Proposal Skripsi
Oleh:
GUSTI MAULANA SUPRIYADI
NIM 14504244016
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh:
telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan
Yogyakarta, .............................................
Mengetahui, Disetujui,
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
MANAJEMEN PESERTA DIDIK ........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
iii
E. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 80
BAB III METODE PENELITIAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Standar Nasional Pendidikan mempunyai kriteria minimum yang seharusnya
dipenuhi oleh setiap penyelenggara pendidikan. Standar Nasional Pendidikan
tersebut meliputi: (1) Standar Kompetensi Lulusan; (2) Standar Isi; (3)
Standar Proses; (4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan; (5)
Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar Pengelolaan; (7) Standar
Pembiayaan Pendidikan; dan (8) Standar Penilaian Pendidikan. Akhir-akhir
ini pendidikan di Indonesia mengalami suatu pembaharuan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional di dalam lampiran penjelasan mengemukakan bahwa
pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui
visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan
nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi
pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa
secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka
mewujudkan masyarakat belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan
untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konstelasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan dapat diperoleh di mana saja dan kapan saja, seperti di
keluarga yang disebut pendidikan informal, di sekolah yang disebut
2
pendidikan formal, dan di lingkungan masyarakat yang disebut pendidikan
non formal. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab 1, pasal 11, pasal 12, dan
pasal 13 menjelaskan tentang pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dan
pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Sekolah merupakan tempat untuk melaksanakan pendidikan secara
formal. Pada zaman modern seperti sekarang ini, peran sekolah menjadi
sangat penting dalam mencetak generasi muda yang memiliki kepribadian
yang baik dan kompetensi yang mampu bersaing secara global. Selain itu
peran lain dari sekolah adalah mencetak lulusan yang siap melakukan proses
pembangunan di masyarakat. Sedangkan pembangunan di Indonesia sendiri
lebih menekankan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Dan
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
adalah melalui pendidikan, yang di mana salah satunya didapatkan di sekolah.
Hal ini merupakan kesinambungan dan saling berkaitan satu sama lain.
Melalui pendidikan diharapkan peserta didik nantinya menjadi masyarakat
yang mempunyai kemampuan akademik yang baik, sikap profesional dan
kepemimpinan, serta kemampuan kompetensi yang mumpuni sehingga dapat
melaksanakan pembangunan di Indonesia.
Untuk melaksanakan pendidikan formal yang berbentuk persekolahan
tidak terlepas dari adanya pengelolaan sekolah di dalamnya. Pengelolaan
sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara
optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Pengaturan yang
dilakukan yaitu mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi. Rangkaian pengaturan tersebut diterapkan pada
semua bidang garapan manajemen sekolah. Pengelolaan sekolah meliputi
beberapa bidang garapan, yaitu manajemen kurikulum, manajemen peserta
3
didik, manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, manajemen tata laksana sekolah, manajemen
pembiayaan, pengorganisasian sekolah, serta hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Salah satu jenjang pendidikan formal yaitu pendidikan menengah.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang
pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk
siap bekerja. Jadi, selain fokus kepada mata pelajaran adaptif dan normatif,
sekolah menengah kejuruan juga fokus kepada mata pelajaran produktif
sesuai kompetensi yang diminati oleh peserta didik. Sehingga diharapakan
peserta didik nantinya mengusai setiap kompetensi-kompetensi yang
diharapkan oleh dunia usaha atau dunia industri, dan dapat bekerja pada
bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni.
Maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistem pendidikan nasional
seharusnya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu
memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan
dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang
seiring berjalan waktu. Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada
masukan dan sejumlah variabel dalam proses pendidikan. Salah satu variabel
dalam proses pendidikan yang menentukan ketercapaian tujuan SMK adalah
kerja sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi.
Semakin erat hubungan antara SMK dengan dunia pendidikan tinggi,
logikanya semakin baik kualitas tamatannya, yang berarti kualitas tamatan
dapat ditingkatkan karena di dunia pendidikan tinggi, ilmu dan teknologi akan
berkembang.
SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan swasta yang terdapat di provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta terbagi 2 wilayah, yaitu
wilayah pusat dan wilayah bengkel. Wilayah pusat SMK Tamansiswa Jetis
Yogyakarta terletak di jalan Pakuningratan No. 34 A, Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta. Dan untuk wilayah bengkel terletak di jalan Bintaran Wetan,
4
Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta. SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta
memiliki 4 jurusan yang semuanya berakreditasi A, yaitu jurusan Teknik
Kendaraan Ringan, Teknik Instalasi dan Tenaga Listrik, Teknik Komputer
Jaringan, dan Multimedia. Di mana pada tahun ajaran 2018/2019 besuk akan
dibuka jurusan baru yang serumpun dengan Teknik Kendaraan Ringan, yaitu
jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor. SMK Tamansiswa
Data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengenai peringkat SMK di Yogyakarta yang diambil berdasarkan nilai Ujian
Nasional (UN) tahun 2017, menunjukkan bahwa SMK Tamansiswa Jetis
Yogyakarta di daftar SMK swasta berada pada peringkat 20 dari 23 SMK
swasta di kota Yogyakarta dengan jumlah peserta didik 138 dan rerata 50,96,
yang mana peringkat ini turun satu peringkat dari tahun 2016. Berikut daftar
peringkat SMK swasta se-kota Yogyakarta dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Tabel 01. Peringkat SMK Swasta Terbaik Kota Yogyakarta Tahun 2017
Tahun 2017 Tahun 2016
Sekolah Jumlah
Rank Rerata Rank Retata
Siswa
SMK Indonesia 1 179 77.08 1 79.10
SMK Cipta Bhakti Husada 2 99 65.04 2 67.36
SMK Bopkri 1 3 60 61.25 3 61.08
SMK Insan Mulia 4 54 59.90 6 59.40
SMK Muhammadiyah 1 5 137 57.33 7 59.29
SMK Marsudi Luhur I 6 54 56.51 8 57.19
SMK Koperasi 7 121 56.00 4 59.84
SMK Muhammadiyah 2 8 70 55.82 11 55.99
SMK Bopkri 2 9 31 55.80 9 56.40
SMK Perkebunan Mm 52 10 53 55.21 15 53.82
SMK Piri 2 11 15 54.43 12 55.46
SMK Perindustrian 12 66 54.37 14 54.23
SMK Berbudi 13 16 54.29 18 52.45
SMK Piri 1 14 158 54.19 16 53.68
SMK Muhammadiyah 3 15 404 54.08 13 54.54
SMK Muhammadiyah 4 16 30 53.93 5 59.41
5
SMK Piri 3 17 43 53.39 10 56.03
SMK Ibu Pawiyatan
18 10 51.81 21 49.73
Tamansiswa
SMK Ma’arif 1 19 39 51.03 17 52.67
SMK Tamansiswa 20 138 50.96 19 52.08
SMK Islam 21 12 47.30 20 51.47
SMK Pembangunan 22 23 45.68 22 46.39
SMK Panca Sakti 23 4 45.60 23 45.69
Tabel 02. Peringkat SMK Negeri dan SMK Swasta Terbaik Kota Yogyakarta
Tahun 2017
6
SMK Koperasi 15 121 56.00 12 59.84
SMK Muhammadiyah 2 16 70 55.82 19 55.99
SMK Bopkri 2 17 31 55.80 17 56.40
SMK Perkebunan Mm 52 18 53 55.21 23 53.82
SMK Piri 2 19 15 54.43 20 55.46
SMK Perindustrian 20 66 54.37 22 54.23
SMK Berbudi 21 16 54.29 26 52.45
SMK Piri 1 22 158 54.19 24 53.68
SMK Muhammadiyah 3 23 404 54.08 21 54.54
SMK Muhammadiyah 4 24 30 53.93 13 59.41
SMK Piri 3 25 43 53.39 18 56.03
SMK Ibu Pawiyatan
26 10 51.81 29 49.73
Tamansiswa
SMK Ma’arif 1 27 39 51.03 25 52.67
SMK Tamansiswa 28 138 50.96 27 52.08
SMK Islam 29 12 47.30 28 51.47
SMK Pembangunan 30 23 45.68 30 46.39
SMK Panca Sakti 31 4 45.60 31 45.69
Dari kedua data di atas, selama dua tahun terakhir ini, peringkat SMK
Tamansiswa di antara sekolah swasta di Yogyakarta selalu berada di posisi
bawah. Dan yang perlu menjadi sorotan adalah penuruan rerata dari tahun 2016
sebesar 52.08 dan tahun 2017 turun menjadi 50.96. Kondisi ini cukup
memprihatinkan jika terus terjadi seperti ini, pihak sekolah bersama-sama
dengan orang tua peserta didik perlu melakukan evaluasi dan cara untuk
meningkatkan prestasi SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta melalui peserta
didiknya. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta tergolong rendah. Apabila hal ini terus terjadi,
maka setiap tahun hasil belajar peserta didik akan semakin rendah, sehingga
peringkatnya akan terus menurun, dan akan membuat masyarakat tidak
percaya kembali dengan SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta sehingga
nantinya tidak akan ada peserta didik yang mendaftar di SMK tersebut.
Beberapa permasalahan di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta bukan
hanya terletak pada prestasi belajar peserta didik yang rendah, melainkan
7
terdapat beberapa sumber permasalahan yang terdapat di SMK Tamansiswa
Jetis Yogyakarta ini. Salah satunya adalah kondisi sarana dan prasarana di
SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta. Sarana dan prasarana di SMK
Tamansiswa tergolong tidak memadai untuk peserta didik dan proses
pembelajaran. Dilihat dari hal yang sederhana saja, seperti tempat atau lahan
parkir kendaraan bermotor yang tidak mencukupi untuk menampung
kendaraan bermotor dari peserta didik, guru pamong, maupun staf dari SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta ditambah dengan SMA Taman Madya Jetis
Yogyakarta, yang mana posisi SMK dan SMA yang berada di satu gedung.
