Anda di halaman 1dari 53

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN


PRESTASI DI SD MUHAMMADIYAH KARANGWARU

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
YUNI ASTRIYANI
NPM 18144600090

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2022
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI DI SD MUHAMMADIYAH KARANGWARU

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Kepada
Universitas PGRI Yogyakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Oleh:
Yuni Astriyani
NPM 18144600090

HALAMAN DEPAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


BERBASIS MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI DI SD MUHAMMADIYAH KARANGWARU

Skripsi Oleh Yuni Astriyani


Telah disetujui untuk diuji

Yogyakarta, ……………. 2022

(Dosen Pemimbing)
NIP/NIS…………………………….

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi Di SD
Muhammadiyah Karangwaru” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam menulis proposal ini atas
bantuan dari berbagai pihak, Proposal ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan
baik, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Paiman, M.Pd., Rektor Universitas PGRI Yogyakarta, yang telah
memberikan kebijakan, fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan proposal ini.
2. Dr. Esti Setyawati, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang
telah memberikan kebijakan, fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan proposal ini.
3. Beny Dwi Lukitoaji, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan
kebijakan, fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal
ini.
4. Rian Nurizka, M. Pd., selaku pembimbing yang telah sangat membantu
memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan pengesahan dalam penulisan
proposal ini.
5. Kepala sekolah dan guru-guru SD Muhammadiyah Senggotan yang telah
memberikan izin observasi dan wawancara.
6. Teman-teman satu angkatan yang senantiasa semangat untuk berjuang bersama.
7. Semua pihak telah membantu dalam penyelesaian proposal ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih belum
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penyusun harapkan. Penyusun berharap semoga proposal ini dapat digunakan
dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 22 November 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN DEPAN....................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................3
C. Pembatasan Masalah...........................................................................................4
D. Rumusan Masalah...............................................................................................4
E. Tujuan Penelitian................................................................................................4
F. Spesifikasi Produk yang dihasilkan....................................................................5
G. Manfaat Pengembangan.....................................................................................5
H. Asumsi Pengembangan.......................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................8
A. Kajian Teori........................................................................................................8
B. Kajian Penelitian yang Relevan........................................................................21
C. Kerangka Berpikir............................................................................................23
D. Pertanyaan Penelitian.......................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................25
A. Metode Pengembangan.....................................................................................25
B. Prosedur Pengembangan...................................................................................26
C. Desain Uji Coba Produk...................................................................................30
D. Subyek Coba.....................................................................................................31

v
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................................31
F. Teknik Analisis Data........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................45

DAFTAR TABEL

vi
Tabel 1. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa ....................................................................31

Tabel 2. Kisi-Kisi Pertanyaan Pedoman Wawancara Respon Guru ...................................32

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi .................................................................33

Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Angket Respon Siswa ..............................................................34

Tabel 5. Kisi-Kisi Soal Pre dan Post Test ..........................................................................35

Tabel 6. Pedoman Penilaian Respon Siswa.........................................................................37

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan upaya untuk melakukan proses pendewasaan pada
diri seseorang yang dimulai dari dirinya, lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri seseorang
manusia agar potensi tersebut dapat berkembang secara sistematis dengan
kesadaran yang akan menghasilkan pribadi yang baik. Berdasarkan (UU No 20
2003: 17) pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bentuk serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka kecerdasan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Paul Engrand pada tahun 1970 (Suyono,2011:2) mengemukakan konsep
pendidikan sepanjang hayat, lifelong education, sebagai laporan kepada UNESCO,
yang berimplikasi berupa terselenggaranya belajar sepanjang hayat, lifelong
learning. Sebenarnya jauh sekitar 15 abad yang lalu, Nabi Muhammadi SAW,
pernah menyampaikan bahwa belajar memang seharusnya sejak dalam buaian
sampai ke liang lahat, minaal mahdi ilaal lahdi, from cradle to the grave. Kata
bijak dari Cina juga mengatakan “jika engkau ingin berinvestasi sepanjang hayat
”tanamlah” manusia (didiklah manusia)”. Dengan demikian, bagi kemaslahatan
dan kebermaknaan eksistensisnya, orang harus senantiasa belajar, kapan saja dan
dimana saja, baik disadari maupun tidak disadari. Oleh sebab itu pentingnya
proses belajar dapat didapatkan pada keseharian para peserta didik seperti halnya
salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada
bentuk dan bangun yang ada di pelajaran matematika.

1
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosiokultural,bahasa,usia dan suku bangsa untuk
menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh pancasila dan UUD 1945(KBK,2004). Landasan PPKN adalah pancasila dan
UUD 1945,ynag berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional
Indonesia,tanggap pada perubahan zaman,serta Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang system pendidikan nasional. Pada dasarnya pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan tersebut merupakan mengembangkan jiwa dan nila-nila 1945
kepada generasi muda.PPKN merupakan pelajaran bukan untuk dihafal,melainkan
untuk dimaknai dan diterapkan dalam kehidupan terutama dalam anak sekolah
dasar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Muhammadiyah
Senggotam siswa SD Kelas IV mengatakan kurang suka dengan pelajarn PPKN di
kelas karena cenderung kurang menarik. Partisipasi siswa cukup rendah seperti
untuk aktif maju ke depan guna menghapalkan pancasila. Hal ini di lihat bahwa
siswa bersedia maju ke depan apabila diberikan hadiah. Selain itu, hasil observasi
kepada guru mata pelajaran PPKN mengatakan bahwa menglami kesulitan pada
proses pembelajaran dari segi metode pembelajaran sehingga partisipasi siswa
rendah. Selain itu, rata-rata nilai PPKN siswa cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lain yaitu kisaran 70.
Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta
sebuah jalan yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa
membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area
yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang
tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind mapping disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah satu cara
mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Model mind mapping
merupakan bagian dari Active learning yaitu suatu model pembelajaran yang

2
mengajak siswa untuk belajar secara aktif menggunakan otak. Baik untuk
menemukan ide pokok dari materi, memecahakan masalah atau mengkorelasikan
apa yang mereka pelajari ke dalam masalah dikehidupan mereka. Dengan belajar
aktif siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, baik mental
maupun fisik. Mind Mapping dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,
baik yang bersifat personal maupun kolaboratif. Khusus dalam konteks
pembelajaran, mind mapping dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
memahami, mengorganisasikan dan memvisualisasikan materi dan aktivitas
belajarmya secara kreatif dan atraktif. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa
kelas X A dan X B menemukan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan
signifikan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diajar dengan model
mind mapping dengan model pembelajaran konvensional (Putri, Ulfah & Rosyid.,
2016).
Berdasarkan pemaparan di atas bahwasanya terdapat beberapa masalah
yang ditemukan yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep mengenai
cukup berbeda-beda, adanya kesulitan siswa untuk menghafal urutan Pancasila,
Lambang dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari juga belum adanya
penggunaan pengembangan bahan ajar yang dapat digunakan untuk menghadirkan
semangat belajar siswa maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan pengembangan media pembelajaran berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Mind Mapping untuk Meningkatkan Prestasi di SD
Muhammadiyah Karangwaru”.

