PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
NURUL INDAH
NIM
2010126220028
i
DI TK MASYITOH 2 DESA KARANG INDAH PENDIDIKAN GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
NURUL INDAH
NIM 2010126220028
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MENGENAL BENDA CAIR
DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI TK
MASYITOH 2 BANJARMASIN
NURUL INDAH
NIM 2010126220028
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Proposal oleh Nurul Indah
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada tanggal 20 November 2022
Dewan penguji
Nama dan Gelar Lengkap …………….. Ketua
NIP
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP ULM
iv
DAFTAR ISI
PROPOSAL PENELITIAN................................................................................... i
PROPOSAL PENELITIAN.................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
F. Asumsi Dasar Penelitian ......................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................... 4
A. Kajian Teori ............................................................................................. 4
B. Metode Eksperimen .............................................................................. 11
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 12
D. Hipotesis ................................................................................................. 12
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 14
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ......................................................... 14
1. Pendekatan penelitian ........................................................................... 14
2. Jenis Penelitian ...................................................................................... 15
B. Rancangan/Desain Penelitian ............................................................... 15
C. Variabel Penelitian ................................................................................ 15
D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 16
E. Populasi dan Sampel ............................................................................. 16
F. Teknik Penarikan Sampel .................................................................... 17
G. Tempat, Sujek, dan Objek Penilitian .................................................. 17
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 18
I. Uji Persyaratan Analisis Data .............................................................. 22
J. Uji Hipotesis ........................................................................................... 24
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang sebelum memasuki
pendidikan dasar yang mengupayakan pembinaan untuk anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui
pemberian rangsangan demi membantu pertumbuhan memasuki
pendidikan lebih lanjut,ada 3 yaitu formal, nonformal, dan informal. Usia
0-6 tahun merupakan masa golden age,dimana anak tumbuh pesat. Seiring
dengan pendapat. Anak membutuhkan stimulasi yang tepat yakni melalui
bermain bahwa “habits that exist in the environment around children will
affect the pattern of behavior, mindsets, and patterns of sense in children”.
Perkembangan otak pada usia dini bisa dicapai melalui lingkungan
dimana anak berkembang, contohnya lingkungan keluarga ataupun
masyarakat. Novitasari (2017) “therefore, the surrounding environment
should be able to act as an adequate stimulant for early childhood.
1
mengembangkan kognitifnya sesuai tahapannya, sebagian lagi dapat
berkembang dengan beberapa hambatan, dan ada pula yang mengalami
permasalahan dalam perkembangan kognitif. (Yamin dan
Sanan,2010:150).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode eksperimen?
2. Apa pengertian kognitif anak usia dini?
3. Apa manfaat dan tujuan metode eksperimen?
C. Batasan Masalah
Peneliti membahas tentang kognitif anak dan metode eksperimen
mengenal benda cair yang digunakan untuk mengembangkan kognitif
pada anak.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian guna untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak, dan mengasah kemampuan kognitif nya.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaatnya dari yakni sebagai sarana pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak agar dapat berkembanng secara optimal dan
efektif sejalan dengan tahapan usia dan perkembangganya sehingga dapat
membantu anak dalam menempuh pendidikan lebih lanjut nantinya.
2
metode ini anak dapat menemukan sesuatu hal yang baru dengan
pengalamannya sendiri. Metode eksperimen merupakan cara yang
digunakan untuk menyajikan pembelajaran, dimana anak melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teori
4
Metode yang menggunakan Metode-metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak usia dini: bermain, karyawisata,
bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi atau eksperimen, proyek,
pemberian tugas. (Moeslichatoen, 2004: 24)
5
pembelajaran sains bisa meningkatkan kemampuan sains anak
sejak kecil mengenai belajar penemuan. Maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran sains pada anak usia dini bisa
mengembangkan aspek perkembangan anak berpikir logis dan bisa
memecahkan masalahnya sendiri melalui eksperimen atau
penemuan dengan menggunakan bahan benda cair misalnya air,
maka anak akan lebih mudah mengenal benda cair. Gross (2012),
Berbagai kegiatan sains yang menggunakan air diantaranya
adalah:
a) Konservasi volume. Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih
anak dalam memahami isi atau volume benda cair. Anak pra-
operasional belum dapat memahami konservasi volume. Oleh
karena itu, memperkenalkan anak dengan wadah, botol, atau
ember akan membantu anak memahami konservasi volume.
Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang
lebih kecil dan sebaliknya, anak belajar mengunakan bilangan
untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol
ataupun ke dalam wadah tersebut. Kegiatan ini sebaiknya
dilakukan di luar kelas agar tidak basah, sebaiknya anak
diminta memakai rompi plastik. Pada kegitan ini pula anak
dapat mengetahui banyak sedikitnya takaran air yang sudah
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain nya. Piaget (1972)
b) Tenggelam dan terapung.
Anak anak dapat mengetahui benda benda apa saja yang dapat
mengapung ataupun tenggelam.
c) Manfaat mengenal benda cair
Anak mampu menghubungkan sebab dan akibat, anak dapat
bereksplorasi tehadap berbagai benda yang ada disekitarnya,
anak paham tentang volume, memilih benda yang dapat
mengapung ataupun tenggelam, anak dapat membuat benda
6
mengapung jadi tenggelam, anak dapat membedakan larutan
dan campuran, dan menghitung percikan air.
c. Tujuan Metode Eksprimen Mengenal Benda Cair
Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa
ada benda yang tenggelam dan ada pula yang terapung. Anak
sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang
besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh
ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.
7
atau dengan benda-benda yang ada disekitar. Piaget (dalam
Musbikin, 2010:56)
Perkembangan kognitif anak usia dini berbeda dengan anak
usia selanjutnya. Perkembangan kognitif anak usia 0-2 Tahun
berada pada tahap sensorimotor dimana bayi memahami dunia
melalui tindakan fisik dan nyata terhadap rangsangan dari luar.
Perilaku berkembang dari refleks-refleks sederhana melalui
beberapa tahap menuju seperangkat skema yang terorganisasi
(perilaku yang terorganisasi) sedangkan anak usia 2-7 Tahun
berada pada tahap pra oprasional dimana anak dalam tahapan ini
masih berfikir simbolik dan bahasa sudah mulai jelas terlihat untuk
menggambarkan objek dan kejadian, namun cara berfikir anak
belum logis dan belum menyerupai orang dewasa. Piaget (dalam
Salkind, 2009:326)
b. Aspek Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dan kemampuan
primer yaitu:
1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension). Dimana
anak akan mengulangi ucapan yang telah diajarkan oleh
guru pendamping.
2) kemampuan mengingat (memory). Anak akan belajar
mengingat kegiatan apa saja yang telah dilakukan nya pada
hari itu.
3) Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning). Berpikir
nalar contohnya dimana anak mengambil suatu benda dan
dikembalikan ke tempat asalnya.
4) kemampuan bilangan (numerical ability). Anak akan
belajar berhitung angka mulai dari 1-10 begitupun
seterusnya.
5) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat
(perceptual speed) kemampuan mengamati ini dari
8
pengalaman saya melakukan kegiatan belajar mengajar di
PAUD/TK Masyitoh 2 desa Karang Indah dimana pada saat
itu anak anak diberikan tugas oleh gurunya yaitu membawa
ikan, lalu anak anak mengamati ikan tersebut, kemudian
mengetahui nama maupun jenis ikan terebut serta
habitatnya.
c. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah
memiliki kemampuan tertentu untuk mengahadapi objek-objek
yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini masih sangat sederhana,
yakni dalam bentuk kemampuan sensor motorik. Melalui
observasinya, Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif
terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan
berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang
berbeda- beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak
membuat pikiran anak lebih maju, kualitas kemajuannya berbeda-
beda. Tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut adalah tahap
sensori motorik (usia 0–2 tahun), tahap pra-opersional (usia 2–7
tahun), tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun) dan tahap
opersional formal (usia 11–15 tahun). Tahap sensorimotor. Tahap
ini berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun.
