Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN PESANTREN

“MAKNA MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI BAGI PENGEMBANGAN


PESANTREN”
Diajukan untuk memenuhi tugas pribadi
Mata Kuliah : Manajemen Pesantren
Dosen Pengampu: Dr. A. Saepul Bahri, M. Ag.

Disusun oleh:
Nama : Pipit Fitri Fauziah
Semester : II (dua)
NPM : 18.01.082

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


BHAKTI PERSADA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat mengerjakan
makalah ini dengan lancar dan baik. Dalam makalah yang berjudul “Makna
Manajemen dan Komunikasi bagi Pengembangan Pesantren”.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan yang terbuka kami selaku penulis makalah ini, menerima segala
saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan
baik dan lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini, dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, 14 Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Pesantren...........................................................................3
1. Pengertian Manajemen.......................................................................................3
2. Pengertian Pondok Pesantren.................................................................................3
3. Pengertian Manajemen Pesantren.......................................................................4
4. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren, meliputi:.........................................5
B. Pengertian Komunikasi..........................................................................................5
C. Pola Komunikasi yang ada di Pondok Pesantren....................................................6
1. Pola Komunikasi Internal (ke dalam).................................................................6
2. Komunikasi eksternal (ke luar)...........................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat pada era global
ini terasa sekali pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat,
khususnya dalam bidang pendidikan, sosial, dan budaya, termasuk dalam
pendidikan pesantren.
Lembaga pesantren perlu mengadakan perubahan secara terus menerus
seiring dengan perkembangannya tuntutan-tuntutan yang ada dalam masyarakat.
Pengembangan Manajemen Pesantren merupakan salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas atau mutu pesantren. Manajemen
mengawal dan memberikan arahan pada proses berjalannya sebuah lembaga
pesantren dapat terpantau. Tidak berbeda dengan lembaga pendidikan lain seperti
sekolah formal, pendidikan pesantren juga membutuhkan manajemen untuk
mengembangkan atau memajukan sebuah pesantren. Disamping sebagai lembaga
pendidikan, pesantren juga sebagai wadah pengkaderan, sehingga wajar apabila
pembentukan pola pikir santri sangat tergantung pada pola komunikasi yang
diterapkan oleh lembaga pesantren.
Komunikasi juga merupakan aktifitas manusia yang sangat penting,
komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk
dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap
badan, ungkapan minat, perhatian yang mendukung diterimanya pengertian, sikap
dan peran yang sama.
Sejalan dengan pengertian komunikasi diatas maka pola komunikasi
pesantren untuk menuju pada pembentukan santri yang potensial, diperlukan
strategi yang baik sehingga hasilnya dapat diandalkan, pengelolaan pesantren
tidak lagi bersifat tradisional tetapi lebih menuju ke arah modern dan profesional,
dan berhasil tidaknya strategi pesantren tentu tergantung pada pola komunikasi
yang dibangun oleh pengasuh, ustadz atau guru, untuk itu perlu mengkaji dan
menganalisis pola komunikasi yang diterapkan.

1
Manajemen dan komunikasi sangat penting dalam pesantren karena untuk
berjalan dengan optimalnya sebuah pesantren, berkembangnya pesantren, dan
untuk kemajuan pesantren tersebut. Pesantren yang sistem manajemennya rendah
atau bahkan tidak baik, bisa mengakibatkan mengurangnya daya guna sebuah
pesantren.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pesantren?
2. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi?
3. Bagaimana Komunikasi yang ada di Pondok Pesantren?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Manajemen Pesantren.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Komunikasi.
3. Untuk mengetahui Komunikasi apa saja yang ada di Pondok Pesantren.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pesantren
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang
dikembangkan dari kata “to manage”, yang artinya mengatur atau mengelola.
Marry Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
George R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta
sumber-sumber lain.
2. Pengertian Pondok Pesantren
Secara etimologi, pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan
‘pe’ dan akhiran ‘an’ yang berarti tempat tinggal santri. Sedangkan Ensiklopedia
Islam memberikan gambaran yang berbeda, yakni bahwa pesantren itu berasal
dari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji atau dari bahasa India “shastri” dan
kata “shastra” yang berarti buku-buku kecil, buku-buku agama atau ilmu
pengetahuan. Secara terminology pesantren merupakan sebuah pendidikan agama
islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab “Fundiq”
yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat
tinggal yang terbuat dari bambu.