B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang diatas, diutarakan berdasarkan pengamatan dan
wawancara masih banyak permasalahan yang perlu dicermati dalam proses
pembelajaran PPKN mengenai materi Pancasila. Terdapatnya permasalahan-

3
permasalahan dalam proses pembelajaran yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Kemampuan pemahaman siswa pada pelajaran PPKN yang berbeda-beda.
2. Pemahaman konsep mengenai Pancasila
3. Rendahnya ketertarikan siswa dalam belajar mata pelajaran PPKN
4. Kesulitan siswa dalam menghafal urutan Pancasila, Lambang dan penerapan
sila dalam kehidupan sehari-hari
5. Belum adanya penggunaan pengembangan bahan ajar yang dapat di gunakan
untuk menambah wawasan siswa serta menimbulkan semangat belajar siswa
agar pembelajaran lebih menarik dan menantang siswa.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan masalah yang dimiliki oleh peneliti dan banyaknya
masalah yang ada, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa pengembangan
media belajar berbasis mind mapping.
2. Penelitian ini dibatasi pada materi pancasila.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kelayakan pengembangan media belajar berbasis mind
mapping guna meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PPKN kelas IV SD?
2. Apakah media belajar berbasis mind mapping dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran PPKN kelas IV SD?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus
tujuan masalah dipaparkan adalah sebagai berikut:

4
1. Mengetahui kelayakan media belajar berbasis mind mapping guna
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PPKN siswa kelas IV SD.
2. Mengetahui apakah media belajar berbasis mind mapping dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran PPKN siswa kelas IV SD.

F. Spesifikasi Produk yang dihasilkan


Produk bahan ajar yang diharapkan peneliti dalam pengembangan ini yaitu
pengembangan media pembelajaran siswa berbasis mind mapping visual pada
mata pelajaran PPKN materi Pancasila untuk meningkatkan hasil belajar PPKN
siswa kelas IV. Mind mapping yang dibuat akan merangkum mengenai materi
Pancasila, lambang dan juga penerapan dalam kehidupan sehar-hari. Konsep mind
mapping biasanya tertampil secara tertulis dan langsung tergambar pada sebuah
kertas mengenai materi yang akan dibahas. Berbeda dengan media pembelajaran
yang dibuat akan menampilkan minp mapping berupa susunan-susunan berupa sub
topik urutan dan bunyi Pancasila, lambang dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, media mind mapping yang dibuat tidak hanya mengusung materi
pembelajaran namun memiliki unsur permainan atau game untuk menarik
semangat siswa dalam belajar dan mengajak untuk aktif dan berpikir kritis.

G. Manfaat Pengembangan
Penelitian yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Senggotan memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah karya ilmiah
dalam bidang pembelajaran PPKN dan dapat dijadikan referensi atau masukan
bagi peneliti lain demi pengembangan pendidikan khususnya dalam
pembelajaran PPKN materi Pancasila.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru

5
1) Memperoleh pandangan baru terhadap pengembangan bahan ajar pada
pembelajaran yang dapat membantu dalam pemahaman siswa dalam mata
pelajaran PPKN.
2) Dapat menyajikan sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,
menarik, dan bervariatif bagi siswa.
3) Meningkatkan pengetahuan dan keratifitas guru untuk menemukan
berbagai cara terbaik dalam memberikan pembelajaran yang maksimal.
b. Bagi Siswa
1) Penyajian media pembelajaran berbasis mind mapping sebagai pengukur
tingkat pemahaman konsep siswa yang terkesan lebih menarik dan
menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dan jenuh saat melaksanakan
kegiatan dalam pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terkait dengan mata
pelajaran PPKN materi Pancasila.
3) Dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal PPKN.
c. Bagi Peneliti
1) Memberikan pengetahuan baru bagi peneliti
2) Meningkatkan daya kreatifitas bagi calon guru
3) Dapat menyajikan media pembelajaran yang inovatif sehingga siswa
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

H. Asumsi Pengembangan
Pengembangan media belajar berbasis mind mapping pada penelitian
didasarkan pada asumsi bahwa:

1. Media pembelajaran berbasis mind mapping yang dikembangkan diharapkan


mampu memfasilitasi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama
pada materi Pancasila.
2. Menggunakan media pembelajaran berbasis mind mapping yang telah
dikembangkan ini diharapkan siswa dapat termotivasi dalam belajar PPKN

6
dan dapat menemukan makna pada setiap materi pembelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Media pembelajaran berbasis mind mapping yang dikembangkan diharapkan
mampu membantu siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang telah di
tetapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

7
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Kajian Tentang Media Mind Mapping
a. Definisi Media Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan baik melalui
pendidikan secara formal maupun nonformal. Dalam penyelenggaran
pendidikan secara formal maka pendidik dan peserta didik dituntut untuk
lebih kreatif agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Seorang
pendidik harus mampu menguasai metode dan pemilihan media yang tepat
dalam mengajar (Emda, 2011: 149). Pembelajaran yang baik dan inovatif
pada dasarnya tidak terlepas dari penggunaan media. Dalam
perkembangannya pada proses pembelajaran masih banyak ditemukan
kendala dalam penggunaan media ntara lain secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan
cara belajar. Sedangkan faktor eksternal antara lain keluarga, kualitas dosen,
metode mengajar, fasilitas/perlengkapan yang tersedia, keadaan ruangan,
masyarakat, lingkungan sekitar dan lain-lain (Emda, 2011: 150).

b. Jenis dan Karakteristik Media


Media digolongkan berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan
gerak). Adapun dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media audio Media yang hanya mengandalkan suara, dalam artian hanya
dapat didengar. Seperti radio, dan kaset. Media ini tidak cocok untuk
orang tuli atau yang mempunyai kelainan pendengaran.

8
b. Media visual Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto,
lukisan dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol
yangbergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visual Media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Menurut Rudy Brets, ada tujuh klasifikasi media, yaitu:
1. Media audio visual gerak. Seperti film bersuara, dan film di televisi.
2. Media audio visual diam. Seperti slide.
3. Media visual gerak. Seperti film bisu.
4. Media visual diam. Seperti slide bisu.
5. Media audio. Seperti radio, dan telepon.
6. Media audio semi gerak. Seperti tulisan bergerak yang memiliki suara.
7. Media cetak. Seperti buku dan modul.
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan
petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi
pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat
melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut
adalah:
1. Ciri fiksatif Yaitu yang menggambarkan kemampuan media untuk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau obyek.
2. Ciri manipulative Yaitu kamampuan media untuk mentransformasi
suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang
dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi
kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik
time- lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa

9
dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang
jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
3. Ciri distributif Yang menggambarkan kemampuan media
mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di
berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian tersebut (Selamet, 2019).
c. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar dan pembelajaran
secara umum adalah memperlancar proses interaksi antara dosen dan
mahasiswa. Tujuannya membantu mahasiswa dapat belajar secara optimal.
Hasil penelitian di dapat 8 (delapan) manfaat media dalam prosesbelajar dan
mengajar yaitu :
1. Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan; melalui media,
penafsiran yang bergam dapat direduksi dan disampaikan kepada mahasiswa
secara seragam. Setiap mahasiswa yang melihat atau mendengar uraian
tentang suatu ilmu melalui media yang sama akan menerima informasi yang
persis sama seperti yang terima temantemannya.
2. Proses Belajar dan mengajar menjadi lebih menarik; penggunaan media
dapat membangkitkan keingintahuan mahasiswa, merangsang mereka untuk
berinteraksi yang menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka
mngkonkretkan sesuatu yang abstrak. Secara ringkas, media dapat
membantu dosen menghidupkan suasana kelas, tidak monoton dan
membosankan.
3. Proses belajar mahasiswa menjadi lebih interaktif ; jika dirancang dan
dipillih dengan benar, media dapat membantu dosen dan mahasiswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, dosen mungkin
akan cendrung berbicara satu arah kepada mahasiswa. Namun dengan

