Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP8-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU MA TAHAZIBUL AKHLAK DAN MA AL-

IKHLASHIYAH DESA SISIK KECAMATAN PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK

TENGAH

A. PENDAHULUAN

Manajemen adalah pengelolaan, pengaturan, pengendalian, atau kontrol. Bisa juga

diartikan bahwa manajemen adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas organisasi

bisnis. Sementara dilansir dari Gramedia.com, sebuah cara agar tujuan dapat dicapai secara

teratur dan terarah. Manajemen adalah hal yang diperlukan dalam segala aspek kehidupan.

Baik itu manajemen untuk kegiatan individu maupun kelompok. Pengertian manajemen

sebenarnya sangat luas, dan penerapannya juga bisa untuk berbagai tujuan. Misalnya

diterapkan untuk mengelola waktu agar setiap kegiatan jadi terencana dan bisa dikerjakan

dengan baik. Secara umum, manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang

dalam mengatur kegiatan yang dikerjakan individu atau kelompok. Sistem atau manajemen

harus dilakukan untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu atau kelompok

tersebut dalam sebuah kerjasama dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Manajemen juga tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen Islam. Karena

Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam sendiri telah digariskan dalam al-Qur‘an

dan Sunnah. Alkrdem dan Alqahtani menjelaskan bahwa prinsip-prinsip manajemen

pendidikan dalam perspektif Islam terdiri dari: pertama, prinsip shura, Kedua, prinsip
ikhlas Ketiga, prinsip sidq. Keempat, prinsip amanah (kepercayaan). Kelima, prinsip

taqwa (takut kepada Allah). 1

Makna pendidikan Islam sebagai persoalan hidup dan kehidupan merupakan

tema yang sangat menarik untuk dikaji. Setidaknya ada dua alasan yang dapat

mendasari sehingga pendidikan penting untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan

pendidikan Islam memang pada hakikatnya sangat krusial karena bersinggungan langsung

dengan ranah serta pandangan hidup dan kehidupan manusia. Mengkaji pendidikan

berarti memenuhi kebutuhan utama manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan sarana

efektif dan strategis bagi upaya penjaminan mutu kehidupan manusia yang lebih baik,

yang ditandai dengan meningkatnya level keimanan, kesejahteraan dan kebahagiaan

hidup serta menurunnya derajat kemaksiatan, kemiskinan dan kebodohan dan

terbukanya berbagai alternatif cara pandang untuk menentukan peluang dalam

mengaktualisasikan arah pergerakan diri di masa depan dengan bekal keilmuan dan

keimanan yang mantap.

Progresivitas individu maupun kelompok diberbagai lini kehidupan sangat

ditentukan oleh peran pendidikan itu sendiri sebagai vitalitas bagi proses transformasi

peran yang mampu mendorong ke arah perubahan yang lebih baik. Namun dalam tataran

ideal, terjadi pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan

Islam sebagai lembaga amal dan sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan usaha dan

bisnis sehingga mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Dimana perubahan

pengelolaan tersebut harus seirama dan senada dengan tuntutan zaman yang semakin

kompleks. Sehingga filter budaya perlu untuk dilakukan agar tetap sesuai dengan ajaran

1
Alkrdem, M. S., & Alqahtani, A. S. (2016). Educational Management in the Light of Islamic
Standards. Journal of Education, Society and Behavioural Science, 1–9.
https://doi.org/10.9734/BJESBS/2 016/22671
Islam yang murni. Situasi, kondisi dan tuntutan pasca era reformasi telah membawa

konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk mampu melihat kebutuhan kehidupan

di masa mendatang. Maka dalam hal ini pengelola pendidikan mengambil langkah

antisipatif untuk bertahan mempersiapkan diri pada zamannya. Bertahan dan tetap

mengacu pada pembenahan mutu pendidikan Islam yang berkaitan erat dengan

manajemen pendidikan Islam adalah sebuah keniscayaan.

Dengan semakin kompleksnya perkembangan lembaga pendidikan Islam

dewasa ini, maka para pemangku kepentingan dalam sebuah organisasi berusaha untuk

terus melakukan berbagai inovasi yang tertata dengan baik dan benar. Kebutuhan

akan pengelolaan dan pengembangan pelaksananaan pendidikan sangat ditentukan oleh

pendekatan manajemen itu sendiri. Dengan demikian, kebutuhan akan pendekatan

ilmu manajemen dalam sebuah lembaga pendidikan Islam menjadi mutlak adanya.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah umat Islam terbesar di

dunia tentu tidak lepas dari pencitraan umat Islam itu sendiri, sebab bagaimanapun

perilaku umat Islam di Indonesia juga menjadi salah satu fokus perhatian masyarakat dunia.

Pasca kejatuhan orde baru yang melahirkan orde reformasi, umat Islam di Indonesia dituntut

untuk dapat berkiprah dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa Indonesia

yang sedang terpuruk. Pemahaman secara benar. tentang arti reformasi patut dicermati

secara bijak agar tidak melahirkan kebebasan berdemokrasi yang kebablasan yang

justru mencederai norma-norma demokrasi itu sendiri.

