-
mula Mekkah, dan Madinah, dan sejak akhir abad 19 dan awal abad 20 juga di Kairo.
Sehingga bisa diduga, globalisasi ini lebih bersifat religio-intelektual, meski dalam
Proses globalisasi saat ini, tidak lagi bersumber dari Timur Tengah
melainkan dari Barat, yang terus memegang supremasi dan hegemoni dalam berbagai
1
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Moderenisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta:
Kalimah, 2001), 43.
1
Globalisasi dalam bidang ekonomi telah memungkinkan terjadinya
kehidupan keberagaman.
kekuatan alami yang tersedia di dalam diri manusia serta memanfaatkan apa yang ada
rasa tidak aman, serta mengatasi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan
hidup yang semakin meningkat itu. Manusia harus berbudaya, kreatif dan produktif.
Untuk itu semua, manusia harus banyak belajar. Dalam usaha membelajarkan
pengajaran diberikan kepada para anggota masyarakat, sehingga mereka dapat lebih
menolong diri sendiri ataupun orang lain, sehingga dengan demikian terwujudlah
2
Wasty Soemanto, Pendidikan Wiraswasta, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006 ), 3.
3
Ibid.
2
Pendidikan memberikan latihan-latihan terhadap karakter, kognisi, serta jasmani
manusia.
mengikuti hukum serta kekuatan kodrati yang telah dianugerahkan oleh Tuhan
kepada pribadi itu. Perkembangan manusia dapa terhambat ataupun tertunjang oleh
pertolongan agar dengan potensi dan kapasitas pribadi yang ada, manusia akhirnya
dapat hidup secara mandiri, bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.
Ditinjau dari tujuan dan fungsi pendidikan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
Kerangka dasar yang berada dibalik “modernisme” Islam secara keseluruhan adalah
kebangkitan kaum Muslim di masa modern. Karena itu, pemikiran dan kelembagaan
4
Ibid., 5.
3
sebenarnya hubungan antara “modernisasi” dan pendidikan, lebih khusus lagi dengan
Islam adalah agama yang memiliki visi perubahan. Syariat Islam yang
diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui rasul-Nya berisi tentang ajaran-
Dukungan itu dapat menjadi motivasi yang luar biasa bagi bagi agen perubahan di
lapangan. Jika strategi ini dapat di laksanakan secara utuh, maka resistensi terhadap
perubahan yang selau muncul dalam setiap usaha perubahan akan dapat
kreatif. Dalam sejarah peradaban Islam dapat dibangun dari adanya ketiga unsur
tersebut yakni ijtihad (proses kreatif), mujtahid dan mujaddid (orang kreatif), yang
sosial politik, serta kebudayaan Islam yang agung. Suatu strategi yang berpijak pada
5
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam ... Ibid 31.
4
impian suatu lembaga ke depan yang disebut visi. Kemudian diikuti cara-cara
yang jelas, kemudian dijabarkan dalam misi, dan didukung oleh skill, insentif,
sumber daya (fisik dan non fisik termasuk SDM), untuk selanjutnya diwujudkan
dalam rencana kerja yang jelas. Dengan demikian akan terjadilah perubahan. Jika
salah satu aspek ditinggalkan, maka akan mempunyai akses tertentu. Misalnya, Jika
visi ditinggalkan atau dalam pengembangan madrasah tidak bertolak dari visi yang
saluran dakwah yang di pandang cukup efektif dalam membina santri agar memiliki
pengetahuan agama yang mapan, sehingga bisa diajarkan pada orang lain.
Kesinambungan generasi pelaku dakwah Islam dapat dibina dan dikader melalui
pesantren tersebut.
Hanya saja, usia pesantren tradisional yang begitu tua itu tidak memiliki
manajemen pesantren tersebut hingga saat ini sangat memperihatinkan, suatu keadaan
6
Nur Efendi, Manajemen Perubahan di Pondok Pesantren: Konstuksi Teoritik dan Praktik
Pengelolaan Perubahan Sebagai Upaya Pewarisan Tradisi dan Menatap Tantangan Masa Depan,
(Yogyakarta: Teras, 2014), 104-106.
7
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), 192.