Dalam tahapan ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan
mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka dengan
gerakan motor (otot). Tahap pra-operasional. Tahap ini
berlangsung mulai usia 2 tahun sampai tujuh tahun. Tahap ini
adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis, tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasional. Tahap ini lebih bersifat
egosentris dan intuitis. Pemikiran pra-operasional terdiri dari dua
sub- tahap, yaitu tahap fungsi simbolis dan tahap pemikiran
intuitif. Dalam tahap pra-opersional juga menunjukkan
karakteristik pemikiran yang disebut centration yakni pemfokusan
9
(pemusatan) perhatian pada satu karakteristik dengan
mengabaikan karakteristik lainnya. Centration tampak jelas dalam
kurangnya konservasi dalam tahap ini. Konservasi yang dimaksud
di sini adalah ide bahwa beberapa karakteristik dari objek itu tetap
sama meski objek itu berubah penampilannya. Misalnya, orang
dewasa tahu bahwa volume air akan tetap sama meskipun dia
dimasukkan ke dalam wadah yang bentuknya berlainan. Tetapi
bagi anak kecil tidak demikan halnya. Mereka biasanya heran pada
perubahan bentuk cairan di dalam wadah yang berbeda-beda.
Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan
yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret
membuat anak bisa mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi
bukan hanya fokus pada satu kualitas objek. Pada level opersional
konkret, anak-anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang
sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka
dapat membalikkan operasi konkret ini. Yang penting dalam
kemampuan tahap operasional konkret adalah pengklasifikasian
atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan
memahami hubungnnya.
Tahap ini dimulai dengan tahap progressive decentring di usia
tujuh tahun. Sebagian besar anak telah memiliki kemampuan
untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau
jumlah benda cair. Maksud ingatan yang dipertahankan di sini
adalah gagasan bahwa satu kuantitas akan tetap sama walaupun
penampakan luarnya terlihat berubah. Jika Anda memperlihatkan
4 kelereng dalam sebuah kotak lalu menyerakkannya di lantai,
maka perhatian anak yang masih berada pada tahap pra-
opersional akan terpusat pada terseraknya kelereng tersebut dan
akan percaya jumlahnya bertambah banyak. Sebaliknya, anak-
anak yang telah berada pada tahap opersional konkret akan segera
tahu bahwa jumlah kelereng itu tetap 4. Anak pun akan tahu jika
10
anda menuangkan susu yang ada di gelas gendut ke gelas ramping,
maka volumenya tetap sama, kecuali jika jumlah susu yang
dituangkan memang sengaja dibedakan.
B. Metode Eksperimen
11
C. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
12
terlihat anak-anak sudah bisa membuat kesimpulan terhadap hasil
percobaan yang dilakukan karena pada saat proses percobaan
berlangsung anak- anak memperhatikan dengan serius, dan pada aspek
mengkomunikasikan dalam mengkomunikasikan hasil dan proses
percobaan kedepan kelas anak-anak sudah berani dan tidak terlihat malu-
malu.
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan sains anak mengenal benda cair. Kemampuan
sains pada aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan meningkat dari siklus I ke siklus
II perbedaan persentase antara siklus I ke Siklus II sebesar 12,6%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa setiap siklusnya meningkat yang berarti
bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan sains anak.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan penelitian
a. Pendekatan Kualitatif
Penelitian/penyelidikkan secara sistematis memerlukan
metode-metode. Metodelogi penelitian berisi penge- tahuan yang
mengkaji mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Adalah
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid (soheh) dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
menganti- sipasi masalah yang bersangkutan dari data alami dan
mempunyai akurasi yang mendalam.
Wardoyo, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan ter- tentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu:
Rasional, Empiris, dan Sistematis. Rasional yaitu pengetahuan disusun
dengan meng- gunakan pikiran dan masuk akal (ada penalaran). Logika
menjadi tumpuan. Rasionalisme memberikan konsistensi pengetahuan.
Empiris adalah pendekatan memisahkan pengetahuan berdasarkan
fakta/fenomena dengan yang tidak berdasarkan fakta.
b. Pendekatan Kuantitatif
Istilah kuantitatif dan kualitatif, orang akan beranggapan
bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang hasilnya menyajikan
angka-angka atau sekadar persentase. Sementara itu, penelitian
kualitatif adalah penelitian yang hasilnya berupa kata-kata atau
kalimat, misalnya, menyamakan pendekatan kuantitatif dengan
pendekatan positivis, sedangkan pendekatan kualitatif disamakan
dengan pendekatan interpretif. Neuman (2003) dan Smith (1983)
14
2. Jenis Penelitian
B. Rancangan/Desain Penelitian
C. Variabel Penelitian
15
D. Jenis dan Sumber Data
2. Sumber Data
1. Populasi
16
Terdapat berbagai macam sampel tergantung pada jenis penilitan
yang diambil. Pengambilan sampel terdiri dari dua cara yaitu sample
acak dan tidak acak.
