Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MENGENAL BENDA CAIR

DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TK


MASYITOH 2 DESA KARANG INDAH PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
NURUL INDAH
NIM
2010126220028

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BANJARMASIN
2022

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MENGENAL BENDA


CAIR DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

i
DI TK MASYITOH 2 DESA KARANG INDAH PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Ulangan Tengah Semester Pada


Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
NURUL INDAH
NIM 2010126220028

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BANJARMASIN
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MENGENAL BENDA CAIR
DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TK
MASYITOH 2 BANJARMASIN

NURUL INDAH

NIM 2010126220028

Disetujui untuk Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Nama dan Gelar Lengkap Nama dan Gelar Lengkap


NIP NIP
Tanggal: Tanggal:

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat

Nama dan Gelar Lengkap


NIP

iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Proposal oleh Nurul Indah
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada tanggal 20 November 2022

Dewan penguji
Nama dan Gelar Lengkap …………….. Ketua
NIP

Nama dan Gelar Lengkap …………….. Sekretaris


NIP

Nama dan Gelar Lengkap …………….. Penguji I


NIP

Nama dan Gelar Lengkap ……………. Penguji II


NIP

Nama dan Gelar Lengkap ……………. Penguji III


NIP

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP ULM

Nama dan Gelar Lengkap


NIP

iv
DAFTAR ISI
PROPOSAL PENELITIAN................................................................................... i
PROPOSAL PENELITIAN.................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
F. Asumsi Dasar Penelitian ......................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................... 4
A. Kajian Teori ............................................................................................. 4
B. Metode Eksperimen .............................................................................. 11
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 12
D. Hipotesis ................................................................................................. 12
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 14
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ......................................................... 14
1. Pendekatan penelitian ........................................................................... 14
2. Jenis Penelitian ...................................................................................... 15
B. Rancangan/Desain Penelitian ............................................................... 15
C. Variabel Penelitian ................................................................................ 15
D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 16
E. Populasi dan Sampel ............................................................................. 16
F. Teknik Penarikan Sampel .................................................................... 17
G. Tempat, Sujek, dan Objek Penilitian .................................................. 17
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 18
I. Uji Persyaratan Analisis Data .............................................................. 22
J. Uji Hipotesis ........................................................................................... 24
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 26

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan wawancara............................................................ 19


Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi ............................................................................... 21
Tabel 3.3 Alternatif Skor ....................................................................................... 23

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang sebelum memasuki
pendidikan dasar yang mengupayakan pembinaan untuk anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui
pemberian rangsangan demi membantu pertumbuhan memasuki
pendidikan lebih lanjut,ada 3 yaitu formal, nonformal, dan informal. Usia
0-6 tahun merupakan masa golden age,dimana anak tumbuh pesat. Seiring
dengan pendapat. Anak membutuhkan stimulasi yang tepat yakni melalui
bermain bahwa “habits that exist in the environment around children will
affect the pattern of behavior, mindsets, and patterns of sense in children”.
Perkembangan otak pada usia dini bisa dicapai melalui lingkungan
dimana anak berkembang, contohnya lingkungan keluarga ataupun
masyarakat. Novitasari (2017) “therefore, the surrounding environment
should be able to act as an adequate stimulant for early childhood.

Perkembangan merupakan suatu urutan perubahan yang bersifat


saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan
satu kesatuan yang harmonis. Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014
dijelaskan bahwa lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi
aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-
emosional, dan seni. Pada aspek pengembangan kognitif, kompetensi dan
hasil belajar yang diharapkan pada anak adalah anak dapat berfikir
secara logis dan kritis, dapat memberi alasan, mampu memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Kognitif dapat diartikan sebagai pengetahuan
yang luas daya nalar, kreatifitas atau daya cipta, kemampuan berbahasa
serta daya ingat. Anak bertumbuh dan berkembang selayaknya
lingkungan dan stimulasi yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadi alasan
mendasar perbedaan perkembangan kognitif anak. Sebagian anak dapat

1
mengembangkan kognitifnya sesuai tahapannya, sebagian lagi dapat
berkembang dengan beberapa hambatan, dan ada pula yang mengalami
permasalahan dalam perkembangan kognitif. (Yamin dan
Sanan,2010:150).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode eksperimen?
2. Apa pengertian kognitif anak usia dini?
3. Apa manfaat dan tujuan metode eksperimen?

C. Batasan Masalah
Peneliti membahas tentang kognitif anak dan metode eksperimen
mengenal benda cair yang digunakan untuk mengembangkan kognitif
pada anak.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian guna untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak, dan mengasah kemampuan kognitif nya.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya dari yakni sebagai sarana pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak agar dapat berkembanng secara optimal dan
efektif sejalan dengan tahapan usia dan perkembangganya sehingga dapat
membantu anak dalam menempuh pendidikan lebih lanjut nantinya.