5
ketidakpastian pengelolaan akan berlarut-larut yang mengakibatkan mundurnya
komponen yang segera harus mendapat penanganan karena telah lama menjadi
alternatif solusi, bahwa dalam menata manajemen pesantren agar lebih maju, banyak
b. Membuat wirausaha.
dan struktural.
Pesantren adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang ada di
Indonesia yang oleh Nurcholis Majid disebut sebagai lembaga pendidikan yang
pesantren juga adalah merupakan lembaga pendidikan yang khas dan memiliki
keunikan yang tidak ada pada jenis lembaga pendidikan yang lain. Tuntutan
8
Ibid...157
9
Nurcholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren, (Jakarta: Paramadina, 2006), 3.
6
perubahan pada penyelenggaraan pendidikan Islam adalah juga tuntutan perubahan
sebagaimana dijelaskan di atas, diperlukan agen perubahan yang kuat yaitu orang-
orang yang kreatif. Dalam konteks pesantren posisi ini dapat diperankan oleh kyai,
ustadz atau yang lain. 10 Tidak kalah pentingnya kreatifitas santri-santri di pondok
pesantren.
sering disebut sebagai kerajaan kecil, maka peran kyai menjadi sangat strategis dalam
pesantren sangat bergantung pada figur seorang kyai. Pada tataran empiris dapat
dilihat bahwa perubahan atau inovasi-inovasi yang dapat dilakukan dalam suatu
pesantren hampir dapat dipastikan bahwa gagasan itu telah mendapat restu kyai,
signifikan, sehingga pondok pesantren yang dapat maju dan berkembang haruslah di
keberadaan pondok pesantren, tetapi belum dapat menjadikan pondok pesantren lebih
10
Nur Efendi, Manajemen ... 168.
7
maju dan berkembang. Berbeda halnya dengan pondok-pondok pesantren yang
Lombok Barat11, dan pondok pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat12 yang
lebih maju dan berkembang dengan keberadaan unit-unit usaha dalam memenuhi
semua kebutuhan santri, pendidik, dan operasional mereka. Tuntutan globalisasi yang
santri, entrepreneurship adalah salah satu cara yang bisa diandalkan untuk memenuhi
tuntutan tersebut.
value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying
financial psychic, and social risk, and recieving the rusulting rewards of monitary
menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai
modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kedewasaan pribadi.13
manhaj Pondok Pesantren Nurul Bayan yang terletak di Telaga Bagek Anyar
11
Wawancara dengan Ust. H.Anwar, salah satu guru di pondok pesantren Nurul Haromain, Selasa
09 januari 2107, pukul 16.30 Wita
12
Wawancara dengan Ust. Izzul Fatawi, salah satu guru di pondok pesantren Nurul Hakim, Senin
08 januari 2107, pukul 08.30 Wita.
13
Yuyus Suryana, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, (Jakarta:
Kencana Renada Media Group, 2014), 24.
8
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Propinsi Nusa Tenggara Barat
awal berdirinya pondok pesantren tersebut menempati lahan yang di sewa dari
masyarakat seluas 200 m2. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, letak
bawah, dan lahan yang sempit. Santri yang berjumlah 4 orang, tempat kegiatan
belajar mengajar yang sangat sederhana terbuat dari bambu, serta pendidik
sekaligus pengasuh adalah KH. Abdul Karim sendiri, tetapi dapat bertahan
yang harus dipenuhi. Pondok Pesantren Nurul Bayan yang notabene adalah
ekonomi, karena minimnya tempat dan sarana yang tersedia. Hal itu mendorong
Bayan. Hal ini terbukti dari pembelajaran yang di berikan tidak hanya pada
(tafaqquh fii At Tijarah). Sejak berdirinya pondok pesantren Nurul Bayan sudah
9
Menurut KH. Abdul Karim Abdul Ghafur:
pesantren Nurul Bayan. Kemudian hasil dari unit usaha tersebut dapat
adalah data peningkatan santri sejak empat tahun terakhir, dimulai pada
14
Wawancara dengan KH. Abdul Karim, Pimpinan Ponpes Nurul Bayan, Jumat, 14 oktober 2016,
pukul 14.00 Wita
15
Wawancara dengan Ust. Satriyadi, salah satu guru di pondok pesantren Nurul Bayan, Jumat 12
januari 2017, pukul 15.00 Wita “ Tarbiyatul Muallimin Islamiyah (TMI) adalah model pembelajaran
yang dikembangkan di Ponpes Nurul Bayan”.