3
Pesantren atau lebih dikenal dengan pondok pesantren dapat diartikan sebagai
tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan
agama kepafa kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau
kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukan
kesederhanaannya.
Menurut Mastuhu pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dari berbagai pengertian di atas, maka
dapat dipahami bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional
yang mempelajari ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dengan penekanan pada
pembentukan moral santri agar bisa mengamalkannya dengan bimbingan kiai dan
menjadikan kitab kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat
kegiatan.
3. Pengertian Manajemen Pesantren
Hamzah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan
Pesantren adalah aktivitas memadukan sumber-sumber Pendidikan Pesantren agar
terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Pesantren yang telah
ditentukan sebelum dengan kata lain manajemen pendidikan merupakan
mobilisasi segala sumberdaya Pendidikan Pesantren untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Maka manajemen Pendidikan Pesantren hakekat adalah suatu proses penataan
dan pengelolaan lembaga Pendidikan Pesantren melibatkan sumber daya manusia
dan non manusia dalam menggerakan mencapai tujuan karena ada mis-
manajemen maka manajemen yang tidak efisien adalah manajemen yang berhasik
mencapai tujuan tetapi melalui penghamburan atau pemborosan baik tenaga waktu
maupun biaya.
Salah satu bagian terpenting dalam manajemen pesantren adalah berkaitan
dengan pengelolaan keuangan pesantren. Dalam pengelolaan keuangan akan
menimbulkan permasalahan yang serius apabila pengelolaannya tidak baik.
Pengelolaan keuangan pesanren yang baik sebenarnya merupakan upaya

4
melindungi personil penglolaan pesantren (kyai, pengasuh, ustadz, atau pengelola
pesantren lainnya) dari pandangan yang kurang baik dari luar pesantren. Selama
ini banyak pesantren yang tidak memisahkan antara harta kekayaan pesantren
dengan harta milik individu, walaupun disadari bahwa pembiayaan pesantren
justru lebih banyak bersumber dari kekayaan individu. Namun dalam rangka
pelaksanaan manajemen yang baik sebaiknya diadakan pemilahan antara harta
kekayaan pesantren dengan harta milik individu, agar kelemahan dan kekurangan
pesantren dapat diketahui secara transparan oleh pihak-pihak lain, termasuk orang
tua santri.
4. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren, meliputi:
a. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren
Pada awalnya adalah hanya pengajaran yang simple tidak ada kurikulum
tidak seperti sekarang ini. Sebenarnya pembelajaran yang diberikan dalam pondok
pesantren sudah menggunakan kurikulum tertentu yang lama yaitu sistem
pengajaran tuntas kitab, dalam hal ini kyai bebas untuk membacakan kitabnya.
b. Sistem Pengajaran
Sistem pengajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk
menyampaikan tujuan. Pondok pesantren secara agak seragam menerapkan sistem
pengajaran yang sering kita kenal yaitu: sorogan, bandungan, hafalan dan masih
banyak lainnya. Akan tetapi konsep keilmuan lebih menekankan pada rasionalitas
seperti yang menjadi dasar pendidikan modern.
c. Sistem Pembiayaan
Pondok pesantren sebagai lembaga non formal juga sebagai lembaga sosial
keagamaan. Dan perjalanannya, pembiayaan dalam bidang pendidikan pesantren
bisa didapat dari imbal swadaya pemerintah, yaitu Depag, Link Depag, Instansi
Daerah maupun dari lainnya. Karena kepedulian pesantren ini dilandasi dengan
keikutsertaan pemerintah dalam memajukan pondok pesantren dengan
karakternya yang khas.
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Pengertian itu jelaslah komuniasi melibatkan sejumlah orang,