F. Asumsi Dasar Penelitian


Metode ini memberikan kesempatan pada anak untuk lebih bereksplorasi
dalam kegiatan pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran, dimana anak melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode eksperimen adalah
percobaan tentang sesuatu. Dalam hal ini setiap anak bekerja sendiri-
sendiri. Pelaksanaan lebih memperjelas hasil belajar, karena setiap anak
mengalami dan melakukan kegiatan percobaan. Dengan menggunakan

2
metode ini anak dapat menemukan sesuatu hal yang baru dengan
pengalamannya sendiri. Metode eksperimen merupakan cara yang
digunakan untuk menyajikan pembelajaran, dimana anak melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.

3
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran Eksperimen Mengenal Benda Cair untuk


Anak Usia Dini

a. Pengertian Metode Eksperimen


Metode Pembelajaran Eksperimen metode berarti cara yang
disusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam hal
ilmu pengetahuan. Pembelajaran secara umum, dapat diartikan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai
hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Sulchan,
(1997:335)
Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah “suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi anak usia dini dengn
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
membantu membimbing anak belajar dengan baik sesuai dengan
tahap perkembangannya sehingga menghasilkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. (Saifuddin, 2014:3).
Terdapat dua hal yang berbeda antara strategi dengan metode.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu jurus untuk
melakukan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa
tercapai dan materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik.
Lebih lanjut Metode pembelajaran adalah suatu cara merupakan
satu kata yang merujuk pada cara yang akan digunakan untuk
mencapai sebuah tujuan yang diharapkan.

4
Metode yang menggunakan Metode-metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak usia dini: bermain, karyawisata,
bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi atau eksperimen, proyek,
pemberian tugas. (Moeslichatoen, 2004: 24)

Metode-metode tersebut sesuai dengan aspek perkembangan


anak usia dini sebagaimana yang tercantum pada Permen Diknas
No. 137 Tahun 2014, yaitu tentang: Nilai Agama dan Moral,
Bahasa, Kognitif, Fisik-Motorik dan Sosial Emosional. metode
eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains,
karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar
yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas
secara optimal. Anak diberi kesempatan untuk menyusun sendiri
konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya. Schoenherr (Palendeng
(2003:81)

b. Eksperimen Mengenal Benda Cair


Contoh dari penerapan metode eksperimen ini dengan memberikan
kesempatan anak untuk bisa bereksplorasi dan mencoba hal baru
yang ada di sekitarnya dengan melakukan percobaan
menggunakan benda konkrit misalnya (air), serta mengikuti proses
dengan mengamati objek yang akan diteliti sehingga bisa menarik
kesimpulan dari hasil eksperimen tersebut. Perbedaannya dengan
metode demonstrasi ini lebih menekankan pada proses terjadinya,
sedangkan metode eksperimen ini lebih menekankan proses sampai
hasilnya. Metode eksperimen ini memudahkan anak mengamati
proses benda cair yang meniru tempatnya, sehingga metode
eksperimen ini bisa mendukung pembelajaran sains pada anak
dalam mengenal benda cair.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian menyatakan bahwa
permainan dengan menggunakan bahan air untuk media

5
pembelajaran sains bisa meningkatkan kemampuan sains anak
sejak kecil mengenai belajar penemuan. Maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran sains pada anak usia dini bisa
mengembangkan aspek perkembangan anak berpikir logis dan bisa
memecahkan masalahnya sendiri melalui eksperimen atau
penemuan dengan menggunakan bahan benda cair misalnya air,
maka anak akan lebih mudah mengenal benda cair. Gross (2012),
Berbagai kegiatan sains yang menggunakan air diantaranya
adalah:
a) Konservasi volume. Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih
anak dalam memahami isi atau volume benda cair. Anak pra-
operasional belum dapat memahami konservasi volume. Oleh
karena itu, memperkenalkan anak dengan wadah, botol, atau
ember akan membantu anak memahami konservasi volume.
Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang
lebih kecil dan sebaliknya, anak belajar mengunakan bilangan
untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol
ataupun ke dalam wadah tersebut. Kegiatan ini sebaiknya
dilakukan di luar kelas agar tidak basah, sebaiknya anak
diminta memakai rompi plastik. Pada kegitan ini pula anak
dapat mengetahui banyak sedikitnya takaran air yang sudah
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain nya. Piaget (1972)
b) Tenggelam dan terapung.
Anak anak dapat mengetahui benda benda apa saja yang dapat
mengapung ataupun tenggelam.
c) Manfaat mengenal benda cair
Anak mampu menghubungkan sebab dan akibat, anak dapat
bereksplorasi tehadap berbagai benda yang ada disekitarnya,
anak paham tentang volume, memilih benda yang dapat
mengapung ataupun tenggelam, anak dapat membuat benda

6
mengapung jadi tenggelam, anak dapat membedakan larutan
dan campuran, dan menghitung percikan air.
c. Tujuan Metode Eksprimen Mengenal Benda Cair
Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa
ada benda yang tenggelam dan ada pula yang terapung. Anak
sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang
besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh
ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.