10
Tabel 1
Jumlah Siswa
No. Tahun Pelajaran
Baru
1. 2012 – 2013 131 Orang
2 2013 – 2014 124 Orang
3 2014 – 2015 137 Orang
4 2015 - 2016 144 Orang
Sumber asil wawancara dengan ust satriyadi umat 12 januari 2017
ekonomi yaitu, Ust. Satriyadi, Ust. H. Rumi, Ust. HL. Nuril Bayan.
untuk diteliti lebih lanjut, maka penelitian ini mengangkat judul "Manajemen
11
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
dicarikan jawabannya dari pengumpulan data. 16 Oleh karena itu dalam rangka
mandiri.
Pesantren.
2. Pembatasan masalah
mungkin meneliti semua masalah tersebut, maka yang menjadi fokus utama
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 35.
12
3. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
13
membangkitan motivasi belajar dan usahanya dalam mencapai puncak
kesuksesan.
2. Praktis
pesantren/kyai.
E. Tinjauan Pustaka
Mawaddah Coper Jetis Ponorogo). Tesis ini disusun oleh Lailatu Rohmah
amat penting untuk operasional pesantren, terutama dalam hal pendanaan dan
14
pengadaan sarana dan prasarana, pemberian keringanan bagi santriwati yang
ditemukan perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu: jika Lailatu
17
Rohmah, Lailatu. Manajemen Kewirausahaan Pesantren: Studi di Pesantren Putri al-Mawaddah
Coper Jetis Ponorogo (Tesis: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), 188. Diakses tanggal 27
Desember 2016 pukul 19.00 WITA.
15
Hasil penelitiannya adalah: Upaya pengembangan kurikulum seharusnya
mata pelajaran.
18
http://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/39, diakses tanggal 20-12-2016
16
3. Dari kesimpulan tesis yang disusun oleh Mujianto Solichin di atas, maka dapat
ditemukan perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti yaitu: jika Mujianto
secara langsung.
F. Kajian Teori
a. Konsep Manajemen
rapi, benar, teratur dan sistematis. Tidak boleh dilakukan secara asal-
asalan. Semua itu berdasarkan syariat Islam (aturan yang bersumber dari
19
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2014), 1.
17
Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Saw). Dengan demikian dapat
disimpulkan :
وص
ٌ صُ صفًّا َكأَنَّ ُهم بُ ْنيَ ٌن َّم ْر َ ٱَّللَ ي ُِحبُّ ٱلَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِى
َ س ِبي ِلِۦه َّ ِإ َّن
”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh”.20
tercapainya tujuan.
20
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Mahkota Surabaya, 1990), 932.
18
3) Ramayulis mendefinisikan Manajemen Pendidikan Islam sebagai
b. Fungsi Manajemen
Sampai saat ini belum ada konsensus baik di antara praktisi maupun
1) Planning
21
Ramayulis, Haji, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-10, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), 372.
22
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:CV. Pustaka Setia, 2014), 24-25.
19
e) Siapa yang akan mengerjakan tindakan itu?
2) Organizing
yang teratur.
3) Leading
a) Mengambil keputusan
20
b) Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
mereka bertindak
4) Directing / commanding
pada sasaran yang telah di tetapkan. Ada beberapa prinsip yang perlu
5) Motivating
21
6) Coordinating
7) Controlling
kerja
23
Ibid, 38.
22
Menurut Ramayulis “pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai
keIslaman.
8) Evaluating
9) Reporting
23
Dengan memfungsikan reporting, manajemen diri dan organisasi
10) Staffing
bagian keuangan
24
i) Penentuan masa jabatan, mutasi pensiun, dan pemberhentian
pegawai.
11) Budgeting
c) Mekanisme penggunaannya
f) Pengawasan
12) Actuating
25
mengadakan supervisi dengan meningkatkan sikap dan moral setiap
adalah:
13) Forecasting
organisasi
26
kemudian membuat rencana baru sebagai antisipasi keadaan yang
akan datang.
amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut
maksimal.25
24
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV.Pustaka Setia 2014), 40-43.
25
Athoillah, M., Dasar Dasar Manajemen, (Bandung: CV.Pustaka Setia 2010), 18.