10
mengunakan media, para dosen dapat mengatur kelas mereka sehinggi bukan
hanya mereka sendiri yang aktif, tetapi juga mahasiswa.
4. Junmlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi ; seringkali terjadi, para
dosen terpaksa menghabiskan waktu cukup banyak untuk menjelaskan
pokok pelajaran. Padahal hal itu tidak perlu terjadi jika dosen mau
mengunkan media pembelajaran untuk membahas materi pembelejaran.
5. Kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan: penggunaan media
pembelajaran tidak hanya membuat proses belajar-mengajar lebih efisien,
tetapi juga membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara
mendalam dan utuh.
6. Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja ; Media
pepbelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat
belajar di mana saja, dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada
keberadaan seorang dosen.
7. Sikap positif terhadap bahan belajar maupun terhadaap proses belajar itu
sendiri dapat ditingkatkan. Dengan mengunakan media, proses belajar-
mengajar menjadi lebih menarik dan dapat meningkatkan kecintaan dan
apresiasi mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu
itu sendiri.
8. Peran guru yang dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
(Istiqlal, 2018).

d. Kriteria Pemilihan Media


Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentu tidak akan
digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun
hanya beberapa saja. Untuk itu perlu dilakuikan pemilihan media tersebut.
Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu
dipertimbangkan faktor-faktor serta kriteria/kriteria dan langkah/langkah
pemilihan media pembelajaran. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru

11
atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana
Sudjana dalam Hasan, M., dkk., (2021) yaitu :
1. Ketepatan media dengan tujuan pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3. Kemudahan memperoleh media
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berfikir anak

e. Definisi Mind Mapping


Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping
seperti peta sebuah jalan yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya
peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok
masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa
merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana
kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind mapping disebut pemetaan
pikiran atau peta pikiran, adalah satu cara mencatat materi pelajaran yang
memudahkan siswa belajar.
Model mind mapping merupakan bagian dari Active learning yaitu
suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif
menggunakan otak. Baik untuk menemukan ide pokok dari materi,
memecahakan masalah atau mengkorelasikan apa yang mereka pelajari ke
dalam masalah dikehidupan mereka. Dengan belajar aktif siswa diajak turut
serta dalam semua proses pembelajaran, baik mental maupun fisik. Mind
Mapping dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik yang bersifat
personal maupun kolaboratif. Khusus, dalam konteks pembelajaran, mind
mapping dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami,
mengorganisasikan dan memvisualisasikan materi dan aktivitas belajarmya

12
secara kreatif dan atraktif. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas
X A dan X B menemukan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan
signifikan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diajar dengan
model mind mapping dengan model pembelajaran konvensional (Putri, Ulfah
& Rosyid., 2016).

f. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar belajar merupakan kaliamat yang terdiri dari dua kata,
yaitu “Prestasi” dan ”belajar”. Oleh karena itu sebelum membahas mengenai
pengertian prestasi belajar maka akan jilesakan terlebih dahulu mengenai
penjelasan prestasi. Menurut Djamarah(2012:19-20) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam
kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan,
tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus
dihadapiuntuk uncapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah
yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah
pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja. Banyak kegitan
yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan prestasi. Semuanya
tergantung dari propesi dan kesenangan masing-masing individu, kegiatan
mana yang akan digeluti untuk mendapatkan prestasi tersebut.
Konsekuensinya kegiatan itu 50 harus digeluti secara optimal agar menjadi
bagian dari diri secara pribadi. Menurut WJS. Poerwadarminta (dalam
Djamarah, 2012:20) berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

Sedangkan menurut Nasrun Harapan dkk (dalam Djamarah, 2012:21)


memberi batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidkan tentang

13
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang tedapat
dalam kurikulum. Dari beberapa penjelasan mengenai prestadi maka dapat di
simpulkan bahwa prestasi merupakan suatu hasil atau nilai yang didapat
setelah melakukan, mengerjakan dan menguasai suatu kegiatan atau melaui
proses belajar dengan adanya perubahan pemahaman dan memiliki
kemampuan yang terjadi dalam diri individu Sedangkan belajar menurut
Djamarah (2012:19-21) adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil
dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan
demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri
individu. Sebaliknya, bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka
belajar tidak dikatakan tidak berhasil.

2. Pembelajaran PPKN di Sekolah Dasar (SD)


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran pembentukan diri
yang beragam dari segi agama,sosiokultural,bahasa,usia dan suku bangsa untuk
menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945(KBK,2004). Landasan PPKN
adalah pancasila dan UUD 1945,ynag berakar pada nilai-nilai
agama,kebudayaan nasional Indonesia,tanggap pada perubahan zaman,serta
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.Pada
dasarnya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan tersebut merupakan
mengembangkan jiwa dan nila-nila 1945 kepada generasi muda.PPKN
merupakan pelajaran bukan untuk dihafal,melainkan untuk dimaknai dan
diterapkan dalam kehidupan terutama dalam anak sekolah dasar.
Pelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan
bertujuan agar kita bisa lebih tau akan sebagai warga negara yang baik itu,

14
Disisi lain pelajaran PPKN juga membuat kita lebih mencinai dan
mengamalkan pancasila dan UUD 45,dengan dmikian kita akan lebih
nasionalisme,berfikir lebih rasional,kreatif dan kritis.Materi PPKN merupakan
tidak hanya ada di Indonesia saja,dluar negeripun diajarkan agar warganya
mencintai negaranya,itu sebabnya pelajaran PPKN sangat penting.PPKN
mampu membedakan antara hak dan kewajiban,terhadap batasan-batsan
tertentu. PPKN bertujuan:
1. Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan diri pribadi peserta didik
sebagai insan pancasila.
2. Untuk meningkatkan diri peserta didik sebagai warga negara yang
pancasilais yang mahir dalam melakukan hubungan sosial.
Pada hakekatnya pendidikan adalah usaha sadar dan yang direncanakan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif.
Pemberian pendidikan kepada peserta didik di Indonesia dengan bertujuan
pemupukan nilai-nilai sikap dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung didalam sila-sila Pancasila. Dalam lingkup Pendidikan Nasional,
Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai suatu wadah untuk
mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan Kewarganegaraan sangat
penting diterapkan untuk berkembangnya potensi pikiran peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan sila pertama Pancasila, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani,
berilmu, cakap dalam berkreatifitas, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bisa bertanggung jawab. Perkembangan moral anak-anak di
Indonesia sekarang ini sangat minim sekali. Dari anak-anak kalangan bawah
maupun anak-anak kalangan atas sikap meraka terhadap negara kurang ikut
berpartisipasi dalam menjaga keutuhan negara. Jenjang pendidikan sekolah
dasar merupakan pondasi untuk pembentukan karakter bangsa yang baik dan
berguna. Dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan anak-
anak di Indonesia bisa memperbaiki moral mereka dengan kesadaran dirinya

