Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN MODEREN

Disusun guna memenuhi mata kuliah Managemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Arif Efendi,S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Muhroni 210110054

Yuti Khoirunnisa 210110009

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLA TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR


(STAIMA) 2023

Jl. Pesantren No.2 Citangkolo,Kujangsari,Langen Sari,Kota Banjar 46342


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Managemen Pendidikan
Islam”. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Arief
Efendi selaku pengampu mata kuliah Managemen Pendidikan Islam yang telah
membimbing dalam pembuatan makalh ini. Serta terimakasih banyak kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu dalam pembuatan dan penyusunan karya ilmiah
ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh, karena itu
penulis membutuhkan kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk
lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari. Penulis berharap makalah ini dapat
memberi manfaat bagi segenap pembaca terutama bagi perkembangan pendidikan.

Banjar, 21 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR… …………………………………………………………….………I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……….II

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1

A. Latar Belakang
Masalah……………………………………………………………....2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...…..2
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………..……………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..………………...3

A. Pengertian Manajemen Pondok Pesantren Moderen……………………………….…


3
B. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Pondok Pesantren Moderen…..…………………….6
C. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Moderen…………………………………..
….7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...……………..9

Kesimpulan……………………………………………………………..…………………….9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mnagemen dapat diartikan pengelolaan, ketatalaksanaan, kepengurusan, dan sejumlah


pengertian serupa lainnya.1 Tentu dalam konteks organisasi. Maka tidak menyimpang
kiranya, kalau manajemen diartikan dengan tata kelola. Ilmu manajemen pun dapat diartikan
dengan ilmu tata kelola. Istilah ini di samping berkembang dalam dunia bisnis, kemudian
digunakan pula untuk berbagai bidang. Sudah sejak lama dikenal istilah manajemen
pembangunan, pemerintahn, perkantoran, rumah sakit, perkantoran, konflik dan lain
sebagainya, termasuk manajemen pendidikan dan pondok pesantren.

Terkait dengan manajemen, Pondok Pesantren dengan keanekaragamannya termasuk


lembaga atau organisasi pendidikan yang unik. Antara lain karena di pondok pesantren
terdapat figur Kiai yang memiliki peranan dan kewenangan yang luar biasa, hingga dalam
perspektif ilmu manajemen seringkali terjadi kontradiktif atau tidak sesuai dengan kode
etiknya.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang masih konsisten dalam


memegang nilai-nilai, budaya, serta keyakinan agama yang kuat. Keaslian dan kekhasan
pesantren di samping sebagai khazanah tradisi budaya bangsa, juga merupakan kekuatan
penyangga pilar pendidikan untuk memunculkan pemimpin bangsa yang bermoral. Oleh
sebab itu, pesantren sebagaimana diistilahkan Gus Dur ”Sub Kultural” memiliki dua
tanggung jawab secara bersamaan, yaitu sebagai lembaga pendidikan agama Islam dan
sebagai bagian integral masyarakat yang bertanggung jawab terhadap perubahan dan
rekayasa sosial.2

Keberadaan pesantren sejak awal diyakini sebagai sebuah lembaga yang mampu
menjawab tantangan dan perubahan tersebut dengan berbagai bentuk pendidikan yang
mampu membentuk setiap yang belajar dan terlibat didalamnya memiliki kemampun dalam
menjalani kehidupannya. Secara faktual pesantren memang mampu bertahan dan cukup lama
dalam mempertahankan eksistensinya dalam membentuk output yang handal. Namun ini
bukan berarti pesantren tidak memiliki kelemahan pada prosesnya. Ketika berbicara lulusan,
sebagian besar orang akan mengatakan untuk tidak meragukan eksistensi dan keberhasilan
pesanren. Namun dalam tinjauan proses, pesantren juga memiliki kelemahan dalam proses
manajemen pendidikan.

Pesantren modern memiliki program pendidikan yang disusun sendiri (mandiri) dimana
program ini mengandung proses pendidikan formal, non formal maupun informal yang
berlangsung sepanjang hari dalam satu pengkondisian di asrama. Sehingga dari sini dapat
dipahami bahwa pondok pesantren secara institusi atau kelembagaan dikembangkan untuk
1
Marry Parker Follet, “Pengertian Manajemen,” Manajemen: Dasar, Pengertian Dan Masalah.
Pt Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
2
M Amin Haedari and Abdullah Hanif, “Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan Modernitas
Dan Tantangan Kompleksitas Global,” (No Title), 2004.