2. Kemampuan kognitif Anak Usia Dini

a. Pengertian Kognitif Anak Usia Dini


Kognitif merupakan kemampuan yang erat hubungannya dengan
pengetahuan yang diperoleh oleh individu serta cara berfikir
individu terhadap suatu kejadian, tindakan dan apa yang diamati
di sekitarnya. Cepat tidaknya individu dalam menyelesaikan
masalah sangat bergantung pada perkembangan kognitifnya. Oleh
karena itu, pengembangan kognitif individu memiliki peran yang
cukup besar dalam perkembangan potensi yang ada dalam diri
anak untuk tahap berikutnya. Kognitif merupakan proses berfikir
anak, dimana memunculkan kemampuan menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan kejadian atau peristiwa.
Pengertian kognitif menurut adalah kemampuan seseorang
merasakan dan mengingat, serta membuat alasan untuk
berimajinasi. Perkembangan kognitif tidak hanya meliputi
matematika dan sains, namun juga pemecahan masalah dan
penguasaan konsep, hal tersebut dapat dikembangkan melalui
sosial dan budaya sekitar anak. Kognisi manusia lebih dari
kepandaian individu dan dibentuk melalui kontribusi dari dunia
sosial. Perkembangan kognitif anak usia dini dapat dikembangkan
melalui interkasi. Interaksi dapat dilakukan dengan cara bermain

7
atau dengan benda-benda yang ada disekitar. Piaget (dalam
Musbikin, 2010:56)
Perkembangan kognitif anak usia dini berbeda dengan anak
usia selanjutnya. Perkembangan kognitif anak usia 0-2 Tahun
berada pada tahap sensorimotor dimana bayi memahami dunia
melalui tindakan fisik dan nyata terhadap rangsangan dari luar.
Perilaku berkembang dari refleks-refleks sederhana melalui
beberapa tahap menuju seperangkat skema yang terorganisasi
(perilaku yang terorganisasi) sedangkan anak usia 2-7 Tahun
berada pada tahap pra oprasional dimana anak dalam tahapan ini
masih berfikir simbolik dan bahasa sudah mulai jelas terlihat untuk
menggambarkan objek dan kejadian, namun cara berfikir anak
belum logis dan belum menyerupai orang dewasa. Piaget (dalam
Salkind, 2009:326)
b. Aspek Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dan kemampuan
primer yaitu:
1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension). Dimana
anak akan mengulangi ucapan yang telah diajarkan oleh
guru pendamping.
2) kemampuan mengingat (memory). Anak akan belajar
mengingat kegiatan apa saja yang telah dilakukan nya pada
hari itu.
3) Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning). Berpikir
nalar contohnya dimana anak mengambil suatu benda dan
dikembalikan ke tempat asalnya.
4) kemampuan bilangan (numerical ability). Anak akan
belajar berhitung angka mulai dari 1-10 begitupun
seterusnya.
5) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat
(perceptual speed) kemampuan mengamati ini dari

8
pengalaman saya melakukan kegiatan belajar mengajar di
PAUD/TK Masyitoh 2 desa Karang Indah dimana pada saat
itu anak anak diberikan tugas oleh gurunya yaitu membawa
ikan, lalu anak anak mengamati ikan tersebut, kemudian
mengetahui nama maupun jenis ikan terebut serta
habitatnya.
c. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah
memiliki kemampuan tertentu untuk mengahadapi objek-objek
yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini masih sangat sederhana,
yakni dalam bentuk kemampuan sensor motorik. Melalui
observasinya, Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif
terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan
berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang
berbeda- beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak
membuat pikiran anak lebih maju, kualitas kemajuannya berbeda-
beda. Tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut adalah tahap
sensori motorik (usia 0–2 tahun), tahap pra-opersional (usia 2–7
tahun), tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun) dan tahap
opersional formal (usia 11–15 tahun). Tahap sensorimotor. Tahap
ini berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun.
Dalam tahapan ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan
mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka dengan
gerakan motor (otot). Tahap pra-operasional. Tahap ini
berlangsung mulai usia 2 tahun sampai tujuh tahun. Tahap ini
adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis, tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasional. Tahap ini lebih bersifat
egosentris dan intuitis. Pemikiran pra-operasional terdiri dari dua
sub- tahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap pemikiran
intuitif. Dalam tahap pra-opersional juga menunjukkan
karakteristik pemikiran yang disebut centration yakni pemfokusan

9
(pemusatan) perhatian pada satu karakteristik dengan
mengabaikan karakteristik lainnya. Centration tampak jelas dalam
kurangnya konservasi dalam tahap ini. Konservasi yang dimaksud
di sini adalah ide bahwa beberapa karakteristik dari objek itu tetap
sama meski objek itu berubah penampilannya. Misalnya, orang
dewasa tahu bahwa volume air akan tetap sama meskipun dia
dimasukkan ke dalam wadah yang bentuknya berlainan. Tetapi
bagi anak kecil tidak demikan halnya. Mereka biasanya heran pada
perubahan bentuk cairan di dalam wadah yang berbeda-beda.
Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan
yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret
membuat anak bisa mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi
bukan hanya fokus pada satu kualitas objek. Pada level opersional
konkret, anak-anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang
sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka
dapat membalikkan operasi konkret ini. Yang penting dalam
kemampuan tahap operasional konkret adalah pengklasifikasian
atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan
memahami hubungnnya.
Tahap ini dimulai dengan tahap progressive decentring di usia
tujuh tahun. Sebagian besar anak telah memiliki kemampuan
untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau
jumlah benda cair. Maksud ingatan yang dipertahankan di sini
adalah gagasan bahwa satu kuantitas akan tetap sama walaupun
penampakan luarnya terlihat berubah. Jika Anda memperlihatkan
4 kelereng dalam sebuah kotak lalu menyerakkannya di lantai,
maka perhatian anak yang masih berada pada tahap pra-
opersional akan terpusat pada terseraknya kelereng tersebut dan
akan percaya jumlahnya bertambah banyak. Sebaliknya, anak-
anak yang telah berada pada tahap opersional konkret akan segera
tahu bahwa jumlah kelereng itu tetap 4. Anak pun akan tahu jika