Sehingga dengan demikian, kendaraan bermotor terpaksa diparkirkan di
lapangan sekolah yang seharusnya tempat tersebut digunakan untuk proses
upacara bendera setiap hari Senin atau hari besar lainnya. Selain itu, kendaraan
bermotor juga diparkirkan di teras-teras sekolah, depan ruang guru, depan lab
komputer, dan bahkan di sepanjang jalan raya Pakuningratan. Hal ini
karenakan lahan parkir yang tidak mencukupi untuk menampung semua
kendaraan bermotor peserta didik, guru pamong, dan staf SMK dan SMA.
Dampak yang terjadi akibat permasalahan ini adalah terganggunya proses
pembelajaran di kelas dan mengurangi kefokusan peserta didik dalam
memahami materi pelajaran, karena jika terdapat kelas yang sudah selesai
dengan proses pembelajaran dan peserta didik akan pulang ke rumah, maka
akan menimbulkan suara berisik dan gaduh dari suara kendaraan bermotor
yang dinyalakan serta dijalankan.
Selain itu, kondisi sarana dan prasarana yang dirasa kurang memadai
adalah sarana dan prasarana praktik setiap jurusan yang terdapat di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta. Pada proses pembelajaran praktik, terdapat
sarana dan prasarana yang tidak berfungsi atau berjalan dengan baik, terdapat
juga sarana dan prasarana yang memang tidak dimiliki oleh jurusan tersebut
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Masalah sarana dan prasarana yang
tampak nyata terdapat di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta, yaitu tidak
tersedianya Unit Kesehatan Siswa (UKS) dan lapangan olahraga sebagai
tempat istirahat. Padahal fungsi dari UKS ini sangat penting berada di SMK,
8
karena proses pembelajaran yang berhubungan dengan praktik yang mungkin
dapat terjadi kecelakaan kerja ketika proses pembelajaran praktik berlangsung,
sehingga dengan terdapatnya ruang UKS maka dapat dilakukan penanganan
sederhana kepada peserta didik yang mengalami kecelakaan kerja. Selain itu
lapangan olahraga yang tidak tersedia, menyebabkan pihak sekolah harus
mencari lapangan yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran olahraga
bagi peserta didik. Sehingga peserta didik harus menggunakan kendaraan
bermotor untuk menuju ke lapangan olahraga yang jaraknya cukup jauh dari
sekolah. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terganggu ketika
pembelajaran olahraga selesai, peserta didik membutuhkan banyak waktu
untuk kembali ke sekolah dan siap mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar
Nasional Pendidikan pada pasal 1 ayat (9) menjelaskan bahwa setiap satuan
pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah,
tempat berkreasi, tempat bermain, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Jika
dilihat peraturan pemerintah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
sarana dan prasarana SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta kurang memadai
untuk pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut.
1. Sebagai sekolah kejuruan yang terdapat mata pelajaran produktif dan
kegiatan praktik untuk menunjang pemahaman mata pelajaran produktif,
maka diperlukan sarana dan prasarana praktik yang lengkap sesuai dengan
standar sarana dan prasarana setiap jurusan. Akan tetapi, kondisi sarana
dan prasarana sekolah kurang memadai untuk melaksanakan proses
9
pembelajaran. Sehingga akan berdampak peserta didik tidak dapat
melakukan praktik sesuai dengan kompetensi dasar. Oleh sebab itu, perlu
adanya sarana dan prasarana praktik yang memadai untuk setiap
kompetensi dasar.
2. Proses pembelajaran yang berhasil adalah ketika peserta didik memahami
materi yang disampaikan dan hasil belajarnya baik atau meningkat. Akan
tetapi di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta ini, hasil belajar peserta didik
tergolong rendah bahkan menurun dari tahun sebelumnya, bahkan nilai
UTS dan UAS banyak yang di bawah KKM. Hal ini akan berdampak
kepada kenaikan peserta didik dan masa depan peserta didik. Sehingga
perlu adanya perbaikan dari segi guru pamong dan dari segi peserta didik
dalam proses pembelajaran, seperti metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, atau materi pelajaran.
3. SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta merupakan sekolah kejuruan yang
menerapkan Sistem Among di dalam proses pembelajaran, yang mana
sistem ini lebih menekankan terhadap perubahan pribadi, karakter, sifat,
sikap, watak, perilaku peserta didik yang lebih baik. Akan tetapi, di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta ini, perilaku, sikap, sifat, dan watak peserta
didik yang kurang baik terhadap sesama teman atau bahkan antara guru
pamong, serta banyak peserta didik yang melanggar tata tertib yang ada.
Sehingga kerap sekali timbul permasalahan pada peserta didik. Hal ini
akan berakibat pada reputasi peserta didik dan reputasi sekolah. Sehingga
perlu adanya tindak tegas dari semua guru-guru pamong dalam hal
mendisiplinkan peserta didik.
