Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Managemen hubungan ponpes dan masyarakat dalam penyelenggaraan


pendidikan
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu : Bpk. Ali Nahrowi, M.Pd.

Disusun Oleh:
Khotimah Khoiriyah
Beril Kolib Arrahman

SEKOLAH TINGI ILMU TARBIAH NAHDHATUL ULAMA (STIT NU)


SUMBER AGUNG KEC.BUAY MADANG TIMUR OKU TIMUR
KAB.OKU TIMUR PROVINSI SUMATRA SELATAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan

seluruh umatnya hingga akhir zaman. Perlu diketahui, bahwa MAKALAH ini

disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah islam dan management.

Dengan segala kerendahan hatisaran dan kritik demi perbaikan selanjutnya,

penulis sambut dengan senang hati. Dalam hal ini penulis mengaharapkan saran-

saran yang membangun ke arah yang positif demi perbaikan selanjutnya. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

Sumedangsari, 14 Maret 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

MAKALAH.......................................................................................................................I
Managemen hubungan ponpes dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanI
KATA PENGANTAR......................................................................................................II
DAFTAR ISI...................................................................................................................III
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Manajemen pendidian islam...............................................................................4
B. Pengertian Pesantren Atau Madrasah................................................................6
C. Pengertian Masyarakat........................................................................................7
D. Manajemen Hubungan Pesantren Dengan Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan......................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan dalam islam mempunyai kedudukan yang penting. Sebab, dengan

pendidikan, ilmu pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan

umum dapat disebarluaskan. Bahkan dimasa kejayaan islam, ilmu pengetahuan

berkembang demikian pesatnya. Perkembangan tersebut menyebabkan peradaban

masyarakat pada masa itupun terjadi semakin pesat.

Namun, seiring dengan terjadinya benturan-benturan sepanjang sejarah, saat ini

umat islam seolah menjadi generasi yang hilang. Pendidikan yang berlabelkan

keislaman seperti pesantren dan madrasah masih dinilai kelas dua. Kondisi ini

menyebabkan banyak cendekiawan muslim menerapkan konsep modernisasi

dalam pendidikan islam. Sebuah konsep yang menginginkan pendidikan islam

dapat menghasilkan cendekiawan-cendekiawan muslim yang menguasai ilmu

agama dan ilmu pengetahuan umum sehingga mampu bersaing dalam kancah

internasional.

Institusi pendidikan di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di

antaranya adalam pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh dan berkembang telah

lama. Bahkan semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di

Indonesia, pesantren telah hadir lebih awal. Hal ini menandakan bahwa pesantren

merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai akar sejarah keindonesiaan.

Kini eksistensi madrasah sebagai institusi pendidikan islam di Indonesia telah

sejajar dengan sekolah umum. Serangkaian kebijakan pemerintah telah

IV
menempatkan madrasah pada posisi sejajar dengan sekolah sekolah umum, baik

negeri maupun swasta. Kedudukan yang bersifat legal formal sebagai wujud

kebijakan pemerintah, satu sisi dapat mendongkrak status madrasah di masyarakat

sebagai lembaga pendidikan kelas dua meningkat dan berdiri sejajar dengan

pendidikan umum.

Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari

proses berjalannya suatu organisasi profif maupun non profit secara keseluruhan.

Alasannya adalah tanpa manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profif

maupun nonprofit tersebut dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun

efisien. Maka disini penulis membahas bagaimana menejemen hubungan

madrasah/pesantren dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka dapa diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Jelaskan manajemen pendidikan islam ?

2. Jelaskan pengertian pesantren/madrasah ?

3. Jelaskan pengertian masyarakat ?

4. Bagaimana manajemen hubungan madrasah/pesantren dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan ?

C. Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan dalam makalah

ini dadalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan Islam

V
2. Untuk memahami pengertian pesantren atau madrasah

3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat

4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen hubungan madraah/pesantren dan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

VI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen pendidian islam

Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan islam,

tetapi menurut penulis intinya ada dua, yaitu: pertama, pendidikan islam

merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan oleh hasrat

dan niat untuk mengejewantahkan ajaran nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan

islam adalah sistem pendidikan yang dikembangakan dan disemangati atau dijiwai

oleh ajaran dan nilai-nilai islam.

