PESANTREN
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Oleh :
Maret 2016
KATA PENGANTAR
(PENYUSUN)
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Masalah …………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN PENGELOLAAN PESANTREN
A. Pengertian Sistem Manajemen Pesantren ...……...….......... 3
B. Sejarah Pesantren di Indonesia .................…….................. 5
C. Pengelolaan Sistem dalam Pendidikan Pesantren ............ 8
D. Problematika Pesantren di Era Modernitas ...... .................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem manajemen pendidikan pesantren?
2. Bagaimana sejarah pesantren di Indonesia?
3. Bagaimana pengelolaan sistem dalam pendidikan pesantren?
4. Apa saja problematika pesantren di era modernitas?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu manajemen, dan bagaimana manajemen dalam
pesantren tersebut.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pesantren di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dalam pesantren dan
manajemen yang ada di dalam pesantren.
4. Untuk mengetahui problematika yang ada dalam pesantren di era
modernitas.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, cet. 1, Ed. 1, (Jakarta: Perpustakaan
Negara, 2005), hal. 14.
2
M. Abdul Jawwad, Menjadi Manajer Sukses, cet. 1, (Jakarta: Gema Insani, 2004),
hal. 181.
3
Ibid. hal.17.
3
4
4
MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, cet. 1, (Jakarta:
Media Nusantara, 2008), hal. 17. dan A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, cet. 1, (Yogyakarta:
PT LkiS Pelangi Aksara, 2005), hal. 115.
5
M. Sulthon Masyhud dan M. Khusnurridlo, Manajemen Pondok Pesantren, cet. 1,
(Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hal. 14-15. Dan Amin Haedari dan Ishom El-Saha, Peningkatan
Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah, Cet. 3, (Jakarta:Diva Pustaka, 2008), hal. 9.
6
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. cet. 8, ed. 8, (Jakarta; LPEES, 2011),
hal. 80.
5
8
Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, (Yogyakarta: Alif press, 2004), hal.
49.
9
Abudin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 321.
7
10
DEPAG RI DIRJEN Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Jakarta: DEPAG RI, 2003), hal. 15.
11
Ibid, hal. 29.
8
semacam jaminan keunggulan out put yang siap bersaing dalam kehidupan sosial.
Dan pesantren dengan segala keunikan yang dimilikinya masih sangat diharapkan
menjadi penopang berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia yang ditandai
banyak sekarang pesantren yang ada pendidikannya berupa formal dan tentunya
nonformal juga.13
Tetapi semua sistem pendidikan mulai dari teknik pengajaran, materi
pelajaran, sarana dan prasarananya didesain berdasarkan sistem pendidikan
modern. Modifikasi pendidikan pesantren semacam ini telah di eksperimentasikan
oleh beberapa pondok pesantren seperti Darussalam (GONTOR), pesantren As-
salam (Pabelan-Surakarta), pesantren Darun Najah (Jakarta), dan pesantren al-
Amin (Madura).
Sementara itu tidak semua pesantren melakukan pengembangan
sistem pendidikannya dengan cara memperluas cangkupan wilayah garapan,
masih banyak pesantren yang masih mempertahankan sistem pendidikan
tradisional dan konvensional dengan membatasi diri pada pengajaran kitab-kitab
klasik dan pembinaan moral keagamaan.
Salah satu bagian terpenting dalam manajemen pesantren adalah
berkaitan dengan pengelolaan keuangan pesantren. Dalam pengelolaan keuangan
akan menimbulkan permasalahan yang serius apabila pengelolaanya tidak baik.
Pengelolaan keuangan pesantren yang baik sebenarnya merupakan upaya
melindungi personil pengelolaan pesantren (kyai, pengasuh, ustadz, atau
pengelola pesantren lainya) dari pandangan yang kurang baik dari luar
pesantren.14 Selama ini banyak pesantren yang tidak memisahkan antara harta
kekayaan pesantren dengan harta milik individu, walaupun disadari bahwa
pembiayaan pesantren justru lebih banyak bersumber dari kekayaan individu.