10
anda menuangkan susu yang ada di gelas gendut ke gelas ramping,
maka volumenya tetap sama, kecuali jika jumlah susu yang
dituangkan memang sengaja dibedakan.

B. Metode Eksperimen

Metode eksperimen membuat anak lebih yakin atas hasil yang


mereka dapat karena mereka terlibat dan mengalami secara langsung
dalam sebuah eksperimen. Dengan menggunakan metode percobaan
sederhana ini anak akan lebih mudah paham dan mengerti akan suatu
permasalahan yang mereka hadapi daripada anak yang hanya menerima
informasidari pendidik tanpa mengalaminya secara langsung. Melalui
eksperimen anak akan terlatih mengembangkan kreativitas, kemampuan
berpikir logis, senang mengamati, meningkatkan rasa ingin tahu dan
kekaguman pada alam, ilmu pengetahuan dan Tuhan. Metode
eksperimen biasa digunakan dalam bidang-bidang pembelajaran seperti
sains dan teknologi.
Pengenalan sains pada anak usia dini sangatlah penting bagi anak
karena ketika anak-anak berinteraksi dengan berbagai objek sains, anak
memandang sains sebagai segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu
yang ditemukan dan dianggap menarik, serta memberi pengetahuan atau
merangsangnya untuk mengetahui dan menyelidikinya. Proses berpikir
sangat baik diajarkan kepada anak sejak usia dini, agar anak terlatih
berpikir dan memudahkan anak dalam proses penguasaan materi atas
apa yang anak pelajari. Kegiatan sains untuk anak sebaiknya dilakukan
sesuai dengan usia dan kebutuhan nya. Pengenalan sains pada anak usia
dini hendaknya lebih menekankan terhadap proses dari pada hasil yang
didapat anak. Program pembelajaran sains pada anak usia dini
diantaranya meliputi penguasaaan fakta dan penguasaan konsep. Salah
satu yang dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pengenalan
sains pada anak usia dini yaitu dengan cara mengenalkan sains dengan
menggunakan metode percobaan sederhana.

11
C. Kerangka Berfikir

Dengan menerapkan metode eksperimen yang memiliki keunggulan


untuk anak dimana anak akan bereksploasi dengan caranya sendiri.
Melalui percobaan secara langsung anak akan terlibat aktif dalam
kegiatan. Anak dapat bereksplorasi mulai dari mengamati, menganalisis,
membuktikan, dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang
dilakukannya. Dengan metode ini diharapkan anak dapat langsung
meneliti proses terjadinya perubahan bentuk dan wujud benda cair,
dimana benda cair juga bisa jadi padat apabila di kelola sesuai dengan
tata cara pengelolaan nya.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus


terjawab sebagai kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat
dugaan, karena itu peneliti harus mengumpulkan data yang cukup untuk
membuktikan bahwa dugaannya benar.
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah “penerapan metode
eksperimen mengenal benda cair dalam mengembangkan kemampuan
kognitif anak di TK Masyitoh 2” desa Karang Indah.

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada TK Masyitoh


2 dapat disimpulkan bahwa, melalui pembelajaran dengan metode
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains mengenal benda cair.
Dapat dilihat dari kegiatan eksperimen pada aspek mengamati terlihat
anak-anak ketika ditanya sudah bisa menjawab karena anak-anak
memperhatikan proses percobaan yang dilakukan, pada aspek
mengklasifikasi terlihat anak mulai yakin ketika menggelompokkan benda
berdasarkan jenisnya, pada aspek memprediksi sudah bisa membuat
dugaan sementara terhadap hasil percobaan yang akan dilakukan
walaupun masih ada beberapa yang salah, pada aspek menyimpulkan