15
sendiri. Itupun orang tua dan pemerintah juga harus ikut berpartisipasi dalam
mendukung perbaikan moral anak-anak Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru mensyaratkan
materi pembelajaran yang memuat standar isi pengetahuan, ketrampilan, dan
pengembangan karakter warga negara yang fungsional bukan hanya dalam
lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat
modern saat ini. Karena pengembangan karakter sangat penting dilakukan
untuk hidup dengan masyarakat sosial manca negara guna menciptakan
kerukunan dan meningkatkan tali persaudaraan denagn negara lain. Searah
dengan proses perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai
dengan semakin pesatnya persaingan daya saing antarbangsa yang semakin
ketat, maka bangsa Indonesia mulai memasuki era globalisasi di berbagai
bidang pendidikan menuju kehidupan masyarakat yang lebih demokratis.
Dalam proses perjalanan bangsa menuju masyarakat yang beradab, pendidikan
kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan perlu
beradabtasi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang mengalam
proses globalisasi.
Maka dari itu pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah
terutama di jenjang sekolah dasar perlu menyesuaikan dan meningkatkan
dengan tuntutan masyarakat luar. Dengan perkembangan jaman yang semakin
canggih dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, kita sebagai warga
negara Indonesia perlu meningkatkan daya saing baik dalam ilmu pengetahuan,
sikap, maupun dalam meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita
sebagai calon guru sekolah dasar harus mampu meningkatkan kualitas
pengajaran kita, agar dapat menghasilkan lulusan sekolah dasar yang baik dan
bermutu.
Menurut Branson bahwa pendidikan kewarganegaraan dalam
menghadapi era globalisasi hendaknya mengembangkan civic competence
(kompetensi kewarganegaraan). Aspek-aspek civic competence tersebut

16
meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), ketrampilan
kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau karakter kewarganegaraan(civic
dispositions) (Branson, 1999: 8). Tugas pendidikan kewarganegaraan dengan
paradigma barunya yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi tiga fungsi
pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warganegara, melatihketerampilan
warga negara dan membentuk kepribadian warganegara. Selanjutnya, untuk
mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan
kewarganegaraan diperlukan suatu misi-misi dan pendekatan pembelajaran
khusus yang sesuai dengan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan.
Keunggulan dari paradigma baru pendidikan kewarganegaraan dengan
menggunakan metode pembelajaran yang memfokuskanpada kegiatan belajar
siswa aktif dan pendekatan inkuiri.
Dengan demikian pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu hal
yang digunakan untuk mengetahui dan memahami hak dan kewajiban warga
negara sendiri. Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kita untuk
membentuk tingkah laku yang tidak menyimpang dari norma-norma yang
berlaku di Indonesia. Dapat mengembangkan potensi dirinya untuk kepentingan
bersama. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kesadaran kita sendiri untuk
membangun negara kita lebih maju lagi.
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia yang masih sangat minim
dalam penngetahuan dan kesadarannya diperlukan perhatian khusus untuk
pendidikan kewarganegaraan di sekolah, diutamakan sekolah dasar, dimana
seorang anak yang baru mengenal pendidikan di beri bekal pendidikan
kewarganegaraan supaya anak tersebut mengerti tentang negara dan hal hal
yang mengandung nilai nilai sosial. Pentingngnya pelajaran pendidikan
kewarganegaraan ini menjadi dasar yang sangat penting untuk siswa sekolah
dasar. Tetapi pada kenyataannya kesadaran akan negara dan moral di Indonesia
sangatlah memprihatinkan, dan pada umumnya itu terjadi pada anak sekolah

17
yang dibekali pelajaran kewarganegaraan. Kesadaran pada diri anak haruslah
menjadi bekal utama untuk memberikan pendidikan tersebut.
Tujuan pembelajran PPKN secara umum mempersiapkan generasi
bangsa yang unggul dan berkepribadian, baik dalam lingkungan lokal, regional,
maupun global. Berakhlak baik berdasarkan sila Ketuhanan yang Maha Esa
untuk meningkatkan sikap religius agar seimbang dengan kepribadian yang
baik. Dapat mengembangan ilmunya berdasarkan sikap yang ilmiah. Juga dapat
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara baik dan sesuai
dengan kebutuhan sekarang. Serta dapat mempertanggungjawabkan segala
sesuatu yang telah diperbuatanya kepada negara.

3. Materi PPKN Pancasila Kelas IV


Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila adalah pedoman yang mendasari sikap dalam berbangsa dan
bernegara, karena itu pendidikan Pancasila sangat penting. Pendidikan
Pancasila sangat penting di Era milenial ini, mengingat banyaknya fenomena-
fenomena pengikisan nilai-nilai Pancasila terutama terhadap generasi penerus
bangsa. Maka dari itu pentingnya penerapan Pancasila di sekolah Dasar
seperti yang sering kita lakukan dari dulu yaitu setiap pagi hari Senin kita
melaksanakan Upacara Bendera, di dalam pelaksanaan Upacara tersebut kita
mengadakan pembacaan teks Pancasila. Pembacaan teks Pancasila merupakan
penerapan agar dari dini mereka mendengar dan merekamnya. Cara itu bisa
membuat anak-anak mengenali sila-sila yang ada di dalam Pancasila dan bisa
menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila pancasila tersebut.
Tetapi tidak banyak juga yang penerapan Pancasila tersebut walaupun sejak
dini mereka di ajaran untuk itu. karena kurang nya penerapan dan pengenalan
nilai-nilai pancasila yang terjadi seperti sekarang ini.

18
Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lambang
1. Lambang Bintang
Simbol bintang yang terletak di tengah perisai dijadikan sebagai dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa atau melambangkan sila ke-1 Pancasila. Hal ini
memiliki arti, bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Lambang Rantai
Rantai pada bagian bawah perisai merupakan lambang dari sila ke-2
Pancasila. Rantai dipilih karena menggambarkan generasi penerus yang
turun-temurun. Maka dari itu, rantai tersebut digambarkan berjumlah 17
dan saling sambung-menyambung tidak terputus.

19
3. Lambang Pohon Beringin
Pohon beringin yang terletak di bagian atas perisai dipilih sebagai
lambang dari sila ke-3 Pancasila. Pohon beringin memiliki arti sebagai
tempat berteduh atau berlindung.
4. Lambang Kepala Banteng
Kepala banteng yang juga terletak di bagian atas perisai diartikan
sebagai tenaga rakyat dan dijadikan lambang Pancasila sila ke-4.
5. Lambang Padi dan Kapas

Gambar padi dan kapas merupakan lambang sila ke-5 Pancasila yang
menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan.
Mengamalkan sila pertama yaitu ketuhanan yang maha Esa anak
menerapkan sila pertama tidak hanya teori semata, tetapi harus melalui
praktek langsung melaksanakan ibadah Sholat lima waktu dengan baik dan
benarmenjalankan perintah allah dan menjauhi larangannnya. Dalam sila
kedua untuk saling tolong, menjunjung tinggi derajat persamaan tanpa
membeda-bedakan hak dan kewajiban anak, saling menyayangi, tenggang
rasa, semangat gotong royong, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,
berani membela kebenaran dan keadilan. Dalam sila ketiga, persatuan
Indonesia menempatkan kesatuan dan persatuan di atas segala kepentingan
pribadinya untuk menyatukan tiap perbedaan pendapat. Dalam sila keempat
kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan , untuk bermusyawarah untuk mencapai
kesepakatan. Sikap demokrasi sangat dijunjung dalam sila keempat, apabila
terjadi sesuatu yang berlawanan antara orangtua dan anak, maka sikap
orangtua selaku pemimpin dalam keluarga adalah dengan mengutamakan
duduk bersama untuk diskusi dan bermusyawarah agar tercipta hubungan
yang kondusif antara orangtua dengan anak. Dari sikap itu, anak akan mampu
menguasai dirinya sendiri agar dapat memahami segala bentuk perbedaan