1
mengefektifkan dampaknya, pondok pesantren bukan saja sebagai tempat belajar melainkan
merupakan proses hidup itu sendiri, pembentukan watak dan pengembangan sumber daya.
Secara garis besar, ciri khas pesantren modern adalah memprioritaskan pendidikan pada
sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern dan Inggris.3

Oleh karena,itu,penulis melakukan pembuatan karya ilmiah dengan judul:

“Managemen Pondok Pesantren Moderen”

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Manajemen Pondok Pesantren Moderen


2. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Pondok Pesantren Moderen
3. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Moderen

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Pondok Pesantren Moderen


2. Untuk Mengetahui Fungsi Dan Tujuan Manajemen Pondok Pesantren Moderen
3. Untul Mengetahui Sistem Manajemen Pondok Pesantren Moderen

3
Abdul Tolib, “Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern,” Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi
Islam 2, no. 1 (2015): 60–66.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pondok Pesantren Moderen

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan
agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja), management
(kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya. Management diterjemahkan ke
bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).4

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (p3)
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut G.R Terry manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasarn yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan lainnya.5

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan beberapa hal tentang manajemen,


yaitu:

1. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui
sebuah proses.
2. Manajemen merupakan sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas.
3. Manajemen merupakan sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas. fisik,
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Dalam manajemen pesantren, pemimpin merupakan seorang konseptor dalam


menjalankan roda organisasi pesantren untuk mencapai tujuan institusional maupun
pendidikan Islam yaitu terciptanya insan kamil. Pemimpin merupakan panglima pengawal
yang melaksanakan fungsi serta prinsip-prinsip manajemen. Jadi manajemen pesantren
adalah proses pengelolaan lembaga yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengawasan melibatkan secara optimal konstribusi orang-orang, dana,
fisik, dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien.

4
Malayu SP Hasibuan, “Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah,” 2007.
5
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan Edisi 4 (Bumi Aksara, 2022).

3
Manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam pada hakikatnya dilaksanakan
melalui kegiatan fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu planning, organizing, actuating,
controlling yang biasa disingkat sebagai POAC.6

Penjelasan mengenai masing-masing kegiatan manajemen pesantren tersebut akan


diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk


dilaksanakan pada suatu periode tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai,
berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa jumlah biayanya. Perencanaan ini
dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Menurut jangkauan waktunya perencanaan dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yakni:

1) Perencanaan jangka pendek (satu minggu, satu bulan, dan satu tahun)
2) Perencanaan jangka menengah (perencanaan yang dibuat dalam jangka waktu 2
sampai 5 tahun)
3) Perencanaan jangka panjang (perencanaan yang dibuat lebih dari 5 tahun).7

2. Pengorganisasian(Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, dengan struktur itu
semua subjek perangkat lunak dan perangkat keras semuanya dapat berjalan secara efektif,
dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan proporsinya masing-masing. Adanya inisiatif,
sikap yang kreatif dan produktif dari semua anggota pendidikan Islam dari perangkat yang
serendah-rendahnya sampai yang tertinggi akan menjamin organisasi pendidikan Islam
berjalan dengan baik.

3. Fungsi Penggerakan (Actuating)

Actuating merupakan fungsi manajemen yang komplek dan merupakan ruang lingkup
yang cukup luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada
akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktivitasaktivitas manajemen. penggerakan
(actuating) pada hakekatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien

Di dalam manajemen pendidikan Islam, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
di samping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda akan mampu
memberikan warna pada proses pendidikan Islam dengan pola pengembangan yang berbeda-
beda pula.
6
Durroh Yatimah, “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Upaya Peningkatan Mutu Santri,”
El-Hikmah, no. 1 (2011).
7
Awaluddin Faj, “Manajemen Pendidikan Pesantren Dalam Perspektif Dr. KH. Abdullah Syukri
Zarkasyi, MA,” At-Ta’dib 6, no. 2 (2011).