12
terlihat anak-anak sudah bisa membuat kesimpulan terhadap hasil
percobaan yang dilakukan karena pada saat proses percobaan
berlangsung anak- anak memperhatikan dengan serius, dan pada aspek
mengkomunikasikan dalam mengkomunikasikan hasil dan proses
percobaan kedepan kelas anak-anak sudah berani dan tidak terlihat malu-
malu.
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan sains anak mengenal benda cair. Kemampuan
sains pada aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan meningkat dari siklus I ke siklus
II perbedaan persentase antara siklus I ke Siklus II sebesar 12,6%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa setiap siklusnya meningkat yang berarti
bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan sains anak.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan penelitian

a. Pendekatan Kualitatif
Penelitian/penyelidikkan secara sistematis memerlukan
metode-metode. Metodelogi penelitian berisi penge- tahuan yang
mengkaji mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Adalah
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid (soheh) dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
menganti- sipasi masalah yang bersangkutan dari data alami dan
mempunyai akurasi yang mendalam.
Wardoyo, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan ter- tentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu:
Rasional, Empiris, dan Sistematis. Rasional yaitu pengetahuan disusun
dengan meng- gunakan pikiran dan masuk akal (ada penalaran). Logika
menjadi tumpuan. Rasionalisme memberikan konsistensi pengetahuan.
Empiris adalah pendekatan memisahkan pengetahuan berdasarkan
fakta/fenomena dengan yang tidak berdasarkan fakta.
b. Pendekatan Kuantitatif
Istilah kuantitatif dan kualitatif, orang akan beranggapan
bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang hasilnya menyajikan
angka-angka atau sekadar persentase. Sementara itu, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang hasilnya berupa kata-kata atau
kalimat, misalnya, menyamakan pendekatan kuantitatif dengan
pendekatan positivis, sedangkan pendekatan kualitatif disamakan
dengan pendekatan interpretif. Neuman (2003) dan Smith (1983)

14
2. Jenis Penelitian

Berdasarkan hasil permasalahan yang diteliti adalah metode


eksperimen mengenal benda cair di TK Masyitoh 2 Batola maka peniliti
memberikan saran sebagai berikut penelitian ini telah terbukti, bahwa
metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains anak. Oleh
karena itu disarankan kepada guru agar menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran sains agar guru dan siswa dapat kreatif
untuk lebih mengenal dan mengolah sesuatu dari bahan yang sifat nya
cair.

B. Rancangan/Desain Penelitian

Rancangan ini sebagai model pendekatan penelitian yang sekaligus


merupakan rancangan analisis data, adapun desain penelitian nya peniliti
menggunakan metode eksperimen yang di lakukan guna mengetahui sebab
dan akibat.

C. Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai seseorang, atau subjek yang berjumlah satu


orang atau lebih dengan satu objek dengan objek lainnya. Adapun contoh
variabel penelitian pendidikan yaitu hasil belajar, kinerja guru, dan
kreativitas belajar. Bervariasi berarti variabel tersebut mempunyai nilai,
skor, dan ukuran yang berbeda. Dalam penelitian ini, variabel bebas (X)
adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara penyajian
pembelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. (Hendawati & Kurniati, 2017)
Dalam penelitian yang menjadi variabel terikat (Y) adalah keterampilan
proses sains. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan berpikir
yang melibatkan psikomotor untuk menjalankan proses sains untuk
membuktikan konsep yang telah ada sebelumnya. (Wahyuni & Taufik, 2016)

15
D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data Kuantitatif

Jenis data kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang


menggunakan pengkuran measurement, sebuah kumpulan yang bisa
diukur dan dihitung sebagai variabel angka secara langsung. Diakhir
kesimpulan akan disajikan dengan grafik, gambar, dan tabel.
Kuantitatif bersifat terstruktur dari suatu riset sehingga dapat
dipahami dan lebih mudah dibaca oleh peneliti.

2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari narasumber ataupun informan dari orang


tua, guru, dan murid ataupun dari orang yang memberikan respon
atau tanggapan. Dan adapun data sekunder dimana peneliti
mengambil dari beberapa buku ataupun jurnal penidikan yang
terkait.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah dimana semua kelompok yang akan diambil datanya,


dan berasal dari objek penelitian. Objek ini berupa manusia, hewan,
tumbuhan, peristiwa dll. Adapun dari penilitian ini, populasinya
adalah anak PAUD/TK Masyitoh 2 Desa Karang Indah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, dan sampel tersebut harus benar benar respensif sesuai
dengan populasi yang diteliti. Sugiyono (2018)

16
Terdapat berbagai macam sampel tergantung pada jenis penilitan
yang diambil. Pengambilan sampel terdiri dari dua cara yaitu sample
acak dan tidak acak.

F. Teknik Penarikan Sampel

Teknik yang digunakan yaitu purposive atau judgemental, dimana


peniliti memilih secara sengaja guna memberikan informasi penting yang
dapat diperoleh dari sebuah peristiwa, kasus ataupun peserta dalam
sampel. (Maxwell, 2012).

G. Tempat, Sujek, dan Objek Penilitian

1. Tempat Penelitian

Penilitan ini dilakukan di

Nama Sekolah: TK Masyitoh 2

Alamat: Desa. Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten


Barito Kuala

2. Subjek Penelitian
Adapun subjek dari penilitan ini yaitu murid yang berusia 4-5 tahun
di TK masyitoh 2 desa Karang Indah.
3. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini sesuai dengan judul yang dipilih oleh peniliti
yaitu “Metode Eksperimen Mengenal Benda Cair Untuk
Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini di TK
Masyitoh 2” guna mendapatkan informasi untuk orang tua guru,
maupun peniliti sendiri.