20
pendapat. Contoh kecilnya saat anak menjadi ketua kelas di sekolahnya, dia
akan bersikap adil dalam memutuskan suatu masalah tanpa memihak
kelompok tertentu sehingga pendapat dan ucapannya dapat diterima dengan
mempertimbangkan setiap pendapat dari teman--temannya. Dalam sila kelima
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berlaku adil terhadap orang lain
tidak boleh membeda-bedakan.contoh kecilnya tidak boleh membeda-bedakan
teman harus adil.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Pemecahan masalah dengan mengembangkan media pembelajaran mind
mapping didukung oleh penelitian terdahulu. Penelitian yang mendukung dalam
pemecahan masalah ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zuyyina Hasdillah Putri, Maria Ulfah, Rum
Rosyid dimuat dalam media penelitian tahun 2016 dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil
belajar ekonomi di kelas X SMA Islam BAWARI Pontianak. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk
penelitian eksperimen berpura-pura (Quasy experiment). sumber data
penelitian ini adalah siswa kelas X A dan kelas X B berjumlah 80 siswa tahun
ajaran 2014/2015. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar
ekonomi kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 79,21 dan hasil belajar
ekonomi kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 73,03. Terdapat perbedaan
yang positif dan signifikan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang
diajar dengan model mind mapping dengan model pembelajaran
konvensional, di mana nilai kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan

21
nilai kelas kontrol di kelas X SMA Islam BAWARI Pontianak. Sedangkan
effect size nya tergolong tinggi adalah sebesar 0,94.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Eny Djauharatun Nisak dimuat dalam Jurnal
Riset dan Konseptual tahun 2018 dengan judul Penerapan Metode Mind
Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IX SMPN
1 Kalidawir. Hasil observasi yang dilakukan di Kelas IX A pada waktu
pembelajaran Pendidikan Kewaarganegaraan diperoleh hasil belajar siswa
kurang memuaskan, yaitu dari 34 siswa hanya 8 siswa yang nilainya dapat
mencapai KKM atau 70, sedangkan 26 siswa lainnya masih belum dapat
mencapai KKM atau 69. Untuk itu, dilakukan penelitian ini dengan
menerapkan metode mind mapping guna menyelesaikan masalah tersebut.
penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa
kelas IX A SMPN 1 Kalidawir. Adapun materi yang dipilh adalah Peran
Indonesia dalam Hubungaan Internasional Dalam Era Globalisasi. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan Hasil belajar siswa berdasarkan
nilai post test per siklus dengan nilai di atas KKM yaitu persentase pada siklus
I 52,9% dan pada siklus II 88,2%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yusiana Khooirun Nisa’ dan Moh Gufron
dimuat dalam jurnal sekolah dasar kajian teori dan Praktik Pendidikan tahun
2018 dengan judul Pengaruh Model Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar
Pkn Siswa Kelas III SD. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh model Mind
Mapping terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III SD. Metode eksperimen
semu, dengan rancangan nonequivalen. Populasi siswa kelas III SDN 03
Jabalsari, IIIA sebagai kelas kontrol 15 siswa, dan IIIB kelas eksperimen 15
siswa. Mind Mapping perlakuan diberikan kelompok eksperimen dan
pembelajaran konvensional diberikan kelas kontrol. Hasil belajar PKn siswa
kelas eksperimen rata–rata 80,80 lebih tinggi dari kelas kontrol dengan nilai
64,27. Nilai sig (2-tailed) 0,000 t-tabel 7,633 > 2,048. Disimpulkan ada
pengaruh model Mind Mapping terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III SD.

22
C. Kerangka Berpikir

Perumusan Masalah

Pmbelajaran Matematika belum Optimal, belum menemukan


metode belajar yang dapat menarik keaktifan siswa untuk belajar
PPKN, Rata-rata nilai yang diperoleh cenderung lebih rendah
daripada mata pelajaran lain

Tindak Lanjut Permasalahan

Pengembangan media pembelajaran menggunaka metode Mind


Mapping

Solusi

Pengembangan mind mapping dikombinasikan dengan mini game


penempelan untuk menyesuaikan keterkaitan antara urutan
Pancasila, Lambang hingga penerapan dalam kehidupan sehari-
hari

Penyelesaian

Pengembangan mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar


PPKN di SD Muhamamdiyah Senggotan

D. Pertanyaan Penelitian
Beberapa pertanyaan peneliti berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir
di atas adalah sebagai berikut:

23
a. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan media pembelajaran berbasis
mind mapping SD Kelas IV?
b. Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis mind mapping SD Kelas
IV ditinjau dari para ahli?
c. Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis mind mapping SD Kelas
IV ditinjau dari respon siswa?
d. Bagaimana respon guru terhadap media pembelajaran berbasis mind mapping
SD Kelas IV pada materi Pancasila untuk pembelajaran PPKN?
e. Apakah media pembelajaran berbasis mind mapping SD Kelas IV dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV SD Muhammadiyah
Karangwaru?

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Pengembangan
Metode dalam penelitian ini ini menggunakan prosedure penelitian
(Research and Development) atau penelitian dan pengembangan, yang
didefinisikan sebagai proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan. Model yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan mind mapping berbasis game atau permainan.
Menurut Sugiyono (2015:427) metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development (R&D)) adalah merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru, dan
selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Menurut Sukmadinata (2010:164) Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode
penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Menurut
Sukmadinata (2010:164-165) Penelitian dan Pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di pertanggung
jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau di
laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolah data, pembelajran di kelas, perpustakaan atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.

Berdasarkan uraian di atas dari beberpa ahli dapat disimpulkan bahwa


penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dan pengembangan

25
peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar dan membuat produk
pembelajaran untuk membantu proses kegiatan pembelajaran agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ada. Produk yang dihasilkan berupa
mind mapping materi ppkn pancasila untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

B. Prosedur Pengembangan
Rancangan pengembangan dengan research and development (R&D)
yang dikembangkan oleh peneliti dalam langkah–langkah mengembangkan
produk pengembangan bahan ajar menggunakan pengembangan yang
dikemukakan oleh Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,2011:169-170) ada
sepuluh langkah penelitian dan pemngembangan, antara lain:

1. Penelitian dan pengumpulkan data (research and informastional


coollecting).
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil,
dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan (planning).
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak
dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah
penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Pengembangan draf produk (Develop Preliminary From a Product)
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan
instrumen evaluasi.
4. Uji lapangan awal (Preliminary Field Testing)
Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan
2 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan,
wawancara dan pengendaran angket.
5. Revisi utama produk (Main Product Revision)
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba

26
6. Uji coba lapangan (Main Field Testing)
Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah
dengan 30 sampai dengan 100 subjek uji coba. Data kualitatif
penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang
dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan
kalau mengkin dibanadingkan dengan kelompok pembanding.
7. Revisi terhadap produk uji lapangan (Operasional Product Revision)
Menyempurnakan hasil uji lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan (Operasional Field Testing)
Dilaksanakan pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sanpai dengan
200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawacara, dan
observasi dan analisis hasilnya.
9. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (Final Product Revision)
Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (Dissemination
and Implementation)
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor
penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