4
Berkenaan dengan penggerakan dalam pengelolaan pondok pesantren moderen, maka
kewajiban pemimpin untuk memberikan pengarahan dan motivasi dengan pendekatan
manusiawi agar tujuan organisasi yang sudah direncanakan dapat dicapai dengan baik. Untuk
itu faktor kepemimpinan kyai mempunyai peranan sentral dalam meningkatkan semangat
personil pondok.

4. Fungsi Pengawasan (controlling)

Pengawasan atau controlling atau juga bisa disebut dengan pengendalian merupakan
bagian akhir dari fungsi manajemen. fungsi manajemen yang dikendalikan adalah
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan, dan pengendalian.
Pengawasan, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,
mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang
benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan.8

Berkaitan dengan pengawasan di pondok pesantren dapat dilakukan sejak penyusunan


rencana, pelaksanaan kegiatan, aktivitas orang-orang yang terlibat data pengelolaan di
pondok pesantren serta berbagai upaya menggerakkannya, sehingga tujuan yang ingin dicapai
dapat berhasil dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kemampuan Kyai
dalam pengawasan ini adalah untuk proses pengukuran kinerja, memperbaiki penyimpangan
dengan tindakan pembetulan. Di sini diperlukan kemampuan seorang Kyai, bagaimana Kyai
merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakkan, yang semua itu sangat terkait dengan
pengawasan terhadap setiap program yang telah ditetapkan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan sarana untuk menentukan pencapaian tujuan sesuai yang


diharapkan. Antara evaluasi, tujuan, dan proses memiliki hubungan timbal balik. Antara satu
sama lain menunjukkan ikatan mata rantai yang tidak mungkin dapat diputuskan. Paling tidak
ada 7 peranan dan tujuan dari evaluasi pesantren. Peranan dan tujuan tersebut adalah untuk :

a) Membuat kebijakan dan keputusan untuk kepentingan pengembangan pesantren


b) Menilai hasil yang dicapai oleh para santri dan para ustadz/ustadzah atau para tutor
yang ada di pesantren.
c) Menilai program kurikulum, apakah sudah tepat atau belum, relevan atau tidak, terlalu
rumit atau tidak.
d) Memberi kepercayaan kepada pesantren untuk melakukan evaluasi diri. Kalau
program ini dilakukan secara terus menerus akan dapat meningkatkan akuntabilitas
pesantren.
e) Memonitor penggunaan dana, apakah dana yang digunakan secara efektif atau tidak.
f) Untuk menilai profesionalitas guru/pembina/ustadz atau ustadzah, apakah mereka
telah memiliki kompetensi yang memadahi atau belum
g) Untuk mendapatkan masukan guna perbaikan materi dan berbagai program yang
dijalankan di pesantren.
8
Makinudin Makinudin, “MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN MEWUJUDKAN MADRASAH
UNGGUL Studi Di MTs Al Mu’awanah Kalijeruk Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap,” 2021.

5
B. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Pondok Pesantren Moderen

Tujuan dan fungsi pesantren sebagai lembaga penyebaran agama Islam adalah, agar
ditempat tersebut dan sekitar dapat dipengaruhi sedemikian rupa, sehingga yang sebelumnya
tidak atau belum pernah menerima agama Islam dapat berubah menerimanya bahkan menjadi
pemeluk-pemeluk agama Islam yang taat. Sedangkan pesantren sebagai tempat mempelajari
agama Islam adalah, karena memang aktifitas yang pertama dan utama dari sebuah pesantren
diperuntukkan mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan agama Islam. Dan fungsi-
fungsi tersebut hampir mampu mempengaruhi pada kebudayaan sekitarnya, yaitu pemeluk
Islam yang teguh bahkan banyak melahirkan ulama yang memiliki wawasan keislaman yang
Tangguh.