Manajemen berasal dari kata manage atau managiare, yang berarti melatih

kuda dalam melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? sebab kuda mempunyai daya

kemampuan yang hebat. Dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan,

yaitu pikir (mind) dan kegiatan tindak laku (action). Kedua kegiatan tersebut

tampak fungsi-fungsi manajemen seperti planning, organizin, directing,

coordinating, controling, dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari bahasa inggris, kata

manajemen merupakan kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,

melaksanakan dan mengelola yang bersinonom dengan kata to hand yang berarti

mengurus, to control yang berarti memeriksa, dan to guide yang berarti

memimpin. Jadi, menurut asal kata dan leksikal, kata manajemen memiliki arti

sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.

Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya

secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Manajemen pendidikan

adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan pendidikan.

VII
Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan

pada umumnya. Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi

mengarah pada manajemen yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan

islam. Dalam arti, bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya

pendidikan islam secara efektif dan efisisen.

untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil

proses pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami

atau yang sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam dan yang berciri khas

isla, harus melekat pada manajemen pendidikan islam.

Pola lembaga pendidikan dalam bingkai islam memberi nilai-nilai etik-quranik,

hadis, maqolah para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi muhammad (sirah

Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang

manajemen pendidikan islam seperti suatu upaya sistematis dalam merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan

segala aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh

komponen sistem lembaga pendidikan islam berkembang kearah yang lebih baik,

lebh besar dan lebih sempurna.

Sedangkan sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai

suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan

sumber daya muslim dan nonmuslim dalam menggerakkannya untuk mencapai

tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien. Sedangkan Mujammil Qomar,

mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan

VIII
lembaga pendidikan islam secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber

belajar dan hal hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam

secara efektif dan efisien

B. Pengertian Pesantren Atau Madrasah

Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awal pe dan akhiran an

yang berarti tempat tinggal santri. Dengan nada yang sama Soegarda

Poerbakawatja menjelaskan pesantren asal katanya adalah santri, yaitu orang yang

belajar agama islam, sehingga dengan demikian pesantren memiliki arti tempat

orang berkumpul untuk belajar agama islam. Manfred Ziemek juga menyebutkan

bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe-santri-an, berarti “tempat santri”.

Santri atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat pelajaran dari

pimpinan pesantren (kiai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajaran

mencakup berbagai bidang tentang pengetahuan islam.

Banyak sekali definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pesantren. Dan

disebabkan perkembangan dinamika pesantren, maka agaknya semakin sulit untuk

mendefinisikannya. Hanya saja mungkin ada ciri-ciri umum pesantren yang

dimiliki oleh seluruh pesantren yang terbagi beberapa pola. Ciri-ciri umum itu

adalah pendidikan ilmu-ilmu agama islam dan mewujudkan nilai-nilai islam

dalam kehidupan keseharian.

Perkataan madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat

belajar. Pandangan madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih di

khususkan lagi sekolah-sekolah agama islam. Madrasah adalah lembaga

pendidikan yang tumbuh setelah masjid. Salah satu faktor penyebab tumbuhnya

IX
madrasah adalah karena masjid telah penuh dengan tempat belajar dan hal ini

sangat mengganggu aktivitas ibadah shalat.

Madrasah di Indonesia baru populer setelah awal abad keduapuluh. Kehadiran

madrasah sebagai lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat

pembaruan pendidikan islam di Indonsia. Madrasah sebagai lembaga pendidikan

yang muncul setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren

dan sekolah.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah

disebutkan bahwa madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman.

Ilmu-ilmu umum, meskipun mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak

mengalami perkembangan signifikan di madrasah.