27
sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen
yang lama. Salah satu kebiasaan beliau adalah memberikan reward atas
pilar etika manajemen yang ada dalam Islam, seperti yang dicontohkan
beliau, yaitu:
yang di landasi oleh akad saling setuju dengan system profit and lost
sharing.
benar.
28
4) Pertanggungjawaban yaitu semua keputusan seorang pimpinan harus
2. Pondok Pesantren
barangkali berasal dari pengertian asrama asrama para santri atau tempat
tinggal yang di buat dari bambu, atau barangkali berasal dari bahasa arab
funduq, yang artinya hotel atau asrama. Sedangkan kata pesantren berasal
26
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014), 50-51
29
dari kata santri yang dengan awalan pe dan akhiran an berarti tempat
berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil yang berarti
berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang
tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci
agama Hindu.28
prilaku sehari-hari.29
27
Zamakhsyari Dhofier, Edisi Revisi Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya,
(Jakarta LP3ES,2011), 4I
28
Ibid.....41
29
Ahmad Muthohar, Ideology Pendidikan Pesantren, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), 13
30
pendidikan Islam merupakan sub sistem pendidikan nasional. Karena itu
pendidikan pesantren memiliki dasar yang cukup kuat, baik secara ideal,
sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini
30
Ibid…14
31
Undang undang no 20 tahun 2003, Tentang System Pendidikan Nasional ( Jakarta: Kaldera
2003), 19-20
31
Sedangkan dasar teologis pesantren adalah ajaran Islam yakni
Tuhan dan merupakan ibadah kepadaNya. Dasar yang dipakai adalah Al-
َس ِبي ِلِۦه َو ُه َو أ َ ْعلَ ُم ِب ْٱل ُم ْهت َ ِدين َ ِإ َّن َرب ََّك ُه َو أ َ ْعلَ ُم ِب َمن
َ ض َّل
َ عن
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.32
32
Depag, Al Qur’an ..., Ibid., 402.
32
pesantren yaitu sebagai lembaga pendidikan, lembaga sosial, dan
penyiaran agama.
sesuai dengan ideologi konserfatif. Hal ini pun jika pemahaman terhadap
umum.
pesantren itu sendiri masih merupakan cara yang efektif untuk melakukan
humanisasi.
33
liberasionalisme yang membantu siswa dalam menghadapi perubahan
sosial tersebut.33
Swa artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta adalah
33
Ahmad Muthohar, Ideology Pendidikan Pesantren (Pesantren Di Tengah Arus Ideology Ideology
Pendidikan), (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), 98
34
pekerjaan.34 Tidak sedikit pengertian mengenai kewirausahaan yang saat
lainnya, seperti sumber daya alam, modal, dan teknologi sehingga dapat
(entrepreneur).36
bisnis baru dan naluri bisnis yang tajam dengan berani menanggung
34
Makruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 1
35
Yuyus Suryana, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, Cet. II,
(Kencana Paramedia Group, 2011), 25
36
Ibid .. h.25.
35
resiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencapai laba dan
hanya urusan bakat, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari
dan diajarkan. Entrepreneurship is not only born but also made, artinya
37
Ibid…h.26
36
baik. Kesejahteraan hidup dapat dicapai salah satunya dengan bekerja.
banyak belajar.
baik berupa harta benda maupun kasih sayang keluarga. Setelah mereka
bayangan yang jelas untuk apa kelanjutan studi itu nantinya, sebagian
37
38
kentara. Jarang sekali tamatan pendidikan formal yang berusaha
Dalam sebuah ayat Allah berfirman dalam surah Al-Jumuah ayat 10;
38
Ibid….30
39
Ibid….31
40
Depag, Al Qur’an... Ibid, 932.
38
Seseorang yang bekerja keras harus melewati serangkaian tahap-tahap
yang harus dilalui dan pasti mempunyai resiko. Orang yang berani
rezeki.