4. Manajemen peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan
diperlukan oleh sekolah, terutama juga oleh SMK Tamansiswa Jetis
Yogyakarta. Namun, penerapan manajemen peserta didik masih belum
terlalu maksimal. Hal ini berdampak langsung pada peserta didik, banyak
peserta didik yang bebas melakukan apapun di sekolah tanpa melihat
aturan yang ada, dan tanpa teguran dari guru pamong. Oleh sebab itu,
10
perlu adanya perbaikan pada sistem manajemen peserta didik agar
nantinya memiliki pribadi dan karakter yang baik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas dan agar
penelitian ini lebih dapat fokus, maka peneliti membatasi dan menfokuskan
permasalahan peneliti pada manajemen peserta didik yang meliputi kegiatan
proses perencanaan peserta didik baru, sistem penerimaan peserta didik baru,
pelaksanaan orientasi peserta didik baru, penempatan dan pengelompokan
kelas peserta didik, pencatatan dan pelaporan kehadiran peserta didik,
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peserta didik, evaluasi hasil
belajar peserta didik, mutasi peserta didik, serta kelulusan dan alumni. Yang
mana setiap kegiatan dari manajemen peserta didik ditelusuri mulai dari
perencanaannya, pelaksanaannya, evaluasi dari pelaksanaannya, dan tindak
lanjut dari hasil evaluasinya. Karena dengan meneliti tentang manajemen
peserta didik, maka seluruh aspek permasalahan yang telah dipaparkan di
indentifikasi masalah juga dapat dibahas secara mendalam, karena di dalam
manajemen peserta didik ini akan membahas mulai dari perencanaan peserta
didik baru sampai dengan kelulusan peserta didik, yang mana di dalamnya
juga terdapat pembinaan dan pengembangan peserta didik untuk membentuk
karakter, watak, sifat, kepribadian peserta didik, dan juga terdapat evaluasi
hasil belajar peserta didik guna mengetahui sejauh mana kemampuan dari
peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
batasan masalah di atas, maka permsalahan dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana perencanaan manajemen peserta didik di SMK Tamansiswa
Jetis Yogyakarta ?
2. Bagaimana pelaksanaan manajemen peserta didik di SMK Tamansiswa
Jetis Yogyakarta ?
11
3. Bagaimana evaluasi dari hasil pelaksanaan manajemen peserta didik di
SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta ?
4. Bagaimana tindak lanjut dari evaluasi manajemen peserta didik di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perencanaan manajemen peserta didik di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen peserta didik di SMK
Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui evaluasi dari hasil pelaksanaan manajemen peserta
didik di SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
4. Untuk mengetahui tindak lanjut dari evaluasi manajemen peserta didik di
SMK Tamansiswa Jetis Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang
pengelolaan sekolah yang berfokus pada manajemen peserta didik yang
dilakukan di sekolah kejuruan swasta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini sebagai masukan untuk meningkatkan kemampuan
mengelola sekolah dalam melaksanakan manajemen peserta didik.
Penelitian ini juga dapat menambah wawasan bagi kepala sekolah ataupun
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tentang manajemen
peserta didik, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
memperbaiki pengelolaan sekolah yang sebelumnya telah dilakukan
mengenai manajemen peserta didik.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
13
umum, mencerdaskan kehidupan bangsan, perdamaian abadi, dan
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama
14
Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional, termasuk juga dengan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
15
organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi
Menurut Koontz dan Cyril O'Donel (Suwardi dan Daryanto, 2017: 98)
efisien.
16
pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dilakukan secara
ditetapkan bersama-sama.
Pendidikan.
adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
didik adalah seorang yang sedang ingin mengetahui sesuatu hal yang
17
terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang
jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu yang selalu ingin
peserta didik mulai dari saat peserta didik masuk sekolah hingga
18
Menurut Mulyono (Badrudin, 2014: 23) manajemen peserta didik
19
Dari berbagai pendapat di atas mengenai manajemen peserta
tersebut.
20
kegiatan peserta didik tersebut dapat menunjang proses belajar
yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga
manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: (Ali Imron, 2011: 12)
Dari tujuan umum dan tujuan khusus di atas, maka terdapat tiga
21
Selain tujuan manajemen peserta didik, terdapat juga fungsi dari
tidak dipedomani lagi, maka akan hal itu bukanlah suatu prinsip.
22
rangka memanajemen peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di
2011: 13-14)
23
pelayanan peserta didik yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai
a. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ini lebih menitikberatkan pada
segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan,
sehingga peserta didik diharapkan banyak memenuhi
tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di
24
tempat peserta didik tersebut berada. Wujud pendekatan
kuantitatif ini dalam manajemen peserta didik secara
operasional adalah: 1) mengharuskan kehadiran secara mutlak
bagi peserta didik di sekolah; 2) memperketat presensi; 3)
penuntutan disiplin yang tinggi; 4) menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya.
b. Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif ini yaitu pendekatan yang lebih
menitikberatkan pada memberikan perhatian untuk
kesejahteraan peserta didik, dengan begitu peserta didik akan
senang dan sejahtera sehingga dapat belajar dengan baik dan
senang mengembangkan diri mereka sendiri di sekolah.