17
H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kemampuan kognitif

a. Jenis Instrument

Peneliti menggunakan jenis instrument wawancara, dimana


peneliti melakukan komunikasi tanya jawab kepada guru maupun
pendamping yang ada di sekolah tersebut. Tujuan nya yaitu untuk
menggali informasi dan perkembangan peserta didik, dan adapun
etika dalam wawancara yaitu dengan lemah lembut, tidak kasar
akan tetapi tegas. Teknik wawancara bisa dilakukan dengan
bertemu langsung oleh orang yang mempunyai informasi atau
narasumber.

b. Definisi Konseptual

Perkembangan kognitif adalah dimana pola pikir anak dan


daya ingat nya mulai berkembang, ketika anak mengeksplorasi
dunia nya mengamati lingkungan sekitarnya, dan mampu
memecahkan masalah yang sedang terjadi. Anak dapat mengikuti
kegiatan orang orang yang ada di lingkungan nya berdasarkan apa
yang anak lihat dan di dengarnya. Ketika memecahkan masalah
anak biasanya menolak bantuan dari pendamping nya dan anak
akan melakukan kegiatan nya sendiri sesuai dengan pola pikirnya,
anak dapat mengembangkan persepsi berdasarkan sesuatu yang
dialaminya.

c. Defnisi Oerasional

Perilaku kognitif anak melibatkan kemampuan berfikir kraetif,


memecahkan masalah yang bersifat otomatis. Dengan
perkembangan kemampuan kognitif nya anak mampu
beradaptasi, mengatasi suatu masalah yang dihadapinya,

18
perubahan lingkungan pun dapat mempengaruhi perkembangan
nya, maka dari itu anak mempunyai stimulasi khusus dari orang
tua maupun pendamping anak sendiri dan lingkungan nya.

d. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan wawancara


NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Metode pembelajaran apa saja yang biasanya
ibu pakai dalam kegiatan belajar mengajar?
2. Bagaimana pendapat ibu tentang metode
eksperimen mengenal benda cair?
3. Apakah metode ini sangat berpengaruh untuk
perkembangan kognitif anak?
4. Menurut ibu, apa kelebihan dan kekurangan
dari metode ini?
5. Bagaimana cara ibu menjelaskan metode
eksperimen kepada peserta didik?
6. Apakah metode ini dapat digunakan dalam
jangka panjang?
7. Apakah ada kendala dari melakukan metode ini
?

2. Metode Eksperimen Mengenal Benda Cair

a. Jenis Instrumen

Jenis instrument ini menggunakan cara dengan analisis dimana


peniliti melakukan studi literatur dan studi lapangan, berupa
observasi dan wawancara. Setelah mendapatkan informasi
peneliti melakuakan penelitian dengan tujuan memberika solusi

19
dan permasalahan. Proses pembelajaran sains ini dengan konsep
terapung, melayang, dan tenggelam. Keterampilan proses sains
terdiri dari mengamati, menalar, mengklarifikasi,
mengeksperimen/mencoba, dan memprediksi.

b. Definisi Konseptual

Dengan melakukan metode eksperimen anak akan lebih mudah


melakukan penlitan dan mencoba hal baru dari apa yang akan
dikerjakannya, selain itu anak melihat langsung proses
perubahan suatu benda baik dari padat ke cair ataupun
sebaliknya. Metode ini sangat penting untuk menstimulasi
perkembangan anak.

c. Definisi operasional

Peningkatan kekampuan sains adalah pengembangan


pengetahuan yang sudah dimiliki oleh anak, melalui peristiwa
atau kejadian alam di usia anak anak. yaitu bagaimana proses
sebuah benda padat menjadi cair melalui percobaan langsung.
Dengan mengunakan media yang ada di kehidupan nya sehari
hari. Berikut adalah benda padat yang akan digunakan sebagai
alat percobaan berupa lilin, coklat, mentega, gula merah, gula
pasir, eskrim, dan permen. Kemudian guru dan peserta didik
melakukan langsung percobaan guna untuk membuktikan
apakah benda tersebut dapat mencair. Berikut adalah cara
menjadikan benda tersebut mencair adalah misalnya coklat,
apabila coklat di diamkan diruang terbuka maka coklat tersebut
akan meleleh atau mencair dengan sendirinya begitupun dengan
mentega. Bisa juga dilakukan dengan cara membakar contohnya
lilin, apabila lilin dinyalakan dan menimbulkan api maka

20
perlahan lilin akan mencair dengan sendirinya. Yang dimaksud
benda cair itu tudak hanya air tetapi dari bahan bahan yang di
sebutkan oleh peniliti tersebut dapat dikatakan benda cair pula.
Setelah itu guru dapat menanyakan kepada peserta didik
berupa pertanyaan sederhana misalnya, apa warna lilin, bentuk
lilin, dan bagaimana proses mencairnya benda tersebut.
Kemudian apa warna dan rasa permen dll. Setelah selesai
melakukan percobaan anak anak akan mengevaluasi kegiatan
yang baru saja dilakukan.