27
Pengembangan di dalam penelitian ini peneliti hanya memilih beberapa
langkah yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Prosedur pengembangan
yang peneliti lakukan dalam mengembangkan pengembangan pembelajaran
berbasis mind mapping materi ppkn pancasila untuk siswa kelas IV di SD
Muhammadiyah Senggotan sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengumpulan informasi


Tahap ini merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian. Tahap
ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan. Pengumpulan
informasi diperoleh dengan melakukan studi pustaka terhadap buku siswa,
serta melakukan studi lapangan melalui wawancara dan observasi pada guru
kelas maupun siswa kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan, informasi yang
diperoleh yaitu sebagai berukut:
a. Pembelajaran PPKN di SD Muhammadiyah Senggotan hanya
menggunakan bahan ajar berbentuk buku paket atau buku tematik dan
buku tulis, serta belum adanya pengembangan bahan ajar yang dilakukan
oleh guru.
b. Di kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan masih ada beberapa siswa
yang belum menguasai atau memahami materi ppkn tentang pancasila
c. Kemampuan pemahaman siswa kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan
masih rendah terhadap materi PPKN Pancasila.
d. Guru belum mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan siswa di kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan.
e. Guru hanya menggunakan buku paket atau buku tematik dari pemerintah
dalam pembelajaran sehingga belum adanya bahan ajar lain untuk
menambah wawasan siswa.
2. Perencanaan
Perencanaan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu
menyusun rencana penelitian meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan

28
serta proses pembuatan dan pengembangannya, merumuskan tujuan khusus
yang ingin dicapai oleh produk yang dibuat agar dapat memberikan informasi
yang kuat untuk mengembangkan produk dan sesuai dengan tujuan khusus
yang ingin di capai. Pada tahap perencanaan peneliti membuat kisi-kisi
instrumen penelitian dan rancangan desain bahan ajar.
3. Pengembangan draf produk
Pada tahap ini peneliti akan merancang produk awal pengembangan
pembelajaran mind mapping pembalajaran ppkn pancasila yang akan dibuat
sesuai dengan rancangan desain. Adapun prosesnya sebagai berikut:
a. Menyiapkan dan mengumpulkan referensi materi tentang pancasila.
b. Melakukan penataan isi dan struktur isi bahan ajar dengan menentukan alur
atau menyusun kerangka pembelajaran PPKN materi pancasila.
c. Menyusun tampil melengkapi unsur-unsur sesuai dengan kerangka dan
sesuai dengan ketentuan yang di inginkan.
d. Membuat mind mapping pada pembelajaran ppkn materi tentang pancasila.
e. Menyiapkan perangkat pendukung berupa perangkat pembelajaran seperti
SSP dan soal Pre tes – Post tes
4. Uji Coba Lapangan Awal
Pada tahap ini dilakukan di kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan. Uji coba
lapangan awal secara terbatas ini melibatkan 6 siswa. Pada tahap ini siswa
diminta untuk mencoba produk awal dan kemusian mengisi angket.
5. Merevisi Hasil Uji Coba
Pada tahapan ini dilakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan
berdasarkan hasil uji coba awal dan dari hasil analisis angket. Kemudian
dilakukan perbaikan produk sesuai dari kekurangan produk setelah
mengenatui hasil analisis hasil uji coba lapangan awal.
6. Uji Coba Lapangan
Pada tahap ini, setelah produk direvisi dilakukan uji coba produk secara
menyeluruh yang melibatkan seluruh siswa kelas IV SD Muhammadiyah

29
Senggotan yang berjumlah 12 siswa kelas IV SD Muhammadiyah Senggotan,
sebelum melakukan pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal pre-
test dan setelah melakukan pembelajaran atau penggunaan produk siswa
diminta untuk mengerjakan pos-test dan mengisi angket.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan
Pada tahap ini dilakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba
lebih luas, sehingga produk yang di kembangkan sudah beruba buku
ensiklopedia matematika yang sudah siap uji coba produk operasional

C. Desain Uji Coba Produk


Uji coba penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai
kualitas produk yang dikembangkan melalui revisi atau perbaikan. Data-data
yang diperoleh kemudian dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan produk yang dikembangkan, produk terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan beberapa ahli yang meliputi ahli materi dan ahli
media pembelajaran.
1. Desain Uji Coba
a. Uji Coba Ahli
Sebelum produk diujicobakan kepada siswa, produk yang
dikembangkan diuji oleh 1 ahli materi terlebih dahulu. Uji ahli ini penting
dilakukan untuk mendapat jaminan bahwa produk awal yang
dikembangkan layak diujicobakan kepada siswa. Pada tahap ini, ahli materi
memberikan penilaian dan saran terhadap produk dari aspek pembelajaran.
Ahli media memberikan penilaian terhadap produk dari aspek kemediaan.
Selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan
utama.
b. Uji coba kelompok terbatas
Uji coba produk utama pada penelitian ini buku ensiklopedia
matematika kepada subjek penelitian yaitu siswa SD Negeri Prawirotaman

30
kelas IV yang terdiri dari 6 siswa. Siswa berperan sebagai penilai yang
menunjukkan kepada peneliti bagian-bagian dari bahan ajar yang sedang
dikembangkan yang perlu untuk diperbaiki. Data hasil evaluasi lapangan
awal ini akan dianalisis dan direvisi jika ada yang perlu diperbaiki supaya
menghasilkan buku ensiklopedia matematika untuk siswa SD kelas IV
yang lebih baik.
c. Uji Lapangan Utama
Uji coba lapangan utama dilakukan pada 12 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Senggotan Mind Mapping materi PPKN yang digunakan
oleh para siswa untuk memahami dan mengulang kembali pelajaran yang
telah diberikan oleh guru kemudian diadakan pengamatan serta pemberian
angket kepada para siswa setelah menggunakan bahan ajar tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan maupun koreksi
tentang produk buku ensiklopedia matematika yang telah direvisi setelah
uji coba kelompok terbatas. Hasil dari uji coba ini nantinya dijadikan
pijakan dalam melakukan revisi produk selanjutnya.

D. Subyek Coba
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Senggotan.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
pengembangan ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
meliputi:
i. Wawancara
Menurut Sukmadinata (2011:216) bahwa wawancara atau interviu
(interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif

31
kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap
muka secara individual. Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh
data dari individu dilaksanakan secara individual. Sebelum melaksanakan
wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut
pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah
pertanyaan atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan
bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau
evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel
yang dikaji dalam penelitian.
Sugiyono (2010: 231) mengemukakan bahawa metode wawancara,
adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti atau dalam wawancara face
to face antara peneliti dengan responden untuk mendapatkan informasi
secara lisan dengan tujuan memperoleh data yang dapat menjelaskan atau
menjawab suatu permasalahan penelitian. Wawancara digunakan sebagai
teknik untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
Peneliti dalam penelitian ini akan mewawancarai pihak-pihak yang
bersangkutan dengan proses pembelajaran PPKN di kelas IV. Pihak yang
akan diwawancarai akan terdiri dari Guru kelas dan siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Senggotan.
ii. Observasi
Menurut Sugiyono (2010: 226) observasi adalah pengamatan yang
dilakukan di lapangan untuk melihat gejalagejala yang tampak di lapangan.
Observasi lapangan dilakukan secara langsung untuk meningkatkan
terhadap setting baik dari aspek fisik-geografis maupun aspek sosial
budaya di daerah penelitian. Observasi dilakukan secara sistematis dengan
menyiapkan panduan observasi.