Pendidikan ini menekankan penyediaan iklim yang kondusif
dan menyenangkan bagi peserta didik.
c. Pendekatan padu
Pendekatan padu merupakan penggabungan dari
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pada pendekatan padu ini,
peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan
birokratik dan administratif sekolah tetapi juga dari sekolah
menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraannya. Misalnya peserta didik
diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, tetapi selain
itu peserta didik juga disediakan iklim yang kondusif dan
menyenangkan umtuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
25
d. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah.
Termasuk di dalamnya adalah peserta didik yang membolos,
datang terlambat, dan meninggalkan sekolah sebelum waktunya.
e. Mengatur pengelompokan peserta didik, baik yang berdasarkan
pada fungsi persamaan, maupun berdasarkan pada fungsi
perbedaan. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar, bimbingan dan
penyuluhan untuk kepentingan promosi peserta didik.
f. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik.
g. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
h. Mengatur kode etik, pengadilan, dan peningkatan kedisiplinan
pada peserta didik.
didik mencakup:
26
b. Sistem penerimaan peserta didik baru
c. Orientasi
3 Pengelompokan a. Kelas
peserta didik b. Bidang studi
c. Spesialisasi
d. Sistem kredit
e. Kemampuan
f. Minat
4 Kehadiran peserta a. Rekap kehadiran
didik b. Faktor-faktor penyebab ketidakhadiran
c. Sumber-sumber penyebab
ketidakhadiran
5 Pembinaan disiplin a. Pengertian disiplin
peserta didik b. Konsepsi disiplin kelas
c. Teknik pembinaan disiplin kelas
6 Kenaikan kelas dan a. Pendataan nilai peserta didik lengkap
penjurusan dan objektif
b. Pendayagunaan fungsi dan peranan
Bimbingan dan Penyuluhan (BP)
7 Perpindahan peserta a. Perpindahan peserta didik dari suatu
didik sekolah ke sekolah lain yang sejenis
b. Perpindahan peserta didik dari suatu
jenis program ke program lain
8 Kelulusan dan a. Kelulusan
alumni b. Alumni
9 Kegiatan a. Kegiatan ekstrakulikuler
ekstrakulikuler b. Kegiatan kokurikuler
10 Tata laksana a. Pengertian tata laksana
manajemen peserta b. Manfaat tata laksana
didik c. Macam/ jenis tata laksana
11 Peranan kepala a. Pengarah
sekolah dalam b. Pengawas dan pengendali
manajemen peserta c. Pengambil keputusan
didik
bersambung
sambungan
No Ruang Lingkup Uraian Kegiatan
12 Mengatur layanan a. Layanan bimbingan akademis dan
peserta didik administratif
b. Layanan bimbingan dan konseling
peserta didik
c. Layanan kesehatan (fisik dan mental)
d. Layanan kafetaria
e. Layanan koperasi
27
f. Layanan perpustakaan
g. Layanan laboratorium
h. Layanan asrama
i. Layanan transportasi
28
yaitu penetapan peserta didik yang dibutuhkan oleh lembaga
29
sekolah, walaupun setiap peserta didik baru mempunyai
yang ditentukan.
30
Sistem promosi adalah penerimaan peserta didik
31
yang tertinggi hingga terendah sesuai standar dan daya
pihak sekolah.
diterima.
32
Sedangkan yang belum mampu menyelesaikan soal-soal
33
3) Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
2011: 45-46)
34
untuk peserta didik baru yang nilainya berada di atas
35
pengiriman pemasangan, pendaftaran peserta didik baru,
36
peserta didik baru dari lingkungan sekolah yang lama ke
dengan sebelumnya.
37
b) Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik
lingkungan fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
c) Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat
penting bagi peserta didik dalam hubungannya
dengan:
(1) Pemanfaatan sebaik mungkin terhadap layanan
yang dapat diberikan oleh sekolah.
(2) Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara
optimal.
d) Menyiapkan peserta didik baru secara fisik, mental,
dan emosional agar siap menghadapi lingkungan
sekolah baru dan siap dalam proses pembelajaran.
38
lingkungan sosial sekolah, maka pada pekan orientasi ini
didik di sekolah.
(Pembagian Kelas)
ada pada peserta didik baru, seperti jenis kelamin atau umur,
39
Menurut William A. Jeager (Badrudin,2014: 40)
40
Menengah seperti SMP, SMA, ataupun SMK. Untuk Sekolah
41
atau meninggalkan sekolah. Peralatan dan perlengkapan yang
2) Buku Klapper
3) Daftar Presensi
42
Daftar presensi adalah daftar yang digunakan untuk
dikontrol.
43
ada peserta didik pindahan dan ada pula peserta didik
yang keluar.
6) Daftar Nilai
7) Buku Leger
8) Buku Rapor
2014: 45).
44
9) Tata Tertib Sekolah
terdiri dari tata tertib peserta didik, tata tertib guru, dan tata
45
mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di
diketahui oleh orang tua/ wali peserta didik. Hal ini sangat
dari sekolah.
46
peserta didik yang bersangkutan memang disuruh untuk
menjaga rumah sehingga tidak perlu bersekolah.