5
dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu komunikasi yang dimaksudkan disini
adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication yang
seringkali pula disebut, komunikasi sosial atau social communication.
Komunikasi terbentuk paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan
komunikasi sebagai penjalinnya.
Pengertian komunikasi secara umum adalah proses penyampaian suatu
pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi
dari hubungan sosial. Komunikasi dalam pengertian ini sering terlihat pada
perjumpaan dua orang. Mereka saling memberikan salam, bertanya tentang
kesehatan, lembaga dan sebagainya.
C. Pola Komunikasi yang ada di Pondok Pesantren
1. Pola Komunikasi Internal (ke dalam)
Pola komunikasi ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Komunikasi Vertikal
Pola komunikasi yang ditetapkan ini adalah komunikasi dari pimpinan
pondok pesantren atau kyai kepada bawahan atau santrinya dan dari santri kepada
kyai secara timbal balik. Dalam komunikasi vertical, pimpinan/kyai mrmberikan
intruksi-intruksi, petunjuk, penjelasan, informasi, dan lain-lain kepada santrinya,
maka dari itu santri memberikan laporan-laporan, saran, pengaduan, pertanyaan
dan sebagainya kepada kyai.
Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut sangat penting sekali,
karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi
tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi vertical dapat dilakukan secara
langsung antara pimpinan/kyai dengan seluruh santrinya. Komunikasi vertical
yang lancer, terbuka dan saling mengisi merupakan pencerminan kepemimpinan
yang demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik diantara jenis-jenis
kepemimpinan lainnya. Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan
manusia dengan manusia.
b. Komunikasi horizontal

6
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara ustadz
dengan ustadz lain, sampai jajaran kebawahnya (pengurus/pengasuh), dan
sebaliknya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal,
mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang belajar,
melainkan pada saaat istirahat, sedang makan, atau bekerja bakti. Dalam situasi
komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar.
Dalam komunikasi horizontal dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni:
a) Komunikasi personal
Komunikasi personal ialah komunikasi antara dua orang dan dapat
berlangsung dengan dua cara yaitu:
1) Komunikasi tatap muka
Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialogis dengan menatap
sehingga terjadi kontak pribadi antara kyai pengurus atau pengasuh dengan
santrinya. Seperti yang biasa kita ketahui bahwa kehidupan di dalam pondok
pesantren kebanyakan baik dalam sikap maupun perilaku adalah sebisa mungkin
selalu sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Di pondok pesantren juga seharusnya
tidak jauh dengan keadaan yang demikian. Adanya komunikasi personal antara
pengasuh, pengurus, dan santri, bagaimana sikap santri terhadap pengasuh dan
keluarga ndalem, sikap santri terhadap para pengurus atau ustadz ustadzah secara
tradisi santri memang harus bersikap homat dan ngawulo (nunduk) terhadap guru
dan keturunannya.
Hal ini menunjukan bahwa tutur kata dan perilaku para santri memang diatur
sedemikian rupa seperti yang diungkap dalam kitab Ta’limul Muta’lim tersebut.
Antara santri dan pengasuh terdapat sekat atau batasan dalam hal bertutur kata,
perilaku,cara duduk dan berjalan, dan lain sebagainya. Dan apabila tidak ada sikap
ngawulo atau ngabdi kepada guru maka boleh jadi ilmu yang sudah diperoleh dari
guru tersebut tidak akan manfaat.
Komunikasi personal sangat berpengaruh pada kehidupan mereka sehari-hari
baik antara pengasuh dan santri, pengasuh dan pengurus, pengurus dan santri, juga
antara santri dan santri. Karena aktifitas komunikasi seperti ini lebih cepat
berjalan dengan efektif dan terjadi secara langsung.