32
iii. Angket (Kuesioner)
Menurut Sukmadinata (2011:219) angket atau kuesioner
(questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga di sebut angket berisi
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau respon oleh responden.
Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan persepsinya.
iv. Tes
Menurut Sunarti (2014: 20) tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan
yang jawabannya dapat benar atau salah. Adapun salah satu jenis tes
berupa tes tes tertulis, tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes
memberu jawaban secara tertulis berupa pilihan atau isian. Tes yang
jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan
menjodohkan. Tes yang jawabannya berupa isisan dapat berbentuk isian
singkat atau uraian.
v. Dokumentasi
Data yang diperoleh terkait penelitian, peneliti menggunakan dikumen
berupa foto-foto pelaksanaan uji coba produk, pada saat penelitian serta
berkas-berkas yang dapat dijadikan dokumentasi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Pedoman observasi digunakan ketika uji coba produk serta ujicoba
pemakaian produk. Instrumen yang digunakan berbentuk lembar observasi
aktivitas siswa. Lembar observasi ini berbentuk tabel yang berisikan
aspek-aspek yang di observasi atau yang diamati setelah menggunakan
bahan ajar berbasis ensiklopedia. Skala yang digunakan untuk pedoman
observasi yaitu dengan menggunakan skala Linkert, skala yang digunakan

33
memiliki urutan skor dari yang tertinggi yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3
(cukup), 2 (kurang), dan terendah 1 (sangat kurang).
Tabel 1. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa

Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
1. Kemampuan Pemahaman terhadap 1, 2 2
Siswa langkah-langkah
pembelajaran
Kemampuan siswa dalam 3, 4, 5 3
pembelajaran metode
mind mapping
2. Kondisi Kelancaran pembelajaran 6, 7 2
selama dengan buku
proses ensiklopedia
pembelajaran Ketertarikan siswa 8, 9 2
terhadap penggunaan
buku ensiklopedia
3. Sikap Siswa Kemandirian siswa 10, 11 2
mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan
buku ensiklopedia
Kemampuan siswa dalam 12, 13 2
berkelompok
Keaktifan siswa 14, 15 2
mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan
buku ensiklopedia
Jumlah 15 15
b. Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam
mengenai subyek penelitian. Wawanvara dilakukan kepada siswa dan guru
kelas. Wawancara kepada siswa dipilih secara random untuk mengetahui
respon siswa terhadap bahan ajar berbasis ensiklopedia, sedangkan
wawancara kepada guru kelas dengan lembar respon guru untuk
mengetahui pendapat guru terhadap pembelajaran matematika

34
menggunakan bahan ajar berbasis ensiklopedia. Jawaban siswa dan guru
dideskripsikan berdasarkan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Lembar wawancara berisi tentang daftar pertanyaan yang dilakukan
untuk mencari informasi terkait hal-hal yang di butuhkan peneliti, lembar
wawancara ini di tujukan kepada wali kelas.
Lembar respon guru untuk mengetahui pendapat guru terhadap
pembelajaran PPKN menggunakan bahan ajar berupa metode mind
mapping untuk mengetahui pendapat guru dilakukan dengan wawancara
setelah pembelajaran dilakukan.
Tabel 2. Kisi-Kisi Pertanyaan Pedoman Wawancara Respon Guru

Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
1. Media Kesan terhadap Media 1, 2 2
Pembelajaran Pembelajaran mind
dengan mapping
Metode mind Kemudahan dalam 3, 4, 5 3
mapping penggunaan Media
Pembelajaran mind
mapping
Ketepatan Pemilihan 6, 7, 8 3
Media Pembelajaran
mind mapping
Kelebihan dan 9, 10, 11 3
kekurangan media
pembelajaran mind
mapping
2. Ikut serta Kesesuaian dengan 12, 13 2
siswa dalam tujuan pembelajaran
proses Ketertarikan dan 14, 15 2
pembelajaran kemandirian siswa
Jumlah 15

c. Angket (Kuesioner)
Angket digunakan untuk memperoleh data dari ahli materi yang
berkaitan dengan kualitas produk. Skala yang digunakan untuk pedoman

35
observasi yaitu dengan menggunakan skala Linkert, skala yang digunakan
memiliki urutan skor dari yang tertinggi yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3
(cukup), 2 (kurang), dan terendah 1 (sangat kurang).
1. Angket Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi ini dilakukan oleh guru wali kelas, penilaian dari
ahli materi ini berdasarkan aspek-aspek yang di nilai sesuai dengan
aspek yang terdapat pada kisi-kisi dibawah ini.
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Validasi Ahli Materi

Jumlah
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
1. Isi dan a. Kesesuaian materi 1,2,3 14
Tujuan dengan SK, KD dan
Indikator
b. Ketepatan materi 4,5
dengan tujuan
pembelajaran
c. Ketepatan 6, 7
penggunaan Bahasa
d. Kelengkapan materi
8
e. Keruntutan materi
9,10
f. Kesesuaian contoh 11,12
yang diberikan
13,14
g. Menarik minat dan
perhatian siswa
2. Kedalaman Kesesuaian konsep 15
dan Keluasan dengan materi
Konsep Pembatasan materi sesuai 16 2
dengan batasan
pemahaman siswa
3. Pembelajaran Kualitas tes dan 17, 18, 4
Pembelajaran 19, 20
Jumlah 20

2. Lembar Respon Siswa

36
Lembar angket ini untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran matematika menggunakan buku ensiklopedia
matematika. Jika siswa memberi respon postitif maka bahan ajar dapat
diterapkan. Lembar angket berisi item-item beserta pilihan yang harus
dijawab. Skala pengukuran yang digunakan dalam angket respon siswa
adalah berbentuk skala Gutmann. Menurut Sunarti dan Selly
Rahmawati (2014: 52) skala Gutmann merupakan skala dengan
jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”.
Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Angket Respon Siswa

Jumlah
No. Aspek Indikator
Butir
1. Kualitas Bahan Mudah digunakan 1
Ajar Menarik Perhatian Siswa 2
2. Pengetahuan, materi mudah dipahami 2
pemahaman, dan penyajian materi menarik 2
ketertarikan petunjuk penggunaan jelas 2
terhadap bahan
ajar
3. Desain Bahan Kesesuaian Warna 1
Ajar Pemilihan Huruf 2
Gambar dan Tampilan 3
Jumlah Pernyataan 15

3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada
materi Pancasila dengan soal 15 butir soal. Lembar soal tes diberikan
sebelum (pre test) dan sesudah (post test) pembelajaran. Lembar soal

37
ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan jawaban singkat Soal Pre
test ini diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal sebelum diberi tindakan atau menjelaskan materi
Pancasila. Soal Post test ini diberikan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal setelah diberikan tindakan atau
penjelasan.
Tabel 5. Kisi-Kisi Soal Pre dan Post Test

Kompetensi Nomor Bentuk


No. Indikator
Dasar Soal Soal
1. Menganalisis a. Menyebutkan 1,2,3,4 Pilihan
bunyi dan bunyi Pancasila Ganda
Lambang sesuai urutan
Pancasila b. Mengetahui 5,6,7,8, Pilihan
Lambang 9 Ganda
Pancasila sesuai
dengan bunyi
sila
c. Menuliskan 10 Jawaban
Pancasila sesuai Singkat
urutan
2. Menganalisis a. Menyebutkan 11, 12, Pilihan
penerapan sikap dan 13, 14 Ganda
Pancasila perilaku sesuai
dalam dengan bunyi
kehidupan sila
sehari-hari b. Mampu 15 Jawaban
memecahkan Singkat
masalah
berdasrkan sila
pada Pancasila
Jumlah 15 -

4. Dokumentasi
Data yang diperoleh terkait penelitian ini, peneliti
menggunakan dikumen berupa foto-foto pelaksanaan uji coba produk.