1. Tempat Penelitian
2. Subjek Penelitian
Adapun subjek dari penilitan ini yaitu murid yang berusia 4-5 tahun
di TK masyitoh 2 desa Karang Indah.
3. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini sesuai dengan judul yang dipilih oleh peniliti
yaitu “Metode Eksperimen Mengenal Benda Cair Untuk
Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini di TK
Masyitoh 2” guna mendapatkan informasi untuk orang tua guru,
maupun peniliti sendiri.
17
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Kemampuan kognitif
a. Jenis Instrument
b. Definisi Konseptual
c. Defnisi Oerasional
18
perubahan lingkungan pun dapat mempengaruhi perkembangan
nya, maka dari itu anak mempunyai stimulasi khusus dari orang
tua maupun pendamping anak sendiri dan lingkungan nya.
d. Kisi-kisi Instrumen
a. Jenis Instrumen
19
dan permasalahan. Proses pembelajaran sains ini dengan konsep
terapung, melayang, dan tenggelam. Keterampilan proses sains
terdiri dari mengamati, menalar, mengklarifikasi,
mengeksperimen/mencoba, dan memprediksi.
b. Definisi Konseptual
c. Definisi operasional
20
perlahan lilin akan mencair dengan sendirinya. Yang dimaksud
benda cair itu tudak hanya air tetapi dari bahan bahan yang di
sebutkan oleh peniliti tersebut dapat dikatakan benda cair pula.
Setelah itu guru dapat menanyakan kepada peserta didik
berupa pertanyaan sederhana misalnya, apa warna lilin, bentuk
lilin, dan bagaimana proses mencairnya benda tersebut.
Kemudian apa warna dan rasa permen dll. Setelah selesai
melakukan percobaan anak anak akan mengevaluasi kegiatan
yang baru saja dilakukan.
d. Kisi-kisi Intrumen
21
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
3. Uji Instrumen
22
bukan berarti data yang jumlah nya kurang dari 30 (n<30) tidak
berdistribusi normal. Selain itu, penguji normalitas dilakukan untuk
memudahkan peneliti dalam menentukan jenis analisis statistika yang
digunakan. Adapun teknik pengolahan data sebagai berikut:
23
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Nilai= x100%
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
N : Banyak anak
J. Uji Hipotesis
24
K. Teknik Analisis Data
a. Tahap Pengamatan
Peneliti menggunakan teknik ini karena pengamatan adalah metode
yang ampuh untuk memperoleh kebenaran, dimana anak anak
mampu menyebutkan sifat, warna dan bentuk benda.
b. Tahap Memprediksi
Pada tahap ini anak memberikan dugaan sementara tentang apa yang
dilihat nya, dan proses terjadinya suatu perubahan dari percobaan
yang anak lakukan.
c. Tahap menyimpulkan
Pada tahap ini anak anak mampu memberikan penjelasan dan
mengulangi peristiwa yang baru saja dilakukan nya, menjelaskan
sebab dan akibat, dan tahap tahap nya.
25
DAFTAR RUJUKAN
26
CAIR PADA ANAK KELOMPOK B TK HIDAYATULLAH LIDAH KULON
1/58 SURABAYA."
27
Ayu, Sovia Mas, Asmara Dewi, and Rusni Fatmawati. "Pengaruh Metode
Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini di RA Al-
Amanah Bandar Lampung." Seminar Nasional Pembelajaran Matematika,
Sains dan Teknologi. Vol. 2. No. 1. 2022.
Sue, Yohana, Dwi Prasetiyawati DH, and Ismatul Khasanah. "Analisis
Penggunaan Metode Eksperimen terhadap kemampuan Anak Usia Dini Dalam
Melakukan Analisa Sebab–Akibat." Wawasan Pendidikan 1.2 (2021): 272-282.
Rahmah, Husnia. Penerapan Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Mengenal Sifat-Sifat Air Pada Anak Usia 5-6 Tahun di
RA Maryam Sei Rampah Tahun Ajaran 2018/2019. Diss. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, 2019.
28