tauladan bagi umat. Oleh karena itu, sebenarnya tidaklah asing jika
Saw, dan sebagian besar sahabat telah merubah pandangan dunia bahwa
pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada
salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja yang menyangkut
urusan dunia.41
c. Karakteristik Entrepreneur
dan pointed stake. Kata ini mulai banya digunakan (kembali) dalam
41
M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jilid 7, ( Jakarta : Lentera Hati, 2005), 365
39
bahasa Perancis caractere pada abad ke 14 dan kemudian masuk dalam
kepribadian eksentrik.42
tabiat, watak, sifat sifat kejiwaan, akhlaq, atau budi pekerti yang
manusia dewasa ini dapat dikutip dari penyataan seorang Hakim Agung
Amerika, Antonin Scalia yang mengatakan, “bear is mind that brains and
learning, like muscle and physical skills, are articles of commerce. They
are bought and sold. You can hire them by the year or by the hours. The
42
Yuyus Suryana, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, Cet. II,
(Kencana Paramedia Group, 2011), 50
40
sebab kecerdasan dan pengetahuan termasuk informasi itu sendiri
integritas.43
43
Ibid…, 52.
41
3) Confident (percaya diri), yaitu sikap percaya diri, tidak selalu
diperlukan.
6) Persisten (tahan uji), yaitu harus maju terus, mempunyai tenaga dan
semangat yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan
7) Ready to face a risk (siap meghadapi resiko). Resiko yang paling berat
adalah bisnis gagal dan uang habis. Siap sedia untuk menghadapi
42
inspirator bagi yang lain. Mampu membuat orang lain bahagia, tanpa
kehilangan arah dan tujuan, dan mampu bersama orang lain tanpa
G. Metode Penelitian
hasil penelitian. Metode penelitian adalah strategi umum yang ada dalam
pengumpulan data dan anilaisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang
sedang diselidiki.
berikut :
44
Ibid……53
45
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada,2008), 27
43
dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.47
banyak cerita yang bersifat indisinkretis namun penting, yang diceritakan oleh
46
Masykuri Bakri, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teoritis dan Praktis, (Malang: Visi Press,
2002), 58.
47
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 3.
44
orang-orang yang ada di lapangan, tentang peristiwa-peristiwa nyata dengan
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
teramati).48
memahami terlebih dahulu mengenai arti peristiwa dan kaitannya dan budaya
yang sedang diteliti sedemikian rupa, sehingga mudah dimengerti apa dan
48
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2012), 9
45
Selanjutnya dalam penelitian ini, ungkapan-ungkapan meliputi kata-
tersebut.
Nurul Bayan Telaga Bagek Anyar Bayan Lombok Utara. Kemudian dilakukan
yang dihasilkan juga berupa data deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari sejumlah responden dan tindakan yang dapat diamati.
46
Penelitian deskritif merupakan penelitian yang berusaha
Anyar Bayan Lombok Utara, maka jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus dengan alasan karena studi ini dilakukan
terhadap satu kesatuan system yang padu dan memiliki pola, konsistensi dan
50
konsekuensi yang menonjol. Aktivitas dalam analisis data kualitatif
tuntas, sehingga datanya sudah dianggap cukup. Analisis terdiri atas tiga alur
2. Sumber Data
yang dapat dipercaya, agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk
49
Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2005),
31.
50
Robert E. Stake, Dalam Norman K. Denzin dan Yvonnas S. Lincoln, Handbook Of
Qualitative Research, edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Dariyatno dkk,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 300.
47
menjawab perasalahan-permasalahan. Hal ini penting dilakukan agar kualitas
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti
sumber data disebut sebagai responden, yaitu orang yang merespon atau
sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu, dan apabila
yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subyek penelitian atau variabel
penelitiaan.51
bagian ini peneliti harus menjelaskan siapa yang dijadikan sebagai subyek
penting agar kualitas, validitas, dan keakuratan data yang diperoleh dari
Dalam sumber data terdapat sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 129.
48
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat
objek penelitian dilakukan. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah
Nurul Bayan Telaga Bagek Anyar Bayan Lombok Utara. Adapun sebagai data
Anyar Bayan Lombok Utara, sehingga dari beberapa sumber data yang ada
pengumpulan data, agar bukti-bukti dan fakta yang diperoleh sebagai data
saja. Dalam observasi ini diusahakan mengamati hal yang wajar dan yang
49
atau memanipulasikannya. 52 Mengadakan observasi hendaknya dilakukan
sesuai kenyataan, melukiskan secara tepat dan cermat terhadap apa yang
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
(unstructured observation).55
52
S.Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 70.
53
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,…203.
54
Ibid....203.
55
Ibid..., 226.
50
Dari beberapa cara observasi di atas maka dalam penelitian ini
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh oleh orang lain, dan
56
Ibid..., 72.
