Disusun Oleh :
Muhroni 210110054
FAKULTAS TARBIYAH
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Managemen Pendidikan
Islam”. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Arief
Efendi selaku pengampu mata kuliah Managemen Pendidikan Islam yang telah
membimbing dalam pembuatan makalh ini. Serta terimakasih banyak kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu dalam pembuatan dan penyusunan karya ilmiah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh, karena itu
penulis membutuhkan kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk
lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari. Penulis berharap makalah ini dapat
memberi manfaat bagi segenap pembaca terutama bagi perkembangan pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……….II
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1
A. Latar Belakang
Masalah……………………………………………………………....2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...…..2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………..……………2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..………………...3
Kesimpulan……………………………………………………………..…………………….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan pesantren sejak awal diyakini sebagai sebuah lembaga yang mampu
menjawab tantangan dan perubahan tersebut dengan berbagai bentuk pendidikan yang
mampu membentuk setiap yang belajar dan terlibat didalamnya memiliki kemampun dalam
menjalani kehidupannya. Secara faktual pesantren memang mampu bertahan dan cukup lama
dalam mempertahankan eksistensinya dalam membentuk output yang handal. Namun ini
bukan berarti pesantren tidak memiliki kelemahan pada prosesnya. Ketika berbicara lulusan,
sebagian besar orang akan mengatakan untuk tidak meragukan eksistensi dan keberhasilan
pesanren. Namun dalam tinjauan proses, pesantren juga memiliki kelemahan dalam proses
manajemen pendidikan.
Pesantren modern memiliki program pendidikan yang disusun sendiri (mandiri) dimana
program ini mengandung proses pendidikan formal, non formal maupun informal yang
berlangsung sepanjang hari dalam satu pengkondisian di asrama. Sehingga dari sini dapat
dipahami bahwa pondok pesantren secara institusi atau kelembagaan dikembangkan untuk
1
Marry Parker Follet, “Pengertian Manajemen,” Manajemen: Dasar, Pengertian Dan Masalah.
Pt Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
2
M Amin Haedari and Abdullah Hanif, “Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan Modernitas
Dan Tantangan Kompleksitas Global,” (No Title), 2004.
1
mengefektifkan dampaknya, pondok pesantren bukan saja sebagai tempat belajar melainkan
merupakan proses hidup itu sendiri, pembentukan watak dan pengembangan sumber daya.
Secara garis besar, ciri khas pesantren modern adalah memprioritaskan pendidikan pada
sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern dan Inggris.3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3
Abdul Tolib, “Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern,” Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi
Islam 2, no. 1 (2015): 60–66.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan
agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja), management
(kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya. Management diterjemahkan ke
bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).4
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (p3)
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut G.R Terry manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasarn yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan lainnya.5
1. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui
sebuah proses.
2. Manajemen merupakan sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas.
3. Manajemen merupakan sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas. fisik,
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
4
Malayu SP Hasibuan, “Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah,” 2007.
5
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan Edisi 4 (Bumi Aksara, 2022).
3
Manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam pada hakikatnya dilaksanakan
melalui kegiatan fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu planning, organizing, actuating,
controlling yang biasa disingkat sebagai POAC.6
1. Perencanaan (planning)
Menurut jangkauan waktunya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yakni:
1) Perencanaan jangka pendek (satu minggu, satu bulan, dan satu tahun)
2) Perencanaan jangka menengah (perencanaan yang dibuat dalam jangka waktu 2
sampai 5 tahun)
3) Perencanaan jangka panjang (perencanaan yang dibuat lebih dari 5 tahun).7
2. Pengorganisasian(Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, dengan struktur itu
semua subjek perangkat lunak dan perangkat keras semuanya dapat berjalan secara efektif,
dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan proporsinya masing-masing. Adanya inisiatif,
sikap yang kreatif dan produktif dari semua anggota pendidikan Islam dari perangkat yang
serendah-rendahnya sampai yang tertinggi akan menjamin organisasi pendidikan Islam
berjalan dengan baik.
Actuating merupakan fungsi manajemen yang komplek dan merupakan ruang lingkup
yang cukup luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada
akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktivitasaktivitas manajemen. penggerakan
(actuating) pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien
Di dalam manajemen pendidikan Islam, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
di samping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda akan mampu
memberikan warna pada proses pendidikan Islam dengan pola pengembangan yang berbeda-
beda pula.
6
Durroh Yatimah, “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Upaya Peningkatan Mutu Santri,”
El-Hikmah, no. 1 (2011).
7
Awaluddin Faj, “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif Dr. KH. Abdullah Syukri
Zarkasyi, MA,” At-Ta’dib 6, no. 2 (2011).
4
Berkenaan dengan penggerakan dalam pengelolaan pondok pesantren moderen, maka
kewajiban pemimpin untuk memberikan pengarahan dan motivasi dengan pendekatan
manusiawi agar tujuan organisasi yang sudah direncanakan dapat dicapai dengan baik. Untuk
itu faktor kepemimpinan kyai mempunyai peranan sentral dalam meningkatkan semangat
personil pondok.
Pengawasan atau controlling atau juga bisa disebut dengan pengendalian merupakan
bagian akhir dari fungsi manajemen. fungsi manajemen yang dikendalikan adalah
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan, dan pengendalian.