Namun dalam rangka pelaksanaan manajemen yang baik sebaiknya diadakan
pemilahan antara harta kekayaaan pesantren dengan harta milik individu, agar
13
Ainurrofiq Dawam dan Ahmad Ta‟rifin, 2008, Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren, cet. 3. (Jakarta:PT. Lista Farika Putra). hal. 18.
14
Binti Maunah, 2011, Landasan Pendidikan , cet. 1, (Yogyakarta: Teras). hal. 34.
10
15
Sholih fikr, Sistem Manajemen Pendidikan dan Pengelolaan Pondok Pesantren,
dalam http://sholihfikr.blogspot.co.id/2014/04/sistem-manajemen-pendidikan-dan.html, diunggah
pada Selasa, 04 April 2014, pukul 21:32 wib.
12
16
Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual Refleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim,
(Bandung: Mizan, 1996), hal. 73.
13
pesantren mengembangkan baik segi modal (soft skill) santri dengan cara
tukar kecakapan atau kerjasama antar pondok pesantren.
g) Minat masyarakat cukup besar terhadap pondok pesantren.
17
Nur Rohmah Hayati, makalah-manajemen-pesantren, dalam
http://nomaworld.blogspot.co.id/2015/01/makalah-manajemen-pesantren.html, diunggah pada
Kamis, 4 Januari 2015, pukul 22:35 wib.
15
18
Arwaniyah, pesantren dan tantangan zaman, dalam
http://www.arwaniyyah.com/pesantren-dan-tantangan-zaman.artikel-lepas.html, diunggah pada
selasa, 04 April 2012, pukul 13:57 wib
BAB III
KESIMPULAN
1. Sistem manajemen pendidikan pesantren adalah sarana yang bertugas sebagai perangkat
organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam
pondok pesantren.
2. Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat,
yang meliputi :
a. Pondok pesantren tradisional
b. Pondok pesantren modern
c. Pondok pesantren komprehensif
3. Manajemen pendidikan Islam itu sendiri adalah suatu proses penataan atau pengelolaan
lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya manusia muslim dan
menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.
4. Problematika baru pesantren sebagai akibat dari arus globalisasi antara lain adalah :
a. Adanya penggunaaan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat yang
memengaruhi lahirnya pola komunikasi, interaksi, sistem pelayanan public, dll.
b. Masuknya nilai-nilai budaya modern yang bercorak materialistik, hedonistik dan
sekularistik yang menjadi penyebab dekadensi moral.
c. Interdependensi (kesaling-tergantungan) antara Negara.
d. Meningkatnya tuntutan publik untuk mendapatkan perlakuan yang semakin adil,
demokratis, egaliter, cepat dan tepat yang menyebabkan terjadinya fragmentasi
politik.
e. Adanya kebijakan pasar bebas yang memasukkan pendidikan sebagai komoditas yang
diperdagangkan. Persaingan dengan output dari pendidikan asing yang menjadi salah
satu tantangan pesantren.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dawam, Ainurrofiq dan Ta‟rifin, Ahmad, 2008. Manajemen Madrasah Berbasis
Pesantren, cet. 3, Jakarta:PT. Lista Farika Putra.
Fikr, Sholih, Sistem Manajemen Pendidikan dan Pengelolaan Pondok Pesantren, dalam
http://sholihfikr.blogspot.co.id/2014/04/sistem-manajemen-pendidikan-dan.html,
diunggah pada Selasa, 04 April 2014, pukul 21:32 wib.
Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, Jakarta: Rida Mulia.
Jawwad, M. Abdul. 2004. Menjadi Manajer Sukses, cet. 1, Jakarta: Gema Insani.
Rahmat, Jalaluddin, 1996. Islam Aktual Refleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim,
Bandung: Mizan.
Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, cet. 1, Ed. 1, Jakarta: Perpustakaan
Negara.
17