Sebagai lembaga Pendidikan, pesantren juga berfungsi untuk menyelenggarakan


pendidikan formal (madrasah, sekolah umum, perguruan tinggi) dan pada pendidikan non
formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat yang dipengaruhi oleh
pikiran-pikiran ulama “salafus sholih” khususnya dalam bidang fiqh, hadist, tafsir, tauhid dan
tasawuf. Pengajaran di lembaga yang ditangani oleh Kyai tersebut tertumpu pada bahan
pelajaran yang sudah baku yang berupa kitab-kitab peninggalan ulama masa lalu yang
berjalan berabad-abad secara berkesinambungan.9 Hal inilah yang menjadi ciri khas
pendidikan di pesantren sehingga transfer ilmu pengetahuan tetap terjaga dan menjadi
khazanah ilmu pengetahuan tersendiri.

Karenanya untuk mengetahui tujuan dari pada pendidikan yang diselenggarakan oleh
pesantren, maka jalan yang harus ditempuh adalah dengan pemahaman terhadap fungsi yang
dilaksanakan dan dikembangkan oleh pesantren itu sendiri baik hubungannya dengan santri
maupun dengan masyarakat sekitarnya.10

Selama kurun waktu yang panjang pendidikan dipesantren telah memberikan


sumbangsih positif karena telah berhasil membentuk peserta didiknya beriman berilmu luas,
serta beramal sejati. Dari sinilah dalam pendidikan pesantren konsep keseimbangan antara
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman dan taqwa (IMTAQ) 11 tertanam sejak
dini kepada peserta didik.
9
Muchammad Aminudin, MANAJEMEN PONDOK PESANTREN (PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023).
10
Mohammad Hasan, “Perkembangan Pendidikan Pesantren Di Indonesia,” TADRIS: Jurnal
Pendidikan Islam 10, no. 1 (2015): 55–73.
11
M Mumtani’ah, “Pembaharuan Sistem Pendidikan Di Pesantren,” Edugama 5, no. 1 (n.d.):
176–93.

6
Berdasarkan tujuan pendiriannya, pesantren hadir dilandasi sekurangkurangnya oleh
dua alasan: Pertama, pesantren dilahirkan untuk memberikan respon terhadap situasi dan
kondisi sosial suatu masyarakat yang tengah dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi moral,
melalui transformasi nilai yang ditawarkan (amar ma‟ruf dan nahy munkar). Kehadirannya
dengan demikian dapat disebut sebagai agen perubahan (agent of social changes) yang selalu
melakukan kerja-kerja pembebasan (liberation) pada masyarakat dari segala keburukan
moral, penindasan politik, dan kemiskinan ekonomi.

Kedua, salah satu tujuan didirikannya pesantren adalah untuk menyebarluaskan


informasi ajaran tentang universalitas Islam ke seluruh plosok nusantara yang berwatak
pluralis, baik dalam dimensi kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masayarakat.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pondok pesantren modern
adalah menyeimbangkan antara pengetahuan IPTEK dan IMTAQ serta menciptakan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang berakhlak mulia, bermanfaat, menyebarkan
Islam di tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam mengembangkan kepribadian yang
muhsin tidak hanya sekedar muslim.

Pondok pesantren tidak hanya menitik beratkan pendidikan hanya kepada hal-hal yang
berhubungan dengan masalah ukhrawi semata, akan tetapi juga mementingkan kepentingan
duniawi dengan anjuran yang keras bagi para santrinya untuk selalu menuntut ilmu agar di
kemudian hari dapat mandiri dan berguna bagi masyarakat luas.

C. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Moderen

Tugas pokok yang dipikul pondok pesantren selama ini pada esensinya adalah
mewujudkan manusia dan masayarakat muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. dalam kaitannya dengan ini secara lebih khusus lagi, pondok pesantren bahkan
diharapkan berfungsi lebih khusus lagi, yakni melakukan reproduksi ulama‟ dengan kualitas
keislaman keimanan, keilmuan dan akhlaknya, para santri diharapkan mampu membangun
dirinya dan msyarakat sekelilingnya.