2) Terdapat kegiatan keagamaan di rumah sehingga
menyebabkan peserta didik tidak hadir di sekolah.
3) Terdapat persoalan atau permasalahan di lingkungan
keluarga, seperti pertengkaran antara ayah dan ibu yang
mempengaruhi jiwa peserta didik sehingga tidak hadir di
sekolah.
4) Terdapat kegiatan darurat di rumah, sehingga memaksa
peserta didik untuk turut menyelesaikan sesegera
mungkin.
5) Terdapat keluarga yang pindah rumah, yang menjadikan
peserta didik untuk turut serta membantu atau
menghadirinya.
6) Terdapat musibah kematian dari keluarga peserta didik.
7) Letak rumah yang jauh dari sekolah, sehingga peserta
didik merasa malas untuk berangkat ke sekolah.
8) Terdapat anggota keluarga yang sakit atau dirawat di
rumah sakit.
9) Tidak memiliki seragam sekolah sehingga peserta didik
enggan untuk ke sekolah.
10) Kekurangan makanan yang sehat, yang terjadi di
daerah-daerah kantong kemiskinan, sehingga peserta
didik memilih untuk bekerja daripada bersekolah dengan
tujuan untuk membantu kedua orang tua.
11) Pergi berlibur bersama orang tua atau keluarga, yang
mana hari libur orang tua bertepatan dengan hari aktif
sekolah, sehingga menyebabkan peserta didik untuk ikut
berlibur dan tidak hadir di sekolah.
2011: 87).
47
2) Moral atau sikap peserta didik yang bersangkutan tidak
baik.
3) Terjadi perkelahian antar peserta didik.
4) Sakit yang tidak diketahui kapan sembuhnya.
5) Anggota kelompok atau temen-teman peserta didik
yang memang sering tidak hadir di sekolah.
6) Peserta didik yang bersangkutan memang suka
membolos.
7) Prestasi peserta didik yang lemah.
48
4) Adanya pemogokan massal yang umumnya dilakukan
sebagai bentuk solidaritas.
5) Adanya peperangan atau konflik yang terjadi di
lingkungan masyarakat, sehingga demi keamanan
peserta didik tidak hadir di sekolah.
sekolah.
orang tua atau wali peserta didik agar orang tua atau wali
(Ali Imron, 2011: 89). Selain itu, peserta didik yang datang
49
masuk akal mengapa terlambat, serta perlu diberikan sanksi
lagi.
50
memperhatikan sumber-sumber penyebabnya dan
51
5) Melibatkan guru secara aktif dalam upaya peningkatan
kehadiran peserta didik.
6) Selalu mempresensi peserta didik pada saat awal
masuk kelas, baik saat jam pertama maupun saat
jam-jam setelah istirahat atau pergantian jam.
52
kegiatan kurikuler maupun ekstrakulikuler yang dilakukan
2014: 48).
53
Menurut Badrudin (2014: 49) menyatakan bahwa pada
berikut:
54
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
53-54)
55
penyalahgunaan narkoba; f) pencegahan penularan
HIV/AIDS; g) olahraga; h) Palang Merah Remaja (PMR); i)
Patroli Keamanan Sekolah (PKS); j) pembiasaan 5K
(keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan
kekeluargaan); dan k) peningkatan kemampuan
psikososial untuk mengatasi berbagai tantangan hidup.
6) Seni Budaya
Kegiatannya dapat dilakukan dalam bentuk: a)
wawasan keterampilan peserta didik di bidang seni suara,
tari, rupa, musik, drama, fotografi, sastra, dan oertunjukan;
b) penyelenggaraan sanggar seni; c)
pementasan/pameran berbagai cabang seni; d)
pengenalan dan apresiasi seni budaya bangsa.
7) Pendidikan pendahuluan bela negara dan wawasan
kebangsaan
Bentuk kegiatannya antara lain: a) upacara bendera;
b) bakti sosial/masyarakat; c) pertukaran pelajar; d)
baris-berbaris; e) peringatan hari besar bersejarah bangsa;
f) wisata alam (alam, tempat bersejarah); g) pecinta alam;
h) Napak tilas; i) pelestarian lingkungan.