7
2) Komunikasi bermedia
Komunikasi personal bermedia adalah komunikasi yang menggunakan alat
komunikasi, di pondok pesantren sekarang ini sudah tidak mengandalkan
komunikasi secara face to face saja, tetapi sudah menggunakan alat komunikasi
yang modern, karena cara berkomunikasi pada era ini sudah lebih instan dan
mudah maka dari itulah pondok pesantren juga menggunakan alat sebagai sarana
komunikasi seperti telepon atau computer dalam berkomunikasi.
b) Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi dengan kelompok orang dalam
situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil dapat juga besar, dalam komunikasi
kelompok ini pondok pesantren juga tidak terlepas dari komunikasi kelompok,
karena pondok pesantren bisa dikatakan sebuah unit atau kelompok yang selalu
membutuhkan komunikasi sebagai penjalinnya dengan orang didalam pondok
pesantren maupun di luar pondok pesantren. Dalam pola komunikasi internal (ke
dalam) pondok pesantren, komunikasi antara pimpinan pondok pesantren untuk
meningkatkan hubungan emosional yang terjadi antara santri, ustadz-ustadz dan
pimpinan ponpes seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam keadaan komunikasi
internal ada komunikasi vertical dan horizontal yang melatar belakangi terjadinya
komunikasi yang efektif antara santri, pengasuh, pengurus, ustadz-ustadz dan
pimpinan pondok pesantren, sehingga pengetahuan santri pada masyarakat baik di
bidang ilmu agama dengan ilmu lainnya dengan kata lain (pembinanan diri
sendiri) tentang tauhid yang sesungguhnya berdasarjan qur’an dan hadist,
sehingga setelah keluar dari pondok pesantren dan terjun di masyarakat umum
dapat diandalkan dalam memainkan peran sebagai santri dalam menanamkan ilmu
agama dan pengetahuan umum yang baik dan benar di tengah masyarakat, baik
yang bersifat formal maupun non formal.
2. Komunikasi eksternal (ke luar)
Di sini pola komunikasi eksternal pondok pesantren yaitu membentuk forum-
forum Mudzakarah atau pengajian untuk tingkat dewasa dalam meningkatkan
pengetahuan ilmu agama. Tempat pengajian untuk tingkat dewasa ini dilakukan di
rumah-rumah sekitar atau di dalam pondok. Dalam forum mudzakarah ini suasana

8
pengajiannya sangat bagus sekali dan bisa dikatakan komunikator atau ustadz
dengan jama’ahnya jadi bukan hanya pembicaranya saja yang aktif
berkomunikasi, tetapi di sini terjadi Tanya jawab, memberikan komentar dan
pendapat dalam menyampaikan pesan-pesan tentang kajian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain.
2. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari
ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dengan penekanan pada pembentukan moral
santri agar bisa mengamalkannya dengan bimbingan kiai dan menjadikan
kitab kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat kegiatan
3. Manajemen Pondok Pesantren adalah suatu proses penataan dan pengelolaan
lembaga Pendidikan Pesantren melibatkan sumber daya manusia dan non
manusia dalam menggerakan mencapai tujuan karena ada mis-manajemen
maka manajemen yang tidak efisien adalah manajemen yang berhasik
mencapai tujuan tetapi melalui penghamburan atau pemborosan baik tenaga
waktu maupun biaya.
4. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.
5. Pola komunikasi di pondok pesantren terdiri dari komunikasi internal dan
komunikasi eksternal.
B. Saran
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini, semoga apa yang telah diberikan menjadi
sebuah ilmu serta amal baik bagi kita. Seterusnya, mungkin dalam pembuatan
makalah ini baik dari penyusunan serta penjelasannya masih kurang, untuk itu

9
kami meminta saran serta kritikannya supaya kami dapat membuat makalah yang
lebih baik untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Manullang, M. 1996. Dasar – dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia.
YAPPI, MU. 2008. Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta:
Media Nusantara.
http://ziatin.blogspot.com/
http://melindabiebs.blogspot.com/2017/03/makalah-manajemen-pesantren.html

10

Anda mungkin juga menyukai