d. Kisi-kisi Intrumen

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi


Aspek Pengamatan BB MB BSH BSB
No
Anak bertanya ketika ia merasa
1.
kesulitan melakukan percobaan
Anak dapat mengikuti arahan
2.
guru atau pendamping dalam
melakukan percobaan
mencairkan suatu benda
Anak dapat membedakan jenis
3.
benda dan warna bahan untuk
percobaan
Anak dapat melakukan
4.
percobaan dengan sendirinya
Anak akan mengulangi kegiatan
5.
tersebut dan menceritakan
kembali apa yang telah ia
lakukan

21
Keterangan:

BB : Belum Berkembang

MB : Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan

BSB: Berkembang Sangat Baik

3. Uji Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk


mengumpulkan atau mengukur suatu objek penelitian. Untuk
mendapatkan data yang benar demi kesimpulan yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, maka diperlukan instrument yang valid dan
konsisten tepat dalam memberikan data hasil yang diperlukan.
Instrument dikatakan valid apabila saat mengungkap suatu data dari
variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang
sebenarnya. (Arikunto,2010). Peneliti menggunakan instrumen tes
berupa tanya jawab beberapa soal yang diajukan kepada guru dan
peserta didik guna mengetahui pengaruh apa saja yang terjadi.

I. Uji Persyaratan Analisis Data

Uji analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, mengubah


dan membuat suatu penelitian dengan tujuan untuk menemukan
informasi yang bermanfaat sehingga dapat peneliti dapat mengambil
keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian eksperimen, yaitu: peneliti harus menentukan
secara sengaja, kapan dan dimana ia akan melakukan penelitian, peneliti
harus dapat mengubah dan mengontrol variabel sesuai dengan apa yang
diteliti, diperlukan kelompok pembanding. Beberapa ahli statistic
menyebutkan bahwa apabila jumlah data lebih dari 30 (n>30) maka data
tersebut sudah diasumsikan sebagai data berdistribusi normal. Namun

22
bukan berarti data yang jumlah nya kurang dari 30 (n<30) tidak
berdistribusi normal. Selain itu, penguji normalitas dilakukan untuk
memudahkan peneliti dalam menentukan jenis analisis statistika yang
digunakan. Adapun teknik pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 3.3 Alternatif Skor


No. Kriteria Jumlah Anak Presentase
1. BB 1 5%
2. MB 6 50%
3. BSH 5 40%
4. BSB 1 5%
Jumlah 13 100

Berdasarkan dari tabel diatas dapat terlihat bahwa tingkat kemampuan


peserta didik dan memiliki prilaku sikap ingin tahu, melakukan sikap
eksploratif dan menyidik, melakukan inisiatif untuk melakukan
eksperimen diluar bantuan guru. Pada kriteria Belum Berkembang (BB)
ada 1 anak dengan tingkat presentase 10%, kemampuan peserta didik
pada kriteria Mulai Berkembang (MB) ada 6 anak dengan tingkat
presentase 50%, kemudian kemampuan peserta didik pada kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) ada 5 anak dengan tingkat presentase
40%, sedangkan kemampuan peserta didik pada kriteria Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) ada 1 anak dengan presentase 10%.

Berdasarkan tabel perkembangan diatas sangat terlihat sekali


kemampua dalam perkembangan nya. Data kuantitatif ini dilakukan
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dalam
penelitian. Tindakan berhasil apabila kemampuan kognitif anak melalui
metode eksperimen ini meningkat paling sedikit 80%. Rumus yang
digunakan adalah (M.ngalim Purwanto,2009).
a. Ketuntasan Secara Individual

23
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Nilai= x100%
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎

Apabila anak memperoleh ≥ 𝟔𝟎% maka dikategorikan tuntas,


tetapi apabila anak memperoleh ≤ 𝟔𝟎% maka dikategorikan tidak
tuntas
b. Ketuntasan Secara Klasikal
Untuk menghitung nilai secara klasikal menggunakan rumus:
∑ 𝒔≥𝟔𝟎
Ketuntasan Klasikal= x100%
𝑵

∑𝑺 : Jumlah anak yang mendapatkan nilai ≥ 𝟔𝟎

N : Banyak anak

100% : Bilangan Tetap

J. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan data sudah dikatakan berdistribusi


normal maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan uji analisis jenis
statistik parametric yaitu uji Paired Sample T-test pada aplikasi komputer
Statistical Product and Service Solution (SPPS). Tujuan menggunakan
aplikasi ini adalah untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah
dirumuskan sebelum penelitian diterima atau ditolak uji Paired Sample t-
test dengan bantuan program SPPS 25. Hipotesis yang telah dibuat
tersebut adalah:

Ho: Tidak terdapat pengaruh terhadap metode eksperimen

Ha: Terdapat pengaruh terhadap metode eksperimen

Jika nilai signifikan < 𝟎, 𝟎𝟓 maka metode eksperimen memberikan


pengaruh, jika nilai signifikan < 𝟎, 𝟎𝟓 maka metode eksperimen tidak
berpengaruh.