56
guru bidang pembinaan dan pengembangan peserta didik
sambungan
Kompetensi Subkompetensi Indikator Materi
Memahami a. Ketakwaan kepada a. Terdapat a. Pembinaan
ruang lingkup Tuhan YME pelaksanaan ketakwaan
pembinaan b. Kepribadian dan sosial kepada Tuhan
peserta didik budi pekerti keagamaan, YME
c. Kepemimpinan adanya toleransi b. Pembinaan
57
d. Kreativitas, kehidupan kepribadian dan
keterampilan, beragama, budi pekerti
kewirausahaan terdapat kegiatan c. Pembinaan
e. Kualitas jasmani hari besar kepemimpinan
dan kesehatan keagamaan, d. Pembinaan
f. Seni budaya adanya kegiatan kreativitas,
seni dan budaya keterampilan,
keagamaan kewirausahaan
b. Terlaksananya e. Pembinaan
tata tertib dan kualitas jasmani
tata krama dalam dan kesehatan
kehidupan sosial f. Pembinaan seni
di sekolah, sikap budaya
saling
menghormati
antar masyarakat
sekolah
c. Terlaksananya
aktivitas OSIS,
kelompok belajar,
latihan dasar
kepemimpinan,
forum diskusi
d. Ada dan
terlaksananya
koperasi sekolah,
adanya kumpulan
hasil karya dan
prestasi peserta
didik
e. Adanya aktivitas
PMR, kantin
sekolah,
olahraga, UKS,
kegiatan sosial,
kegiatan 6K
f. Adanya berbagai
aktivitas seni dan
budaya
bersambung
sambungan
Kompetensi Subkompetensi Indikator Materi
Memahami g. Pendidikan g. Terlaksananya g. Pembinaan
ruang lingkup pendahuluan bela upacara bendera, pendidikan
pembinaan negara dan peringatan pendahuluan
peserta didik wawasan hari-hari besar bela negara dan
kebangsaan nasional, bakti wawasan
58
sosial, wisata kebangsaan
alam, napak tilas,
pelestarian alam,
taat tata tertib
Mampu a. Merancang a. Terdapat rencana a. Rancangan
merancang strategi tertulis strategi
dan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
melaksanakan pembinaan pembinaan pembinaan
strategi peserta didik kesiswaan peserta didik
pembinaan b. Merancang b. Ada program b. Rancangan
peserta didik kegiatan kegiatan kegiatan
ekstrakulikuler ekstrakulikuler ekstrakulikuler
c. Merancang c. Ada c. Rancangan
kegiatan program-program kegiatan
ekstrakulikuler pelatihan ekstrakulikuler
melalui latihan kegiatan melalui latihan
terprogram ekstrakulikuler terprogram dan
d. Menciptakan d. Terdapat pembelajaran
kegiatan kegiatan d. Rancangan
kompetensi kompetisi kegiatan
kompetisi
Mampu a. Mengembangkan a. Terdapat a. Pengembangan
mengembangk jenis-jenis kegiatan berbagai jenis model-model
an kegiatan pembinaan kegiatan outbound
pembinaan peserta didik pembinaan b. Program
peserta didik peserta didik, edutainment
baik di dalam c. Pembinaan
maupun di luar mental agama
lingkungan dan kegiatan
sekolah, dan waktu luang
terdapat berbagai
kegiatan
pembinaan
peserta didik
yang bersifat
edutainment,
pembinaan
mental-agama,
kempetitif,
pelatihan, dan
ekspose
bersambung
sambungan
Kompetensi Subkompetensi Indikator Materi
Mampu a. Memahami konsep a. Adanya a. Konsep dasar
merancang dasar dan jenis instrumen dan jenis
dan evaluasi kegiatan evaluasi proses evaluasi kegiatan
mengembangk pembinaan dan hasil, baik pembinaan
an evaluasi peserta didik dalam bentuk tes peserta didik
59
kegiatan b. Mampu maupun nontes. b. Rancang
pembinaan merancang instrumen
peserta didik instrumen evaluasi evaluasi kegiatan
kegiatan pembinaan
pembinaan peserta didik
peserta didik
Profesionalitas a. Pribadi yang a. Menunjukkan a. Ciri-ciri pribadi
pribadi profesional dan karakteristik jujur, tanggung
pembinaan integritas pribadi yang jujur, jawab, komitmen,
peserta didik tanggung jawab, empati, simpati,
komitmen, humoris, inovatif,
empati, simpati, kreatif, teladan,
humoris, inovatif, respek, mudah
kreatif, teladan, bergaul, disiplin
respek, mudah b. Berpengalaman
bergaul, disiplin, dan mampu
dan mampu membuat jejaring
membuat jejaring
b. Berpengalaman
dalam bidang
pembinaan
peserta didik
60
sehingga peserta didik dapat mengarahkan dirinya dalam
optimal.
2) Layanan Perpustakaan
61
dibutuhkan, serta memberikan layanan rekreatif melalui
3) Layanan Kantin
4) Layanan Kesehatan
62
kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah
5) Layanan Transportasi
6) Layanan Asrama
2014: 222)
7) Layanan Ekstrakulikuler
63
setiap peserta didik. Dengan adanya layanan
menilai proses dan hasil belajar peserta didik baik yang berupa
64
2) Tujuan khusus evaluasi peserta didik adalah: (Suwardi
dan Daryanto, 2017: 115)
a) Merangsang kegiatan peserta didik.
b) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
belajar peserta didik.
c) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan, dan bakat peserta didik
yang bersangkutan untuk memperbaiki mutu
pelajaran, cara belajar, dan metode mengajar.
d) Untuk memperbaiki mutu pembelajaran/ cara belajar
dan metode mengajar.
65
Menurut Badrudin (2014: 62) terdapat dua macam alat
62-63)
1) Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan peserta didik sehingga nantinya
guru dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada
peserta didik tersebut. Dengan demikian, maka akan
ditemukan kesulitan belajar pada peserta didik dan cara
mengatasi permasalahan tersebut dengan
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kegiatan belajar.