C. Pengertian Masyarakat

Dalam ilmu sosial, masyarakat secara gampang bisa dibedakan dalam dua

jenis. Satu, dinamakan kelompok budaya, atau komunitas dalam bahasa

sosiologinya. Kedua, masyarakat madani yaitu setiap orang pertama-tama tidak

dianggap sebagai anggota civil society, tetapi di anggap sebagai individu yang

berdiri sendiri.

Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh

kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki

cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan

tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai

anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk

pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan

X
tanggung jawab/akuntabilitasnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.

Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:

1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.

2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat baik

langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi dukatif.

3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun

yang dimanfaatkan.

D. Manajemen Hubungan Pesantren Dengan Masyarakat Dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu

sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial

merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu

masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam

mencapai tujuan madrasah atau pendidikan secara efektif dan efisiaen. Sebaliknya

madrasah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan

masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah

berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, progam-progam,

kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui

dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan unutan masyaraka, terutama terhadap

sekolah. Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus di bina suatu

hubungan yang harmonis.

Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk:

XI
1. Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak.

2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan

masyarakat.

3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan denagn sekolah.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang isa dilakukan oleh

sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolahdan menjalin

hubungan yang harmonis antara sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain

dapat dilakukan dengan memberi tahu masyarakat mengenai pogam-progam

sekolah, baik progam yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanankan,

maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang

jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

Hubungan yang harmonis antara madrasah dan masyarakat ini semakin dirasakan

pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentingnya

pendidikan bangi anak-anak. Namun tidak berarti pada masyarakat yang masih

kurang menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama ini tidak perlu di

bina. Pada masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan,

sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerjasama

yang harmonis.

Jika hubungan madrasah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa

tanggungjawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan

baik dan tinggi. Agar tercipta hubungan bekerja sama yang baik antara sekolah

dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan meiliki gambaran yang jelas

tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di

XII
infomasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin

bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan

kesekolah, kunjungan kerumah murid, penjelasan oleh staf sekolah, muid, radio

dan televisi, serta laporan tahunan.

Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan

hubungan yang baik anatara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus

menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada perserta didik di sekolah dan apa

yang di fikirkan oleh orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk

senantiasa membina dan meningkatkan kerja sama yang baik antara sekolah dan

masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang

harmonis ini akan membentuk:

1. Saling pengertian anatara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lemabaga-lembaga

lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.

2. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti

dan pentingnya peranan masing-masing.

3. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di

masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan

disekolah.

Melalui hubungan yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan

sekolah dan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara

produktif, efektif, dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang

produktif dan berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari penguasaan

peserta didik terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang apat

XIII
dijadiakn bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang berikutnya atau

hidupdi masyarakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Adapun sifat hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan:

1. Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.

2. Hubungan yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan

bagian yang tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.

3. Hubungan yang bersifat kontinu/berkesinambungan antara sekolah dengan

masyarakat.

4. Hubungan keluar kampus atau external public relation guna menambah simpati

masyarakat terhadap masyarakat.

5. Hubungan dalam kampus atau external public relation guna menambah keyakinan

atau mempertebal pengertian para sivitas akademik tentang segala pemilikan

material dan nonmaterial sekolah.

XIV
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga

pendidikan islam secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan

hal hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif

dan efisien.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah

disebutkan bahwa madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman.

Ilmu-ilmu umum, meskipun mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak

mengalami perkembangan signifikan di madrasah.

Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh

kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki

cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan

tertentu. Islam tidak membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai

anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk

pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.

Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu

sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan

pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial

merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu

masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam

mencapai tujuan madrasah atau pendidikan secara efektif dan efisiaen.

XV
B. Saran

Apabila dalam penulisan maupun isi materi kurang tepat kami mohon untuk

kritik dan saraannya agar di kemudian hari tidak terjadi kesalahan yg terulang

cukup sekian dan terimakasih telah membaca

XVI
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana


Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2009

Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya:


Usaha Nasional, 1994

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi,


Yogyakarta: Teras, 2009)

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz


Media, 2012

Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional


Indonesia, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014

Kompri, Manajemen Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta, 2015

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

XVII

Anda mungkin juga menyukai