24
K. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pengamatan
Peneliti menggunakan teknik ini karena pengamatan adalah metode
yang ampuh untuk memperoleh kebenaran, dimana anak anak
mampu menyebutkan sifat, warna dan bentuk benda.
b. Tahap Memprediksi
Pada tahap ini anak memberikan dugaan sementara tentang apa yang
dilihat nya, dan proses terjadinya suatu perubahan dari percobaan
yang anak lakukan.
c. Tahap menyimpulkan
Pada tahap ini anak anak mampu memberikan penjelasan dan
mengulangi peristiwa yang baru saja dilakukan nya, menjelaskan
sebab dan akibat, dan tahap tahap nya.

25
DAFTAR RUJUKAN

Novitasari, Yesi. "Analisis Permasalahan" Perkembangan Kognitif Anak Usia


Dini”." PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2.01 (2018): 82-
90.

Izzati, Lailatul, and Yulsyofriend Yulsyofriend. "Pengaruh metode bercerita


dengan boneka tangan terhadap perkembangan kognitif anak usia dini."
Jurnal Pendidikan Tambusai 4.1 (2020): 472-481.

Hikam, Fajar Farham, and Erwin Nursari. "Analisis Penggunaan Metode


Eksperimen Pada Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini." Murhum:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini (2020): 38-49.

Suryameng, Suryameng, and Theodosia Yayuk Marselina. "METODE


EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK
SANTA YOHANA ANTIDA 2 SINTANG." DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 1.1 (2019): 46-58

Nafiqoh, Heni, and Ghina Wulansuci. "MENGEMBANGKAN SIKAP SAINS


ANAK USIA DINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
BERBASIS BELAJAR DI RUMAH (BDR)." Tunas Siliwangi: Jurnal
Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung 6.2
(2021): 98-104.

Veronica, Nina. "Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia


Dini." Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini 4.2
(2018): 49-55.

Mu'min, Sitti Aisyah. "Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget." Al-


TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan 6.1 (2013): 89-99.

Fatmawati, Dewi, and Mallevi Agustin Ningrum. "PENGARUH METODE


EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS MENGENAL BENDA

26
CAIR PADA ANAK KELOMPOK B TK HIDAYATULLAH LIDAH KULON
1/58 SURABAYA."

Juhji, Juhji. "Pembelajaran Sains Pada Anak Raudhatul Athfal." As-Sibyan:


Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1.01 (2016): 49-59.
Yuni, Indriyani. PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN DALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LINGKUNGAN KEMAMPUAN
SAINS PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI TK ANDINI SUKARAME
BANDAR LAMPUNG. Diss. UIN Raden Intan Lampung, 2021.
SUTIRTO, DEWI YUNIARTI. "Efektifitas Metode Eksperimen Dalam
Mengembangkan Kemampuan Sains Anak Kelompok B PAUD Islam AL-
Haniif Desa Adi Dharma Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon." (2019).
Jannah, Lina Miftahul, and Bambang Prasetyo. "Pendekatan Kuantitatif."
Materi Pokok Metode Penelitian Kuantitatif (2011): 1-19.
Ulfa, Rafika. "Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan." AL-
Fathonah 1.1 (2021): 342-351.
Ratnawati, Tutik, and S. H. Sri Gunarsi. Upaya Meningkatkan Pemahaman
Sains Melalui Percobaan Benda Cair Pada Anak Kelompok A TK Pertiwi
Ngrundul 1, Kec. Kebonarum, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Diss.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Ul’fah Hernaeny, M. Pd. "POPULASI DAN SAMPEL." Pengantar Statistika
1 (2021): 33.
Firmansyah, Deri. "Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi
Penelitian: Literature Review." Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH) 1.2
(2022): 85-114.
Rahman, Taopik, and Fitri Fuadatun. "Peningkatan Kemampuan Anak Usia
Dini Mengenal Konsep Bilangan melalui Media Flashcard." Jurnal PAUD
Agapedia 1.1 (2017): 118-128.
Indarini, Diah, and R. Marmawi. "PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS
MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN." Jurnal
Santika, Desi Arianti, Edi Hendri Mulyana, and Lutfi Nur. "Pengembangan
Media Pembelajaran Model STEM pada Konsep Terapung Melayang
Tenggelam untuk Memfasilitasi Keterampilan Saintifik Anak Usia Dini."
Jurnal Paud Agapedia 4.1 (2020): 171-184.
Yusup, Febrinawati. "Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
kuantitatif." Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan 7.1 (2018)

27
Ayu, Sovia Mas, Asmara Dewi, and Rusni Fatmawati. "Pengaruh Metode
Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini di RA Al-
Amanah Bandar Lampung." Seminar Nasional Pembelajaran Matematika,
Sains dan Teknologi. Vol. 2. No. 1. 2022.
Sue, Yohana, Dwi Prasetiyawati DH, and Ismatul Khasanah. "Analisis
Penggunaan Metode Eksperimen terhadap kemampuan Anak Usia Dini Dalam
Melakukan Analisa Sebab–Akibat." Wawasan Pendidikan 1.2 (2021): 272-282.
Rahmah, Husnia. Penerapan Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Mengenal Sifat-Sifat Air Pada Anak Usia 5-6 Tahun di
RA Maryam Sei Rampah Tahun Ajaran 2018/2019. Diss. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, 2019.

28

Anda mungkin juga menyukai