Pengawasan, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,
mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang
benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan.8
5. Evaluasi
5
B. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Pondok Pesantren Moderen
Tujuan dan fungsi pesantren sebagai lembaga penyebaran agama Islam adalah, agar
ditempat tersebut dan sekitar dapat dipengaruhi sedemikian rupa, sehingga yang sebelumnya
tidak atau belum pernah menerima agama Islam dapat berubah menerimanya bahkan menjadi
pemeluk-pemeluk agama Islam yang taat. Sedangkan pesantren sebagai tempat mempelajari
agama Islam adalah, karena memang aktifitas yang pertama dan utama dari sebuah pesantren
diperuntukkan mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan agama Islam. Dan fungsi-
fungsi tersebut hampir mampu mempengaruhi pada kebudayaan sekitarnya, yaitu pemeluk
Islam yang teguh bahkan banyak melahirkan ulama yang memiliki wawasan keislaman yang
Tangguh.
Karenanya untuk mengetahui tujuan dari pada pendidikan yang diselenggarakan oleh
pesantren, maka jalan yang harus ditempuh adalah dengan pemahaman terhadap fungsi yang
dilaksanakan dan dikembangkan oleh pesantren itu sendiri baik hubungannya dengan santri
maupun dengan masyarakat sekitarnya.10
6
Berdasarkan tujuan pendiriannya, pesantren hadir dilandasi sekurangkurangnya oleh
dua alasan: Pertama, pesantren dilahirkan untuk memberikan respon terhadap situasi dan
kondisi sosial suatu masyarakat yang tengah dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi moral,
melalui transformasi nilai yang ditawarkan (amar ma‟ruf dan nahy munkar). Kehadirannya
dengan demikian dapat disebut sebagai agen perubahan (agent of social changes) yang selalu
melakukan kerja-kerja pembebasan (liberation) pada masyarakat dari segala keburukan
moral, penindasan politik, dan kemiskinan ekonomi.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pondok pesantren modern
adalah menyeimbangkan antara pengetahuan IPTEK dan IMTAQ serta menciptakan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang berakhlak mulia, bermanfaat, menyebarkan
Islam di tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam mengembangkan kepribadian yang
muhsin tidak hanya sekedar muslim.
Pondok pesantren tidak hanya menitik beratkan pendidikan hanya kepada hal-hal yang
berhubungan dengan masalah ukhrawi semata, akan tetapi juga mementingkan kepentingan
duniawi dengan anjuran yang keras bagi para santrinya untuk selalu menuntut ilmu agar di
kemudian hari dapat mandiri dan berguna bagi masyarakat luas.
Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini pada esensinya adalah
mewujudkan manusia dan masayarakat muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. dalam kaitannya dengan ini secara lebih khusus lagi, pondok pesantren bahkan
diharapkan berfungsi lebih khusus lagi, yakni melakukan reproduksi ulama‟ dengan kualitas
keislaman keimanan, keilmuan dan akhlaknya, para santri diharapkan mampu membangun
dirinya dan msyarakat sekelilingnya.
12
Alhadi Arka, “MODERNISASI PENDIDIKAN PESANTREN DALAM TANTANGAN GLOBALISASI,”
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman 4, no. 1 (2023): 53–66.
7
Sistem manajemen di pondok pesantren moderen pada hakekatnya adalah totalitas
interaksi seluruh komponen atau elemen pendidikan di pondok pesantren yang bekerja sama
secara terpadu untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya yang dijiwai oleh
nilai-nilai luhur Agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan pondok pesantren yang telah
ditetapkan.13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan
dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi managere yang
13
Muhammad Husni and Abd Rohman, “MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS TAKHASSUS DI
PONDOK MODERN DARUL KHOIROT TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG,” Jurnal Studi Pesantren 3, no.
1 (2023): 1–17.
8
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja),
management (kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya.
Management diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).
2) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
3) Manajemen pesantren adalah proses pengelolaan lembaga yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan melibatkan secara optimal
konstribusi orang-orang, dana, fisik, dan sumbersumber lainnya secara efektif dan
efisien.
4) Manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam pada hakikatnya dilaksanakan
melalui kegiatan fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu planning, organizing,
actuating, controlling yang biasa disingkat sebagai POAC.
5) Tujuan dari pondok pesantren modern adalah menyeimbangkan antara pengetahuan
IPTEK dan IMTAQ serta menciptakan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
berakhlak mulia, bermanfaat, menyebarkan Islam di tengah masyarakat dan mencintai
ilmu dalam mengembangkan kepribadian yang muhsin tidak hanya sekedar muslim.
6) Sistem manajemen di pondok pesantren moderen pada hakekatnya adalah totalitas
interaksi seluruh komponen atau elemen pendidikan di pondok pesantren yang bekerja
sama secara terpadu untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya yang
dijiwai oleh nilai-nilai luhur Agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan pondok
pesantren yang telah ditetapkan.
7) Sedangkan fungsi pesantren di era modern selain terdiri sebagai lembaga pendidikan
ilmu keaga-maan tetapi juga kini dapat berperan sebagai lembaga pendidikan formal
yang mengajarkan ilmuilmu umum untuk menjalankan fungsinya se-bagai lembaga
pendidikan (tarbi-yah).
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2022). Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren. Jurnal Al-Kifayah: Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 1(2), 72-79.
Husni, M., & Rohman, A. (2023). MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS TAKHASSUS DI PONDOK
MODERN DARUL KHOIROT TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG. Jurnal Studi
Pesantren, 3(1), 1-17.
Zuhriyah, Z. (2016). Pelaksanaan Pendidikan Pesantren Terpadu dalam Mengembangkan Iman dan
Takwa (Imtak) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Santri di Pondok Pesantren al-
Yasini Kraton Pasuruan. Al-Makrifat: Jurnal Kajian Islam, 1(2), 45-68.
10