Gerakan reformasi yang telah berlangsung selama lebih dari 13 tahun di Indonesia

secara umum menyangkut tuntutan diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi,

keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam berbagai sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk didalamnya tuntutan pembaharuan dalam bidang

pendidikan. Pembaharuan dalam bidang pendidikan merupakan langkah strategis untuk

mengobati krisis multi dimensi yang kini tengah melanda perikehidupan bangsa, sebab

pendidikan diyakini merupakan wahana ampuh dan obat yang mujarab untuk membawa

bangsa dan negara Indonesia terlepas dari krisis multi dimensi yang berkepanjangan dan

menjadi negara maju dan terpandang dalam pergaulan bangsa-bangsa dan dunia

internasional.

Keyakinan akan hal tersebut senada dengan apa yang dilontarkan Malik

Fajar dalam tulisannya yang dimuat dalam Mimbar Pendidikan yang menyatakan:

Keyakinan bahwa pendidikan merupakan wahana ampuh untuk membawa bangsa dan

negara menjadi maju dan terpandang dalam pergaulan bangsa-bangsa dan dunia

internasional, boleh dikatakan tidak ada keraguan lagi. Sampai-sampai John Nasbit

dan Particia Aburdence, melalui “Megatrend 2000”, mengatakan: Tepi “Asia Pasifik”

telah memperlihatkan, negara miskin pun bangkit, tanpa sumber daya alam melimpah

asalkan negara melakukan investasinya yang cukup dalam hal sumber daya manusia.

Oleh karena itu, katanya lebih lanjut : “terobosan yang paling menggairahkan dari

abad ke-21 bukan karena teknologi, melainkan karena konsep yang luas tentang apa

artinya manusia itu”. Maka, mendiskusikan “pendidikan sebagai praksis pembangunan

bangsa”, meskipun terasa “klise” namun tetap menarik dan penuh makna. Lebih-lebih

di tengah-tengah suasana krisis multi dimensi yang berkepanjangan melanda bangsa

dan negara, dimana peran pendidikan ikut dipertanyakan, bahkan “digugat”.2

Bagaimanapun, krisis multi dimensi yang tengah melanda bangsa Indonesia

telah membawa hikmah, yaitu kita belajar dari kekeliruan-kekeliruan masa lalu. Salah
2
Malik Fajar. “Pendidikan sebagai Praksis Pembangunan Bangsa”.Mimbar Pendidikan. (XX).2001. hlm. 41-44
satu hikmah yang kita peroleh dari masa krisis adalah munculnya kesadaran betapa

pentingnya arti pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa.

Diakui atau tidak, salah satu Kasus yang peneliti temukan di Beberapa Pondok

Pesantren di Desa Sisik salah satu faktor yang yang menghambat kinerja guru adalah adalah

karena krisis mental, moralitas, dan etika Peserta didik yang pada sasarnya hal ini tidak

terjadi di sebuah Pondok Pesantren. Dan ketika kita berbicara tentang mental, moralitas

dan etika, maka kita tidak bisa melepaskan diri dari pendidikan, sebab pendidikan

sebagai salah satu elemen pembangunan di Pondok Pesantren, adalah yang secara langsung

berkaitan dengan pembangunan mental, moralitas dan etika masyarakat (peserta didik). 3

Berangkat dari pemikiran di atas, maka pada dasarnya seorang guru pada Pondok

Pesantren dituntut memiliki prinsip yang kokoh dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. Guru sebagai orang yang terdepan dalam melaksanakan proses

pembelajaran haruslah memiliki prinsip yang kokoh agar tidak mudah tergoda oleh moral

atau akhlak siswa yang tidak baik. Oleh karena itu, disinilah pentingnya bagi para guru,

untuk memahami strategi dan prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam untuk

diterapkan dalam konteks Pondok Pesantren. Karena Tema ini Penting untuk Peneliti teliti

sehingga Peneliti mengangkat tema “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU

MA TAHAZIBUL AKHLAK DAN MA AL-IKHLASHIYAH DESA SISIK

KECAMATAN PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH”.

B. RUMUSAN MASALAH

3
Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional. (Jakarta : Rineka Cipta) . 2000. Hlm.1-5, dan hasil Observasi yang
dilakukan oleh peneliti DI bulan Februari 2023.
1. Sejauh mana pengaruh penerapan Prinsip-prinsip manajemen Pendidikan Islam untuk

meningkatkan kinerja guru MA Tahzibul Akhlak Desa Sisik Kec. Pringgarata

Kabupaten Lombok Tengah?

2. Sejauh mana pengaruh penerapan Prinsip-prinsip manajemen Pendidikan Islam untuk

meningkatkan kinerja guru MA Al-Ikhlashiyah Desa Sisik Kec. Pringgarata Kabupaten

Lombok Tengah?

Anda mungkin juga menyukai