2) Tes formatif
Tes formatif adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk
setelah mengikuti suatu program tertentu. Selain itu, tes
ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar.
3) Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program atau pokok
bahasan. Tes ini berfungsi untuk menentukan angka
kemajuan hasil belajar peserta didik. Jadi, tes ini dilakukan
atau diberikan setelah pemberian materi oleh guru.
66
Setelah peserta didik melakukan suatu evaluasi, maka akan
1) Program remidial
67
d) Pengajaran remidial merupakan salah satu bentuk
pelayanan bimbingan dan penyuluhan melalui interaksi
belajar mengajar.
68
Sasaran akhir dari kegiatan remidial adalah pengajaran
69
(2) Pengayaan, dilakukan kepada peserta didik yang
sekelasnya.
pengayaan.
70
c) Strategi dan pendekatan pengajaran yang bersifat
pengajaran individual.
2) Program pengayaan
71
Menurut Badrudin (2014: 69) mutasi peserta didik dapat
72
Setelah lulus, hubungan peserta didik dengan lembaga
C. Evaluasi Program
73
keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi
menggali informasi dan atau menentukan hasil dari apa yang sudah
digunakan.
74
terealisasikan. Sedangkan menurut Cronbach dan Stufflebeam
perencanaan peserta didik baru hingga peserta didik tersebut lulus dan
evaluasi program merupakan dua hal yag saling terikat dan saling
75
pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga pelaksanaan program
evaluasi terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus, berikut tujuan
76
yang talg diperoleh. Menurut Rusdiana (2017: 24) dalan
25).
77
mengevaluasi keberhasilan suatu program pendidikan. Menurut
6.
didik; (3) evaluasi peserta didik; (4) mutasi peserta didik; dan (5) hambatan
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, dan guru. Data diperoleh
78
peserta didik, rekrutmen peserta didik, seleksi peserta didik, orientasi
dan sumatif, kemudian tindak lanjut dari hasil evaluasi berupa kegiatan
remidi dan pengayaan. (4) Mutasi peserta didik dilakukan melalui kegiatan
mutasi intern, mutasi eksternal, dan drop out. (5) Hambatan manajemen
peserta didik di SMA Patria yaitu: (a) kuota yang disediakan untuk peserta
dan (f) terjadi penundaan kenaikan kelas untuk siswa yang belum
menuntaskan nilainya.
belajar peserta didik, mutasi peserta didik, serta kelulusan dan alumni.
79
Penelitian akan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
E. Pertanyaan Penelitian
baru ?
Yogyakarta
didik baru ?
Yogyakarta
80
c. Bagaimana evaluasi dari pelaksanaan orientasi peserta didik
baru ?
didik baru ?
Yogyakarta
peserta didik ?
peserta didik ?
81
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMK Tamansiswa
Jetis Yogyakarta
didik ?
peserta didik ?
Yogyakarta
didik ?
didik ?
peserta didik ?
82
c. Bagaimana evaluasi kegiatan mutasi peserta didik ?
peserta didik ?
peserta didik ?
BAB III
METODE PENELITIAN
83
A. Pendekatan Penelitian
sudut pandang atau cara mendekati persoalan yang dipilih oleh peneliti
84
diperoleh berupa data kualitatif. Selain itu, penelitian kualitatif digunakan
diperoleh dan memahami makna dibalik data yang tampak secara lebih
B. Setting Penelitian
85
Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017
C. Sumber Data
diperoleh dari berbagai sumber data. Menurut Eko Putro Widoyono (2015:
29) sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, dan
1. Person, yaitu sumber data yang datanya berupa jawaban lisan melalui
86
1. Narasumber (informan)
ini juga sebagai aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
peserta didik ini, peristiwa atau aktivitas yang diamati adalah aktivitas
ekstrakulikuler.
87
mengamati dokumen atau arsip, maka peneliti juga dapat memastikan
presensi, daftar mutasi, daftar nilai, buku rapor, dan masih banyak lagi.
88
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
47).
89
observasi sistematis. Observasi non partisipan adalah observasi yang
mana peneliti tidak turut ambil bagian dalam kegiatan atau tidak
layanan-layanan di sekolah.
2. Wawancara Mendalam
fisik.
90
Wawancara yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu
belajar peserta didik. Serta dengan Kepala Bagian Tata Usaha terkait
peserta didik, buku induk, buku rapor, presensi, buku mutasi, rekap
91
E. Instrumen Penelitian
penelitian.
peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian jelas, maka
1. Pedoman wawancara
2. Pedoman observasi
92
maksud dan tujuan penelitian. Di dalam pedoman observasi juga
93
dan mengecek tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
teknik, dalam hal ini peneliti menguji kredibilitas data dengan mengecek
data kepada sumber yang 80 persen sama tetapi dengan teknik yang
mutasi peserta didik. Sumber data utamanya kepala sekolah, wakil kepala
94
sama. Data kemudian di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan
Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display, dan conclusing
berikut:
95
pengumpulan data berupa catatan lapangan atau hasil observasi,
pengumpulannya.
96