Dalam mengahadapi tantangan tersebut pondok pesantren perlu meningkatkan


perannya, karena Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. sebagai agama yang berlaku
universal. Ini berarti ajaran Islam adalah global dan melakukan globalisasi untuk semua. Di
sinilah signifikansi peran pondok pesantren dalam pemberdayaan masyarakat (umat) perlu
ditingkatkan, tuntutan globalisasi tidak mungkin dihindari, sehingga langkah tepat yang mesti
dilakukan adalah mempersiapkan pondok pesantren untuk dapat berkompetisi di tengah
persaingan global agar tidak tertinggal dan tertindas oleh hiruk-pikuknya kemajuan zaman. 12

12
Alhadi Arka, “MODERNISASI PENDIDIKAN PESANTREN DALAM TANTANGAN GLOBALISASI,”
CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman 4, no. 1 (2023): 53–66.

7
Sistem manajemen di pondok pesantren moderen pada hakekatnya adalah totalitas
interaksi seluruh komponen atau elemen pendidikan di pondok pesantren yang bekerja sama
secara terpadu untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya yang dijiwai oleh
nilai-nilai luhur Agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan pondok pesantren yang telah
ditetapkan.13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1) Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan
dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi managere yang
13
Muhammad Husni and Abd Rohman, “MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS TAKHASSUS DI
PONDOK MODERN DARUL KHOIROT TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG,” Jurnal Studi Pesantren 3, no.
1 (2023): 1–17.

8
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja),
management (kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya.
Management diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).
2) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
3) Manajemen pesantren adalah proses pengelolaan lembaga yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan melibatkan secara optimal
konstribusi orang-orang, dana, fisik, dan sumbersumber lainnya secara efektif dan
efisien.
4) Manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam pada hakikatnya dilaksanakan
melalui kegiatan fungsi manajemen pendidikan Islam yaitu planning, organizing,
actuating, controlling yang biasa disingkat sebagai POAC.
5) Tujuan dari pondok pesantren modern adalah menyeimbangkan antara pengetahuan
IPTEK dan IMTAQ serta menciptakan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
berakhlak mulia, bermanfaat, menyebarkan Islam di tengah masyarakat dan mencintai
ilmu dalam mengembangkan kepribadian yang muhsin tidak hanya sekedar muslim.
6) Sistem manajemen di pondok pesantren moderen pada hakekatnya adalah totalitas
interaksi seluruh komponen atau elemen pendidikan di pondok pesantren yang bekerja
sama secara terpadu untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya yang
dijiwai oleh nilai-nilai luhur Agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan pondok
pesantren yang telah ditetapkan.
7) Sedangkan fungsi pesantren di era modern selain terdiri sebagai lembaga pendidikan
ilmu keaga-maan tetapi juga kini dapat berperan sebagai lembaga pendidikan formal
yang mengajarkan ilmuilmu umum untuk menjalankan fungsinya se-bagai lembaga
pendidikan (tarbi-yah).

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2022). Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren. Jurnal Al-Kifayah: Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, 1(2), 72-79.

Aminudin, M. (2023). MANAJEMEN PONDOK PESANTREN.

Arka, A. (2023). MODERNISASI PENDIDIKAN PESANTREN DALAM TANTANGAN


GLOBALISASI. CONTEMPLATE: Jurnal Ilmiah Studi Keislaman, 4(1), 53-66.

Asifudin, A. J. (2016). Manajemen pendidikan untuk pondok pesantren. Manageria: Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 355-366.

Hasan, M. (2015). Perkembangan Pendidikan Pesantren di Indonesia. TADRIS: Jurnal Pendidikan


Islam, 10(1), 55-73.

Hasibuan, M. S. (2007). Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah.

Husni, M., & Rohman, A. (2023). MANAJEMEN PESANTREN BERBASIS TAKHASSUS DI PONDOK
MODERN DARUL KHOIROT TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG. Jurnal Studi
Pesantren, 3(1), 1-17.

Mumtani’ah, M. Pembaharuan Sistem Pendidikan di Pesantren. Edugama, 5(1), 176-193.

Ulya, M. (2019). Manajemen Pondok Pesantren El-Fira Purwokerto.

Usman, H. (2022). Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4.

Zuhriyah, Z. (2016). Pelaksanaan Pendidikan Pesantren Terpadu dalam Mengembangkan Iman dan
Takwa (Imtak) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Santri di Pondok Pesantren al-
Yasini Kraton Pasuruan. Al-Makrifat: Jurnal Kajian Islam, 1(2), 45-68.

10

Anda mungkin juga menyukai