57
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…186.
58
Ibid..., 186.
51
Secara garis besar wawancara dibagi menjadi dua, yakni
merekonstruksi pengalamannya
c. Dokumentasi
59
Ibid... , 190
60
Syamsuddin, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),
97
52
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
tersebut.62
keadaan guru, siswa, staf, data sarana dan prasarana dan lain-lain.
d. Analisis Data
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
61
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,…82
62
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2007), 142.
63
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dan,…334.
53
Analisis data dilakukan dengan mengorganisisikan data, menjabarkannya
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
64
Ibid, 334.
65
Ibid, 335
54
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi,
Data Collection
Data Display
Data Reduction
Conclusion:
Drawing&Verifying
Gambar
e. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 246
55
digunakan karena dalam pengumpulan data di lapangan itu cukup banyak,
maka perlu diteliti dan dicatat hal-hal yang sangat diperlukan dalam
penelitian.
f. Penyajian Data
membuat data tersebut berupa uraian singkat, bagian atau hubungan antar
g. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
67
Ibid...h.338-345
56
4) Uji Keabsahan Data
pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek penelitian.68
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam
kenyataan. Untuk memperoleh data yang valid, kredibel, obyektif serta dapat
a. Perpanjang Keikutsertaan
para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan peneliti sendiri. Jadi,
68
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,…117
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,…211.
57
bukan sekedar menerapkan teknik yang menjamin untuk mengatasinya.
b. Ketekunan Pengamatan
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan
apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan.
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi
58
peneliti dapat me-recheck temuannya dengan berbagai sumber, metode,
atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
dapat dilakukan.70
H. Sistematika Pembahasan
Bab pertama, berisi pendahuluan. Dimana dalam bab ini akan diuraikan
70
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…327-332
59
Bab keempat membahas tentang paparan data atau laporan hasil
Bayan Telaga Bagek Anyar Bayan Kabupaten Lombok Utara, profil pondok
pesantren, data guru, data madrasah, dan data sarana prasarana, data hasil
berbasis entrepreneurship .
Bab kelima merupakan bab pembahasan. Pada bab ini peneliti berusaha
pada dua permasalahan pokok sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan
dalam bagian rumusan masalah dengan berbagai teori yang terkait denagan
Bab keenam merupakan bagian penutup dari penelitian ini, terdiri dari
dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari penelitian ini memuat
60
Rancangan Observasi
61
Lombok Utara wancara dengan KH
Abd
Karim(Pengasuh
Pesantren)
Melakukan
Pesantren Nurul Bayan Observasi
9 IX
Lombok Utara danwawancara
Santri
Melakukanwa-
Pesantren Nurul Bayan wancara dengan
10 X
Lombok Utara Santridan
Ustadz
Melakukan
Pesantren Nurul Bayan wawancara
11 XI
Lombok Utara denganSantri
dan Ustadz
Observasi,
wawancara
Pesantren Nurul Bayan
12 XII santri dan
Lombok Utara
Melengkapi
kekurangan data
Observasi,
wawancara
Pesantren Nurul Bayan
13 XIII santri dan
Lombok Utara
Melengkapi
kekurangan data
Kampus Pascasarjana Konsultasi dengan
14 XIV
IAIN Mataram Dosen Pembimbing
Mengolah data, dan
Pesantren Nurul Bayan
15 XV melengkapi
Lombok Utara
kekurangan
Mengolah data, dan
Pesantren Nurul Bayan
16 XVI melengkapi
Lombok Utara
kekurangan
Mengolah data, dan
Rumah peneliti
17 XVII melengkapi
kekurangan
62
Daftar Pustaka
63
Wasty Soemanto, Pendidikan Kewirausahaan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006
Yuyus Suryana, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses,
Cet. II, Kencana Paramedia Group, 2011
Zamakhsyari Dhofier, Edisi Revisi Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai
Dan Visinya, Jakarta : LP3ES, 2011
64
Rencana Pedoman wawancara
wati?
g. Apakah ada kriteria dan syarat bagi santri yang akan melaksanakan
santri?
PP Nurul Bayan?
Bayan?
ini?
65
n. Apakah tujuan utama Bapak Kyai dalam menerapkan kegiatan
66
Pedoman Dokumentasi
67