38
Mulai dari uji coba produk hingga uji coba pemakaian produk.
Dikumentasi juga dapat berupa foto-foto pada saat kegiatan
melakukan post- test dan pre-test.

F. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari responden melalui hasil kuesioner pada
pengembangan media belajar berupa mind mapping pada materi Pancasila
kemudian dilakukan analisis data. Data yang diperoleh dari reponden validasi
ahli materi, respon siswa dan observasi aktivitas siswa dianalisis dan
dideskripsikan secara deskriptif. Analisis data deskriftif dijelaskan sebagai
berikut.

1. Kelayakan Produk
Penilaian kelayakan produk diperoleh dari angket yang diisi oleh ahli
materi, ahli media dan respon siswa. Data tersebut dianalisis dengan cara
mengubah skor rata-rata menjadi nilai.
a. Validasi Ahli Materi
Untuk mengukur kelayakan buku ensiklopedia matematika yaitu
berdasarkan hasil analisis data lembar penilaian buku ensiklopedia
matematika oleh ahli materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi penilaian media belajar berupa mind mapping PPKN pada
materi
Pancasila
2. Menghitung penilaian media belajar berupa mind mapping PPKN pada
materi Pancasila dari validator ahli materi.

Produk dikatakan valid atau layak dari ahli materi apabila penskoran minimal
mencapai kriteria Baik dengan skor 4.

2. Respon Siswa

39
Teknik kuesioner digunakan untuk mengetahui data tentang kelayakan
media yang dilihat dari respon siswa terhadap produk. Data kuantitatif dari
angket respon siswa terhadap media belajar mind mapping PPKN
dianalisis dengan menggunakan rumus berikut:

Nilai persentase yang di dapat, kemudian diubah dalam bentuk


nilai. Dalam mengubah nilai persentase mengacu pada konversi
persentase 5 menurut Sunarti dan Selly Rahmawati (2014: 191).

Tabel 6. Pedoman Penilaian Respon Siswa

3. Analisis Observasi Aktivitas Siswa


Pengumpulan data observasi aktivitas siswa digunakan untuk
mengatahui daya tarik siswa terhadap media pembelajaran berupa mind
mapping materi Pancasila pada saat pelaksanaan uji coba. Untuk pengisian
lembar observasi memberikan tanda (√) pada masing-masing indikator yang
telah ditentukan. Untuk mencari besar presentase skor aktivitas siswa yang
diamati dari setiap indikator dihitung dengan mendapatkan persentase
aktivitas siswa. Kriteria presentase aktivitas siswa terhadap media belajar
mind mapping PPKN pada saat pelaksanaan uji coba pada tabel 6.

40
4. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan untuk mengukur peserta didik pada kelas sampel soal
tes harus terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba tersebut dilakukan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji coba tersebut, maka dipilih
soal yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik
dalam belajar PPKN,
a. Uji Validitas
Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrument yang valid mempunyai validitas yang
tinggi dan sebaliknya.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sunarti dan Selly Rahmawati (2014: 98) reliabilitas tes
menunjukkan apakah suatu tes dapat mengukur secara konsisten sesuatu
yang akan diukur dari waktu ke waktu. Suatu tes dikatakan reliable
apabila menghasilkan pengukuran yang tepat, tidak berubah jika
digunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Oller tingkat kesukaran adalah pernyataan tentang seberapa
mudah atau sulit sebuah butir soal bagi siswa yang dikena pengukuran
(dalam Sunarti dan Seli Rahmawati, 2014:138). Tingkat kesukaran soal
dapat ditunjukan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran soal
yang dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
IK = Indeks kesukaran

41
FH = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
Sm = Skor maksimum total
N = Jumlah subjek kedua kelompok
Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Beda
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:226) daya pembeda adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Untuk mencari daya pembeda langkah-langkah
yang dapat dilakukan yaitu:
1) Menyusun skor tes dari yang tertinggi sampai yang terendah
2) Membegi subjek uji coba menjadi dua kelompok sama besar, yaitu
kelompok atas dan bawah
3) Menghitung jumlah jawaban benar dari kelompok atas dan bawah
4) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:

Keterangan:
𝐷 = Daya Pembeda
XKA = rata-rata dari kelompok atas
XKB = rata-rata dari kelompok bawah

42
5. Peningkatan Hasil Belajar
a. Uji Prasyarat
Adapun uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui atau memastikan
apakah suatu sebaran data memenuhi asumsi distribusi normal. Uji
normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov Smirnv dengan α adalah
5%. Penghitungan uji normalitas data menggunakan bantuan SPSS 16.0.
b. Uji Paired Sample T-Test
Menurut Sugiyono (2012:147) analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Data dalam penelitian ini terkumpul dalam bentuk kuantitatif (angka)
sehingga memungkinkan untuk dianalis secara statstik. Penggunaan data
statstik pada penelitian ini menggunakan rumus uji t-test. Penggunaan t-
test dikarenakan peneliti mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus Uji t-test
yang menggunakan pre-test dan pos-test one group design, dengan rumus:

Dengan keterangan:
Md = mean dar perbedaan prtest dengan postest (postest-pretes)
xd = deviasi masing- masing subjek (d-Md)

43
Σ = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sample
d.b. = ditemtukan dengan N-1
Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang dikembangkan
dikatakan efektif jika minimal presentase ketuntasan belajar klasikal tes
hasil belajar mencapai nilai di atas Kriteria ketuntasan minimal seluruhnya

44
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M., Milawati., Darodjat, Harahap, T.,K., Tahrim. (2021). Media


Pembelajaran. Jakarta: Tahta Media Grup

Istiqlal, Abdul. (2018). Manfaat Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Dan
Mengajar Mahasiswa Di Perguruan Tinggi. Jurnal Kepemimpinan Dan
Pengurusan Sekolah Vol. 3 No. 2 Th. 2018 (Page 139-144)

Suyono & Hariyanto. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:PT Remaja


Rosdakarya Offset.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan

Putri, Zuyyina Hasdillah ., Ulfah, Maria., & Rosyid, Rum. (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMA.

Nisak, Eny Djauharatun. (2018). Penerapan Metode Mind Mapping untuk


Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.
Jurnal Riset dan Konseptual

Nisa’, Yusiana Khooirun.,& Gufron, Moh. (2018). Pengaruh Model Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas III SD. Jurnal sekolah dasar kajian
teori dan Praktik Pendidikan

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantittif, Kualitatif,


san R&D).Bandung: Alfabeta CV.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

45
Sunarti dan Selly Rahmawati. (2014). Penilaian Dalam Kurikulum

46

Anda mungkin juga menyukai